Anda di halaman 1dari 8

BAB

IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

4.1 Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan Keuangan Daerah SKPD


SKPD Puskesmas Negara adalah unit pengguna anggaran dan unit pengguna
barang yang merupakan entitas akuntansi keuangan daerah.
Sebagai entitas akuntansi, Pengguna Anggaran menyusun laporan keuangan
yang disampaikan kepada SKPKD untuk digabung menjadi laporan keuangan
konsolidasi pemerintah daerah. Entitas Pelaporan adalah Pemerintah
Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

4.2Basis Akuntansi Yang Mendasari Laporan Keuangan


Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan SKPD Puskesmas
Negara adalah:

- Basis kas untuk pengakuan pendapatan dan belanja dalam Laporan


Realisasi Anggaran.
- Basis akrual untuk pengakuan pendapatan LO, beban, dalam Laporan
Operasional dan untuk pengakuan aset, kewajiban, serta ekuitas dalam
Neraca.

Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan diakui
pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Daerah serta belanja diakui
pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah atau khusus
untuk pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi
pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh
DPPKAD.

Basis akrual untuk Laporan Operasional berarti bahwa pendapatan LO dan


beban diakui dan dicatat pada saat timbulnya hak dan kewajiban atau
terjadinya transaksi pada saat kejadian tanpa memperhatikan saat kas atau
setara kas diterima atau dibayar.

Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas diakui
dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau
kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan rumah sakit, tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

4.3Basis Pengukuran Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan


Laporan Keuangan SKPD Puskesmas Negara sebagai bagian dari LKPD
Kabupaten Hulu Sungai Selatan menggunakan basis pengukurannya
berpedoman pada Kebijakan Akuntansi dan Permendagri 13 Tahun 2006

CALK PUSKESMAS NEGARA KAB.HSS 10


tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah
Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan beserta
Lampirannya. Kebijakan basis pengukuran di atas sebagai dasar penyusunan
pos-pos laporan keuangan daerah.

a. Basis Pengukuran Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran

Pengakuan dan pengukuran pendapatan


1. Pendapatan diakui pada saat diterima pada rekening entitas
akuntansi atau saat diterima oleh Bendahara Penerima.

2. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto,


yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah
netonya.

Pengakuan dan pengukuran belanja

1. Belanja diakui saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum


Derah atau entitas pelaporan.

2. Pengeluaran melalui Bendahara Pengeluaran, pengakuannya terjadi pada


saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit
yang mempunyai fungsi perbendaharaan.

b. Basis Pengukuran Pos-pos Laporan Operasional

Pengukuran Pendapatan LO
1. Timbulnya hak atas pendapatan (earned) atau
2. Pendapatan direalisasi yaitu aliran masuk sumber daya ekonomi
(realized).
Pengukuran Beban
1. Saat timbulnya kewajiban;
2. Saat terjadinya konsumsi aset; dan
3. Saat terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.

c. Basis Pengukuran Pos-pos Neraca


A. ASET LANCAR
1. Kas dan Setara Kas
Kas adalah saldo kas pertanggal 31 Desember tahun pelaporan, Kas
mencakup saldo simpanan di bank, termasuk saldo kas yang berada di
rekening titipan, Kas di Bendahara Penerimaan, di Bendahara
Pengeluaran yang masih harus dipertanggungjawabkan kepada
Bendahara Umum Daerah (yang belum disetor ke kas daerah).

CALK PUSKESMAS NEGARA KAB.HSS 11


Kas dinyatakan dalam nilai rupiah. Jika ada kas dalam valuta asing maka
harus dikonversi berdasarkan nilai kurs BI pada tanggal transaksi. Pada
akhir tahun, Kas di Bendahara dalam valuta asing dikonversi dalam
rupiah menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

Setara kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid, mempunyai
jatuh tempo yang pendek misalnya tiga bulan atau kurang sejak tanggal
perolehannya, yang siap dikonversikan menjadi kas dengan jumlah
tertentu serta bebas dari resiko perubahan nilai yang signifikan. Contoh
setara kas adalah Surat Utang Negara (SUN) atau obligasi dan deposito
kurang dari 3 bulan.

