Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Selain memiliki potensi air permukaan yang begitu besar Wilayah Sungai
(WS) Brantas juga dihadapkan dengan permasalahan bidang pengairan seperti
penyediaan air baku untuk industri, irigasi, pembangkit energi listrik, dan
pengendalian

banjir.

Bentuk

keseriusan

pemerintah

untuk

mengatasi

permasalahan tersebut adalah dengan memberikan investasi untuk pembangunan


prasarana pengairan seperti waduk. Sejumlah besar waduk di Indonesia saat ini
kondisinya tergolong sangat kritis akibat adanya sedimentasi, hal ini dikarenakan
minimnya biaya operasi dan pemeliharaan (O&P) yang dianggarkan oleh
pemerintah. Akibat adanya sedimentasi daya tampung dari waduk semakin lamasemakin berkurang, sehingga pemenuhan air baku, baik untuk industri, air minum,
maupun PLTA tidak sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu waduk yang
mempunyai masalah sedimentasi yang tinggi adalah Waduk Selorejo.
Pembangunan Bendungan Selorejo diawali dengan pekerjaan persiapan
oleh Dinas Pengairan Provinsi Jawa Timur tahun 1963-1965, pembuatan
pelindung awal (primary cofferdam) dan terowongan pengelak (diversion tunnel)
oleh PN Nindya Karya tahun 1965-1966, kemudian dilanjutkan pembangunan
secara keseluruhan oleh Proyek Induk Serbaguna Kali Brantas sejak tahun 1966
hingga selesai tahun 1976. Pada saat ini pengelolaan Waduk Selorejo
diserahoperasikan kepada Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta I (PJT I).

Pembangunan Bendungan Selorejo bertujuan untuk pengendalian banjir


1000 tahunan sebesar 920m3/det dapat dikendalikan menjadi 360 m3/det dan
banjir 250 tahunan sebesar 720 m3/det dapat dikendalikan menjadi 260 m3/det,
Pemberian Air Irigasi sebagai tambahan pelayanan kebutuhan irigasi untuk daerah
irigasi (DI) Lemurung dan DI Serinjing seluas 5.700 ha, pembangkit listrik
tenaga air (PLTA) Selorejo (4,5 MW), PLTA Mendalan (24 MW) dan PLTA
Siman (10,8 MW), kemudian untuk Perikanan, dan Pariwisata.
Waduk Selorejo memiliki luas daerah pengaliran sebesar 236 km 2, dengan
kapasitas maksimum waduk tahun 1970 sebesar 62,3 juta m3dan pada tahun 2007
sebesar 41,867 juta m3 (berkurang 32,80%), sedangkan kapasitas tampungan
sedimen tahun 1970 sebesar 12,2 juta m3 dan pada tahun 2007 sebesar 2,032 juta
m3(berkurang 73,6%). Kapasitas tampungan sedimen tersebut dapat diketahui
bahwa laju sedimentasi untuk Waduk Selorejo cukup tinggi, oleh sebab itu
perencanaan program yang tepat untuk kegiatan O&P sangat diperlukan untuk
menghadapi masalah sedimentasi.
Selama masa operasional Waduk Selorejo telah mengalami berkurangnya
ketersediaan air dengan jumlah yang sangat besar. Salah satu faktor yang
mempengaruhi berkurangnya ketersediaan air adalahadanya sedimen yang
mengendap pada dasar waduk. Pola penyebaran sedimen tergantung dari topografi
waduk, ukuran butiran dan pola operasional waduk tersebut. Endapan sedimen
pada dasar waduk menyebabkan berkurangnya volume efektif waduk.
Untuk mengatasi tingginya laju sedimentasi pada Waduk Selorejo, telah
dilakukan berbagai upaya pengendalian sedimen oleh Perum Jasa Tirta I. Usaha-

usaha yang telah dilakukan adalah konservasi tanah, penghijauan kembali dan
pembuatanbeberapa check dam pada Kali Konto yang merupakan daerah aliran
sungaiprioritas. Usaha lain yang dapat dilakukan untuk mengendalikan laju
sedimentasi adalah dengan melakukan pengerukan waduk dengan menggunakan
kapal keruk. Pengerukan waduk membutuhkan biaya yang sangat tinggi oleh
karena itu harus dilakukan usaha pengendalian sedimen yang baik untuk
mencegah masuknya sedimen ke dalam waduk.

B. Lokasi Penelitian
Waduk Selorejo merupakan salah satu waduk tahunan yang dibangun di
Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur.
Lokasi waduk terletak pada Kali Konto yang masuk dalam anak sungai Kali
Brantas, tepat di bawah pertemuannya dengan Kali Kwayangan, 50 km di
sebelah Barat kota Malang, pada ketinggian 650 m dpl. Waduk ini menerima air
dari 3 sungai utama yaitu : Kali Konto, Kali Pinjal, dan Kali Kwayangan, serta
mempunyai luas daerah tangkapan air 236 km.
Di hulu Waduk Selorejo terdapat Sabo Dam Tokol yang berfungsi untuk
menangkap sedimen yang akan masuk ke Waduk Selorejo dan di hilirnya terdapat
Sabo Dam Mendalan (beserta saluran suplesinya ke Kolam Siman), Kolam Harian
Mendalan atau Kolam Sekuli, Kolam Siman, PLTA Mendalan (24 mW), PLTA
Siman (10,8 mW) dan Pondage Siman (untuk irigasi) yang dibangun pada zaman
Belanda. Waduk Selorejo merupakan salah satu dari beberapa waduk tahunan

yang dikelola oleh Perum Jasa Tirta I, sedangkan untuk PLTA Mendalan dan
PLTA Siman dikelola oleh PT. Pembangkit Jawa Bali (PT. PJB).

Kali Konto
Saluran Irigasi
Jombang

Pondage
Siman
(u/irigasi)
Groundsill
berpintu

Pintu
Pintu

PLTA Siman
Kali Kwayangan

Kolam Siman
PLTA Mendalan
Suplesi

Kolam Sekuli

Sabo Dam
Mendalan

Terowong dg kapasitas
Q = 9,25 m/detik

Waduk Selorejo

Kali Konto

Kali Nogo

PLTA Selorejo

Bendungan
Selorejo

Sabo Dam
Tokol

Kali Pinjal

G. Kelud

Gambar 4 :
Aliran Air di Hilir
Waduk Selorejo

Gambar 1.1. Lokasi Waduk Selorejo

Gambar 1.2. Cascading PLTA Selorejo, PLTA Mendalan, dan PLTA Siman

Gambar 1.3. Skema Sistem Aliran Bendungan Selorejo

C. Rumusan Masalah
Permasalahan sedimentasi merupakan permasalahan utama yang dihadapi
dalam pengelolaan Waduk Selorejo. Alih fungsi lahan dan teknik pertanian yang
tidak memadai, seperti pembabatan hutan menyebabkan erosi di bagian hulu dari
5

daerah aliran sungai (DAS). Erosi merupakan salah satu penyebabtimbulnya


sedimentasi, baik secara alamiah, geologi, maupun akibat campur tanganmanusia.
Tingkat erosi tinggi tersebut mengalir melalui Kali Konto dan anak sungainya dan
langsung masuk ke Waduk Selorejo, sehingga menyebabkan tingkat sedimentasi
yang tinggi di Waduk.
Masalah utama yang dihadapi dalam pembangunan dan pengoperasian
waduk adalah bagaimana menjaga agar umur manfaat waduk sesuai dengan yang
direncanakan bahkan bisa lebih lama lagi. Dampak dari tingkat sedimentasi yang
tinggi akan mengurangi fungsi dan umur Waduk Selorejo serta mengganggu
operasional dari PLTA. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan
kajianmasalah sedimentasidari sungai-sungai utama sehingga penanganan/
pemeliharaan masalah sedimentasi di waduk selorejo dapat dilaksanakan dengan
optimal.

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui perkiraan sedimen yang masuk ke Waduk Selorejo khususnya
dari ketiga sungai utamanya yaitu Kali Konto, Kali Kwayangan dan Kali Pinjal,
serta upaya untuk penanganannya.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui laju sedimentasi Waduk Selorejo berdasarkan pengukuran
echosounding yang telah dilakukan oleh PJT I.

b. Untuk mengetahui besarnya perkiraan laju sedimentasi yang masuk


melalui sungai ke Waduk Selorejo berdasarkan data angkutansedimen
layang (suspendedload)dari masing-masing sungai utama.
c. Untuk mengetahui kapasitas tampungan matidari Waduk Selorejo,
sehingga dapat diketahui sisa tampungan dan jangka waktukapasitasnya
akan terpenuhi.
d. Optimalisasi

kegiatan

pemeliharaan

untuk

mengatasi

masalah

sedimentasi Waduk Selorejo.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan
masukan kepada pihak pengelola dalam hal ini PJT I, mengenai laju sedimentasi
dari Waduk Selorejo. Kajian tersebut dapat digunakan sebagai dasar pembuatan
program pemeliharaan untuk penangananmasalah sedimentasi, sehingga masa
pakai dari waduk dapat lebih lama dari rencananya. Penelitian ini juga
dimaksudkan untuk optimalisasi kegiatan pemeliharaan penanganan masalah
sedimentasi di Waduk Selorejo.

F. Batasan Penelitian
Beberapa batasan akan diberikan dalam melakukan penelitian ini, sehingga
bisa lebih terfokus dan lebih maksimal. Penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai
berikut :

1. Lokasi

daerah

kajian

adalah

Waduk

Selorejo,

Kecamatan

Ngantang,Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur.


2. Penelitian untuk memprediksi besarnya laju sedimentasi yang masuk ke
Waduk Selorejodengan menggunakan data sedimen layang/ suspended load
dari Kali Konto, Kali Kwayangan, dan Kali Pinjal.
3. Kondisi sebenarnya perubahan kapasitas volume tampungan dan jumlah
sedimen yang masuk ke waduk menggunakan data echosounding.
4. Hasil perhitungan laju sedimentasi menggunakan data suspended load dan
data

echosounding

digunakan

untuk

menghitung

prediksi

terpenuhinyatampungan mati di Waduk Selorejo.


5. Kajian sedimentasi dimaksudkan untuk memberikan solusi penanganan yang
optimal terhadap masalah sedimentasi di Waduk Selorejo.

G. Keaslian Penelitian
Berdasarkan pengetahuan penulis belum pernah dilakukan penelitian
tentang

Kajian

PermasalahanSedimentasi

Untuk

OptimalisasiKegiatan

Pemeliharaan di Waduk Selorejo. Penelitian ini merupakan ukuran yang dapat


digunakan untuk penyusunan program operasi dan pemeliharaan untuk
penanganan sedimentasi di Waduk Selorejo.

Anda mungkin juga menyukai