Anda di halaman 1dari 24

TUGAS FINAL

Akuntansi Menengah 1

Anggota Kelompok:

1. Mirna (101901116)

2. Kintan Arcin (101901066)

3. Wa Ode Citrala Saputri (101901030)

Kelas A

Semester 3

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Buton


Hasil Resume:

Kas adalah harta kekayaan perusahaan yang sifatnya sangat likuid dan berjangka

pendek yang dapat dipergunakan dengan bebas untuk kegiatan operasional

perusahaan.

Pendapat lain mengatakan definisi kas adalah aktiva perusahaan yang berbentuk uang

tunai (uang kertas, uang logam, wesel, vek, dan lainnya) yang dipegang oleh

perusahaan tersebut ataupun disimpan di bank dan dapat digunakan untuk kegiatan

umum perusahaan.

Pengertian kas menurut para ahli:

1. Menurut Rizal Effendi, pengertian kas adalah segala sesuatu (baik yang

berbentuk uang atau bukan) yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran

atau alat pelunasan kewajiban.

Beberapa yang termasuk kas adalah rekening giro di bank (cash in bank), dan

uang kas yang ada di perusahaan (cash on hand). Kas dalam perusahaan

merupakan harta yang paling lancar, sehingga dalam neraca ditempatkan

paling atas dalam kelompok paling atas.

2. Dwi Martani, pengertian kas adalah aset keuangan yang paling likuid yang

dipergunakan untuk kegiatan operasional perusahaan dan membayar

kewajiban perusahaan.

3. Thomas Sumarsan, kas adalah aset lancar yang sifatnya sangat likuid dan

dapat digunakan secara langsung untuk keperluan operasional perusahaan.


4. Rudianto, kas adalah suatu alat pertukaran ynag dimiliki oleh perusahaan dan

siap untuk digunakan dalam transaksi perusahaan setiap kali diperlukan.

5. Dwi Martani dkk, definisi kas adalah aset keuangan perusahaan yang

digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan tersebut. Kas adalah alat

pembayaran yang dapat digunakan secara bebas untuk mebiayai kegiatan

entitas.

Kas adalah alat pembayaran yang sah, kas memiliki 2 kriteria, yaitu:

1. Tersedia; berarti kas harus ada dan dimiliki serta dapat digunakan sehari-

hari sebagai alat pembayaran untuk kepentingan perusahaan.

2. Bebas; setiap item dapat diklasifikasikan sebagai kas, jika diterima umum

sebagai alat pembayaran ukur nilai nominalnya.

Kas meliputi uang tunai (kertas/logam) baik yang ada ditangan perusahaan (cash in

hand) atau ada di bank (bank), Cek, Demand Deposit, Money Order, dll.

1. Aktif tapi tidak produktif; untuk memperoleh rentabilitas, kas tidak boleh

dibiarkan menganggur (idle cash). Untuk memperoleh pendapatan, kas harus

diubah terlebih dahulu menjadi persediaan, piutang dst. Tetapi juga tidak

diperkenankan seluruh kas diubah bentuknya, karena perusahaan akan

kesulitan beroperasi apabila tidak disediakan kas yang memadai. Dari

kondisi ini maka manajemen harus mampu menciptakan adanya

keseimbangan antara kedua kepentingan tersebut.


2. Tidak memiliki identitas kepemilikan, sehingga mudah dipindah tangankan.

Dengan kondisi ini maka manajemen harus yakin bahwa setiap pengeluaran

kas harus sesuai dengan tujuan, semua uang yang seharusnya diterima,

benar-benar diterima dan tidak ada penyalahgunaan terhadap uang milik

perusahaan

Jenis-jenis Kas

1. Petty Cash (kas kecil)

Kas kecil adalah kas dalam bentuk uang tunai yang disiapkan oleh

perusahaan untuk membayar berbagai pengeluaran yang nilainya relatif kecil

dan tidak ekonomis bila membayarnya dengan cek.

2. Kas di Bank

Kas di Bank adalah uang yang disimpan oleh perusahaan di rekening Bank

tertentu yang jumlahnya relatif besar dan membutuhkan keamanan yang lebih

baik. Dalam hal ini, kas di Bank selalu berhubungan dengan rekening koran

perusahaan di Bank tersebut.

