ABSTRAK
Jatimulya termasuk wilayah Bekasi dan terletak di Zona Equatorial yang mengalami hujan
yang lebat sepanjang tahun. Hujan lebat yang turun secara terus-menerus dengan durasi
beberapa hari dapat mengakibatkan banjir besar. Keterbatasan lahan di perkotaan
mengakibatkan terjadinya intervensi kegiatan perkotaan pada lahan yang seharusnya
berfungsi sebagai daerah konservasi dan ruang terbuka hijau. Penyempitan luas daerah
resapan air tidak bisa dihindari sehingga terjadi peningkatan aliran permukaan yang
berakibat banjir. Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan tujuan sebagai berikut: (1)
Menghitung besarnya debit banjir yang terjadi di saluran Jatimulya.(2)Menghitung
kapasitas kondisi saluran existing.(3) Menganalisis alternatif yang dapat dilakukan untuk
mengatasi banjir. Metoda yang dipakai untuk menelaah banjir Jatimulya adalah :
pengumpulan data curah hujan, peta tata guna lahan, peta genangan, peta rupa bumi, data
memanjang dan melintang saluran Jatimulya. Analisis hidrologi dibantu dengan software
yang dikeluarkan Subdit PSDA dan analisis hidrolika menggunakan software HECRAS.
Analisis curah hujan menunjukkan debit banjir pada segmen hulu-Kali Malang dan Kali
Malang Sasak- Jarang masing-masing diperoleh 33.74 mᵌ/s dan 36.93 mᵌ/s, dengan
perhitungan kala ulang 25 tahun. Debit banjir kala ulang 25 tahun segmen Sasak Jarang-
Rawa Kalong adalah 37.74 mᵌ/s dan segmen Rawa Kalong-CBL sebesar 58.33 mᵌ/s.
Perhitungan kapasitas saluran rencana berurutan keempat segmen adalah 14.8 m² (4m x
3.7 m), 15.3 m² (4.5 m x 3.4 m), 16.0 m² (5 m x 3.2 m) dan 25.8 m² (6 m x 4.3 m), sedang
kondisi existing sebesar 4.2 m² (3 m x 1.4 m), 4.5 m² (3 m x 1.5 m), 12 m² (4.3 m x 2.8 m)
dan 15 m² (5 m x 3 m). Kesimpulan dari data di atas adalah perlu pembesaran dimensi
saluran di setiap segmen. Dimensi bangunan box culvert Tol (2mx2m), shypon kali
malang (2mx2m) dan Jembatan Rawa Kalong (3mx2.4m) tidak mampu mengalirkan debit
yang dihasilkan DAS Jatimulya, sehingga perlu dilebarkan menjadi masing-masing 16
m² ( 8m x 2m), 16 m² ( 8m x 2m) dan Jembatan Rawa Kalong menjadi 16.5 m²
(5.5 m x 3 m).Peninggian tanggul dan pompanisasi menjadi alternatif yang dianjurkan,
karena keterbatasan lahan pelebaran saluran. Pelebaran dimensi box culvert melintang
jalan tol sangat sulit dan mahal sehingga disarankan kelebihan debit di alirkan oleh pompa
dengan pipa pembuang melintang di atas jalan tol.
Q = A. V = k. A . R 2 / 3 .S1/ 2
Dimana :
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
R24 = curah hujan maksimum dalam
24 jam (mm)
T = durasi (lamanya) curah hujan (jam)
Debit renacana dihitung menggunakan
metoda rasional praktis dengan rumus:
Kemiringan saluran (S) dibuat sedemikian
Qp = 0,00278 C.I.A rupa sehingga pengendapan dan gerusan
dasar sungai (scouring) dapat dihindari.
Qp = adalah debit puncak banjir Selain itu dibuat kemiringan dasar sungai
(m3/detik); mendekati kemiringan sungai yang sudah
C = adalah koefisien limpasan; ada, yaitu sebesar 0.0012 (0,12%).
I = adalah intensitas hujan selama waktu Kapasitas saluran kondisi eksisting
konsentrasi (mm/jam); dianalisis dengan hasil:
A = adalah luas daerah aliran (ha).
73
Dimensi saluran existing Jatimulya ditentukan lebar saluran rencana 8.5 m dan
dengan Q hitung 6.60 mᵌ/s , ternyata tidak tinggi 3.0 m.
mampu menampung debit banjir rencana
yang dihasilkan oleh curah hujan harian
maksimum Q rencana 33.74 mᵌ/s. 1. Penanganan dengan Peninggian
Segmen Hulu-Kalimalang dengan Tanggul
dimensi (3 m x 1.4 m) mempunyai
kapasitas mengalirkan air sebesar 6.60 mᵌ/s Pelebaran dimensi saluran terkadang
dengan kecepatan alir 1.57 m/s, sedangkan sulit dilakukan di daerah padat penduduk
segmen Kalimalang- Sasak Jarang karena sisi kiri-kanan saluran mepet
berukuran (3 m x 1.5 m) dapat mengalirkan dengan bangunan. Keadaan ini
debit 7.50 mᵌ/s dan V 1.67 m/s. mengharuskan dilakukan peninggian
Segmen Sasak Jarang- Rawa Kalong tanggul agar tidak terjadi luapan sungai.
(4.3 m x 2.8 m) berkapasitas alir 26.26 mᵌ/s Penggunaan teknik trial and error dengan
dengan V 2.18 m/s serta segmen Rawa merubah-rubah tinggi saluran tanpa
Kalong- CBL (5 m x 3 m) memiliki merubah lebar dasar saluran, akan didapat
kapasitas 29.07 mᵌ/s dengan nilai V 1.94 hasil sebagai berikut:
m/s. Debit yang mampu dialirkan saluran Hasil analisis menunjukkan bahwa tanpa
existing lebih kecil dari pada debit banjir merubah lebar bawah saluran diperoleh
rencana yang dihasilkan oleh air hujan, tinggi saluran yang harus dipenuhi adalah:
sehingga saluran existing tidak mampu Segmen Hulu-Kalimalang h= 5.3 m, Kali
menampung debit tersebut dan terjadilah Malang- Sasak Jarang h= 5.5 m serta
banjir. Oleh karena itu diperlukan segmen Sasak Jarang-Rawa Kalong dan
pengendalian kelebihan debit agar tidak Rawa Kalong- CBL masing-masing
menimbulkan banjir atau genangan dengan setinggi 3.8 m dan 5.3 m
berbagai alternative.
Alternatif pengendali banjir yang 3.Penanganan Banjir Kombinasi
diterapkan di DAS Jatimulya adalah: Pelebaran dan Peninggian Tanggul
4.1. Kesimpulan
Dari analisis curah hujan di dapat debit
76
dipertimbangkan. Pelebaran saluran of Integrated Water Resources and
keempat segmen berbenturan dengan Flood Management Project for
perumahan padat sehingga sulit Semarang, Semarang.
dilaksanakan, maka peninggian tanggul McGraw-Hill. (2017): Hydraulic
merupakan pilihan yang paling tepat. Design Handbook, American
Banjir dapat diatasi dengan pompanisasi Water Works Associaciation,
ke saluran. Pelebaran. dimensi box culvert Florida.
Tol sangat mahal dan sulit dilakukan baik SNVT Pembangunan Waduk Jatibarang.
perijinan maupun pelaksanaan maka bisa (2016): Detail Desain Muara
dibuat kolam retensi memakai pompa Banjir Kanal Barat, Semarang.
dengan pipa pembuang melintas aman di SNVT Pembangunan Waduk Jatibarang.
atas jalan tol menuju saluran setelah tol.. (2011): Survei Investigasi dan
Desain Hulu DAS Garang,
Daftar Pustaka Semarang.
Sturm, Terry W. (2010): Open Channel
Balai Besar Wilayah Sungai Pemali- Hydraulics, McGraw-Hill
Juana. (2008): Review Design of International Edition, New York.
Integrated and Water Resources and SNI 2415. (2016): Tata cara perhitungan
Flood Management Project for debit banjir rencana.
Semarang, Semarang. Kiyotoka Mori. (2003): Hidrologi Untuk
BR, Sri Harto. (2000): Pengairan, PT Pradnya Paramita,
, Analisis Kepekaan Hidrograf Satuan Jakarta.
Sintetik Gama I dalam Penentuan Soewarno. (1995): Hidrologi Aplikasi
Debit Banjir Rancangan, Metode Statistik Untuk Analisa
Universitas Gajah Mada, Data, Nova, Bandung.
Yogyakarta. Wilson E.M. (1990): Hidrologi Teknik,
Chow, Ven Te. (1955): Open-Channel Edisi Keempat, ITB Bandung.
Hydraulics, Erlangga, Jakarta. Badan Standarisasi Nasional Indonesia.
JICA (1993): The Masterplan of the (2016): Tata Cara Perhitungn Banjir
Water Resource Development and Rencana, BSN Jakarta
Feasibility Study For Urgent Flood Departemen Pekerjaan Umum (2019):
Control and Urban Drainage In Tata Cara Pembuatan Kolam
Semarang City and Suburbs, Retensi dan Polder
Semarang. (NSPM),Direktorat Cipta Karya
JICA. (2000): The Detailed Design of Jakarta, 21.
Flood Control, Urban Drainage and Departemen Pekerjaan Umum. (2012):
Water Resources in Semarang in the Tata Cara Penyusunan Rencana
Republic of Indonesia, Semarang. Induk Sistem Drainase Perkotaan
JICA. (2005): Special Assistance for Buku Jilid 1A,Direktorat Cipta
Project Formation, Semarang. Karya Jakarta, hal. 91
JICA. (2008): Review Detailed Design
77