Anda di halaman 1dari 17

PEDOMAN

PELAKSANAAN KEGIATAN

ANGGARAN PENDAPATAN DAN

BELANJA DAERAH

TAHUN ANGGARAN 2022

UPTD PUSKESMAS KEPUNG

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi kemudahan kepada kami sehingga tersusunnya Pedoman Pelaksanaan
Kegiatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2022 UPTD Puskesmas
Kepung dan jaringannya.

Adapun penyusunannya dimaksudkan agar kegiatan anggaran pendapatan


dan belanja daerah UPTD Puskesmas Kepung menjadi jelas dan terencana
sehingga pada akhirnya pelaksanaan program dapat dioptimalkan dalam rangka
mendukung peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah UPTD
Puskesmas Kepung dan jaringannya.

Semoga segala upaya yang telah diwujudkan dalam buku pedoman


Pelaksanaan Kegiatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2022
UPTD Puskesmas Kepung dan jaringannya senantiasa mendapat Rahmat, Hidayah
serta petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa.

Kediri, 2 Januari 2022

Kepala UPTD Puskesmas Kepung

drg. AGUS AHMADI Sp.KGA


NIP : 19680724 199903 1 003
DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................i

Kata Pengantar.....................................................................................................ii

Daftar isi............................................................................................................. .iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................1

B. Maksud dan Tujuan........................................................................2

C. Ruang Lingkup ..............................................................................2

BAB II KETENTUAN UMUM

A. Pengertian Umum...........................................................................5

B. Personil Pengelola Kegiatan SKPD/Unit Kerja................................6

C. Personil yang melaksanakan tugas penatausahaan keuangan dan


tugas kebendaharaan..........................................................................6

D. Pelaksanaan pencairan dana melalui surat permintaan pembayaran


(SPP)…………………

BAB III PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA


BAB IV PENUTUP
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, perlu
menerapkan asas-asas pengelolaan keuangan yang tertib, taat, efektif,
efisien, ekonomis, transparan, bertanggung jawab dengan memperhatikan
asas keadilan, kepatutan dan manfaat bagi masyarakat. Peraturan
perundang-undangan yang dinamis dan didukung kondisi daerah yang tidak
sama antar daerah baik sarana dan prasarana, ekonomi, topografi dan
lainnya, mendorong setiap daerah untuk melakukan standarisasi dalam
rangka perencanaan dan pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja
daerah tahun anggaran 2022.
Sesuai dengan undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang
pemerintahan daerah sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan
undang-undang nomor 9 tahun 2015 dan peraturan pemerintah nomor 12
tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah serta peraturan menteri
dalam negeri nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan
daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan peraturan menteri
dalam negeri nomor 33 tahun 2019 tentang pedoman penyusunan anggaran
pendapatan dan belanja daerah tahun anggaran 2022, memberikan ruang
yang cukup bagi pemerintah daerah untuk melakukan pengelolaan
keuangan secara mandiri tetapi masih dalam batas kewajaran, kepatutan
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pedoman Umum pelaksanaan kegaiatan APBD tahun anggaran 2022
disusun dalam rangka standarisasi biaya/ harga untuk pelaksanaan kegiatan
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam kondisi riil pada
pemerintahan Kabupaten Kediri.

B. Maksud dan Tujuan


Pedoman Umum pelaksanaan kegiatan APBD tahun anggaran 2022
disusun agar UPTD Puskesmas Kepung mempunyai acuan dalam
menyusun perencanaan kegiatan APBD TA 2022 dan sebagai batasan
dalam melaksanakan kegiatan pada tahun anggaran 2022 sehingga
pengelolaan keuangan UPTD Puskesmas Kepung dapat dilaksanakan dan
dipertanggungjawabkan.
C. Ruang Lingkup
Pedoman Umum pelaksanaan kegaiatan APBD tahun anggaran 2022
adalah aturan dan standarisasi yang dapat digunakan oleh UPTD
Puskesmas Kepung dalam rangka menyusun rencana kegiatan APBD tahun
anggaran 2020 dan melaksanakan kegiatan pada tahun anggaran 2022
BAB II

