Anda di halaman 1dari 61

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN

DAN PAJAK DAERAH


MAKSUD DAN TUJUAN
Prosedur pelaksanaan anggaran belanja langsung
dan pengadaan barang/jasa oleh SKPD/unit kerja di
lingkungan pemerintah daerah yang sebagian atau
seluruhnya dibiayai oleh APBD serta sebagai dasar
penyelenggaraan sistem pengendalian internal
belanja daerah
PERSONIL PENGELOLA KEGIATAN
& PENATAUSAHAAN KEUANGAN
1. Pengguna Anggaran (PA)
2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
4. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
5. Sekretariat Proyek
6. Unit Layanan Pengadaan
7. Pejabat Pengadaan
8. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP)
9. Penyimpan Barang
10. Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD)
11. Bendahara Pengeluaran
PERSONIL PENGELOLA KEGIATAN
& PENATAUSAHAAN KEUANGAN

Fungsi penatausahaan keuangan dan pelaksanaan


tugas-tugas kebendaharaaan pada SKPD/Unit Kerja
dilaksanakan oleh PPK-SKPD dan Bendahara
Pengeluaran
KEPALA DAERAH STRUKTUR
(Pemegang Kekuasaan PKD) PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH

SEKRETARIS DAERAH
(Koordinator Pengelola
Keuangan Daerah)

Selaku
KEPALA SKPD PEJABAT PENGELOLA
BUD
PEJABAT PENGGUNA KEUANGAN DAERAH
ANGGARAN/BARANG

KUASA PA/PB KUASA


BUD
Pejabat Pelaksana Pejabat Penatausahaan
Teknis Kegiatan Keuangan SKPD

BENDAHARA
PENGGUNA ANGGARAN (1)
Tugas :
1. Menyusun Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa
yang meliputi :
a. Kebijakan umum pengadaan
b. Rencana penganggaran biaya pengadaan
c. Kerangka Acuan Kerja (KAK)
2. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
3. Menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
4. Menetapkan paket-paket pekerjaan
5. Melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran atas beban anggaran belanja
PENGGUNA ANGGARAN (2)
Tugas (cont’d):
6. Melaksanakan anggaran
7. Melakukan pengujian atas tagihan dan
memerintahkan pembayaran
8. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak
9. Melaksanakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan
pihak lain
10. Menandatangani SPM
11. Mengelola utang dan piutang
12. Mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah
13. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan
PENGGUNA ANGGARAN (3)
Tugas (cont’d):
14. Mengawasi pelaksanaan anggaran
15. Melaksanakan tugas-tugas lainnya berdasarkan kuasa
yang dilimpahkan oleh Walikota
16. Menetapkan pemenang pada pelelangan untuk paket
pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya
dengan nilai di atas 100 Milyar Rupiah
17. Menetapkan pemenang pada pelelangan untuk paket
pengadaan jasa konsultansi dengan nilai di atas 10
Milyar Rupiah
18. Menetapkan PPK, PPTK, Pejabat Pengadaan, PPHP, dan
Sekretariat Proyek
19. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada
Walikota melalui
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (1)
adalah pejabat yang diberi kuasa untuk
melaksanakan seluruh atau sebagian kewenangan PA
dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsinya.

Pengguna Anggaran (PA) pada Sekretariat Daerah


melimpahkan SELURUH tugas-tugasnya kepada KPA.

Pengguna Anggaran (PA) selain pada Sekretariat


Daerah melimpahkan SEBAGIAN tugas-tugasnya
kepada KPA.
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (2)
Tugas PA yang dilimpahkan kepada KPA SKPD (selain
Sekretariat Daerah) :
1. Menyusun DPA
2. Menetapkan paket-paket pekerjaan
3. Melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran atas beban anggaran belanja
4. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak
5. Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan
pihak lain dalam batas anggaran yang telah
ditetapkan
6. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (3)
KPA harus dijabat oleh :
a. Sekretaris Badan/Dinas/Inspektorat/Kecamatan
b. Wakil Direktur RSUD Dokter Mohammad Soewandhie
c. Kepala Bidang pada Badan/Dinas/Satpol PP/RSUD Bhakti
Dharma Husada
d. Inspektur Pembantu pada Inspektorat
e. Kepala Sub Bagian pada Kantor
f. Kepala Seksi pada Kantor/Kecamatan
g. Kepala UPTD dan Kepala UPTB
h. Lurah
i. Kepala Sekolah (khusus Biaya Operasional Pendidikan
Daerah)
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (1)

