Anda di halaman 1dari 11

e-Journal S1 AKUniversitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07 No. 01 Tahun 2017)

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI PELAYANAN PUBLIK DAN


KUALITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA
ORGANISASI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTABILITAS SEBAGAI
VARIABEL MODERASI
(Studi Kasus Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng)

1
Ni Made Ayu Resa Mulyani
1
Ni Kadek Sinarwati, 2Gede Adi Yuniarta

Jurusan Akuntansi Program S1


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail:
{resaayu@ymail.com,kadeksinar20@gmail.com,gdadi_ak@yahoo.co
.id}@undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh motivasi pelayanan publik
dan kualitas sistem informasi akuntansi terhadap kinerja organisasi sektor publik
dengan akuntabilitas sebagai variabel moderasi pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Buleleng.Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Dinas Kesehatan Kabupaten
Buleleng yang berjumlah 80 orang.Teknik pengambilan sampel menggunakan metode
purposive sampling, dimana sampel yang digunakan dalam penelitian berjumlah 60
orang karyawan Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng.Teknik analisis kuantitatif yang
digunakan adalah teknik regresi berganda (multiple regression analysis).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial: (1) tidak terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi pelayanan publik terhadap kinerja
organisasi sektor publik, (2) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
kualitas sistem informasi akuntansi terhadap kinerja organisasi sektor publik, dan (3)
akuntabilitas sebagai variabel moderating memoderasi hubungan motivasi pelayanan
publik dan kualitas sistem informasi akuntansi terhadap kinerja organisasi sektor
publik, dan secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi
pelayanan publik dan kualitas sistem informasi akuntansi terhadap kinerja organisasi
sektor publik.
Kata Kunci :motivasi pelayanan publik, kualitas sistem informasi akuntansi, kinerja
organisasi sektor publik, dan akuntabilitas.

Abstract
This study was conducted to find out the effect of public service motivation and
the quality of accounting information system on the performance of public sector
organization with accountability as moderating variable at the Health Department of
Buleleng Regency. The population of this study were the 80 staff of the Health
Department of Buleleng Regency. The technique of collecting data applied was
purposive sampling technique in which 60 staff of the Health Department of Buleleng
Regency were selected as samples. The quantitative analysis technique applied was
multiple regression analysis technique.
The results of the analysis showed that partially: (1) there was no positive and
significant effect of public service motivation on the performance of public sector
organization, (2) there was positive and significant effect of the quality of accounting
information system on the performance of public sector organization, (3) accountability
e-Journal S1 AKUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07 No. 01 Tahun 2017)

as moderating variable moderated the relationship between public service motivation


and the quality of accounting information system with the performance of public sector
organization, and simultaneously there was significant effect of public service
motivation and the quality of accounting information system on the performance of
public sector organization.
Key words: public service motivation, quality of accounting information system,
performance of public sector organization, accountability

PENDAHULUAN kinerja pada organisasi sektor publik


Organisasi pemerintah daerah sangatlah penting untuk dilakukan, agar
merupakan lembaga yang menjalankan
roda pemerintah yang sumber legitimasinya dapat meningkatkan kualitas pelayanan
berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, publik. Dalam penyelenggaraan pelayanan
kepercayaan yang diberikan oleh publik, sumber daya manusia adalah salah
masyarakat kepada penyelenggara satu faktor penting yang dibutuhkan dalam
pemerintah harus diimbangi dengan kinerja organisasi. Dalam pelaksanaan tugasnya
yang baik, sehingga pelayanan dapat untuk mewujudkan kinerja yang baik maka
ditingkatkan secara efektif dan menyentuh seorang pegawai membutuhkan motivasi
pada masyarakat. Organisasi sektor publik agar perilaku dalam bekerja dapat
merupakan bagian dari sistem mencapai tujuan organisasi.
perekonomian negara yang bertujuan untuk Konsep Motivasi Pelayanan Publik
melayani kepentingan publik guna adalah konsep motivasi secara umum
mewujudkan kesejahteraan merujuk kepada kekuatan yang memberi
masyarakat.Institusi pemerintahan, partai dorongan, mengarahkan, dan mengekalkan
politik, sekolah, rumah sakit merupakan tingkah laku seseorang individu. Motivasi
organisasi sektor publik (Nordiawan dalam pelayanan publik atau PSM adalah salah
Indudewi, 2012). Pelayanan terhadap satu bentuk atau bagian yang khas dari
masyarakat menjadi fokus utama organisasi motivasi yang dapat didefinisikan sebagai
sektor publik. Oleh karena itu, akuntabilitas motivasi yang mencakup kepercayaan,
kinerja menjadi faktor penting dalam nilai, dan sikap yang melampaui
mempertahankan/menjaga kepercayaan kepentingan pribadi dan kepentingan
masyarakat terhadap organisasi sektor organisasi, mendorong seorang pekerja
publik. Manajemen berbasis kinerja dapat (pegawai) untuk berbuat baik kepada orang
digunakan untuk meningkatkan lain dan menyumbangkan darma baktinya
akuntabilitas organisasi (Propper dan kepada kesejahteraan organisasi dan
Wilson, 2003). masyarakat.
Kinerja merupakan pencapaian atas Secara etimologis konsep motivasi
apa yang telah direncanakan, baik oleh pelayanan publik merujuk kepada konsep
pribadi maupun organisasi (Nugroho dan Public Service Motivation (PSM) seperti
Rohman, 2012:1). Menurut Peraturan yang dikembangkan oleh para peneliti
Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun administrasi publik di Barat.Konsep ini
2006 kinerja adalah keluaran/hasil dari mengandung makna sebagai motivasi yang
kegiatan/program yang akan atau telah mendorong seseorang pekerja atau
dicapai sehubungan dengan penggunaan pegawai untuk memberikan pelayanan
anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terbaik kepada publik (rakyat) (James
yang terukur. Pengukuran kinerja sangat L. Perry, 1990). Dalam konteks pelayanan
penting untuk menilai akuntabilitas publik menurut Moenir dalam Kurniawan
organisasi dan manajer dalam (2005:7) adalah, “Kegiatan yang dilakukan
menghasilkan pelayanan publik yang lebih oleh seseorang atau sekelompok orang
baik. Akuntabilitas bukan sekedar dengan landasan faktor material melalui
kemampuan menunjukkan bagaimana uang sistem, prosedur dan metode tertentu
publik tersebut telah dibelanjakan secara dalam usaha memenuhi kepentingan
ekonomis, efisien, dan efektif. Penilaian oranglain sesuai dengan haknya.”
Pemberian pelayanan publik oleh aperatur
e-Journal S1 AKUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07 No. 01 Tahun 2017)

pemerintah kepada masyarakat sebenarnya efektif, transparan, akuntabel, dan auditable


merupakan implikasi dari fungsi aparat yang terjadi dalam pengelolaan keuangan
negara sebagai sebagai pelayan daerah pada tingkat Satuan Kerja
masyarakat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Perangkat Daerah (SKPD).
dengan adanya pelayanan publik yang baik Technology Acceptance
maka kinerja suatu instansi atau organisasi Model (TAM) merupakan salah satu model
dapat dikatakan baik. yang dibangun untuk menganalisis dan
Motivasi seorang pegawai publik memahami faktor‐faktor yang
yang lebih mengutamakan kepentingan mempengaruhi diterimanya penggunaan
orang lain atau kepentingan negara teknologi komputer yang diperkenalkan
daripada kepentingan diri sendiri. pertama kali oleh Fred Davis pada tahun
Berdasarkan atas rangka kerja ini, Perry 1989.TAM bertujuan untuk menjelaskan
seterusnya mengembangkan skala dan memperkirakan penerimaan
pengukuran yang terkenal dan dapat (acceptance) pengguna terhadap suatu
mengukur tingkat PSM berdasarkan empat sistem informasi. TAM menyediakan suatu
dimensi, yaitu: 1) ketertarikan terhadap basis teoritis untuk mengetahui faktor-faktor
pembuatan kebijakan publik (attraction yang mempengaruhi penerimaan terhadap
topublic policy making), 2) tanggungjawab suatu tekhnologi dalam suatu organisasi.
terhadap kepentingan publik dankewajiban Technical Acceptance Model (TAM)
sebagai warga negara (commitment to adalah sebuah teori yangmenilai kualitas
public interest and civic duty), 3) perasaan Sistem Informasi Akuntansi berdasarkan
simpati atau kasihan (compassion), 4) dan faktor-faktor yang menyebabkan
pengorbanan diri (self-sacrifice). munculnya sikap terbaik terhadap sistem
Sistem informasi akuntansi dan kemudian dapat menerima serta
merupakan salah satu bagian yang menerapkan sistem tersebut. Di TAM
terpenting dari seluruh informasi yang terdapat dua indikator, yaitu: Persepsi
diperlukan oleh pihak manajemen. Kualitas kegunaan (Perceived usefulness) dan
Sistem Informasi Akuntansi adalah tingat Persepsi kemudahan penggunaan
baik buruknya kumpulan sumber daya, (Perceived Ease of Use).Davis (1989)
seperti manusia dan peralatan, yang diatur mengartikan Persepsi Kegunaan (perceived
untuk mengubah data menjadi informasi usefulness) sebagai tingkatan dimana
keuangan yang dibutuhkan pihak-pihak seseorang berfikir bahwa menggunakan
manajemen dalam membantu pengambilan suatu sistem akan meningkatkan
keputusan. Dalam rangka meningkatkan kinerjanya. Sedangkan Persepsi
pengelolaan sumber daya dan mewujudkan Kemudahan penggunaan (perceived ease
tata kelola pemerintahan yang baik (good of use) diartikan sebagai tingkatan
governance), pemerintah berusaha seseorang mempercayai bahwa
mewujudkan pelayanan prima kepada menggunakan teknologi hanya memerlukan
masyarakat dengan cara membangun sedikitusaha.
teknologi informasi di bidang keuangan Kinerja pemerintah daerah tentunya
atau akuntansi berkaitan dengan akan sangat menjadi sorotan publik
pengelolaan keuangan daerah. Salah satu terutama masyarakat yang menjadi
wujud penerapan pemanfaatan teknologi pengguna fasilitas yang diberikan oleh
informasi yang dilakukan pemerintah agar pemerintah daerah.Dalam good
menciptakan efektivitas kerja dan governance, akuntabilitas publik adalah
meningkatkan pengelolaan keuangan elemen terpenting dan merupakan
daerah adalah Sistem Informasi tantangan utama yang dihadapi pemerintah
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD). dan pegawai negeri. Akuntabilitas
SIPKD merupakan aplikasi terpadu sebagai merupakan pengetahuan dan adanya
alat bantu pemerintah daerah yang pertanggungjawaban terhadap tiap
digunakan meningkatkan efektivitas tindakan, produk, keputusan dan kebijakan,
implementasi dari berbagai regulasi bidang termasuk pula di dalamnya administrasi
pengelolaan keuangan daerah yang publik pemerintahan, dan pelaksanaan
berdasarkan pada asas efisiensi, ekonomis, dalam lingkup peran atau posisi kerja yang
e-Journal S1 AKUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07 No. 01 Tahun 2017)

mencakup di dalamnya mempunyai suatu terus menerus sesuai dengan


kewajiban untuk melaporkan, menjelaskan, perkembangan pembangunan nasional.
dan dapat dipertanyakan bagi tiap-tiap Berdasarkan latar belakang diatas,
konsekuensi yang sudah dilaksanakan. maka rumusan masalah dalam penelitian ini
Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah sebagai berikut: (1) Apakah motivasi
merupakan salah satu bagian isu kebijakan pelayanan publik berpengaruh terhadap
yang strategis di Indonesia saat ini karena kinerja organisasi sektor publik pada Dinas
perbaikan akuntabilitas kinerja instansi Kesehatan Kabupaten Buleleng? (2)
pemerintah berdampak pada upaya Apakah kualitas sistem informasi akuntansi
terciptanya good governance.Perbaikan berpengaruh terhadap kinerja organisasi
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sektor publik pada Dinas Kesehatan
juga berdampak luas pada bidang ekonomi Kabupaten Buleleng? (3) Apakah
dan politik (Dwiyanto, 2002). akuntabilitas memoderasi hubungan antara
MenurutMahmudi(2005), kesehatan motivasi pelayanan publik terhadap kinerja
merupakan salah satu kebutuhan dasar organisasi sektor publik pada Dinas
masyarakat, oleh karena itu kesehatan Kesehatan Kabupaten Buleleng? (4)
adalah hak bagi setiap warga masyarakat Apakah akuntabilitas memoderasi
yang dilindungi Undang-Undang hubungan antara kualitas sistem informasi
Dasar.Dengan berkembangnya demokrasi akuntansi terhadap kinerja organisasi
dan reformasi serta kesadaran masyarakat sektor publik pada Dinas Kesehatan
tentang pentingnya kesehatan, maka Kabupaten Buleleng?
masyarakat pengguna pelayanan Adapun hipotesis-hipotesis dalam
kesehatan semakin menuntut pelayanan penelitian ini meliputi: (1) H1: Motivasi
yang bermutu. Masyarakat yang pengguna Pelayanan Publik Berpengaruh Terhadap
pelayanan kesehatan tidak terbatas pada Kinerja Organisasi Sektor Publik (2) H2:
mereka yang membeli tetapi juga Kualitas Sistem Informasi Akuntansi
masyarakat miskin yang mendapat Berpengaruh Terhadap Kinerja Organisasi
pelayanan dari dana bantuan pemerintah. Sektor Publik (3) H3: Akuntabilitas
Dinas kesehatan yang Memoderasi Hubungan Antara Motivasi
berkedudukan sebagai unsur pelaksana Pelayanan Publik dengan Kinerja
otonomi daerah di bidang kesehatan. Organisasi Sektor Publik (4) H4:
Kabupaten Buleleng khususnya Dinas Akuntabilitas Memoderasi Hubungan
Kesehatan sebagai organisasi sektor publik Antara Kualitas Sistem Informasi Akuntansi
yang menjalankan tugas berkaitan dengan dengan Kinerja Organisasi Sektor Publik
kesehatan dituntut agar mampu mengolah
dan memanfaatkan anggaran dana yang METODE
telah tersedia untuk mencapai tujuan sesuai Penelitian ini menurut analisis
dengan tugas pokok dan fungsinya. datanya termasuk penelitian kuantitatif,
Berbagai upaya telah dilaksanakan yaitu penelitian yang menurut datanya
dalam pembangunan kesehatan, antara lain berbentuk angka dan dapat dihitung
upaya peningkatan dan perbaikkan jumlahnya dengan menggunakan metode
terhadap derajat kesehatan masyarakat, statistik.Penelitian ini bertujuan untuk
upaya pelayanan kesehatan, sarana mengetahui dan membuktikan secara
kesehatan dan sumber daya kesehatan. empiris mengenai pengaruh motivasi
Hasil-hasil kegiatan pembangunan pelayanan publik dan kualitas sistem
kesehatan yang menyeluruh di Kabupaten informasi akuntansi terhadap kinerja
Buleleng selama tahun 2015 tergambar organisasi sektor publik dengan
dalam Profil Kesehatan Kabupaten akuntabilitas sebagai variabel moderasi
Buleleng tahun 2015. Dari profil kesehatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten
tersebut diketahui bahwa masih perlu Buleleng. Teknik analisis kuantitatif yang
adanya perhatian dan penanganan yang digunakan adalah teknik regresi berganda
lebih serius karena pembangunan (multiple regression analysis).
kesehatan tetap merupakan kebutuhan
masyarakat yang perlu ditingkatkan secara
e-Journal S1 AKUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07 No. 01 Tahun 2017)

