Anda di halaman 1dari 13

NAMA : DEA ANGGIENG PERMATA PUTRA

NIM : 418110020

UTS : BANGUNAN AIR 2

UTS BANGUNAN AIR II

Perkembangan Teknologi Bendungan di Indonesia pada umumnya dan di NTB pada khususnya. Lengkapi
dengan dimensi bendungan, gambar, dan data-data lain yang dianggap perlu.

Perkembangan Teknologi di Indonesia

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI mendefinisikan bendungan sebagai


"bangunan yang berupa tanah, batu, beton, atau pasangan batu yang dibangun selain untuk
menahan dan menampung air, dapat juga dibangun untuk menampung limbah tambang atau
lumpur."

Bendungan (dam) dan bendung (weir) sebenarnya merupakan struktur yang berbeda.[2] Bendung
(weir) adalah struktur bendungan berkepala rendah (lowhead dam), yang berfungsi untuk
menaikkan muka air, biasanya terdapat di sungai. Air sungai yang permukaannya dinaikkan akan
melimpas melalui puncak / mercu bendung (overflow). Dapat digunakan sebagai pengukur
kecepatan aliran air di saluran / sungai dan bisa juga sebagai penggerak pengilingan tradisional
di negara-negara Eropa. Di negara dengan sungai yang cukup besar dan deras alirannya,
serangkaian bendung dapat dioperasikan membentuk suatu sistem transportasi air. Di Indonesia,
bendung dapat digunakan untuk irigasi bila misalnya muka air sungai lebih rendah dari muka
tanah yang akan diairi.

Sejauh ini mungkin banyak dari kita yang mengira bahwa dam hanya berfungsi untuk pertanian
saja. Sebenarnya fungsi bendungan sangat beragam. Mengutip dari
ppid.dpmptsp.jatengprov.go.id, berikut ini beberapa kegunaan dam:
1. Tempat cadangan air.
2. Mencegah terjadinya banjir.
3. Penyedia irigasi. Sebagai sumber energi untuk pembangkit listrik.
4. Tempat konservasi tumbuhan dan hewan.
5. Sarana olahraga. Tempat wisata.
6. Mempermudah transportasi di pedalaman.
7. Menyediakan sumber daya hayati.
8. Mempermudah transportasi di pedalaman.
9. Menyediakan sumber daya hayati.

Membahas soal banjir, teknologi bendung karet diterapkan di sejumlah sungai di Indonesia guna
mengendalikan banjir.

Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melalui
keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (6/3/2020) menuturkan, penerapan inovasi
teknologi diperlukan agar pembangunan infrastruktur menjadi lebih baik. Dapatkan informasi,
inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Baca juga: Minimalisasi Banjir Indramayu,
Pemerintah Kebut Proyek Bendung Karet Teknologi ini berupa kantong karet yang dipasang
melintang pada sungai atau aliran air. Seperti di Kali Perawan di Indramayu, Provinsi Jawa Barat
pada 2017. Kemudian di Kanal Banjir Barat (KBB) di Kota Semarang. Selain sarana pengendali
banjir, teknologi ini juga berfungsi untuk menaikkan tinggi muka air sehingga dapat
dimanfaatkan untuk mengairi saluran irigasi, penyediaan air baku.

Teknologi bendung karet Lihat Foto Teknologi bendung karet(Dok. Biro Komunikasi Publik
Kementerian PUPR) Pemasangan bendung karet memiliki sejumlah keunggulan antara lain
pelaksanaan pembangunanannya relatif cepat dan sederhana. Selain itu, bentang gate panel dapat
lebih panjang (maksimum 100 meter), tanpa atau sedikit pilar. Lalu. tubuh bendung fleksibel
dapat mengikuti bentuk fondasi, konstruksi sub struktur atau fondasi pun relatif lebih ringan
sehingga biaya lebih murah. Bendung karet dianggap lebih fleksibel terhadap penurunan tanah.
Sistem pengoperasian dan pemeliharaannya tidak membutuhkan daya dan biaya yang besar, serta
tidak memerlukan perawatan dengan pengecatan karena tidak korosi. Setelah dipasang, bendung
karet dapat mengairi area irigasi pertanian seluas 308 hektar di Kali Perawan. Lalu memberokan
pasokan air irigasi seluas 2.307 hektar, dan mendukung suplai air tawar industri perikanan seluas
200 hektar. Sementara di KBB, bendung karet dapat mengendalikan banjir. Saat musim hujan,
air yang masik ke KBB ditahan di bendung tersebut.
Teknologi bendung karet Lihat Foto Teknologi bendung karet(Dok. Biro Komunikasi Publik
Kementerian PUPR) Kemudian ketika ketinggian air mencapai elevasi 2,4 meter, air langsung
didorong ke hilir sungai dan mengalir ke laut. Sedangkan saat musim kemarau, bendung karet
duang dibangun sepanjang 155,5 meter tersebut berfungsi sebagai penampungan dengan
kapasitas sekitar 700.000 meter kubik. Basuki melanjutkan, pengoperasian teknologi ini
dilakukan dengan memompa air atau udara pada bendung karet untuk menahan aliran air. Saat
karet menggelembung, aliran air sungai akan tertahan untuk menaikkan tinggi muka air.
Sebaliknya, jika ingin menurunkan muka air, maka, bendung karet dapat dikempiskan secara
manual atau otomatis. Bahkan, teknologi ini dapat dibuat rata penuh dengan dasar sungai atau
saluran.