adalah yang diangkat dengan keputusan KPA pada


Sekretariat Daerah atau PA sebagai pemilik pekerjaan
yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
pengadaan barang/jasa
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (2)
Syarat (Perwali 21/2013 Pasal 9):
1. Memiliki integritas moral
2. Memiliki disiplin tinggi
3. Memiliki tanggung jawab dan kualitas teknis serta
manajerial untuk melaksanakan tugas yang
dibebankan kepadanya
4. Mampu mengambil keputusan, bertindak tegas, dan
memiliki keteladanan dalam sikap perilaku serta tidak
terlibat KKN
5. Tidak menjabat sebagai pejabat penandatangan
SPM, PPK-SKPD dan/atau Bendahara
6. Memiliki sertifikat pengadaan barang dan jasa
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
(3)
Tugas dan Wewenang :
1. Menyusun dan menetapkan perencanaan pelaksanaan
pekerjaan, termasuk pengadaan barang/jasa yang
meliputi:
a. Spesifikasi teknis barang/jasa
b. Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
c. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
d. Rancangan Kontrak
2. Mengusulkan paket-paket pekerjaan dan/atau
perubahannya kepada PA/KPA
3. Mendampingi ULP pada saat penjelasan pekerjaan
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (4)
Tugas dan Wewenang (cont’d):
4. Menerbitkan SPPBJ
5. Menyetujui bukti pembelian atau menandatangani
kuitansi/surat perintah kerja/surat perjanjian
6. Menyiapkan dan melaksanakan perjanjian/kontrak
dengan pihak penyedia barang/jasa
7. Melaporkan pelaksanaan dan/atau penyelesaian
pengadaan barang/jasa kepada PA/KPA
8. Mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak
9. Menyerahkan aset hasil pengadaan barang/jasa dan
aset lainnya kepada PA/KPA
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (5)
Tugas dan Wewenang (cont’d):
10. Menandatangani pakta integritas sebelum
pengadaan barang/jasa
11. Menetapkan tim teknis atau tenaga ahli guna
membantu pelaksanaan tugas ULP
12. Menetapkan besaran uang muka apabila
diperlukan
PEJABAT PELAKSANA TEKNIS
PEKERJAAN (1)

adalah pejabat yang ditunjuk oleh KPA pada


Sekretariat Daerah atau PA dengan Surat Perintah
yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari
suatu program sesuai dengan bidang tugasnya
PEJABAT PELAKSANA TEKNIS
PEKERJAAN (2)
Tugas dan Tanggung Jawab:
1. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan
2. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan
3. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban
pengeluaran pelaksanaan kegiatan
4. Membantu PPK dalam melaksanakan kegiatan
pengadaan barang/jasa
PEJABAT PELAKSANA TEKNIS
PEKERJAAN (3)
PPTK dapat dijabat oleh:
1. Kepala Bidang dan Kepala Bagian pada RSUD Dokter
Mohammad Soewandhie
2. Kepala Sub Bidang pada Badan
3. Kepala Sub Bagian pada Sekretariat DPRD/Badan/Dinas/Satpol
PP/Kecamatan/ Inspektorat/UPTD/UPTB
4. Kepala Seksi pada Dinas/RSUD Bhakti Dharma Husada/Satpol
PP/Inspektorat
5. Kepala Sub Bagian pada RSUD Bhakti Dharma Husada
6. Sekretaris Kelurahan
7. Staf pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu yang ditugaskan di UPTSA/Sekretariat Daerah/
Kantor/Kecamatan
PEJABAT PENATAUSAHAAN
KEUANGAN (1)

adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA atau KPA


pada Sekretariat Daerah yang melaksanakan fungsi
tata usaha keuangan
PEJABAT PENATAUSAHAAN
KEUANGAN (2)
Syarat:
1. Berstatus PNS atau CPNS
2. Memiliki kompetensi yang cukup di bidang
penatausahaan keuangan daerah yang
dibuktikan dengan sertifikat pelatihan
kebendaharaan daerah
3. Memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung
jawab dalam melaksanakan tugas
PEJABAT PENATAUSAHAAN
KEUANGAN (3)
Tugas:
1. Meneliti kelengkapan SPP
2. Melakukan verifikasi SPP
3. Menyiapkan SPM
4. Melaksanakan akuntansi SKPD
5. Menyiapkan laporan keuangan SKPD
BENDAHARA PENGELUARAN (1)
adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk
menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan
dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada
SKPD.

Ditetapkan oleh Walikota atas usul Pejabat Pengelola


Keuangan Daerah (PPKD).

Secara fungsional bertanggung jawab kepada PPKD


selaku BUD.
BENDAHARA PENGELUARAN (2)
Bendahara pengeluaran dapat dibantu oleh Pembantu
Bendahara Pengeluaran yang diangkat oleh KPA pada
Sekretariat Daerah atau PA untuk melaksanakan fungsi
sebagai kasir, pembuat dokumen dan pencatat
pembukuan pengeluaran dan/atau pengurusan gaji.

Bendahara Pengeluaran Pembantu dapat ditunjuk


berdasarkan pertimbangan besaran SKPD, besaran
jumlah uang yang dikelola, beban kerja, lokasi,
kompetensi dan/atau rentang kendali dan pertimbangan
objektif lainnya.
BENDAHARA PENGELUARAN (3)

Syarat:
1. Berstatus PNS atau CPNS
2. Memiliki kompetensi yang cukup di bidang
penatausahaan keuangan daerah yang
dibuktikan dengan sertifikat pelatihan
kebendaharaan daerah
3. Memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung
jawab dalam melaksanakan tugas
TANDA TANGAN KONTRAK
Syarat:
1. DPA/DPPA sudah ditetapkan
2. Apabila pemilihan penyedia barang/jasa mendahului
pengesahan DPA dan alokasi dalam DPA tidak
disetujui atau ditetapkan kurang dari nilai
pengadaan, maka proses pemilihan dibatalkan
3. Penyedia barang/jasa sudah menyerahkan jaminan
pelaksanaan (kecuali pekerjaan jasa konsultansi)
4. Kontrak diatas 100 Milyar harus memperoleh
pendapat (didampingi) ahli hukum kontrak
5. Ketentuan Jaminan Pelaksanaan mengikuti peraturan
perundangan yang berlaku (Perwali 30/2015)
TANDA BUKTI PERJANJIAN
1. Bukti Pembelian – Pengadaan <= 10 jt
2. Kuitansi – 10 jt > Pengadaan <= 50 jt
3. Surat Perintah Kerja (SPK)
• Pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainya - 50 jt >
Pengadaan <= 200 jt
• Jasa Konsultansi – Pengadaan <= 50 jt
4. Surat Perjanjian
• Pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainya -
Pengadaan > 200 jt
• Jasa Konsultansi – Pengadaan > 50 jt
5. Surat Pesanan – Pengadaan barang/jasa melalui E-
Purchasing dan pembelian secara online
PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN
1. Dapat diberikan dalam bentuk
• Pembayaran bulanan
• Pembayaran sesuai tahapan penyelesaian pekerjaan (termin)
• Pembayaran secara sekaligus
2. Nilai pembayaran kepada penyedia barang/jasa
adalah senilai prestasi pekerjaan yang diterima
dikurangi angsuran uang muka dan denda apabila
ada serta pajak
3. Khusus pekerjaan konstruksi pembayaran dilakukan
senilai pekerjaan yang terpasang
4. Apabila ada subKontrak, penyedia barang/jasa harus
menyertakan bukti pembayaran kepada seluruh
subkontraktor sesuai dengan pekerjaan yang telah
terpasang sebelum dapat menerima pembayaran
PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN
(2)
5. Pembayaran dapat dilakukan sebelum pekerjaan
diterima/dipasang untuk:
• Uang muka – Penyedia barang/jasa harus memberikan
jaminan uang muka
• Pengadaan yang sifatnya perlu dilakukan pembayaran terlebih
dahulu – penyedia barang/jasa harus menyampaikan jaminan
atas pembayaran yang akan dilakukan
• Peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian dari hasil
pekerjaan yang akan diserahterimakan namun belum
terpasang
6. PPK menahan sebagian pembayaran untuk uang
retensi sebagai Jaminan Pemeliharaan Pekerjaan
Konstruksi dan Jasa Lainnya yang memiliki masa
pemeliharaan
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN
(SPP)

