Anda di halaman 1dari 34

1

PROPOSAL PENELITIAN

A Identitas Mahasiswa
Nama
Nim
Jurusan
Program Studi
Konsentrasi
Alamat

: Muhtar
: 106 1201 020
: Manajemen
: Manajemen
: Manajemen Keuangan
: Depan Kantor Balitsereal Maros

B Judul Proposal
Pengelolaan Kas dan Likuiditas Pada PT. Semen Tonasa Kabupaten
Pangkep
C Latar Belakang
Perusahaan merupakan tulang punggung bagi perekonomian dunia
usaha, dengan semakin pesatnya dunia industri, maka semakin meningkat
aktivitas

yang

dilakukan

oleh

perusahaan.

Selain

mempertahankan

keberadaannya juga agar mampu bersaing dengan perusahaan yang


menghasilkan produk atau jasa sejenis. Perusahaan juga harus dapat
menentukan strategi yang tepat agar dapat meningkatkan penghasilannya.
Untuk itu perusahaan harus mampu membuat rencana yang dituangkan
dalam anggaran.
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan
kas, oleh karena itu pengelolaan kas sangat penting bagi suatu perusahaan.
Kegiatan yang dilakukan perusahaan tersebut sebenarnya selain untuk

menghasilkan kas, juga menggunakan kas tersebut, termasuk diantaranya


untuk pembelian bahan mentah, pembayaran utang-utang yang telah jatuh
tempo, pembayaran gaji karyawan, pengeluaran untuk biaya-biaya penjualan,
biaya administrasi dan umum, biaya iklan, pembelian aktiva tetap dan
pengeluaran lainnya atau dapat dikatakan untuk membiayai kegiatan
operasional perusahaan sehari-hari.
Salah satu rencana kegiatan yang dibuat oleh PT. Semen Tonasa
dalam upaya menentukan kas minimal ini adalah dengan menyusun
anggaran kas. Anggaran kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk
periode tertentu dimasa yang akan datang. Dengan menyusun anggaran kas
dapat diketahui kapan perusahaan dalam keadaan defisit kas dan surplus
kas.
Pengelolaan kas yang baik dapat membantu manajemen di dalam
mengatasi perubahan-perubahan yang dapat mempengaruhi posisi kas yang
mungkin membahayakan kredit kas yang beredar. Oleh karena itu,
penyusunan anggaran kas bagi PT. Semen Tonasa Kab. Pangkep cukup
penting guna menjaga tingkat likuiditasnya. Makin besar jumlah kas dalam
perusahaan artinya perusahaan tersebut semakin tinggi pula tingkat
likuiditasnya. Dengan anggaran kas pula maka akan dapat diketahui apabila
terdapat perbedaan di dalam waktu dan volume dari aliran kas masuk (Cash
Inflow) dan aliran kas keluar (Cash Outflow) yang dapat menimbulkan

kesulitan, karena hal ini berpengaruh terhadap besarnya uang kas yang
tertahan di dalam perusahaan.
Tingkat likuiditas pada PT. Semen Tonasa Kab. Pangkep merupakan
salah satu faktor yang sangat penting dan memerlukan perhatian khusus
dalam

penanganannya,

karena

tingkat

likuiditas

suatu

perusahaan

mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibankewajiban jangka pendeknya. Dalam pengukuran tingkat likuiditas suatu
perusahaan diperlukan norma-norma untuk mengukur keadaan tingkat
likuiditas tersebut. Dalam kenyataannya pengendalian anggaran kas tidak
jarang menimbulkan masalah-masalah seperti adanya likuiditas yang
berlebihan (Over Liquid) dan likuiditas yang rendah (Under Liquid).
Pengelolaan likuiditas perusahaan dalam menghadapi kondisi Over Liquid
maupun Under Liquid pada tiap-tiap perusahaan berbeda.
Kelebihan atau kekurangan dana tunai mempunyai dampak yang
kurang baik terhadap kelancaran perusahaan didalam menjalankan kegiatan
usahanya, dan pada akhirnya akan mempengaruhi laba operasi, kekurangan
dana tunai akan berpengaruh pada kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban lancarnya sehubungan dengan kegiatan produksi.
Likuiditas perusahaan berbanding sejajar dengan produktivitasnya,
dimana keadaan likuiditas tersebut yaitu adanya selisih jumlah yang cukup
antara aliran kas yang likuid dan produktif di dalam saldo kas yang tertahan.
Dengan adanya saldo kas yang likuid dan produktif, maka akan dapat

dipastikan

bahwa

untuk menetapkan

saldo

kas tiap

periode

akan

mempengaruhi pada kegiatan operasional perusahaan.


Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu
unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya. Berarti bahwa semakin
besar jumlah yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula
tingkat likuiditasnya. Tetapi suatu perusahaan yang mempunyai tingkat
likuiditas yang tinggi karena adanya jumlah kas yang besar, berarti tingkat
perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan adanya over invesment
dalam kas. Dan berarti pula bahwa perusahaan kurang efektif dalam
mengelola kas.
PT. Semen Tonasa Kabupaten Pangkep merupakan salah satu
perusahaan yang hingga saat ini masih beroperasi secara baik dan lancar.
Pabrik Semen yang didirikan sejak tahun 1968 hingga saat ini masih
mempertahankan jalannya usahanya. Pengelolaan kas yang baik merupakan
salah satu faktor keberhasilan perusahaan tersebut.

Untuk tetap mampu

memelihara kontinuitas dan likuiditas usahanya, maka PT. Semen Tonasa


Kabupaten Pangkep perlu melakukan kegiatan penganggaran kas yang
merupakan suatu fungsi penting bagi keberhasilan usaha. Penerapan prinsip
penganggaran yang tepat dan pelaksanaan fungsi penganggaran yang
efisien dan efektif akan menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penyusun tertarik untuk melakukan
penelitian di perusahaan dan mencoba mengadakan pembahasan dengan

judul Pengelolaan Kas dan Likuiditas Pada PT. Semen Tonasa


Pangkep

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang akan diteliti

adalah bagaimana pengelolaan kas dan likuiditas pada PT. Semen Tonasa
Pangkep ?
E Tujuan dan Manfaat Penelitian
1 Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan
kas dan likuiditas pada PT. Semen Tonasa Pangkep.
2 Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dikemukan sebagai berikut :
a. Sebagai salah satu masukan bagi perusahaan
keputusan

yang

tepat

dimasa

mendatang

dalam
dengan

mengambil
membuat

manajemen kas yang baik dan terencana.


b. Sebagai wawasan baru bagi penulis perihal pengelolaan kas yang
tepat untuk menjaga likuiditas perusahaan.
c. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selajutnya dalam bidang
pengelolaan kas.
A. Tinjauan Pustaka, Kerangka Pikir
1. Tinjauan Pustaka
a. Pengertian Kas

Kas adalah modal kerja yang sangat likuid.Makin besar jumlah kas
yang ada dalam suatu perusahaan berarti makin tinggi tingkat likuiditasnya.Ini
berarti bahwa perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak
dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Tetapi ini tidak berarti bahwa
perusahaan harus berusaha untuk mempertahankan persediaan kas yang
sangat besar, karena semakin besar kas berarti semakin besar dana yang
menganggur dan akan memperkecil laba yang yang akan diperoleh.
Sebaliknya jika perusahaan hanya akan mengejar keuntungan saja tanpa
memperhitungkan faktor faktor lain maka semua kas akan dalam keadaan
bekerja. Jika hal itu terjadi artinya perusahan akan berada di posisi likuid
apabila suatu saat ada penagihan hutang atau ada hutang yang jatuh tempo
tapi perusahaan tidak mampu membayar karena tidak ada persediaan kas
baik di bank ataupun di perusahaan. Pengertian kas

menurut Donald

E.Kieso, Jerry J.Weygant dan Warfield (2001 : 402). Yang ditejemahkan oleh
Herman Wibowo dalam bukunya Akuntansi Intermedite menyatakan bahwa
kas yaitu aktiva yang paling likuid, merupakan media pertukaran standar dan
dasar pengukuran serta akuntansi untuk semua pos-pos lainnya.
Sedangkan pengertian kas menurut Soemarso S.R (2004 : 296)dalam
bukunya Akuntansi Suatu Pengantar menyatakan bahwa dari segi
akuntansi yang dimaksud dengan kas adalah segala sesuatu (baik yang
berbentuk uang/bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima
sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulakn bahwa kas merupakan


harta lancar yang sangat penting bagi perusahaan, yang merupakan alat
pertukaran dan juga dipakai sebagai alat pengukur dalam akuntansi atau
didalam dunia perekonomian. Disamping itu, kas juga merupakan yang paling
sering

mengalami

mutasi

karena

hampir

sebagian

besar

transaksi

perusahaan akan mempengaruhi jumlah kas.


Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kas adalah jenis
aktiva yang paling likuid bagi perusahaan dan merupakan sejumlah dana
yang dipersiapkan untuk membayar kewajiban perusahaan yang segera jatuh
tempo dan juga untuk menutup pengeluaran-pengeluaran yang tidak dapat
diperkirakan sebelumnya yang mungkin terjadi dalam perusahaan ketika
memerlukan

kas

untuk

menjalankan

kegiatan

operasionalnya.

Kas

merupakan salah satu sumber dana perusahaan pada waktu perusahaan


pertama kali didirikan, kas dihasilkan dari penjualan

atau pinjaman atau

gabungan keduanya.
b. Motif Menyimpan Kas
Motif menyimpan kas menurut Weston dan Copeland :
1. Motif transaksi (Transaction Motive)
Motif transaksi untuk menahan dana kas adalah untuk memungkinkan
perusahaan menjalankan bisnisnya yang biasa, membeli dan menjual.
2. Motif berjaga-jaga (Percautionary Motive)

Motif

pencegahan

untuk

menahan

dana

kas

terutama

yang

berhubungan dengan dapat diramalkannya. Pemasukan dana dan


pengeluaran dana (cash inflows dan cash outflows).
3. Motif spekulasi (Speculation Motive)
Motif spekulasi untuk menahan kas yaitu memungkinkan perusahaan
menerima kesempatan mendapatkan laba yang mungkin muncul.
Berarti dapat disimpulkan bahwa selain motif transaksi, berjaga-jaga
dan spekulasi, dengan mempunyai uang kas yang cukup tersedia,
perusahaan akan memperoleh keuntungan:
1. Perusahan dapat memperoleh diskon harga karena mampu membayar
dengan uang tunai.
2. Dapat mempertahankan credit standing, credit standing yang baik
dapat memungkinkan perusahaan membeli barang-barang dari
supplier dengan lebih favourable sehingga dapat lebih bersaing
dengan perusahaan lain
3. Dapat digunakan untuk mengambil keuntungan dari kesempatankesempatan bisnis yang datang pada perusahaan dari waktu ke
waktu.

c. Pengertian Penerimaan Kas


Kas merupakan alat pertukaran yang dipergunakan sebagai ukuran
dalam

akuntansi

sehingga

menggambarkan

kondisi

likuiditas

perusahaan.Selain itu kas merupakan golongan aktiva lancar yang paling


likuid dan sangat penting karena menggambarkan daya beli umum dan dapat
memproses barang dan jasa. Dibawah ini ada beberapa pengertian
penerimaan kas menurut beberapa ahli, diantaranya :
Pengertian penerimaan kas menurut Soemarso S.R (2004:172)
mengemukakan bahwa

Peneriamaan kas adalah suatu transaksi yang

menimbulkan bertumbuhnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang


diakibatkan adanya penjualan hasil produksi, penerimaan piutang maupun
hasil transaksi lainnya yang menyebabkan bertambahnya kas.
Sedangkan penerimaan kas menurut H. Kusnadi (2000:61)adalah
penerimaan kas pada umumnya meliputi penerimaan via pos (mail receipt),
penjualan tunai (cash sales) dan penerimaan piutang (collection of
receivable), disamping penerimaan rutin, masih ada lagi penerimaan lainnya
yaitu penerimaan yang tidak rutin, misalnya penerimaan uang dari penjualan.
Dari
penerimaan

pendapat
kas

diatas

adalah

dapat

disimpulakan

transaksi-transaksi

bahwa

yang

pengertian

mengakibatkan

bertumbuhnya saldo-saldo kas tunai, dan atau rekening bank milik


perusahaan baik yang berasal dari pendapatan tunai, penerimaan piutang,
penerimaan transfer maupun penerimaan-penerimaan lainnya.Penerimaan
kas dapat berbentuk uang logam, cek atau wesel pos, uang yang diterima
melalui bank atau langsung dari piutang.

10

d. Pengelolaan Kas Perusahaan


Setiap perusahaan selalu membutuhkan uang kas untuk membiayai
kegiatan operasionalnya serta investasinya, sehingga pengelolaan kas
merupakan salah satu faktor terpenting dalam perusahaan.Pengendalian
investasi yang lancar dimulai dengan manajemen kas yang baik. Manajemen
kas

melibatkan

pengelolaan

uang

kas

perusahaan

dalam

usaha

memaksimalkan ketersediaan kas dan pendapatan bunga dari setiap dana


yang menganggur.
Risk return trade off dapat diperkecil menjadi 2 tujuan utama untuk
sistem manajemen kas perusahaan :
1. Harus terdapat cukup kas untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran
yang timbul dalam menjalankan bisnis.
2. Investasi pada saldo kas menganggur harus dikurangi sampai tingkat
minimum.
Dari pendapat diatas, dapat diketahui bahwa disamping bertujuan
untuk menghasilkan uang kas yang cukup bagi perusahaan, manajemen kas
juga berkaitan dengan cara mengivestasikan kelebihan uang kas yang
menguntungkan bagi perusahaan. Fungsi manajemen kas dimulai pada saat
uang kas mengalir masuk ke perusahaan, yang terutama berasal dari
pembayaran pelanggan dan juga sumber lain yaitu investasi pemilik dan
pinjaman

dari

kreditur. Fungsi

tersebut

berakhir

ketika

perusahaan

11

mengeluarkan kas untuk membayar biaya-biaya atau utang-utangnya kepada


karyawannya, pemerintah dan supplier.

e. Menentukan Persediaan Kas Minimal


Kas adalah suatu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat
likuiditasnya, makin besar jumlah kas yang yang ada dalam perusahaan
makin tinggi pula tingkat likuiditasnya.
Oleh sebab itu, uang kas harus ditentukan jumlah persediaan
minimalnya di dalam perusahaan agar dapat memenuhi kewajibannya
sewaktu ditagih dan perusahan berada dalam posisi aman. Ini berarti
perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi
kewajiban finansialnya, tetapi tidak berarti bahwa perusahaan harus
berusaha mempertahankan persediaan uang kas yang sangat besar karena
akan banyak menganggur sehingga akan memperkecil profitabilitas yang
bisa diperoleh.
Dengan kata lain, semakin banyak uang kas yang dibutuhkan untuk
kegiatan operasi perusahaan, Semakin banyak kesempatan investasi dan
potensial return yang harus dilepaskan perusahaan (terdapat opportunity
cost). Sebaliknya jika perusahaan hanya mengejar profitabilitas saja, maka
perusahaan akan berusaha agar semua persediaan kasnya dapat diputarkan
atau dalam keadaan bekerja. Jika perusahaan

menjalankan tindakan

tersebut berarti perusahaan menempatkan dirinya dalam keadaan tidak likuid

12

(Illiquid) apabila sewaktu-waktu ada tagihan. Oleh karena itu dalam


mengelola

kas perusahaan, seorang manajer keuangan

juga

perlu

menentukan jumlah minimal uang kas yang harus diperhatikan agar dapat
memenuhi kewajiban keuangan sewaktu-waktu.

f. Anggaran Kas
Anggaran kas merupakan rencana penerimaan kas dan pengeluaran
kas untuk periode yang akan datang. Sesuai dengan namanya, maka
anggaran kas ini berisikan informasi mengenai:
1. Rencana penerimaan kas
2. Rencana pengeluaran kas

1. Pengertian Anggaran Kas


Pengertian

anggaran

kas

menurut

Munandar

(2001:311)

menyatakan bahwa Anggaran kas adalah anggaran yang merencanakan


secara lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahannya
dari waktu kewakatu selam periode yang akan datang, baik perubahan yang
berupa penerimaan kas maupun prubahan yang berupa pengeluaran kas .
Sedangkan menurut Carter dan Usry (2004:16-5) pengertian anggaran
kas adalah sebagai berikut A cash budget involves detailed estimates of
anticipated cash receipt and disbursments for the budget period.

13

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa anggaran kas


mencakup dua sektor yaitu:
a. Sektor penerimaan kas, yang pada umumnya berasal dari:
1.

Penjualan barang jadi yang diproduksi

2.

Penagihan piutang

3.

Penjualan aktiva tetap

4.

Penerimaan lain-lain (non operating), seperti penghasilan


bunga, penghasilan sewa, penghasilan dividen.

b. Sektor pengeluaran kas, yang pada umumnya berupa pengeluaran untuk


biaya-biaya bukan utama (non operating) seperti:
1. Pembelian tunai bahan mentah
2. Pembayaran utang
3. Pembayaran upah tenaga kerja langsung
4. Pembayaran biaya pabrik tidak langsung
5. Pembayaran biaya administrasi
6. Pembayaran biaya penjualan
7. Pembelian aktiva tetap
8. Pembayaran lain-lain (non operating) seperti: pembayaran biaya
bunga, pembayaran biaya sewa.
Dengan adanya anggaran kas ini manajer keuangan dapat
mengetahui saat kelebihan dan kekurangan kas, sehingga sebelumnya dapat

14

direncanakan penggunaan kelebihan (surplus) kas, demikian juga sebaliknya


jika terdapat kekurangan (defisit) kas dapat segera dicari jalan keluarnya.

2. Tujuan Penyusunan Anggaran Kas


Tujuan perusahaan melakukan penyusunan anggaran kas adalah
untuk:
a. Menentukan posisi kas pada berbagai waktu dengan membandingkan
uang kas masuk dengan uang kas keluar.
b. Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit atau surplus.
c. Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka pendek dan jangka
panjang, dimana bila terjadi defisit perusahaan perlu mencari dana
tambahan baru dan sebaliknya, bila perusahaan mengalami surplus maka
perusahaan memilih alternatif penggunaan yang paling menguntungkan.
d. Sebagai dasar kebijakan pemberian kredit.
e. sebagai dasar otorisasi dana anggaran yang disediakan.
f. Sebagai dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas sebenarnya.

3. Kegunaan Anggaran Kas


Secara umum semua anggaran termasuk anggaran kas mempunyai
tiga kegunaan pokok, yaitu:
a. Sebagai pedoman kerja
b. Sebagai alat pengkoordinasian kerja

15

c. Sebagai alat pengawasan kerja


Sedangkan secara khusus, anggaran kas berguna sebagai dasar
untuk penyusunan master balance sheet budget (anggaran induk neraca),
yaitu anggaran tentang posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu
yang akan datang yang berisi taksiran-taksiran secara garis besar (global)
dan kurang dijabarkan secara lebih terperinci, misalnya: posisi keuangan
pada akhir semester, posisi keuangan pada akhir tahun.

