Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH METODE PELAKSANAAN

KONSTRUKSI
DAM

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Pelaksanaan


Konstruksi
Dosen Pengampu : Nor Hidayati, S.T., M.T.

Disusun oleh :
1. Sudibya Bayu Aji (201230000504)
2. Muhammad Kamal (201230000506)
3. Firman Fajar Saputro (201230000507)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan Rahmat dan hidayah dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Metode Pelaksanaan Konstruksi Dam.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dariberbagai pihak sehingga dapat
memperlancar penyusunan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada
kekurangan dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini dengan
baik
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat atau inspirasi bagi pembaca

Jepara, 13 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................

2.1 Pengertian Dam....................................................................................................

2.2 Fungsi Dam..........................................................................................................

2.3 Macam-Macam Dam............................................................................................

BAB III Pembahasan..................................................................................................

3.1 Metode Pelaksanaan Konstruksi Dam..................................................................

BAB IV PENUTUP...................................................................................................

4.1 Kesimpulan..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konstruksi dam atau bendungan telah menjadi bagian penting dari
sejarah manusia sejak zaman kuno. Dalam sejarah peradaban manusia,
bendungan digunakan untuk mengatur aliran sungai dan menyimpan air
untuk memenuhi kebutuhan irigasi dan kebutuhan rumah tangga. Pada saat
itu, bendungan dibangun dengan menggunakan bahan-bahan sederhana
seperti batu, kayu, dan tanah liat.
Di era modern, konstruksi dam menjadi semakin penting dengan
adanya peningkatan kebutuhan air untuk pertanian, industri, dan kebutuhan
rumah tangga. Dam juga digunakan untuk menghasilkan energi listrik
melalui pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Pembangunan dam modern
dimulai pada awal abad ke-20, dan hingga kini telah dibangun ribuan dam di
seluruh dunia.
Meskipun konstruksi dam memberikan manfaat yang besar bagi
manusia, seperti mengatur aliran sungai dan menyediakan air bersih dan
energi, namun konstruksi dam juga dapat menimbulkan dampak lingkungan
yang serius. Dampak lingkungan yang mungkin timbul akibat pembangunan
dam antara lain perubahan aliran sungai, erosi tanah, penurunan kualitas air,
dan hilangnya habitat alami bagi hewan dan tumbuhan. Oleh karena itu,
perencanaan, perancangan, dan pelaksanaan konstruksi dam harus
memperhatikan aspek lingkungan dan berkelanjutan untuk meminimalkan
dampak negatif pada lingkungan dan masyarakat sekitar.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang diangkat pada makalah ini ialah
bagaimanakah cara dan proses pembuatan pengerjaan bendungan?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberi gambaran serta
tahap-tahap tentang metode pelaksanaan pengerjaan konstruksi dam yang
ada di Indonesia

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Dam
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk
menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi.
Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke
sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga
memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang
tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan (Wikipedia).
Bendungan memiliki beberapa manfaat penting antara lain irigasi,
penyediaan air bersih, sebagai PLTA, pengendali banjir, perikanan,
pariwisata dan olahraga air. Dalam pembangunan bendungan tentu
bertujuan untuk memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi
masyarakat. Pembangunan ditujukan untuk mencapai kondisi yang
lebih baik dari sebelumnya.
Bendungan merupakan bangunan air yang dibangun secara
melintang sungai, sedemikian rupa agar permukaan air sungai di
sekitarnya naik sampai ketinggian tertentu, sehingga air sungai tadi
dapat dialirkan melalui pintu sadap ke saluran-saluran pembagi
kemudian hingga ke lahan-lahan pertanian (Kartasapoetra, 1991:37).
Suatu bendungan dapat dipandang dari beberapa segi yang masing-
masing menghasilkan tipe bendungan yang berbeda-beda. Dalam hal
ini pembagian dari tipe bendungan dapat dilihat dari tujuh keadaan,
yaitu: berdasarkan ukurannya, tujuan pembangunannya,
penggunaannya, jalannya air, konstruksi, fungsinya dan menurut
ICOLD (The International Commission on Large Dams).
2.2 Fungsi Dam
Beberapa manfaat yang diberikan oleh waduk antara lain
(Sarono .W, Eko and Asmoro, Widhi; 2007):
1. Irigasi
Pada saat musim hujan, air hujan yang turun di daerah
tangkapan air sebagian besar akan ditampung sehingga pada

