Anda di halaman 1dari 25

“PROSEDUR DAN PENATAUSAHAAN BELANJA DAN BEBAN

SKPD”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Akuntansi Keuangan


Daerah yang di ampu oleh Ibu Vina Olivia Pebriany SE., ME

Disusun oleh:
Kelompok 3
Muh. Al fathir Z Rauf (B1C119 130)
LM. Abdillah (B1C119120)
Hardiman (B1C119105)
Intan Rahmafita (B1C119113)
Nur Isma (B1C119145)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat - Nyalah sehingga dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul
“Prosedur dan penatausahaan belanja dan beban SKPD”
Meskipun telah berusaha menyelesaikan makalah ini sebaik mungkin, kami
menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan proposal penelitian ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca dan pihak-
pihak lain yang berkepentingan.

Kendari, 27 Mei 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
A. Fungsi Prosedur Akuntansi Belanja Dan Beban SKPD .................................. 3
B. Belanja Uang Persediaan (UP)/Pergantian Uang (GU)/ Tambahan Uang
(TU) ............................................................................................................................. 3
C. Belanja Langsung ............................................................................................. 15
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 21
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Otonomi daerah mengubah secara drastis praktik pengelolaan


pemerintahan, Konsekuensi dari otonomi daerah maka daerah harus
melakukan
pengelolaan keuangan daerah dengan baik. Pengelolaan keuangan daerah
adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan
daerah. Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah adalah kepala
daerah yang karna jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan
keseluruhan pengelolaan keuangan daerah. Pejabat pengelola keuangan
daerah yang selanjutnya disingkat PPKD,

Tujuan diaturnya Keuangan Daerah oleh Pemerintah Daerah adalah


untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan sumber daya
keuangan daerah, meningkatkan kesejahteraan daerah dan mengoptimalkan
pelayanan kepada masyarakat. Singkatnya, dapat disebutkan bahwa keuangan
daerah merupakan semua hak dan kewajiban pemerintah daerah dalam bentuk
uang (rupiah) yang dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan penyelenggaraan
pemerintah daerah.

Penyelenggaraan pemerintah daerah mengenai anggaran merupakan


hal yang sangat penting di dalam melaksanakan proses pembangunan yang
telah di rencanakan oleh pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
daerah. Hal ini berkaitan erat dengan profesi Bendahara yang berada pada
Satuan KerjaPerangkat Daerah (SKPD) yang bertugas untuk menerima,

1
mencatat,
menyimpan, membayar atau mengeluarkan uang dan barang serta
berkewajiban mempertanggungjawabkan kepada Kepala Daerah atau Kuasa
Pengguna Anggaran.

B. Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas
dalam makalah ini. Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas
dalam karya tulis ini antara lain:
1. Fungsi Prosedur Akuntansi Belanja Dan Beban SKPD
2. Belanja Uang Persediaan (UP)/Pergantian Uang (GU)/ Tambahan Uang
(TU)
3. Belanja Langsung

C. Tujuan
Bersumber pada rumusan masalah yang disusun di atas, sehingga tujuan
dalam penyusunan makalah ini merupakan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Fungsi Prosedur Akuntansi Belanja dan Beban SKPD
2. Untuk mengetahui Belanja Uang Persediaan (UP)/Pergantian Uang
(GU)/Tambahan Uang (TU)
3. Untuk mengetahui Belanja Langsung

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fungsi Prosedur Akuntansi Belanja Dan Beban SKPD


Berikut fungsi-fungsi yang terkait dengan prosedur akuntansi belanja dan
beban SKPD menurut Permendagri No. 64 Tahun 2013.
a. Kuasa Bendahara Umum Daerah (BUD).
b. Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD).
c. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.

B. Belanja Uang Persediaan (UP)/Pergantian Uang (GU)/ Tambahan Uang


(TU)
Berikut fungsi yang terkait dengan prosedur akuntansi pengeluaran kas untuk
penyediaan Uang Persediaan (UP).
a. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
b. Bendahara Pengeluaran/Pembantu Bendahara Pengeluaran.
c. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD.
d. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.
e. Bendahara Umum Daerah/Kuasa Bendahara Umum Daerah.

