Anda di halaman 1dari 59

AKUNTANSI BELANJA,

BEBAN DAN TRANSFER

IMAM SUBROTO
D I KBN PKN STAN
AKUNTANSI BELANJA
Istilah belanja mencerminkan
penggunaan basis kas, karena
pengakuannya dilakukan ketika uang
sudah keluar dari rekening kas umum
negara. Akun belanja hanya
dibukukan dalam buku besar kas dan
hanya dilaporkan dalam laporan
realisasi anggaran saja
Belanja adalah semua pengeluaran
dari Rekening Kas Umum Negara
(RKUN) yang mengurangi Saldo
Anggaran Lebih (SAL) dalam periode
tahun anggaran bersangkutan yang
tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh pemerintah
Klasifikasi Belanja Menurut
Organisasi
Berdasarkan unit organisasi
KLASIFIKASI BELANJA

pengguna anggaran.

Klasifikasi Belanja Menurut Fungsi


Didasarkan pada fungsi utama pemerintah
pusat dlm memberikan pelayanan kepada
masyaratan
Terdiri dari:
1. Pelayanan Umum
2. Pertahanan
3. Ketertiban dan Keamanan
Belanja Pemerintah pusat diakui 4. Ekonomi
pada saat terjadinya pengeluaran 5. Perlindungan Lingkungan Hidup
dari RKUN. Untuk Belanja
6. Perumahan dan Pemukiman
Langsung dilakukan ketika SP2D-
Ls terbit. 7. Kesehatan
8. Pariwisata dan Budaya
Khusus pengeluaran melalui
Bendahara Pengeluaran 9. Agama
pengakuannya terjadi pada saat 10. Pendidikan
diterbitkannya SP2D-GU 11. Perllindungan Sosial
Pengakuan Belanja
Belanja pada pemerintah pusat diakui pada saat
terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Negara. Pengakuan atas terjadinya belanja langsung
dilakukan ketika surat perintah pencairan dana
langsung (SP2D-LS) atas belanja tersebut terbit.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran
pengakuan belanjanya terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut
disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum. Hal ini dibuktikan dengan
diterbitkannya SP2D ganti uang persediaan (SP2D-GU)
atas belanja tersebut
Pengukuran Belanja
Belanja diukur berdasarkan nilai nominal bruto yang
dikeluarkan dan tercantum dalam dokumen sumber
pengeluaran yang sah untuk pengeluaran dari Kas
Negara, yaitu surat perintah membayar (SPM)/SP2D;
atau pengesahan oleh bendahara umum negara berupa
surat pengesahan hibah langsung/surat perintah
pembukuan/pengesahan (SPHL/SP3). Belanja langsung,
termasuk di dalamnya transfer keluar, dibukukan
sebesar SPM-Ls/SP2D-Ls yang terbit. Belanja yang
menggunakan uang persediaan dibukukan sebesar
SP2D-GU yang terbit atas belanja tersebut. Transaksi
belanja dalam mata uang asing harus dibukukan dalam
mata uang rupiah dengan menjabarkan mata uang asing
tersebut menurut kurs tengah bank sentral pada tanggal
transaksi
AKUNTANSI BEBAN
Istilah beban digunakan dalam
pencatatan dan pelaporan transaksi
keuangan dengan menggunakan
basis akrual. Oleh karena itu beban
hanya dicatat dalam buku besar
akrual dan hanya dilaporkan dalam
laporan operasional
Beban adalah penurunan manfaat
ekonomi atau potensi jasa dalam
periode pelaporan yang menurunkan
ekuitas, yang dapat berupa
pengeluaran atau konsumsi aset
atau timbulnya kewajiban (PSAP 12
Paragraf 8)
s i
ka
s i fi
a
Kl eban
B Beban hanya diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi ekonomi
(PSAP 12, Paragraf 37).
Klasifikasi ekonomi pada prinsipnya mengelompokkan
berdasarkan jenis beban.
Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah pusat terdiri dari :
