Anda di halaman 1dari 6

Nama : Virda Ayu Erdina Putri

Nim : 170810301037
Kelas : Akuntansi Pemerintahan (A)

AKUNTANSI BELANJA DAN BEBAN

A. DEFINISI BELANJA DAN BEBA


Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) menyebutnya dengan belanja, sedangkan Laporan Operasional
(LO) menyebut dengan beban. LRA disusun dan disajikan dengan menggunakan
anggaran berbasis kas, sedangkan LO disajikan dengan prinsip akrual yang
disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasis akrual (full
accrual accounting cycle).

 Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau
konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Sedangkan beban adalah
kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
bersih.

 Belanja merupakan semua pengeluaran oleh Bendahara Umum


Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih
dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah.

B. KLASIFIKASI BELANJA
Menurut PSAP No. 2 Paragraf 36-40 dikelompokan menjadi
1. Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-
hari yang member manfaat jangka pendek
2. Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan asset
tetap dan member manfaat lebih dari satu periode akuntansi
3. Belanja Lain-lain atau Belanja tak terduga adalah pengeluaran yang
digunakan untuk sifatnya tidak biasa dan tidak berulang
4. Transfer Keluar adalah pengeluaran uang dari entitas pelaporan ke
entitas pelaporan lain.
Namun Berdasarkan Permendagri No. 59 tahun 2007 dan permendagri No. 21
Tahun 2011, Belanja Dikelompokan Menjadi
1. Belanja Tidak Langsung adalah belanja yang dianggarkan yang tidak
terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
Kelompok dari belanja tidak langsung diantaranya:
 Belanja Pegawai
 Balanja Bunga
 Belanja Subsidi
 Belanja Hibah
 Bantuan Sosial
 Belanja Bagi Hasil
 Bantuan Keuangan
 Belanja Tak Terduga

2. Belanja Langsung
 Belanja Pegawai
 Belanja Barang dan Jasa
 Balanja Modal

C. PENGAKUAN BELANJA DAN BEBAN


1. Pengakuan Belanja untuk Laporan Realisasi Anggaran
Menurut PSAP Nomor 02 tentang akuntansi belanja dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, belanja diakui pada saat:
 Terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah untuk
seluruh transaksi di SKPD dan PPKD setelah dilakukan pengesahan
definitif oleh fungsi BUD untuk masing-masing transaksi yang terjadi
di SKPD dan PPKD.
 Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya
terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut
disahkan oleh pengguna anggaran setelah diverifikasi oleh PPK-
SKPD. 3. Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan
mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan
layanan umum.

2. Pengakuan Beban untuk Laporan Operasional


Menurut PSAP Nomor 12 tentang akuntansi beban dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, beban diakui pada saat:
 Timbulnya kewajiban Saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya
peralihan hak dari pihak lain ke pemerintah tanpa diikuti keluarnya kas
dari kas umum daerah. Contohnya tagihan rekening telepon dan
rekening listrik seperti yang tertulis di atas.
 Terjadinya konsumsi aset Terjadinya konsumsi aset adalah saat
pengeluaran kas kepada pihak lain yang tidak didahului timbulnya
kewajiban dan/atau konsumsi aset nonkas dalam kegiatan operasional
pemerintah.
 Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa
 Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi pada
saat penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan aset
bersangkutan/berlalunya waktu. Contohnya adalah penyusutan atau
amortisasi.
D. PENGUNGKAPAN BELANJA DAN BEBAN
1. Pengungkapan Belanja
Belanja disajikan berdasarkan jenis belanja dalam laporan realisasi
anggaran dan laporan lain dan rincian lebih lanjut jenis belanja akan
disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Belanja akan disajikan
dalam laporan realisasi anggaran sesuai dengan klasifikasi dalam
anggaran.
2. Pengungkapa Beban
Beban disajikan berdasarkan jenis beban dalam laporan operasional
dan rincian lebih lanjut jenis belanja dalam catatan atas laporan
keuangan.