Berikut dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas


untuk penyediaan Uang Persediaan (UP).

1. Surat Penyediaan Dana (SPD) merupakan dokumen yang dibuat PPKD


sebagai media atau surat yang menunjukkan tersedianya dana untuk
diserap.
2. Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan (SPP-UP) merupakan
dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permin uang
muka kerja yang bersifat pengisian kembali (revolving) yang t dapat
dilakukan dengan pembayaran langsung.
3. Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang Persediaan (SPP-TU)
merupakan dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk
permintaan tambahan UP guna melaksanakan kegiatan yang bersifat

3
mendesak dan tidak dapat digunakan untuk pembayaran langsung dan
uang persediaan.
4. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP) merupakan
dokumen yang dibuat oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran
unt penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang akan
diterbitkan oleh BUD/kuasa BUD atas beban pengeluaran DPA-SKPD
yang dipergunakan sebagai uang persediaan untuk mendanai kegiatan.
5. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan (SPM-TU)
merupakan dokumen yang dibuat oleh pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran untuk penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D) yang akan diterbitkan oleh BUD/kuasa BUD atas beban
pengeluaran DPA-SKPD, karena kebutuhan dananya melebihi dari
jumlah pagu uang persediaan yang telah ditetapkan sesuai dengan
ketentuan.
6. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) merupakan dokumen yang
diterbitkan oleh BUD/kuasa BUD untuk mencairkan uang pada bank
yang ditunjuk berdasarkan SPM-UP dan SPM-TU.
7. Bukti transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer pengeluaran
daerah.
8. Nota debit bank merupakan dokumen atau bukti dari bank
yangmenunjukkan adanya transfer uang dari rekening kas umum daerah.
9. Buku jurnal pengeluaran kas merupakan catatan yang diselenggarakan
oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan menggolongkan semua
transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan pengeluaran kas.
10. Buku besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi untuk mencatat peringkasan (posting) atas semua transaksi atau
kejadian selain kas dari jurnal penerimaan kas ke dalam buku besar untuk
setiap aset, kewajiban, ekuitas dana, belanja, pendapatan, dan
pembiayaan.
11. Buku besar pembantu merupakan catatan yang diselenggarakan oleh
fungsi akuntansi untuk mencatat transaksi-transaksi dan kejadian yang
berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.

Baik basis kas maupun basis akrual, saldo normal rekening buku
besarbelanja dan beban adalah saldo debit. Hal ini berarti rekening ini akan
bertambah dengan adanya transaksi yang mendebitnya, sebaliknya akan
berkurang dengan adanya transaksi yang mengkreditnya. Berikut transaksi di
SKPD yang terkait dengan belanja dan beban yang pembayarannya melalui
mekanisme UP/GUI TU, yang mana jurnal atas transaksi penyediaan uang
persediaan (UP) dan tambahan uang persediaan (TU) dicatat baik oleh sistem
akuntansi PPKD maupun sistem akuntansi SKPD sebagai satuan kerja yang
menerima uang persediaan.

4
Fungsi akuntansi PPKD mencatat dengan jurnal:

Fungsi akuntansi SKPD mencatat dengan jurnal

Contoh 1:

Pada tanggal 26 Januari 2013, berdasarkan Surat Penyediaan Dana Belanja


Daerah No. 25 Tahun 2013, dinas pendidikan sebagai kuasa BUD
menerbitkan SP2D No. 0001 atas SPM Uang Persediaan No. 0101 beserta
lampirannya senilai Rp10.000.000 yang diajukan oleh bendahara pengeluaran
dinas pendidikan.

Fungsi akuntansi PPKD mencatat dengan jurnal:

5
Fungsi akuntansi SKPD mencatat dengan jurnal:

Contoh 2:

Pada tanggal 13 Februari 2013, berdasarkan Surat Penyediaan Dana Belanja


Daerah No. 25 Tahun 2013, dinas pendidikan sebagai kuasa BUD
menerbitkan SP2D No. 0024 atas SPM Tambahan UP No. 0101 beserta
lampirannya senilai Rp15.000.000 yang diajukan oleh bendahara pengeluaran
dinas pendidikan.

Fungsi akuntansi PPKD mencatat dengan jurnal:

Fungsi akuntansi SKPD mencatat degan jurnal:

6
Dalam penatausahaan uang tambahan persediaan, jika seluruh dana yang
diterima tidak habis terpakai, maka sisa uang harus segera ditransfer ke BUD,

Contoh 3:

Tanggal 10 Maret 2013, kuasa BUD menerima nota kredit sebesar


Rp2.500.000 dari Bank Daerah atas setoran yang dilakukan oleh bendahara
pengeluaran atas sisa kas tambahan UP bulan Februari yang tidak habis
digunakan dalam satu bulan.

Fungsi akuntansi PPKD mencatat dengan jurnal:

Fungsi akuntansi SKPD mencatat dengan jurnal:

7
Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas untuk
penggantian UP sedikit berbeda dengan dokumen untuk prosedur akuntansi
pengeluaran kas untuk UP dan TU. Berikut merupakan dokumen pergantian
UP.

1. Surat Penyediaan Dana (SPD) merupakan dokumen yang dibuat PPKD


sebagai media atau surat yang menunjukkan tersedianya dana untuk
diserap.
2. Surat Permintaan Pembayaran Ganti Uang Persediaan (SPP-GU)
merupakan dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk
permintaan penggantian uang persediaan yang tidak dapat dilakukan
dengan pembayaran langsung.
3. Surat Pengesahan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran (SP).
Belanja) merupakan dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggara
kuasa pengguna anggaran sebagai pengesahan atas pertanggungjawaban
penggunaan dana oleh bendahara pengeluaran.
4. Surat Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan (SPM-GU) merupakan
dokumen yang dibuat oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran
untuk penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang akan
diterbitkan oleh BUD/kuasa BUD atas beban pengeluaran DPA-SKPD
yang dipergunakan untuk mengganti uang persediaan yang telah
dibelanjakan.
5. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) merupakan dokumen yang
diterbitkan oleh BUD/kuasa BUD untuk mencairkan uang pada bank
yang ditunjuk berdasarkan SPM-GU.
6. Bukti transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer pengeluaran
daerah.
7. Nota debit bank merupakan dokumen atau bukti dari bank
yangmenunjukkan adanya transfer uang dari rekening kas umum daerah.
8. Buku jurnal merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau
kejadian yang berhubungan dengan pengeluaran kas.
9. Buku besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi untuk mencatat peringkasan (posting) semua transaksi atau
kejadian selain kas dari jurnal penerimaan kas ke dalam buku besar untuk
setiap aset, kewajiban, ekuitas dana, belanja, pendapatan, dan
pembiayaan.
10. Buku besar pembantu merupakan catatan yang diselenggarakan oleh
fungsi akuntansi untuk mencatat transaksi-transaksi dan kejadian yang
berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.

Atas dasar pengesahan penggunaan Uang Persediaan (UP) oleh pengguna


anggaran/kuasa pengguna anggaran, BUD/kuasa BUD menerbitkan SP2D atas

8
SPM-GU yang diajukan oleh bendahara pengeluaran. Berdasarkan transaksi
tersebut. jurnal yang dibuat oleh sistem akuntansi PPKD dan sistem akuntansi
SKPD telah membebani belanja daerah. Berikut jurnal atas transaksi yang
dimaksud berdasarkan Permendagri No. 64 Tahun 2013.