Dalam rangka pembayaran atas pelaksanaan suatu


kegiatan/paket pekerjaan, bendahara pengeluaran
mengajukan SPP kepada KPA pada Sekretariat Daerah
atau PA melalui PPK-SKPD
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN
(SPP) (1)
Jenis :
• SPP-UP (Uang Persediaan)
Dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran dalam rangka pengisian
uang persediaan
• SPP-GU (Ganti Uang)
Dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran dalam rangka
mengganti uang persediaan yang telah digunakan
• SPP-TU (Tambah Uang)
Dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran dalam rangka
menambah uang apabila uang persediaan tidak cukup untuk
membiayai pelaksanaan kegiatan
• SPP-LS (Langsung)
Dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran dalam rangka
pembayaran langsung kepada pihak ketiga atau pengelolaannya
dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN –
UANG PERSEDIAAN (SPP-UP)
1. Dilakukan hanya 1 (satu) kali dalam satu tahun
pada awal tahun anggaran
2. Digunakan untuk membiayai kegiatan operasional
sehari-hari yang tidak dapat dibayarkan melalui
pembayaran langsung
3. Bersifat pengisian kembali (revolving)
4. Penggantian UP yang telah digunakan dapat
dilakukan sepanjang dana masih tersedia dalam
DPA/DPPA
5. Wajib didasarkan pada Anggaran Kas Pemerintah
Daerah (AKPD)
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN –
UANG PERSEDIAAN (SPP-UP) (2)
5. Penggantian UP yang telah digunakan dapat
dilakukan apabila UP telah digunakan >= 50%
6. Penggantian UP wajib dilakukan minimal 1 (satu)
kali setiap bulan
7. Penggantian UP setiap bulan tidak di perbolehkan
untuk di tunda
8. Penggantian UP tidak dapat dilakukan apabila
penggunaan UP < 50% dan selanjutnya dana UP
harus dilakukan pemotongan dengan penyetoran
dana UP senilai selisih kekurangan penggunaan
UP dimaksud ke Rekening Kas Umum Daerah
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN –
UANG PERSEDIAAN (SPP-UP) (3)
UP dapat digunakan untuk membiayai :
1. Belanja dengan nilai <= 50 jt untuk setiap penyedia
barang/jasa
2. Belanja khusus dengan nilai > 50 jt sebagai berikut:
• Sewa tempat, bangunan gedung dan/atau tanah
• Telepon, air, listrik dan gas
• Kegiatan protokoler
• Keperluan pameran dan promosi
• Perjalanan dinas
• Swakelola oleh instansi pemerintah lain pelaksana swakelola
• Tarif resmi yang ditetapkan pemerintah
• Keikutsertaan Pemkot dalam suatu organisasi
• Tata cara pembayaran telah ditentukan dalam perjanjian
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN –
UANG PERSEDIAAN (SPP-UP) (3)
UP dapat digunakan untuk membiayai :
1. Belanja dengan nilai <= 50 jt untuk setiap penyedia
barang/jasa
2. Belanja khusus dengan nilai > 50 jt sebagai berikut:
• Sewa tempat, bangunan gedung dan/atau tanah
• Telepon, air, listrik dan gas
• Kegiatan protokoler
• Keperluan pameran dan promosi
• Perjalanan dinas
• Swakelola oleh instansi pemerintah lain pelaksana swakelola
• Tarif resmi yang ditetapkan pemerintah
