Anda di halaman 1dari 17

Bab 2

Kas

Tujuan pembelajaran:
Adapun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan diadakannya bab ini adalah agar mahasiswa
mampu:
 Menjelaskan pengertian pengendalian internal terhadap kas
 Melakukan pencatatan akuntansi terhadap kas kecil dan penyajian di laporan keuangan.
 Melakukan pencatatan akuntansi terhadap rekonsiliasi bank untuk mencari saldo yang benar
serta penyajian di laporan keuangan.

Pengantar
Kas merupakan salah satu aset keuangan yang aset berbentuk kas, instrumen equitas yang diterbitkan
entitas lain, hak konstraktual untuk menerima kas dari entitas lain , atau kontrak yang akan
diselesaikan dengan menggunakan instrument ekuitas yang diterbitkan oleh entitas.
Kas dapat diubah menjadi aktiva lain dan digunakan untuk membeli barang atau jasa, serta memenuhi
kewajiban dengan lebih mudah bila dibandingkan dengan aktiva lainnya. Oleh sebab itu kas disebut
aktiva yang paling likwid. semua perusahaan baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar pada
umumnya harus mempunyai kas sebagai modal kerja. Kas juga digunakan untuk membayar
kewajiban. Oleh karena sifatnya yang likwid, kas sering menjadi sasaran kecurangan atau pencurian
, itu sebabnya dalam akuntansi untuk kas, prosedur-prosedur untuk melindunginya dari pencurian
dan penyalagunaan sangat penting artinya.
2.1 Pengendalian Internal terhadap kas.
2.1.1 Pengertian Kas
Menurut Ahmad Syafi Syakur (2015:56) bahwa dalam pengertian akuntansi, kas adalah
aktiva perusahaan yang berupa uang tunai dan segala sesuatu yang dapat disifati sebagai uang tunai,

1
yaitu: mempunyai nilai nominal, dapat digunakan sebagai alat pembayaran, dapat digunakan sebagai
alat ukur kekayaan, dapat diterima oleh bank sebagai deposito dan secara legal dinyatakan sebagai
ekuivalen kas.
Demikian juga menurut Anastasia Diana & Lilis Setiawati dalam buku Akuntansi Keuangan
Menengah, bahwa kas adalah aset yang paling lancar yang dijadikan sebagai alat pertukaran standar
dan dasar pengukuran untuk item yang lain. Entitas pada umumnya mengklasifikasikan kas sebagai
aktiva lancar.
Dengan demikian yang dapat dinyatakan sebagai unsur kas antara lain:
1. Uang Tunai, baik itu mata uang dalam negeri maupun mata uang asing
2. Cek Tunai, yaitu cek yang diterima dari pihak lain yang sewaktu-waktu dapat diluangkan
pada bank yang tertera pada lembar cek tersebut.
3. Demand Deposit, yaitu simpanan uang dibank itu sendiri untuk melakukan pembayaran.
4. Cashier’s Check, yaitu cek oleh pihak yang berwenang dalam suatu bank sebagai perintah
kepada kasir bank itu sendiri untuk melakukan untuk melakukan pembayaran.
5. Traveler Check, yaitu cek yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang dalam suatu bank
untuk kepentingan orang-orang yang akn bepergian.
6. Certified Check, yaitu cek yang diterima dari pihak lain yang telah mendapatkan tanda
tertentu dari bank sebagai bukti bahwa cek tersebut bukan merupakan cek kosong.
7. Postal Money Order, yaitu semacam pos wesel yang dapat sewaktu-waktu ditukarkan
dengan uang tunai di kantor-kantor pos.
8. Money Order, yaitu surat perintah kepada pihak yang disebutkan namanya dalam money
order tersebut untuk melakukan pembayaran kepada pihak yang disebukan namanya
dalam money order tersebut.
9. Bank Draft/Wesel Aksep, yaitu surat berharga yang berisi perintah tidak bersyarat dari
bank penerbit draft tersebut kepada pihak lain (tertarik) untuk membayar sejumlah uang
kepada seseorang tertentu atau orang yang ditunjukkannya pada waktu yang telah
ditentukan
10. Cash Equivalent, yaitu beberapa investasi jangka pendek yang sangat likuid. Suatu
investasi jangka pendek dapat diklasifikasikan sebagai ekuivalen kas apabila memenuhi 3
(tiga) hal, yaitu; 1) investasi tersebut benar-benar sangat aman, 2) mempunyai harga pasar
yang stabil dan 3) segera dilikuidasi menjadi uang tunai dalam jangka waktu 90 hari.
Sedangkan yang tidak termasuk unsur kas antara lain:
1. Time Deposit, yaitu deposito berjangka yang tidak dapat diluangkan sewaktu-waktu.
2. Surat-surat berharga.

2
3. Wesel dan promes.
4. Dana yang dibentuk untuk tujuan tertentu
5. Bilyed Giro.
2.1.2: Pengendalian Internal Terhadap Kas
Kas merupakan aktiva perusahaan yang tidak produktif dan sangat rentan terhadap perubahan nilai
atau perubahan daya beli serta sangat rentan terhadap penyalahgunaan oleh karyawan. Karena itu
diperlukan suatu manajemen kas yang baik. Tujuan manajemen kas antara lain:
1. Untuk melindungi kas dari tindakan penyelewengan, penggelapan, ataupun pencurian.
Uang tunai sebagai unsur utama kas merupak aktiva yang tidak dapat menunjukan
kepemilikannya kepada seseorang atau pihak tertentu, tidak ada bukti yang menyertai
kepemilikannya, siapapun pemegangnya dapat menyatakan sebagai pemiliknya. Karena
itu aktiva ini sangat rentan terhadap berbagai tindak kejahatan oleh karyawan perusahaan
sendiri. Manajemen kas yang baik diperlukan untuk melindungi kas dari kejahatan
demikian. Diperlukan sistem akuntansi yang akurat terkait dengan transaksi penerimaan
kas, pengeluaran kas dan pengawasan terhadap saldo kas. Hal-hal yang perlu dilakukan:
a. Pemisahan teknis secara tegas tugas-tugas klerikal antara bagian yang melakukan
administratif dengan bagian yang menangani kas secara fisik. Petugas yang
menangani aktivitas administratif kas tidak diberikan peluang atau akses pada fisik kas
atau sebaliknya.
b. Perlu diterapkan sistem kunci atau password – untuk aplikasi komputer – berlapis yang
mana anak kunci atau password diserah pada karyawan yang berbeda merupakan
langkah yang baik bagi pengawasan kas.
c. Sistem rolling karyawan dan pemberian cuti pada karyawan juga merupakan cara
yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya penyelewengan kas.
d. Menyimpan kas di bank dan hanya menyediakan sejumlah kas kecil di perusahaan
untuk keperluan yang bersifat harian.
2. Kas merupakan aktiva yang tidak produktif, karena itu ketersediaan kas dalam jumlah
yang besar tidak memberikan keuntungan bagi perusahaan, sebaliknya memperbesar
biaya oportunitas yang disebabkan hilangnya banyak kesempatan untuk memperoleh
pendapatan dikarenakan kas tidak terinvestasi dengan baik. Namun sebaliknya
kekurangan jumlah kas tersebut juga mendatangkan banyak kerugian bagi perusahaan,
dengan menurunkan kredibilitas perusahaan, dan terhambatnya berbagai aktivitas
perusahaan. Oleh sebab itu ketersediaan kas harus direncanakan dengan baik agar tersedia
dalam jumlah yang sangat ekonomis.

3
3. Agar setiap penggunaan satu rupiah kas memberikan kontribusi yang optimal bagi
perusahaan, maka penggunaan setiap ruupiah harus dilakukan berdasarkan perencanaan
yang baik. Manajemen pembelanjaan akan menghitung tingkat efisiensi dari setiap
pengeluaran kas.

Pengendalian interen terhadap kas dilakukan sebagai tindakan premiatas keselamatan kas
perusahaan. Pengendalian interen terhadap kas meliputi penyusunan sistem dan prosedur perlakuan
terhadap transaksi kas, pencatatan transaksi kas secara akurat dalam akuntansi perusahaan, intensi
audit kas secara berkala dan spontan, serta melakukan rekonsiliasi bank secara teratur.
Langkah – langkah penting yang diperlukan dalam pengendalian interen terhadap kas dan saldo kas
antara lain:
1. Perusahaan harus mempunyai sistem dan prosedur perlakuan terhadap transaksi kas. Sistem
dan prosedur ini akan menjamin bahwa setiap transaksi terkait penerimaan dan pengeluaran
kas diperlakukan dengan cara yang standar atau sama.
2. Lakuan pemisahan fungsi penanganan fisik kas dari fungsi pencacatan karyawan yang
menangani fisik kas tidak diberi akses pada pencatatan dan sebalik.
3. Setiap departemen dalam organisasi harus membuat anggaran penerimaan dan pengeluaran
kas. Skedul anggaran dibuat untuk tiap-tiap bulan selama periode akuntansi.
4. Lakukan kontrol terhadap penerimaan maupun pengeluaran kas harian, kontrol dapat
dilakukan dengan menggunakan register tape (pre-list tape)
5. Segera lakukan penyetoran kas ke bank, cukup sediakan kas sesuai kebutuhan kas kecil.
6. Semua pembayaran dilakukan dengan menerbitkan cek. Pembayaran dengan uang tunai
hanya dilakukan untuk pengeluaran – pengeluaran kecil yang bersifat rutin saja.
7. Sebelum dilakukan pengeluaran terlebih dahulu harus dilakukan validasi. Mesti harus
dilakukan pemisah antara pihak yang berwenang terhadap disposisi dengan pihak yang
menerbitkan cek.
8. Susun laporan rekonsiliasi bank secara berkala untuk setiap bulan kalender.

4
2.2. Konsep akuntansi kas kecil
Menurut Anastasia Diana & Lilis Setiawati dalam buku Akuntansi Keuangan Menengah, kas kecil
adalah kas yang disisihkan entitas untuk membayar berbagai macam beban yang jumlah rupiahnya
seperti ongkos taxi, pembelian perlengkapan kantor atau makan siang karyawan. Pembayaran dengan
menggunakan cek untuk pengeluaran seperti ini sangatlah tidak praktis, meskipun pengendaliannya
jauh lebih baik daripada pengeluaran dalam bentuk tunai.

Dana kas kecil merupakan sejumlah kecil kas yang dibentuk untuk tersedia di perusahaan
yang diperlukan untuk pengeluaran – pengeluaran kecil yang bersifat rutin. Dalam manajemen kas
perlu dilakukan pemisahan antara pengelolaan kas dengan kas kecil, prosedur yang diterapkan untuk
kas kecil tentunya lebih sederhana dibandingkan dengan prosedur yang ditetapkan untuk pengelolaan
kas, walaupun demikian fungsi kontrol harus tetap melekat pada prosedur yang ditetapkan. Pada
umumnya pengelolaan dana kas kecil cukup diserahkan pada satu orang karyawan yang bertanggung
jawab penuh terhadap keselamatan dana kas kecil. Administrasi kas kecil diselenggarankan tersendiri
dalam buku kas kecil sebagai buku pembantu dari buku besar perusahaan. Pembentukan dan
penglolaan dana kas kecil dapat diselenggarakan dengan 2 metode yaitu:
1. Sistem Dana Tetap (Imprest Fund Method)
2. Sistem Dana Tidak Tetap (Fluctuating Fund Method)
Contoh Soal:
Pada tanggal 1 April 2020, PT ABC membentuk dana kas kecil sebesar Rp 5.000.000,
pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sebulan 1 kali, yaitu setiap tanggal tanggal 30. Pada
tanggal 30 April 2020 dana kas kecil terdiri atas uang tunai dan bukti-bukti pengeluaran kas kecil
sebagai berikut:
Uang Tunai Rp 1.000.000
Bukti-bukti pengeluaran untuk:
- 5 April Biaya perjalanan Rp 1.500.000
- 10 April Pembelian Perlengkapan kantor Rp 750.000
- 20 April Telepon,Air,Listrik Rp 750.000
- 25 April Meterai Rp 500.000
- 28 April Reparasi dan pemeliharaan Rp 500.000
Diminta:
Buatlah jurnal dengan Metode Impres dan metode Fluktuasi:
a. Mencatat pembentukan dana kas kecil
b. Mengisi kembali dana kas kecil

5
Metode Impres:
Jurnal:
Tanggal Keterangan Debet(Rp) Kredit(Rp)
1 April Pembentukan dana kas kecil:
Kas Kecil 5.000.000
Kas di Bank 5.000.000
5-28 Pengeluaran dana kas kecil
April (tidak dijurnal)
30 April Pengisian kembali dana kas
kecil:
Beban perjalanan 1.500.000
Perlengkapan kantor 750.000
Beban Telepon,air,listrik 750.000
Beban Meterai 500.000
Beban reparasi dan 500.000
pemeliharaan
Kas di Bank 4.000.000

Metode Fluktuasi:
Jurnal:
Tanggal Keterangan Debet Kredit
1 April Pembentukan dana kas kecil:
Kas Kecil 5.000.000
Kas di Bank 5.000.000
Pengeluaran dana kas kecil:
5 April Beban Perjalanan 1.500.000
Kas kecil 1.500.000
10 April Perlengkapan kantor 750.000
Kas kecil 750.000
20 April Beban telepon,air,listrik 750.000
Kas kecil 750.000
25 April Beban Meterai 500.000
Kas kecil 500.000
28 April Beban Reparsi & 500.000
pemeliharaan
Kas kecil 500.000
30 April Pengisian kembali dana kas

6
kecil: 4.000.000
Kas kecil
Kas di Bank 4.000.000

Buku Besar:
Kas Kecil
Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet (Rp) Kredit (Rp)
1 April Kas di Bank 5.000.000 5.000.000
5 April Beban perjalanan 1.500.000 3.500.000
10 April Perlengkapan kantor 750.000 2.750.000
20 April Beban 750.000 2.000.000
telepon,air,listrik
25 April Beban meterai 500.000 1.500.000
28 April Beban reparasi & 500.000 1.000.000
pemeliharaan
30 April Kas di Bank 4.000.000 5.000.000

Kas di Bank
Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet (Rp) Kredit (Rp)
1 April Saldo awal 20.000.000
1 April Kas kecil 5.000.000 15.000.000
30 April Kas di Bank 4.000.000 11.000.000

Perbedaan pencatatan antara metode impres dan metode fluktuasi adalah saat pengisian kembali yaitu
untuk metode impres tidak dicatat sementara untuk metode fluktuasi dicatat di jurnal pada setiap
pengeluaran dan dibuat buku besar.
2.3 Rekonsiliasi Bank
Perusahaan menyimpan sebagian besar kas di bank dan hanya menyediakan sejumlah kecil kas di
perusahaan untuk keperluan pengeluaran kecil yang bersifat rutin. Dengan begitu kas perusahaan
dicatat oleh dua pihak, yaitu oleh pihak perusahaan sendiri dan oleh pihak bank dalam bentuk
rekening koran. Pada setiap akhir bulan pihak bank mengirimkan copy rekening koran sebagai bentuk
bentuk laporan kepada masing-masing nasabahnya. Dalam copy rekening koran tersebut dilaporkan
saldo awal, penyetoran, pengambilan, macam-macam nemo debet dan nemo kredit, dan saldo akhir
untuk suatu bulan tertentu. Karena rekening koran bank dan perkiraan kas dalam akuntansi
perusahaan mencatat objek yang sama, maka dengan semestinya kedua catatan tersebut harus
menunjukkan catatan dan saldo yang sama. Dan apabila ternyata keduanya tidak menunjukka catatan
dan saldo yang sama maka perlu dilakukan rekonsiliasi bank

7
Rekonsiliasi bank merupakan suatu laporan untuk menunjukkan beberapa penyebab perbedaan
pencatatan kas menurut perusahaan dengan pencatatan kas menurut bank. Dalam melakukan
rekonsiliasi bank sebaiknya perusahaan menunjuk karyawan yang independen terhadap kas, yaitu
yang tidak berkepentingan terhadap kas baik secara fisik maupun pencatatan.
Penyebab perbedaan antara saldo menurut pembukuan perusahaan dengan laporan bank
adalah sebagai berikut:
1. Bank belum mencatat transaksi tertentu:
a. Setoran dalam perjalanan, perusahaan telah mencatat setoran ke bank, tapi bank
belum mencatatnya
b. Cek dalam perjalanan (cek masih beredar). Cek yang ditarik dan telah dibukukan oleh
perusahaan, tetapi bank belum mencatatnya.
2. Perusahaan belum mencatat transaksi tertentu
a. Penerimaan kas melalui bank. Bank kadang-kadang melakukan penerimaan kas untuk
dibukukan kedalam rekening giro perusahaan. Hal semacam ini sering terjadi dan
bahkan dianjurkan oleh perusahaan kepada para konsukmennya. Dengan cara
penyetoran langsung ke bank akan dapat mengurangi kemungkinan terjadi
penyalagunaan kas oleh kariawan perusahaan, cara ini juga akan mempercepat
penerimaan kas, dibandingkan dengan penerimaan dilakukan oleh perusahaan.
Sebagai contoh suatu piutang wesel dapat ditangih oleh bank dan hasil penagihan
tersebut langsung dibukukan ke rekening giro perusahaan. Transaksi semacam ini
kadang-kadang belum diketahui oleh perusahaan sehingga perusahaan belum
mencatatnya.
b. Biaya administrasi bank, Bank biasanya membebankan sejumlah biaya untuk
menangani transaksi-transaksi yang dilakukan pemegang giro, jumlah biaya yang
dibebankan tergantung kepada banyaknya transaksi yang ditangani oleh bank. Pada
umumnya biaya administrasi bank baru diketahui jumlahnya oleh perusahaan setelah
laporan bank diterima.
c. Pendapatan bunga atau jasa giro. Bank memberikan bunga atas saldo giro yang
dihitung atas dasar presentasi tertentu dari saldo giro rata-rata perbulan. Tingkat
Bunga atau jasa giro tidak begitu tinggi bila dibandingkan dengan deposito. Jumlah
bunga yang menjadi pendapatan perusahaan biasanya baru diketahui setelah
perusahaan laporan bank.
d. Cek kosong dari konsumen atau debitur. Perusahaan sering menerima pembayaran
dari para konsumen atau debitur dalam bentuk cek yang diperlakukan sama dengan

8
uang tunai. Cek tersebut bersama-sama dengan uang tunai disetorkan tiap hari ke
bank. Apabila cek yang diterima menggunakan bank yang sama dengan bank
perusahaan, maka cek langsung diuangkan dan langsung dibukukan kerekening giro
perusahaan. Akan tetapi jika cek menggunakan bank yang berbeda, maka bank
perusahaan harus menguangkan cek tersebut (atau melalui clearing) ke bank yang
bersangkutan dan hasilnya dibukukan kedalam rekening giro perusahaan.
e. Cek dikembalikan kepada penyetor karena alasan lain (bukan cek kosong). Bank
kadang-kadang mengembalikan cek kepada penyetor karena alasan-alasan berikut: 1)
rekening penarik cek telah ditutup, 2) cek telah kadaluwarsa, 3) tanda tangan yang
tercantum pada cek tidak sah, 4) terdapat kesalahan dalam penulisan cek. Akuntansi
untuk cek yang dikembailkan kepada penyetor karena alasan-alasan diatas, sama
dengan akuntansi untuk pengembalian cek kosong.
3. Bank atau perusahaan (atau kedua-duanya) telah melakukan pencatatan. Sebagai contoh,
bank mungkin mengurangi saldo rekening seorang pemegang giro untuk cek yang ditarik oleh
pemegang giro yang lain. Sementara itu, pemegang giro mungkin salah mencatat jumlah
rupiah cek yang telah ditariknya. Apabila salah satu pihak atau kedua-duanya melakukan
kesalahan pencatatan, maka dapat dipastikan bahwa saldo menurut catatan perusahaan tidak
akan sama dengan saldo yang tercantum dalam laporan bank. Apabila hal ini terjadi, maka
penyebab kesalahan harus ditemukan dan dikoreksi, dan perbaikan kesalahan ini merupakan
bagian dari rekonsiliasi bank.

Tahap-tahap penyusunan rekonsiliasi bank:


1) Mulailah dengan saldo yang tercantum dalam laporan bank dan saldo yang tercantum dalam
rekening kas perusahaan (disebut juga saldo perbuku). Kedua angka tersebut mungkin tidak
sama karena adanya perbedaan saat pembukuan dank karena sebab-sebab lain yang telah
diterangkan diatas.
2) Tambahkan atau kurangkan pada saldo per bank, hal-hal yang tercantum dalam pembukuan
perusahaan tetapi tidak tercantum dalam laporan bank.
a) Tambahkan setoran dalam perjalanan pada saldo perbank. Setoran dalam perjalanan
dapat diketahui dengan cara membandingkan antara setoran-setoran yang tercantum
dalam laporan bank dengan daftar penerimaan kas yang terdapat dalam pembukuan
perusahaan. Setoran dalam perjalanan adalah setoran yang tercantum dalam
pembukuan perusahaan, tetapi tidak tercantum sebagai setoran dalam laporan bank
pada bulan yang bersangkutan. Apabila pada bulan yang lalu terdapat setoran dalam

9
perjalanan, maka setoran tersebut akan nampak dalam laporan bank bulan ini, jika
tidak berarti setoran tersebut telah hilang.
b) Kurangkan cek dalam perjalanan dari saldo perbank. Cek dalam perjalanan dapat
diketahui dengan cara membandingkan antara cek-cek yang diuangkan di bank seperti
tercantum dalam laporan bank dengan cek-cek yang dikeluarkan di perusahaan seperti
yang tercantum dalam jurnal pengeluaran kas. Cek dalam perjalanan adalah cek yang
telah dikeluarkan perusahaan tetapi tidak nampak dalam laporan bank. Perbandingan
ini juga merupakan pengujian bahwa semua cek yang telah dibayar oleh bank adalah
merupakan cek perusahaan yang sah dan telah dicatat dengan benar, baik oleh bank
maupun oleh perusahaan, cek dalam perjalanan sangat umum terjadi, sehingga
merupakan hal yang paling sering tercantum dalam suatu laporan bank.
3) Tambahkan atau kurangkan pada saldo perbuku, hal-hal yang tercantum dalam laporan bank
tetapi tidak tercatat dalam pembukuan perusahaan:
a) Tambahkan pada saldo per buku a) penerimaan-penerimaan kas langsung melalui
bank dan b) pendapatan bunga atas saldo giro di bank. Kedua hal tersebut akan dapat
diketahui dengan cara membandingkan antara setoran-setoran yang tercantum dalam
laporan bank dengan penerimaan kas yang terdapat dalam pembukuan perusahaan.
Kadang-kadang perusahaan belum mencatat kedua hal tersebut, sedangkan bank
sudah mencatatnya.
b) Kurangkan dari saldo perbuku a) biaya administrasi bank, b) biaya percetakan cek dan
c) pengurangan yang telah dilakukan oleh bank lainnya (misalnya pengurangan
karena adanya pengembalian cek kosong atau cek yang telah lewat waktu). Hal-hal
tersebut akan dapat diketahui dengan cara membandingkan pengurangan-
pengurangan yang terdapat dalam laporan bank dengan catatan perusahaan dalam
jurnal pengeluaran kas. Kadang-kadang hal-hal diatas belum dicatat perusahaan,
sedangkan bank sudah mencatatnya.
4) Hitunglah saldo per bank yang telah disesuaikan dan saldo per buku yang telah disesuaikan.
Kedua saldo tersebut harus sama.
5) Buatlah jurnal untuk setiap hal yang terdapat pada butir 3 diatas, yaitu hal-halyang tercantum
pada sisi perbuku (perusahaan) dalam rekonsiliasi bank.
6) Perbaiki semua kesalahan yang terdapat dalam pembukuan perusahaan, dan sampaikan
pemberitahuan ke bank jika bank telah melakukan kesalahan.

10
Contoh penyusunan rekonsiliasi bank, PT Setia Bersama memiliki rekening giro di Bank BRI,
pada akhir bulan Maret 2020 perusahaan menerima laporan dari bank BRI yang berisi informasi
mengenai saldo awal bulan, pertambahan dan pengurangan yang dilakukan Selama bulan maret
atas rekening giro PT Setia Bersama dan saldo per 31 Maret . Menurut laporan bank tersebut,
saldo giro PT Setia Bersama per 31 Maret adalah Rp 10.766.960, menurut pembukuan perusahaan
saldo rekening giro di bank BRI adalah Rp 6.588.420
Setelah dilakukan perbandingan sesuai dengan prosedur yang telah diuraikan diatas, ditemukan
hal-hal sebagai berikut:
 Setoran tanggal 31 Maret sebesar Rp 3.183.260 tidak tercantum dalam laporan bank.
 Bank telah melakukan kesalahan pembukuan, yaitu cek yang ditarik oleh PT ABC sebesar
Rp 200.000 (nomor cek 211) telah dikurangkan pada rekenng giro PT Setia Bersama
 Lima lembar cek yang ditarik pada akhir bulan Maret dan telah dicatat dalam jurnal
pengeluaran kas oleh PT Setia Bersama, belum dibayar oleh bank:
No Cek Tanggal Jumlah
127 27 Maret Rp 572.000
129 28 Maret 638.940
131 28 Maret 166.000
132 29 Maret 406.280
134 30 Maret 917.060

 Bank telah menerima pelunasan selembar wesel tagih milik PT Setia Bersama sebesar
4.228.000 (termasuk didalamnya pendapatan bunga sebesar Rp 428.000). penerimaan
pelunasan wesel ini belum dicatat dalam jurnal penerimaan kas oleh PT Setia Bersama.
 Laporan bank menunjukkan bahwa bank telah memberi bunga pada PT Setia Bersama
sebesar Rp 56.020
 Cek nomor sebesar 133 sebesar Rp 300.000 yang dibayarkan pada PT Agung telah dicatat
dalam jurnal pengeluaran kas oleh PT Setia Bersama dengan jumlah Rp 1020.000
sehingga saldo perbuku menjadi terlalu rendah Rp 720.000.
 Biaya administrasi bank bulan januari adalah Rp 28.500
 Laporan bank menunjukkan adanya pengembalian cek yang tidak cukup dananya (cek
kosong) sebesar Rp 104.000. Cek tersebut berasal dari PT Citra.

11
Berdasarkan transaksi-transaksi diatas maka PT Setia Bersama akan menyusun laporan Rekonsiliasi
Bank, namun sebelumnya perusahaan perlu membuat jurnal penyesuaian untuk mengreksi saldo
rekening kas.
Jurnal Penyesuaian
Tanggal Keterangan Debet(Rp) Kredit(Rp)
Maret 31 Kas 4.228.000
Piutang Wesel 3.800.000
Pendapatan Bunga 428.000
(Penerimaan wesel melalui
bank)
Maret 31 Kas 56.020
Pendapatan bunga 56.020
(Pendapatan bunga atas
saldo giro)
Maret 31 Kas 720.000
Utang Dagang 720.000
(koreksi kesalahan cek no:
333)
Maret 31 Macam-macam biaya 28.500
Kas 28.500
(Biaya administrasi bank)
Maret 31 Piutang Dagang 104.000
Kas 104.000
(Cek kosong yang
dikembalikan oleh bank)

PT SETIA BERSAMA
Laporan Rekonsiliasi Bank
31 Maret 2020
Per Bank Rp 10.776.960 Per Buku Rp 6.588.420
Tambah: Tambah:
1. Setoran dalam perj. 3.182.000 4. Penerimaan wesel
2. Koreksi kesalahan Melalui bank termasuk
PT ABC 200.000 Pendapatan bunga
14.160.220 Rp 428.000 4.228.000
Kurangi: 5. Pendapatan bunga bank 56.020
3. Cek dalam perjalanan: 6. Kesalahan pembukuan
No 127……Rp 572.000 Cek no 133 dibukukan
No 129……Rp 638.940 Terlalu tinggi 720.000
No 131…… 166.000 11.592.440
No 132……Rp 406.280 Kurangi:
No134 ….. 917.060 7. Biaya adm. Bank Rp 28.500
(2.700.280) 8. Cek kosong 104.000
(132.500)
Saldo per bank 11.459.940 Saldo per buku 11.459.940

12
Ringkasan
Kas adalah aset yang paling lancar yang dijadikan sebagai alat pertukaran standar dan dasar
pengukuran untuk item yang lain. Entitas pada umumnya mengklasifikasikan kas sebagai aktiva
lancar, kas adalah aktiva yang paling lidwid sehingga mudah dipindahtangankan sehingga dibutuhkan
pengendalian internal terhadap kas. Pengendalian interen terhadap kas meliputi penyusunan sistem
dan prosedur perlakuan terhadap transaksi kas, pencatatan transaksi kas secara akurat dalam
akuntansi perusahaan, intensi audit kas secara berkala dan spontan, serta melakukan rekonsiliasi bank
secara teratur.
Dalam manajemen kas perlu dilakukan pemisahan antara pengelolaan kas dengan kas kecil,
prosedur yang diterapkan untuk kas kecil tentunya lebih sederhana dibandingkan dengan prosedur
yang ditetapkan untuk pengelolaan kas, walaupun demikian fungsi kontrol harus tetap melekat pada
prosedur yang ditetapkan
Rekonsiliasi bank merupakan suatu laporan untuk menunjukkan beberapa penyebab perbedaan
pencatatan kas menurut perusahaan dengan pencatatan kas menurut bank, untuk melakukan
rekonsiliasi bank sebaiknya perusahaan menunjuk karyawan yang independen terhadap kas, yaitu
yang tidak berkepentingan terhadap kas baik secara fisik maupun pencatatan.

13
Latihan soal
Kas Kecil:
Pada tanggal 1 Maret 2015 PT Sejahtera membentuk dana kas kecil terdiri dari dari uang
tunai sebesar Rp 600.000. Pada tanggal 31 Maret 2015, dana kas kecil terdiri dari uang
tunai dan bukti-bukti pengeluaran kas kecil sebagai berikut:
Uang kertas dan logam Rp 16.600
Bukti-bukti pengeluaran untuk:
- Biaya pengangkutan pembelian Rp 124.600
- Pembelian perlengkapan kantor Rp 87.800
- Telepon dan Telegram Rp 33.400
- Biaya Pengiriman Rp 54.400
- Reparasi dan Pemeliharaan Rp 67.200
- Perangko Rp 46.000
- Piutang karyawan Rp 170.000

Diminta:
Buatlah Jurnal yang diperlukan dengan menggunakan Sistem Impres & Fuktuasi
Rekonsiliasi Bank:
Berikut ini adalah transaksi-transaksi PT Sejahtera yang berhubungan dengan kas sebagai
berikut:
 Saldo menurut laporan bank Lippo tanggal 31 Januari 2015 Rp 5.388.480, sedangkan
menurut pembukuan perusahaan saldo sebesar Rp 3.294.210.
 Setoran tanggal 30 Januari sebesar Rp 1.591.630 tidak tercantum dalam laporan bank.
 Bank telah melakukan kesalahan pembukuan, yaitu cek yang ditarik oleh PT ABC sebesar
Rp 100.000 (nomor cek 656) telah dikurangkan pada rekening giro PT Sejahtera.
 Lima lembar cek yang ditarik pada akhir bulan januari dan telah dicatat dalam jurnal
pengeluaran kas oleh PT Nusantara, belum dibayar oleh bank:
No Cek Tanggal Jumlah
337 27 Januari Rp 286.000
338 28 Januari Rp 319.470
339 28 Januari Rp 83.000

14
340 29 Januari Rp 203.140
341 30 Januari Rp 458.530
 Bank telah melakukan pelunasan selembar wesel tagih milik PT Sejahtera Rp 2.114.000
(termasuk didalamnya pendapatan bunga sebesar Rp 214.000). Penerimaan pelunasan
wesel ini belum dicatat oleh perusahaan.
 Laporan bank menunjukkan bahwa bank telah memberi bunga pada PT Nusantara sebesar
Rp 28.010.
 Cek nomor 333 sebesar Rp 150.000 yang dibayarkan pada PT Damai telah dicatat dalam
jurnal pengeluaran kas oleh PT Sejahtera dengan jumlah Rp 510.000, sehingga saldo
perbuku menjadi terlalu rendah Rp 360.000.
 Biaya administrasi bank bulan januari adalah Rp 14.250
 Laporan bank menunjukkan adanya pengembalian cek yang tidak cukup dananya (cek
kosong) sebesar Rp 52.000, cek tersebut berasal dari PT Makmur.
Diminta:
1. Buatlah Rekonsiliasi Bank
2. Buat jurnal yang diperlukan!

Test Formatif
1. Kas Kecil
PT Berkat adalah perusahaan dagang penjual buah-buahan, pada tanggal 2 januari 2020 memutuskan
untuk membentuk dana kas kecil. Berikut adalah transaksi-transaksi yang dilakukan oleh kas kecil
selama bulan januari 2020:
Januari 2 Ditarik cek no 500 sebesar Rp 1.000.000
5 Pembayaran beban listrik sebesar Rp 160.000
7 Pembelian perangko dan meterai Rp 90.000
10 Pembayaran telepon & telex sebesar Rp 50.000
12 Membayar tagihan reparasi komputer sebesar Rp 50.000
13 Pembelian ATK sebesar Rp 120.000
18 Beban lain-lain untuk pembelian konsumsi rapat sebesar Rp 150.000
23 Membayar beban transport karyawan sebesar Rp 70.000
28 Pembayaran beban faksimili sebesar Rp 20.000
31 Ditarik cek no 720, untuk prngisian kembali kas kecil
Akun-akun yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi terkait kas kecil tersebut adalah:

15
505 Beban Pos dan Telekomunikasi
506 Beban Listrik
507 Beban Transport
508 Beban Perlengkapan Kantor
509 Beban Lain-lain
Diminta:
Buatlah jurnal yang diperlukan dengan metode Imprest & Fluktuasi

2. Rekonsiliasi Bank
PT Sejahtera adalah perusahaan dagang khusus perlengkapan kantor (alat tulis kantor), pengendalian
internal kas yang diterapkan oleh perusahaan sudah memadai, yaitu semua penerimaan kas dilakukan
dengan menggunakan cek (kecuali untuk pengeluaran-pengeluaran kecil). Setiap bulan perusahaan
menerima laporan rekening koran dari Bank BRI. Perusahaan juga secara rutin membuat rekonsiliasi
bank.
Berikut informasi yang berhubungan dengan rekonsiliasi bank pada bulan desember 2020:
 Saldo kas tanggal 1 desember 2020 sebesar Rp 126.034.000
 Penerimaan kas selama bulan desember 2020 sebesar Rp 46.300.000
 Penerimaan kas selama bulan desember 2020 sebesar Rp 22.500.000
Menurut laporan bank BRI, saldo kas PT Sejahtera yang tercatat dalam rekening giro bank pada
tanggal 31 desember 2020 sebesar Rp 150.100.000, informasi lain terkait transaksi selama bulan
desember 2020 adalah sebagai berikut:
1. Cek yang masih beredar (outstanding check) pada bulan desember 2020 adalah:
Cek no 112 Rp 300.000
Cek no 114 Rp 400.000
Cek no 115 Rp 250.000
Total Rp 950.000
2. Setoran dalam perjalanan (deposit in transit) bulan desember adalah sebesar Rp 500.000.
3. Memo kredit dari bank untuk jasa giro bulan desember sebesar Rp 160.000
4. PT Anugerah langsung menyetorkan kas ke bank BRI guna melunasi utangnya kepada PT
Sejahtera sebesar Rp 350.000
5. Memo debit dari bank untuk beban administrasi bank sebesar Rp 70.000
6. Setoran PT Sejahtera sebesar Rp 300.000 oleh bank BRI dicatat sebagai setoran PT ABC
7. Bank BRI salah mencatat cek PT Loka sebesar Rp 200.000 sebagai pengeluaran PT Sejahtera
8. Memo debet dari bank untuk pajak penghasilan (PPh pasal 23) sebesar Rp 24.000

16
9. Bank melakukan kesalahan dengan mencatat setoran PT Sukofindo sebesar RP 150.000
sebagai setoran PT Sejahtera
10. Setoran PT Sejahtera sebesar Rp 250.000 ke bank yang berasal dari pelunasan PT Angkasa
ternyata tidak cukup dana atau cek kosong.
Diminta:
Berdasarkan informasi diatas anda diminta untuk membuat:
1. Jurnal Penyesuaian
2. Laporan Rekonsiliasi Bank periode 31 desember 2020
Referensi
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2012. PSAK IFRS 2012, Salemba Empat, Jakarta
Ahmad Safii Syakur (2015), Intermediate Accounting dalam Perspektif Lebih Luas, Penerbit AV
Publisher, Jakarta
Anastasia Diana dan Lilis Setiawati (2017), Akuntansi Keuangan Menengah berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan Terbaru, penerbit Andi Yogyakarta
Dwi Martani, dkk, 2012, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK, Jakarta: Salema Empat.
Haryono Yusup (2005), Dasar-dasar Akuntansi, penerbit STIE, Yogyakarta

17

Anda mungkin juga menyukai