Beban Pegawai; Beban Persediaan; Beban Jasa; Beban
Pemeliharaan; Beban Perjalanan Dinas; Beban Bunga; Beban
Subsidi; Beban Hibah; Beban Bantuan Sosial; Beban Lain-lain;
Beban Penyisihan Piutang; Beban Penyusutan Aset Tetap;
Beban Amortisasi Aset Tak berwujud; dan Beban Transfer
Beban tidak dikelompokkan pada berbagai fungsi dalam suatu
entitas pelaporan. Pengalokasian beban ke fungsi-fungsi dapat
dilakukan untuk kepentingan analisis, tapi itu bersifat arbitrer
dan atas dasar pertimbangan tertentu.
u an
a k
eng ANBeban diakui pada saat salah satu atau semua
P EB
B kriteria berikut ini terpenuhi:
a. Saat timbulnya kewajiban
Kewajiban timbul pada saat terjadinya
peralihan hak dari pihak lain ke pemerintah
tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum
negara. Timbulnya kewajiban antara lain
diakibatkan penerimaan manfaat ekonomi dari
pihak lain yang belum dibayarkan atau akibat
perjanjian dengan pihak lain atau karena
ketentuan peraturan perundangundangan.
Contoh: adanya tagihan rekening listrik yang
belum dibayar pemerintah.
u an
a k
eng AN
P EB
B b. Ketika terjadi konsumsi aset.
Konsumsi aset dapat berupa pengeluaran
kas kepada pihak lain yang tidak didahului
timbulnya kewajiban, misalnya saat
membayar gaji pegawai; dan/atau berupa
konsumsi aset nonkas misalnya konsumsi
persediaan. Beban persediaan diakui pada
akhir periode pelaporan atau ketika akan
menyusun laporan keuangan.
u an
a k
eng AN
P EB c. Ketika terjadi penurunan manfaat ekonomi
B
atau potensi jasa
Penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa
terjadi pada saat penurunan nilai aset
sehubungan dengan penggunaan aset
bersangkutan/berlalunya waktu.
Contoh:
Penyusutan aset tetap, amortisasi aset tidak
berwujud. Beban penyusutan aset tetap dan
amortisasi aset tak berwujud diakui pada akhir
periode pelaporan atau ketika akan menyusun
laporan keuangan
Pengukuran BEBAN
Beban dicatat sebesar kewajiban yang timbul, aset
yang telah dikonsumsi, atau penurunan manfaat
atau potensi jasa yang terjadi.
a. Beban Pegawai
Beban pegawai dicatat sebesar nilai nominal
yang terdapat dalam dokumen sumber seperti
Dokumen Kepegawaian, Daftar Gaji, peraturan
perundang-undangan, dan dokumen lain yang
menjadi dasar pengeluaran Negara kepada
pegawai dimaksud
b. Beban Persediaan
Beban persediaan dicatat sebesar persediaan yang dipakai.
Jika persediaan dicatat dengan menggunakan metode perpetual,
maka pengukuran beban persediaan dihitung berdasarkan catatan
jumlah unit yang dipakai dikalikan nilai per unit sesuai metode
penilaian yang digunakan. Namun, pada akhir tahun seharusnya
dilakukan inventarisasi fisik untuk mencocokan nilai fisik
persediaan dengan catatannya. Apabila dari hasil inventarisasi
tersebut terdapat kekurangan jumlah persediaan, maka akan
dibebankan sebagai beban persediaan tahun berjalan. Namun jika
terdapat kelebihan persediaan maka akan mengurangi beban
persediaan tahun berjalan.
Jika pencatatan persediaan dilakukan secara periodik, maka
pengukuran beban persediaan dihitung berdasarkan inventarisasi
fisik, yaitu dengan cara saldo awal persediaan ditambah
pembelian atau perolehan persediaan dikurangi dengan saldo
akhir persediaan dikalikan nilai per unit sesuai dengan metode
c. Beban Jasa
Beban jasa dicatat sebesar nilai nominal
yang tertera dalam dokumen tagihan dari
Pihak Ketiga sesuai ketentuan peraturan
perundang–undangan yang telah
mendapatkan persetujuan dari Kuasa
Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat
Komitmen.
Misalnya berdasarkan tagihan listrik
d. Beban Pemeliharaan
Beban pemeliharaan dicatat sebesar nilai nominal
yang tertera dalam dokumen tagihan dari Pihak
Ketiga sesuai ketentuan peraturan perundang–
undangan yang telah mendapatkan persetujuan
dari Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat
Komitmen
e. Beban Perjalanan Dinas
Beban perjalanan dinas dicatat sebesar nilai
nominal yang tertera dalam dokumen sumber,
seperti bukti-bukti pembayaran perjalanan dinas
atau dokumen sumber lain yang telah
mendapatkan persetujuan dari Kuasa Pengguna
Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen.
f. Beban Bunga Utang
Beban bunga dicatat sebesar nilai bunga yang telah terjadi
atau jatuh tempo seiring dengan berjalannya waktu. Besaran
beban bunga biasanya diukur sebagai besaran persentase
tertentu atas pokok utang serta periode pembayaran bunga
utang serta hal lain jika ada, sebagaimana dinyatakan dalam
perjanjian pemberian utang. Pada prinsipnya metode
pengukuran besaran pengenaan bunga biasanya tercakup
pada pasal dalam naskah perjanjian pemberian pinjaman
untuk mencegah perselisihan dikemudian hari.
g. Beban Subsidi
Beban subsidi dicatat sebesar nilai nominal sesuai dengan
dokumen tagihan yang diajukan pihak ketiga yang telah
mendapatkan persetujuan dari pejabat perbendaharaan.
h. Beban Hibah
Beban hibah dalam bentuk uang dicatat sebesar nilai nominal
yang tertera dalam nota perjanjian hibah. Beban hibah dalam
bentuk barang/jasa dicatat sebesar nilai wajar barang/jasa
tersebut saat terjadinya transaksi.
i. Beban Bantuan Sosial
Beban bantuan sosial dicatat sebesar nilai nominal yang tertera
dalam dokumen keputusan pemberian bantuan sosial berupa
uang atau dokumen pengadaan barang/jasa oleh Pihak Ketiga.
j. Beban Lain-Lain
Beban lain-lain dicatat sebesar nilai nominal yang tertera dalam
dokumen tagihan yang tidak menghasilkan aset tetap/aset
lainnya dan telah mendapatkan persetujuan Pejabat
Perbendaharaan.
k. Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Beban penyisihan piutang tak tertagih merupakan beban
yang timbul akibat adanya piutang yang mungkin tidak
dapat ditagih. Beban penyisihan piutang dihitung dan
dicatat dengan menggunakan metode penyisihan piutang
menurut umur piutang (aging schedule)
l. Beban Penyusutan Aset Tetap
Beban penyusutan aset tetap merupakan beban yang timbul
sehubungan dengan penggunaan aset tetap yang
mengakibatkan terjadinya penurunan nilai aset tetap terkait
m. Beban Amortisasi Aset Tak berwujud
Beban amortisasi aset tak berwujud merupakan beban yang
timbul karena berjalannya waktu terkait pemanfaatan aset
tak berwujud
AKUNTANSI TRANSFER
Transfer adalah penerimaan atau
pengeluaran uang oleh suatu entitas
pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain,
termasuk dana perimbangan dan dana bagi
hasil. Pemerintah pusat tidak menerima
pendapatan transfer, tapi mengeluarkan
transfer. Oleh karena itu pada laporan
keuangan pemerintah pusat tidak ada
pendapatan transfer, yang ada hanya
pengeluaran untuk transfer
s i
ka
i fi
s fer
l a
K ns
Tra
JURNAL STANDAR BEBAN /
BELANJA / TRANSFER
BUKU BESAR KAS DAN BUKU BESAR AKRUAL