• Keikutsertaan Pemkot dalam suatu organisasi
• Tata cara pembayaran telah ditentukan dalam perjanjian
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN –
UANG PERSEDIAAN (SPP-UP) (4)
Perhatian Khusus untuk Bendahara :
Bendahara Pengeluaran dapat menyimpan uang
tunai pada kas Bendahara Pengeluaran untuk
keperluan sehari-hari dengan ketentuan sebagai
berikut :
1. Maksimal 50 jt untuk masing-masing kegiatan
2. Maksimal 500 jt dalam satu SKPD / unit kerja
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN –
GANTI UANG (SPP-GU)
1. Dilakukan pada saat UP yang digunakan telah
dipertanggungjawabkan dan disahkan Surat
Pertanggung jawabannya (SPJ) oleh KPA pada
Sekretariat Daerah atau PA
2. Jumlah dana yang diajukan adalah sejumlah nilai
rincian belanja yang dikeluarkan
3. kecuali sisa SPD tidak mencukupi, maka nilai ganti
uang yang dapat diajukan adalah sebesar nilai
sisa SPD yang ada.
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN –
TAMBAH UANG (SPP-TU)
1. Harus diajukan dengan rancangan perkiraan
pengeluaran sesuai rencana anggaran biaya untuk
kegiatan berkenaan
2. Jumlah dana yang dapat dimintakan dalam SPP-TU
berasal dari rekening pengeluaran yang dapat
diberikan dengan UP sebesar sisa AKPD yang tersedia
3. Pelaksanaan kegiatan yang dibiayai harus
diselesaikan dan dipertanggungjawabkan secara
tersendiri
4. Dana sisa TU yang tidak habis digunakan dalam 1
(satu) bulan wajib setorkan kembali ke Rekening Kas
Umum Daerah
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN –
LANGSUNG (SPP-LS)
1. Untuk pembayaran langsung kepada pihak ketiga sesuai
bukti perjanjian
2. Pembayaran beban belanja yang bukan pembayaran
langsung kepada pihak ketiga serta pengelolaannya
dilakukan oleh bendahara pengeluaran yang meliputi:
• Belanja pegawai pada kelompok Belanja Tidak Langsung (BTL)
• Honorarium dan uang makan tenaga harian lepas/PP31 pada jenis
belanja pegawai kelompok Belanja Langsung
• Uang Kinerja PNS pada jenis belanja pegawai kelompok Belanja
Langsung
• Honorarium tenaga kontrak perorangan pada jenis belanja barang
dan jasa kelompok Belanja Langsung
• Pembayaran jasa lainnya dalam jumlah tertentu secara teratur pada
jenis belanja barang dan jasa kelompok Belanja Langsung
catatan – dapat dilakukan pemindahbukuan langsung kepada pihak penerima
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN –
LANGSUNG (SPP-LS) (2)
Catatan:
• Pembayaran Honorarium untuk bulan Desember
dilaksanakan paling lambat tanggal 25 Desember
Tahun Anggaran bersangkutan
• Iuran Jaminan kesehatan di tuangkan dalam SPM
dengan cara di tulis dalam kolom potongan, yang
kemudian disetorkan oleh BUD ke Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara menggunakan SPM-LS
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN –
LANGSUNG (SPP-LS) (3)
Dokumen Lampiran SPP-LS terdiri dari :
1. Surat Pengantar SPP-LS
2. Ringkasan SPP-LS
3. Rincian SPP-LS
4. Lampiran SPP-LS, yang meliputi :
a. Lampiran SPP-LS Gaji dan Tunjangan
b. Lampiran SPP-LS Honorarium/Uang