2. Piutang
Piutang adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada pemerintah
daerah dan/atau hak pemerintah daerah sebagai akibat perjanjian/atau
akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan atau akibat
lainnya yang sah.
Piutang diakui pada saat penyusunan laporan keuangan ketika timbul
klaim/hak untuk menagih uang atau manfaat ekonomi kepada entitas lain
yaitu pada saat :
a. Terdapat surat ketetapan/dokumen yang sah yang belum dilunasi ;
b. Terdapat surat penagihan dan telah dilaksanakan penagihan dan
belum dilunasi Piutang dicatat sebesar nilai bersih yang dapat
direalisasikan (net realizable value) yaitu selisih antara nilai nominal
piutang dengan penyisihan piutang.
penyisihan untuk piutang tidak tertagih ditentukan dengan kategori sebagai
berikut:
Kategori % penyisihan
No.
Piutang piutang
1. Lancar 0,5%
2. Kurang Lancar 10%
3. Diragukan 50%
4. Macet 100%
Piutang Lainnya adalah hak Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan
untuk menerima pembayaran dari entitas lain atas kegiatan yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yaitu
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar Pinjaman
kepada BUMD, dan Lembaga Lainnya, Bagian Lancar Tuntutan
Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti dan Piutang Lainnya.

3. Persediaan

CALK PUSKESMAS NEGARA KAB.HSS 12


Persediaan adalah aset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies)
yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional
Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan barang-barang yang
dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat dalam waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal
pelaporan.

Persediaan dicatat pada akhir periode akuntansi dihitung berdasarkan


hasil inventarisasi fisik persediaan dan biaya perolehan apabila diperoleh
dengan pembelian, dan biaya standar bila diperoleh dengan
memproduksi sendiri. serta nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya
apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.

4. Investasi Jangka Pendek


Investasi Jangka Pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan
dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang,
yang memenuhi karakteristik dapat segera diperjual belikan/dicairkan,
ditujukan dalam rangka manajemen kas, dan berisiko rendah. Investasi
Jangka Pendek meliputi Deposito Jangka Pendek, Obligasi Jangka Pendek,
dan Investasi Jangka Pendek Lainnya.

5. Investasi Jangka Panjang


Investasi Jangka Panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk
dimiliki lebih dari 12 (dua belas) bulan, terdiri dari Investasi Non
Permanen dan Investasi Permanen.

a) Investasi Non Permanen


Investasi Non Permanen adalah investasi jangka panjang yang
dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan dan
diharapkan akan berakhir dalam jangka waktu tertentu. Seperti
Investasi Dalam Dana Bergulir kepada sekelompok masyarakat atau
unit usaha kecil dan menengah, untuk ditarik kembali setelah jangka
waktu tertentu, dan kemudian disalurkan kembali. Investasi dalam
Dana Bergulir dicatat sejumlah nilai bersih yang dapat direalisasikan
(net realizable value), yaitu sebesar nilai selisih antara nilai nominal
dana bergulir dengan penyisihannya.

Besaran penyisihan untuk investasi non permanen penggaduhan sapi


yang tidak tertagih ditentukan dengan kategori sebagai berikut
Umur Sejak % penyisihan
No. Kategori
Jatuh Tempo dana bergulir
1. <=1 bulan 0% Lancar

CALK PUSKESMAS NEGARA KAB.HSS 13


2. >1 - 3 bulan 10% Kurang Lancar
3. > 3 - 12 bulan 50% Diragukan
4. > 12 bulan 100% Macet

b) Investasi Permanen
Investasi Permanen adalah investasi jangka panjang yang
dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Seperti Penyertaan
Modal Pemerintah Daerah dalam BUMN/D.

1) Penyertaan Modal Pemerintah dicatat sebesar harga perolehan


(cost method) jika kepemilikan kurang dari 20% dan tidak
memiliki kendali yang signifikan.
2) Kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki kendali yang
signifikan, kepemilikan 20% sampai 50% atau kepemilikan 50%
lebih dicatat secara proporsional dari nilai ekuitas yang tercantum
dalam laporan keuangan perusahaan/lembaga yang dimaksud
(equity method).
3) Investasi Permanen Lainnya adalah investasi jangka panjang
lainnya yang tidak termasuk ke dalam kategori Penyertaan Modal
Pemerintah. Contoh investasi permanen lainnya adalah Pinjaman
kepada BUMD, Lembaga Lainnya dan Dana Abadi. Investasi ini
dicatat sebesar harga perolehan termasuk biaya tambahan lainnya
yang terjadi untuk memperolehnya.
6. Aset Tetap
Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih
dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan Pemerintah
Kabupaten atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum dinilai
berdasarkan harga perolehan ditentukan berdasarkan
sertifikat/dokumen kepemilikan serta catatan-catatan yang
diselenggarakan oleh SKPD.

a) Tanah
Tanah diakui sebesar biaya perolehannya. Biaya perolehan
mencakup harga pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya yang
dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan,
pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan
sampai tanah tersebut siap pakai.

b) Peralatan dan Mesin


Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah
pengeluaran yang telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan

CALK PUSKESMAS NEGARA KAB.HSS 14


mesin tersebut sampai siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga
pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung
lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan
mesin tersebut siap digunakan

Peralatan dan mesin mencakup antara lain alat berat, alat angkutan,
alat bengkel dan alat ukur, alat pertanian, alat kantor dan rumah
tangga, alat studio dan komunikasi, alat kedokteran/kesehatan, alat
laboratorium, alat persenjataan, komputer, alat eksplorasi, alat
pemboran, alat produksi/pengolahan/pemurnian, alat bantu
eksplorasi, alat keselamatan kerja, dan alat peraga.

c) Gedung dan Bangunan


Gedung dan Bangunan diakui sebesar biaya perolehan meliputi
seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan
bangunan sampai siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga
pembelian atau biaya konstruksi, termasuk biaya pengurusan IMB,
notaris, dan pajak.

d) Jalan, Irigasi dan Jaringan


Jalan, Irigasi dan Jaringan diakui sebesar biaya perolehan meliputi
seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan, jaringan, dan
instalasi sampai siap pakai. Biaya ini meliputi biaya perolehan atau
biaya konstruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan,
jaringan, dan instalasi tersebut siap pakai

e) Aset Tetap Lainnya


Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat
dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh
dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional dan dinyatakan dalam
neraca dengan nilai perolehan. meliputi koleksi perpustakaan/buku
dan barang bercorak seni/budaya/olah raga.

f) Konstruksi Dalam Pengerjaan


Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam
proses pembangunan, yang pada tanggal neraca belum selesai
dibangun seluruhnya. Konstruksi dalam pengerjaan dicatat senilai
seluruh biaya yang diakumulasikan sampai dengan tanggal neraca
dari semua jenis aset tetap dalam pengerjaan yang belum selesai
dibangun, berdasarkan kewajiban yang harus dibayar sesuai dengan
tingkat kemajuan pekerjaan.

CALK PUSKESMAS NEGARA KAB.HSS 15


g) Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap disajikan dalam Neraca sebagai
pengurang nilai Aset Tetap dan disajikan secara akumulasi
Metode penyusutan yang dipergunakan adalah Metode garis lurus
(straight line method). dimana metode ini menetapkan tarif
penyusutan untuk masing-masing periode dengan jumlah yang sama
Untuk perhitungan penyusutan, dihitung secara tahunan yaitu pada
periode tahun saat perolehan aset tetap.

Masa manfaat untuk menghitung tarif penyusutan untuk masing-


masing kelompok aset tetap sesuai Perbup 15 Tahun 2014 tentang
Kebijakan Akuntansi Pemkab HSS.

7. Aset Lainnya
Aset lainnya adalah aset non keuangan yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam
menghasilkan barang atau jasa, atau digunakan untuk tujuan lainnya
termasuk hak atas kekayaan intelektual. seperti tagihan piutang
penjualan angsuran, tuntutan perbendaharaan/tuntutan ganti rugi
(TP/TGR), kemitraan dengan pihak ketiga, dan tidak berwujud dan aset
lain-lain.

B. KEWAJIBAN

1. Kewajiban Jangka Pendek


Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diharapkan
akan dibayar kembali atau jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas)
bulan setelah tanggal pelaporan.

2. Kewajiban Jangka Panjang


Hutang jangka panjang merupakan hutang yang diharapkan akan
dibayar kembali atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 (dua
belas) bulan setelah tanggal laporan keuangan.

C. Ekuitas
Ekuitas merupakan selisih antara aset dan hutang Pemerintah Kabupaten
Hulu Sungai Selatan. Ekuitas dicatat sebesar nilai transaksi.

Ekuitas dinilai sebesar nilai ekuitas awal ditambah/dikurangi


surplus/defisit dari laporan operasional.

CALK PUSKESMAS NEGARA KAB.HSS 16


4.4. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan Yang Ada
Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan.
Sehubungan dengan penerapan Kebijakan Akuntansi sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 71 tahun 2010, serta Peraturan Bupati Nomor 15 Tahun
2015 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai
Selatan maka penyusunan laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Hulu
Sungai Selatan dalam tahun 2015 untuk pertama kalinya menggunakan basis
akrual.

Dengan adanya perubahan kebijakan akuntansi pada Peraturan Bupati Nomor


15 Tahun 2015 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Hulu
Sungai Selatan sebagaimana draf yang masih dalam proses penetapan menjadi
Peraturan Bupati Hulu Sungai Selatan maka penyusunan laporan keuangan
Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam tahun 2018 penerapan
basis akrual secara penuh dengan berpedoman pada draf Peraturan Bupati
Hulu Sungai Selatan, penyajian laporan keuangan per 31 Desember 2018
diperbandingkan dengan laporan keuangan per 31 Desember 2017.

CALK PUSKESMAS NEGARA KAB.HSS 17

Anda mungkin juga menyukai