No Buku Besar kas Buku Besar Akrual


1. Mencatat transaksi realisasi anggaran Mencatat transaksi akrual seperti a.l.:
seperti: • Realisasi Pendapatan-LO
• Est. Pendapatan yg dialokasikan • Realisasi Beban
• Allotmen Belanja dan revisi • Kas di Bendahara Pengeluaran (UP)
• Realisasi Pendapatan LRA • Kas di Bendahara Penerimaan
• Realisasi Belanja • Penyusutan dan Amortisasi
• Pengembalian Pendapatan LRA • Penyesuaian Lainnya
• Pengembalian Belanja • Reklasifikasi Aset

2. Menggunakan Jurnal standar Kas yang Menggunakan Jurnal Akrual sesuai dengan
selama ini telah digunakan pada basis Siklus Akuntasi
CTA

3. Menghasilkan Laporan Realisasi Menghasilkan Laporan Operasional (LO),


Anggaran (LRA) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan
Neraca
PMK NO. 215/PMK.05/2013
TENTANG
JURNAL AKUNTANSI PEMERINTAH PADA
PEMERINTAH PUSAT
JURNAL BEBAN SEHUBUNGAN DENGAN TIMBULNYA KEWAJIBAN

SAI membukukan dlm Buku Besar Akrualnya saja, sbb:

Tgl Uraian Debet Kredit

Beban…..(sesuai MAK/Akunnya) XXX

Belanja yang masih harus dibayar… XXX


JURNAL PELUNASAN BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR

Tgl Uraian Debet Kredit


Buku Besar Kas SAI Belanja …(sesuai MAK/Akunnya) XXX
Ditagihkan ke Entitas Lain XXX

Tgl Uraian Debet Kredit


Buku Besar Akrual Belanja yg masih harus dibayar XXX
SAI
Ditagihkan ke Entitas Lain XXX

Tgl Uraian Debet Kredit


Buku Besar Kas & Ditagihkan ke Entitas Lain XXX
Akrual SAKUN Kas XXX
JURNAL BEBAN DAN BELANJA NON MODAL YANG DIBAYAR SECARA TUNAI

Tgl Uraian Debet Kredit


Buku Besar Kas SAI Belanja…(sesuai MAK/Akunnya) XXX
Ditagihkan ke Entitas Lain XXX

Tgl Uraian Debet Kredit


Buku Besar Akrual Beban… (sesuai MAK/Akunnya) XXX
SAI
Ditagihkan ke Entitas Lain XXX

Tgl Uraian Debet Kredit


Buku Besar Kas & Ditagihkan ke Entitas Lain XXX
Akrual SAKUN Kas XXX
JURNAL BELANJA MODAL

Tgl Uraian Debet Kredit


Buku Besar Kas SAI Belanja Modal XXX
Ditagihkan ke Entitas Lain XXX

Tgl Uraian Debet Kredit


Buku Besar Akrual Aset Tetap Yang Belum Diregister XXX
SAI
Ditagihkan ke Entitas Lain XXX

Tgl Uraian Debet Kredit


Buku Besar Kas & Ditagihkan ke Entitas Lain XXX
Akrual SAKUN Kas XXX
PMK NO. 270/PMK.05/2014 yang telah diubah
dengan PMK 225/PMK.05/2016
tentang Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual pada
Pemerintah Pusat
TRANSAKSI BELANJA
a.Transaksi Belanja Operasional yang Tidak Menghasilkan Persediaan
Dokumen sumber transaksi beban/belanja operasional yang tidak
menghasilkan persediaan adalah SPM dan SP2D

Jurnal Kas Dr Cr Jurnal Akrual Dr Cr


Belanja Pegawai XXX BebanPegawai XXX
Belanja Barang XXX Beban xxx XXX
Belanja Bantuan Sosial XXX Beban Bantuan Sosial XXX
Belanja Subsidi XXX Beban Subsidi XXX
Belanja Lain-lain XXX Beban Lain-lain

Piutang dari KUN XXX Ditagihkan ke Entitas Lain XXX


TRANSAKSI BELANJA
TRANSAKSI BELANJA/BEBAN OPERASIONAL SELAIN PERSEDIAAN

Pencatatan transaksi Belanja Operasional berdasarkan pada SPM dan SP2D

Jurnal Kas Dr Cr Jurnal Akrual Dr Cr

Belanja Pegawai XXX Beban Pegawai XXX


Belanja Barang XXX Beban Jasa XXX
Beban Pemeliharaan XXX
Beban Perjalanan XXX
Belanja Bunga XXX Beban Bunga XXX
Belanja Subsidi XXX Beban Subsidi XXX
Belanja Hibah XXX Beban Hibah XXX
Belanja Bantuan Sosial XXX Beban Bantuan Sosial XXX
Belanja Lain-lain XXX Beban Lain-lain XXX
Piutang dari KUN XXX Ditagihkan ke entitas Lain XXX

Catatan:
Belanja Barang berupa Belanja Pemelihararaan dan Belanja Bansos dalam bentuk barang yang menghasilkan
persediaan dalam Buku Besar Akrual dicatat sebagai Persediaan Belum Diregister.
TRANSAKSI BELANJA
b. Transaksi Belanja Barang yang Menghasilkan Persediaan
Transaksi belanja operasional yang menghasilkan barang persediaan terjadi pada
saat pengadaan barang persediaan dan diikuti dengan penerbitan SPM dan SP2D

Jurnal Kas Dr Cr Jurnal Akrual Dr Cr


Belanja Barang XXX Persediaan yang belum XXX
Persediaan diregister
Piutang dari KUN XXX Ditagihkan ke Entitas XXX
Lain

Klasifikasi Akun Belanja Barang yang Menghasilkan Persediaan:


1. Belanja Persediaan Bahan untuk Operasional
2. Belanja Persediaan Bahan untuk Proses Produksi
3. Belanja Persediaan Bahan Lainnya
4. Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan
5. Belanja Persediaan untuk Dijual/Diserahkan kepada Masyarakat 42
6. Belanja Persediaan untuk Diserahkan kepada Mantan Presiden/Mantan Wapres
7. Belanja Persedian dalam Rangka Bantuan sosial
TRANSAKSI BELANJA
c.Transaksi Belanja Modal
Transaksi belanja modal ditandai dengan adanya pengadaan Aset Non
Lancar dan diikuti dengan penerbitan SPM dan SP2D

Jurnal Kas Dr Cr Jurnal Akrual Dr Cr


Belanja Modal Tanah XXX Aset tetap/ aset XXX
lainnya yang belum
Belanja Modal Peralatan dan XXX  
diregister
Mesin XXX
Belanja Modal Gedung dan
Bangunan XXX
Belanja Jalan Irigasi dan XXX
Jaringan
Belanja Modal Lainnya
Piutang dari KUN XXX Ditagihkan ke XXX
Entitas Lain
TRANSAKSI UP/TUP
a. Transaksi Penyediaan Uang Persediaan / Tambahan Uang Persediaan
Transaksi UP/TUPterjadi dengan adanya permintaan UP/TUP kepada KPPN
melalui SPM, dan diterbitkan SP2D oleh KPPN

Jurnal Kas Dr Cr Jurnal Akrual Dr Cr

Kas di Bendahara
XXX
Pengeluaran

Uang Muka dari


XXX
KPPN
44
TRANSAKSI UP
b. Transaksi Penggantian Uang Persediaan
Transaksi penggantian uang persediaan isi (GU isi) hanya mencatat
pengeluarannya saja, tidak mencatat mutasi uang persediaan yang ada

Jurnal Kas Dr Cr Jurnal Akrual Dr Cr


Belanja Barang XXX Beban … / Persediaan yang XXX
    belum diregister XXX
   
Belanja Modal XXX Aset Tetap/Aset lainnya yang XXX
    Belum Diregister  

Piutang dari KUN XXX Ditagihkan ke entitas Lain XXX

45
TRANSAKSI UP
c. Transaksi Pengembalian Uang Persediaan
Transaksi Pengembalian Uang Persediaan akan mengurangi jumlah kas yang ada di
Bendahara Pengeluaran

Jurnal Kas Dr Cr Jurnal Akrual Dr Cr


Belanja
XXX Beban … XXX
Barang

GU NIHIL Piutang dari Ditagihkan ke entitas


XXX XXX
KUN Lain
      Uang Muka dari KUN XXX  
Kas di Bendahara
        XXX
Pengeluaran
Jurnal Akrual Dr Cr
Penyetoran
sisa UP
Uang Muka dari KUN (KPPN) XXX
46
Kas di Bendahara Pengeluaran XXX
Penyesuaian dan Koreksi
PENYESUAIAN
PENYESUAIAN