Lembur/Penghasilan Lainnya
c. Lampiran SPP-LS Pengadaan Barang/Jasa
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN –
LANGSUNG (SPP-LS) (4)
Lampiran SPP-LS Honorarium/Uang
Lembur/Penghasilan Lainnya, antara lain:
1. Salinan SPD
2. Surat Keputusan/Surat Perintah
3. Daftar penerima honorarium/uang
lembur/penghasilan lainnya
4. SSP PPh Pasal 21
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN –
LANGSUNG (SPP-LS) (5)
Lampiran Pengadaan Barang/Jasa, antara lain:
1. Salinan SPD
2. Salinan Surat Rekomendasi dari SKPD Teknis terkait
3. SSP (PPN dan PPh) serta disertai faktur pajak yang telah di
tandatangani wajib pajak dan wajib pungut
4. Surat perjanjian/kontrak yang mencantumkan nomor
rekening pihak penyedia barang/jasa - eDelivery
5. Referensi Bank yang diterbitkan pada tahun anggaran
berjalan
6. BA penyelesaian pekerjaan/pemeriksaan fisik - eDelivery
7. BA pembayaran- eDelivery
8. Kuitansi bermaterai, nota/faktur
9. Surat Jaminan
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN –
LANGSUNG (SPP-LS) (6)
Lampiran Pengadaan Barang/Jasa, antara lain (con’t):
10. Dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-kontrak yang
sebagian atau seluruh dananya bersumber dari penerusan
pinjaman/hibah luar negeri
11. BA Pemeriksaan- eDelivery
12. Surat angkutan atau konosemen apabila pengadaan barang
dilaksanakan diluar wilayah kerja
13. Surat pemberitahuan potongan denda keterlambatan bila pekerjaan
mengalami keterlambatan
14. Foto/buku/dokumentasi tingkat kemajuan/penyelesaian pekerjaan
15. Potongan Jamsostek khusus untuk pekerjaan konstruksi
16. BA prestasi kemajuan pekerjaan, bukti kehadiran, bukti sewa/beli alat
penunjang serta bukti pengeluaran lainnya berdasarkan rincian
dalam penawaran khusus untuk pekerjaan konsultan
DOKUMEN PERTANGGUNGJAWABAN
Untuk Honorarium/Tambahan Penghasilan/Uang
Kinerja PNS/Biaya Narasumber :
1. Surat Keputusan/Surat Perintah/Surat
Tugas/Surat Permohonan Narasumber/Surat
Lainnya (sesuai kebutuhan)
2. Daftar Absensi
3. Daftar Penerimaan Honorarium/Tambahan
Penghasilan/Uang Kinerja - eDelivery
4. SSP PPh
DOKUMEN PERTANGGUNGJAWABAN
(2)
Untuk Honorarium Non PNS :
1. Surat Keputusan/Surat Perintah/Surat
Tugas/Surat Permohonan Narasumber/Surat
Lainnya (sesuai kebutuhan)
2. Daftar Absensi
3. Daftar Penerimaan Honorarium - eDelivery
4. SSP PPh
DOKUMEN PERTANGGUNGJAWABAN
(3)
Untuk Uang Lembur :
1. Surat Perintah Kerja Lembur
2. Daftar Absensi
3. Daftar Penerimaan uang lembur- eDelivery
4. SSP PPh
DOKUMEN PERTANGGUNGJAWABAN
(4)
Untuk Makanan dan Minuman Harian Pegawai :
1. Daftar Absensi
2. Kuitansi pembayaran dengan materai secukupnya
sesuai peraturan perundang-undangan
3. Nota
4. Surat Pembelian Langsung - eDelivery
5. Form Pembelian Langung - eDelivery
6. SSP (Pajak Restoran/PPh)
DOKUMEN PERTANGGUNGJAWABAN
(5)
Untuk Makanan dan Minuman Rapat :
1. Undangan Rapat
2. Daftar Absensi
3. Kuitansi pembayaran dengan materai secukupnya
sesuai peraturan perundang-undangan
4. Nota
5. Surat Pembelian Langsung - eDelivery
