Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kas dan surat berharga merupakan komponen yang berada dalam aktiva lancar.
Kedua komponen ini merupakan aktiva yang paling liquid bagi perusahaan.
Manager keuangan perlu mengelola kas dan surat berharga mengingat kedua
komponen aktiva memiliki nilai strategis dalam hal yang berkaitan dengan
operasional perusahaan. Setiap penerimaan dan pengelolaan kas harus dilakukan
secara baik. Artinya jangan sampai perusahaan kekurangan uang kas untuk
melakukan berbagai keperluan pengeluaran perusahaan. Penempatan dana
perusahaan dalam surat berharga juga penting guna mendukung aktiva usaha
sekaligus memperoleh penghasilan berupa bunga atau tujuan lainnya.
Manajer keuangan harus mampu mengelola uang yang masuk ke perusahaan
dan uang yang dikeluarkan. Dalam praktiknya selama perusahaan beroperasi
terdapat dua macam aliran kas. Pertama aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran
kas keluar (cash out flow). Dikarenakan aliran kas masuk dan aliran kas keluar ini
akan terus menerus terjadi sepanjang perusahaan beroperasi, maka pihak
manajemen perlu mengaturnya. Hal-hal yang perlu diatur misalnya agar jumlah
yang masuk selalu lebih besar daripada uang keluar. Dengan demikian,
keseimbangan cash flow perusahaan dapat terjamin.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Manajemen Kas?
2. Apakah Arti Penting Dari Kas
3. Apakah factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan kas
minimal?
4. Bagaimanakah menyusun Budget Kas?
5. Apakah yang dimaksud dengan Manajemen Pengumpulan Kas?
6. Bagaimanakah cara Menentukan Kas Yang Optimal?
7. Apakah yang dimaksud Dengan Surat Berharga?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Manajemen Kas
2. Mengetahui Arti Penting Dari Kas
3. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan kas
minimal
4. Mengetahui bagaimana cara Menyusun Budget Kas
5. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Manajemen Pengumpulan Kas
6. Mengetahui cara menentukan Kas yang Optimal
7. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Surat Berharga
D. Manfaat
1. Untuk lebih memahami bagaimana manajemen kas dalam manajemen
keuangan.
2. Untuk lebih memahami yang dimaksud dengan arti penting dari kas
3. Untuk lebih memahami factor-faktor yang mempengaruhi besarnya
persediaan kas minimal
4. Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan Manajemen
Pengumpulan Kas
5. Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan Manajemen
Pengumpulan Kas
6. Untuk lebih memahami cara menentukan Kas yang Optimal
7. Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan Surat Berharga

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Kas


Manajemen kas adalah suatu sistem pengelolaan perusahaan yang mengatur
arus kas (cash flow) untuk mempertahankan likuiditas perusahaan serta
memanfaatkan idle cash dan perencanaan cash. Manajer keuangan harus mampu
mengelola uang yang masuk ke perusahaan dan uang yang dikeluarkan. Dalam
praktiknya selama perusahaan beroperasi terdapat dua macam aliran kas. Pertama
aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow). Di dalam cash
in flow terdapat aliran yang bersifat kontinyu dan yang bersifat intermittent.
Aliran kas masuk yang bersifat kontinyu misalnya aliran kas yang berasal dari hasil
penjualan produk secara tunai, penerimaan piutang, dan lain sebagainya.
Sedangkan aliran kas masuk yang tidak kontinyu misalnya aliran kas masuk yang
dari bank, penjualan aktiva tetap yang tidak terpakai, dan lain sebagainya. Adapun
aliran kas keluar merupakan uang yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai
operasi perusahaan seperti untuk membeli bahan baku, membayar gaji, upah, pajak,
atau biaya operasional lainnya. Uang keluar dapat berupa sejumlah uang yang
digunakan untuk melakukan investasi baik yang berkaitan dengan bidang usaha
maupun tidak. Tetapi disamping itu juga ada aliran kas keluar yang bersifat tidak
kontinyu atau bersifat intermittent, misalnya pengeluaran untuk pembayaran
bunga, deviden, pajak penghasilan atau laba, pembayaran angsuran utang,
pembelian kembali saham perusahaan, pembelian aktiva tetap dan lain sebagainya.
Uang kas janganlah terlalu kecil ataupun terlalu besar daripada pengeluaran
kas yang dibutuhkan. Apabila jumlah kas terlalu kecil akan berbahaya bagi
perusahaan, karena akan mengakibatkan hambatan bagi pengeluaran untuk
berbagai pembayaran perusahaan. Dampak kekurangan kas ini cukup besar,
misalnya menyangkut kepercayaan pelanggan kepada kita, apabila perusahaan
tidak mampu membayar kewajibannya. Kemudian dampak lain kemungkinan
biaya-biaya yang sudah menjadi beban perusahaan. Kekurangan kas dapat juga

3
menghambat operasi perusahaan karena tidak mampu membeli bahan baku atau
membayar gaji pegawai.
Sebaliknya apabila uang kas terlalu besar, daripada pengeluaran kas yang
dibutuhkan juga kurang baik. Artinya, kemungkinan ada uang menganggur alias
tidak memberikan penghasilan kepada perusahaan. Jadi, arus kas perlu diatur atau
dikelola sedemikian rupa agar uang kas jangan terlalu kecil dan jangan pula terlalu
berlebihan.
Sementara itu pengertian idle cash atau uang menganggur adalah sejumlah
dana yang tidak atau belum dimanfaatkan. Tentunya manajer perusahaan harus
mampu untuk memanfaatkan dana yang menganggur untuk diinvestasikan ke
berbagai investasi yang dianggap menguntungkan.
B. Arti Penting Kas
Pengertian kas adalah seluruh uang tunai yang ada ditangan (cash on hand) dan
dana yang disimpan di bank dalam berbagai bentuk seperti deposito, rekening
koran. Kas merupakan alat tukar yang memungkinkan manajemen menjalankan
berbagai kegiatan usahanya. Bahkan tidak jarang bahwa dalam kenyataannya,
keberhasilan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya
tergantung pada kemampuan menyediakan kas untuk memenuhi kewajiban
finansial tepat pada waktunya. Penggunaan kas pada tempatnya sangat perlu
dilakukan agar aktivitas perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dampak
jika uang kas tidak digunakan sudah tentu akan menghambat aktivitas perusahaan.
Lebih dari itu jika uang terlalu banyak di kas, maka akan menyebabkan uang
menganggur. Oleh karena itu penggunaan uang kas yang terencana dengan baik
menjadi penting, disamping pencairan sumber-sumber kas.
Berikut pendapat beberapa ahli yang mengemukakan tentang arti nilai penting
kas atau yang berhubungan dengan kas yakni:
1. J. Fred Weston mengatakan bahwa fungsi manajemen kas adalah analisis
invetasi dalam kas dan surat berharga, tingkat efisiensi pengumpulan kas, dan
sistem pembayaran.
Pengertian ini lebih menekankan pentingnya perencanaan kas yang sistematis
terutama yang berkaitan dengan pengembangan jumlah uang, sehingga

4
menjadi lebih bernilai. Kemudian perencanaan lebih menekankan kepada
sasaran pengumpulan dan penggunaan uang kas yang lebih efisien, sehingga
penggunaan uang kas yang tidak perlu dapat diminimalkan.
2. John Maynard Keynes, mengindentifikasi 3 (tiga) motif untuk
mempertahankan kas dalam pengertian luas baik uang tunai maupun uang yang
ada di bank yaitu:
a. Motif Transaksi
Kebutuhan untuk transaksi, karena aliran kas masuk tidak sama dengan
aliran kas keluar, maka diperlukan adanya kas untuk melakukan transaksi
usaha, seperti membayar tenaga upah kerja, pajak, dividen, pengadaan
persediaan.
b. Motif Berjaga-jaga
Kebutuhan untuk berjaga-jaga, karena ketidakpastian aliran kas pada masa
datang dan kemampuan meminjam perusahaan dapat mengetahui dengan
pasti aliran kasnya maka kebutuhan kas untuk berjaga-jaga akan relatif
kecil.
c. Motif Spekulasi
Kebutuhan untuk spekulasi, kebutuhan kas untuk memperoleh keuntungan
karena perubahan harga surat berharga. Jika diperkirakan tingkat bunga
akan naik dan harga surat berharga akan turun, disarankan untuk menahan
kas termasuk dana yang disimpan di bank sampai tingkat bunga naik
kembali. Sebaliknya ketika tingkat bunga diperkirakan turun, maka
sebaiknya investasi pada surat berharga, dan menjualnya kembali pada saat
harga surat berharga naik.
C. Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Kas Minimal
Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat
likuiditasnya. Makin besar jumlah kas yang ada didalam perusahaan berarti makin
tinggi tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan mempunyai risiko yang
lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Tetapi ini tidak
berarti bahwa perusahaan harus berusaha untuk mempertahankan persediaan kas
yang sangat besar, karena makin besarnya kas berarti makin banyaknya uang yang

5
mengganggur sehingga akan memperkecil profitabilitasnya. Sebaliknya kalau
perusahaan hanya mengejar profitability saja akan berusaha agar semua persediaan
kasnya dapat diputarkan atau dalam keadaan berkerja. Kalau perusahaan
menjalankan tindakan tersebut berarti menempatkan perusahaan itu dalam keadaan
illikuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan.
Untuk menentukan berapa jumlah kas yang sebaiknya harus dipertahankan
oleh suatu perusahaan, belum ada standar ratio yang bersifat umum. Meskipun
demikian ada beberapa standar tertentu yang dapat digunakan sebagai pedoman
didalam menentukan jumlah kas yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan.
Jumlah kas pada suatu saat dapat dipertahankan dengan besarnya jumlah aktiva
lancar atau utang lancar. H.G. Guthmann menyatakan bahwa jumlah kas yang ada
di dalam perusahaan yang well finance hendaknya tidak kurang dari 5% sampai
10% dari jumlah aktiva lancar. Jumlah kas dapat pula dihubungkan dengan jumlah
penjualan atau sales-nya. Perbandingan antara sales dengan jumlah kas rata-rata
menggambar tingkat perputaran kas (cash turnover). Makin tinggi turnover ini
makin baik, karena ini berarti makin tinggi efisiensi penggunaan kasnya. Tetapi
cash turnover yang berlebih-lebihan tingginya dapat berarti bahwa jumlah kas yang
tersedia adalah terlalu kecil untuk volume sales yang bersangkutan.
Seperti halnya pada inventory dan piutang, pada kas pun terdapat persediaan
besi atau persediaan minimal ialah apa yang disebut safety cash balance atau
persediaan besi kas. Dimasukkan sebagai persediaan besi kas ialah jumlah minimal
dari kas yang harus dipertahankan oleh perusahaan agar dapat memenuhi kewajiban
finansialnya sewaktu-waktu. Persediaan besi kas ini merupakan unsur atau inti
permanen dari kas. Besarnya persediaan kas minimal ini berbeda-beda antara
perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi besar kecilnya persediaan besi kas suatu perusahaan yaitu:
1. Pengimbangan antara Aliran Kas Masuk dengan Aliran Kas Keluar
Adanya perimbangan yang baik mengenai kuantitas maupun timing antara cash
inflow dengan cash outflow dalam suatu perusahaan berarti bahwa pengeluaran kas
baik mengenai jumlahnya maupun mengenai waktunya akan dapat dipenuhi dari

6
penerimaan kasnya sehingga perusahaan tidak perlu mempunyai persediaan besi
kas yang besar.
Adanya perimbangan tersebut antara lain disebabkan karena adanya kesesuaian
antara syarat pembelian dengan syarat penjualan. Ini berarti bahwa pembayaran
utang akan dapat dipenuhi dengan kas yang berasal dari pengumpulan upah buruh.
Pembayaran-pembayaran untuk pembelian bahan mentah, pembayaran upah buruh,
dan lain-lain, diharapkan dapat dipenuhi dengan kas yang berasal dari hasil
penjualan produknya.
2. Penyimpangan Terhadap Aliran Kas yang Diperkirakan
Untuk menjaga likuiditas perusahaan perlu membuat perkiraan atau estimasi
mengenai aliran kas di dalam perusahaannya. Apabila aliran kas senyatanya selalu
sesuai dengan estimasinya, maka perusahaan tersebut tidak menghadapi kesukaran
likuiditas. Bagi perusahaan ini tidak perlu mempertahankan adanya persediaan besi
kas yang besar.
Sebalikya perusahaan yang aliran kasnya sering mengalami penyimpangan
yang merugikan dari yang diestimasikan, perlulah perusahaan ini mempertahankan
adanya persediaan minimal kas yang agak besar. Penyimpangan yang merugikan
dalam aliran kas keluar misalnya karena adanya pemogokan, banjir, angin puyuh
dan bencana alam lainnya, adanya perubahan peraturan pemerintah mengenai
pengupahan buruh, sehingga perusahaan harus sering mengadakan pengeluaran
ekstra. Penyimpangan yang merugikan dalam aliran kas masuk misalnya terjadi
karena kegagalan langganan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya. Bagi
perusahaan yang sering mengalami penyimpangan yang merugikan dalam aliran
kasnya dirasakan perlu untuk mempertahankan adanya persediaan besi kas yang
relatif besar dibandingkan dengan perusahaan lain yang tidak sering mengalami
peristiwa tersebut diatas.
3. Adanya Hubungan yang Baik dengan Bank
Apabila pimpinan suatu perusahaan telah berhasil dapat membina hubungan
yang baik dengan bank akam mempermudah baginya untuk mendapatkan kredit
dalam menghadapi kesukaran finansiilnya, baik yang disebabkan karena adanya

7
peristiwa yang tidak diduga maupun yang dapat diduga sebelumnya. Bagi
perusahaan ini tidak perlu mempunyai persediaan besi kas yang besar.
D. Anggaran (Budget) Kas
Budget kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu
yang akan datang. Penyusunan badget kas bagi suatu perusahaan sangatlah penting
artinya bagi penjagaan likuiditasnya. Dengan menyusun budget kas akan dapat
diketahui kapan perusahaan akan dalam keadaan defisit kas atau surplus kas karena
operasinya perusahaan. Dengan mengetahui adanya defisit jauh sebelumnya, maka
dapatlah direncanakan sebelumnya penentuan sumber dana yang akan digunakan
untuk menutup defisit tersebut. Karena masih cukupnya waktu maka terdapat lebih
banyak alternatif sumber dana, dan makin banyaknya alternatif sumber dana berarti
kita dapat mengadakan pemilihan sumber dana yang biayanya paling rendah.
Sebaliknya dengan mengetahui jauh sebelumnya bahwa akan terdapat surplus kas
yang besar, maka jauh sebelumnya sudah dapat direncanakan bagaimana
menggunakan kelebihan dana tersebut secara efisien.
Budget kas dapat disusun untuk periode bulanan atau kuartalan. Pada dasarnya
budget kas dapat dibedakan dalam 2 (dua) bagian, yaitu:
1. Estimasi penerimaan-penerimaan kas yang berasal dari: hasil penjualan tunai,
piutang yang terkumpul, penerimaan bunga, dividen, hasil penjualan aktiva
tetap dan penerimaan lainnya.
2. Estimasi pengeluaran kas yang digunakan untuk: pembelian bahan mentah,
pembayaran utang-utang, pembayaran upah buruh, pengeluaran untuk biaya
penjualan, biaya administrasi dan umum, pembayaran bunga, dividen, tantiem,
pajak, premi asuransi, pembelian aktiva tetap dan pengeluaran lainnya.
Dengan mengadakan estimasi penerimaan dan pengeluaran selama periode tertentu
bahwa berbagai perusahaan menyusun budget kas dalam bentuk yang berbeda-
beda, meskipun sebenarnya maksudnya adalah sama, yaitu bahwa budget kas
disusun agar supaya pimpinan perusahaan dapat mengetahui:
1. Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasinya perusahaan.
2. Kemungkinan adanya surplus atau defisit karena rencana operasinya
perusahaan.

8
3. Besarnya dana beserta saat-saat kapan dana itu dibutuhkan untuk menutup
defisit kas.
4. Saat-saat kapan kredit itu dibayar kembali.
Penyusutan budget kas biasanya dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional
perusahaan. Transaksi-transaksi disini merupakan transaksi operasi (operating
transactions). Pada tahap ini dapat diketahui adanya defisit atau surplus karena
rencana operasinya perusahaan.
2. Menyususn perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau
sumber-sumber dana lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena
rencana operasinya perusahaan. Juga disusun estimasi pembayaran bunga
kredit tersebut berserta waktu pembayarannya kembali. Transaksi-transaksi
disini merupakan transaksi finansiil (financial transactions).
3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah
adanya transaksi finansiil, dan budget kas yang final ini merupakan gabungan
dari transaksi operasionil dan transaksi finansiil yang menggambarkan estimasi
penerimaan dan pengeluaran kas keseluruhan.
Untuk lebih jelas bagaimana menyusun budget kas dapatlah diberikan contoh di
bawah ini:
Perusahaan WIDI menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran kas selama 6
bulan pertama dalam tahun 1975 sebagai berikut :
Estimasi penerimaan :
1. Hasil penjualan tunai yang di terima setiap bulannya :
Januari ..................... Rp 400.000,00 April ................. Rp 960.000,00
Februari ................... Rp 500.000,00 Mei ................... Rp 800.000,00
Maret ....................... Rp 730.000,00 Juni .................. Rp 900.000,00
2. Piutang yan terkumpul setiap bulannya :
Januari ..................... Rp 400.000,00 April ................. Rp 760.000,00
Februari ................... Rp 500.000,00 Mei ................... Rp 660.000,00
Maret ....................... Rp 650.000,00 Juni .................. Rp 670.000,00
3. Penerimaan penerimaan lainnya :

9
Januari ..................... Rp 200.000,00 April ................. Rp180.000,00
Februari ................... Rp 200.000,00 Mei ................... Rp 140.000,00
Maret ....................... Rp 220.000,00 Juni .................. Rp 124.000,00
Estimasi pengeluaran :
1. Pembelian bahan mentah secara tunai setiap bulannya :
Januari ..................... Rp 600.000,00 April ................. Rp 550.000,00
Februari ................... Rp 600.000,00 Mei ................... Rp 600.000,00
Maret ....................... Rp 500.000,00 Juni .................. Rp 600.000,00
2. Pembayaran upah buruh setiap bulannya :
Januari ..................... Rp 250.000,00 April ................. Rp 250.000,00
Februari ................... Rp 250.000,00 Mei ................... Rp 250.000,00
Maret ....................... Rp 200.000,00 Juni .................. Rp 300.000,00
3. Pengeluaran untuk biaya penjualan tiap bulannya :
Januari ..................... Rp 200.000,00 April ................. Rp 200.000,00
Februari ................... Rp 300.000,00 Mei ................... Rp 250.000,00
Maret ....................... Rp 200.000,00 Juni .................. Rp 230.000,00
4. Pengeluaran untuk biaya administrasi & umum setiap bulannya :
Januari ..................... Rp 350.000,00 April ................. Rp 400.000,00
Februari ................... Rp 350.000,00 Mei ................... Rp 400.000,00
Maret ....................... Rp 400.000,00 Juni .................. Rp 420.000,00
5. Pembayaran pajak penghasilan dalam bulan maret sebesar Rp 100.000,00
Berdasarkan data tersebut kita dapat menyusun budget kas untuk tahap
pertama, yaitu estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasi
perusahaan (operating transaction)

Perusahaan WIDI
Budget Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Untuk Operasinya Perusahaan

10
(Transaksi Operasionil) Selama 6 Bulan Pertama Tahun 1975
(dalam ribuan rupiah)
Uraian Januari Februari Maret April Mei Juni
Estimasi Perusahaan:
Hasil Penjualan tunai 400 500 730 960 800 900
Penagihan piutang 400 500 650 760 660 670
Penerimaan lain- lain 200 200 220 180 140 124
Jumlah Penerimaan 1.000 1.200 1.600 1.900 1.600 1.694
Estimasi pengeluaran :
Pembelian bahan mentah 600 600 500 550 600 600
Pembayaran upah 250 250 200 250 250 300
Biaya penjualan 200 300 200 200 250 230
Biaya administ & umum 350 350 400 400 400 420
Pembayaran pajak - - 100 - - -
Jumlah Pengeluaran 1.400 1.500 1.400 1.400 1.500 1.550
Surplus (defisit) (400) (300) 200 500 100 144

Dari estimasi penerimaan dan pengeluaran transaksi operasionil sebagaimana


nampak dalam skedul tersebut diatas kita dapat mengetahui bahwa selama 6 bulan
mendatang akan dalam keadaan illiquid dalam bulan Januari dan Februari,
sedangkan untuk bulan bulan lainnya keadaan likuiditasnya cukup baik. Berhubung
dengan itu maka kita harus mengadakan transaksi finansiil untuk dapat menutup
defisit untuk 2 bulan tersebut beserta menentukan waktu pembayaran kembalinya
kredit dan pembayaran bunganya. Untuk keperluan itu kita perlu menyusun
schedule penerimaan dan pembayaran pinjaman dan bunga. Untuk keperluan
penyusunan schedule tersebut diperlukan tambahan data sebagai berikut:
1. Estimasi saldo kas pada akhir bulan desember 1974 sama dengan Rp
100.000,00.
2. Persediaan besi kas ditetapkan sebesar Rp 50.000,00.

11
3. Pinjaman dari Bank X diterima pada permulaan bulan dan pembayaran
bunga dilakukan pada akhir bulan. Pembayaran kembali utang dilakukan
pada permulaan bulan. Bunga bank ditetapkan sebesar 2% per bulan.
Berdasarkan data tambahan tersebut perlulah kita menentukan berapa besarnya
kredit yang akan diminta dari bank untuk bulan Januari dan Februari. Defisit bulan
Januari sebesar Rp 400.000,00 persediaan besi kas ditetapkan sebesar Rp
50.000,00. Pada permulaan bulan Januari tersedia uang kas sebesar Rp 100.000,00.
Bunga kredit 2% yang harus dibayar pada akhir bulan. Atas dasar data tersebut
dapat diperhitungkan besarnya kredit yang akan diminta yaitu sebesar:
X = 400.000 + 50.000 100.000 + 2/100 X
X = 357.143,00
Kalau kita meminjam dari bank sebesar Rp 357.143,00 maka pada akhir bulan
Januari saldo kas adalah sebesar persediaan besi kas.
Adapun perhitungan adalah sebagai berikut :
Saldo kas pada permulaan Januari Rp 100.000,00
Terima pinjaman dari bank Rp 357.143,00
Jumlah kas yang tersedia Rp 457.143,00

Untuk menutup defisit Rp 400.000,00


Bunga pinjaman yang harus
dibayar pada akhir bulan Januari =
2% x Rp 357.143,00 Rp 7.143,00
Jumlah (Rp 407.143,00)
Saldo kas pada akhir bulan Rp 50.000,00
Dalam contoh ini misalnya ditetapkan besarnya jumlah kredit yang diminta dari
bank X untuk bulan Januari sebesar Rp 360.000,00 dan untuk bulan Februari
sebesar Rp 330.00,00. Pembayaran kembali kredit tersebut sebagian akan dilakukan
pada permulaan bulan April sebesar Rp 200.000,00 dan sisanya sebesar Rp
490.000,00 dibayar pada permulaan bulan Mei. Berdasarkan data tersebut dapatlah
disusun Skedul penerimaan dan pembayaran pinjaman dan bunga yang
merupakan transaksi finansiil seperti dibawah ini:

12
Skedul Penerimaan dan Pembayaran Pinjaman dan Bunga
(dalam ribuan rupiah)
Uraian Januari Februari Maret April Mei Juni
Saldo Kas, P.B 100 52,8 69 255,2 545,4 155,4
Terima Kredit, P.B 360 330 - - - -
Membayar Kembali Kredit,P.B - - - (200) (490) -
Alat likuid tersedia pada P.B 460 382,8 69 55,2 55,4 155,4
Surplus (defisit) (400) (300) 200 500 100 144
Pembayaran Bunga A.B (7,2) (13,8) (13,8) (9,8) - -
Saldo Kas, A.B 52,8 69 255,2 545,4 155,4 299,4
Pinjaman Kumulatif, P.B 360 690 690 490 0 -

Keterangan : P.B = Permulaan Bulan


A.B = Akhir Bulan
Sebagai tahap terakhir dalam penyusunan budget kas tersebut adalah
penyusunan budget kas final yang merupakan gabungan dari transaksi operasional
dan transaksi finansiil, yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran
kas keseluruhan.

Perusahaan WIDI
Budget Kas Selama 6 Bulan Pertama Tahun 1975

13
(dalam ribuan rupiah)
E. Manajemen Pengumpulan Dana
Uraian Januari Februari Maret April Mei Juni
I. Saldo Kas, P.B 100 52,8 69 255,2 545,4 155,4
II. Penerimaan Kas
1. Hasil Penjualan tunai 400 500 730 960 800 900
2. Penagihan piutang 400 500 650 760 660 670
3. Penerimaan kredit dari bank 360 330 - - - -
4. Penerimaan lain 200 200 220 180 140 124
Jumlah penerimaan 1.360 1.530 1.600 1.900 1.600 1.694
Jumlah kas keseluruhan 1.460 1.582,8 1.669 2.155,2 2.145,4 1.849,4
III. Pengeluaran Kas
1. Pembelian bahan mentah 600 600 500 550 600 600
2. Pembayaran upah 250 350 300 350 350 300
3. Biaya penjualan 200 300 200 200 250 230
4. Biaya adm & umum 350 350 400 400 400 420
5. Pembayaran bunga 7,2 13,8 13,8 9,8 - -
6. Pembayaran pajak - - - - - -
7. Pembayaran kembali utang
kepada bank - - - 200 490 -
Jumlah pengeluaran 1.407,2 1.513,8 1.413,8 1.609,8 1.990 1.550
IV. Saldo Kas, A.B 52,8 69 255,2 545,4 155,4 299,4
Ide yang mendasar dari metode pengumpulan ini adalah, untuk mengurangi
tenggang waktu antara saat penerimaan pembayaran oleh pelanggan dan
penerimaan cek oleh perusahaaan. Disamping itu adalah bagaimana mengunpulkan
(menarik) piutang secepat mungkin tetapi sebaliknya membayar utang selambat
mungkin dengan tetap mempertahankan hubungan dengan kreditur. Saat ini hampir
semua perusahaan menggunakan teknik yang sudah maju dengan system
komputerisasi untuk mengumpulkan dan mengontrol pengeluaran secara cepat.
Misalkan jika kita mempertimbangkan mempercepat pengumpulan piutang. Ada
banyak metode yang dapat dipergunakan untuk mempercepat pengumpulan itu

14
diantaranya : (1) mempercepat pengiriman pembayaran dari langganan kepada
perusahaan, (2) mengurangi waktu selama pembayaran dengan memperhatikan
dana yang dikumpulkan, dan (3) mempercepat perpindahan dana untuk pengeluaran
bank.
Aspek yang kedua adalah, waktu yang diperlukan di dalam perusahaan sendiri
untuk memproses pembayaran dan waktu yang diperlukan untuk mencocokan
pembayaran itu menjadi penting bagi manajer keuangan karena perusahaan
biasanya tidak dapat menarik deposito sampai check in that deposit are collected.
a. Transfer Funds
Mobilitas dana antarbank merupakan faktor yang penting, untuk mempercepat
perpindahan dana antarbank, terdapat tiga alternative yaitu melalui: (1) wire
transfer, (2) depository transfer cek, dan (3) electronic transfer cek (ETC). Apabila
pembayaran menggunakan cek, seringkali saldo kas yang tampak dalam
pembukuan perusahaan dan pembukuan bank tidak sama. Hal tersebut diakibatkan
oleh adanya tenggang waktu antara penulisan cek dengan saat cek itu diuangkan.
Tenggang waktu ini disebut juga dengan float. Dalam dunia bisnis terdapat tiga
penyebab perbedaan tersebut: mail float, processing float, dan transit float.
Mail float adalah tenggang waktu antara konsumen mengirimkan cek melalui
mail box sampai dengan perusahaan menerima cek dan mulai memproses cek
tersebut. Kedua adalah processing float adalah jangka waktu yang diperlukan untuk
memproses cek tersebut dari perusahaan ke bank. Dan yang terakhir adalah transit
float yaitu waktu yang diperlukan untuk melakukan transfer atau clearing melalui
sistem perbankan hingga perusahaan menerima pembayaran. Untuk menjelaskan
proses ini perhatikan gambar berikut ini.
Untuk mempercepat transfer dana kini tersedia sarana semacam SWIFT
(Society Worldwide Funds Transfer) dan CHIPS (Clearing House Interbank
Payment System) yang dapat digunakan. Melalui sarana tersebut maka dapat
dijamin same day price & value Payment bagi konsumen di seluruh dunia.
Perkembangan mendatang akan sangat kompleks tetapi semakin simple dengan
adanya electronic banking atau e-banking.

15
Sistem Pembayaran Melalui Transfer
Dan Tiga Jenis Float

Penulisan dan
Pengiriman Cek

Mail Float
Perusahaan Bank Menerima
Menerima Cek Cek

Cek Diproses di
Bank Lokal
Processing Float

Transfer Melalui
Sistem Kliring

Perusahaan
Menerima
Pembayaran Kas
Transit Float

b. Concentration Banking
Untuk mempercepat aliran dana perusahaan, dapat ditempuh dengan
mendirikan pusat pengumpulan dana. Pusat ini semacam kantor cabang
dimaksudkan untuk meperpendek periode antara pembayaran oleh langganan
dengan saat perusahaan menggunakan dana itu. Langganan pada suatu daerah

16
tertentu diminta untuk melakukan pembayaran melalui pusat yang ada di daerah
tersebut. Contoh sistem desentralisasi misalnya para pelanggan mengirimkan
pembayaran melalui pusat pengumpulan dana terdekat, yang secara setrategis akan
meminimumkan biaya pengiriman. Kemudian pusat pengumpulan selanjutnya
mendepositokan pada bank di daerah tersebut. Dan melaporkannya ke perusahaan.
Karena cek itu dikeluarkan dan didepositokan pada daerah yang sama, maka ini
akan mengurangi waktu untuk kliring, dan float akan turun. Tentu saja pendirian
pusat-pusat pengumpulan ini juga hharus mempertimbangkan tambahan biaya dan
tambahan penghematan yang diperoleh.
c. Lock-Box System
Cara lain untuk mempercepat aliran dana adalah lock-box system. Dengan pusat
bank, pusat pengumpulan dana menerima pembayaran, kemudian memproses dan
mendepositokan dana tersebut ke bank. Tujuan lock-box system ini adalah untuk
menghilangkan tenggang waktu antara penerimaan pembayaran oleh perusahaan
dan pendepositoan ke bank.
Kelebihan dari lock-box system ini adalah cek yang telah diterima akan
didepositokan secepat mungkin dan segera dimasukkan dalam rekening
perusahaan. Dengan kata lain tenggang waktu antara penerimaan cek dengan
pendepositoan di bank dihilangkan. Kelemahannya adalah adanya tambahan biaya
untuk melakukan pengecekan di bank, tetapi benefitnya tentu sangat besar.

Sistem Pengumpulan Lock-Box

17
Keputusan apakan sebaiknya perusahaan menggunakan lock-box system adalah
keseimbangan pendapatan marginal dengan tambahan biaya karena harus
menggunanakan lock-box system. Jika biaya yang harus dikeluarkan lebih kecil dari
pada pendapatan marginalnya maka sebaiknya perusahaan menggunakan lock-box
system itu, tetapi sebaliknya jika tambahan biaya lebih besar dari pada pendapatan
marginal.
d. Pengendalian Pengeluaran
Pengendalian pengeluaran yang efisien dapat memberikan hasil berupa
tersedianya kas yang cukup, seperti tujuan dari pengumpulan dana adalah
mempercepat pengumpulan dan usaha memperlambat pengeluaran. Kombinasi atas
pengumpulan yang cepat dan pengeluaran yang lambat tersebut akan menghasilkan
tersedianya dana yang cukup.
Perusahaan yang memiliki jaringan yang luas dengan berbagai bank, untuk
memantau perkembangan dari waktu ke waktu rekening perusahaan. Setiap
kelebihan dana pada bank yang bertugas melakukan pembayaran segera kirim ke
bank pusat untuk diinvestasikan dalam surat berharga.
e. Elektronik Funds Transfer (EFT)
Prosedur untuk mempercepat pengumpulan dana yang memperlambat
pembayaran yang dibicarakan pada bagian sebelumnya didasarkan atas adanya
sistem transfer. Perubahan lembaga keuangan dan perubahan lingkungan usaha
yang cepat memaksa perusahaan jasa perbankan untuk bersaing memberikan
pelayanan yang cepat.
Adanya sistem informasi yang didukung oleh perkembangan komputer
memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi operasi. Salah satu usaha
untuk meningkatkan efisiensi aliran dana ini sekarang telah berkembang adanya
electronic fontrasfer (EFT). Disamping itu juga telah berkembang sistem
pembayaran dengan kartu kredit (credit card), maka memungkinkan seseorang
untuk memperoleh uang tunai, memindahkan dana (mentransfer dana) dari satu
rekening ke rekening lain, membayar transaksi dan masih banyak lagi yang bisa
dilakukan. Transaksi dapat berlangsung selama 24 jam penuh setiap hari.

18
Dengan electronic funds transfer ini juga dimungkinkan untuk membayar gaji
dengan cepat, yang langsung dimasukkan ke dalam rekening karyawan di bank.
Dengan EFT ini maka tidak ada lagi dana yang tak terkumpulkan, karena proses
penerbitan dan pengkreditan rekening perusahaan dilakukan langsung (instan).
Karena electronics funds transfer bersifat capital intensif-bank harus membuat
jaringan antar bank diseluruh wilayah-maka setiap transaksi harusnya dibebani oleh
alokasi cost atas EFT itu. Bagi perusahaan dengan adanya EFT tersebut berarti
mengurang waktu pengumpulan dana dan meningkatkan efisiensi manajemen kas
dan mungkin mengurangi biaya pelayanan.
F. Menentukan Kas yang Optimal
Kas dan surat berharga yang optimal sangat tergantung atas trade-off antara
bunga dan biaya transaksi. Jika kondisi yang akan datang diketahui dengan pasti,
maka akan sangat mudah menentukan kas yang optimal. Apabila diperkirakan
perusahaan kelebihan kas, maka akan segera diinvestasikan dalam bentuk surat
berharga sepanjang tidak mempersulit perusahaan untuk melakukan pembayaran.
Jika tidak ada biaya transaksi dan surat berharga dapat diubah, menjadi kas seketika,
maka perusahaan sebenarnya tidak memerlukan kas.
a. Model Persediaan
Dalam kondisi kepastian, salah satu model yang paling sederhana untuk
menentukan kas yang optimal adalah dengan metode economical order quantity
(EOQ) seperti yang dipergunakan dalam manajemen persediaan. Konsep dasar
manajemen kas dalam model ini carryicost atas menahan uang tunai opportunity
cost atas bunga yang hilang adalah sama dengan biaya untuk mengubah surat
berharga menjadi uang tunai (kas).
Asumsi dalam model ini adalah bahwa perusahaan memiliki permintaan kas
yang relatif konstans setiap periode. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan
menjual surat berharga.
Model EOQ tersebut adalah:

b[T/C] + i[c/2]
dimana b adalah biaya transaksi yang diasumsikan independen (tidak dipengaruhi)
terhadap banyaknya transfer. T adalah total permintaan selama periode tertentu, dan

19
i adalah tingkat bunga atas surat berharga yang diasumsikan konstan selama periode
tersebut. T/C menunjukkan banyaknya transaksi yang dilakukan selama periode itu
dan jika dikalikan dengan biaya tetap setiap kali transaksi akan sama dengan total
biaya selama periode.
C/2 menunjukkan rata-rata kas dan jika dikalikan dengan tingkat bunga sama
dengan laba yang hilang karena kita menahan uang kas. Semakin besar C, maka
akan rata-rata kas juga besar, berarti investasi pada surat berharga jadi kecil, yang
akhirnya pendapatan dari surat berharga menjadi semakin kecil. Kas yang optimal
adalah:

C* =

Untuk memberikan gambaran, misalkan kebutuhan kas selama satu periode adalah
Rp8.000.000,- Biaya tetap setiap transaksi Rp400,- dan tingkat bunga yang berlaku
15% maka besarnya kas yang optimal sebesar:
()(..)
C* = .

= Rp.206.566,-

Model EOQ untuk Manajemen Kas

20
Saldo Kas Optimal
Dengan demikian maka transaksi yang optimal Rp206.559,- rata-rata kas adalah
Rp206.556,-/2 = Rp103.278,- frekuensi transaksi adalah sebanyak Rp8.000.000,-
/Rp206.556,- = 38+ kali. Penggunaan metode ini menghadapi kesulitan didalam
mengukur biaya tetap karena mencakup biaya eksplisit serta implisit. Biaya tersebut
meliputi biaya transaksi, waktu yang diperlukan untuk menangani pembukuan,
penggandaan. Metode ini juga hanya dapat diterapkan apabila asumsi bahwa
permintaan dana setiap periode konstan. Batasan lain adalah bahwa dalam
kenyataannya pembayaran tunai sulit diproyeksikan.
b. Model Stokhastik (Model Miller & Orr)
Didalam model Stokhastik terdapat Model Miller-Orr yang lebih cocok unuk
kondisi dimana pengeluaran kas berfluktuasi dari waktu ke waktu secara random.
Model ini pada dasarnya menentukan batas atas dan batas bawah fluktuasi kas. Ide
dasar model ini adalah apabila jumlah kas mencapai batas atas, maka perusahaan
membeli surat berharga untuk menurunkan kas, sebaliknya apabila mecapai batas
bawah maka perusahaan menjual surat berharga untuk menambah kas. Selama kas
berada antara batas atas dan batas bawah maka perusahaan tidak melakukan
transaksi.
Seberapa besar batas atas dan batas bawah ini sangat tergantung oleh biaya
tetap untuk setiap transaksi surat berharga dan opportunity costs karena menahan

21
kas. Asumsi yang mendasari model ini adalah bahwa biaya tetap diketahui dan
biaya tetap untuk menjual surat berharga adalah sama dengan biaya tetap untuk
membeli. Miller-Orr menentukan batas atas sebesar h dan batas atas sebesar nol.
Dari contoh dibawah ini tampak bahwa bila saldo kas mencapai batas atas, maka
perusahaan membeli h-z rupiah surat berharga, sehingga saldo kas yang baru
menjadi sebesar z. Ketika keseimbangan kas menjadi nol, perusahaan menjual
sebanyak z rupiah surat, dan saldo kas menjadi sebesar z kembali. Apabila
diperlukan waktu untuk mengubah surat berharga dalam bentuk kas, maka batas
bawah dapat dinaikkan,demikian pula batas atasnya. Untuk menentukan nilai h dan
z yang optimal tergantung tidak hanya pada fixed dan opportunity cost saja tetapi
juga tingkat fluktuasi kas. Adapun nilai z yang optimal adalah :

Z=3 3br2
4i
Dimana b adalah biaya tetap untuk transaksi surat berharga, r2 adalah variance kas
masuk bersih setiap hari, dan i adalah bunga harian surat berharga. Nilai optimal h
adalah 3z. Model Miller-Orr ini akan meminimumkan biaya total manajemen kas.
Sekali lagi dengan asumsi bahwa aliran kas bersifat random. Meskipun rata rata kas
tidak dapat ditentukan dengan pasti, tetapi kira kira sebesar (z + h)/3
Misalkan biaya tetap setiap transaksi b sebesar Rp 500,- kemudian r2 sebesar Rp
1.000,- sedangkan bunga i sebesar 18% (1 tahun 360 hari). Maka besarnya nilai z
adalah :
()()
Z= ,
( )

Z = Rp 908,56
h = 3 (908,56)
h = Rp 2.725,68

22
G. Surat Berharga
Surat berharga atau marketable securities, merupakan investasi perusahaan
jangka pendek dalam bentuk pembelian surat berharga. Dari investasi ini
perusahaan akan memperoleh keuntungan berupa bunga, deviden atau capital gain
dalam waktu tertentu. Kemudian surat berharga ini dapat diperjualbelikan atau
dicairkan pada saat perusahaan membutuhkan dana segera. Contoh surat berharga
adalah sertifikat deposito, surat berharga pasar uang atau obligasi.
Di samping tujuan di atas, dalam strategi perusahaan, pembelian surat berharga
yang sering kita sebut penyertaan adalah untuk menguasai kepemilikan suatu
perusahaan tertentu (khusus untuk pembelian saham), terutama untuk tujuan jangka
panjang. Artinya dengan menguasai saham lewat pembelian di pasar modal, maka
apabila jumlah saham dibeli bertambah banyak akan dapat bertambah banyak akan
meningkatkan porsi kepemilikan perusahaan tersebut. Pada akhirnya apabila saham
dikuasai sudah mayoritas, maka pengendalian dan keputusan kebijakan perusahaan
pun dapat diambil alih.
Strategi lainnya adalah untuk mengakuisisi perusahaan yang sahamnya kita
beli. Artinya, apabila perusahaan yang sahamnya kita beli mengalami masalah
keuangan, maka sebagai salah satu pemegang saham cukup besar dapat
mengakuisisi perusahaan tersebut.

23
Investasi dalam surat berharga harus melalui seleksi dengan berbagai
pertimbangan, sehingga menguntungkan sesuai dengan tujuan perusahaan. Berikut
ini beberapa variable yang perlu dipertimbangan dalam pemilihan surat berharga,
yaitu :
1. Keamanan.
2. Harga/daya jual.
3. Hasil/keuntungan.
4. Waktu jatuh tempo.
5. Penguasaan.
a. Faktor faktor yang mempengaruhi Pemilihan Surat Berharga
Dalam dunia bisnis dikenal berbagai jenis surat berharga. Perbedaan tersebut
disebabkan karena risiko kegalalan, risiko tingkat bunga, risiko inflasi, risiko
likuiditas, dan tingkat keuntungan yang diharapkan berbeda satu surat berharga
dengan surat berharga lainnya. Faktor faktor yang mempengaruhi yaitu :
1. Risiko Kegagalan atau Default Risk
Risiko Kegagalan adalah risiko bahwa peminjam tidak mampu untuk
membayar kembali bunga dan pokok pinjaman. Jika kita membeli surat berharga
yang dikeluarkan oleh pemerintah seperti obligasi pemerintah, maka dapat
dikatakan bahwa resiko kegagalannya adalah nol. Lain halnya jika kita membeli
obligasi perusahaan swasta, maka akan mengandung resiko kegagalan tertentu.
2. Risiko Tingkat Bunga atau Interest Rate Risk
Risiko Tingkat Bunga adalah risiko yang terjadi sebagai akibat perubahan
tingkat bunga sehingga return yang diperoleh berubah. Sebagai contoh jika kita
membeli obligasi pemerintah dengan harga sebesar nilai nominalnya atau per bond,
Rp 1.000,- Obligasi tersebut membayar bunga sebesar 9 persen, jatuh tempo
obligasi tersebut selama 25 tahun. Jika tingkat bunga naik menjadi 14,5 persen,
maka nilai pasar obligasi tersebut akan turun dari Rp 1.000,- menjadi Rp 635.000,-
yang berarti kita menderita kerugian hampir 40 persen. Secara teoritis semakin lama
jatuh tempo surat berharga maka semakin besar risiko tingkat bunga, sebaliknya
semakin pendek jatuh temponya maka semakin kecil risiko tingkat bunga.
3. Risiko Inflasi atau Inflation Risk

24
Risiko Inflasi adalah risiko bahwa inflasi akan menurunkan daya beli
pendapatan yang kita peroleh. Inflation risk sangat penting bagi investor secara
individu maupun perusahaan. Dengan demikian pembelian surat berharga untuk
real estate dan saham biasa merupakan cara terbaik untuk mengurangi inflasi.
4. Risiko Likuiditas atau liquidity atau Marketability risk
Risiko Likuiditas adalah risiko bahwa surat berharga dan aset tidak dapat dijual
dengan harga yang wajar. Jika kita membeli obligasi yang jarang diperjualbelikan
maka besar kemungkinan kita tidak dapat menjual obligasi tersebut dengan harga
yang wajar.
b. Investasi Dalam Surat Berharga
Setelah menentukan kas yang saldo optimal, maka kelebihan kas dapat
diinvestasikan pada surat berharga. Kita mengasumsikan bahwa yield bersifat given
dan tidak ada risiko fluktuasi harga pasar. Asumsi ini memang sangat realistik tetapi
untuk jangka yang sangat pendek dan penggunaan surat berharga sebagai pelengkap
kas. Untuk menjelaskan mengapa yield itu berubah adalah perbedaan dalam risiko
gagal dan marketability.
a. Risiko Gagal
Risiko gagal berarti bahwa peminjam tidak akan memenuhi kewajibannya
untuk membayar angsuran dan bunganya, oleh karena itu investor akan meminta
risk premium. Semakin besar kemungkinan peminjaman gagal memenuhi
kewajibannya maka semakin besar pula risk premium yang diminta. Dengan
demikian maka semakian besar kemungkinan peminjaman gagal memenuhi
pembayaran angsuran, maka yield yang diminta juga semakin besar.
b. Marketability
Marketability berhubungan dengan kemampuan pemilik surat berharga untuk
mengubahnya dalam bentuk kas. Marketability juga berkaitan dengan kemampuan
untuk menjual dalam volume yang besar dalam jangka pendek tanpa adanya konsesi
harga yang signifikan. Surat berharga kurang dapat dipasarkan maka diperlukan
yield yang lebih besar untuk dapat menarik investor. Tetapi sebaliknya untuk surat
berharga yang mudah dipasarkan tidak memerlukan yield yang besar.

25
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Kas dan surat berharga merupakan komponen yang berada dalam aktiva lancar.
Kedua komponen ini merupakan aktiva yang paling liquid bagi perusahaan.
Manager keuangan perlu mengelola kas dan surat berharga mengingat kedua
komponen aktiva memiliki nilai strategis dalam hal yang berkaitan dengan
operasional perusahaan. Setiap penerimaan dan pengelolaan kas harus dilakukan
secara baik. Artinya jangan sampai perusahaan kekurangan uang kas untuk
melakukan berbagai keperluan pengeluaran perusahaan. Penempatan dana
perusahaan dalam surat berharga juga penting guna mendukung aktiva usaha
sekaligus memperoleh penghasilan berupa bunga atau tujuan lainnya. Banyak jenis

26
surat berharga yang dapat dipilih dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Seorang manager keuangan harus mampu menempatkan dana tersebut dengan
pertimbangan yang tepat.
B. Saran
Manajemen keuangan harus mampu mengelola kas dan surat berharga dengan
baik, sehingga perusahaan tidak mengalami kekurangan atau kelebihan kas yang
berdampak pada kontribusi yang optimal bagi pencapaian tujuan perusahaan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Sartono, R.Agus. 2014. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi 4.


Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA
Riyanto, Bambang. 2015. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4.
Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA

Anda mungkin juga menyukai