3. Pelaporan Kas

Pelaporan kas dapat dilakukan secara langsung. Namun, pada pelaksanaannya

dapat terjadi beberapa masalah, diantaranya:

a. Cash Equivalents; disebut juga dnegan setara kas, yaitu kelompok aset

perusahaan yang jangka waktunya kurang dari tiga bulan.


b. Restricted Cash, kas yang dipisahkan khusus untuk emmbayar

kewajiban di masa mendatang yang nilainya cukup besar.

c.

Bank Overdrafts, rekening negatif yang terjadi karena nasabah menulis cek yang

melebihi jumlah dana yang ada di rekeningnya dan sianggap sebagai utang sehingga

dapat dilaporkan sebagai suatu ekspansi kredit.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam akuntansi kas:

1. Sertifikat deposito (certificates deposit (CDs))

Sertifkat deposito harus diklasifikasikan sebagai investasi jangka pendek

dan bukan kas, sebab sertifikat deposito dapat dicairkan apabila jatuh

tempo, sehingga terdapat batasan penggunaan kas. Selain itu, biasanya bank

mengenakan denda untuk menghalangi pemegang sertifikat mengambil dana

tersebut sebelum tanggal jatuh tempo.

2. Cek Mundur (postdated checks)

Cek mundur yaitu cek yang dapat diuangkan pada tanggal tertentu sesuai

tanggal yang tercantum dalam cek tersebut. Cek mundur dapat

diklasifikasikan sebagai kas setelah tanggal cek tersebut dapat diuangkan.

3. Cek Kosong (not sufficient funds) dan Surat Utang dari Debitur (IOU)

Item ini lebih tepat dilaporkan sebagai piutang daripada sebagai kas, sebab

perusahaan hanya memiliki hak atas aktiva debitor yang akan direalisasikan
di masa yang akan datang. Cek kosong dapat terjadi karna rekening koran

perusahaan yang mengeluarkan cek tidak berdana, cek dalam keadaan rusak,

kesalahan informasi yang tercantum dalam cek.

4. Uang Muka Biaya (prepaid expenses)

Item-item seperti perangko, uang muka perjalanan karyawan, asuransi

dibayar dimuka, sewa dibayar dimuka, lebih tepat dilaporkan sebagai biaya

dibayarkan dimuka dan bukan sebagai kas.

5. Bank Overdraft

Bank overdraft terjadi karena pemilik dana (deposan) menulis cek dalam

jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah dana yang disimpan

di bank. Oleh karena itu pihak bank memiliki tagihan kepada deposan

tersebut. Item ini harus dilaporkan sebagai utang lancar.

6. Cek yang Belum dikirimkan (undelivered checks)

Cek yang belum dikirimkan yaitu cek yang telah dibuat tetapi belum

diserahkan kepada pihak yang berhak menerima. Jika pada tanggal neraca

terdapat item seperti ini, maka item tersebut dapat diklasifikasikan sebagai

kas sampai dengan lembar cek tersebut benar-benar dikirimkan.

7. Saldo Kompensasi (compensating balances)


Saldo kompensasi merupakan jumlah saldo minimum yang harus

dipertahankan di bank. Jumlah ini digunakan sebagai jaminan peminjaman

bank. Pemakai laporan keuangan membutuhkan informasi tentang saldo

kompensasi, sebab jumlah tersebut membatasi jumlah kas yang dapat

dibelanjakan oleh perusahaan setiap hari. Untuk itu, saldo kompensasi harus

diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan.

Manajemen Kas

Manajemen kas adalah suatu kumpulan kegiatan perkiraan, perencanaan,

pengumpulan, pengeluaran dan investasi kas dari suatu perusahaan agar dapat

beroperasi dengan lancar.

Tanpa manajemen kas yang baik sebuah perusahaan akan mengalami

kebangkrutan karna kekurangan kas, walaupu perusahaan tersebut menghasilkan

profit. Karna situasi bisnis banyak memiliki ketidakpastian maka dibutuhkannya

pengelolaan kas dan perencanaan kas yang baik.

Pada dasarnya manajemen kas bertujuan untuk mempertimbangan resiko dana

imbal hasil agar terjadi keseimbangan antara memiliki terlalu banyak atau sedikit kas.