Bendungan Terbesar di Indonesia Sebagai negara agraris, Indonesia membutuhkan bendungan


agar sektor pertanian tetap berjalan dengan baik. Menurut data di databoks, pembangunan 53
bendungan masuk dalam rencana pencapaian di bidang infrastruktur tahun ini. Mengutip dari
ilmugeografi.com, berikut daftar waduk atau bendungan terbesar di Indonesia.

1. Waduk Jatiluhur

Waduk ini berada di 100 kilometer arah tenggara dari Jakarta. Dam ini dibangun sejak
tahun 1957 dan bisa menampung air dalam jumlah yang banyak dan bisa mengaliri ke
area persawahan hingga 242 ribu hektar.
Perikanan disini dilakukan oleh warga setempat dengan menggunakan jaring terampung
yang biasa disebut kerramba (warga menyebut kerambak).

2. Bendungan Karangkates

Dam ini ada di Malang, Jawa Timur. Karangkates mendapatkan aliran air dari Sungai
Brantas. Dibangun pada tahun 1957 hingga 1977, bendungan ini menjadi Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA). Selain itu, Waduk Karangkates juga menjadi tempat rekreasi
masyarakat sekitar.
Pemeliharaan ikan dengan memanfaatkan perairan di waduk Ir Sutami ini terjadi
semenjak era reformasi, yang sebelumnya menangkap dan memelihara ikan di perairan
ini dilarang oleh pihak pemilik bendungan.
Selain manfaat sebagai sarana pariwisata dan perikanan, Bendungan Sutami yang juga
biasa disebut "dam" oleh masyarakat setempat ini juga memiliki manfaat lain, yaitu
digunakan sebagai akses oleh para pengentara motor untuk melintas pada siang hari
dengan membayar karcis. Mereka yang sering melintas mayoritas adalah warga yang
tinggal di wilayah selatan waduk, seperti warga Kalipare dan Donomulyo.

3. Waduk Gajah Mungkur

Bendungan terbesar di Indonesia selanjutnya yaitu Waduk Gajah Mungkur. Waduk ini
ada di Wonogiri, Jawa Tengah. Waduk ini dibangun pada tahun 1970an dan mendapatkan
aliran air dari Sungai Bengawan Solo. Waduk Gajah Mungkur biasanya dimanfaatkan
untuk pengairan sawah, sumber PLTA, dan objek wisata bagi masyarakat yang tinggal di
Wonogiri dan sekitarnya. Baca Juga Waskita Karya Bangun Bendungan Rukoh di Aceh
Rp 456 Miliar
Kemudian rencana induk pembangunanya dirumuskan pada tahun 1972-1974 dengan
bantuan Overseas Technical Cooperation of Jepang. Lalu mulai dibangun pada akhir
tahun 1976-1981 dan mulai beroperasi pada tahun 1982.
Perkembangan Teknologi di NTB
Satu tahun NTB Gemilang mendapat hadian indah. Setelah menyelesaikan pembangunan dua
bendungan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yakni Mila dan Tanju, Pembangunan
Bendungan Meninting di Lombok Utara dimulai. Bendungan ini akan menelan biaya Rp 1,4
triliun. Ditargetkan sudah rampung pada 2022. Inilah infrastruktur yang keberadaannya sangat
diimpikan masyarakat Bumi Gora. Bendungan Meninting, dipastikan akan mampu mengatasi
krisis air bersih yang melanda Lombok saban tahun.