4. Langkah-Langkah Penyusunan Anggaran Kas


Langkah-langkah dalam menyusun anggaran kas

adalah sebagai

berikut:
a. Menyusun anggaran penagihan piutang.
b. Menyusun anggaran penerimaan kas, yang biasanya terdiri dari pos
penerimaan tunai, penagihan piutang, dan penerimaan lain-lain.
c. Menyusun anggaran pengeluaran kas.
Anggaran pengeluaran ka ini umumnya mencakup pos-pos pembelian
mesin, pembelian gedung, pembeliqn lain-lain, anggaran untuk biayabiaya dan pengeluaran lain-lain.
d. Menyusun anggaran kas yang sifatnya sementara, artinya bila terdapat
saldo kas akhir yang minus atau negatif, maka perusahaan memerlukan
pinjaman dari pihak luar dan sebagai konsekuensinya diperlukan
pembayaran berupa bunga dan angsuran pokoknya. Yang perlu menjadi

16

perhatian di sini bahwa pinjaman tersebut harus memperhitungkan


pembayaran bunga dan angsuran pokoknya.
e. Memperkirakan pembayaran bunga (apabila perusahaan melakukan
pinjaman untuk menutupi defisit yang terjadi). Untuk itu diperlukan suatu
skema pembayaran bunga yang lengkap.
f. Menyusun anggaran kas akhir.

g.

Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan

gambaran atau laporan kemajuan suatu perusahaan yang secara periodik


dilakukan pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Dengan kata
lain laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi. Berikut ini pengertian laporan keuangan dari beberapa ahli dan
pakar akuntansi:
Menurut Harahap (2008:201) mengemukakan bahwa

Laporan

Keuangan merupakan output dan hasil dari proses akuntansi yang menjadi
bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam
proses pengambilan keputusan.
Sementara itu, Kieso, Weygandt dan Warfield (2007:2) memberikan
definisi sebagai berikut: Financial statements are theprincipal means through

17

which a company communicates its financial information to those outside it.


These statements provide a companys history quantified in money terms .
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
laporan keuangan merupakan informasi keuangan yang menggambarkan
posisi atau keadaan keuangan perusahaan pada periode tertentu yang
berguna bagi para pemakainya dalam hal pengambilan keputusan.

1. Tujuan Laporan Keuangan


Tujuan laporan keuangan menurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2007:
9), antara lain:
a. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor dan
pengguna potensial lainnya dalam membantu proses pengambilan
keputusan yang rasional atas investasi, kredit, dan keputusan lain
yang sejenis.
b. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan
pengguna potensial lainnya yang membantu menilai jumlah, waktu,
dan ketidakpastian proses penerimaan kas dari dividen atau bunga
dan pendapatan dari penjualan, penebusan, atau jatuh tempo
sekuritas, dan pinjaman. Menaksir aliran kas masuk (future cash flow)
pada perusahaan.
c. Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim atas
sumber daya tersebut dan perubahannya.

18

2. Pengguna Laporan Keuangan


Kieso, Weygandt dan Warfield

(2007:107)

pengguna laporan keuangan sebagai berikut:


a. Pihak Internal, yaitu pihak-pihak di

dalam

mengklasifikasikan
perusahaan

yang

merencanakan, mengorganisasikan dan mengarahkan bisnis, antara


lain:
1. Manajemen, yang menggunakan informasi dalam laporan keuangan
untuk

mengetahui

perkembangan

bisnis

perusahaan

dan

merencanakan bisnis untuk masa yang akan datang.


2. Karyawan, yang menggunakan informasi dalam laporan keuangan
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas
jasa, dana pensiun dan kesempatan kerja.
b. Pihak Eksternal, yaitu pihak-pihak di luar perusahaan, antara lain:
1. Investor, menggunakan informasi dalam laporan keuangan untuk
membuat keputusan investasi dalam hal membeli, menahan, atau
menjual saham suatu perusahaan dengan membandingkan resiko
dan keuntungan yang akan diperoleh.
2. Kreditor, pemasok dan bank, menggunakan laporan keuangan untuk
melihat resiko dari pengembalian kredit yang diberikan pada
perusahaan.
3. Lembaga perpajakan, menggunakan

laporan

keuangan

untuk

menentukan besar pajak yang harus dibayar perusahaan dan


kepatuhan terhadap peraturan perpajakan dilihat dari laba yang
diperoleh perusahaan.