Jika terlalu sedikit kas yang diinvestasikan, maka mengurangi kesempatan untuk

memperoleh imbal hasil yang lebih menguntungkan dimasa yang akan datang.

Namun, jika terlalu banyak kas yang diinvestasikan, maka akan terjadi cash
insolvency. Kas yang cukup akan meningkatkan kemampuan perusahaan mmenuhi

segala pengeluaran yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Pengoptimasian penggunaan kas sebagai aktiva. Hal ini berarti tidak boleh

terjadi kegagalan pemakaian kas dan pengawasan terhadap posisi kas. Tujuan

manajemen kas meliputi 2 hal yaitu Likuiditas dan Earning.

1. Likuiditas. Manajemen harus secara sadar menjada likuiditas dan jumlah kas

yang harus ada dalam perusahaan.

2. Earning. Setiap pengeluaran perusahaan harus ditujukan untuk mendapatkan

kemungkinan hasil yang lebih besar dibandingkan sengan kas yang

dikeluarkan. Selain itu manajemen harus menjamn pembayaran yang

dilakukan secara ekonomis.

Untuk melaksanakan manajemen kas yang baik ada tiga aspek yang

diperlukan yaitu:

1. Administrasi Kas Harian

Administrasi kas harian adalah suatu tertib administrasi penerimaan dan

pengeluaran kas serta saldo kas akhir, sehingga dapat disiapkan laporan kas

yang up to date, yang dapat memberikan informasi mengenai struktur

penerimaan kas, pengeluaran kas, dan saldo kas terakhir pada saat diperlukan.

Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model


untuk menilai dan membandingkan niai sekarang dari arus masa depan dari

berbagai perusahaan.

Dengan adanya pengelolaan adminsitrasi kas harian yang baik maka akan

memberikan kebaikan dan manfaat bagi perusahaan, khusunya bagi para

manajer keuangan yang secara langsung bertanggung jawab terhadap

keuntungan perusahaan tersebut.

2. Budget Kas

Budget kas sangat diperlukan dalam menganalisa kegiatan perekonomian agar

berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh

perusahaan.

3. Persediaan Kas

Dalam pengelolaan kas, setiap finance manager selalu berusaha agar di dalam

perusahaan terjadi aliran kas yang teratur dengan baik. Untuk itu, harus

diuasahakan agar aliran kas masuk dan aliran kas keluar selalu dalam keadaan

seimbangn, yaitu tidak terjadi saldo kas berlebihan dengan kekuarang saldo

kas.

Saldo kas yang berlebihan dapat mengorbankan rentabilitas karna

tertanamnya sejumlah uang kas yang sebesarnya tidak diprouktif.

Sebaliknya, apabila terjadi kekurangan kas akan emnyebabkan perusahaan

tidak dapat menjalankan operasinya dengan baik dan tidak dpaat memenuhi

kewajibannya yang harus segera dibayar. Dalam hal ini, perusahaan harus

menyediakan uang tunai dalam jumlah yang dibutuhkan.


Motif dalam manajemen kas dibagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut:

1. Motif transaksi

Perusahaan membuthkan sejumlah unang tunai untuk membiayai kegiatan

perusahaan sehari-hari, seperti untuk membayar gaji atau upah, membayar

tagihan, membeli barang, serta pembayaran hutang kepada kreditur apabila

jatuh tempo.

2. Motif berjaga-jaga

Motif berjaga-jaga yang dimaksudkan disini adalah untuk berjaga-jaga

terhadap kebutuhan yang mungkin terjadi tetapi tidak jelas kapan terjadinya

peristiwa tersebut. Misal seperti kebakaran atau kecelakaan.

3. Motif Spekulatif

Motif spekulatif digunakan untuk mengambil suatu keuntungan jika adanya

kesempatan, seperti perusahaan menggunakan kas yang dimilikinya untuk

diinvestasikan pada sekuritas dengan harapan setelah membeli sekuritas

tersebut harganya akan naik.

4. Motif Compensating Balance

Motif ini pada dasarnya lebih berkaitan dengan keterpaksaan perusahaan

meminjam sejumlah uang di bank.