Lokasi penelitan dalam penelitian ini disebarkan diukur dengan menggunakan


adalah pada Dinas Kesehatan Kabupaten skala likert yaitu alat untuk mengukur atau
Buleleng. mengumpulkan data dengan cara
Objek penelitian dalam penelitian ini mengukur yang itemnya atau butir-butir
adalah analisis pengaruh motivasi pernyataan sudah memuat pilihan yang
pelayanan publik dan kualitas sistem berjenjang. Skala Likert ini berguna untuk
informasi akuntansi terhadap kinerja mengukur kesetujuan dan ketidaksetujuan
organisasi sektor publik dengan seseorang terhadap suatu objek.
akuntabilitas sebagai variabel moderasi Metode pengumpulan data yang
pada Dinas Kesehatan Kabupaten digunakan dalam penelitian ini adalah
Buleleng. metode kuesioner.
Populasi dalam penelitian ini adalah Tujuan analisis data adalah
seluruh karyawan pada Dinas Kesehatan mendapatkan informasi relevan yang
Kabupaten Buleleng yang berjumlah 80 terkandung di dalam data tersebut dan
orang.Penelitian ini menggunakan 60 orang menggunakan hasilnya untuk memecahkan
karyawan Dinas Kesehatan Kabupaten suatu masalah (Ghozali, 2006:3). Analisis
Buleleng. data dalam penelitian ini dibagi ke dalam
Jenis data yang digunakan dalam empat tahap. Tahap pertama, pengujian
penelitian ini adalah data kuantitatif.Data statistik deskriptif. Tahap kedua, pengujian
Kuantitatif adalah data yang berbentuk kualitas data. Tahap ketiga, melakukan
angka atau data kualitatif yang diangkakan. pengujian asumsi klasik.Tahap keempat,
Data primer adalah data yang melakukan pengujian hipotesis.
diperoleh secara langsung dari sumbernya,
diamati dan dicatat untuk pertama kali, HASIL DAN PEMBAHASAN
serta hasilnya digunakan langsung oleh Hasil dalam penelitian ini diperoleh dari
peneliti untuk memecahkan permasalahan pengumpulan data berupa kuesioner
dan mencari penyelesaian. Dalam dengan responden yaitu karyawan yang
penelitian ini menggunakan data primer bekerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten
yang merupakan data yang diperoleh Buleleng. Adapun ringkasan penyebaran
secara langsung dari jawaban responden dan pengambilan kuesioner penelitian
melalui kuesioner. Kuesioner yang disajikan pada Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Distribusi Sampel dan Penyebaran Data

Keterangan Jumlah Kuesioner


Kuesioner yang dikirim 60
Kuesioner yang kembali 54
Kuesioner yang dapat diolah 54
Tingkat pengembalian kuesioner 90%
Tingkat kuesioner yang dapat diolah 90%
Sumber : Data Diolah, 2016
Karakteristik responden
Berdasarkan tabel diatas, diketahui berdasarkan demografi dalam penelitian ini
bahwa jumlah kuesioner yang dikirim digambarkan melalui jenis kelamin, usia,
adalah sebanyak 60 kuesioner.Jumlah dan jabatan pada Dinas Kesehatan
kuesioner yang kembali adalah 54 Kabupaten Buleleng. Karakteristik
kuesioner, dengan tingkat pengembalian responden ini dapat dilihat pada Tabel 2
90%.Sehingga kuesioner yang dapat diolah sebagai berikut :
sebanyak 54 kuesioner dengan tingkat
presentase yaitu 90 %.
e-Journal S1 AKUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07 No. 01 Tahun 2017)

Tabel 2.Karakteristik Responden


No. Keterangan Klasifikasi Jumlah Persentase (%)
1. Jenis Kelamin Laki-Laki 23 42,59%
Perempuan 31 57,41%
Jumlah 54 100%
2. Usia 20 – 30 tahun 12 22,22%
31 – 40 tahun 18 33,33%
41 – 50 tahun 20 37,04%
50 – 60 tahun 4 7,41%
Jumlah 54 100%
3. Jabatan Kepala Sub Bagian 3 5,55 %
Kepala Bidang 2 3,71%
Kepala Seksi 10 18,51%
Staf 39 72,23%
Jumlah 54 100%
Sumber: Data Diolah, 2016
responden dengan persentase 22,22%, dan
Berdasarkan Tabel 6 Karakteristik yang terakhir adalah responden yang
Responden di atas, terlihat bahwa jumlah berusia 51–60 tahun sebanyak 4 responden
responden yang berjenis kelamin dengan persentase 7,41%.
perempuan yaitu sebanyak 31 orang Berdasarkan Jabatan, terlihat bahwa
dengan persentase 57,41%, dan jumlah dari 54 responden yang diteliti, responden
responden yang berjenis kelamin laki-laki dengan jabatan sebagai staf adalah
sebanyak 23 orang dengan persentase responden dengan jumlah terbanyak yaitu
42,59%. Data tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 39 orang dengan persentase
sebagain besar responden dalam penelitian 72,25%. Kemudian disusul olrh responden
ini adalah responden dengan jenis kelamin dengan jabatan kepala seksi yaitu
perempuan. sebanyak 10 orang dengan persentase
Berdasarkan Usia, terlihat bahwa 18,51% , kemudian responden dengan
dari 54 responden yang diteliti, usia jabatan kepala sub bagian sebanyak 3
responden yang paling banyak adalah orang dengan perentase 5,55%, dan yang
responden yang berusia antara 41–50 terakhir adalah responden dengan jabatan
tahun yaitu sebanyak 20 orang dengan kepala bidang yaitu sebanyak 2 orang
persentase 37,04%. Kemudian disusul oleh dengan persentase 3,71%.
responden yang berusia antara 31–40
tahun yaitu sebanyak 18 responden dengan Uji koefisien determinasi dalam
persentase 33,33%, kemudian responden penelitian ini terdiri dari 3 uji sebagai
yang berusia 20–30 tahun sebanyak 12 berikut:

Tabel 3. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)


Model Sumnaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square the Estimate Watson

1 0,593 0,352 0,327 2,423 1,902

Sumber : Data Diolah, 2016


atas diketahui bahwa nilai Adjusted R
Berdasarkan hasil Uji Koefisien Square sebesar 0,327 yang berarti bahwa
Determinasi yang ditunjukkan pada tabel di 32,7% variasi besarnya Kinerja Organisasi
e-Journal S1 AKUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07 No. 01 Tahun 2017)

Sektor Publik bisa dijelaskan oleh variasi dijelaskan oleh variabel lain di luar
variabel independen yaitu Motivasi penelitian ini.
Pelayanan Publik dan Kualitas Sistem
Informasi Akuntansi, sedangkan 67,3% Berikut hasil uji koefisien
determinasi yang ke-2 :
Tabel 4. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Model Sumnaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square the Estimate Watson

1 0,664 0,441 0,419 2,252 1,945

Sumber : Data Diolah, 2016


Publik yang dapat dijelaskan oleh
Berdasarkan hasil Uji Koefisien variabilitas variabel moderasi yaitu
Determinasi yang ditunjukkan pada tabel di Akuntabilitas sebesar 41,9%, sedangkan
atas diketahui bahwa nilai Adjusted R 58,1% dijelaskan oleh variabel lain di luar
Square sebesar 0,419 yang berarti bahwa penelitian ini.
kontribusi variabel Akuntabilitas sebesar
0,419. Artinya variabilitas variabel Dan berikut hasil uji koefisien
dependen yaitu Kinerja Organisasi Sektor determinasi yang ke-3 :

Tabel 5. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)


Model Sumnaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square the Estimate Watson

1 0,684 0,467 0,446 2,197 2,259

Sumber : Data Diolah, 2016


variabilitas variabel moderasi yaitu
Berdasarkan hasil Uji Koefisien Akuntabilitas sebesar 44,6%, sedangkan
Determinasi yang ditunjukkan pada tabel di 55,4% dijelaskan oleh variabel lain di luar
atas diketahui bahwa nilai Adjusted R penelitian ini.
Square sebesar 0,446 yang berarti bahwa Perlu diketahui, karena dalam
kontribusi variabel Akuntabilitas sebesar penelitian ini terdapat variabel moderasi
0,446. Artinya variabilitas variabel untuk mendapatkan kesaihan data, maka
dependen yaitu Kinerja Organisasi Sektor uji t parsial dalam penelitian ini terdiri dari 3
Publik yang dapat dijelaskan oleh uji yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 6. Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t)


Prob. Sig
Variabel
t Hitung t Tabel Sig. Ket.
Motivasi Pelayanan Publik Tidak
1,773 1,676 0,082 0,05
(X1) Sig.
Kualitas Sistem Informasi
3,388 1,676 0,001 0,05 Sig.
Akuntansi (X2)
Sumber : Data Diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa variabel Motivasi Pelayanan Publik


nilai thitung sebesar 1,773 > nilai ttabel sebesar (X1) tidak berpengaruh terhadap variabel
1,676 dan nilai signifikan Motivasi Kinerja Organisasi Sektor Publik.
Pelayanan Publik sebesar 0,082 > 0,05 Tabel tersebut juga menunjukkan
sehingga H1 ditolak. Hal ini menunjukkan nilai thitung sebesar 3,388 > nilai ttabel sebesar
e-Journal S1 AKUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07 No. 01 Tahun 2017)

1,676 dan nilai signifikan Kualitas Sistem signifikan terhadap variabel Kinerja
Informasi Akuntansi sebesar 0,001 < 0,05 Organisasi Sektor Publik.
sehingga H2 diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel Kualitas Sistem Informasi Berikut hasil uji t yang ke-2 sebagai berikut:
Akuntansi (X2) berpengaruh positif dan

Tabel 7. Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t) MRA


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 26,975 3,757 7,180 0,000
MPP (X1) -0,150 0,085 -0,364 -1,770 0,083
MPP (X1) *
0,007 0,002 0,951 4,622 0,000
A (M)
Sumber : Data Diolah, 2016
variabel Akuntabilitas memoderasi
Berdasarkan tabel di atas diketahui (memperkuat) hubungan antara Motivasi
interaksi X2*M diperoleh nilai thitung sebesar Pelayanan Publik (X1) terhadap Kinerja
4,622 > nilai ttabel sebesar 1,676 dan nilai Organisasi Sektor Publik (Y).
signifikan sebesar 0,000 < 0,05 sehingga
H3 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Dan berikut adalah hasil uji t yang ke-3:

Tabel 8. Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t) MRA


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model T Sig.
Std.
B Beta
Error
1 (Constant) 26,700 3,174 8,412 0,000
KSIA (X2) -0,197 0,149 -0,335 -1,323 0,192
KSIA (X2)
0,011 0,003 0,977 3,854 0,000
* A (M)
Sumber : Data Diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4 di atas


diketahui interaksi X2*M diperoleh nilai thitung Berikut ini akan disajikan hasil Uji
sebesar 3,854 > nilai ttabel sebesar 1,676 Signifikansi Simultan (Uji F) pada Tabel 5
dan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05 sebagai berikut :
sehingga H4 diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel Akuntabilitas memoderasi
(memperkuat) hubungan antara Kualitas
Sistem Informasi Akuntansi (X2) terhadap
Kinerja Organisasi Sektor Publik (Y).
e-Journal S1 AKUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07 No. 01 Tahun 2017)

Tabel 9. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)


ANOVAb
Sum of Mean Sig.
Model Df F
Square Square
1 Regression 162,811 2 81,405 13,862 0,000a

Residual 299,504 51 5,873

Total 462,315 53
a. Predictors : (Constant), Kualitas Sistem Informasi Akuntansi, Motivasi
Pelayanan Publik
b. Dependent Variabel : Kinerja Organisasi Sektor Publik
Sumber : Data Diolah, 2016 (Lampiran 10)

Dari hasil Uji F yang ditunjukkan menjadi alasan ketidakberpengaruhan


pada tabel di atas diperoleh Fhitung sebesar antara motivasi pelayanan publik terhadap
13,862, hal ini berarti bahwa Fhitung> Ftabel kinerja organisasi sektor publik, hal ini juga
yaitu 13,862 > 2,79, dengan tingkat didukung dari hasil observasi yang
signifikansi yaitu 0,000 < 0,05. Maka dapat dilakukan peneliti dimana diketahui bahwa
disimpulkan terdapat pengaruh secara karyawan merasa tidak nyaman dengan
simultan antara variabel-variabel adanya indikator tersebut dalam kuesioner
independen yaitu Motivasi Pelayanan yang disebar.
Publik (X1) dan Kualitas Sistem Informasi Hasil pengujian untuk hipotesis
Akuntansi (X2) terhadap Kinerja Organisasi yang kedua dalam penelitian ini
Sektor Publik (Y). menunjukkan bahwa Kualitas Sistem
Informasi Akuntansi berpengaruh positif
Hasil pengujian untuk hipotesis yang dan signifikan terhadap Kinerja Organisasi
pertama dalam penelitian ini menunjukkan Sektor Publik. Kualitas Sistem Informasi
bahwa Motivasi Pelayanan Publik tidak Akuntansi adalah tingat baik buruknya
berpengaruh terhadap Kinerja Organisasi kumpulan sumber daya, seperti manusia
Sektor Publik. Perry dan Wise dan peralatan, yang diatur untuk
mendefinisikan motivasi pelayanan publik mengubah data menjadi informasi
atau PSM (public service motivation) keuangan yang dibutuhkan pihak-pihak
sebagai kecenderungan seseorang individu manajemen dalam membantu
untuk memberikan respons motif yang pengambilan keputusan. Sistem informasi
secara umum dan unik terdapat dalam akuntansi dirancang sedemikian rupa oleh
institusi publik, yang meliputi ketertarikan suatu organisasi atau lembaga sehingga
kepada pembuatan kebijakan publik, dapat memenuhi fungsinya yaitu
tanggungjawab kepada kepentingan publik menghasilkan informasi akuntansi yang
dan kewajiban sebagai warga negara, releven, andal, dapat dibandingkan, dan
perasaan simpati atau kasihan, dan sikap dapat dipahami, dengan sistem informasi
pengorbanan diri. Motivasi pelayanan publik akuntansi yang layak dapat dihasilkan
yang positif tentu saja akan boleh suatu laporan yang mampu memberikan
melahirkan pekerja (pegawai) yang berbagai informasi yang berguna bagi
kompeten dan berdedikasi tinggi terhadap pihak-pihak pengambil keputusan.
tugas dan kewajibannya serta dapat Dengan meningkatnya Kualitas Sistem
meningkatkan prestasi kerja. Dari hasil uji Informasi Akuntansi maka akan mampu
diketahui adanya faktor yang menyebabkan meningkatkan Kinerja Organisasi Sektor
motivasi pelayanan publik tidak Publik.
berpengaruh terhadap kinerja organisasi Hasil pengujian untuk hipotesis yang
sektor publik, faktor tersebut, yaitu ketiga dalam penelitian ini menunjukkan
digunakannya indikator ketertarikan pada bahwa Akuntabilitas memoderasi hubungan
pembuatan kebijakan publik disinyalir antara Motivasi Pelayanan Publik terhadap
e-Journal S1 AKUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07 No. 01 Tahun 2017)

Kinerja Organisasi Sektor Publik. Sektor Publik, hal ini ditunjukkan dengan
Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban nilai thitung sebesar 3,388 > nilai ttabel sebesar
dari seseorang atau sekelompok orang 1,676 dan nilai signifikan Kualitas Sistem
yang diberi amanat untuk menjalankan Informasi Akuntansi sebesar 0,001 < 0,05.
tugas tertentu kepada pihak pemberi Hal ini berarti bahwa semakin baik kualitas
amanat baik secara vertikal maupun secara dari sistem informasi akuntansi maka
horizontal. Secara konseptual keberadaan akansemakin baik pula kinerja organisasi
akuntabilitas sehendaknya dapat sektor publik. (3) Variabel Akuntabilitas
meningkatkan kinerja organisasi sektor memoderasi hubungan antara Motivasi
publik.Dengan adanya akuntabilitas pada Pelayanan Publik terhadap Kinerja
diri setiap karyawan maka akan mampu Organisasi Sektor Publik, hal ini ditunjukkan
mendorong motivasi karyawan untuk dengan nilai thitung sebesar 4,622 > nilai ttabel
memberikan pelayanan publik yang sebesar 1,676 dan nilai signifikan sebesar
maksimal kepada masyarakat yang 0,000 < 0,05. Hal ini berarti bahwa dengan
nantinya akan mampu meningkatkan akuntabilitas maka semakin kuat hubungan
kinerja organisasi sektor publik. antara motivasi pelayanan publik dengan
Hasil pengujian untuk hipotesis yang kinerja organisasi sektor publik. (4) Variabel
keempat dalam penelitian ini menunjukkan Akuntabilitas memoderasi hubungan antara
bahwa Akuntabilitas memoderasi hubungan Kualitas Sistem Informasi Akuntansi
antara Kualitas Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Organisasi Sektor Publik,
terhadap Kinerja Organisasi Sektor Publik. hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung
Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban sebesar 3,854 > nilai ttabel sebesar 1,676
dari seseorang atau sekelompok orang dan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05.
yang diberi amanat untuk menjalankan Hal ini berarti bahwa dengan akuntabilitas
tugas tertentu kepada pihak pemberi maka semakin kuat hubungan antara
amanat baik secara vertikal maupun secara kualitas sistem informasi akuntansi dengan
horizontal. Secara konseptual keberadaan kinerja organisasi sektor publik.
akuntabilitas sehendaknya dapat
meningkatkan kinerja organisasi sektor Saran
publik. Dengan adanya akuntabilitas dalam Penelitian ini tidak terlepas dari
diri semua karyawan maka karyawan berbagai keterbatasan, adapun
mampu untuk menerima dan menerapkan keterbatasan dalam penelitian ini adalah
sistem informasi akuntansi yang diterapkan sebagai berikut : (1) Metode pengumpulan
pemerintah sehingga pelaporan data penelitian ini menggunakan metode
keuangannya pun dapat terselesaikan survei dengan teknik kuesioner sehingga
dengan tepat waktu sehingga nantinya dapat menyebabkan kemungkinan
akan mampu meningkatkan kepercayaan terjadinya perbedaan persepsi antara
masyarakat. responde. Dan (2) Adanya keterbatasan
penelitian terdahulu yang ditemukan oleh
SIMPULAN DAN SARAN peneliti sehingga teori yang digunakan
peneliti dalam penelitian ini juga terbatas.
Simpulan Adanya keterbatasan-keterbatasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dalam penelitian ini mengakibatkan perlu
telah dilakukan, maka dapat ditarik adanya perbaikan atau pengembangan
kesimpulan sebagai berikut: (1) Variabel untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
Motivasi Pelayanan Publik tidak untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
berpengaruh terhadap Kinerja Organisasi Adapun saran yang dapat diberikan adalah
Sektor Publik, hal ini tunjukkan dengan nilai : (1) Bagi karyawan pada Dinas Kesehatan
thitung sebesar 1,773 > nilai ttabel sebesar Kabupaten Buleleng diharapkan mampu
1,676 dan nilai signifikan Motivasi meningkatkan motivasi pelayanan publik di
Pelayanan Publik sebesar 0,082 > 0,05. (2) setiap aspek agar nantinya mampu
Variabel Kualitas Sistem Informasi meningkatkan kinerja organisasinya. (2)
Akuntansi berpengaruh positif dan Bagi penelitian-penelitian selanjutnya
signifikan terhadap Kinerja Organisasi diharapkan mampu memberikan variabel-
e-Journal S1 AKUniversitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 07 No. 01 Tahun 2017)

variabel lain ataupun variabel tambahan Dinamika Sosial Budaya ISSN


yang mendukung meningkatnya kinerja 1410-9859 Vol. 14 no. 1, pp. 53-
organisasi sektor publik sehingga nantinya 62
akan ada semakin banyak penelitian-
penelitian baru yang dapat dijadikan acuan Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi
bagi organisasi sektor publik untuk Pelayanan Publik. Yogyakarta:
meningkatkan kinerjanya. (3) Bagi Pembaharuan
penelitian-penelitian berikutnya yang juga
ingin menggunakan variabel motivasi Mahmudi. 2010. Manajemen Keuangan
pelayanan publik diharapkan agar mampu Daerah. Jakarta:Penerbit
menemukan solusi agar variabel motivasi Erlangga
pelayanan publik dapat mempengaruhi
kinerja organisasi sektor publik agar Nugroho, Fajar dan Abdul Rohman. 2012.
organisasi dapat lebih meningkatkan Pengaruh Belanja Modal
kualitas maupun kinerjanya. Terhadap Pertumbuhan Kinerja
Keuangan Daerah Dengan
Pendapatan asli daerah Sebagai
DAFTAR PUSTAKA Variabel Intervening (Studi Kasus
Davis, FD. 1989. Perceived Usefulness, di Propinsi Jawa Tengah).
Perceived Ease of Use, and User Skripsi. Semarang: Fakultas
Acceptance of Information Ekonomi dan Bisnis Universitas
Technology. MIS Quarterly. Diponegoro
73(3): 319- 340
Republik Indonesia Tahun 2016 Peraturan
Dwiyanto, Agus et al. 2002. Reformasi Menteri Dalam Negeri No.13
Birokrasi Publik di Indonesia. Tentang Pedoman Pengelolaan
Yogyakarta: PPSK-UGM Keuangan Daerah. Jakarta

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Perry, James, L. And Lois Recascino
Multivariate Dengan Program Wisee. 1990. “The Motivational
SPSS. Cetakan Keempat. Bases ofPublic Service”. Public
Semarang: Badan Penerbit Administration Review 50
Universitas Diponegoro. (May/June) : 367-373

Indudewi, Dian. 2012. Pengaruh Insentif, Propper, C. dan Wilson, D. 2003. The Use
Desentralisasi, Ukuran Kinerja And Usefulness Of Performance
Dan Kejelasan Sasaran Measures In The Public Sector.
Terhadap Kinerja Organisasi Oxford Review of Economic
(Studi Kasus Pada Fakultas- Policy, Vol. 19 No. 2, pp. 250-265
Fakultas Di Lingkungan
Universitas Semarang). Jurnal

Anda mungkin juga menyukai