4
musim kemarau air yang tertampung tersebut dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain sebagai
irigasi lahan pertanian.
2. Penyediaan Air Baku
Waduk selain sebagai sumber untuk pengairan persawahan
juga dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum dimana
daerah perkotaan sangat langka dengan air bersih. II-4
3. Sebagai PLTA
Dalam menjalankan fungsinya sebagai PLTA, waduk
dikelola untuk mendapatkan kapasitas listrik yang dibutuhkan.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah suatu sistem
pembangkit listrik yang biasanya terintegrasi dalam bendungan
dengan memanfaatkan energi mekanis aliran air untuk memutar
turbin, diubah menjadi energi listrik melalui generator.
4. Pengendali Banjir
Sungai dengan debit air yang besar jika tidak dikendalikan
dengan cermat maka akan membahayakan masyarakat sekitar
sungai, maka permasalahan tersebut dapat dijadikan sebagai
latar belakang dari pembangunan waduk. Pada saat musim
hujan, air hujan yang turun di daerah tangkapan air sebagian
besar akan mengalir ke sungai-sungai yang pada akhirnya akan
mengalir ke hilir sungai yang tidak jarang mengakibatkan banjir
di kawasan hilir sungai tersebut, apabila kapasitas tampung
bagian hilir sungai tidak memadai. Dengan dibangunnya
bendungan-bendungan di bagian hulu sungai maka
kemungkinan terjadinya banjir pada musim hujan dapat
dikurangi dan pada musim kemarau air yang tertampung
tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara
lain untuk pembangkit listrik tenaga air, untuk irigasi lahan
pertanian, untuk perikanan, untuk pariwisata dan lain-lain.

5
5. Perikanan
Untuk mengganti mata pencaharian para penduduk yang
tanahnya digunakan untuk pembuatan waduk dari mata
pencaharian sebelumnya beralih ke dunia perikanan dengan
memanfaatkan waduk untuk peternakan ikan di dalam jaring-
jaring apung atau karamba-karamba.
6. Pariwisata dan Olahraga Air
Dengan pemandangan yang indah waduk juga dapat
dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi dan selain tempat rekreasi
juga dimanfaatkan sebagai tempat olahraga air maupun sebagai
tempat latihan para atlet olahraga air
2.3 Macam Macam Dam
Bendungan mempunyai bermacam-macam jenis, antara lain
(Sarono .W, Eko and Asmoro, Widhi; 2007):
1. Tipe bendungan berdasarkan pembangunannya:
a. Bendungan dengan tujuan tunggal (single purpose dam)
adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan
saja, misalnya II-2 untuk pembangkit tenaga listrik, irigasi,
pengendali banjir, atau tujuan lainnya tetapi hanya untuk satu
tujuan saja.
b. Bendungan serbaguna (multipurpose dam) adalah
bendungan yang dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan,
misalnya: Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan irigasi,
pengendali banjir dan PLTA, air minum dan irigasi, dan lain
sebagainya.
2. Tipe bendungan berdasarkan penggunaannya:
a. Bendungan penampung air (storage dam) adalah
bendungan yang digunakan untuk menyimpan air pada masa
surplus dan dipergunakan pada masa kekurangan, termasuk
dalam bendungan penampung adalah tujuan rekreasi, perikanan,
pengendali banjir, dan lain-lain.
b. Bendungan pembelok (diversion dam) adalah bendungan

