SKPD”
Disusun oleh:
Kelompok 3
Muh. Al fathir Z Rauf (B1C119 130)
LM. Abdillah (B1C119120)
Hardiman (B1C119105)
Intan Rahmafita (B1C119113)
Nur Isma (B1C119145)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat - Nyalah sehingga dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul
“Prosedur dan penatausahaan belanja dan beban SKPD”
Meskipun telah berusaha menyelesaikan makalah ini sebaik mungkin, kami
menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan proposal penelitian ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca dan pihak-
pihak lain yang berkepentingan.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
mencatat,
menyimpan, membayar atau mengeluarkan uang dan barang serta
berkewajiban mempertanggungjawabkan kepada Kepala Daerah atau Kuasa
Pengguna Anggaran.
B. Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas
dalam makalah ini. Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas
dalam karya tulis ini antara lain:
1. Fungsi Prosedur Akuntansi Belanja Dan Beban SKPD
2. Belanja Uang Persediaan (UP)/Pergantian Uang (GU)/ Tambahan Uang
(TU)
3. Belanja Langsung
C. Tujuan
Bersumber pada rumusan masalah yang disusun di atas, sehingga tujuan
dalam penyusunan makalah ini merupakan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Fungsi Prosedur Akuntansi Belanja dan Beban SKPD
2. Untuk mengetahui Belanja Uang Persediaan (UP)/Pergantian Uang
(GU)/Tambahan Uang (TU)
3. Untuk mengetahui Belanja Langsung
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mendesak dan tidak dapat digunakan untuk pembayaran langsung dan
uang persediaan.
4. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP) merupakan
dokumen yang dibuat oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran
unt penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang akan
diterbitkan oleh BUD/kuasa BUD atas beban pengeluaran DPA-SKPD
yang dipergunakan sebagai uang persediaan untuk mendanai kegiatan.
5. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan (SPM-TU)
merupakan dokumen yang dibuat oleh pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran untuk penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D) yang akan diterbitkan oleh BUD/kuasa BUD atas beban
pengeluaran DPA-SKPD, karena kebutuhan dananya melebihi dari
jumlah pagu uang persediaan yang telah ditetapkan sesuai dengan
ketentuan.
6. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) merupakan dokumen yang
diterbitkan oleh BUD/kuasa BUD untuk mencairkan uang pada bank
yang ditunjuk berdasarkan SPM-UP dan SPM-TU.
7. Bukti transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer pengeluaran
daerah.
8. Nota debit bank merupakan dokumen atau bukti dari bank
yangmenunjukkan adanya transfer uang dari rekening kas umum daerah.
9. Buku jurnal pengeluaran kas merupakan catatan yang diselenggarakan
oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan menggolongkan semua
transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan pengeluaran kas.
10. Buku besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi untuk mencatat peringkasan (posting) atas semua transaksi atau
kejadian selain kas dari jurnal penerimaan kas ke dalam buku besar untuk
setiap aset, kewajiban, ekuitas dana, belanja, pendapatan, dan
pembiayaan.
11. Buku besar pembantu merupakan catatan yang diselenggarakan oleh
fungsi akuntansi untuk mencatat transaksi-transaksi dan kejadian yang
berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.
Baik basis kas maupun basis akrual, saldo normal rekening buku
besarbelanja dan beban adalah saldo debit. Hal ini berarti rekening ini akan
bertambah dengan adanya transaksi yang mendebitnya, sebaliknya akan
berkurang dengan adanya transaksi yang mengkreditnya. Berikut transaksi di
SKPD yang terkait dengan belanja dan beban yang pembayarannya melalui
mekanisme UP/GUI TU, yang mana jurnal atas transaksi penyediaan uang
persediaan (UP) dan tambahan uang persediaan (TU) dicatat baik oleh sistem
akuntansi PPKD maupun sistem akuntansi SKPD sebagai satuan kerja yang
menerima uang persediaan.
4
Fungsi akuntansi PPKD mencatat dengan jurnal:
Contoh 1:
5
Fungsi akuntansi SKPD mencatat dengan jurnal:
Contoh 2:
6
Dalam penatausahaan uang tambahan persediaan, jika seluruh dana yang
diterima tidak habis terpakai, maka sisa uang harus segera ditransfer ke BUD,
Contoh 3:
7
Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas untuk
penggantian UP sedikit berbeda dengan dokumen untuk prosedur akuntansi
pengeluaran kas untuk UP dan TU. Berikut merupakan dokumen pergantian
UP.
8
SPM-GU yang diajukan oleh bendahara pengeluaran. Berdasarkan transaksi
tersebut. jurnal yang dibuat oleh sistem akuntansi PPKD dan sistem akuntansi
SKPD telah membebani belanja daerah. Berikut jurnal atas transaksi yang
dimaksud berdasarkan Permendagri No. 64 Tahun 2013.
9
belanja jasa yang dicatat di sisi debit, dan estimasi perubahan SAL yang
dicatat di sisi kredit.
Khusus untuk pengadaan barang dan jasa berupa belanja bahan habis
pakai,belanja bahan/material, fungsi akuntansi SKPD mencatat dengan jurnal:
10
Penerimaan SP2D GU
Contoh 4:
11
Pada tanggal 2 Januari 2013, dinas pendidikan menerima SP2D uang
persediaan sebesar Rp15.000.000. Dari SPJ dan lampirannya tersebut dapat
diketahui bahwa dinas pendidikan melakukan transaksi belanja dengan
menggunakan uang persediaan sebagai berikut.
12
2. Jurnal atas transaksi pengeluaran bahan habis pakai.
13
5. Jurnal atas transaksi pengeluaran beban telepon, air, dan listrik.
14
Khusus untuk beban persediaan, pada akhir tahun perlu dilakukan
penyesuaian untuk melihat berapa sesungguhnya beban persediaan untuk
tahan berjalan. Misalkan, pada akhir tahun 2013, nilai persediaan ATK yang
tersisa adalah Rp400.000, maka jurnal penyesuaian atas nilai persediaan
tersebut untuk keperluan penyusunan LO adalah:
C. Belanja Langsung
Berikut fungsi yang terkait dengan prosedur akuntansi pengeluaran kas untuk
pembayaran langsung kepada pihak ketiga.
a) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
b) Bendahara Pengeluaran/Pembantu Bendahara Pengeluaran.
c) Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPSKP
d) Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.
e) Bendahara Umum Daerah/Kuasa Bendahara Umum Daerah.
Berikut dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi belanja langsung.
1. Penyediaan Dana (SPD) merupakan dokumen yang dibuat PPKD sebagai
media atau surat yang menunjukkan tersedianya dana untuk diserap.
2. Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) merupakan dokumen yang
diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan pembayaran langsung
kepada pihak ketiga atas dasar perjanjian kontrak kerja sama atau surat
perintah kerja lainnya dan pembayaran gaji dengan jumlah, penerima,
peruntukan, dan waktu pembayaran tertentu yang dokumennya disiapkan oleh
pejabat pelaksana teknis kegiatan.
3. Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) merupakan dokumen yang
diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk
penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) atas beban pengeluaran
DPA SKPD.
4. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) merupakan dokumen yang diterbitkan
oleh BUD/kuasa BUD untuk mencairkan uang pada bank yang ditunjuk
berdasarkan SPM-LS.
15
5. Bukti transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer pengeluaran
daerah.
6. Nota debit bank merupakan dokumen atau bukti dari bank yang menunjukkan
adanya transfer uang dari rekening kas umum daerah.
7. Buku jurnal pengeluaran kas merupakan catatan yang diselenggarakan oleh
fungsi akuntansi untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau
kejadian yang berhubungan dengan pengeluaran kas.
8. Buku besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi
untuk mencatat peringkasan (posting) semua transaksi atau kejadian selain kas
dari jurnal penerimaan kas ke dalam buku besar untuk setiap aset, kewajiban,
ekuitas dana, belanja, pendapatan, dan pembiayaan.
9. Buku besar pembantu merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi untuk mencatat transaksi-transaksi dan kejadian yang berisi rincian
akun buku besar. Jurnal atas transaksi pembayaran langsung kepada pihak
ketiga dicatat berdasarkan kontrak atau surat perintah kerja setelah
memperhitungkan dengan kewajiban pihak ketiga atau pembayaran lain yang
bukan penyediaan UP. Pengeluaran kas yang dilakukan dengan pembayaran
langsung meliputi belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah.
Belanja daerah yang dapat dibiayai dengan pembayaran langsung dapat berupa
belanja pegawai, belanja modal, dan belanja barang. Namun, berdasarkan kebijakan
dari sejumlah pemerintah daerah, ketiga jenis belanja tersebut dapat menggunakan
UP/GU/TU, jika nilai pembayarannya di bawah batas nilai tertentu Yang telah
dituangkan dalam kebijakan akuntansi pemerintah daerah yang bersangkutan.
16
Contoh 5:
Pada tanggal 30 Mei 2012, bendahara SKPD menerima SP2D-LS gaji (lihat
SP2D-LS gaji pada halaman berikutnya) atas pengajuan SPM-LS gaji sebesar
Rp143.570.000, dan langsung mencairkannya di BPD. Selanjutnya, uang yang
telah diterimanya, dibayarkan langsung kepada pegawai.
Berikut ilustrasi SP2D-nya.
17
Berikut jurnal pada saat penerbitan SP2D di PPKD.
18
Contoh 6:
Pada tanggal 20 Oktober 2012, bendahara SKPD menerima SP2D-LS gaji
pengajuan SPM-LS gaji sebesar Rp143.570.000 dan langsung
dipindahbukukan ke rekening bank masing-masing pegawai, maka jurnalnya
adalah:
Berikut jurnal pada saat penerbitan SP2D di PPKD.
19
Selanjutnya, dilaksanakan proses penatausahaan untuk pembayaran beban
barang tersebut. Berdasarkan SP2D pelunasan utang beban tersebut, PPK-
SKPD mencatat dengan jurnal:
Contoh 7:
Pada tanggal 25 April 2012, bendahara pengeluaran menerima SP2D-LS
senilai Rp12.000.000 untuk pembayaran kepada CV. Bhayangkara atas
pembelian 3 unit laptop.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi-fungsi yang terkait dengan prosedur akuntansi belanja dan beban SKPD
menurut Permendagri No. 64 Tahun 2013 yaitu: (1) Kuasa Bendahara Umum
Daerah (BUD), (2) Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD), (3)
Pengguna Anggaran/kuasa Pengguna Anggaran. Dalam prosedur pembayaran,
belanja dikelompokkan menjadi dua yaitu: Belanja Uang Persediaan
(UP)/Pergantian Uang (GU)/Tambahan Uang (TU) dan Belanja Langsung.
Belanja daerah yang dapat dibiayai dengan pembayaran langsung dapat berupa
belanja pegawai, belanja modal, dan belanja barang. Namun, berdasarkan
kebijakan dari sejumlah pemerintah daerah, ketiga jenis belanja tersebut dapat
menggunakan UP/GU/TU, jika nilai pembayarannya di bawah batas nilai tertentu
yang telah dituangkan dalam kebijakan akuntansi pemerintah daerah yang
bersangkutan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Erlina, dkk. 2020. Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual. Jakarta: Salemba
Empat
22