Anda di halaman 1dari 12

AKUNTANSI KEUANGAN I

REKONSILIASI BANK DAN KAS KECIL

Oleh Kelompok :

1. Cokorda Bagus Krisna Darmayudha (1807531104)


2. Ni Ketut Febri Anggreni (1807531112)
3. I Putu Bagus Sastra Wirayudha (1807531146)
4. Ni Wayan Widya Wedani (1807531147)
5. Made Dwi Ananda Suryani (1807531165)
6. Ni Putu Yarpi Ismiyanti (1807531237)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
A. SIFAT DAN KOMPOSISI KAS
Kas merupakan alat pertukaran dan alat pembayaran yang diterima untuk
pelunasan hutang, dan dapat diterima sebagai setoran dengan jumlah sebesar nilai
nominalnya, juga simpanan bank atau tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu.
Dalam prakteknya, kadang kas dikelompokkan menjadi dua yaitu Kas Kecil dan Kas
Besar. Kas Kecil digunakan untuk operasional sehari-hari dan jumlahnya tidak terlalu
besar. Biasanya digunakan untuk biaya operasional seperti biaya administrasi, biaya
telepon, listrik, dll. Kas besar biasanya digunakan untuk menampung penerimaan
Piutang, Pinjaman bank, pengeluaran untuk membayar utang, pengeluaran untuk
membeli aktiva.
Kas sangat penting artinya karena, menggambarkan daya beli dan dapat
ditransfer segera dalam perekonomian pasar kepada setiap individu dan organisasi
dalam memperoleh barang dan jasa yang diperlukan. Kas juga menjadi begitu penting
karena, perorangan, perusahaan, dan bahkan pemerintah harus mempertahankan posisi
liquiqitas yang memadai, yakni mereka harus memiliki sejumlah uang yang mencukupi
untuk membayar kewajiban pada saat jatuh tempo agar entitas bersangkutan dapat
beroperasi. Kas dapat dikatakan merupakan satu-satunya pos yang paling penting
dalam neraca. Karena berlaku sebagai alat tukar dalam perekonomian kita, kas terlihat
secara langsung atau tidak langsung dalam hampir semua transaksi usaha. Hal ini sesuai
dengan sifat-sifat kas yaitu :
 Kas terlalu terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan.
 Kas merupakan harta yang siap dan muda untuk digunakan dalam transaksi serta
ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan beragam tanpa tanda
pemilik.
 Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus di jaga sedemikian rupa
sehingga tidak terlalu banyak dan tidak kurang.
Pengolahan kas dapat dikriteriakan sebagai berikut :
a. Diakui secara umum sebagai alat pembayaran yang sah
b. Dapat digunakan setiap saat bila dikehendaki
c. Penggunaannya secara bebas
d. Diterima sesuai nilai nominalnya pada saat diuangkan tersebut.
Kas terdiri dari saldo kas yang ditangan perusahaan dan termasuk rekening giro.
Setoran kas adalah asset yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek,
bukan untuk investasi dan dengan cepat dapat dijadikan menjadi kas.

 KOMPOSISI KAS
Yang termasuk dalam kas menurut pengertian akuntansi adalah alat pertukaran
yang dapat diterima untuk peluanasan utang, sebagai setoran ke bank, juga simpanan
dalam bank atau tempat-tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu. Kas terdiri dari
uang kertas, uang logam, cek yang belum disetorkan, simpanan dalam bentuk giro atau
bilyet, traveller’s checks, cashier’s checks, bank draft dan money order. Untuk dapat
digolongkan sebagai kas biasanya dibatasi dengan diterima sebagai setoran oleh bank
dengan nilai nominal tidak dikelompokkan dalam kas. Jika ada wesel tagih yang
diserrahkan ke bank untuk ditagihkan,maka wesel tagih ini tetap dicatat sebagai piutang
wesel sampai dilunasi oleh yang membuat wesel. Kadang-kadang perangko dapat
digunakan untuk pembayaran yang jumlahnya kecil, tetapi perangko tidak akan
diterima sebagai setoran oleh bank, maka perangko bukan kas.
Cek mundur (post dated checks) tetap dicatat sebagai piutang sampai tanggal
dimana cek dapat diuangkan.Cek mundur termasuk dalam kelompok piutang.
Surat-surat berharga seperti saham-saham dan obligasi mungkin dapat segera dijual
dan menjadi uang tunai, tetapi sebelum dujual surat-surat berharga tersebut tidak
termasuk kelompok kas. Sebelum dijual surat berharga tetap dilaporkan sebagai
investasi jangka pendek.
Simpanan dalam bank-bank diluar negeri menimbulkan suatu masalah khusus
karena mata uang yang berbeda.Oleh karena itu simpanan di bank luar negeri harus
dikurskan dalam rupiah.Sering kali simpanan-simpanan di bank luar negeri tidak dapat
diambilsewaktu-waktu, oleh karena itu dalam neraca simpanan tadi akan dilaporkan
terpisah.
Uang kas yang dibatasi penggunaannya, biasanya dalam bentuk dana, tidak
dimasukkan dalam kas tetapi dilaporkan terpisah sebagai dana. Jika penggunaannya
masih dalam waktu satu tahun, maka termasuk dalam kelompok aktiva lancer, tetapi
jika tidak dapat digunakan dalam waktu satu tahun,maka dilaporkan dalam kelompoka
aktiva tidak lancar.
B. PENGENDALIAN KAS
Karena kas merupakan aktiva yang paling cair, maka kas paling mudah
diselewengkan jika tidak dijaga dengan baik. Sistem pengendalian kas harus
disesuaikan dengan kekhususan usaha. Namum secara umum sistem pengendalian kas
menolak adanya campur tangan terhadap catatan akuntansi oleh mereka yang
mengangani kas. Hal ini akan mengurangi kemungkinan terjadinya ayat jurnal yang
tidak wajar untuk menyembunyikan penyalahgunaan kas.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan oleh manajemen dalam melakukan
pengendalian terhadap kas :
 Adanya pembagian tugas antara penerima, penyimpanan dan pembukuan kas.
 Setiap penerimaan harus segera disetor ke bank.
 Gunakan sistem voucher untuk pengeluaran, agar pengeluaran-pengeluaran
untuk pribadi dapat dicegah, setidak-tidaknya dapat dikurangi.
 Sistem kas kecil diselenggarakan untuk pengeluaran dalam jumlah yang kecil
(dengan penetapan jumlah maksimum), dan kas kecil tersebut sebaiknya
diselenggarakan dalam bentuk dana tetap (imprest fund).
 Dibagian keuangan ditunjuk seorang petugas untuk mencatat semua
penerimaan. Baik dalam bentuk uang tunai, cek maupun bilyet giro dalam suatu
daftar tersendiri.
 Kecuali pembayaran melalui kas kecil, maka pengeluran sebaiknya dengan cek.
 Pejabat yang mengeluarkan cek harus mempunyai daftar, untuk mencatat semua
cek yang telah dikeluarkan.
 Kas opname diadakan dengan jarak waktu yang tidak teratur dan mendadak.

Pengendalian kas ada 2 yaitu:


1. Pengendalian untuk Penerimaan Kas
 Semua penerimaan kas harus segera dicatat
 Hendaknya semua penerimaan kas pada hari itu juga harus disetor ke
bank
 Adanya pemisahan fungsi antara petugas yang menangani penerimaan
kas dilakukan dengan mesin cash register

2. Pengendalian untuk Pengeluaran Kas


 Semua pengeluaran kas harus dilalakukan dengan menggunakan cek,
kecuali pengeluaran yang jumlahnya kecil yang tidak efisien jika
dilakukan menggunakan cek dapat dilakukan dengan menggunakan
dana kas kecil.
 Cek harus ditandatangani minimal 2 orang pejabat
 Cek yang batal digunakan/salah tulis harus diasir dengan rapi
 Hendaknya diberikan cap lunas untuk bukti dan cek yang sudah
dikeluarkan

C. PEMBENTUKAN KAS KECIL


Kas kecil atau Petty Cash merupakan dana yang disediakan untuk pengeluaran
rutin di perusahaan dengan nominal yang relative kecil. Beberapa contoh pengeluaran
yang menggunakan kas kecil ialah biaya perjalanan, telegram ataupun pembelian alat
tulis kantor. Tujuan dari pembentukan kas kecil ini diantaranya adalah sebagai berikut:
 Mempercepat aktivitas bisnis yang sifatnya mendadak
 Kas kecil dibutuhkan untuk menghindari metode pembayaran yang dianggap
tidak ekonomis dan tidak praktis
 Membantu para staf karyawan dalam memberikan pelayanan secara maksimal
kepada pelanggan
 Digunakan untuk sebagai dana talangan atau dana langsung untuk jenis
pembayaran yang tidak praktis atau tidak bisa menggunakan cek.
 Membayar pengeluaran yang nominalnya kecil

 Metode Pengelolaan Kas Kecil


Pengeluaran kas kecil biasanya ditentukan batas maksimumnya dan tidak
digunakan untuk pemberian pinjaman staf. Pengisian kas kecil biasa diajukan
pemegang kas kecil kepada bendahara kas. Pemegang kas kecil ini juga menyiapkan
daftar pengeluaran beserta bukti-bukti pembayarannya. Dalam pengelolaan kas kecil
terdapat dua metode yakni metode tetap dan metode berubah-ubah.

1. Metode Tetap
Metode tetap merupakan metode pembukuan kas kecil dengan rekening kas kecil
yang dibuat tetap. Pengeluaran kas yang terjadi akan dikumpulkan terlebih dahulu
buktinya dan dicatat dikemudian hari. Ciri-ciri dari metode tetap atau imprest fund
system ialah pengisian dana kas kecil dilakukan dengan penarikan cek yang sama
jumlahnya. Untuk langkah-langkah operasional metode tetap biasa dilakukan dengan
beberapa langkah berikut ini :
 Pemegang kas kecil diberi sejumlah dana untuk memenuhi pengeluaran yang
dibutuhkan
 Apabila dana kas kecil habis atau hampir habis maka kasir akan membentuk
dana kas kecil sesuai pengeluaran yang terjadi.
2. Metode Berubah-Ubah
Metode pembentukan kas kecil yang kedua ialah metode berubah-ubah sesuai
kebutuhan. Jumlah nominal kas kecil dalam metode ini tidak dapat ditetapkan karena
berubah-ubah namun tidak melebihi batas dari pembentukan kas kecil itu sendiri. Ciri-
ciri dari metode berubah-ubah atau fluctuating fund system antara lain besarnya jumlah
dana kas kecil disediakan fluktuasi. Bukti pengeluaran kas kecil dicatat dalam buku
jurnal kas kecil dan pengisian kembali dana kas kecil dicatat di debit dalam akun dana
kas kecil.
 Perbedaan Metode Tetap dan Berubah-Ubah
Terdapat perbedaan yang signifikan antara metode tetap dan berubah-ubah. Untuk
pembelanjaan kas kecil dengan metode berubah-ubah harus dibuatkan jurnal sesuai
dengan pengeluaran namun untuk metode tetap tidak ada jurnal. Saat pengisian kas
kecil untuk metode tetap disesuaikan dengan jumlah kas kecil pada saat pertama kali
dibentuk. Untuk pengisian ulang dengan sistem berubah-ubah maka jumlah pengisian
kas kecil akan disesuaikan dengan kebutuhan.

D. REKONSILIASI BANK
Rekonsiliasi Bank adalah suatu prosedur pengendalian terhadap kas di Bank
dengan membandingkan catatan kas perusahaan secara priodik Bank mengirimkan
laporan berupa kas statment yang berisi semua transaksi penyetoran selama priode
tertentu. Rekonsiliasi bank dilakukan untuk menunjukkan dan menjelaskan adanya
perbedaan antara catatan kas menurut bank dan menurut perusahaan. Jika perbedaan
dihasilkan dari transaksi yang belum dicatat bank, maka catatan perusahaan dianggap
benar. Sebaliknya, jika perbedaan dihasilkan dari kesalahan dalam catatan perusahaan
dan catatan bank, maka diperlukan penyesuaian.
Dokumen yang dibutuhkan dalam menysusun rekonsiliasi bank antara lain :
1. Jurnal penerimaan kas
2. Jurnal pengeluaran kas
3. Rekening Koran
4. Bukti setoran ke bank
5. Bukti penerimaan dan pengeluaran kas
Apabila setiap penerimaan uang disetor ke bank dan setiap pengeluaran uang
(kecuali jumlahnya relative kecil) menggunakan cek maka rekening kas akan dapat
dibandingkan dengan laporan bank. Biasanya laporan bank diterima bulanan dan akan
direkonsiliasi dengan catatan kas dan catatan bank. Selain itu rekonsiliasi juga berguna
untuk mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang sudah terjadi di bank tetapi belum
dicatat oleh perusahaan. Untuk mengetahui jumlah selisih saldo kas dari laporan bank
yang saldo kasnya berbeda pada pembukuan perusahaan.
Rekonsiliasi laporan bank sebaiknya dibuat oleh pegawai yang tidak
mempunyai kepentingan terhadap kas, agar penyusunan rekonsiliasi bank ini dapat
digunakan untuk mengecek catatan-catatan kas dan bank. Dalam membuat rekonsiliasi
laporan bank perlu diketahui bahwa yang direkonsiliasikan itu adalah catatan
perusahaan dan bank, sehingga harus dibuat perbandingan antara keduanya agar dapat
diketahui perbedaan-perbedaan yang ada.
 Hal-hal yang menimbulkan perbedaan dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Elemen-elemen yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan tetapi
belum dicatat oleh bank.
Contoh :
a. Setoran yang dikirimkan ke bank pada akhir bulan tetapi belum diterima oleh bank
sampai bulan berikutnya (setoran dalam perjalanan).
b. Setoran yang diterima oleh bank pada akhir bulan, tetapi dilaporkan sebagai setoran
bulan berikutnya, karena laporan bank sudah terlanjur dibuat (setoran dalam
perjalanan).
c. Uang tunai yang tidak disetorkan ke bank.
2. Elemen-elemen yang sudah dicatat sebagai penerimaan oleh bank tetapi belum
dicatat oleh perusahaan
Contoh :
a. Bunga yang diperhitungkan oleh bank terhadap simpanan, tetapi belum dicatat dalam
buku perusahaan (jasa giro).
a. Penagihan wesel oleh bank, sudah dicatat oleh bank sebagai penerimaan tetapi
perusahaan belum mencatatnya.
3. Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai pengeluaran tetapi
bank belum mencatatnya.
Contoh :
a. Cek-cek yang beredar (outstanding checks) yaitu cek yang sudah dikeluarkan oleh
perusahaan dan sudah dicatat sebagai pengeluaran kas tetapi oleh yang meneriman
belum diuangkan sehingga bank belum mencatatnya sebagai pengeluaran.
b. Cek yang sudah ditulis dan sudah dicatat dalam jurnal pengeluaran uang tetapi
ceknya belum diserahkan kepada yang dibayar,maka cek tersebut belum merupakan
pengeluaran oleh karena itu jurnal pengeluaran kas harus dikoreksi pada akhir periode.
4. Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran tetapi belum
dicatat oleh perusahaan.
Contoh :
a. Cek dari langganan yang ditolak oleh perusahaan karena kosong tetapi belum dicatat
oleh perusahaan.
b. Bunga yang diperhitungkan atas overdraft (saldo kredit kas) tetapi belum dicatat oleh
perusahaan.
c. Biaya jasa bank yang belum dicatat oleh perusahaan.

 Rekonsiliasi bank dapat dibuat dalam 2 macam cara yang berbeda :


1. Rekonsiliasi saldo akhir yang bisa dibuat dalam 2 bentuk :
 Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang
benar
 Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas.
2. Rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir yang bisa
dibuat dua bentuk:
 Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas (4 kolom).
 Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukan saldo yang
benar (8 kolom).
 Faktor- faktor penyebab diperlukannya rekonsiliasi bank
Ada beberapa faktor yang menyebabkan perushaan perlu melakukan
rekonsiliasi bank. Berikut ini adalah beberapa faktor tersebut yaitu:
1. Deposit On Transit atau Setoran dalam perjalanan
2. Jasa Giro
3. Cek Beredar
4. Cek Kosong
5. Piutang Wesel

 Prosedur Rekonsiliasi Bank


Terdapat tahap-tahap dalam membuat rekonsiliasi bank. Berikut ini
adalah pos-pos yang tersaji dalam rekonsiliasi bank. Pos-pos itulah yang
menyebabkan perbedaan-perbedaan antara saldo bank dan saldo pembukuan.
Tahap-tahap penyusunan rekonsiliasi Bank:
1. Mulailah dengan saldo yg tercantum dalam laporan bank dan dalam rekening
Kas perusahaan (saldo per buku)
2. Tambahkan atau kurangkan pada saldo per bank, hal-hal yg tercantum pada
pembukuan perusahaan tetapi tak tercantum dalam laporan bank.
 Tambahkan setoran dalam perjalanan pada saldo per bank
 Kurangkan cek dalam perjalanan dari saldo per bank
3. Tambahkan atau kurangkan pd saldo per buku, hal-hal yg tercantum dalam
laporan bank tetapi tak tercantum dlm pembukuan perusahaan
Tambahkan pada saldo per buku:
 penerimaan kas langsung melalui bank
 pendapatan bunga atas saldo giro di bank
Kurangkan pada saldo per buku:
 biaya administrasi bank
 biaya pencetakan cek
 pengurangan yg telah dilakukan oleh bank lainnya (misal pengurangan
krn adanya pengambilan cek kosong atau cek yg telah lewat waktu)
4. Hitunglah saldo per bank dan saldo per buku yg telah disesuaikan, saldo
keduanya harus sama.
5. Buatlah jurnal untuk setiap hal yang tercantum pd butir 3, yaitu hal yang
tercantum pada sisi per buku dalam rekonsiliasi bank.
6. Perbaiki semua kesalahan pembukuan perusahaan, dan sampaikan
pemberitahuan ke bank jika bank melakukan kesalahan.

E. PELAPORAN KAS
Walaupun pelaporan kas secara relative bersifat langsung, namun terdapat
sejumlah masalah yang perlu mendapat perhatian khusus. Masalah-masalah ini
berhubungan dengan pelaporan: (1) kas yang dibatasi atau restriktif, (2) overdraft bank,
(3) ekuivalen kas.
1. Kas yang dibatasi atau restriktif
Kas yang dibatasi diklasifikasikan dalam kelompok aktiva lancar atau active
jangka panjang, tergantung pada tanggal ketersediaan atau pengeluaran.
Klasifikasi dalam kelompok aktiva lancer adalah tepat jika kas akan digunakan
untuk membayar kewajiban yang ada atau jatuh tempo. Pada sisi lain jika kas
dipegang untuk periode waktu yang lama, maka kas yang dibatasi ditampilkan
dalam kelompok jangka panjang dari neraca.
2. Overdraft Bank
Overdraft bank terjadi apabila suatu cek ditulis dalam jumlah yang melebihi
rekening kas. Hal itu harus dilaporkan dalam kelompok kewajiban lancer dan
biasanya ditambahkan ke dalam jumlah yang dilaporkan sebagai utang usaha.
Jika material, maka pos ini harus diungkapkan secara terpisah pada bagian
depan neraca atau dalam catatan yang berhubungan. Overdraft bank biasanya
tidak di offset terhadap akun kas. Pengecualian utamanya adalah apabila kas
tersedia pada akun lainnya di bank sama di mana overdraft dapat terjadi. Dalam
kasusu ini dipelukan pengoffsetan.
3. Ekuivalen kas
Ekuivalen kas merupakan investasi jangka pendek yang sangat likuidyang
segera dikonversi menjadi sejumlah kas yang diketahui, dan begitu dekat
dengan jatuh temponya sehingga resiko perubahan suku bunga tidak signifikan.
Pada umumnya, hanya investasi dengan jatuh tempo awal 3 bulan atau kurang
yang memenuhi syarat definisi ini. Contoh-contoh ekuivalen kas adalah kertas
komersial, dana pasar uang, treasury bill. Beberapa perusahaan menggabungkan
kas dengan investasi sementara pada neraca. Dalam kasus ini, jumlah investasi
sementara dijelaskan atau dalam catatan.

DAFTAR PUSTAKA
Kieso, E Donald. dkk. Akuntansi Intermediate. Edisi keduabelas. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
https://www.academia.edu/17705639/PENGERTIAN_DAN_TUJUAN_REKONSILI
ASI_BANK- tanggal diakses 16 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai