Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANAJEMEN KEUANGAN
“Pengelolaan Kas dan Pengelolaan Piutang”

Di susun oleh :
Arkadia Alam Firmansyah (2212010370)
Rendy Aditya Ardana (2212010378)

Prodi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Nusantara PGRI Kediri
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................i
PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................2
1.3 Manfaat................................................................................................2
KAJIAN TEORI...........................................................................................3
A. Manajemen Kas....................................................................................3
2.1 Definisi Kas......................................................................................3
2.2 Mempercepat Pemasukan Kas..........................................................3
2.3 Memperlambat Pengeluaran Kas......................................................4
2.4 Menentukan Saldo Kas Optimal.......................................................5
B. Manajemen Piutang..............................................................................7
3.1 Definisi Piutang................................................................................7
3.2 Pengendalian Piutang........................................................................7
KESIMPULAN............................................................................................9
SARAN........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................10

i
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan uang tunai atau
kas. Kas diperlukan baik untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari seperti
pembelian bahan baku, pembayaran upah, pembayaran hutang, atau pembayaran-
pembayaran tunai lainnya, serta dibutuhkan untuk investasi pada aktiva tetap.
Pengeluaran kas ada yang bersifat intermitten,seperti untuk pembayaran dividen,
pembayaran pajak, pembelian aktiva tetap. Pengeluaran kas untuk pembayaran-
pembayaran tersebut sering disebut sebagai aliran kas keluar atau cash outflow.
Sedangkan penerimaan-penerimaan kas disebut sebagai aliran kas masuk atau cash
inflow. Aliran kas masuk bisa diperoleh dari beberapa sumber antara lain penjualan
tunai, penerimaan piutang, dan penerimaan-penerimaan lainnya.
Perusahaan memerlukan dana dalam bentuk kas terutama adalah untuk membayar
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dan juga untuk biaya operasi dalam rangka
kegiatan operasional dalam perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan
juga pengendalian yang baik atas kas.
Kas adalah salah satu komponen dari aktiva yang sangat vital bagi kelangsungan
hidup organisasi, baik organisasi permerintah maupun perusahaan swasta. Kas
merupakan elemen kunci dalam perencanaan atas seluruh aspek operasional
perusahaan. Tanpa adanya manajemen kas yang baik, suatu organisasi mungkin dapat
kehilangan reputasinya dan sulit untuk bertransaksi dengan pihak lain karena
organisasi tersebut tidak dapat membayar tagihannya yang sudah jatuh tempo
Sisi lain piutang merupakan kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari
adanya kebijakan penjualan barang/jasa secara kredit. Kebijakan kredit bertujuan
memaksimalkan profit dengan risiko yang minimal. Pada dasarnya penjualan secara
kredit bertujuan untuk merangsang minat para pelanggan, menaikan volume
penjualan, meningkatkan laba bersih penjualan dan strategi ampuh dalam
memenangkan persaingan melalui memperluas pangsa pasar. Selain berdampak
positif terhadap iklim perputaran keuntungan perusahaan, penjualan secara kredit
juga mempunya risiko bagi para pengelola perusahaan. Salah satu sumber Modal
kerja yang perlu mendapat perhatian khusus adalah modal kerja yang berasal dari
piutang dagang dan kas merupakan elemen kunci dalam perencanaan atas seluruh
aspek operasional perusahaan. Berdasarkan tersebut , maka penulis merasa tertarik
untuk membuat tulisan mengenai kas piutang dagang yang hasilnya dituangkan
dalam bentuk makalah ini.

1
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang ada, dapat disimpulkan tujuannya sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi dari kas
2. Dapat menjelaskan cara mempercepat pemasukan kas
3. Dapat menjelaskan cara memperlambat pengeluaran kas
4. Dapat memelihara saldo kas yang optimal
5. Mengetahui definisi dari piutang
6. Dapat menjelaskan cara pengelolaan piutang

1.3 Manfaat
Makalah ini diharapkan memberikan informasi terkait keenam aspek tujuan
dibuatnya makalah. Selain itu tulisan ini juga diharapkan menjadi referensi untuk
seorang mahasiswa atau manajer dalam mengelola kas dan piutang.

2
KAJIAN TEORI

A. Manajemen Kas
2.1 Definisi Kas

Kas (Cash) adalah uang tunai yang paling likuid sehingga pos ini biasanya
ditempatkan pada urutan teratas dari aset. Yang termasuk dalam kas adalah seluruh
alat pembayaran yang dapat digunakan dengan segera seperti uang kertas, uang
logam, dan saldo rekening giro di bank.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK, 2002), kas ialah alat pembayaran
berupa uang tunai yang selalu siap digunakan untuk membiayai kegiatan umum
perusahaan. Di sisi lain, kas bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat
digunakan secara bebas untuk membiayai berbagai transaksi.

2.2 Mempercepat Pemasukan Kas

Mempercepat pemasukan kas bertujuan menaikkan ketersediaan kas (daripada


kas dipegang oleh perusahaan lain, lebih baik dipegang dan dikelola oleh manajer
keuangan).

 Penjualan Kas Cara ini tentunya merupakan cara yang paling langsung.
Dengan penjualan kas, tanpa piutang, manajer keuangan akan memperoleh kas.
Penerimaan kas. Tetapi piutang atau kredit kadang-kadang diperlukan untuk
meningkatkan penjualan, dengan demikian meningkatkan keuntungan
perusahaan . Apabila pesaing-pesaing perusahaan menawarkan penjualan
kredit, maka perusahaan yang hanya menawarkan penjualan tunai akan berada
dalam posisi persaingan yang kurang menguntungkan. Dengan demikian
penjualan kredit diperlukan tetapi harus ada cara-cara untuk mempercepat
pemasukan kas dari penjualan kredit.
 Potongan Kas (Cash Discount). Potongan kas ditujukan untuk mempercepat
pembayaran piutang oleh pembeli/pelanggan perusahaan. Trem atau
persyaratan potongan kas biasanya adalah 1/10 – n/30. Penawaran semacam itu
bisa dibaca sebagai “Perusahaan menawarkan potongan(discount) sebesar 1%
apabila pelanggan bersedia membayar dalam jangka waktu 10 hari. Apabila
pelanggan tidak mau memanfaatkan tawaran tersebut, pelanggan harus
melunasi utangnya dalam jangka waktu 30 hari. Pembayaran dalam jangka
waktu 11 sampai 30 hari tidak akan memperoleh potongan”.

Desentralisasi Penerimaan Pembayaran. Misal pelanggan tersebar secara


geografis, dan pelanggan mempunyai kebiasaan menggunakan poswesel sebagai
3
alat pembayaran, atau cek pribadi pada Negara-negara maju. Pusat pembayaran
ada di Jakarta. Poswesel dari pelanggan di Banyuwangi(ujung timur Pulau Jawa)
barangkali membutuhkan waktu sekitar 7 hari untuk sampai di Jakarta. Apabila
uang yang beredar (outstanding) setiap harinya adalah Rp1 miliar, maka ada Rp7
miliar (7 hari x Rp1 miliar) uang yang tidak bisa dipakai karena masih dalam
perjalan. Untuk mempercepat perjalanan uang tersebut, perusahaan bisa
menyebarkan pusat penerimaan.

2.3 Memperlambat Pengeluaran Kas

Memperlambat pembayaran mempunyai tujuan yang sama dengan


mempercepat pemasukan, yaitu agar perusahaan mempunyai kesempatan yang lebih
lama untuk menggunakan kas.
 Pembelian dengan Kredit. Pembelian dengan kredit berarti supplier
mendanai terlebih dahulu pembelian yang dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan dengan demikian mempunyai kesempatan untuk menunda
pengeluaran kas. Pembelian kredit akan lebih mahal dibandingkan dengan
pembelian tunai. Untuk itu perusahaan bisa menghitung manfaat dan biaya
yang berkaitan dengan pembelian kredit tersebut.
 Memanfaatkan Float. Float merupakan selisih perbedaan saldo bank dengan
saldo kas perusahaan. Misalkan Perusahaan mempunyai saldo kas Rp1 juta.
Kemudian perusahaan mengeluarkan cek sebesar Rp300.000,00. Saldo kas
perusahaan akan dicatat Rp700.000,00, karena cek tersebut tidak langsung
diuangkan. Ada tenggang waktu untuk menguangkan cek. Apabila perusahaan
bisa menaksir jumlah float setiap periodenya dengan cukup akurar, maka float
tersebut bisa dimanfaatkan sebagai sumber dana.
 Menggunakan Draft. Draft merupakan tanda bayar yang harus diotorisasi
oleh pihak perusahaan untuk kemudian dibayar. Istilah kas bon sering
digunakan. Dalam kas bon, apabila ada tagihan dating akan dibuatkan surat
pembayaran, yang kemudian baru bisa diuangkan beberapa hari kemudian.
Manfaat lain dari cara semacam itu adalah untuk pengendalian keuangan
perusahaan.
 Pembayaran Secara Sentral. Dalam cara ini, setiap tagihan yang datang ke
cabang perusahaan akan diserahkan ke pusat untuk dimintakan otorisasi.
Setelah pusat memberikan otorisasi, baru kemudian diserahkan lagi ke cabang
dan kemudian bisa dibayarkan. Dengan cara semacam itu pembayaran bisa
ditunda. Surat tagihan yang dibawa ke pusat dan dikembalikan lagi akan
memakan waktu. Manfaat lain dari cara semacam itu adalah pengendalian

4
keuangan yang lebih baik, sehingga supplier diharapkan akan lebih memahami
prosedur semacam itu.
 Cek Dibayar pada Hari Tertentu. Cek bisa dipakai untuk memperlambat
pembayaran kas. Misalkan, gaji pegawai dibayar dalam bentuk cek, yang
dibayar pada hari Jumat. Biasanya cek tidak langsung diuangkan, apalagi hari
Jumat merupakan hari yang pendek.

2.4 Menentukan Saldo Kas Optimal

Setelah ketersediaan kas meningkat, langkah selanjutnya adalah menentukan


saldo kas yang optimal. Memegang kas mempunyai trade-off tingkat keuntungan dan
risiko. Semakin besar saldo kas, semakin likuid perusahaan, dan semakin aman dari
risiko kekurangan kas. Kekurangan kas bisa menyebabkan operasi perusahaan
terganggu. Sebaliknya, kas yang besar menyebabkan kurangnya aset perusahaan,
karena secara umum, kas merupakan aset yang paling rendah produktivitasnya.
Dengan trade-off semacam itu, perusahaan diharapkan memegang saldo kas yang
optimal, yaitu saldo kas bisa menjaga likuiditas perusahaan, tetapi juga bisa menjaga
produktivitas perusahaan.

a. Model Persediaan untuk Kas (Model Boumol)

Ide model tersebut berasal dari manajemen persediaan. Pola “konsumsi”


digambarkan melalui gambar berikut ini. Pada awal periode, saldo kas sebesar C
diperoleh. Kemudian kas digunakan dengan tingkat penggunaan yang konstan,
sampai akhirnya menjadi nol. Pada saat titik nol tersebut, saldo kas diisi kembali
dengan kas sebesar C. Proses tersebut kemudian berulang kembali. Untuk
menghitung saldo kas optimal, kita perlu mengetahui biaya yang berkaitan dengan
penyimpanan kas. Setelah itu kita bisa meminimalkan biaya tersebut. Dengan kata
lain, tujuan dari model ini adalah menghitung saldo kas yang optimal, yaitu saldo kas
yang bisa meminimalkan total biaya transaksi.

Total biaya transaksi yang akan diminimalkan untuk memperoleh saldo kas
yang optimal terdiri dari dua item :

(1) Biaya simpan : yang berupa biaya kesempatan (opportunity cost) yang muncul
karena perusahaan memegang kas, bukannya memegang surat berharga. Dengan kata
lain, biaya kesempatan adalah pendapatan bunga yang tidak bisa diperoleh karena
perusahaan memegang kas. Pendapatan bunga(yang hilang) tersebut dihitung sebagai
tingkat bunga investasi pada surat berharga dikalikan saldo kas rata-rata.

5
(2) Biaya transaksi : biaya transaksi dihitung dari biaya yang harus dikeluarkan ketika
manajer keuangan menjual surat berharga. Dengan kata lain, biaya transaksi
merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh saldo kas tersebut.

Biaya total dengan demikian bisa dituliskan sebagai berikut ini.


Biaya Total = Biaya simpan + Biaya transaksi
TC = (C/2)i + (T/C)b
Dimana C = saldo kas optimal yang akan kita cari
i = tingkat bunga
T = total kebutuhan kas dalam 1 periode
b = biaya order kas

b. Model Random aliran Kas (Model Miller-Orr)

Jika ketidakpastian aliran kas cukup besar, maka model persediaan untuk kas
tidak bisa digunakan lagi. Model Miller-Orr mengasumsikan saldo aliran kas harian
yang bersifat random, tidak konstan seperti pada model persediaan di atas. Gambar
berikut ini menyajikan model saldo aliran kas dalam model Miller-Orr.
Gambar tersebut menunjukkan fluktuasi aliran kas harian. Garis h
menunjukkan batas atas, sedangkan garis z menunjukkan batas tengah. Jika saldo kas
harian berfluktuasi diantara h dengan z, maka tidak ada tindakan apa-apa yang perlu
dilakukan. Jika saldo kas harian menyentuh saldo nol, maka surat berharga senilai z
dijual (sehingga saldo kas bertambah dengan z). Jika saldo kas menyentuh h, maka
surat berharga senilai h – z dibeli (sehingga saldo kas turun senilai h-z), agar saldo
kas kembali ke level z (tidak terlalu besar).
Perhitungan batas h dengan z akan dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama
biaya transaksi pengalihan kas ke surat berharga. Kedua, biaya simpan yang berupa
biaya kesempatan yang hilang karena dana tertanam di kas (pendapatan bunga yang
hilang karena dana tidak diinvestasikan di surat berharga ). Ketiga, fluktuasi saldo
kas harian. Nilai z bisa dihitung melalui formula berikut ini.
z = (3 b σ2 / 4 i)1/3
h=3z
C=4z/3
Dimana z = batas bawah yang dicari
h = batas atas

6
b = biaya transaksi (tetap) pembelian/penjualan surat berharga
σ2 = varians aliran kas bersih harian
i = tingkat bunga harian pada surat berharga
C = rata-rata saldo kas

B. Manajemen Piutang

3.1 Definisi Piutang

Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca
perusahaan yang timbul akibat adanya penjualan barang dan jasa atau pemberian
kredit terhadap debitur yang pembayarannya pada umumnya diberikan dalam tempo
30 hari sampai dengan 90 hari.Dalam arti luas,piutang merupakan tuntutan terhadap
pihak lain yang berupa uang, barang-barang atau jasa yang dijual secara kredit.
Piutang bagi kegunaan akuntansi lebih sempit pengertiannya yaitu untuk
menunjukkan tuntutan-tuntutan pada pihak luar perusahaan yang diharapkan akan
diselesaikan dengan penerimaan jumlah uang tunai.
Pada umumnya piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa
perusahaan,dimana pembayaran oleh pihak yang bersangkutan baru akan dilakukan
setelah tanggal transaksi jual beli.mengingat piutang merupakan harta perusahaan
yang sangat likuid makah harus dilakukan prosedur yang wajar dan cara-cara yang
memuaskan dengan para debitur sehingga perlu disusun suatu prosedur yang baik
demi kemajuan perusahaan.

3.2 Pengendalian Piutang

Monitoring piutang dagang bisa dilakukan dengan mengawasi periode


pengumpulan piutang. Ada beberapa cara untuk mengawasi piutang antara lain rata-
rata periode piutang, aging schedule(skedul umur), dan payment pattern
approach(pendekatan pola pembayaran).

 Rata-rata Periode Pengumpulan Piutang. periode pengumpulan ingin


melihat seberapa lama piutang dagang terbayar. Misalkan PT. Dinar
mempunyai rata-rata penjualan kredit harian sebesar Rp2 juta. Informasi lebih
lanjut menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kebijakkan kredit
2/10-n//30. Hal itu berarti perusahaab menawarkan potongan kas sebesar 2%
untuk pelanggan yang membayar 10 hari atau kurang dari hari pembelian.
Piutang jatuh tempo dalam 30 hari. Informasi lebih lanjut menunjukkan bahwa

7
60% pelanggan memanfaatkan potongan kas dengan membayar pada hari ke
10, sedangkan 30 % pelanggan membayar pada hari ke 30, dan sisanya
membayar pada hari ke 60. Berdasarkan informasi tersebut kita menghitung
periode rata-rata pengumpulan piutang (PRP) sebagai berikut ini.
PRP = [0,6 x 10] + [0,3 x 30] + [0,1 x 60]
= 25 hari
Untuk melihat baik tidaknya angka tersebut, kita bisa membandingkan angka
tersebut dengan kebijakan piutang perusahaan. Misalkan rata-rata industri
menunjukkan angka 32 hari, berarti periode pengumpulan piutang PT Dinar
bisa dikatakan cukup baik karena angka 25 hari lebih kecil daripada 32 hari.
 Skedul umur. skedul umur memecah lebih lanjut informasi piutang dagang
berdasarkan umur dari masing-masing rekening piutang dagang. Berikut ini
contoh skedul umur PT Dinar. Skedul umur diatas menunjukkan bahwa 90%
pelanggan membayar pada hari ke-30 atau kurang. Hanya sekitar 10% yang
tidak mengindahkan kebijakan kredit perusahaan. Skedul umur menunjukkan
informasi yang lebih terinci. Informasi skedul umur diperoleh dari buku besar
piutang dagang, karena itu manajer keuangan bisa memfokuskan pada 10%
yang tidak membayar tepat waktu, karena informasi mengenai 10% tersebut
bisa digali lebih lanjut.
 Pendekatan Pola Pembayaran. Manajer keuangan harus selalu memonitor
posisi piutang dagang secara konstan. Sebagai contoh, jika periode
pengumpulan piutang menunjukkan angka yang semakin melambat, atau
skedul umur menunjukkan persentase yang membayar diatas 30 hari semakin
besar, manajer keuangan harus cepat bertindak, misal memperketat kebijakan
piutang dagang. Periode pengumpulan piutang dihitung sebagai berikut ini,
PPR = Piutang dagang / Perputaran piutang
= Piutang dagang / (Penjualan/360)
Piutang dagang pada titik tertentu mencerminkan penjualan di masa lalu(misal,
satu atau dua bulan yang lalu). Sedangkan penjualan mencerminkan transaksi
selama 12 bulan terakhir (penjualan tahunan). Jika penjualan bulan ini
meningkat karena faktor musiman, maka piutang akan meningkat cukup cepat.
Sementara itu penjualan tidak meningkat secepat piutang dagang, karena
menggunakan 12 bulan yang lalu. Dengan demikian piutang dagang (yang
dibagi) akan meningkat cepat, sementara penjualan (yang dibagi) tidak
meningkat secepat piutang dagang. Hasilnya adalah periode pengumpulan
piutang yang semakin meningkat, meskipun pola pembayaran piutang dagang
tidak mengalami perubahan.

8
KESIMPULAN
Kas bagi perusahaan bisa diumpamakan seperti darah dalam tubuh manusia.
Setiap bagian yang ada dalam perusahaan membutuhkan aliran kas. Bagian produksi
membutuhkan kas untuk membeli bahan baku, bahan penolong, membayar upah
buruh, gaji mandor, membayar biaya pemeliharaan, membeli perlengkapan pabrik,
dan pengeluaran tunai lainnya. Tanpa ada kas maka praktis kegiatan produksi akan
terganggu, yang akibatnya akan mengganggu bagian lain yang terkait. Perusahaan
harus bisa menyediakan kas yang cukup agar perusahaan bisa berproduksi dengan
baik, agar supaya kas bisa disediakan dengan baik tepat pada saat yang dibutuhkan,
maka perlu perencanaan kas yang berisi proyeksi penerimaan dan pengeluaran kas.
Piutang merupakan aktiva lancar yang diharapkan dapat dikonversi menjadi
kas dalam waktu satu tahun atau dalam satu periode akuntansi. Piutang pada
umumnya timbul dari hasil usaha pokok perusahaan. Namun selain itu, piutang dapat
juga ditimbulkan dari adanya usaha dari luar kegiatan pokok perusahaan.
Analisis piutang bertujuan untuk mengetahui efektifitas piutang efektif artinya tepat
dilihat dari penagihan maupun perputarannya. Hasil analisis ini akan bisa dijadikan
salah satu dasar bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil beberapa
keputusan sesuai kebutuhan masing-masing pihak tersebut.

SARAN

Pengungkapan kas dan piutang dapat lebih mudah dipahami dengan praktik
langsung di lapangan. Diperlukan adanya studi kasus yang memadai tentang kas dan
piutang sehingga lenih mudah dipahami. Dan tidak lupa pula untuk memperbanyak
literasi sehingga dapat menambah wawasan dalam berbagai aspek, teori, argument.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bodie, Kane, Marcus, Investment, Irwin, Homewood, 1993.

Brealy, Myers, Principles Of Corporate Finance, McGraw-Hill, New


York, 2003.

Elton and Gruber, Modern Portfolio Theory and Investment Analysis,


Wiley, 1995.

Hanafi, Mamduh M., Manajemen Keuangan Internasional, BPFE,


Yogyakarta, 2004.

Hanafi, Mamduh M., dan Abdul Halim, Analisis Laporan Keuangan, UPP-
AMP YKPN, Yogyakarta, 2004.

10

Anda mungkin juga menyukai