KELAS :VE
Kami para penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.3 Tujuan
Tujuan Penulisan Berikut tujuan penulisan dalam makalah akuntansi beban dan
belanja ini :
1. Memahami definisi beban dan belanja.
2. Memahami klasifikasi beban dan belanja.
3. Memahami bentuk pengakuan beban dan belanja.
4. Memahami pengukuran beban dan belanja.
5. Memahami penilaian beban dan belanja.
6. Memahami penyajian dan pengungkapan beban dan belanja.
7. Memahami prosedur akuntansi belanja dan beban di PPKD.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
v
Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari
pemerintah pusat//daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja
operasi antara lain meliputi belanja pegawai, belanja barang, subsidi, hibah
dan bantuan sosial.
2. Belanja Modal
Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan
aset lainnya yang memberi manaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja
modal meliputi belanja untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan,
peralatan, serta aset tak berwujud.
3. Belanja Lain-lain/Belanja Tak Terduga
Belanja ini adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak
biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam,
bencana sosial, dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sagat diperlukan
dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusat/daerah.
4. Transfer Keluar
Transfer keluar adalah pengeluaran uang dari entitas pelaporan ke entitas
pelaporan lain seperti pengeluaran dana perimbangan oleh pemerintah pusat
dan dana bagi hasil oleh pemerintah daerah.
vi
Belanja hibah digunakan untu menganggarkan pemberian hibah
dalam bentukuang, barang atau jasa kepada pemerintah atau
masyarakat secara spesifik telah ditetapkan peruntukkannya.
Bantuan Sosial
Bantuan sosial digunakan utuk menganggarkan pemberian bantuan
dalam bentuk uang dan/jasa atau barang kepada masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Belanja Bagi Hasil
Belanja bagi hasil digunakan untuk menganggarakan ddan bagi hasi
yang bersumber pada pendapatan provinsi kepada kabupaten, atau
kabupaten kepada pemerintah desa atau pendapatan pemerintah
daerah Kepada pemerintah lainnya sesuai peratura perundang-
undangan.
Bantuan Keuangan
Bantuan Keuangan digunakan untuk mengangarkan bantuan
keuangan yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada
kabupaten, pemerintah desa, dan kepaa pemerintah daerah lainnya
atau dari pemerintah kabupaten kepada pemerintah desa dan
pemerintah lainnya dalam rangka peningkatan kemampuan keuangan.
Belanja Tidak Terduga
Belanja tidak terrduga adalah belanja untuk kegiatan yang sifatnya
tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan
bencana atau sosial, termasuk pengembalian atau kelebihan
penerimaan daerah.
2. Belanja Langsung
Belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
Belanja Pegawai
Belanja pegawai digunakan untuk pengeluaran hononarium/upah
dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah.
Belanja Barang dan Jasa
Belanja barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran
pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12
bulan dan pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan
pemerintahan daerah.
Belanja Modal
Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam
rangka pembelian atau pembangunan aset tetap berwuud yang
mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam
kegiatan pemerintahan.