6
yang digunakan untuk meniggikan muka air, biasanya untuk
keperluan mengalirkan air ke dalam sistem aliran menuju ke
tempat yang memerlukan.
c. Bendungan penahan (detention dam) adalah bendungan
yang digunakan untuk memperlambat dan mengusahakan
seminimal mungkin efek aliran banjir yang mendadak. Air
ditampung secara berkala/sementara, dialirkan melalui
pelepasan (outlet). Air ditahan selama mungkin dan dibiarkan
meresap di daerah sekitarnya.
3. Tipe bendungan berdasarkan jalannya air:
a. Bendungan untuk dilewati air (overflow dam) adalah
bendungan yang dibangun untuk dilimpasi air pada bangunan
pelimpah (spillway).
b. Bendungan untuk menahan air (non overflow dam) adalah
bendungan yang sama sekali tidak boleh dilimpasi air.
4. Tipe bendungan berdasarkan material pembentuknya:
a. Bendungan urugan (rock fill dam, embankment dam)
adalah bendungan yang dibangun dari hasil penggalian bahan
(material) tanpa tambahan bahan lain yang bersifat campuran
secara kimiawi, jadi betul-betul bahan pembentuk bangunan asli.
Bendungan ini masih dibagi lagi menjadi dua yaitu bendungan
urugan serba sama II-3 (homogeneous dam) adalah bendungan
apabila bahan yang membentuk tubuh bendungan tersebut terdiri
dari tanah yang hampir sejenis dan mempunyai gradasi (susunan
ukuran butiran) hampir seragam. Kedua adalah bendungan
zonal, adalah bendungan apabila timbunan yang membentuk
tubuh bendungan terdiri dari batuan dengan gradasi (susunan
ukuran butiran) yang berbeda-beda dalam urut-urutan pelapisan
tertentu.
b. Bendungan beton (concrete dam) adalah bendungan yang
dibuat dari konstruksi beton baik dengan tulangan maupun tidak.
Kemiringan permukaan hulu dan hilir tidak sama pada

7
umumnya bagian hilir lebih landai dan bagian hulu mendekati
vertikal dan bentuknya ramping. Bendungan ini dibagi lagi
menjadi dua yaitu bendungan beton berdasarkan berat sendiri
stabilitas tergantung pada massanya, bendungan beton dengan
penyangga (butterss dam) dimana permukaan hulu menerus dan
hilirnya pada jarak tertentu ditahan, bendungan berbentuk
lengkung serta bendungan beton kominasi.

8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Metode Pelaksanaan Konstruksi Dam
Metode pelaksanaan konstruksi dam dapat dilakukan dengan
berbagai cara tergantung pada jenis, ukuran, dan lokasi dari dam
yang akan dibangun. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa metode
pelaksanaan konstruksi dam yang umum dilakukan.
1. Metode konvensional
Metode konvensional adalah metode pelaksanaan
konstruksi dam yang paling umum dilakukan. Metode ini
dilakukan dengan cara membangun bendungan dengan
menggunakan bahan-bahan konstruksi seperti batu, beton,
dan tanah. Berikut adalah tahapan pelaksanaan metode
konvensional dalam pembangunan konstruksi dam:
 Pembersihan Lokasi: Tahap ini meliputi pembersihan
area yang akan digunakan untuk pembangunan
konstruksi. Pembersihan dapat dilakukan dengan cara
membuang material yang tidak diperlukan seperti
pohon, rumput, dan batu.
 Penggalian: Tahap ini meliputi penggalian lubang
yang akan digunakan sebagai dasar dari konstruksi
dam. Lubang tersebut kemudian akan diisi dengan
lapisan pasir dan kerikil untuk meningkatkan daya
dukung dasar.
 Pembuatan Fondasi: Setelah lubang digali dan diisi
dengan material yang tepat, tahap selanjutnya adalah
pembuatan fondasi. Fondasi dibuat dengan
menggunakan beton bertulang atau batu yang
kemudian diletakkan di atas lapisan pasir dan kerikil.
 Pembuatan Plint: Tahap ini meliputi pembuatan
dinding samping dam atau plint. Plint dibuat dengan
menggunakan beton bertulang atau batu yang