KETENTUAN UMUM

A. Pengertian Umum

Dalam Pedoman Umum pelaksanaan kegiatan APBD tahun


anggaran 2022 yang dimaksud dengan :

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat


APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang
dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan
ditetapkan dengan peraturan daerah

2. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat


SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna
anggaran/ pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelolaan
keuangan daerah

3. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat


pemegang kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas
pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya

4. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah


pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan PA
dalam melasanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD

5. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah


pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untukmengambil keputusan
dan/atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja daerah

6. Pejabat Penatausahaan keuangan SKPD yang selanjutnya disingkat PPK-


SKPD adalah pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan
pada SKPD

7. Pejabat pelaksana teknis kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK


adalah pejabat pada unit kerja yang melaksanakan satu atau beberapa
kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya

8. Bendahara penerimaan adalah pejabat fungsional yang ditunjuk


menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan uang pendapatan daerah dalam rangka
pelaksanaan APBD pada SKPD
9. Bendahara pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk
menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam
rangka pelaksanaan APBD pada SKPD

10. Pejabat pengadaan adalah pejabat adminstrasi/ pejabat fungsional/


personel yang bertugas melaksanakan pengadaan langsung, penunjukan
langsung, dan/ atau E-purchasing

11. Pejabat pemeriksa hasil pekerjaan yang selanjutnya disingkat PjPHP


adalah pejabat administrasi/ pejabat fungsional/ personel yang bertugas
memeriksa administrasi hasil pekerjaan pengadaan barang/ jasa

12. Panitia pemeriksa hasil pekerjaan yang selanjutnya disingkat PPHP


adalah tim yang bertugas memeriksa administrasi hasil pekerjaan
pengadaan barang/ jasa

B. Personil Pengelola Kegiatan SKPD/ Unit Kerja


Dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan barang/ jasa di SKPD/ Unit
kerja dilaksanakan antara lain oleh :
1. KPA ditunjuk oleh PA dan diangkat dengan keputusan Bupati yaitu kepala/
pejabat unit kerja atau pelaksana tugas (Plt) unit kerja yang sudah
menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah
Sesuai peraturan perundang-undangan.
2. KPA bertindak sebagai PPK
3. PPTK ditunjuk oleh KPA dan diangkat oleh SKPD, yaitu pejabat pada unit
SKPD yang memenuhi persyaratan dan memenuhi kemampuan sebagai
PPTK sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
belaku
4. Pejabat Pengadaan
Pejabat Pengadaan barang/jasa adalah personil yang memiliki sertifikasi
keahlian pengadaan barang/ jasa yang melaksanakan pengadaan
barang/jasa. Pejabat pengadaan barang/ jasa bertugas untuk :
a. Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan pengadaan langsung
b. Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan penunjukan langsung untuk
pengadaan barang/ pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya yang bernilai
paling banyak Rp. 200.000.000,00 (Dua ratus juta rupiah).
c. Melaksnakan e-purchasing yang bernilai paling banyak Rp.
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
5. PjPHP adalah PNS yang ditunjuk oleh PA/ KPA untuk memeriksa
administrasi hasil pengadaan barang/ pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya
yang bernilai paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
6. PPHP adalah PNS yang ditunjuk oleh PA/ KPA untuk memeriksa
administrasi hasil pekerjaan pengadaan barang/ pekerjaan konstruksi/
jasa lainnya yang bernilai diatas Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah)
C. Personil yang melaksanakan tugas penatausahaan keuangan dan tugas
kebendaharaan
1. PPK-SKPD, pejabat yang melaksanakan tugas untuk melakukan
penatausahaan di SKPD yang ditunjuk
2. Bendahara pengeluaran pembantu, yaitu staf di lingkungan dinas yang
mempunyai kompetensi dalam bidang pengelolaan keuangan yang
ditunjuk oleh PA/ KPA dan diangkat dengan keputusan bupati, dengan
ketentuan KPA hanya ada 1 (satu) orang bendahara pengeluaran
pembantu
3. Bendahara penerimaan pembantu, yaitu staf SKPD yang mempunyai
kompetensi dalam bidang pengelolaan keuangan, ditunjuk PA dan
diangkat dengan keputusan bupati untuk melaksanakan tugas
bendahara penerimaan pembantu pendapatan asli daerah.
D. Pelaksanaan pencairan dana melalui surat permintaan pembayaran (SPP)
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan, SKPD berhak untuk mencairkan dana
untuk program dan kegiatan yang bersangkutan berdasarkan perda APBD
TA 2022 yang telah ditetapkan, dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Pengadaan Barang/ jasa lainnya
a. Pengadaan sampai dengan Rp. 10.000.000,00 menggunakan SPP
GU dengan surat pertanggungjawaban terdiri dari :
1) Bukti pembelian/ pembayaran/ faktur
2) Kuitansi
b. Pengadaan diatas Rp 10.000.000,00 sampai dengan Rp.
50.000.000,00 menggunakan SPP GU/ SPP LS dengan surat
pertanggungjawaban terdiri dari :
1) Surat Pembelian Langsung (SPL)
2) Kuitansi
3) Berita Acara serah terima
4) Berita Acara hasil pemeriksaan administratif
c. Pengadaan diatas Rp 50.000.000,00 sampai dengan Rp.
200.000.000,00 menggunakan SPP-LS dengan surat
pertanggungjawaban terdiri dari SPK dan sesuai ketentuan yang
berlaku
d. Pengadaan diatas 200.000.000,00 menggunakan SPP LS dengan
surat pertanggungjawaban terdiri dari surat perjanjian dan sesuai
ketentuan yang berlaku
2. Pengadaan jasa konstruksi
Pencairan dana untuk pengadaan jasa konstruksi menggunakan SPP-LS
a. Pengadaan pekerjaan jasa konstruksi dengan nilai paling banyak Rp.
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) menggunakan SPK
b. Pengadaan pekerjaan jasa konstruksi dengan nilai diatas Rp.
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) menggunakan surat perjanjian
3. Pengadaan jasa konsultasi
Pencairan dana untuk pengadaan jasa konsultasi menggunakan SPP-LS
a. Pengadaan pekerjaan jasa konsultasi dengan nilai paling banyak Rp.
100.000.000,00 (seratus juta rupiah) menggunakan SPK
b. Pengadaan pekerjaan jasa konsultasi dengan nilai diatas Rp.
100.000.000,00 (seratus juta rupiah) menggunakan surat perjanjian
4. Pengadaan metode e-purchasing/ pembelian melalui toko daring
menggunakan surat pesanan melalui pencairan dana LS

Dalam rangka akuntabilitas dan transparansi keuangan daerah, kuitansi


pembayaran barang/jasa konstruksi/ jasa lainnya ditandatangani
Bendahara Pengeluaran Pembantu dan mengetahui Kuasa Pengguna
Anggaran yaitu kepala unit
BAB III
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA

A. Pengadaan Barang dan Jasa


Dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun anggaran
2022, pengadaan dibedakan menjadi :
1. Pengadaan konstruksi
Pengadaan konstruksi terdiri dari 2 komponen biaya yang diakui yaitu
biaya fisik konstruksi dan biaya umum
a) Biaya fisik konstruksi merupakan biaya yang dipergunakan untuk
mengadakan fisik kontruksi
b) Biaya umum (biaya penunjang) merupakan biaya non fisik konstruksi
yang dipergunakan untuk penunjang pelaksanaan pekerjaan fisik
kontruksi dan memiliki hubungan secara langsung dengan fisik
pekerjaan. Penggunaan biaya umum sebagai penunjang fisik
konstruksi antara lain :
1) Honorarium penanggungjawab/ pengelola administrasi keuangan
antara lain : KPA, PPTK, Bendahara pengeluaran pembantu, Staf
pengelola
2) Honorarium pejabat pengadaan
3) Honorarium panitia/ pejabat pemeriksa hasil pekerjaan
4) Administrasi lainnya
2. Pengadaan non konstruksi
Pengadaan non konstruksi terdiri dari 2 komponen biaya yang diakui
yaitu biaya fisik non konstruksi dan biaya umum
a) Biaya fisik non konstruksi merupakan biaya yang dipergunakan untuk
mengadakan fisik non kontruksi
b) Biaya umum (biaya penunjang) merupakan biaya non fisik konstruksi
yang dipergunakan untuk penunjang pelaksanaan pekerjaan fisik non
kontruksi dan memiliki hubungan secara langsung dengan fisik
pekerjaan. Penggunaan biaya umum sebagai penunjang fisik
konstruksi antara lain :
1) Honorarium penanggungjawab/ pengelola administrasi keuangan
antara lain : KPA, PPTK, Bendahara pengeluaran pembantu, Staf
pengelola
2) Honorarium pejabat pengadaan
3) Honorarium panitia/ pejabat pemeriksa hasil pekerjaan
4) Administrasi lainnya
Tabel Biaya Umum Pengadaan barang dan jasa konstruksi dan non
konstruksi
NO NILAI DANA (Rp) BIAYA UMUM (Rp)
1 25.000.000 2.500.000
2 50.000.000 5.000.000
3 75.000.000 7.500.000
4 100.000.000 10.000.000
5 125.000.000 12.500.000
6 150.000.000 15.000.000
7 175.000.000 17.500.000
8 200.000.000 20.000.000
9 225.000.000 22.000.000
10 250.000.000 24.000.000
11 275.000.000 26.000.000
12 300.000.000 28.000.000

Dalam Rangka Akuntabilitas Pengelola Keuangan, biaya umum untuk


plafon di bawah Rp. 25.000.000,00 agar memperhatikan besaran plafon dan
tidak melebihi 10% dari plafon pengadaan barang/ jasa

B. Standar Honorarium KPA, PPTK, Bendahara pengeluaran pembantu,


pejabat pengadaan dan staf pengelola orang perpaket pengadaan barang/
jasa
No PAGU ANGGARAN
s.d 50 jt 50 jt – 100 jt 100 jt - 250 jt 250 jt – 500 jt
1 KPA 630.000,- 745.000,- 800.000,- 860.000,-
2 PPTK 440.000,- 515.000,- 535.000,- 600.000,-
3 Bendahara 315.000,- 390.000,- 440.000,- 475.000,-
4 Staf Pengelola 240.000,- 300.000,- 330.000,- 355.000,-
5 Pejabat 300.000,- 300.000,- 300.000,- 300.000,-
Pengadaan

C. Pejabat/ Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan


Dalam rangka efektifitas, efisiensi dan akuntabilitas pengadaan barang/ jasa
daerah dilakukan pemeriksaan administrasi hasil pekerjaan pengadaan
barang/ jasa oleh pejabat/ panitia pemeriksa hasil pekerjaan sesuai dengan
format berita acara pemeriksaan hasil pekerjaan.
1. Pejabat pemeriksa hasil pekerjaan
Pejabat pemeriksa hasil pekerjaan dapat memeriksa hasil pekerjaan
dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Nilai pagu pengadaan sampai dengan 200.000.000,- untuk
pengadaan barang/ pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya
b) Pejabat pemeriksa hasil pekerjaan menandatangani berita acara
pemeriksaan hasil pekerjaan.
c) Besaran honorarium untuk pejabat pemeriksa hasil pekerjaan
sebesar Rp. 150.000,- per orang/ paket
2. Panitia pemeriksa hasil pekerjaan
Pnitia pemeriksa hasil pekerjaan dapat memeriksa hasil pekerjaan
dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Nilai pagu pengadaan diatas Rp 200.000.000 utnuk pengadaan
barang/ pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya
b) Susunan keanggotaan dan honorarium sebagai berikut :
No Uraian Satuan Honor keterangan
1 Ketua OP 100% Dari nilai tarif
2 Sekretaris OP 90% Dari nilai tarif
3 Anggota OP 75% Dari nilai tarif
BAB IV
STANDAR HARGA SATUAN