vii
2 Paragraf 44-45 bahwa realisasi anggaran belanja dilaporkan sesuai dengan klasifikasi
yang ditetapkan dalam dokumen anggaran. Berikut klasifikasinya
viii
3. Belanja Tak Terduga
- Belanja tak terduga
4. Transfer
5. Transfer/Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten//Kota
- Bagi hasil pajak ke kabupaten/kota
- Bagi hasil retribusi ke kabupaten/kota
- Bagi hasil pendapatan lainnya ke kabupaten/kota
c. Klasifikasi Belanja Pemerintah Kabupaten/Kota
1. Belanja Operasi
- Belanja pegawai
- Belanja barang
- Bunga
- Subsidi
- Hibah
- Bantuan sosial
2. Belanja Modal
- Belanja tanah
- Belanja peralatan dan bangunan
- Belanja gedung dan bangunan
- Belanja jalan, irigasi dan jaringan
- Belanja aset tetap lainnya
- Belanja aset lainnya
3. Belanja Tak Terduga
- Belanja tak terduga
4. Tansfer
5. Transfer/Bagi Hasil ke Desa
- Bagi hasil pajak
- Bagi hasil retribusi
- Bagi hasil pendapatan lainnya
ix
7. Beban Penyusutan Aset Tetap/Amortisasi
8. Beban Transfer
9. Beban Lain-lain
2. Klasifikasi ekonomi pemerintah daerah, yaitu:
1. Beban Pegawai
2. Beban Barang
3. Beban Bunga
4. Beban Subsidi
5. Beban Hibah
6. Beban Bantuan Sosial
7. Beban Penyusutan Aset Tetap/Amortisasi
8. Beban Transfer
9. Beban Tak Terduga
x
c. Nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk pembelian barang
tersebut melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang telah di tetapkan
d. Barang yag dibeli merupakan objek pemeliharaan
e. Perolehan barang tersebut untuk digunakan dan tidak untuk
dijual/dihibahkan/disumbangkan/diserahkan kepada pihak ketiga
Suatu pengeluaran pemeliharaan akan diperlakukan sebagai belanja modal dan
dikapitalisasi menjadi aset tetap ika memenuhi seluruh kriteria berikut:
a. Manfaat ekonomi atas barang/aset tetap yang dipelihara
1. Bertambah ekonomis/efisien
2. Bertambah umur ekonomis
3. Bertambah volume
4. Bertambah kapasitas produk
5. Bertambah estetika/keindahan/kenyamanan
b. Nilai rupiah pengeluaran atas pemeliharaan barang/aset tetap tersebut
material/melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang telah ditetapkan.
xi
masyarakat luas. Beban subsidi diakui pada saat kewajiban pemerintah
daerah untuk memberikan subsidi yang timbul.
c. Beban hibah merupakan beban pemerintah yang bersiat tidak mengikat dan
tidak wajib. Pengakuan beban hibah sesuai Naskah Perjanjian Hibah Daerah
dilakukan bersamaan dengan penyaluran belanja hibah.
d. Beban bantuan sosial adalah beban pemerintah yang siffatnya tidak terus-
menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi risiko sosial.
Pengakuan beban ini dilakukan bersamaan dengan penyaluran belanja
bantuan sosial.
e. Beban penyisihan piutang adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar
persentase tertentu dari akun piutang terkait ketertagihan piutang. Beban ini
diakui pada saat akhir tahun
f. Beban transfer adalah beban berupa pengeluaran uang atau kewajiban untuk
mengeluarkan uang dari pemerintah daerah kepada entitas pelapor lain.
Beban transer diakui saat diterbitkan SP2D atau pada saat timbulnya
kewajiban pemerintah daerah.
xii
dibayarkan atau yang menjadi tagihan sesuai dengan perjanjian yang telah membentuk
harga
Belanja disajikan berdasarkan jenis belanja dalam laporan realisasi anggaran dan
laporan dan rincian lebih lanjut jenis belanja akan disajikan dalam catatan atas laporan
keuangan. Belanja disajikan dalam laporan realisasi anggaran sesuai dengan klasifikasi
dalam anggaran.Penjelasan sebab-sebab terjadinya perbedaan yang material antara
anggaran dan realisasinya, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal 350.000.000 250.000.000 10.000.000
2. Pengungkapan Beban
Beban disajikan berdasarkan jenis beban dalam laporan operasional dan
rincian lebih lanjut jenis belanja dalam catatan atas laporan keuangan.
xiii
Belanja Pegawai 500.000.000 450.000.000
Belanja Persediaan 40.000.000 30.000.000
Belanja Pemeliharaan 300.000.000 300.000.000
dst.
a. Beban Bunga
Berdasarkan dokumen perjanjian utang, fungsi akuntansi PPKD membuat bukti
memorial terkait pengakuan beban bunga untuk diotorisasi oleh PPKD.