19

4. Pemerintah, dalam hal ini laporan keuangan membantu pemerintah


mengetahui ketaatan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku
selama menjalankan proses bisnis perusahaan.
5. Konsumen, memiliki kepentingan berkenaan dengan informasi yang
menyangkut kelangsungan usaha perusahaan dalam jangka waktu
yang lama.
6. Serikat pekerja, berkepentingan untuk melihat pemberian upah atau
gaji serta cadangan dana pensiun oleh perusahaan dalam menjamin
kesejahteraan karyawan.
7. Economic Planner, menggunakan informasi laporan keuangan untuk
memprediksi aktivitas ekonomi di masa mendatang.
h. Likuiditas
1. Pengertian Likuiditas
Likuiditas

(liquidity)

mengacu

pada

ketersediaan

sumber

daya

perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek. Risiko likuiditas


perusahaan jangka pendek dipengaruhi oleh kapan arus kas masuk dan arus
kas keluar terjadi serta prospek arus kas untuk kinerja masa depan. Analisis
likuiditas diarahkan pada aktivitas operasi perusahaan, kemampuan untuk
menghasilkan keuntungan dari penjualan produk dan jasa, dan persyaratan
serta ukuran modal kerja.
Adapun pengertian likuiditas yang dipaparkan oleh beberapa ahli
antara lain :

20

Menurut John J. Wild, K. R. Subramanyam dan Robert F. Halsey


(2005:185) yaitu Likuiditas merupakan kemampuan untuk mengubah aktiva
menjadi kas atau kemampuan untuk memperoleh kas.
Menurut S. Munawir (2002:31) yaitu Likuiditas adalah menunjukkan
kemampuan

suatu

perusahaan

untuk

memenuhi

suatu

kewajiban

keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan


untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.
Menurut Lukman Syamsuddin (2001:41) yaitu Likuiditas merupakan
suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua
kewajiban

finansial

jangkapendek

pada

saat

jatuh

tempo

dengan

menggunakan aktiva lancar yang tersedia.


Menurut

Bambang

Riyanto

(2001:25)

yaitu

Likuiditas

adalah

berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk


memenuhi kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi.

1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya bila jatuh tempo. Semakin
tinggi rasio ini menunjukkan semakin mampu perusahaan dalam memenuhi
kewajiban yang segera harus dibayar. Namun, bila terlampau tinggi akan
berpengaruh jelek terhadap kemampulabaan perusahaan, karena ada

21

sebagian dana yang tidak produktif yang diinvestasikan dalam current assets,
akhirnya profitabilitas perusahaan tidak optimal.
Suatu perusahaan dikatakan likuid apabila perusahaan tersebut
mempunyai kekuatan membayar (berupa current asset) sedemikian besarnya
sehingga mampu memenuhi segala kewajiban jangka pendeknya yang
segera dipenuhi (berupa current liabilities).
Secara kasar dan bukanlah sebagai pedoman yang mutlak, dikatakan
bahwa perusahaan-perusahaan yang selain perusahaan kredit, current ratio
yang kurang dari 2 : 1 dianggap kurang baik. Namun tidak sedikit
perusahaan-perusahaan yang sehat mempunyai current ratio kurang dari 2 :
1. Hal ini tergantung pada pola cash flow dari perusahaan yang
bersangkutan. Rasio ini meliputi rasio-rasio sebagai berikut :
1. Rasio Lancar (Current ratio)
Current ratio adalah jumlah aktiva lancar dibagi jumlah utang lancar.
CurrentRatio=

Current assets
Current Liabillities

2. Rasio Cepat (Quick ratio)


Quick ratio adalah rasio antara jumlah aktiva lancar dikurangi
persediaan dengan jumlah utang lancar.
QuickRatio=

Current assetsinventory
Current Liabillities

22

3. Rasio Kas (Cash ratio)


Cash ratio adalah rasio antara kas ditambah marketable securities
dengan utang lancar.
CashRatio=

Cash+ Efek
X 100
Current Liabillities

Dari berbagai rasio tersebut tidak ada satu rasio pun yang dapat
memberikan informasi yang mencukupi untuk menilai kondisi keuangan dan
kinerja perusahaan. Hanya dengan menganalisis satu kelompok rasio baru
dapat dilakukan penilaian yang baik. Rasio-rasio yang telah dihitung tersebut,
yang hanya berdiri sendiri, kurang dapat memberikan arti khusus atau
gambaran yang jelas bagi analis jika belum dibandingakan dengan suatu
ukuran tertentu. Namun, rasio yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah Rasio Kas (Cash ratio) karena rasio kas merupakan rasio likuiditas
yang

bisa

menggambarkan

kemampuan

likuiditas

perusahaan

yang

sesungguhnya karena hanya memasukan kas dan efek saja, sedangkan


aktiva lancar yang lain tidak dimasukkan karena dianggap tidak likuid.

2. Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Likuiditas


Perputaran piutang dilakukan untuk mengukur aktivitas dari piutang.
Semakin tinggi tingkat perputaran piutang suatu perusahaan semakin baik
pengelolaan piutangnya. Tingkat perputaran piutang dapat ditingkatkan
dengan jalan memperketat kebijaksanaan penjualan kredit, misalnya dengan

23

memperpendek waktu pembayaran. Tetapi kebijaksanaan seperti ini sangat


sulit untuk diterapkan, karena dengan semakin ketatnya kebijaksanaan
penjualan kredit kemungkinan besar volume penjualan akan menurun,
sehingga hal tersebut bukannya membawa kebaikan bagi perusahaan
bahkan sebaliknya.
Bambang Riyanto (2001:91) mengemukakan bahwa tinggi rendahnya
receivable turnover mempunyai efek langsung terhadap besar kecilnya dana
yang diinvestasikan dalam piutang. Makin tinggi turnover, berarti makin cepat
perputarannya, yang berarti makin pendek waktu terikatnya dana dalam
piutang, sehingga untuk mempertahankan net credit sales tertentu, dengan
naiknya turnover, dibutuhkan jumlah dana lebih kecil untuk diinvestasikan
dalam piutang. Sehingga, dengan jumlah dana lebih kecil perusahaan masih
bisa menjaga likuiditasnya.
Menurut S. Munawir (2002:290) mengatakan piutang yang terlalu besar
dapat merugikan perusahaan, karena modal kerja yang tertanam pada
piutang

terlalu

besar

akan

mengakibatkan

berkurangnya

likuiditas

perusahaan.
2. Penelitian Terdahulu
a. Kimberly Johnson (2002)
Dikutip dari jurnal yang berjudul Cash Budget Planning For Liquidity
And Rentability (Stusdi kasus pada perusahaan Chase Business Resources
Center Broklyn, New York). Jenis ppenelitian yang digunakan adalah
deskriptif.Analisis yang dipergunakan adalah analisis neraca keuangan,

24

laporan rugi laba, anggaran operasional, analisa aliran kas (Cash Flow) dan
analisa kembali modal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam sebuah
bisnis

akan

selalu

memerlukan

perencanaan

keuangan

fiskal

atau

penghasilan dan membuat proyeksi keuangan untuk tahun yang akan


datang, untuk menjaga likuiditas dan untuk meningkatkan rentabilitas
perusahaan.

b.

Rahadi (2003)
Dikutip dari penelitian yang dilakukan dengan judul Penyusunan

Budget Kas Guna Menjaga Likuiditas dan Meningkatkan Rentabilitas (Studi


Kasus Pada KPRI. Serba Usaha Universitas Brawijaya Malang).Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang penyususnan budget kasa
guna menjaga likuiditas koperasi sekaligus guna meningkatkan tingkat
rentabilitas.Untuk metode

penelitian

yang

digunakan

adalah metode

penelitian deskriptif, sedangkan analisa yang digunakan adalah analisa


laporan keuangan dengan menggunakan metode least square. Dari hasil
penelitian dapat diketahui hasilnya bahwa penyusunan budget kas dan
efesiensi biaya dapat meningkatkan rentabilitas modal sendiri dari 11,4%
menjadi 20 % atau mengalami kenaikan sebesar 8,8 % antara tahun 2002
dengan proyeksi laporan keunagn tahun 2003.
c. Rina Triyogi (2205)

25

Dikutip dari penelitian yang dilakukan dengan judul Penggunaan


Budget Kasa Sebagai Saranan Untuk menjaga Likuiditas dan Meningkatkan
Rentabilitas perusahaan (Studi Kasus Pada PT. Pesona Remaja Malang .
Jenis penelitian adalah studi kasus dengan menggunakan metode penelitian
deskriptif .analisa yang digunakan adalah laporan keuagan perusahaan pada
periode 2001 sampai 2003, analisis rasio keungan perusahaan, arus masuk
dan arus keluar kas, kebijakan perusahaan dalam menentukan rencana
periodeke depan. Dari hasil penelitian dapat diketahui hasilnya bahwa
setelah disusun budget kas dan proyeksi laporan keuangan tahun 2004 maka
tingkat likuiditas perusahaan sudah cukup baik dan dapat terjaga, tingkat
rentabilitas mengalami kenaikan dan tingkat aktivitas masih kurang efisien.
d. Yank Ristina Ningrum (2007),
Dikutip dari penelitian yang dilakukan dengan judul Aplikasi
Manajemen Kredit Terhadap Peningkatan Rentabilitas PT. BPR. Hamindo
Natamakmur Pare Kediri , dalam penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan menggunakan data-data
kulaitatif. Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah Manajemen kredit
yang diterpakan oleh PT. BPR Hamindo Natamakmur tersebut Mampu dalam
meningkatkan Rentabilitas .
e. Khoirun Niswati (2008)
Dikutip dari penelitian yang dilakukan dengan judul Aplikasi
Manajemen Kredit pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Nusumma
Gondanglegi malang , dalam penelitian ini menggunakan anlisis data

26

kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah


aplikasi manejemen resiko kredit yang diterapkan di BPR Nusumma
Gondanglegi Malang meliputi prinsip pengelolaan risiko kredit yeng terdiri
dari, aspek hokum, manajemen social ekonomi, pemasaran, aspek teknis,
aspek jaminan, aspek, keuangan, menerpakan prosedur perkreditan yang
sehat, melakukan analisa resiko dalam paket kredit yang meliputi analisis 5C
(Character, Capacity, Capital, Condition, Collanetral); dan mitigasi resiko
kredit yang dilakukan dengan menerapkan agunan sebagai syarat wajib
dalam penyaluran kredit. Dengan aplikasi manajemen risiko kredit tersebut,
maka kredit bermasalah di BPR Nusumma Gondanglegi Malang semakin
berkurang tiap tahunnya yaitu tahun 2005 sebesar 12,4 %, 2006 sebesar
12,1 %, 2007 sebesar 11,3 %.

