Anda di halaman 1dari 5

Nama : Virda Ayu Erdina Putri

Nim : 170810301037
Kelas : Akuntansi Pemerintahan (A)

AKUNTANSI PENDAPATAN
A. DEFINISI PENDAPATAN
Pendapatan LRA : Semua penerimaan Rekening Kas Negara/Daerah atau oleh
entitas entitas pemerintah lainnya yang menambah saldo anggaran lebih dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan
tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah daerah. (PSAP No. 3. Paragraf 7).
Hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih,
komisi, rabat, potongan, atau pendapatan lain dengan nama dan dalam bentuk
apa pun yang dapat dinilai dengan uang, baik secara langsung sebagai akibat dari
penjualan, tukar menukar, hibah, asuransi, dan atau pengadaan barang dan jasa
termasuk pendapatan bunga, jasa giro, atau pendapatan lain sebagai akibat
penyimpanan dana anggaran pada bank serta pendapatan dari hasil pemanfaatan
barang daerah atas kegiatan laiinya merupakan pendapatan daerah (Permendagri
13/2006).
Pendapatan LO : arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal perusahaan satu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal (PSAK
No.23). pendapatan LO adalah hak pmerintah pusat/daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih. (PSAP No.12, Paragraf 8).

B. KLASIFIKASI PENDAPATAN
Pendapatn daerah menurut Permendagri No. 21 Tahun 2011 dirinci menurut
urusan pmerintah daerah, organisasi, kelompok jenis, objek dan rincian objek
pendapatan. Pendapatan daerah diklasifikasikan menurut kelompok pendapatan
yang terdiri dari:
1. Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan ini terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan
asli daerah yang sah.
2. Dana Perimbangan
a. Dana bagi hasil pajak
b. Dana alokasi umum
c. Dana alokasi khusus
3. Pendapatan Transfer
Pendapatan berupa penerimaan uang atau hak untuk menerima uang oleh
entitas pelaporan dari suatu entitas pelaporan lain yang diwajibkan oleh
peraturan perundang-undangan.
4. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Kelompok lain pendapatan daerah yang sah dalam Permendagri No. 21
tahun 2011 dibagi menurut jenis pendapatan yang mencakup:
a. Hibah
b. Dana Darurat
c. Dana Bagi Hasil Pajak
d. Dana Penyesuaian dan Dana Otonomi Khusus
e. Bantuan Keuangan

C. PENGAKUAN PENDAPATAN
Pengakuan pendapatan secara umum, pendapatan diakui ketika:
a. Diperoleh (earned), yaitu ketika entitas telah menyelesaikan secara
substansial apa yang menjadi kewajibannya. Penyelesaian kewajibannya
inilah yang akan menjadi pendapatan ketika seluruh proses selesai.
b. Sudah direalisasikan/dapat direalisasikan (relized/realizable), yaitu ketika
kas/hak tagih (piutang) sudah diterima atas penyerahan barang/jasa atau
ketika jumlah kas/hak tagih sudah dapat ditentukan atas penyerahan
bang/jasa tersebut.
1. Pengakuan Pendapatan LRA
Mengakui pendapatan ketika pendapatan tersebut diterima direkening
umum negara/daerah yang menambah saldo anggaran lebih dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah
dan tidak perlu dibayar kembaali oleh pemerintah. (PSAP No. 3, Paragraf
21).
Pendapatan di PPKD diakui pada saat diterima di rekening kas umum
negara/daerah. Pendapatan diakui pada saat diterima oleh Bendahara
Penerimaan untuk seluruh transaksi SKPD.
2. Pengakuan Pendapatan LO
Pendapatan LO diakuit pada saat: timbulnya hal atas pendapatan dan
pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.
Pengakuan Pendapatan-LO pada PPKD
1. Pendapatan Asli Daerah
Merupakan pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Pendapatan tersebut dapat dikelompokan ke dalam tiga
kategori: PAD melalui Penetapan, PAD tanpa Penetapan, dan PAD
dari Hasil Eksekusi Jaminan
2. Pendapatan Transfer
Pendapatan transfer dilakukan bersamaan dengan diterimanya kas
pada rekening kas umum daerah, walaupun demikian, pendapatan
transfer dapat diakui pada saat terbitnya peraturan mengenai
penetapan alokasi, jika itu terkait dengan kurang salur.
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Pendapatan hibah, naskah ini ditandatangani belum dapat dijadikan
dasar pengakuan pendapatan LO.
4. Pendapatan Non Operasional
Diantaranya surplus penjualan asset nonlancar, surplus penyelesaian
kewajiban jangka panjang, surplus dari kegiatan Non Operasional
Lainnya. Pendapatan ini diakui ketika dokumen sumber berupa berita
acara kegiaatan telah diterima.
Pengakuan Pendapatan-LO pada SKPD
Pendapatan daerah pada SKPD hanya seebagian dari pendapatan asli
daerah yaitu pendapatan pajak daerah dalm hal instansi pungutan pajka
dari BUD yang sah. Pendapatan asli daerah merupakan pendapatan yang
diperoleh daerah yang dipungut berdasarakn peraturan daerah sesuai
dengan peraturan Perundang-Undangan.
D. PENGUKURAN PENDAPATAN
Pengukuran pendapatan LRA/LO berdasarkan asas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya. Kecuali
besaran pengurang terhdap pendapatan –LRA bruto bersifat variabel terhadap
pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarakan terlebih dahulu dikarenakan
proses belum selesai. Dalam hal badan layanan umum, pendapatan diakui dengan
mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan
umum. Jika terjadi koreksi pendapatan, baik untuk pendapatan tahun berjalan
maupun tahun sebelumnya. Apabila menggunakan basis akrual maka
pengembalian tahun anggaran sebelumnya akan menjadi pengurang/penamabah
ekuitas, sedangkan pngembalian tahun anggaran berjalan menjadi
pengurang/penambah pendapatan.

E. PENGUNGKAPAN PENDAPATAN
Pengungkapan LRA/LO disajikan berdsarkan pendapaatan dalm laporan
realisasi anggaran dan rincian lebih lanjut jenis pendapatan disajikan dalam catatan
atas laporan keuangan.
F. PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN
1. Saldo norman pendapatan
Saldo normal pendapatan baik basis kas maupun akrual yaitu pendapatan
LRA ddan pendatan LO adalah pada sisi kredit. Artinya perkiraan ini
akan bertambah dengan adanya transaksi yang mengkreditnya, sebaliknya
akan berkurang dengan adanya transaksi mendebitnya.
2. Pencatatan akuntansi
Pencatatan akuntansi untuk pendapatan, berawal pada saat hak atas
pendapatan muncul namun kas belum diterima. Pencatatan transaksinya
ini untuk kperluan penyusun LO. Perlakuannya adalah piutang bertambah
dicatat disisi debit pendapatan bertambah dicatat disi kredit.

G. JURNAL KOREKSI DAN PENGEMBALIAN PENDAPATAN


1. Kesalahan tidak berulang
Kesalahan yang diharapkan tidak akan terjadi kembali dalam dua jenis :
a. Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan
b. Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya
2. Kesalahan berulang dan sistematik
Kesalahan yang disebabkan sifat alamiah (normal) dari jenis-jenis
transaksi tertentu yang diperkirakan akan terjadi secara berulang.

Anda mungkin juga menyukai