Berdasarkan bukti memorial untuk pengakuan beban tersebut, fungsi akuntansi
PPKD melakukan pencatatan atau transaksi tersebut dengan jurnal:
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Beban Bunga xxx
Utang Bunga Xxx
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Utang Bunga xxx
Kas di Kas daerah Xxx
xiv
Laporan Realisasi Angaran
Tanggal Uraian Debit Kredit
Belanja Bunga xxx
Estimas Perubahan SAL Xxx
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Beban Subsidi xxx
Utang Belanja Subsidi Xxx
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Utang Belanja Subsidi xxx
Kas di Kas Daerah Xxx
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Belanja Subsidi xxx
Estimasi perubahan SAL Xxx
c. Beban Hibah
PPKD dan Pemerintah/Pemerintah di Daerah Lain/Perusahaan
Daerah/Masyarakat/Ormas bersama-sama melakukan penandatanganan Naskah
Perjanjian Hibah Daerah (NPHD).Pengakuan bebah hibah sesuai NPHD karena
mengingat masih perlu ditindaklanjuti dengan penerbitan dokumen pencairan.
Untuk itu atas pengakuan beban hibah, fungsi akuntansi PPKD mencatat dengan
jurnal:
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
xv
Beban Hibah xxx
Kas d kas Daerah Xxx
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Belanja Hibah xxx
Estiamasi Perubahan SAL Xxx
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
28 Mei 2013 Beban Bantuan Sosial xxx
Kas di Kas daerah Xxx
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
R/K SKPD xxx
Kas di Kas Daerah Xxx
xvi
Fungsi akuntansi SKPD mencatat dengan jurnal:
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Kas di Bendahara Pengeluaran xxx
R/K PPKD Xxx
Contoh:
Tanggal 10 Maret 2013, kuasa BUD menerima nota kredit sebesar Rp 2.500.000 dari
Bank Daerah atas setoran yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran atau sisa kas
tambahan UP bulan Februari yang tidak habis digunakan dalam satu bulan. Fungsi
akuntansi PPKD mencatat dengan jurnal:
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
10 Maret 2013 Kas di Kas Daerah Rp. 2.500.000
R/K SKPD Rp.
2.500.000
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
10 Maret R/K PPKD Rp. 2.500.000
2013
Kas di Bendahara Pengeluaran Rp. 2.500.000
xvii
Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas untuk
penggantian UP sedikt berbeda dengan dokumen untuk prosedur akuntansi pengeluaran
kan untuk UP dan TU. Berikut merupakan dokumen pergantian UP.
9. Buku besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat peringkasan (posting) semua transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal
penerimaan kas ke dalam buku besar untu k setiap aset, kewajiban, ekuitas dana,
belanja, pendapatan, dan pembiayaan
10. Buku besar pembantu merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi utuk mencatat transaksi-transaksi dan kejadian yang berisi rincian akun
buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.
xviii
Bendahara Pengeluaran SKPD menyerahkan bukti transaksi pegawai yang
menggunakan uang persediaan. Fungsi akuntansi SKPD mencatat dengan jurnal:
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Beban Pegawai-LO xxx
Kas di Bendahara Pengeluaran Xxx
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Belanja Pegawai xxx
Estimasi Perubahan SAL Xxx
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Beban Barang dan Jasa Xxx
Kas di Bendahara Pengeluaran Xxx
Khusus untuk pengadaan barang dan jasa berupa belanja bahan habis pakai, belanja
bahan/material, fungsi akuntansi SKPD mencatat dengan jurnal:
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Beban Persediaan xxx
Kas di Bendahara Pengeluaran Xxx
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Belanja Barang dan Jasa xxx
Estimasi Perubahan SAL Xxx
xix
c. Belanja Modal dan Pembelian Aset Tetap
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Aset Tetap xxx
Belanja Modal Xxx
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Belanja Modal xxx
Estimasi perubahan SAL Xxx
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
R/K SKPD xxx
Kas di Kas Daerah Xxx
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Kas di Bendahara Pengeluaran xxx
R/K PPKD Xxx
xx
b. Bendahara Pengeluaran/Pembantu Bendahara Pengeluaran.
c. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD.
d. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
e. Bendahara Umum Daerah/Kuasa Bendahara Umum Daerah.
Belanja daerah yang dapat dibiayai dengan pembayaran langsung dapat berupa
belanja pegawai, belanja modal, dan belanja barang.Namun, berdasarkan kebijakan dari
sejumlah pemerintah daerah, ketiga jenis belanja tersebut dapat menggunakan
xxi
UP/GU/TU, jika nilai pembayarannya di bawah batas nilai tertentu yang telah dituangkan
dalam kebijakan akuntansi pemerintah daerah yang bersangkutan.
