Anda di halaman 1dari 4

Pengembangan perencanaan audit menyuluruh dan program audit

JENIS-JENIS PENGUJIAN
Auditor menggunakan lima jenis pengujian untuk menentukan apakah laporan keuangan telah
disajikan secara wajar. auditor menggunakan prosedur pengukuran risiko untuk menilai risiko
salah saji material, yang digambarkan oleh gabungan antara risiko bawaan dan risiko
pengendalian. 4 jenis audit menggambar proses teridentifikasi. masing-masing Prosedur audit
masuk ke dalam satu, dan terkadang lebih dari satu dari kelima kategori ini.

Prosedur pengukuran risiko


Prosedur pengukuran risiko dilakukan untuk menilai risiko salah saji material dalam laporan
keuangan. auditor melakukan pengujian pengendalian, pengujian substantif transaksi,
prosedur analitis, serta pengujian atas rincian saldo dalam melakukan penilaian terhadap
salah saji material sebagaimana diharuskan dalam PSA 26 (SA 350). Bagian  terbesar dari
prosedur pengukuran risiko dilakukan untuk mendapatkan suatu pemahaman atas
Pengendalian internal. 

Pengujian Pengendalian
Untuk mendapatkan bukti yang tepat dan mencukupi untuk mendukung pengukuran, auditor
melakukan pengujian pengendalian. Pengujian pengendalian, baik secara manual maupun
otomatis, dapat mencakup jenis bukti berikut ini. (Perlu dicatat bahwa ketiga prosedur yang
pertama sama seperti yang digunakan untuk mendapatkan pemahaman atas Pengendalian
internal).

 Melakukan tanya jawab yang Memadai dengan personal klien


 Memeriksa dokumen, Catatan, dan laporan
 Mengerjakan ulang prosedur-prosedur klien

Auditor melakukan penelusuran sistem sebagai bagian dari prosedur untuk mendapatkan
pemahaman sebagai upaya membantu dalam menentukan apakah pengendalian sudah
diterapkan titik sebagai contoh auditor memilih sebuah transaksi penjualan untuk melakukan
penelusuran sistem persetujuan kredit, kemudian mengikuti proses persetujuan kredit dari
awal transaksi penjualan hingga mendapatkan kredit. 
Pengujian pengendalian juga digunakan untuk menentukan apakah penggunaan pengendalian
tersebut telah efektif dan biasanya digunakan untuk menguji sebuah sampel transaksi. Jumlah
bukti tambahan yang diharuskan untuk menguji pengendalian bergantung pada 2 hal berikut:

1. Keluasan bukti yang didapatkan dalam memperoleh pemahaman atas Pengendalian


internal. 
2. Pengurangan risiko pengendalian yang direncanakan.

Pengujian Substantif Transaksi


Pengujian substantif merupakan prosedur yang dirancang untuk menguji salah saji rupiah
atau salah saji moneter yang secara langsung berpengaruh pada ketepatan saldo laporan
keuangan. auditor mengandalkan tiga jenis pengujian substantif. ketiga jenis itu adalah
pengujian substantif transaksi, prosedur analitis substantif, serta pengujian terperinci saldo.
Penguji substantif transaksi digunakan untuk menentukan apakah ke enam tujuan audit terkait
transaksi telah terpenuhi untuk setiap kelompok transaksi.  sebagai contoh, auditor biasanya
dapat menerapkan pengujian pengendalian dengan melibatkan dokumentasi dan pengerjaan
ulang untuk transaksi yang sama yang sedang diuji untuk menyelidiki adanya salah saji
moneter. 

Prosedur Analitis
Prosedur analitis melibatkan perbandingan-perbandingan jumlah yang tetap dengan
ekspektasi yang dikembangkan oleh auditor. Meskipun tidak haruskan, prosedur analitis juga
dapat dilakukan untuk mengedit saldo akun. Dua tujuan utama dari prosedur analitis dalam
mengaudit saldo akun adalah untuk:

1. Menandai Adanya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan


2. Memberikan bukti substantif.

Ketika auditor mengembangkan ekspektasi dengan menggunakan prosedur analitis dan


menyimpulkan bahwa saldo akhir klien dalam beberapa akun nampak wajar, beberapa
pengujian terperinci saldo dapat dihilangkan atau ukuran sampel dapat dikurangi. 

Ilustrasi Pengendalian Kunci Pengujian Atas Pengendalian yang Biasanya


Dilakukan
Kredit disetujui secara otomatis oleh Memeriksa sesuatu sampai faktur penjualan
komputer dengan membandingkan batas dengan permintaan pesanan pelanggan
kredit diotorisasu (C1) untuk batas kredit yang disetujui
(pengerjaan ulang)
Penjualan yang tercatat didukung oleh Menguji sebuah sampel Salinan faktur
dokumen pengiriman dan dokumen penjualan untuk menentukan bahwa setiap
permintaan barang dari pelanggan yang faktur penjualan didukung oleh lampiran
disetujui (C2) dokumen pengiriman dan permintaan
pelanggan yang telah disetujui
(dokumentasi)
Adanya pemisahan tugas antara penagihan, Mengamati pakah personel yang
pencatatan, penjualan dan penerimaan kas bertanggung jawab untuk menangani kas
(C3) tidak memiiki tanggung jawab untuk
melakukan pencatatan dan melakukan
sebagaimana yang ditugaskan pada mereka
(pengamatan dan tanya jawab)
Dokumen pengiriman dikirimkan ke Mengamati apakah dokumen pengiriman
penagihan harian dan ditagihkan dihari barang sudah dikirimkan ke bagian
berikutnya (C4) penagihan setiap hari dan mengamati ketika
dokumen tersebut ditagihkan (pengamatan)