Perencanaan kas

Manajemen kas membutuhkan perencanaan. Aspek utama perencanaan kas

adalah penyusunan anggaran kas. Manajer harus menyiapkan terlebih dahulu daftar
kegiatan untuk menimbulkan kas (pembelanjaan) dan kegiatan menggunakan kas

(pengoperasian, pembiayaan dan penginvestasian). Dengan perkataan lain manajer

harus menyiapkan proyeksi yang berkaitan dengan aliran kas masuk (inflow), aliran

kas keluar (outflow), dan saldo kas (balance). Perencanaan kas perlu disiapkan agar

keseimbangan antara dana yang dibutuhkan untuk membiayai operasi perusahaan

setiap hari (likuiditas) dan dana perusahaan yang digunakan untuk investasi dapat

terjaga.

Agar tujuan tercapai, ada 2 hal yang harus dilakukan:

1. Menentukan sumber-sumber penerimaan kas, misalnya: kas dari operasi

rutin, kas dari utang jangka panjang, investasi dari pemilik, penjualan aktiva

tetap, mengeluarkan obligasi dan lain-lain.

2. Menentukan rencana penggunaan kas, misalnya pembayaran deviden,

pembayaran utang jangka panjang, pembelian aktiva tetap, membayar gaji

karyawan, dan lain-lain.

jika kedua tahapan tersebut telah dilaksanakan, maka manajemen dapat mengetahui

seberapa besar kas yang dibutuhkan atau seberapa besar kas yang menganggur.

Berdasarkan anggaran kas tersebut manajemen dapat menentukan langkah-langkah

selanjutnya terhadap kas yang berlebihan atau kas yang menganggur.


Sistem pengendalian Internal terhadap kas

Semua sarana, alat, mekanisme yang digunakan oleh perusahaan:

1. Mengamankan, mencegah pemborosan dan penyalahgunaan kas

2. Menjamin, ketelitian dan dapat dipercaya/tidaknya data akuntansi tentang

kas.

3. Mendorong dicapainya efisiensi, serta

4. Dipatuhinya kebijakan manajemen tentang kas.

Prinsip yang berkaitan dengan pengawasan akuntansi:

Karyawan yang jujur dan kompeten, serta memiliki tanggung jawab

Tanggung jawab yang terkait harus dilaksanakan oleh fungsi-fungsi yang terpisah

Fungsi akuntansi harus dipisahkan dari fungsi pelaksana

Catatan akuntansi yang memadai harus terselenggara setiap saat

Melaksanaan rotasi tugas untuk karyawan dan melaksanakan kegiatan klerikal

Adanya sistem otorisasi

Adanya kebiasaan yang baik dalam perusahaan


Prinsip pengendalian intern dalam akuntansi

Prinsip-prinsip pengendalian intern

Ada tujuh buah prinsip pengendalian intern yang pokok, yaitu meliputi:

a. Penetapan tanggung jawab secara jelas

Untuk menciptakan pengendalian intern, manajemen harus menetapkan

tanggung jawab secara jelas dan tiap orang memiliki tanggung jawab

untuk tugas yag diberikan padanya.

b. Penyelenggaraan pencatatan yang memadai

Catatan yang bisa dipercaya akan menjadi sumber informasi yang dapat

digunakan manajemen untuk memonitor operasi perusahaan. Untuk menciptakan

pengendalian intern yang baik, perusahaan harus merancang formulir-formulir

(business papers) secara cermat sesuai dengan kebutuhan dan menggunakannya

dengan benar.

c. Pengangsuransian kekayaan dan karyawan perusahaan

Kekayaan perusahaan harus diasuransikan dengan jumlah pertanggungan yang

memadai. Salah satu cara mempertanggungankan karyawan ialah dengan

membeli polis asuransi atas kerugian akibat pencurian oleh karyawan.

d. Pemisahan pencatatan dan penyimpanan aktiva


Prinsip pokok pengendalian intern mensyaratkan bahwa pegawai yang

menyimpan atau bertanggung jawab atas aktiva tertentu tidak diperkenankan

mengurusi catatan akuntansi yang bersangkutan agar setiap pegawai tidak

memiliki tugas ganda yang dapat mengakibatkan pengurusan pencatatan dan

penyimpanan aktiva menjadi kacau.

e. Pemisahan tanggung jawab atas transaksi yang berkaitan

Pertanggungjawaban atas transaksi yang berkaitan atau bagian-bagian dari

transaksi yang berkaitan harus ditetapkan pada orang-orang atau bagian-bagian

dalam perusahaan, sehingga pekerjaan yang dilakukan ole seseorang akan

diperiksa (check) oleh orang lain.

f. Pemakaian peralatan mekanis (bila memungkinkan)

Apanila keadaan memungkinkan, sebaiknya perusahaan menggunakan

peralatan-peralatan mekanis, seperti kas register, check protector, mesin

catat waktu dan peralatan mekanis lainnya.

g. Pelaksanaan pemeriksaan secara independen.

Apabila terjadi pergantian karyawan atau karyawan mengalami

kelelahan, maka prosedur yang telah ditetapkan mungkin diabaikan atau

dilangkahi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengkajian ulang secara

teratur untuk memastikan bahwa prosedur-prosedur telah diikuti dengan


benar. Selain diperiksa oleh pemeriksaan intern, perusahaan biasanya

diperiksa juga oleh akuntan publik yang bertindak sebagai pemeriksa

ekstern

Pengendalian intern yang baik terhadap kas memerlukan prosedur-prosedur

yang memadai untuk melindungi penerimaan kas maupun pengeluaran kas. Dalam

merancang prosedur-prosedur tersebut hendaknya diperhatikan tiga prinsip pokok

pengendalian intern.

Pertama, harus terdapat pemisahan tugas secara tepat, sehingga petugas yang

bertanggung jawab menangani transaksi kas dan menyimpan kas tidak merangkap

sebagai petugas pencatat transaksi kas.

Kedua, semua penerimaan kas hendaknya disetorkan seluruhnya kas bank secara

harian.

Ketiga, semua pengeluaran kas hendaknya dilakukan menggunakan cek, kecuali

untuk pengeluaran yang kecil jumlahnya dimungkinkan untuk menggunakan uang

tunai yaitu melalui kas kecil.

Akuntansi terhadap kas

Untuk menampung transaksi yang menyangkut kas dalam perusahaan,

diselanggarakan akun/ rekening berikut:

Kas atau Bank


Kas Kecil

Selisih Kas

Pengawasan terhadap kas

Sistem pengawasan intern perusahaan berbeda-beda namun pada dasarnya

pengawasan tersebut sama. Berikut pengawasan terhadap kas:

Penerimaan uang

Prosedur-prosedur pengawasan yang dapat digunakan antara lain:

1. Harus ditunjukan dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas dari setiap

penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank.

2. Melakukan pemisahan fungsi antara pengurusan kas dengan fungsii

pencatatan kas.

3. Melakukan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan

pencatatan kas.

Pengeluaran uang’

Prosedur pengawasannya adalah:

1. Semua pengeluaran uang menggunakan cek kecuali untuk pengeluaran-

pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil.

2. Dibentuk dana kas kecil yang diawasi dengan ketat.

3. Penulisan cek hanya dilakukan apabila didukung bukti-bukti yang lengkap

atau dengan kata lain digunakan sistem voucher.


4. Memisahkan orang-orang untuk bertugas seperti penulisan cek,

penandatanganan cek dan mencatat pengeluaran kas.

5. Melakukan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak tentu.

6. Melakukan pembuatan kas harian.

Kas Kecil

Kas kecil adalah dana yang dibentuk untuk membiayai pengeluaran rutin

perusahaan yang jumlahnya relatif kecil.

Dana kas kecil ini diserahkan ke kasir kas kecil yang bertanggung jawab terhadap

pembayaran-pembayaran dari dana ini dan terhadap jumlah dana kas kecil.

Jika jumlah kas tinggal sedikit, kasir kas kecil akan meminta agar dananya ditambah.

Penambahan kas biasanya dilakukan dalam periode waktu tertentu dengan jumlah

tertentu. Penentuan jumlah penambahan dana didasarkan pada pengalaman lalu,

misalnya dalam satu minggu jumlah penambahan dana Rp 15 juta.

Metode pencatatan kas Kecil ada dua, yaitu:

1. Metode tetap

Sistem dana tetap yaitu pembentukan dana kas kecil dimana kasir

kas kecil diberikan sejumlah uang. Pada saat kas kecil hampir habis kasir

kas kecil membuat laporang penggunaan dana untuk keperluan pengisian

kembali dana kas kecil. Pengisian dana kas kecil selalu sama/tetap.
Metode pencatatan kas kecil yang pertama adalah metode tetap atau

istilah akuntansi-nya disebut Imprest Fund System. Maksud dari metode ini

adalah sebuah pembukuan petty cash yang jumlah nominalnya selalu sama.

Hal ini biasanya terjadi akibat jumlah dana yang dikeluarkan dengan

dana yang dimasukkan sama. Karna itu, saldo kas didalam petty cash

jumlahnya selalu tetap.

Pengelolaan dana kas kecil dilakukan dengan cara kasir kas kecil

diberikan cek untuk dana kas kecil, kemudian oleh kasir kas kecil, check

tersebut diuangkan ke bank dan uangnya digunakan untuk membayar

pengeluaran-pengeluaran kecil. Setiap kali melakukan pembayaran, kasir kas

harus membuat bukti pengeluaran. Apabila jumlah kas kecil tinggal sedikit

dan juga pada akhir periode. Kasir petty cash akan meminta pengisian

kembali kas kecilnya sebesar jumlah yang sudah dibayar dari kas kecil.

Dengan cara ini jumlah uang dalam kas kecil kembali lagi seperti

semula. Pengisian kembali pada akhir periode perlu dilakukan agar biaya-

biaya yang sudag dibayar dari petty cash bisa dicatat.

Karna dalam sistem imprest pengeluaran-pengeluaran petty cash baru

dicatat pada saat pengisian kembali. Pada waktu meminta pengisian kembali,

kasir kas kecil akan menyerahkan bukti-bukti pengeluaran dan menerima

check sebesar pengeluaran yang sudah dibayar.


Sedangkan pengisian kembali kas ini dicatat dengan mendebit

rekening yang sesuai untuk masing-masing pengeluaran. Yang dijadikan dasar

dari pengeluaran-pengeluaran tersebut adalah bukti-bukti pengeluaran dan

kreditnya adalah kas.

Dengan cara seperi ini, maka saldo rekening kas kecil tidak akan

berubah. Yang membuat jurnal adalah bagian akuntansi. Kasir kas ini

bertanggungjawab atas uang yang diserahkan kepadanya. Apabila sebagian

dari kas ini sudah digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran.

Maka bukti pengeluaran harus disimpan dengan sisa uang yang ada dalam peti

kas (cash box).

Untuk menjaga agar dana kas ini bisa memenuhi tujuannya. Maka kas

ini tidak diperbolehkan untuk digunakan sebagai tempat penukaran check-

check dari pegawai. Apabila diperbolehkan maka kas akan berubah fungsinya

sebagai tenpat meminjam uang, untuk mengetahui sisa uang yang ada di

dalam petty cash, kasir petty cash bisa membuat catatan kas.

2. Metode Fluktuasi

Pada sistem ini akun kas kecil dipakai untuk mencatat transaksi yang

mempengaruhi jumlah kas kecil, diantaranya:

1. Pembentukan dana kas kecil

2. Penggunaan/pengeluaran dana kas kecil


3. Pengisian dana kas kecil

4. Penambahan dana kas kecil

5. Pengurangan/penarikan kembali dana kas kecil.

Pencatatan dilakukan segera setelah terjadi pengeluaran kas kecil, tidak

ditangguhkan sampai dengan saat pengisian kembali dana kas kecil seperti

pada sistem dana tetap. Akun kas kecil pada dasarnya................

Metode fluktuasi adalah metode pencatatan kas kecil yang jumlah

nominalnya selalu berubah, tentunya ini merupakan metode kebalikan dari

metode pencatatan petty cash yang pertama yaitu imprest Fund System atau

metode tetap.

Metode fluktuasi terjadi karena adanya ketimpangan antara pengeluaran

dengan pemasukan. Yang mana jumlah uang yang dikeluarkan dengan

deposit dana tidak sama. Bisa lebih banyak saldo daripada dana yang

dikeluarkan atau sebaliknya.

Tujuan adanya kas kecil:

1. Menangani masalah perlengkapan di dalam perusahaan

Tujuan yang pertama adalah untuk menangani masalah pembiayaan

perlengkapan atau perbekalan yang terjadi di dalam perusahaan. Karena


biasanya biaya yang terkait perbekalan usaha relatif lebih kecil

dibandingkan biaya yang lain.

Karena nominal pembiayaan kecil, tentu pembukuan yang digunakan untuk

mencatat transaksi juga khusus, pembukuan inilah yang disebut petty cash.

2. Mencegah terjadinya alokasi pembayaran

Dengan adanya pencatatan petty cas, tentu kesalahan alokasi pembayaran

tidak akan terjadi. Tidak mungkin perusahaan membayar mahal pada biaya

transaksi yang kecil atau sebaliknya. Karena semuanya terpetakkan di dalam

pembukuan yang berbeda.

Artinya jika ingin membayar biaya yang kecil, tentu datanya ada di kas

kecil. Sedangkan jika ingin membayar biaya kebutuhan perusahaan yang

besar, tentu datanya harus dilihat di pembukuan yang berbeda.

3. Meringankan pekerjaan karyawan

Tujuan yang selanjutnya adalah untuk meringankan karyawan di dalam

melayani pelanggan. Selain itu, kas kecil juga membantu meringankan tugas

karyawan dalam melaporkan kinerjanya kepada relasi bisnis maupun atasan.

Karna dengan adanya kas kecil, tentu pemetaan dana yang dikeluarkan

menjadi jelas. Itu artinya, analisis untuk bahan laporan juga lebih mudah

dan tidak rumit.


4. Mempercepat penentuan kebijakan insidental

Terkadang atasan mengeluarkan kebijakan insidental atau kebijakan

mendadak untuk perusahaan, dengan adanya kas kecil dan kas besar, tentu

analisis pra kebijakan menjadi lebih mudah.

Dasar keputusan juga kuat, sehingga tidak akan terjadi permasalahan di

belakang hari. Artinya, kebijakan mendadak yang dikeluarkan memang

didasarkan pada data yang ada sekalipun analisisnya dilakukan dengan cepat

dan juga mendadak.

Manfaat kas kecil:

1. Mempermudah akuntan mencatat keuangan

Tugas seorang akuntan sangat berat. Salah satunta adalah harus

membuat laporan keuangan untuk periode tertentu. Maka dari itu,

seorang akuntan harus memiliki kemampuan menganalisis keuangan

yang mumpuni serta memiliki ketelitian yang akurat.

Dengan adanya pembukuan petty cash tentu kerja akuntan ketika

mencatat keuangan perusahaan menjadi lebih mudah. Karena sistem

analisisnya hanya dengan menyatukan data-data keuangan di setiap

bidang di dalam perusahaan.

2. Untuk meningkatkan pelayanan pelanggan


Manfaat pembukuan kas kecil yang kedua adalah untuk meningkatkan

pelayanan pelanggan. Faedah yanng membuat pembukuan ini wajib ada

di dalam manajemen finansial usaha.

Rapat kantor adalah hal yang lumrah. Bahkan ada agenda khusus untuk

kegiatan ini. Termasuk rapat eksternal kantor yang diadakan dalam

periode tertentu.

Penyediaan konsumsi untuk agenda ini perlu dilakukan. Tentunya

membutuhkan dana untuk memberikan pelayanan konsumsi yang bagus.

Misal, dengan adanya kas kecil karyawan yang bertugas tidak perlu

bingung dan takut suguhan tidak akan memuaskan, karena semua dana

diambilkan dari perusahaan dan nanti akan dicatat di dalam pembukuan.

3. Untuk mengeluarkan dana darurat perusahaan

Tidak dimungkiri, kalau di setiap divisi perusahaan terkadang

membutuhkan dana yang harus dipersiapkan dengan cepat. Tentunya

divisi ini tidak akan mengajukan dana yang kecil pada perusahaan teras

yang dananya sendiri dialokasikan untuk transaksi-transaksi yang besar.

Lain soal kalau divisi itu memiliki uang tunai sendiri yang bisa

dialokasikan untuk membiayai divisi-nya sendiri. Tidak hanya itu, dana

yang tercatat di dalam petty cash ini, juga bisa diperbantukan pada

divisi lain yang kebetulan membutuhkan dana darurat.

Anda mungkin juga menyukai