E. PROSEDUR AKUNTANSI BELANJA DAN BEBAN PPKD


Berikut fungsi-fungsi yang terkait dengan prosedur akuntansi belanja dan
beban PPKD menurut Permendagri No. 64 Tahun 2013.
a. Fungsi Akuntansi PPKD
b. Pejaba Pengelola Keuangan Daerah
c. Kuasa BUD
Berikut pencatatan transaksi belanja dan beban PPKD berdasarkan
Permendagri No. 64 Thun 2013:
a. Beban Bunga berdasarkan dokumen fungsi akuntansi PPKD membuat
bukti memorial terkait pengakuan beban bunga untuk diotorisasi oleh
PPKD
b. Beban Subsidi berdasrkan tegiah dari penerima subsidi, fungsi
akuntansi PPKD menyiapkan bukti memorial , setelah itu dijadikan
dasar bagi fungsi akuntansi PPKD
c. Beban hibah pengakuan ini sesuai NPHD dilakukan bersamaan
dengan pengaluran belanja hibah.
d. Beban Bantuan Sosial realisasi ini melalui proses penatausahaan
yang dimulai dari pengajuan SPP, pembuatan SPM hinggan penerbita
SP2D.
e. Beban Transfer hal ini bersamaan dengan penyaluran dana transfer
dari RKUD berdasrkan Peraturan Kepala Daerah.

F. PROSEDUR AKUNTANSI BELANJA DAN BEBAN SKPD


1. Pihak Pihak Terkait

Pihak pihak yang terkait dalam sistem akuntansi beban dan belanja antara
lain Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) dan Bendahara
Pengeluaran SKPD.
a. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD)
Dalam sistem akuntansi Beban dan Belanja, PPK-SKPD melaksanakan
fungsi akuntansi SKPD, memiliki tugas sebagai berikut:
a) Mencatat transaksi/kejadian beban dan belanja berdasarkan bukti
bukti transaksi yang sah dan valid ke Buku Jurnal LRA dan Buku
Jurnal LO dan Neraca.
b) Melakukan posting jurnal-jurnal transaksi/kejadian beban dan belanja
kedalam Buku Besar masing masing rekening (rincian objek).
c) Menyusun Laporan Keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Neraca, Laporan
Perubahan Ekuitas (LPE) , dan Catatan atas Laporan keuangan

b. Bendahara Pengeluaran SKPD


a) Mencatat dan membukukan semua pengeluaran beban dan belanja
kedalam buku kas umum SKPD.
b) Membuat SPJ atas beban dan belanja.
G. KOREKSI BELANJA DAN BEBAN
Koreksi beban dapat disebabkan atas beberapa kemungkinan, yaitu:
a. Kesalahan klasifikasi belanja/beban
b. Kesalahan pencatatan nilai belanja/beban
c. Pengembalian belanja/beban
Berdasarkan PSAP No. 10 Paragraf 8-10, kesalahan bila ditinjau dari sifat
kejadian dikelompokan dalam 2 (dua) jenis:
1. Kesalahan tidak berulang
Kesalahan yang diharapkan tidak akan terjadi kembali dalam dua jenis :
a. Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan
b. Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya
2. Kesalahan berulang dan sistematik
Kesalahan yang disebabkan sifat alamiah (normal) dari jenis-jenis
transaksi tertentu yang diperkirakan akan terjadi secara berulang.

H. PENYESUAIAN PADA AKHIR TAHUN


Pada akhir periode terdapat perkiraan yang harus dilaksanakan penyesuaian
diantaranya pada saat kewajiban timbul karena adanya beban yang masih
harus dibayar atau terjadinya konsumsi asset atau terjadinya penurunan
manfaat ekonomi atau potensi jasa, walaupun tidak terjadi pengeluaran kas.

Anda mungkin juga menyukai