6. Form Pembelian Langung - eDelivery
7. SSP (Pajak Restoran/PPh)
DOKUMEN PERTANGGUNGJAWABAN
(6)
Untuk Makanan dan Minuman Rapat :
1. Surat Permohonan akan hadir dari instansi
lain/tamu (apabila ada)
2. Daftar Absensi
3. Kuitansi pembayaran dengan materai secukupnya
sesuai peraturan perundang-undangan
4. Nota
5. Surat Pembelian Langsung - eDelivery
6. Form Pembelian Langung - eDelivery
7. SSP (Pajak Restoran/PPh)
DOKUMEN PERTANGGUNGJAWABAN
(7)
Untuk Transport Lokal :
1. Surat Perintah/Surat Tugas/Undangan
2. Daftar Penerima Transport - eDelivery
3. SSP PPh
DOKUMEN PERTANGGUNGJAWABAN
(8)
Untuk Pengadaan Barang/Jasa dengan nilai s.d Rp
50.000.000 (untuk pengadaan barang/pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya) :
1. Kuitansi pembayaran dengan materai secukupnya
sesuai peraturan perundan-undangan
2. Nota Pembelian
3. Surat Pembelian Langsung - eDelivery
4. Form Pembelian Langsung - eDelivery
5. Lampiran form pembelian langsung jika
membutuhkan spesifikasi teknis - eDelivery
6. SSP (PPN/PPh)
DOKUMEN PERTANGGUNGJAWABAN
(8)
Untuk Pengadaan Barang/Jasa dengan nilai s.d Rp 50.000.000
(untuk jasa konsultansi) dan diatas Rp 50.000.000 s.d 200.000.000
(untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya :
1. Kuitansi pembayaran dengan materai secukupnya sesuai
peraturan perundan-undangan
2. Nota Pembelian
3. Faktur Pajak
4. RKS/KAK/TOR
5. HPS
6. BA Penetapan Sistem Pengadaan
7. Undangan Pengadaan Langsung
8. BA Pembukaan Penawaran
9. BA Evaluasi Administrasi, Teknis dan Harga
DOKUMEN PERTANGGUNGJAWABAN
(8) – cont’d
10. BA Klarifikasi dan Negosiasi
11. Surat Penetapan Pemenang
12. Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
13. Surat Perintah Kerja (SPK)
14. Surat Permohonan Pembayaran
15. Laporan Kemajuan Fisik Pekerjaan/Laporan Pelaksanaan
Pekerjaan dan Mutual Check/Addendum Pekerjaan jika
ada - eDelivery
16. BA Pemeriksaan Pekerjaan - eDelivery
17. BA Pembayaran - eDelivery
18. BA Serah Terima Pekerjaan - eDelivery
19. SSP (PPN/PPh)
PEJABAT YANG BERWENANG
MENANDATANGANI KUITANSI
a. Sekretaris Daerah
1. PPK
2. PPTK
3. Bendahara
b. OPD selain Sekretariat Daerah
1. KPA apabila tidak menjabat sebagai PPK
2. PPK
3. PPTK
4. Bendahara
PEJABAT YANG BERWENANG
MENANDATANGANI KUITANSI
a. Sekretaris Daerah
1. PPK
2. PPTK
3. Bendahara
b. OPD selain Sekretariat Daerah
1. KPA apabila tidak menjabat sebagai PPK
2. PPK
3. PPTK
4. Bendahara
ALUR PENCAIRAN DANA MELALUI
BUD
BENDAHARA PPK-SKPD PA / KPA KUASA BUD

Max 2 hari
Max 2 hari
Rancangan Pengesahan SPM
SPM SPM

ya
Lengkap Lengkap
Pengajuan SPP
/ sah / sah
tidak
ya
Surat Penolakan Rancangan surat Pengesahan
SPM Penolakan SPM Penolakan SPM SP2D

Alasan Penolakan
Max 1 hari tidak
SP2D
DISKUSI
DISKUSI - I
SPJ
700

PERSEDIAAN = 1000 PERSEDIAAN = 1000


JAN FEB MAR

UP GU
1000 700

MAX
TANGGAL 10
DISKUSI - II
SPJ STS
300 400

PERSEDIAAN = 1000 PERSEDIAAN = 600


JAN FEB MAR

UP GU
1000 300

MAX
TANGGAL 10
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai