Anda di halaman 1dari 19

TUGAS SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

“AKUNTANSI PENDAPATAN”

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sistem Akuntansi


Keuangan Daerah yang diampu oleh Ibu Vina Olivia Pebriany, SE., ME

Disusun oleh :

KELOMPOK II
HARDIANSYAH B1C1 19 104

INESSYA TESALONIKA WULOLO B1C1 19 112

KADEK SITI RATMINI B1C1 19 119

MOH. IKSAN B1C1 19 128

NUR AZIZAH B1C1 19 142

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayahnya
tugas ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun atas dasar tugas Makalah mata kuliah
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada Dosen mata kuliah Ibu Vina Olivia Pebriany, SE., ME yang telah membimbing kami
dalam penyelesaian tugas ini.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas mata kuliah Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah. Semoga dengan adanya tugas ini dapat bermanfaat untuk kita
dan pembaca dimasa yang akan datang.

Penyusun menyadari bahwa penulisan maupun pelaporan tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik dari pembaca yang membangun sangat penulis
harapkan guna menyempurnakan tugas ini. Semoga para pembaca mendapatkan informasi
dari tugas ini dan dapat bermanfaat untuk kami juga pada para pembaca sekalian.

Penyusun

Kelompok II

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
2.1 Definisi Pendapatan ..................................................................................................................... 2
2.1 Klasifikasi Pendapatan ................................................................................................................. 2
2.3 Pengakuan Pendapatan ................................................................................................................. 3
2.4 Pengukuran Pendapatan ............................................................................................................... 4
2.5 Pengungkapan Pendapatan ........................................................................................................... 6
2.6 Pencatatan Akuntansi Pendapatan ............................................................................................... 7
2.7 Jurnal Koreksi dan Pengembalian Pendapatan .......................................................................... 10
2.8 Contoh Transaksi ....................................................................................................................... 12
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 14
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 15

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemerintah merupakan organisasi sector public yang mana kegiatan operasionalnya
tidak berorientasi pada laba. Namun, dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat, pemerintahan tetap membutuhkan dana. Akun pendapatan merupakan akun-
akun yang berkaitan dengan dana yang masuk ke dalam kas pemerintahan daerah, maka
kami sebagai calon akuntan professional harus mampu untuk memahami sistem akuntasi
pendapatan pada pemerintahan daerah.

Pendapatan menurut PSAK No. 23 adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomik
yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Berdasarkan PSAP No.2 Paragraf 22-23 pendapatan diakui pada saat diterima pada rekening
kas umum negara/daerah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi pendapatan Pemerintah Daerah ?
2. Jelaskan Klasifikasi pendapatan Pemerintah Daerah ?
3. Jelaskan Pengakuan pendapatan Pemerintah Daerah ?
4. Jelaskan Pengukuran pendapatan Pemerintah Daerah ?
5. Jelaskan Bagaimana Pengungkapan pendapatan Pemerintah Daerah ?
6. Jelaskan Pencatatan akuntansi pendapatan Pemerintah Daerah ?
7. Jelaskan bagaimana jurnal koreksi dan pengembalian pendapatan Pemerintah Daerah?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pendapatan


Dalam PP No 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, pendapatan
didefinisikan sebagai berikut : “Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum
Negara / Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali.”

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 Tahun 2006, mendefinisikan pendapatan sebagai


hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan
daerah menurut Permendagri No. 21 Tahun 2011 adalah hak pemerintah daerah yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih.

Dari definisi diatas jelas terlihat bahwa pendapatan merupakan hak pemerintah yang
menambah nilai ekuitas dana pemerintah. Pendapatan menurut PP No. 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1. Pendapatan LRA adalah semua penerimaan rekening kas umum Negara/daerah yang
menambah saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan
yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
2. Pendapatan LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.

2.1 Klasifikasi Pendapatan


Pendapatan diklasifikasikan berdasarkan sumbernya, secara garis besar ada tiga
kelompok pendapatan daerah (PP No. 71 Tahun 2010, yaitu :

1. Pendapatan asli daerah (PAD)


Kelompok pendapatan asli daerah menurut Permendagri No.21 Tahun 2011 dibagi
menurut jenis pendapatan yang terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah
yang sah
2. Pendapatan transfer
PSAP No. 3 Paragraf 8 menyebut bahwa pendapatan transfer adalah pendapatan
berupa penerimaan uang atau hak untuk menerima uang oleh entitas pelaporan dari
suatu entitas pelaporan lain yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.

3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah


Kelompok lain-lain pendapatan daerah yang sah dalam Permendagri No. 21 Tahun
2011 dibagi menurut jenis pendapatan yang mencakup :

2
1) Hibah berasal dari pemerintah, pemerintah daerah lainnya,
badan/lembaga/organisasi swasta dalam negeri, kelompok
masyarakat/perorangan, dan lembaga luar negeri yangtidak mengikat.
2) Dana darurat dari pemerintah dalam rangka penanggulangan korban/kerusakan
akibat bencana alam.
3) Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kabupaten/kota.
4) Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus yang ditetapkan oleh pemerintah.
5) Bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah daerah lainnya.

Permendagri No. 64 Tahun 2013 dalam bagan akun standar, pendapatan diklasifikasikan
sebagai berikut :

2.3 Pengakuan Pendapatan


1. Pendapatan LRA menggunakan basis kas, sehingga pendapatan LRA diakui pada
saat
a) Diterima di rekening kas umum daerah
b) Diterima oleh SKPD atau diterima entitas lain diluar pemerintah daerah atas
nama BUD
2. PP 71 Tahun 2010 PSAP 12, Pendapatan LO diakui pada saat :
a) Timbulnya hak atas pendapatan
b) Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi baik
sudah diterima pembayaran secara tunai

Dengan memperhatikan kriteria pengakuan pendapatan diatas , ada beberapa alternatif


klasifikasi pengakuan pendapatan yang mungkin terjadi, yaitu :

3
1. Pengakuan pendaatan ketika pendapatan didahului dengan adanya penetapan terlebih
dahulu ( official assessment). Misalnya pendapatan diakui pada saat SKPD
menetapkan surat pemberitahuan pajak terutang (SPPT) Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB).
2. Pengakuan pendapatan yang di dahului dengan penghitungan sendiri oleh wajib pajak
dan dilanjutkan dengan pembayaran oleh wajib pajak berdasarkan perhitungan
tersebut. Misalnya pendapatan diakui pada saat wajib pajak menghitung sendiri dan
bayar pajak hotel.
3. Pengakuan pendapatan yang pembayarannya dilakukan dimuka oleh wajib pajak
untuk memenuhi kewajiban selama beberapa period eke depan. Misalnya pendapatan
diakui saat SKPD menerima uang muka pajak reklame.
4. Pengakuan pendapatan yang didahului dengan penghitungan sendiri oleh wajib pajak
dan pembayaran diterima di muka untuk memenuhi kewajiban selama beberapa
periode kedepan. Misalnya pendapatan diakui pada saat wajib pajak menghitung
sendiri dan membayar uang muka pajak reklame.
5. Pengakuan pendapatan yang tidak perlu ada pendapatn terlebih dahulu. Misalnya
pendapatan diakui pada waktu kas untuk ijin trayek kendaraan diterima.

2.4 Pengukuran Pendapatan


Pengukuran adalah penetapan nilai untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam
laporan keuangan. Berdasarkan pengertian diatas, pengukuran menggambarkan penentuan
besarnya jumlah dalam laporan keuangan. Angka tersebut yang sudah ditentukan , belum
tentu dijumlah dalam laporan keuangan . Berikut ini adalah pengukuran pendapatan :

1. Pendapatan-LRA diukur berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan


penerimaan bruto. Pengukuran dengan mencatat sebesar jumlah neto tidak
diperkenankan. Apabila besar pengurang terhadap pendapatan LRA bruto bersifat
variable terhadap pendapatan dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu
dikarenakan proses belum selesai , maka azas bruto dapat dikecualikan.

2. Pendapatan-LO diukur berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan


pendapatan bruto. Pengukuran dengan mencatat sebesar jumlah neto tidak
diperkenankan. Apabila besaran pengurangan terhadap pendapatan LO bruto bersifat
variable terhdap pendapatan dimaksud dan tidak dapat di estimasi terlebih dahulu
dikarenakan proses belum selesai, maka azas bruto dapat dikecualikan.

3. Pendapatan hibah dalam mata uang asing diukur dan dicatat pad tanggal transaksi
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia.

4
Penyajian Pada Laporan Operasional

Penyajian Pada Laporan LRA

5
2.5 Pengungkapan Pendapatan
1. Pengungkapan Pendapatan-LRA
Pendapatan disajikan berdasarkan jenis pendapatan dalam laporan realisasi anggaran
dan rincian lebih lanjut jenis pendapatan disajikan dalam catatan atas laporan
keuangan. Penjelasan sebab-sebab terjadinya perbedaan yang material antara
anggaran dan realisasinya sangat dianjurkan untuk diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan. Berikut ilustrasi pengungkapan pendapatan dalam catatan atas
laporankeuangan.

Berikut ilustrasi pengungkapan pendapatan dalam catatan atas laporankeuangan.

Anggaran Anggaran Selisih


2011 2011 (Rp)
(RP) (RP)
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pajak Daerah 800.000.000 900.000.000 100.000.000
Retribusi Daerah 400.000.000 450.000.000 50.000.000
Pendapatan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yang dipisahkan 200.000.000 150.000.000 (50.000.000)

Catatan atas Laporan Keuangan

1) Terdapat selisih lebih sebesar Rp100.000.000 untuk realisasi pajak daerah


dibandingkan anggarannya. Selisih lebih ini disebabkan karena terjadi
peningkatan jumlah pengunjung hotel dan perubahan tarif hotel di beberapa hotel
bintang 5 dibandingkan dengan asumsi pada saat penyusunan anggaran. Hal ini
disebabkan terjadinya kenaikan tingkat kunjungan wisatawan luar negeri yang
datang ke daerah ini, kenaikan disebabkan karena tingkat keamanan di daerah
kunjungan wisata di daerah ini yang telah ditingkatkan.
2) Terdapat selisih kurang sebesar Rp50.000.000 untuk realisasi pendapatan hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Selisih kurang ini disebabkan
karena terjadi penurunan laba dari pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,
penurunan laba ini disebabkan perusahaan sedang melakukan investasi, sehingga
memerlukan biaya yang cukup besar yang berbeda dengan asumsi pada saat
penyusunan anggaran.

2. Pengungkapan Pendapatan-LO
Pendapatan disajikan berdasarkan jenis pendapatan dalam laporan operasional dan
rincian lebih lanjut jenis pendapatan disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.

Berikut ilustrasi pengungkapan pendapatan dalam catatan atas laporan

6
Anggaran Anggaran Selisih
2011 2011 (Rp)
(RP) (RP)
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pajak Daerah 800.000.000 900.000.000 100.000.000
Retribusi Daerah 400.000.000 470.000.000 70.000.000
Pendapatan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yang dipisahkan 200.000.000 150.000.000 (50.000.000)

Catatan atas Laporan Keuangan

1) Dari realisasi pajak daerah sebesar Rp900.000,000 ada sebesar Rp100.000.000


yang masih belum diterima sebagai kas dan dicatat sebagai piutang pajak.
Terdapat selisih antara realisasi pajak daerah untuk laporan realisasi anggaran
dengan laporan operasional, hal ini disebabkan ada perbedaan pengakuan
pendapatan untuk laporan realisasi anggaran dengan laporan operasional.
2) Terdapat selisih kurang sebesar Rp50.000.000 untuk realisasi pendapatan hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Selisih kurang ini disebabkan
karena terjadi penurunan laba dari pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,
penurunan laba ini disebabkan perusahaan sedang melakukan investasi, sehingga
memerlukan biaya yang cukup besar yang berbeda dengan asumsi pada saat
penyusunan anggaran.

2.6 Pencatatan Akuntansi Pendapatan


1. Pencatatan Akuntansi di PPKD
a) Pendapatan Asli Daerah
 Penerimaan Pajak di kas daerah

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Kas di kas daerah xxx
Pendapatan pajak-LO xxx

 Terdapat surat ketetapan pajak yang belum dibayar oleh masyarakat

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Piutang pajak daerah xxx
Pendapatan pajak-LO xxx

7
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Estimasi perubahan SAL xxx
Pendapatan pajak-LRA

b) Hasil Eksekusi Jaminan


 Pihak ketiga melakukan pembayaran utang jaminan kemudian menerima
Tanda BuktiPembayaran (TBP).

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Kas di kas daerah xxx
Utang jaminan xxx

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Kas di kas daerah xxx
Pendapatan Hasil Eksekusi Jaminan-LO xxx

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
Kas di kas daerah xxx
Pendapatan Hasil Eksekusi Jaminan-LRA xxx

c) Pendapatan Transfer
 Pengakuan pendapatan transfer dilakukan bersamaan dengan diterimanya kas
pada rekening kas umum daerah.

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Kas di kas daerah xxx
Pendapatan Transfer-LO xxx

 Pendapatan transfer dapat diakui pada saat terbitnya dokumen resmi


mengenai penetapan alokasi, jika itu terkait dengan kurang salur sebagai
dasar pencatatan pengakuan pendapatan.

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Piutang Pendapatan xxx
Pendapatan Transfer-LO xxx

8
 Apabila pemerintah daerah telah menerima dana transfer dari pemerintah
pusat atas kurang salur tersebut, maka rekening kas umum daerah akan
mengeluarkan nota kredit untuk PPKD.

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Kas di kas daerah xxx
Piutang pendapatan xxx

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
Estimasi perubahan SAL xxx
Pendapatan Transfer-LRA xxx

2. Pencatatan Akuntansi di SKPD


a) Pencatatan pendapatan pajak yang diterima SKPD

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Kas di bendahara penerimaan xxx
Pendapatan Pajak Daerah-LO xxx

Laporan Realisasi
Anggaran
Tanggal Uraian Debit Kredit
Estimasi Perubahan SAL xxx
Pendapatan Pajak Daerah-LRA xxx

b) Penyetoran pendapatan pajak daerah dengan menggunakan Surat Tanda Setoran


(STS)

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
RK-PPKD xxx
Kas di bendahara penerimaan xxx

c) Pencatatan pendapatan retribusi yang diterima di SKPD

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Kas di bendahara penerimaan xxx
Pendapatan Retribusi Daerah-LO xxx

9
Laporan Realisasi
Anggaran
Tanggal Uraian Debit Kredit
Estimasi Perubahan SAL xxx
Pendapatan Retribusi Daerah-LRA xxx

d) Penyetoran pendapatan retribusi daerah dengan menggunakan Surat Tanda


Terima (STS)

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
RK-PPKD xxx
Kas di bendahara penerimaan xxx

2.7 Jurnal Koreksi dan Pengembalian Pendapatan


Koreksi menurut PSAP No. 10 Paragraf 4 adalah tindakan pembetulan secara akuntansi
agar akun/pos yang tersaji dalam laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang
seharusnya, sementara kesalahan adalah penyajian akun/pos yang secara signifikan tidak
sesuai dengan yang seharusnya yang memengaruhi laporan keuangan periode berjalan atau
periode sebelumnya.

Dalam PSAP No. 10 Paragraf 8-11 dijelaskan bahwa kesalahan ditinjau dari difat
kejadian dikelompokan dalam 2 jenis :

1. Kesalahan Tidak Berulang. Kesalahn tidak berulang adalah kesalahan yang diharapkan
tidak akan terjadi kembali. Dikelompokan dalam 2 jenis : (1) Kesalahan tidak berulang
yang terjadi pada periode berjalan, (2) Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada
periode sebelumnya.
2. Kesalahan Berulang dan Sistematik
Adalah kesalahan yang disebabkan sifat alamiah (normal) dan jenis-jenis transaksi
tertentu yang diperkirakan akan terjadi secara berulang.

Berikut ilustrasi perlakuan akuntansi atas pengembalian pendapatan, berdasarkan PSAP No.
12 Paragraf 29-31.

1) Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan


pendapatan pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan
sebagai pengurang pendapatan.

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Pendapatan pajak daerah-LO xxx
Kas di kas daerah xxx

10
Laporan Realisasi
Anggaran
Tanggal Uraian Debit Kredit
Pendapatan pajak daerah-LRA xxx
Estimasi perubahan SAL xxx

2) Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (nonrecurring) atas pendapatan
yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang
pendapatan yang sama.

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Pendapatan pajak daerah-LO xxx
Kas di kas daerah xxx

Laporan Realisasi
Anggaran
Tanggal Uraian Debit Kredit
Pendapatan pajak daerah-LRA xxx
Estimasi perubahan SAL xxx

3) Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (nonrecurring) atas pendapatan
yang terjadi pada periode sebelum penerimaan pendapatan dibukukan sebagai
pengurang ekuitas dalam laporan operasional dan pengurang saldo anggaran lebih
dalam laporan realisasi anggaran.

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Ekuitas xxx
Kas di kas daerah xxx

Laporan Realisasi
Anggaran
Tanggal Uraian Debit Kredit
Saldo anggaran lebih xxx
Estimasi perubahan SAL xxx

11
2.8 Contoh Transaksi
1) Pada tanggal 27 November 2015, BUD menerima nota kredit dari Bank Daerah
berupa penambahan rekening kas daerah atas penerimaan kas berikut:
a. Pajak daerah meliputi pajak hotel sebesar Rp 55.000.000 dan pajak restoran Rp
50.000.000
b. Retribusi daerah sebesar Rp 155.000.000

2) Tanggal 28 November 2015 dibayarkan kelebihan pembayaran pajak hiburan sebesar


Rp. 25.000.000 berdasarkan SP2D No. 257/PEMDAABC/XI/2015 atas pembayaran
pajak hiburan pada tahun anggaran berjalan.

3) Tanggal 30 November 2015, BUD menerima SP2D dari KPPN Z dan nota kredit dari
Bank Daerah atas penerimaan kas berikut:
a. Bagi hasil pajak sebesar Rp 27.500.000
b. Bagi hasil sumber daya alam sebesar Rp 75.000.000

4) Tanggal 30 November 2015 dibayarkan kelebihan penerimaan pembiayaan dari


pinjaman daerah sebesar Rp 1.500.000.000, berdasarkan SP2D No.
300/PEMDAABC/XI/2015 atas penerimaan pembiayaan dari pinjaman daerah pada
tahun sebelum penerimaan.

JURNAL ATAS TRANSAKSI DIATAS

Jurnal No. 1
Laporan
Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Kas di kas daerah Rp 265.000.000
Pendapatan pajak daerah-LO Rp 105.000.000
Pendapatan retribusi daerah-LO Rp 155.000.000

Laporan Realisasi
Anggaran
Tanggal Uraian Debit Kredit
Estimasi perubahan SAL Rp 265.000.000
Pendapatan pajak daerah-LRA Rp 105.000.000
Pendapatan retribusi daerah-LRA Rp 155.000.000

12
Jurnal No. 2
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Pendapatan pajak daerah-LO Rp 25.000.000
Kas di kas daerah Rp 25.000.000

Laporan Realisasi
Anggaran
Tanggal Uraian Debit Kredit
Pendapatan pajak daerah-LRA Rp 25.000.000
Estimasi perubahan SAL Rp 25.000.000

Jurnal No. 3
Laporan
Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Kas di kas daerah Rp 112.500.000
Pendapatan bagi hasil pajak-LO Rp 27.500.000
Pendapatan bagi hasil SDA-LO Rp 75.000.000

Laporan Realisasi
Anggaran
Tanggal Uraian Debit Kredit
Estimasi perubahan SAL Rp 112.500.000
Pendapatan bagi hasil-LO Rp 27.500.000
Pendapatan bagi hasil SDA-LO Rp 75.000.000

Jurnal No. 4
Laporan Operasional
Tanggal Urai Debit Kredit
an
Ekuitas Rp 1.500.000.000
Kas di kas daerah Rp 1.500.000.000

Laporan Realisasi
Anggaran
Tanggal Urai Debit Kredit
an
Saldo Anggaran Lebih Rp 1.500.000.000
Estimasi perubahan SAL Rp 1.500.000.000

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendapatan merupakan hak pemerintah yang menambah nilai ekuitas dana pemerintah.
Pendapatan menurut PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1. Pendapatan LRA adalah semua penerimaan rekening kas umum Negara/daerah yang
menambah saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
2. Pendapatan LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali

Pendapatan diklasifikasikan berdasarkan sumbernya, secara garis besar ada tiga kelompok
pendapatan daerah (PP No. 71 Tahun 2010, yaitu :

1. Pendapatan asli daerah (PAD)


2. Pendapatan transfer
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah

14
DAFTAR PUSTAKA

Erlina, dkk. 2015. Akuntansi Keuangan Daerah, Penerbit Salemba Empat:Jakarta

15

Anda mungkin juga menyukai