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Beban Pegawai-LO xxx
R/K PPKD xxx
Belanja pegawai tersebut dicatat jumlah brutonya, yaitu nilai sebelum potongan-
potongan. Berbagai potongan atas belanja pegawai tidak dicatat oleh PPK-SKPD,
karena akan dicatat oleh fungsi akuntansi PPKD.
b. Belanja dan Beban Barang dan Jasa
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Beban Barang dan Jasa xxx
Utang Belanja Barang dan Jasa xxx
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Utang Belanja Barang dan Jasa xxx
R/K PPKD xxx
xxii
Belanja Barang dan Jasa xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx
Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode periode
sebelumnya dan memengaruhi posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut
belum diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan, baik
pada akun belanja maupun akun beban.
Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga mengakibatkan penerimaan
kembali belanja) yang tidak berulang yang terjadi pada periode periode sebelumnya dan
menambah posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan,
dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan lain-lain-LRA.Dalam hal
mengakibatkan pengurangan kas dilakukan dengan pembetulan pada akun saldo
anggaran lebih.
Paragraf 18 PSAP No 10 menambahkan bahwa koreksi kesalahan atas beban
yang tidak berulang sehingga mengakibatkan pengurangan beban, yang terjadi pada
periode periode sebelumnya dan memengaruhi posisi kas dan tidaic memengaruhi
xxiii
secara material posisi aset selain kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah
diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan lain lain-LO/ekuitas.
Dalam hal mengakibatkan penambahan beban dilakukan dengan pembetulan pada akun
ekuitas.
Berdasarkan PP No 71 Tahun 2010, maka koreksi tersebut diperlakukan sebagai:
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Beban Aset xxx
Aset xxx
xxiv
Jurnal atas beban yang masih harus dibayar diakui dengan mencatat beban di sisi
debit dan mencatat utang di sisi kredit dengan nilai nominal beban yang masih harus
dibayar tersebut.
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Beban yang Masih Harus Dibayar xxx
Utang xxx
Jurnal untuk mengakui adanya beban akibat penurunan manfaat ekonomi atau
potensi jasa dibuat dengan mencatat beban depresiasi di sisi debit dan mencatat
akumulasi depresiasi di sisi kredit dengan nilai nominal manfaat ekonomi atau potensi
jasa yang sudah didapatkan/dipergunakan.
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Beban Depresiasi xxx
Akumulasi Depresiasi xxx
Jurnal atas beban yang terutang dan beban dibayar di muka untuk penyusunan
LO.
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Beban xxx
Beban Dibayar di Muka xxx
Akumulasi Depresiasi xxx
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Belanja xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx
xxv
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum negara/daerah yang
mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggara bersangkutan yang tidak
ada diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Sedangkan beban adalah
penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam arus kas keluar atau
berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas
yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Beban dapat diakui
walaupun tidak terjadi arus kas keluar. Beban dapat terjadi karena penggunaan aset untuk
kegiatan operasional.
Menurut PSAP No. 2 Paragraf 44-45 bahwa realisasi anggaran belanja dilaporkan
sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan dalam dokumen anggaran, sedangkan beban
berdasarkan PSAP No. 12 Paragraf 37-38, beban dapat diklasifikasikan menurut
klasifikasi ekonomi yang mana pada prinsipnya mengelompokkan berdasarkan jenis
beban. Pengukuran belanja dan beban yang menggunakan basis kas ataupun akrual
diakui dalam laporan keuangan sebesar nilai wajar yang akan dibayarkan atau yang akan
dibayarkan.
Belanja disajikan berdasarkan jenis belanja dalam laporan realisasi anggaran dan
laporan dan rincian lebih lanjut jenis belanja akan disajikan dalam catatan atas laporan
keuangan. Belanja disajikan dalam laporan realisasi anggaran sesuai dengan klasifikasi
dalam anggaran. Penjelasan sebab-sebab terjadinya perbedaan yang material antara
anggaran dan realisasinya, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
xxvi
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Erlina, S. M., Omar Sakti Rambe, S. A., & Drs. Rasdianto, M. A. (2015). Akuntansi
Keuangan Daerah Berbasis Akrual. Jakarta Selatan: Salemba Empat .
xxvii