9
kemudian diletakkan di atas fondasi.
 Pengisian Material Bangunan: Tahap ini meliputi
pengisian material bangunan ke dalam plint. Material
tersebut dapat berupa batu, beton, atau tanah yang
kemudian akan diatur sedemikian rupa untuk
membentuk struktur dam.
 Pemasangan Inti dan Kerangka: Setelah material
bangunan terisi dengan cukup, tahap selanjutnya
adalah pemasangan inti dan kerangka. Inti dibuat
dengan menggunakan material impermeabel seperti
tanah liat yang berfungsi untuk mencegah air
merembes ke dalam struktur dam. Sedangkan
kerangka dibuat dengan menggunakan beton
bertulang yang berfungsi untuk memberikan kekuatan
struktur dam.
 Pemasangan Pintu Air dan Generator: Tahap ini
meliputi pemasangan pintu air yang berfungsi untuk
mengatur aliran air dalam dan keluar dari dam. Selain
itu, pemasangan generator juga dilakukan untuk
menghasilkan energi listrik.
 Pengaturan Sistem Pengairan: Tahap terakhir dalam
metode konvensional adalah pengaturan sistem
pengairan. Sistem pengairan harus dirancang dengan
baik untuk memastikan bahwa air dapat diatur dengan
benar dan struktur dam tetap aman.
Itulah tahapan-tahapan yang biasanya dilakukan dalam
metode konvensional dalam pembangunan konstruksi dam.
Proses tersebut memerlukan waktu yang lama dan biaya yang
tinggi, namun hasilnya dapat menghasilkan struktur dam
yang kuat dan tahan lama
2. Metode Roller Compacted Concrete (RCC)
Metode Roller Compacted Concrete (RCC) adalah metode

10
yang relatif baru dalam pembangunan konstruksi dam, yang
dikembangkan sebagai alternatif dari metode konvensional yang
lebih mahal dan memerlukan waktu yang lama. Metode ini
menggunakan beton dengan konsistensi yang lebih padat dan lebih
kuat daripada beton biasa, namun masih bisa diatur dengan
menggunakan alat berat. Berikut adalah langkah-langkah umum
dalam metode RCC dalam pembangunan konstruksi dam:
 Persiapan lokasi: persiapan lokasi yang meliputi
pembersihan, pengukuran, dan pengamatan kondisi tanah
harus dilakukan terlebih dahulu. Hal ini penting untuk
menentukan desain dan persyaratan teknis yang diperlukan
dalam pembangunan RCC.
 Persiapan campuran beton: campuran beton harus diatur
agar memenuhi persyaratan teknis yang dibutuhkan dalam
pembangunan RCC. Biasanya, campuran beton RCC terdiri
dari campuran semen, agregat, dan bahan tambahan lainnya
yang membantu meningkatkan kekuatan beton.
 Pemasangan kerangka baja: kerangka baja dipasang di area
yang akan diisi dengan beton RCC. Kerangka baja
digunakan untuk memberikan struktur dan kekuatan yang
dibutuhkan pada bagian RCC yang dibangun.
 Pemasangan beton: setelah kerangka baja terpasang, beton
RCC dipasang dengan menggunakan alat berat seperti
roller compactor. Roller compactor digunakan untuk
meratakan permukaan beton dan menghilangkan
gelembung udara yang dapat merusak struktur beton.
 Penyelesaian permukaan beton: setelah beton RCC
terpasang dan diratakan, permukaan beton harus dirapihkan
dengan mesin atau alat lain untuk memastikan permukaan
beton yang rata dan halus.
 Pemasangan aksesori: aksesori seperti pintu air, spillway,
dan generator harus dipasang pada dam RCC setelah beton

