Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

REKAYASA LINGKUNGAN BIOTIK


DAN
ABIOTIK BENDUNGAN

OLEH :

Yurin Artalita

Vebriola Belo p.k

Heri Anto Sambolangi

Kalep Arda

Sawal
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena tlah
memberi rahmat karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Rekayasa
Lingkungan Biotik Dan Abiotik Bendungan dengan baik sesuai yang di harapkan.

Dengan terselesainya makalah ini,maka tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.

Demikian makalah yang kami buat,mohon kritik dan sarannya jika ada kekurangan dalam
penyusuan makalah ini.semoga makalh ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan bagi kami
selaku penulis.

Makassar,4 april 2022


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan..............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian bendungan......................................................................................2
B. Dampak pembangunan bendungan................................................................2
C. Dampak biotik dan abiotik bendungan..........................................................4
D. Fungsi dan manfaat bendungan......................................................................9
E. Jenis-jenis bendungan......................................................................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................................13
B. Saran..................................................................................................................14

Kata Pengantar.............................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hampir di setiap wilayah Indonesia terdapat banyak sungai besar maupun kecil
yangmenguasai hampir 80% hajat hidup masyarakat Indonesia, terutama petani sebagai
basisdasar negara Agraris. Kebutuhan akan ketersediaan air pada suatu daerah sangatlah
perludiperhatikan dikarenakan air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang tidak
bisadipisahkan dari kehidupannya. Indonesia merupakan daerah yang memiliki dua musim
yaknimusim kemarau dan musim penghujan. Sehingga perlu dikembangkan potensi -
potensisungai tersebut guna meningkatkan hasil produksi pertanian, salah satunya
denganmembangun bendung.

Bendung adalah suatu bangunan yang dibuat dari pasangan batu kali, bronjong atau
beton, yang terletak melintang pada sebuah sungai yang tentu saja bangunan ini dapatdigunakan
pula untuk kepentingan lain selain irigasi, seperti untuk keperluan air minum, pembangkit listrik
atau untuk penggelontoran suatu kota. Menurut macamnya bendung dibagidua, yaitu bendung
tetap dan bendung sementara, bendung tetap adalah bangunan yangsebagian besar konstruksi
terdiri dari pintu yang dapat digerakkan untuk mengatur ketinggianmuka air sungai sedangkan
bendung tidak tetap adalah bangunan yang dipergunakan untukmeninggikan muka air di sungai,
sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapatdialirkan ke saluran irigasi dan petak
tersier.

Bendung sebagai salah satu contoh bangunan air mencakup hampir keseluruhan aspek
bidang ketekniksipilan, yaitu struktur, air, tanah, geoteknik, dan manajemen konstruksididalam
perencanaan teknis strukturnya. Untuk mendapatkan struktur bendung yang tepat perlu dilakukan
analisis dan perhitungan yang detail dan menyeluruh, hal ini dikarenakanadanya hubungan saling
ketergantungan dari banyak aspek dalam pelaksanaannya.

B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui biotik dan abiotik dalam bendungan?
2. Apa itu bendungan?
3. Macam-macam bendungan?
4. Maffat bendungan?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bendungan
Bendungan adalah bangunan yang
berupa urugan tanah, urugan batu, beton,
dan atau pasangan batu yang dibangun
selain untuk menahan dan menampung air,
dapat pula dibangun untuk menahan dan
menampung limbah tambang (tailing), atau
menampung lumpur sehingga terbentuk
waduk (Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun
2010 tentang Bendungan).
Bendungan berfungsi sebagai penangkap air dan menyimpannya di musim hujan
waktu air sungai mengalir dalam jumlah besar dan yang melebihi kebutuhan baik untuk
keperluan. Bendungan digunakan untuk keperluan irigasi, air minum industri, tempat
rekreasi, tempat penampungan limbah, cadangan air minum, pengendali banjir,
perikanan, pariwisata dan olahraga air.
B. Dampak Pembangunan Bendungan
Pembangunan bendung dan bendungan bermanfaat untuk menampung air dan
menaikkan level air untuk saluran irigasi, perikanan maupun tempat wisata, dll.
Pembangunan bendung yang melintang di sungai jika ditinjau dari segi restorasi sungai
mempunyai dampak negatif bagi kehidupan biotik dan abiotik di sungai.

beberapa dampak tersebut antara lain sebagai berikut:

1. .mengungubah Keseimbangan Angkutan Sedimen Dengan dibangunnya bendungan


atau bendung di sungai, akan terjadi perubahan keseimbangan angkutan sedimen
(sediment balance). Dengan bendung atau bendungan maka proses degradasi dan
agradasi di sepanjang sungai akan terganggu. Di bagian hulu akan terjadi surplus
sedimen sedangkan di bagian hilir terjadi defisit sedimen. Defisit sedimen di bagian
hilir akan berpengaruh pada penggerusan di bagian hilir bendung atau bendungan.
Terganggunya keseimbangan sedimen akan dapat menginisasi terjadinya erosi dan
sedimentasi di berbagai tempat yang sulit diprediksi.
Dengan bendung atau bendungan permanen, maka akan terjadi pemutusan
ekosistem alur sungai secara drastis dari ekosistem yang bersifat terbuka dari hulu
hingga hilir,menjadi ekosistem yang terpisah. Sungai bukan lagi sebagai ekosistem
terbuka tapi suatu ekosistem yang semi terbuka atau tertutup. Penanggulangan
dampak negatif dari ketidakseimbangan angkutan sedimen ini adalah dengan cara
membangun bendung semi permanen atau bendung karet. Untuk konstruksi
bendungan sampai saat ini belum ada teknologi yang efektif untuk dapat menjamin
keseimbangan sedimen hulu - hilir. Teknologi pipa pengurasan (culvert) juga belum
bisa menanggulangi masalah ini.

2. Merubah Elevasi Muka Air Tanah Dengan pembendungan maka akan terjadi
perubahan muka air tanah. Peningkatan muka air tanah ini tidak mesti berdampak
positif bag vegetasi di tempat yang bersangkutan. Karena banyak vegetasi yang tidak
sesuai hidup pada kondisi muka air tanah tinggi. Dengan demikian perlu diupayakan
konservasi dan kompresinya.

3. Pengurangan Debit Air Pada Sungai Utama Pada pembangunan bendung, sering sungai
utama akan menderita defisit sungai. Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar di
bawah yang merupakan suatu contoh pembangunan bendung untuk pembangit tenaga
air dengan menggunakan konstruksi kering. Dengan konstruksi tersebut, satu sisi
mudah mengerjakannya karena semua konstruksi di kerjakan ditempat yang kering.
Setelah konstruksi selesai, bagian akhir pembatas sungai dengan saluran dibuka.
Namun jika jumlah air yang dipakai untuk memutar turbin melebihi batas maksimal ,
sehingga jumlah air yang masih mengalir ke sungai utama di bawah debit air
minimum yang harus ada untuk ekologi, maka ekosistem sungai utama akan rusak.
Pada hakekatnya ekosistem sungai memerlukan debit minimal atau tinggi muka air
minimal untuk menjamin kelangsungan hidup ekosistem tersebut. Oleh karena itu
perlu ditetapkan dulu debit minimal yang harus disediakan di sungai utama tersebut.
Demikian juga bendung-bendung irigasi yang mengambil sebagian besar air sungai
untuk pertanian, perlu dikaji terlebih dahulu tentang kebutuhan air untuk ekologi
bagian hilir sungai

4. Peningkatan Luas Genangan Pembangunan bendung atau bendungan di suatu sungai


biasanya menimbulkan perluasan area genangan. Perluasan area genangan ini selain
berdampak positif terhadap meningkatnya konservasi air, juga dapat berdampak
negatif terhadap ekosistem wilayah sungai yang tergenangi. Panjang daerah yang
terkena dampak negatif terhadap ekosistem sungai di bagian hulu pembendungan
adalah sepanjang back water effect. Pada prinsipnya dengan penggenangan ini akan
menyebabkan terjadinya penurunan kecepatan air (mendekati tidak bergerak) dan
kedalaman air bertambah. Perubahan kecepatan dan kedalaman air ini jelas akan
berdampak pada flora dan fauna di bagian hulu bendung atau bendungan tersebut.
Penyelesaian masalah ini adalah dengan cara memperkecil areal genangan. Dalam
perencanaannya harus dipilih suatu tempat yang mempunyai head cukup dengan
areal genangan seminimal mungkin.

