Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada umumnya setiap negara, baik negara maju maupun negara berkembang
dijalankan oleh suatu sistem pemerintahan yang disusun berdasarkan ketentuan
konstitusionalnya masing-masing. Begitu juga dengan Negara Indonesia yang
menjalankan sistem pemerintahan ini, Negara Indonesia memiliki dua sistem
pemerintahan, yaitu sistem pemerintahan pusat dan sistem pemerintahan daerah yang
dijalankan oleh suatu lembaga negara atau instansi pemerintah.

Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) membutuhkan dana kas dengan
jumlah kecil maupun besar. Kas merupakan hal yang paling penting dalam instansi
pemerintahan, karena hampir semua kegiatan transaksi atau operasi berawal dan berakhir
pada kas baik dari penerimaan maupun pengeluaran kas. Kas memiliki karakteristik
bentuk yang sederhana, ringan, tidak mudah diidentifikasi oleh pemiliknya, dapat
diuangkan segera, mudah dibawa-bawa serta mudah untuk ditransfer dalam kurun waktu
yang cepat. Karakteristik tersebut menyebabkan kas sangat mudah untuk diselewengkan
atau digelapkan. Oleh karena itu perlu adanya suatu sistem yang baik untuk
mengendalikan transaksi-transaksi yang berhubungan dengan kas. Sistem kas yang baik,
menghasilkan informasi yang baik bagi instansi pemerintah yang bersangkutan dalam
rangka mengawasi aktifitas-aktifitas instansi pemerintah terhadap rencana-rencana yang
telah ditetapkan terlebih dahulu, dengan demikian rencana dapat berjalan secara efektif,
efisien dan terarah. Sistem kas terbagi dua, yaitu sistem kas masuk dan sistem kas keluar.
Fungsi ini harus dibagi dua karena untuk memudahkan dilakukannya pengendalian
terhadap sistem penerimaan kas dan pengeluaran kas, agar tidak terjadi penyelewengan
terhadap kas.

1
Selain itu, setiap SKPD diwajibkan untuk mengelola keuangannya. Pengelolaan
keuangan daerah meliputi kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, asas umum, struktur
APBD serta rancangan sistem informasi akuntansi keuangan daerah yang dimulai dari
tata cara penyusunan, penetapan, pelaksanaan, perubahan, pertanggungjawaban
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), pengelolaan kas,
penatausahaan keuangan daerah, akuntansi keuangan daerah dan pembinaan serta
pengawasan pengelolaan keuangan daerah. (Permendagri No 13, 2006)

Lingkup penatausahaan pengeluaran kas diantaranya Penyediaan dana (SPD),


Permintaan Pembayaran (SPP) baik, SPP-UP (Uang Persediaan), SPP-GU (Ganti Uang),
SPP-TU (Tambahan Uang) maupun SPP-LS (Langsung) baik SPP-LS Pegawai dan SPP-
LS Barang dan Jasa serta Perintah Membayar (SPM) baik SPM-UP, SPM-GU, SPM-TU,
SPM-LS Pegawai maupun SPM-LS Barang dan Jasa, Pencairan dana (SP2D) serta
Pertanggungjawaban Penggunaan Dana.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan kas?


2. Bagaimana klasifikasi kas, pengukuran kas dan penyajian kas?
3. Apa saja yang termasuk ke dalam akuntansi kas?

C. TUJUAN

1. Dapat mengetahui yang dimaksud dengan kas.


2. Dapat mengetahui klasifikasi kas, pengukuran kas dan penyajian kas.
3. Dapat mengetahui apa saja yang termasuk ke dalam akuntansi kas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI KAS

Menurut PSAP Nomor 1 Kas terdiri dari kas, kas daerah dan kas negara. Kas
adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk
membiayai kegiatan pemerintah. Kas daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah
yang ditentukan oleh Gubernur/Walikota/Bupati untuk menampung seluruh penerimaan
daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah. Kas negara adalah tempat
penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara
Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh
pengeluaran negara.

Menurut Permendagri no. 64 tahun 2013 kas terdiri dari kas di kas daerah, kas di
bendahara penerimaan, kas di bendahara pengeluaran dan kas di Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD). Termasuk dalam kategori kas adalah setara kas yang merupakan
investasi jangka pendek yang sangat likuid dan siap dicairkan menjadi kas dengan jatuh
tempo kurang dari 3 bulan tanggal perolehannya.