a. Belanja dan Beban Pegawai


Bendahara pengeluaran SKPD menyerahkan bukti transaksi beban
pegawai yang menggunakan uang persediaan. Fungsi akuntansi SKPD
mencatatdengan jurnal:

b. Belanja dan Beban Barang dan Jasa


Berikut adalah akuntansi belanja barang yang pembayarannya
menggunakan UP/GU/TU. Terdapat dua pencatatan atas belanja dan beban
barang dan jasa, yakni untuk keperluan penyusunan LO dan penyusunan
LRA. Pencatatan dilakukan pada saat bendahara pengeluaran melakukan
pembelian (1) barang dan atau (2) jasa. Pencatatan transaksi pembelian
barang untuk penyusunan LO adalah bertambahnya persediaan yang dicatat
di sisi debit serta berkurangnya kas bendahara pengeluaran yang dicatat di
sisi kredit. Jika terdapat pungutan pajak dan dipungut oleh SKPD, maka
dicatat sebagai utang oleh SKPD. Pada akhir periode akuntansi, nilai
persediaan merupakan nilai setelah dikurangi nilai persediaan yang telah
digunakan. Pencatatannya adalah beban persediaan yang dicatat di sisi
debit serta persediaan yang dicatat di sisi kredit. Sementara pencatatan
transaksi pembelian jasa, untuk penyusunan LO adalah bertambahnya
beban jasa yang dicatat di sisi debit serta berkurangnya kas bendahara
pengeluaran yang dicatat di sisi kredit. Jika terdapat pungutan pajak dan
dipungut oleh SKPD, maka dicatat sebagai utang oleh SKPD. Pencatatan
transaksi pembelian jasa untuk penyusunan LRA adalah bertambahnya

9
belanja jasa yang dicatat di sisi debit, dan estimasi perubahan SAL yang
dicatat di sisi kredit.

Berdasarkan Permendagri No. 64 Tahun 2013, bendahara pengeluaran


SKPD menyerahkan bukti transaksi beban barang dengan menggunakan
uang persediaan. Pengakuan beban barang yang menggunakan uang
persediaan dilakukan berdasarkan bukti transaksi beban barang. Fungsi
akuntansi SKPD mencatat dengan jurnal:

Khusus untuk pengadaan barang dan jasa berupa belanja bahan habis
pakai,belanja bahan/material, fungsi akuntansi SKPD mencatat dengan jurnal:

c. Belanja modal dan pembelian asset tetap

10
Penerimaan SP2D GU

Pengajuan ganti uang persediaan dilakukan berdasarkan SP2D-GU. Fungsi


akuntansi PPKD mencatat dengan jurnal:

Fungsi akuntansi SKPD mencatat dengan jurnal:

Berikut ilustrasi transaksi belanja dan beban melalui mekanisme penggunaan


UP/GU/TU

Contoh 4:

11
Pada tanggal 2 Januari 2013, dinas pendidikan menerima SP2D uang
persediaan sebesar Rp15.000.000. Dari SPJ dan lampirannya tersebut dapat
diketahui bahwa dinas pendidikan melakukan transaksi belanja dengan
menggunakan uang persediaan sebagai berikut.

1. Pada tanggal 5 Januari 2013, bendahara pengeluaran membayar bahan


habis pakai berupa alat tulis kantor senilai Rp4.460.000. Nilai ini
termasuk PPN 10% dan PPh Pasal 22 Bendaharawan sebesar 1,5%.
2. Pada tanggal 10 Januari 2013 bendahara pengeluaran membayar beban
telepon sebesar Rp1.500.000, beban air sebesar Rp250.000, dan beban
listrik sebesar Rp750.000.
3. Pada tanggal 15 Januari 2013, bendahara pengeluaran membayar jasa
servis kendaraan yang menjadi inventaris kantor senilai Rp300.000.
4. Pada tanggal 20 Januari 2013, bendahara pengeluaran membayar beban
perjalanan dinas ke luar daerah sebesar Rp2.000.000.

Berikut jurnal atas transaksi tersebut.

1. Jurnal atas transaksi penerimaan uang persediaan.

Fungsi akuntansi PPKD mencatat dengan jurnal:

Fungsi akuntansi SPKD mencatat dengan jurnal :

12
2. Jurnal atas transaksi pengeluaran bahan habis pakai.

3. Jurnal atas transaksi pemungutan pajak di SKPD.

4. Jurnal atas transaksi penyetoran pajak SKPD.

13
5. Jurnal atas transaksi pengeluaran beban telepon, air, dan listrik.

6. Jurnal atas transaksi pembayaran jasa perbaikan kendaraan.

7. Jurnal atas transaksi pembayaran beban perjalanan dinas.

14
Khusus untuk beban persediaan, pada akhir tahun perlu dilakukan
penyesuaian untuk melihat berapa sesungguhnya beban persediaan untuk
tahan berjalan. Misalkan, pada akhir tahun 2013, nilai persediaan ATK yang
tersisa adalah Rp400.000, maka jurnal penyesuaian atas nilai persediaan
tersebut untuk keperluan penyusunan LO adalah:

C. Belanja Langsung
Berikut fungsi yang terkait dengan prosedur akuntansi pengeluaran kas untuk
pembayaran langsung kepada pihak ketiga.
a) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
b) Bendahara Pengeluaran/Pembantu Bendahara Pengeluaran.
c) Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPSKP
d) Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.
e) Bendahara Umum Daerah/Kuasa Bendahara Umum Daerah.
Berikut dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi belanja langsung.
1. Penyediaan Dana (SPD) merupakan dokumen yang dibuat PPKD sebagai
media atau surat yang menunjukkan tersedianya dana untuk diserap.
2. Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) merupakan dokumen yang
diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan pembayaran langsung
kepada pihak ketiga atas dasar perjanjian kontrak kerja sama atau surat
perintah kerja lainnya dan pembayaran gaji dengan jumlah, penerima,
peruntukan, dan waktu pembayaran tertentu yang dokumennya disiapkan oleh
pejabat pelaksana teknis kegiatan.
3. Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) merupakan dokumen yang
diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk
penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) atas beban pengeluaran
DPA SKPD.
4. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) merupakan dokumen yang diterbitkan
oleh BUD/kuasa BUD untuk mencairkan uang pada bank yang ditunjuk
berdasarkan SPM-LS.

15
5. Bukti transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer pengeluaran
daerah.
6. Nota debit bank merupakan dokumen atau bukti dari bank yang menunjukkan
adanya transfer uang dari rekening kas umum daerah.
7. Buku jurnal pengeluaran kas merupakan catatan yang diselenggarakan oleh
fungsi akuntansi untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau
kejadian yang berhubungan dengan pengeluaran kas.
8. Buku besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi
untuk mencatat peringkasan (posting) semua transaksi atau kejadian selain kas
dari jurnal penerimaan kas ke dalam buku besar untuk setiap aset, kewajiban,
ekuitas dana, belanja, pendapatan, dan pembiayaan.
9. Buku besar pembantu merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi untuk mencatat transaksi-transaksi dan kejadian yang berisi rincian
akun buku besar. Jurnal atas transaksi pembayaran langsung kepada pihak
ketiga dicatat berdasarkan kontrak atau surat perintah kerja setelah
memperhitungkan dengan kewajiban pihak ketiga atau pembayaran lain yang
bukan penyediaan UP. Pengeluaran kas yang dilakukan dengan pembayaran
langsung meliputi belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah.

Belanja daerah yang dapat dibiayai dengan pembayaran langsung dapat berupa
belanja pegawai, belanja modal, dan belanja barang. Namun, berdasarkan kebijakan
dari sejumlah pemerintah daerah, ketiga jenis belanja tersebut dapat menggunakan
UP/GU/TU, jika nilai pembayarannya di bawah batas nilai tertentu Yang telah
dituangkan dalam kebijakan akuntansi pemerintah daerah yang bersangkutan.

a. Belanja dan Beban Pegawai


Berdasarkan Permendagri No. 64 Tahun 2013, pengakuan beban pegawai
yang menggunakan mekanisme LS dilakukan berdasarkan SP2D-LS. SP2D-IS
ini menjadi dasar bagi SKPD untuk mencatat dengan jurnal:

Belanja pegawai tersebut dicatat jumlah brutonya, yaitu nilai sebelum


potongan-potongan. Berbagai potongan atas belanja pegawai tidak dicatat
oleh PPK-SKPD, karena akan dicatat oleh fungsi akuntansi PPKD.

16
Contoh 5:

Pada tanggal 30 Mei 2012, bendahara SKPD menerima SP2D-LS gaji (lihat
SP2D-LS gaji pada halaman berikutnya) atas pengajuan SPM-LS gaji sebesar
Rp143.570.000, dan langsung mencairkannya di BPD. Selanjutnya, uang yang
telah diterimanya, dibayarkan langsung kepada pegawai.
Berikut ilustrasi SP2D-nya.

17
Berikut jurnal pada saat penerbitan SP2D di PPKD.

Berikut jurnal pada saat penerimaan SP2D di SKPD.

Berikut jurnal pada saat bendahara pengeluaran melakukan pembayaran gaji


pegawai di SKPD.

18
Contoh 6:
Pada tanggal 20 Oktober 2012, bendahara SKPD menerima SP2D-LS gaji
pengajuan SPM-LS gaji sebesar Rp143.570.000 dan langsung
dipindahbukukan ke rekening bank masing-masing pegawai, maka jurnalnya
adalah:
Berikut jurnal pada saat penerbitan SP2D di PPKD.

Berikut jurnal pada saat penerimaan SP2D di SKPD.

b. Belanja dan Beban Barang dan Jasa


Menurut Permendagri No. 64 Tahun 2013, pengakuan beban barang
yang menggunakan mekanisme LS dilakukan berdasarkan berita acara serah
terima barang. Berita acara serah terima barang tersebut menjadi dasar bagi
PPK-SKPD untuk mencatat dengan jurnal:

19
Selanjutnya, dilaksanakan proses penatausahaan untuk pembayaran beban
barang tersebut. Berdasarkan SP2D pelunasan utang beban tersebut, PPK-
SKPD mencatat dengan jurnal:

Contoh 7:
Pada tanggal 25 April 2012, bendahara pengeluaran menerima SP2D-LS
senilai Rp12.000.000 untuk pembayaran kepada CV. Bhayangkara atas
pembelian 3 unit laptop.

Berikut jurnal pada saat penerbitan SP2D di PPKD.

Berikut jurnal pada saat penerbitan SP2D di SKPD.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Fungsi-fungsi yang terkait dengan prosedur akuntansi belanja dan beban SKPD
menurut Permendagri No. 64 Tahun 2013 yaitu: (1) Kuasa Bendahara Umum
Daerah (BUD), (2) Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD), (3)
Pengguna Anggaran/kuasa Pengguna Anggaran. Dalam prosedur pembayaran,
belanja dikelompokkan menjadi dua yaitu: Belanja Uang Persediaan
(UP)/Pergantian Uang (GU)/Tambahan Uang (TU) dan Belanja Langsung.

Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas untuk


penyediaan Uang Persediaan yakni surat penyediaan dana, surat permintaan
pembayaran uang persediaan, surat permintaan pembayaran tambahan uang
persediaan, surat perintah membayar tambahan uang persediaan, surat perintah
pencairan dana, bukti transfer, nota debit bank, buku jurnal pengeluaran kas,
buku besar dan buku besar pembantu.

Belanja daerah yang dapat dibiayai dengan pembayaran langsung dapat berupa
belanja pegawai, belanja modal, dan belanja barang. Namun, berdasarkan
kebijakan dari sejumlah pemerintah daerah, ketiga jenis belanja tersebut dapat
menggunakan UP/GU/TU, jika nilai pembayarannya di bawah batas nilai tertentu
yang telah dituangkan dalam kebijakan akuntansi pemerintah daerah yang
bersangkutan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Erlina, dkk. 2020. Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual. Jakarta: Salemba
Empat

22

Anda mungkin juga menyukai