A. Standar Harga Satuan Pegawai


1. Pengertian
Standar harga satuan belanja pegawai merupakan standar harga satuan
yang menjadi acuan dalam meberikan honorarium, jasa kerja dan biaya
lainnya dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan tahun
anggaran 2022
2. Honorarium
a. Narasumber/ penyaji/ penceramah diberikan honor sebesar Rp.
200.000,- perjam baik PNS maupun non PNS
b. Dalam rangka meningkatkan output pelaksanaan kegiatan, peserta
diklat ketrampilan, bimtek / sosialisasi/ pelatihan/ seminar dan
sejenisnya dapat diberikan uang saku peserta untuk masyarakat non
institusional sebesar Rp. 50.000,00 orang perhari
c. Honorarium non ASN
Honorarium non ASN diberikan kepada pegawai non ASN dalam
pelaksanaan kegiatan atau operasional kantor. Dalam rangka
efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas berdasarkan azas kepatutan
dan kewajaran, pemerbian honoraium dibatasi hanya untuk pegawai
non ASN yang benar – benar berpengaruh terhdap pelaksanaan
kegiatan/ operasional kantor. Besaran honorarium sebagai berikut :
1) Tenaga harian lepas diberikan maksimal 120.000,00
orangperhari
2) Tenaga kontrak diberikan maksimal UMK+BPJS
Kesehatan+JKK+JKM orangperbulan
B. Standar harga satuan barang dan jasa
1. Belanja barang
a) Belanja bahan habis pakai
Belanja bahan pakai habis disusun berdasarkan rincian anggaran
belanja (RAB) sesuai azas kewajaran, kepatutan dan akuntabilitas.
b) Belanja bahan/ material
Belanja bahan pakai habis disusun berdasarkan rincian anggaran
belanja (RAB) sesuai azas kewajaran, kepatutan dan akuntabilitas
c) Belanja cetak dan penggandaan
Standar harga cetak penggandaan mengikuti standar harga satuan
barang
d) Belanja makanan dan minuman
Belanja makanan minuman yang dilaksanakan dalam rangka
kegiatan maksimal sebagai berikut :
1) Kudapan/ snack diberikan sebesar Rp. 15.000,- orang/kali
2) Makan diberikan sebesar Rp. 25.000,- orang/kali
C. Standar harga satuan perjalanan dinas
1. Perjalanan Dinas dalam daerah
a) Bagi personil yang telah diberikan uang saku/ bantuan transpor oleh
penyelenggara kegiatan, tidak diberikan uang perjalanan dinas dalam
daerah
b) Perjalanan dinas sampai dengan kurang dari 8 jam maka akan
diberikan biaya ganti BBM sesuai dengan ketentuan yang berlaku
perorang perhari. Perjalanan dinas tersebut dilengkapi dengan surat
perintah tugas (SPT) tanpa surat Perintah perjalanan dinas (SPPD)
c) Perjalanan dinas dalam daerah diatas 8 jam dapat diberikan uang
harian sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Perjalanan Dinas luar daerah
Komponen biaya perjalanan dinas sebagai berikut :
a) Uang harian diberikan maksimal sebesar Rp. 450.000,- orang/hari
b) Biaya transport diberikan sesuai dengan bukti yang sah/ riil cost
c) Biaya Sewa penginapan/ hotel 1 kamar dihuni oleh 2 orang
pelaksana perjalanan dinas dan diberikan maksimal sebesar Rp.
400.000,-
3. Pendidikan dan latihan/ kursus/ sosialisasi/ bimbingan teknis/ seminar
dan sejenisnya
a) Biaya akomodasi ditanggung penyelenggara dan pelaksanaan lebih
dari 2 hari maka
1) Hari pertama pelaksanaan dan hari kedua pelaksanaan, diberikan
uang harian 90%
2) Pada hari ketiga pelaksanaan dst, uang harian diberikan 60%
orang perhari
3) Biaya transport dibayar secara at cost
b) Biaya akomodasi tidak ditanggung penyelenggara dan pelaksanaan
lebih dari 2 hari maka
1) Hari pertama pelaksanaan dan hari kedua pelaksanaan,
diberikan uang harian 100% secara lumpsum
2) Pada hari ketiga pelaksanaan dst, uang harian diberikan
maksimal 90% secara lumpsum
3) Biaya penginapan dan transport diberikan at cost
BAB V
PENGAWASAN DAN PELAPORAN

