Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul MANAJEMEN KAS
(LANJUTAN). Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Keuangan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini.
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
3
A. Pengertian Manajemen Kas
Manajemen Kas (Cash Management) merupakan suatu kumpulan kegiatan
perencanaan, perkiraan, pengumpulan, pengeluaran dan investasi kas dari suatu perusahaan
agar dapat beroperasi dengan lancar. Definisi lain dari manajemen kas adalah sistem pada
pengaturan keuangan perusahaan yang khusus dalam arus kas. Sistem ini mencoba untuk
mempertahankan likuiditas dari aset perusahaan. Dapat di simpulkan bahwa manajemen kas
berfungsi untuk mengoptimalkan penggunaan kas.
Pada dasarnya, adanya manajemen kas bertujuan untuk mempertimbangkan risiko dana
imbal hasil agar terjadi keseimbangan antara memiliki terlalu banyak atau sedikit kas.
Manajemen kas memiliki tujuan khusus dalam pengelolaan kas.
Tujuan manajemen kas yaitu :
Likudiitas
Manajemen perusahaan perlu memperhatikan likuiditas dari kas yang dimiliki
supaya siap digunakan pada kondisi tertentu.
Earning
Setiap dana yang dialokasikan oleh perusahaan harus memiliki tujuan untuk
memperoleh hasil yang lebih tinggi. Hasil harus lebih tinggi dari kas yang dialokasikan.
Sehingga alokasi pembiayaan pada manajemen kas harus dilaksanakan menggunakan
prinsip ekonomi.
1. Motif Transaksi
2. Motif Berjaga-jaga
4
3. Motif Spekulatif
Dengan dua langkah pertama (langkah 1 dan 2), cash availability (ketersediaan kas)
diharapkan akan meningkat. Manajer keuangan kemudian mempunyai kesempatan besar
untuk memanfaatkan kas yang dipegang tersebut. Karena itu tugas manajemen keuangan
yang ketiga adalah memelihara saldo kas yang optimal. Yaitu saldo kas yang tidak terlalu
tinggi (kas mengatur berkurang), tetapi bisa memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan.
Setelah saldo kas dipegang oleh perusahaan, langkah berikutnya adalah menentukan
saldo kas yang optimal. Kas yang terlalu kecil akan meningkatkan risiko likuiditas, yaitu
risiko perusahaan tidak bisa menandai aktivitasnya saldo kas yang optimal dengan demikian
5
perlu ditentukan. Bagian berikutnya membicarakan cara mempercepat pengeluaran kas, cara
memperlambat pengeluaran kas, dan menentukan saldo kas optimal.
Budget Kas
Manajer bisa menggunakan beberapa untuk mempercepat pemasukan kas dan memperlambat
pengeluaran kas. Berikut ini cara-cara yang bisa dilakukan oleh manajer keuangan.
Penerimaan Kas
Penjualan Kas
Dengan penjualan kas, tanpa piutang, manajer keuangan akan memperoleh kas.
Piutang atau penjualan kredit kadang-kadang diperlukan untuk meningkatkan penjualan,
dan dengan demikian meningkatkan keuntungan perusahaan.
Apabila dalam jangka waktu 30 hari piutang tersebut belum dibayarkan, perusahaan
bisa mengubah piutang dagang tersebut menjadi piutang wesel. Piutang wesel
merupakan janji tertulis pelanggan akan membayar sejumlah uang tertentu, beserta
bunganya, dalam jangka waktu tertentu.
6
Lockboxes
Pengeluaran Kas
Pembelian dengan kedit berarti supplier mendanai lebih dulu pembelian yang
dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan dengan demikian mempunyai kesempatan untuk
menunda pengeluaran kas. Apabila manfaat dari penundaan tersebut lebih besar
dibandingkan dengan biaya yang timbul karena harga kredit yang lebih mahal, maka
alternatif pembelian dengan kredit bisa dilakukan.
Memanfaatkan Float
Float merupakan selisih perbedaan saldo bank dengan saldo kas perusahaan.
Apabila perusahaan bisa menaksir jumlah float setiap periodenya dengan cukup akurat,
maka float tersebut bisa dimanfaatkan sebagai sumber dana. Risiko yang mungkin timbul
dari cara semacam itu adalah peramalan yang salah yang mengakibatkan overdrawn
(jumlah kewajiban melebihi saldo kas yang ada). Bank bisa memberi “pinalti atau
denda” terhadap overdrawn semacam itu, kecuali kalau perusahaan mempunyai
perjanjian khusus dengan bank.
7
dengan biayanya. Sebagai contoh, perusahaan sedang mempertimbangkan desentralisasi
pusat penerimaan pembayaran. Saat ini pembayaran dikirimkan ke kantor pusat di Jakarta.
Perusahaan sedang mempertimbangkan dua pusat penerimaan yang baru, yaitu di Ujung
Pandang untuk wilayah Indonesia bagian timur, dan di Medan untuk wilayah Indonesia
bagian barat. Misalkan rata-rata ada 150 poswesel yang dikirimkan ke kantor pusat di Jakarta,
masing-masing 50 dari wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan timur. Rata-rata waktu
yang dibutuhkan dari wilayah timur dan barat ke kantor pusat adalah 14 hari. Sedangkan
waktu yang dibutuhkan dari Indonesia tengah adalah lima hari. Pendirian pusat penerimaan
baru hanya akan mempengaruhi pengiriman pembayaran dari wilayah Indonesia bagian timur
dan barat. Rata- rata kas beredar setiap setiap harinya adalah Rp. 100,000,00. Tingkat bunga
adalah 15% pertahun. Pajak adalah 30%. Ada 360 hari dalam satu tahun.
Manfaat bisa dihitung sebagai biaya bunga yang bisa diperoleh jika perusahaan
memegang kas. Penghematan jangka waktu bisa dihitung sebagai berikut ini.
Penghematan dari Indonesia bagian timur : 14 hari – 7 hari = 7 hari
Penghematan dari Indonesia bagian barat : 14 hari – 7 hari = 7 hari
Bunga tambahan yang bisa diperoleh melalui penghematan tersebut adalah Rp. 40,833,00 per
hari, yang dihitung sebagai berikut ini.
Jika biaya yang dikeluarkan lebih kecil dari Rp. 40.833,00, maka alternatif desentralisasi
pusat penerimaan pembayaran tersebut layak sebagai berikut ini.
Misalkan kita ingin menentukan berapa volume poswesel minimal supaya alternatif
mempercepat pemasukan kas tersebut bisa dilakukan. Tambahan baiaya yang diperlukan
adalah Rp. 10.000,00 per hari. Tingkat bunga 15% per tahun, pajak perusahaan 30%, total
penghematan waktu adalah 14 hari. Berapa volume poswesel minimal agar alternatif tersebut
bisa dilakukan?
8
10.000 = 14 × (Poswesel Minimal) × 0,15/360 × 0,7
Jika poswesel yang dikirimkan mempunyai rata-rata nilai sebesar sekitar Rp. 2,4 juta
per hari, maka alternatif desentralisasi pusat penerimaan pembayaran layak dilakukan.
Untuk menghitung saldo kas optimal, kita perlu mengetahui biaya yang berkaitan
dengan dengan penyimpanan kas. Setelah itu kita bisa meminimalkan biaya tersebut.
Dengan kata lain, tujuan model ini adalah menghitung saldo kas yang optimal, yaitu
saldo kas yang bisa meminimalkan total biaya transaksi (Baumol, William S, 1952).
Total biaya transaksi yang akan diminimalkan untuk memperoleh saldo kas optimal
terdiri dari dua item :
1. Biaya simpan : yang berupa kesempatan (opportunity cost) yang muncul karena
perusahaan memegang kas, bukannya memegang surat berharga. Dengan kata lain,
biaya kesempatan adalah pendapatan bunga yang tidak bisa diperoleh karena
perusahaan memegang kas.
2. Biaya transaksi : biaya transaksi dihitung dari biaya yang harus dikeluarkan ketika
manajer keuangan menjual surat berharga. Dengan kata lain, biaya transaksi
merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh saldo kas tersebut.
TC = (C / 2_i + (T / C)b
Di mana,
9
b = biaya order kas
C adalah saldo kas optimal, yang akan kita hitung nilainya. Saldo kas rata-rata
dihitung sebagai C/2. Perhatikan bahwa ada trade-off antara biaya simpan dengan biaya
transaksi. Jika saldo kas optimal besar, maka biaya simpan dengan biaya transaksi. Jika
saldo kas optimal besar, maka biaya simpan akan menjadi lebih tinggi, tetapi biaya
transaksi akan lebih kecil. Sebaliknya, jika saldo optimal kecil, perusahaan akan sering
mengisi kas, yang berarti semakin tinggi biaya transaksi pengadaan kas; tetapi biaya
simpan menjadi semakin kecil, kaena rata-rata persediaan menjadi lebih kecil. Kas
optimal diperoleh sedemikian rupa sehingga total biaya transaksi bisa diminimalkan.
Untuk menghitung saldo kas optimal, kita bisa mendiferensialkan persamaan (1) di
atas (turunan pertama), dan menyamakan hasil diferensial tersebut dengan nol, sebagai
berikut.
C2 = 2 bT/i atau
C = 2 bT/i . ½
Misalkan kebutuhan kas perusaan selama satu bulan Rp. 20 juta. Perusahaan
memperoleh kas dengan menjual surat berharga. Biaya transaksi perolehan kas adalah
Rp. 10 ribu, sedangkan tingkat bunga adalah 18% per tahun, atau 1,5% per bulan. Saldo
kas bisa dihitung sebagai berikut.
= 5.163.978
Saldo kas yang optimal adalah Rp. 5.163.978,00. Dalam periode satu bulan,
perusahaan melakukan order pengisian kas sebanyak Rp. 20 juta/5,163 juta = 3,9 kali,
atau sekitar empat kali. Jika kas menyentuh angka nol, maka kas baru sebesar Rp. 5,163
juta segera datang.
TC = 38.730 + 38.730
10
= 77.460
Biaya simpan adalah Rp. 38.730,00, sedangkan biaya transaksi adalah Rp.
38.730,00. Rata-rata persediaan kas adalah 5.163.978/2 = Rp. 2.581.989,00. Karena
dalam satu bulan dilakukan 3,9 kali pesanan kas, maka dalam satu bulan ada 3,9 kali
siklus kas. Misalkan satu bulan diasumsikan 30 hari, maka satu siklus mencakup 7,7 hari
(30 hari/3,9 kali). Konsumsi kas setiap harinya bisa dihitung sebagai 5.163.978/7,7 hari =
Rp. 670.646,00.
Kas akan diisi kembali ketika saldo kas menyento saldo besi tersebut. Model
persediaan untuk kas memberi semacam patokan mengenai saldo kas optimal.
Model Miller-Orr mengasumsikan saldo aliran kas harian yang bersifat random,
tidak konstan seperti model persediaan diatas.
Perhitungan nilai h dengan z akan dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, biaya
transaksi pengalihan kas dari dan ke surat berharga. Kedua, baiaya simpan yang berupa
biaya kesempatan yang hilang karena dana tertanam di kas (pendapatan bunga yang
hilang karena dana tidak diinvestasikan di surat berharga). Ketiga, fluktasi saldo kas
harian. Nilai z bisa dihitung melalui formula berikut ini.
Z = 3 b σ2 / 4 i . 1/3
h =3z
C =4Z/3
Di mana
11
h = batas atas
Misalkan varians aliran kas bersih harian adalah Rp.2.000,00, tingkat suku bunga
adalah 10% per tahun, biaya transaksi pembelian/penjualan suraat berharga adalah Rp.
100.000,00. Berapa batas atas dan bawah? Tingkat bunga harian, dengan mengasumsikan
satu tahun ada 365 hari, bisa dihitung sebagai berikut.
batas bawah (z) dan batas atas (h) dihitung sebagai berikut.
= Rp. 103.071,00
h = Rp. 103.071,00 × 3
= Rp. 309.213,00
C = 4 × Rp. 103.071 / 3
= Rp. 137.428
Jika kita ingin menetapkan batas minimal yang bernilai bukan 0, kita bisa
menambahkan batas tersebut ke nilai z. Misalkan batas minimal tersebut adalah L,
formula di atas bisa diubah sebagai berikut ini.
Z* = 3 b σ2 / 4 i . 1/3 + L
12
h = 3 Z* ̶ 2 L
C =4Z ̶ L/3
Misalkan kita menetapkan batas minimal adalah Rp. 100.000,00, sehingga saldo kas
tidak akan pernah menyentuh nilai 0. Nilai z, h, dan C dengan memasukkan batas
minimal Rp. 100.000,00 adalah
Untuk menghitung saldo kas dengan menggunakan model Miller-Orr, berikut ini
ringkasan langkah yang harus kita lakukan.
1. Menentukan batas minimal, apakah 0 atau jumlah tertentu yang menjadi jumlah
minimal yang aman (minimum safety).
2. Menghitung standart deviasi aliran kas harian. Standart deviasi tersebut bisa dihitung
dengan menggunakan data historis aliran kas bersih harian.
3. Menentukan tingkat bunga harian.
4. Memperkirakan biaya transaksi pembelian/penjualan surat berharga.
c) Metode Inventory
Jumlah kas optimal dapat ditentukan melalui metode inventory dengan rumus sbb ;
Q =√2.O.D
i
Dimana,
13
Contoh 1 :
Q =√2x50.000x1.200.000.000
0,12
= 31.622.777
Berarti bila kas perusahaan habis ( 0 ) maka perusahaan harus melakukan penjualan
surat berharga sebesar Rp. 31.623.000.
Contoh 2:
14
2. Hitunglah frekuensi transaksi pertahun ?
Jawab :
1. C = √2.O.D
I
C = √2x70.000x1.500.000.00
0,12
C = 41.833.001
Rata-rata ; C
2
Rata-rata = 41.833.001 = 20.916.500
2
2. Frekuensi pertahun = D
C
= 1.500.000.000
41.833.001
= 35,85 atau 36 kali
15
= 1.500.000.00 x 70.000
41.833.001
= 2.509.980
E. Sinkronsasi Pengeluaran dan Pemasukan Kas Melalui Anggaran Kas
Dalam anggaran kas, manajer keuangan akan memperkirakan kas masuk dan kas
keluar dimasa mendatang. Kemudian saldo kas akan diperoleh dengan mengurangkan kas
keluar terhadap kas masuk. Jika saldo kas yang diperoleh lebih besar dari target saldo kas,
maka perusahaan sudah harus bersiap-siap mencari alternatif investasi kelebihan kas tersebut.
Sebaliknya, jika saldo kas yang diperoleh ternyata lebih kecil dari target saldo kas, maka
perusahaan harus bersiap-siap mencari alternatif untuk memperoleh kas tambahan, misal dari
pinjaman jangka pendek. Dengan demikian anggaran kas bisa dipakai untuk merencanakan
aliran kas di masa mendatang, mensinkronkan aliran kas masuk dengan kas keluar, dan pada
akhirnya memelihara kas optimal yang meminimalkan saldo kas dan menekan risiko
likuiditas.
F. Sumber Kas
Terdapat berbagai sumber arus kas yang dimiliki oleh perusahaan pada pengaturan
manajemen kas. Diantaranya :
Hasil transaksi perdagangan termasuk piutang
Penjualan aktiva tetap
Adanya tambahan modal dari pemilik perusahaan
Tanda bukti terhadap hutang seperti wesel, obligasi maupun hutang bank
Pendapatan yang diperoleh dari luar usaha yang dijalankan seperti bunga
Perolehan kas dari pembagian saham, pembayaran sewa, hadiah, maupun pajak periode
sebelumnya
16
2. Budget Kas
Manajer keuangan ketika mengelola kas selalu berusaha agar aliran kas bisa lancar.
Sebisa mungkin aliran kas yang keluar seimbang dengan aliran kas yang masuk. Saldo
kas juga diusahakan untuk tidak berlebih maupun kekurangan. Jumlah kas yang berlebih
dapat menyebabkan kas yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk investasi menjadi
tidak produktif. Sebaliknya jika kas perusahaan mengalami kekurangan maka perusahaan
tidak dapat melakukan aktivitasnya dengan baik. Idealnya, perusahaan tetap menyimpan
cadangan kas dengan jumlah tertentu disamping menggunakannya untuk operasional
perusahaan.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sannisa.com/2017/09/contoh-soal-manajemen-kas.html
http://jurnalmanajemen.com/manajemen-kas/
https://dosenakuntansi.com/manajemen-kas
18