Pengeluaran belanja
Belanja Dibayar Di Muka
pada tahun berjalan
atau tahun
sebelumnya tetapi
Tgl Jurnal Akrual Dr Cr
manfaatnya
melampaui tahun
anggaran berjalan, Des Belanja dibayar di muka XXX  
sehingga pada 31
tahun berikutnya
masih terdapat
manfaat yang akan   Beban …   XXX
diterima akibat
pembayaran
tersebut
PENYESUAIAN

Belanja yang Masih Harus Dibayar


Tagihan pihak
ketiga atau Tgl Jurnal Akrual Dr Cr
kewajiban
pemerintah Des Beban … XXX  
kepada pihak 31
ketiga yang pada
tanggal   Belanja yang masih harus   XXX
pelaporan belum
dibayar
dibayarkan
KOREKSI ATAS KESALAHAN
MEMBUKUKAN BELANJA,
BEBAN, DAN TRANSFER
ENTITAS AKUNTANSI DAN/ATAU ENTITAS PELAPORAN
WAJIB MELAKUKAN KOREKSI ATAS KESALAHAN SEGERA
SETELAH DIKETAHUI.

Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan,


Entitas Pelaporan harus melaporkan pengaruh
kesalahan terhadap Laporan Keuangan yang
disampaikan.
Kesalahan adalah
Penyajian akun/pos yang secara signifikan tidak sesuai
dengan yang seharusnya yang mempengaruhi laporan
keuangan periode berjalan atau periode sebelumnya.

Koreksi adalah
Tindakan pembetulan secara akuntansi agar akun/pos
yang tersaji dalam laporan keuangan entitas menjadi
sesuai dengan yang seharusnya.
SIFAT KESALAHAN

a. Kesalahan tidak berulang


b. Kesalahan berulang dan sistemik
TRANSAKSI PENGEMBALIAN BELANJA
 Dokumen yang digunakan untuk pengembalian belanja adalah Bukti
Penerimaan Negara (BPN).
 Akun yang digunakan untuk pengembalian belanja TAB sama dengan akun
yang digunakan untuk belanjanya.
 Akun yang digunakan untuk pengembalian belanja TAYL, yaitu :

No Kode Akun Keterangan


1 423951 Penerimaan Kembali Belanja Pegawai TAYL
2 423952 Penerimaan Kembali Belanja Barang TAYL
3 423953 Penerimaan Kembali Belanja Modal TAYL
4 423956 Penerimaan Kembali Belanja Subsidi TAYL (khusus untuk BA 999.07)
5 423957 Penerimaan Kembali Belanja Bantuan Sosial TAYL
6 423958 Penerimaan Kembali Belanja Lain-lain TAYL (khusus untuk BA 999.08)
TRANSAKSI PENGEMBALIAN BELANJA
Pengembalian belanja TAB yang tidak menghasilkan BMN
Pengembalian belanja negara tahun anggaran berjalan dengan BPN.
Perekaman BPN pada aplikasi SAIBA akan membentuk jurnal sebagai
berikut :
 
Jurnal Kas Dr Cr Jurnal Akrual Dr Cr
Ditagihkan ke
Piutang dari KUN XXX   XXX  
Entitas Lain
Belanja …   XXX Beban …   XXX
56
TRANSAKSI PENGEMBALIAN BELANJA
Pengembalian belanja TAYL yang tidak menghasilkan BMN
 
Pengembalian belanja TAYL dilakukan dengan BPN.
Perekaman BPN pada SAIBA membentuk jurnal berikut :

Jurnal Kas Dr Cr Jurnal Akrual Dr Cr

Utang Kepada KUN XXX   Diterima dari entitas lain XXX  

Penerimaan Kembali Penerimaan Kembali


  XXX   XXX
Belanja xxx TAYL Belanja xxx TAYL
KOREKSI ANTAR BEBAN

Tanggal Jurnal Akrual Debet Kredit

Des 31 Beban XXX  


Pemeliharaan
  Ditagihkan KEL   XXX

Jika diketahui pada Tanggal Jurnal Akrual Debet Kredit


proses penyusunan
laporan keuangan dan
tidak memungkinkan
adanya ralat SPP/SPM, Des 31 Beban Jasa XXX  
maka dilakukan jurnal
  Beban   XXX
koreksi antar beban
Pemeliharaan
Terima Kasih

Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

Anda mungkin juga menyukai