A. Pengawasan
Agar pelaksanaan kegiatan dapat berdayaguna dan berhasil guna
serta tepat sasaran, maka pengawasan harus dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya melalui :
1. Pengawasan secara umum
a. Pengawasan melekat
Pengawasan melekat oleh pimpinan satuan kerja perangkat daerah
sebagai atasan langsung penanggungjawab kegiatan dan non
kegiatan/ pemegang kas secara tertib terhadap pelaksanaan
kegiatan setiap bawahannya sehingga apabila terjadi penyimpangan
dalam kegiatan dapat segera diantisipasi lebih cepat dan tepat
secara dini
b. Pengawasan secara fungsional dan umum
Pengawasan secara fungsional dan umum dilaksanakan oleh
inspektorat kabupaten kediri serta aparat pengawas fungsional
lainnya
2. Pengawasan secara teknis
a. Untuk mendapatkan hasil pelaksanaan kegiatan sesuai dengan mutu
yang diharapkan dari ketentuan teknis yang ada, maka pengawasan
teknis harus dilakukan secara periodik dan sewaktu-waktu (sporadik)
b. Pengawasan dilakukan oleh pengawas teknik lapangan yang sehari
penuh dilokasi kegiatan
c. Pengawasan sewaktu-waktu (sporadik) dilakukan secara insidentil
apabila dipandang perlu, sesuai dengan pelaksanaan kegiatan dan
dilakukan oleh panitia penerima hasil pekerjaan
d. Panitia hasil pekerjaan melakukan evaluasi pekerjaan dalam rangka
pembayaran termin kegiatan (khusus kontrak lumpsum) secara
bertahap sesuai ketentuan dalam kontrak yang meliputi aspek mutu
dan volume
e. Pelaksanaan serah terima pada penerimaan hasil pekerjaan dalam
rangka penyerahan tahap I dan penyerahan tahap II dilaksanakan
oleh panitia penermia hasil pekerjaan
B. Pelaporan
Sebagai pertanggunjawaban terhadap pengelolaan APBD, maka
setiap pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) diwajibkan untuk
menyampaikan laporan perkembangan fisik maupun keuangan kegiatan
setiap bulan.
Laporan dikirim paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya
BAB VI
PENUTUP

Pedoman umum pelaksanaan kegiatan anggaran pendapatan dan belanja


daerah tahun anggaran 2022 ini disusun untuk dijadikan sebagai pedoman bagi
UPTD Puskesmas Kepung dalam melaksanakan kegiatan pada tahun anggaran
2022 agar pengelolaan keuangan daerah dapat dilaksanakan dan
dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan

Anda mungkin juga menyukai