Dimulainya pembangunan Bendungan Meninting ditandai dengan groundbreaking di lokasi


utama bendungan di Desa Bukit Tinggi, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat. Gubernur H
Zulkieflimansyah memimpin langsung aksi groundbreaking bersama Direktur Jenderal Sumber
Daya Air Kementerian PUPR Hari Suparyogi. Groundbreaking ditandai dengan menekan tombol
Sirine. Kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti oleh Gubernur.
Hadir juga mendampingi Gubernur Danrem/162 Wira Bhakti Kolonel CZI Rizal Ramdhani, Pj.
Sekretaris Daerah NTB H Iswandi, serta para pejabat dari Lombok Barat dan lingkup Pemprov
NTB.

PT Hutama Karya (Persero) tetap membangun paket I Bendungan Meninting selama pandemi
Covid-19. Proses pembangunan kini baru mencapai 6,5 persen dari jadwal yang ditentukan.
Direktur Operasi II Hutama Karya Novias Nurendra mengatakan bahwa proses pembangunan
Bendungan Meninting kini sedikit lebih cepat dari yang ditentukan. Adapun, bendungan tersebut
dijadwalkan rampung pada Oktober 2023.
"Sekarang tim di lapangan sedang mengerjakan penggalian tanah di atas permukaan sungai yang
ditargetkan selesai pada April 2021. Penggalian di bawah level sungai baru bisa dikerjakan
setelah bangunan pengelak atau diversion tunnel selesai dibangun," katanya melalui keterangan
resmi.
4 Proyek Bendungan Rampung Desember 2020 Novias menyatakan bahwa pembebasan lahan
masih menghadapi tantangan berupa area water loss yang ditemukan saat proses soil
investigation. Hal tersebut membuat tim proyek melakukan penyesuaian seperti pekerjaan
timbunan, grout cap, dan grouting pada area galian yang selesai dikerjakan agar tidak
menghambat pembebasan lahan. Bendungan Meninting memiliki volume bendungan sebesar
12,18 juta meter kubik dengan luas genangan mencapai 53,6 hektare. Bendungan tersebut
diharapkan dapat mengairi daerah irigasi seluas 1.559,29 hektare dengan kebutuhan air baku
sekitar 0,15 meter kubik per detik. Selain Bendungan Meninting, Hutama Karya juga menggarap
Bendungan Pelaparado, Bendungan Bintang Bano, Bendungan Tanju, dan Bendungan Mila.
Novais menilai proyek-proyek bendungan tersebut dapat memberi dampak positif bagi
masyarakat di Nusa Tenggara Barat.

Bendungan Meninting merupakan bendungan yang baru dimulai pengerjaannya tahun 2019 dan
termasuk dalam pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam rangka mendukung
ketahanan pangan dan air, khususnya di Kawasan Timur Indonesia. Bendungan yang Siap
Digunakan Tahun Ini Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan kunci pembangunan di
wilayah NTB adalah ketersediaan air.

“Dengan adanya suplai air yang kontinu dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu
kali tanam setahun, bisa bertambah menjadi 2-3 kali tanam,” kata Menteri Basuki dilansir dari
laman Kementerian PUPR.
Pembangunan bendungan berkapasitas tampung 9,4 juta m3 ini dikerjakan dalam 2 paket dengan
kebutuhan biaya sebesar Rp822,3 miliar.
Paket pertama mulai dari persiapan, pembangunan jalan masuk, bendungan utama, dan pekerjaan
pendukung lainnya. Paket kedua meliputi pekerjaan jalan relokasi, bangunan pengelak, bangunan
pelimpah, dan bangunan fasilitas. Hingga 1 April 2020, progres konstruksi paket I mencapai
3,72% dan paket II mencapai 1,28.

Pembangunan Bendungan Rajui Rampung, Hasil Pertanian Meningkat Kontruksi Bendungan


Meninting dibangun dengan tinggi spillway 79 meter dan panjang pelimpah 16 meter serta
memiliki areal genangan seluas 52,78 hektar dan tampungan maksimal 12,18 juta m3. Kehadiran
Bendungan Meninting berpotensi memberikan manfaat untuk mengairi daerah irigasi seluas
1.559,29 Ha, memenuhi kebutuhan air baku untuk Kabupaten Lombok Barat bagian Utara
sebesar 150 liter/detik, menyediakan energi listrik sebesar 2 x 0.4 MW, dan juga sebagai
destinasi wisata baru yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

Anda mungkin juga menyukai