Pengujian Terperinci Saldo


Pengujian terperinci saldo memfokuskan pada saldo akhir buku besar baik untuk akun akun
neraca maupun laba rugi. Pengujian saldo akhir sangat penting karena bukti yang biasanya
didapatkan dari suatu sumber yang independen dipandang sangat dipercaya. Pengujian
terperinci saldo membantu menciptakan ketepatan moneter akun-akun yang terkait, sehingga
merupakan pengujian substantif. sebagai contoh, uji konfirmasi untuk salah saji moneter
dalam akun piutang dagang, dan juga merupakan pengujian substantif utang dagang.
MEMILIH JENIS PENGUJIAN YANG TEPAT UNTUK DILAKUKAN
Beberapa faktor yang memengaruhi pilihan auditor terhadap jenis pengujian yang dipilih,
termasuk ketersediaankedelapan bukti audit, biaya relatif untuk setiap pengujian, efektiviitas
pengendalian internal serta risiko bawaan.

Ketersediaan Jenis Bukti Prosedur Audit Lanjutan


Tabel dibawah ini mengikhtisarkan hubungan antara prosedur audit lanjutan dengan jenis
bukti audit. Kita dapat melakukan beberapa pengamatan berikut mengenai tabel tersebut:
 Makin banyak jenis bukti, yang jumlah totalnya adalah 6, digunakan untuk menguji
perperincian saldo dibandingkan untuk setiap jenis pengujian lainnya.
 Hanya pengujian terperinci saldo yang melibatkan pemerikasaan fisik dan konfirmasi
 Tanya jawab dengan klien dilakukan untuk setiap jenis pengujian
 Dokumentasi digunkan di setiap jenis pengujian kecuali prosedur analitis, dengan satu
pegecualian.
 Perhitungan ulang digunakan untuk memverifikasi akurasi matematis atas transaksi
ketika melakukan pengujian substantif transaksi dan saldo akun ketika melakukan
pengujian atas perincian saldo
Prosedur Pemeriksaa konfirasi dokumentasi observasi Tanya Pengerjaa Prosedur Perhitungan
audit lanjutan n fisik jawab n ulang analitis ulang
klien

Pengujian atas
pengendalian
(termasuk
prosedur untuk
mendapatkan √ √ √ √
pemahamanata
s pengendalian
internal)
Pengujian
substantif atas
√ √ √ √
transaksi
Prosedur
analitis
√ √
Pengujian
terperinci saldo
√ √ √ √ √ √

Biaya-Biaya Relatif
Jenis-jenis pengujian yang disusun dalam daftar berikut berdasarkan urutan biaya yang
terendah ke yang tertinggi. 

 Prosedur Analitis
 Prosedur penilaian risiko, termasuk prosedur Untuk mendapatkan pemahaman atas
Pengendalian internal
 Pengujian pengendalian
 Pengujian substantif transaksi 
 Pengujian terperinci saldo.

Prosedur analitis memakan biaya yang paling rendah karena relatif lebih mudah untuk
membuat perhitungan dan Perbandingan perbandingan. prosedur penilaian risiko, termasuk
prosedur untuk mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal, tidak semahal pengujian
audit lainnya karena auditor dapat dengan mudah melakukan tanya jawab dan pengamatan
serta melakukan perencanaan prosedur analitis. pengujian terhadap sesuatu seperti dokumen
yang mengikhtisarkan kegiatan operasi bisnis dan manajemen klien serta struktur tata
kelolanya relatif lebih murah.
Pengujian pengendalian juga lebih mahal dibandingkan dengan prosedur penilaian risiko
karena lebih luas daripada pengujian yang diharuskan untuk mendapatkan bukti bahwa
pengendalian telah berjalan dengan efektif, khususnya ketika pengujian pengendalian internal
tersebut melibatkan pengerjaan ulang. Pengujian substantif transaksi lebih mahal bandingkan
dengan pengujian pengendalian yang tidak melibatkan pengerjaan ulang, karena yang
sebelumnya seringkali melibatkan perhitungan ulang dan penelusuran. Pengujian terperinci
saldo hampir selalu lebih mahal dibandingkan dengan jenis prosedur lainnya karena biaya
prosedur seperti pengiriman konfirmasi dan perhitungan persediaan.
Biasanya, biaya untuk setiap jenis bukti berbeda dalam situasi yang berbeda. Sebagai contoh,
biaya yang dikeluarkan auditor untuk menguji perhitungan persediaan seringkali bergantung
pada jenis dan jumlah rupiah persediaan tersebut, lokasinya, serta banyaknya jenis-jenis
persediaan.

Anda mungkin juga menyukai