5. Penurunan Dinamika Alamiah Sungai Sungai sebagai suatu sistem alamiah mempunyai
derajat dinamika tinggi. Dalam arti, dengan heterogenitas fisik sungai alamiah yang
tinggi, mendorong terjadinya dinamisasi sungai yang tinggi. Dinamisasi sungai
tersebut akan berkurang jika di sungai dibangun bendung misalnya untuk
hydropower plant. Dengan bendung dan saluran buatan, kondisi sungai menjadi
homogen. Misalnya kecepatan air akan menjadi nol, maka air akan relatif tetap
(homogen), profil melintang dan memanjang berbentuk trapesium atau segiempat
(homogen). Dengan kondisi homogen ini maka diversifikasi vegetasi dan fauna akan
menurun. Penyelesaian masalah ini dapat dilakukan dengan membangun bendung
gerak. Jika hal ini tidak memungkinkan dapat dilakukan dengan cara kompensasi
lingkungan, yaitu mengganti kondisi heterogen sepanjang back water tile yang ada di
tempat lain.

6. Memutus Daur Hidup Jenis Ikan Tetentu

C. Dampak Biotik Dan Abiotik Bendungan

a. dampak biotik bendungan

 Transmigrasi.

Dunia bendungan yang tanpa rasa telah


menjadikan air menjadi api bagi rakyat
setempat, mereka semula yang telah tinggal
berketurunan dan beranak pinak di suatu
pemukiman tersebut harus terpaksa dipindakan.
Karena desa yang mereka tempati dulu harus
ditenggelamkan untuk areal sekitar untuk
waduk buatan maupun waduk alamiah( danau).

Tak jarang dalam proses pembebasan lahan terpaksa harus ikut campur tangan aparat
militer, hal tersebut membuktikan bahwa pembangunan bendungan masyarakat akan
realitas dan praktek pelanggaran HAM dan kejahatan akan nilai-nilai kemanusiaan.

Bendungan Volta di Ghana misalnya, telah memindahkan secara massal lebih dari
78.000 manusia yang berasal dari 700 kota dan desa. Danau Kainji di Nigeria
memindahkan 42.000 orang, bendungan tinggi Aswan 120.000 orang, bendungan Kariba
50.000 orang, bendungan keban di Turki 30.000 orang, bendungan Ubolratana di
Tahiland 30.000 orang, sementara proyek pamong di Vietnam memindahkan secara
massal penduduk setempat sebanyak 450.000 orang3.

Jika di perkirakan akan ada jutaan manusia di belahan bumi ini yang terdiri dari
bangsa-bangsa pribumi yang akan dipindahkan secara massal melalui tindakan
pemaksaan, dimana mereka harus meninggalakan tanah leluhur dan bertarung dalam
sebuah kehidupan baru yang tidak pasti.
 Meningkatnya Pengaguran Dan Kemiskinan.

Masyarakat yang berada disekitar


bendungan semulanya memiliki pekerjaan
sebagai petani dan nelayan. Pekerjaan
tersebut telah dapat mencukupi kehidupan
mereka. Tapi setelah pembanguna
bendungan selesai mereka yang telah
menekuni pekerjaan tersebut terpaksa harus
kehilangan karena lahan yang mereka telah
tempati akan di tenggelamkan.

Dalam banyak kasus yang terjadi di beberapa Negara, imbas dari transmigrasi yang
dilakukan pemerintah adalah kehilangaan pekerjaan dan meraka harus menghadapi
kenyataan bahwa kerasnya hidup karena ketidak pastian atas jaminan kehidupan seperti
masadepan ekonomi, kebutuhan untuk terpenuhinnya kebutuhan dasar, bahkan sering kali
melahirkan konflik-konflik baru secara horizontal.

Salah satu warga yang terkena dampak dalam pembanguna bendungan di Laos benama
Duong Dee, kepala Desa Som Long. Keluarganya telah hidup di sana selama lebih dari
tiga generasi. Ia menuturkan bendungan yang dibangun di bagian hulu sungai telah
menghancurkan mata pencaharian tradisional mereka.

 Ancaman Keselamatan.

Volume air yang ditampung oleh bendungan


dapat mengacam keselamatan warga yang tinggal
di hilir sungai. Karena tekanan air yang ditampung
oleh bendungan dapat melemahkan konstruksi
bendungan terlebih dalam pembanguna bendungan
ini berada di daerah yang terdapat aktivitas rawan
gempa.

Jika gempa bumi itu nantinya meruntuhkan


bendungan yang bersangkutan dan melepaskan
volume air besar yang tersimpan dalam waduk,
dapat menelan ribuan masyarakat yang tinggal di
daerah hilir. Seperti yang terjadi beberapa bulan
lalu runtuhnya situ gintung. waduk situ gintung
merupakan salah satu waduk yang dibangun pada
1932 oleh Belanda sebagai bagian dari sistem
pengendalian banjir wilayah selatan jakarta.
Mengingat kontruksi situ yang telah tua dimana kontruksi situ hanya terbuat dari
endapan tanah membuat waduk tak mampu lagi menerima volume air dalam jumlah yang
besar dan akibat ketidakmampuan tersebut waduk situ gintung akhirnya memuntahkan
bebannya ke pemukiman warga yang tinggal di hilirnya dan telah menelan puluhan
korban jiwa dan mengahancurkan ratusan ruma penduduk.

 Sarang Penyakit.

Sementara waduk sangat membantu manusia, mereka juga dapat berbahaya juga. Salah
satu efek negatif adalah bahwa waduk dapat menjadi tempat berkembang biak untuk
vektor penyakit. Hal ini berlaku terutama di daerah tropis dimana nyamuk (yang vektor
untuk malaria ) dan keong (yang vektor untuk Schistosomiasis ) dapat mengambil
keuntungan dari air yang mengalir lambat.

 Bendungan menghambat ikan untuk melakukan migrasi (bertelur) dan Punahnya


spesies ikan local

Menurut para peneliti dari Universitas Umea, swedia, telah menemukan perubahan
habitat sepanjang pinggiran sungai tempat pembangunan bendungan. Dimana salah satu
dampak dari pembangunan bendungan ini adalah terjadinya penurunan beberapa jenis
ikan. Bendungan bisa menghalangi jenis ikan- ikan tertentu yang melintas bebas, atau
membuat mereka bisa lewat tetapi tidak mampu kembali lagi. Akhirnya ada beberapa
jenis ikan yang terancam punah dan sudah punah. Diantara jenis- jenis ikan salmon –
semacam badar – yang terbiasa mengikuti aliran sungai.

b. dampak abiotik bendungan

 Ancaman Banjir di Pemukiman Warga.

Warga yang tinggal jauh dari bibir sungai


mungkin tidak akan ditranmigrasikan ke
daerah lain. Sehingga mereka dapat tinggal di
bibir waduk. Tetapi masalah selanjutnya yang
warga hadapi adalah banjir yang mengenangi
pemukiman warga ketika hujan. Banjir tidak
hanya mengacam warga yang tinggal di sekitar
bendungan tetapi juga mengancam warga yang
bermukim di hilir sungai karena sewaktu hari
hujan volume air yang berada di bendungan
meningkat sehingga harus dibuka untuk
menstabikan volume air.
Di sebuah ladang sayur di tepi sungai, petani lokal, Ng, menggambarkan apa yang terjadi
pada saat pintu air dibuka. “Begitu naik, air langsung merendam pinggir sungai. Tidak
hanya merendam daerah ini tapi juga desa saya. Kami tidak menerima peringatan apapun,
hanya melihat air makin naik. Bulan lalu juga, air naik lagi sehingga tanaman kami rusak.
Sekarang kami harus menanamnya lagi.”

Akibat dari buka tutupnya pintu air di bendungan ini berimbas kepada lahan pertanian
milik warga. Karena membuat volume air yang berada di hilir sungai meningkat dan
mengenagi sawah- sawah dan sayur-sayuran warga sehingga warga mengalami gagal
panen karena berhektar –hektar sawah mereka membusuk akibat terendam air.

 Hilangnya hutan karena penggenangan

Bendungan juga menyebabkan penggenangan air terhadap ribuan hektar hutan.


Perencanaan bendungan seringkali mengabaikan nilai ekologis yang sulit dinyatakan dari
pemeliharaan tanah, pengisian kembali air tanah, stabilisasi iklim, pemurnian air dan
udara serta perlindungan terhadap kehidupan margasatwa di dalamnya.

 Penurunan kesuburan di bagian hilir

Pembangunan bendungan nantinya akan mencegah endapan air sungai dibawa ke hilir
dan laut. Padahal endapan tersebut mengandung bahan-bahan bergizi tinggi untuk tanah.
Menurut hasil penelitian dari Universitas Umea, di Swedia. Yang lebih mengherankan
adalah bahwa bendungan juga mempengaruhi tumbuh- tumbuhan yang berada di
sepanjang aliran sungai di bagian hilir. Setidak- tidaknya jenis tanaman yang berada
dikiri dan kanan sungai. Selama 70 tahun pembanguna bendungan di swedia, jenis
tumbuhan yang punah mencapai 15 persen.

 Hilangnya sedimen dan terjadinya erosi di daerah pantai

Masalah ekologi selanjutnya yang disebabkan oleh hilangnya kadar sedimen dari air di
hilir adalah erosi tanah di daerah pantai atau delta. Karena semua hasil pada beban
sedimen bendungan hilir berkurang, sungai dibendung dikatakan "lapar" untuk sedimen.
Karena laju deposisi sedimen sangat berkurang membuat pasokan deposit ( zat- zat
nuttrien) untuk sungai berkurang tetapi laju erosi tetap hampir konstan, aliran air
menggerogoti di tepi sungai dan dasar sungai, mengancam ekosistem pantai,
memperdalam sungai, dan penyempitan sungai. mengurangi kadar air, homogenisasi
aliran sungai dan ekosistem sehingga mengurangi variabilitas, mengurangi dukungan
untuk satwa liar, dan mengurangi jumlah sedimen mencapai dataran pantai dan delta.
 Hilangnya lahan pertanian

Jika bendungan beroperasi, maka air


waduknya mulai naik menggenangi areal-areal
tanah yang luas. Dalam banyak kasus, daerah
yang tergenang mengandung ribuan hektar
tanah pertanian yang baik.

 Berkembangbiaknya bibit penyakit

Bendungan besar dapat menimbulkan


kondisi-kondisi yang mendatangkan
penyakit-penyakit dimana aliran yang
terhambat sangat baik untuk
berkembangnya nyamuk dan keong.
"Mengubah sistem sungai ke danau juga
menciptakan habitat lebih untuk siput dan
nyamuk yang membawa malaria, demam
berdarah dan schistosomiasis, yang
menyebabkan peningkatan jumlah kasus
penyakit ini."    

 Mempengaruhi suhu air

Di daerah tropis pengaruh suhu tidaklah berarti dalam pembangunan bendungan akan
tetapi Pembangunan bendungan di Negara yang memiliki empat  musim, berpengaruh
langsung terhadap suhu air. Dimana Air waduk biasanya lebih hangat di musim dingin
dan lebih dingin di musim panas. Tetapi lain halnya setelah pembangunan air di sungai di
sungai menjadi lebih dingin di musim hujan dan sebaliknya.
 Hal ini berdampak pada tanaman dan hewan yang hidup disepanjang aliran sungai
ini,baik yang berada waduk  maupun di sungai, sehingga sering menciptakan lingkungan
yang tidak alami bagi spesies lokal. Penurunan substansial dalam keberhasilan
penangkapan ikan salmon Atlantik dan Sewin di Sungai Towy telah membuktikan
berhubungan dengan suhu air berkurang disebabkan oleh debit air bawah dari Llyn
Brianne.

D.Fungsi Dan Manfaat Bendungan

Menurut Sarono dkk (2007), terdapat beberapa fungsi dan manfaat bendungan, yaitu
sebagai berikut:

a. Irigasi

Pada saat musim hujan, air hujan yang turun di daerah tangkapan air sebagian besar akan
ditampung sehingga pada musim kemarau air yang tertampung tersebut dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain sebagai irigasi lahan pertanian.

b. Penyediaan Air Baku

Waduk selain sebagai sumber untuk pengairan persawahan juga dimanfaatkan sebagai
bahan baku air minum dimana daerah perkotaan sangat langka dengan air bersih.

c. Sebagai PLTA

Dalam menjalankan fungsinya sebagai PLTA, waduk dikelola untuk mendapatkan


kapasitas listrik yang dibutuhkan. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah suatu
sistem pembangkit listrik yang biasanya terintegrasi dalam bendungan dengan
memanfaatkan energi mekanis aliran air untuk memutar turbin, diubah menjadi energi
listrik melalui generator.

d. Pengendali Banjir

Pada saat musim hujan, air hujan yang turun di daerah tangkapan air sebagian besar akan
mengalir ke sungai-sungai yang pada akhirnya akan mengalir ke hilir sungai yang tidak
jarang mengakibatkan banjir di kawasan hilir sungai tersebut, apabila kapasitas tampung
bagian hilir sungai tidak memadai. Dengan dibangunnya bendungan-bendungan di bagian
hulu sungai maka kemungkinan terjadinya banjir pada musim hujan dapat dikurangi dan
pada musim kemarau air yang tertampung tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan, antara lain untuk pembangkit listrik tenaga air, untuk irigasi lahan pertanian,
untuk perikanan, untuk pariwisata dan lain-lain.
e. Perikanan

Untuk mengganti mata pencaharian para penduduk yang tanahnya digunakan untuk
pembuatan waduk dari mata pencaharian sebelumnya beralih ke dunia perikanan dengan
memanfaatkan waduk untuk peternakan ikan di dalam jaring-jaring apung atau karamba-
karamba

f. Pariwisata dan Olahraga Air

Dengan pemandangan yang indah waduk juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi
dan selain tempat rekreasi juga dimanfaatkan sebagai tempat olahraga air maupun sebagai
tempat latihan para atlet olahraga air

E. Jenis-Jenis Bendungan

Menurut Sani (2008), bendungan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis atau tipe,
yaitu:

a. Bendungan berdasarkan ukuran

Berdasarkan ukuranya, terdapat dua jenis bendungan, yaitu:

1. Bendungan besar (Large Dams). Bendungan yang tingginya lebih dari 10 m, diukur
dari bagian bawah pondasi sampai puncak bendungan. 

2. Bendungan kecil (Small Dams). Semua bendungan yang tidak memiliki syarat sebagai
bendungan besar (Large Dams).

b. Bendungan berdasarkan tujuan pembangunan

Berdasarkan tujuan pembangunannya, terdapat dua jenis bendungan, yaitu:

1. Bendungan dengan tujuan tunggal (Single Purpose Dams). Bendungan dengan tujuan
tunggal (Single Purpose Dams) adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu
tujuan saja misalnya PLTA. 

2. Bendungan serba guna (Multi Purpose Dams). Bendungan serba guna (Multi Purpose
Dams) adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan, misalnya
untuk irigasi, PLTA, pariwisata dan perikanan.
c. Bendungan berdasarkan penggunaannya 

Berdasarkan penggunaannya, terdapat tiga jenis bendungan, yaitu:

1. Bendungan membentuk waduk (Storage Dams). Bangunan yang dibangun untuk


membentuk waduk guna menyimpan air pada waktu kelebihan agar dapat dipakai pada
waktu diperlukan.

2. Bendungan penangkap atau pembelok air (Diversion Dams). Bendungan yang


dibangun agar permukaan air lebih tinggi, sehingga dapat mengalir masuk kedalam
saluran air atau terowongan air. 

3. Bendungan untuk memperlambat air (Distension Dams). Bendungan yang dibangun


untuk memperlambat air sehingga dapat mencegah terjadinya banjir.

d. Bendungan berdasarkan jalannya air 

Berdasarkan jalannya air, terdapat dua jenis bendungan, yaitu:

1. Bendungan untuk dilewati air (Overflow Dams), adalah bendungan yang dibangun
untuk dilewati air misalnya, pada bangunan pelimpas (Spillway). 

2. Bendungan untuk menahan air (Non Overflow Dams), adalah bendungan yang sama
sekali tidak boleh dilewati air. Biasanya dibangun berbatasan dan biasanya terbuat dari
beton, pasangan batu, atau pasangan bata.

e. Bendungan berdasarkan konstruksinya 

Berdasarkan konstruksinya, terdapat empat jenis bendungan, yaitu:

1. Bendungan serbasama (Homogeneus Dams), adalah bendungan yang lebih dari


setengah volumenya terdiri dari bahan bangunan yang seragam.

2. Bendungan urungan berlapis-lapis (Zoned Dams), adalah bendungan yang terdiri dari
beberapa lapisan yaitu, lapisan kedapan air (WaterTight Layer), lapisan batu (Rock
Zones), lapisan batu teratur (Rip-rap) dan lapisan pengering (Filter zones). 

3. Bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di muka (Impermeable Face
Rock Fill Dams), adalah bendungan urugan batu berlapis-lapis yang lapisan kedap airnya
diletakan di sebelah hulu bendungan . lapisan yang biasanya dipakai adalah aspal dan
beton bertulang. 
4. Bendungan beton (Concrete Dams), adalah bendungan yang dibuat dari konstruksi
beton baik dengan tulangan atau tidak. Pembagian tipe bendungan berdasarkan fungsi.

f. Bendungan berdasarkan fungsi 

Berdasarkan fungsinya, terdapat beberapa jenis bendungan, yaitu: bendungan pengelak


pendahuluan (Primary Cofferdam, Dike ), bendungan pengelak (Cofferdam), bendungan
utama (Main Dams), bendungan sisi (High Level Dams), bendungan ditempat rendah (Saddle
Dams), tanggul (Dyke, Levee), bendungan limbah industry (Industrial Waste Dams), dan
bendungan pertambangan (Mine Tailing Dam, Tailing Dams).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hal-hal yang dapat di simpulkan dari materi di atas adalah:
 Dalam pembangunan bendungan,bendungan dapat membuat dampak biotik dan abiotic
di sekitarnya terganggu,misalnya pada biotik:
a) Transmigrasi warga sekitar
b) Meningkatnya pengangguran dan kemiskinan
c) Ancaman keselamatan
d) Sarang penyakit
e) Menghambat ikan untuk melakukan migrasi dan punahnya spesies ikan local
Sedangan pada abiotic:
a) Ancaman banjir di pemukiman warga
b) Hilangnya hutan karena penggenangan
c) Penurunan kesuburan di bagian hilir
d) Hilangnya sedimen dan terjadinya erosi di daeah pantai
e) Hilangnya lahan pertanian
f) Berkembangbiaknya bibit penyakit
g) Mempengaruhi suhu air
 Dalam pembangunan bendungan juga memiliki funsi dan manfaat
a) Irigasi
b) Penyediaan air baku
c) Sebagai PLTA
d) Pengendali banjir
e) Perikanan
f) Parawisata dan olah raga
 Bendungan juga terbagi dalam beberapa jenis,yaitu:
a) Bendungan berdasarkan ukuran
b) Bendungan berdasarkan tujuan pembangunan
c) Bendungan berdasarkan pembangunannya
d) Bendungan berdasarkan konstrusinya
e) Bendungan berdasarkan jalan airnya
f) Bendungan bedasarkan funsinya
B. Saran
Dalam perencanaan suatu bangunan air seperti bendungan,perlu pemilihan lokasi yang
tepat berdasarkan faktor-faktor, seperti keadaan topografi, keadaan hidrologi, kondisi
topografi, kondisi hidraulik, dan morfologi.kondisi tanah serta biaya perencanaan.selain
itu,pemilahan tipe bendungan yang tepat dan perlu memperhatikan stabilitasbendung
tersebut,agar tidak mempengaruhi biotik dan abiotic di sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/35128131/MAKALAH_BENDUNGAN
https://pdfcoffee.com/tugas-rekayasa-lingkungan-2-pdf-free.html
https://www.kajianpustaka.com/2018/12/pengertian-fungsi-manfaat-dan-jenis-
bendungan.html

Anda mungkin juga menyukai