11
mengering.
Metode RCC memiliki beberapa keuntungan, seperti waktu
konstruksi yang lebih cepat, biaya yang lebih rendah, dan
kemampuan struktural yang kuat. Namun, metode ini juga memiliki
kelemahan, seperti memerlukan perawatan dan perbaikan yang
lebih sering, serta kesulitan dalam membangun struktur yang
kompleks. Oleh karena itu, sebelum menggunakan metode RCC,
harus mempertimbangkan dengan hati-hati untuk memastikan
bahwa metode ini cocok untuk kebutuhan proyek konstruksi dam.
3. Metode Rockfill
Metode Rockfill dalam pelaksanaan konstruksi dam adalah
salah satu metode yang sering digunakan untuk membangun
bendungan. Metode ini melibatkan penggunaan batuan sebagai
bahan utama untuk membangun dam. Batuan ini dipilih dan diatur
sedemikian rupa agar memenuhi persyaratan teknis dan kekuatan
yang diperlukan dalam membangun dam. Berikut adalah langkah-
langkah umum dalam metode Rockfill dalam pelaksanaan
konstruksi dam:
 Persiapan lokasi: Persiapan lokasi meliputi pembersihan,
pengukuran, dan pengamatan kondisi tanah harus dilakukan
terlebih dahulu. Hal ini penting untuk menentukan desain
dan persyaratan teknis yang diperlukan dalam
pembangunan Rockfill dam.
 Pemilihan batuan: Batuan yang digunakan harus memenuhi
persyaratan teknis dan kekuatan yang diperlukan untuk
membangun dam. Batuan ini biasanya memiliki ukuran
yang besar dan harus disusun sedemikian rupa agar
memberikan kekuatan dan stabilitas yang cukup pada dam.
 Pembersihan batuan: Batuan yang digunakan harus
dibersihkan terlebih dahulu dari tanah, debu, dan bahan lain
yang tidak diinginkan. Hal ini dilakukan untuk memastikan
bahwa batuan yang digunakan memiliki kualitas yang baik

12
dan memenuhi persyaratan teknis yang diperlukan.
 Pemasangan batuan: Batuan kemudian ditempatkan dan
disusun secara hati-hati di atas fondasi. Susunan batuan
yang dimaksud di sini adalah susunan yang membentuk
dinding dam. Batuan kemudian dipadatkan dengan
menggunakan alat berat untuk memastikan kekuatan dan
stabilitas dam.
 Pemasangan perlengkapan tambahan: Perlengkapan
tambahan seperti pintu air, spillway, dan generator harus
dipasang pada dam setelah pembangunan Rockfill dam
selesai.
Metode Rockfill memiliki keuntungan dalam hal waktu
pembangunan yang lebih cepat, biaya yang lebih rendah, dan
kemampuan struktural yang kuat. Namun, metode ini juga
memiliki kelemahan, seperti memerlukan perawatan dan perbaikan
yang lebih sering, serta ketidakmampuan dalam membangun
struktur yang sangat tinggi. Oleh karena itu, sebelum menggunakan
metode Rockfill, harus mempertimbangkan dengan hati-hati untuk
memastikan bahwa metode ini cocok untuk kebutuhan proyek
konstruksi dam.

13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam pembangunan konstruksi dam, terdapat berbagai macam
metode pelaksanaan yang dapat digunakan, seperti metode konvensional,
RCC, dan Rockfill. Setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan
yang harus dipertimbangkan dengan hati-hati sebelum memilih metode
yang tepat untuk proyek konstruksi dam yang sedang dilakukan.
Metode konvensional adalah metode yang paling umum digunakan
dan melibatkan penggunaan bahan konstruksi seperti batu, beton, dan
tanah. Metode RCC menggunakan campuran beton yang dicampur dengan
baja tulangan untuk memperkuat kekuatan dam. Sementara itu, metode
Rockfill melibatkan penggunaan batuan sebagai bahan utama untuk
membangun dam.
Setiap metode memiliki keuntungan dan kerugian. Metode
konvensional dapat memakan waktu dan biaya yang tinggi, sementara
metode RCC dan Rockfill memiliki kecepatan pembangunan yang lebih
cepat dan biaya yang lebih rendah. Namun, metode RCC memerlukan
teknologi yang lebih canggih dan pengawasan ketat dalam proses
pembangunan. Sementara itu, metode Rockfill memerlukan perawatan dan
perbaikan yang lebih sering.
Oleh karena itu, dalam memilih metode pelaksanaan konstruksi
dam, harus dipertimbangkan dengan hati-hati berdasarkan kebutuhan
proyek, biaya, waktu, teknologi yang tersedia, dan kebutuhan perawatan di
masa depan. Dalam semua metode pelaksanaan, persiapan lokasi dan
pengawasan ketat selama proses pembangunan sangat penting untuk
memastikan keamanan dan kualitas dam yang dibangun.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.undip.ac.id/
Soedibyo. 1993. Teknik Bendungan. Jakarta : Pranadya Paramita

15

Anda mungkin juga menyukai