Setara kas pada pemerintahan daerah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kas
jangka pendek atau untuk tujuan lainnya. Aga investasi jangka pendek dapat diubah
menjadi setara kas maka investasi jangka pendek harus segera dapat diubah menjadi kas
dalam jumlah yang dapat diketahui tanpa ada resiko perubahan nilai yang signifikan.
Oleh karena itu, suatu investasi disebut setara kas kalau investasi dimaksud mempunyai
masa jatuh tempo kurang dari 3 bulan dari tanggal perolehannya.

B. KLASIFIKASI KAS, PENGUKURAN KAS DAN PENYAJIAN KAS

1. KLASIFIKASI KAS

3
Kas dan setara kas pada pemerintahan daerah mencakup kas yang dikuasai,
dikelola dan dibawah tanggung jawab bendahara umum daerah (BUD) dan kas yang
dikuasai, dikelola dan dibawah tanggung tanggung jawab selain bendahara umum
daerah. Kas dan setara kas yang dikuasai dan dibawah tanggung jawab bendahara
umum daerah terdiri dari :

a. Saldo rekening kas daerah, yaitu saldo rekening-rekening pada bank yang
ditentukan oleh kepala daerah untuk menampung penerimaan dan
pengeluaran.
b. Setara kas, antara lain berupa surat utang negara (SUN)/ obligasi dan deposito
kurang dari 3 bulan, yang dikelola oleh bendahara umum daerah.

2. PENGUKURAN KAS

Kas dicatat sebesar nilai nominal. Nilai nominal artinya disajikan sebesar nilai
rupiahnya. Apabila terdapat kas dalm bentuk valuta asing, dikonversi menjadi rupiah
menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.

3. PENYAJIAN KAS

Saldo kas dan setara kas harus disajikan dalam neraca dan laporan arus kas.
Mutasi antar pos-pos kas tersebut merupakan bagian dari manajemen kas dan bukan
merupakan bagian dari aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris pada
laporan arus kas.

C. AKUNTANSI KAS

Jurnal standar terkait kas dan setara kas pada SKPD maupun PPKD mengikuti
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas pada sistem akuntasi akun-akun Pendapatan-
LO, Beban Aset, Kewajiban, dan Ekuitas. Jika kas dan setara kas bertambah maka akan
dicatat di sisi “debit” sedangkan jika kas dan setara kas berkurang akan dicatat di sisi
“kredit”.

1. AKUNTASI DI KASDA

4
Kas di kasda merupakan kas yang ada pada rekening pemerintah daerah
yang berada dibawah wewenang BUD yang disimpan di rekening kas umum
daerah (RKUD). Pembukaan RKUD dilakukan oleh kepala SKPKD pada
bank sentral dan/atau Bank Umum yang ditunjuk oleh
Gubernur/Bupati/Walikota. Rekening kas umum daerah ditujukan untuk
menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran
daerah pada bank yang ditetapkan. Dalam rangka mendukung kegiatan
operasional SKPD Gubernur /Bupati/Walikota dapat menunjuk badan lain
yang sudah ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk melaksanakan penerimaan
dan pengeluaran daerah.

a. Penerimaan kas di kasda

Kas di kasda diterima dari penerimaan pendapatan pemerintah dari


pendapatan asli daerah (PAD), transfer dari pemerintah pusat atau
pemerintah lain serta penerimaan kas dari peneriman kembali
pinjaman pemerintah, pinjaman pemerintah atau penerimaan lainnya.
Transaksi kas di kasda dilakukan oleh PPKD selaku entitas akuntansi.
Untuk mencatat penerimaan kas ini maka pencatatan dilakukan dengan
mendebit kas di kasda dan mengkreditkan pendapatan-LO/piutang.

b. Pengeluaran kas di kasda

Pengeluaran kas di kasda terjadi apabila ada aliran kas keluar dari
rekening kas umum daerah/negara. Pengeluaran kas dilakukan untuk
belanja pemerintah dan pengeluaran pembiayaan seperti pembiayaan
untuk pemberian pinjaman dan melakukan investasi dalam penyertaan
modal pemerintah. Pencatatan pengeluaran kas dilakukan dengan
mendebit beban dan mengkreditkan kas di kasda.

2. AKUNTANSI KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN

5
Yaitu kas yang dikelola oleh bendahara pengeluaran SKPD yang
digunakan untuk pengeluaran operasional atau pengeluaran yang jumlahnya
relative kecil. Kas yang diterima oleh bendahara pengeluaran SKPD adalah
uang kas yang diberikan oleh PPKD. Kas yang dikelola oleh bendahara
pengeluaran seperti kas kecil yang dikelola oleh bendahara pada perusahaan.

a. Penerimaan kas oleh bendahara pengeluaran

Kas yang diterima oleh bendahara pengeluaran disebut juga dengan


uang persediaan (UP) yang diterima hanya satu kali. Namun bendahara
dapat meminta kas lagi untuk penggantian kas yang terpakai yang
disebut dengan GU (Ganti Uang) yang dapat diajukan pada saat
pemakaian kas mencapai 75% selesainya kegiatan bendahara
pengeluran juga meminta tambah uang (TU) jika terdapat kekurangan
dana untuk membiayai suatu kegiatan yang dianggap penting.
Pencatatan penerimaan kas ini dicatat dengan mendebitkan kas di
bendahara penerimaan dan mengkreditkan RK-PPKD.

b. Pengeluaran kas oleh bendahara pengeluaran

Bendahara pengeluaran mengeluarkan kas yang digunakan untuk


pengeluaran realiasasi anggaran. Pencatatan pengeluaran kas dicatat
pada 2 jurnal yaitu jurnal untuk LO yaitu dengan mendebit beban dan
mengkreditkan kas di bendahara pengeluaran. Jurnal realisasi anggaran
dengan dasar cash basis juga dilakukan dengan dasar surat
pertanggungjawaban atas belanja sudah diotorisasi oleh pejabat yang
berwenang. Jurnal realisasi anggaran yang dibuat adalah dengan
mendebit belanja dan mengkreditkan estimasi perubahan SAL namun
untuk jurnal anggaran tidak mempengaruhi akun kas di bendahara
pengeluaran.

Disamping mengelola UP bendahara pengeluaran juga mngelola uang


lainnya, meliputi :

6
a. Uang kas yang berasal dari kas negara, melalui SPM-LS/SP2D
b. Uang kas yang berasal dari potongan atas pembayaran yang
dilakukan sehubugan dengan fungsi bendahara selaku wajib
pungut
c. Uang kas dari sumber lainnya yang menjadi hak negara.

Bendahara pengeluaran melakukan pemotongan dan pemungutan


terhadap hak pihak lain yang disetorkan lagi seperti pajak penghasilan.
Pemotongan dan pemungutan ini dicatat dengan mengkreditkan utang
PFK.

3. AKUNTANSI KAS DI BENDAHARA PENERIMAAN

Yairu kas yang berada di tangan bendahara penerimaan SKPD. Sumber


kas di bendahara penerimaan berasal dari pendapatan asli daerah seperti pajak
daerah, retribusi dan PAD lain yang disetorkan oleh wajib pajak/retribusi ke
bendahara penerimaan SKPD.

Bendahara penerimaan SKPD harus membuatkan surat tanda bukti


pembayaran/bukti yang sah kepada wajib pajak/retribusi. Kas tersebut harus
disetorkan oleh bendahara penerimaan ke kas daerah paling lambat 1 hari
kerja berikutnya dengan menggunakan formulir surat tanda setoran (STS).

a. Penerimaan pendapatan oleh bendahara penerimaan

Pendapatan yang diterima oleh bendahara pendapatan SKPD dicatat


dengan mendebitkan kas di bendahara penerimaan dan mengkreditkan
pendapatan-LO. Pendapatan-LO dicatat untuk pengakuan pendapatan
secara akrual. Untuk pendapatan LRA diakui ketika kas tersebut
disetorkan ke kas daerah.

b. Pengeluaran kas di bendahara penerimaan

7
Kas di bendahara penerimaan berkurang pada saat kas tersebut
disetorkan ke kasda pencatatan penyetoran kas ke kasda dengan cara
mendebitkan RK PPKD dan mengkreditkan kas di bendahara
penerimaan.

8
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Menurut PSAP Nomor 1 Kas terdiri dari kas, kas daerah dan kas negara. Kas adalah uang
tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan
pemerintah. Kas daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh
Gubernur/Walikota/Bupati untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh
pengeluaran daerah. Kas negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan
negara dan membayar seluruh pengeluaran negara.

Anda mungkin juga menyukai