3. Kerangka Pikir
Untuk menggambarkan sasaran dan tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini, maka kerangka pikir dapat digambarkan sebagai berikut :

Skema : Kerangka Pikir


Pengelolaan

Kas

Likuiditas

27

B. Metode Penelitian
1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Semen Tonasa Kabupaten
Pangkep. Adapun jangka waktu penelitian ini kurang lebih 2 ( dua ) bulan
yaitu Mei sampai Juni 2014.
2. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan studi kasus, dan untuk memperoleh data
sebagai bahan dalam penyusunan penelitian ini maka digunakan metode
sebagai berikut :
f. Observasi, yaitu melakukan penelitian langsung terhadap obyek yang
menjadi sasaran penelitian.
g. Interview, yaitu penelitian yang dilakukan dengan wawancara langsung
dengan pimpinan dan staf karyawan pada perusahaan.
h. Penelitian Pustaka (Librariy research) yaitu penelitian yang bertujuan
untuk mendapatkan landasan teori, serta melalui buku-buku literature,
serta tulisan-tulisan ilmiah yang berhubungan dengan objek penelitian.

3. Jenis Dan Sumber Data

28

Adapun jenis data yang dipergunakan dalam penulisan proposal ini


bersumber dari :
a. Data kualitatif, adalah data yang

diperoleh berupa keterangan-

keterangan dalam penulisan ini mengenai suatu keadaan melalui


pernyataan atau kata-kata, tidak berbentuk nominal .
b. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai
dengan

bentuknya,

data

kuantitatif

dapat diolah

atau

dianalisis

menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika.


.Adapun sumber data yang dipergunakan dalam penulisan proposal ini
bersumber dari :
a. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi dan
wawancara langsung dengan pimpinan dan staf karyawan di PT. Semen
Tonasa Kabupaten Pangkep seperti laporan keuangan perusahaan.
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bahan tertulis yang ada
hubungannya

dengan

perusahaan

atau

melalui

literatur

yang

berhubungan dengan penulisan dan dibuat secara berkala.


4. Metode Analisis
Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Arus Kas ( Cash Flow )
Perusahaan membutuhkan kas untuk membiayai operasi perusahaan,
misalnya membeli barang dan jasa, membayar gaji karyawan,
membayar utang, dan membayar dividen kepada pemilik (distribusi).
Oleh karena itu kas perlu dikelola secara efektif untuk menjaga

29

kesehatan

perusahaan

tersebut.

Kas

sangat

penting

untuk

menggerakan usaha perusahaan. Manajemen kas yang efektif meliputi


pembuatan rencana yang baik untuk menjaga keseimbangan antara
risiko dan profitabilitas. Manajemen sering menghadapi dilema dalam
pengelolaan kas. Disatu sisi manajemen harus menghindari jumlah
kas yang terlalu kecil dalam perusahaan (likuiditas), agar dapat
meminimumkan risiko insolvensi (risk of insolvency), di sisi lain
manajemen dituntut melakukan investasi.
b. Rasio Likuiditas
Pada dasarnya likuiditas dapat dijadikan sebagai alat ukur bagi
perusahaan

untuk mengetahui

kemampuan

perusahaan

dalam

memenuhi kewajibannya.
Rasio yang sering digunakan dalam rasio likuiditas adalah
sebagai berikut:
1.

Rasio Lancar
Adapun rumus yang digunakan dalam rasio ini adalah:

2.

Rasio Cepat (Quick Ratio)


Adapun rumus yang
digunakan
Aktiva
Lancar dalam rasio ini adalah:
x100%
3.
Cash Ratio
Hutang Lancar
Adapun
rumus yang digunakan dalam rasio ini adalah:
Rasio Lancar=
Kas Efek Piutang
x100%
Hutang Lancar
4.
Operasional
Efek
Quick Defenisi
Ratio= Kas
100%
Secara umum Hutang
penelitian
ini xbertujuan
untuk melihat pengelolaan kas
Lancar
Cash Ratio=
dan likuiditas pada PT. Semen Tonasa Kabupaten Pangkep .Dalam penelitian

30

ini digunakan Rasio Likuiditas sehingga didefinisikan secara operasional agar


menjadi petunjuk dalam penelitian ini. Definisi operasional variabel sebagai
berikut :
1. Rasio Lancar (Current Ratio) adalah menunjukkan sejauh mana aktiva
lancar pada PT. Semen Tonasa Kabupaten Pangkep menutupi kewajibankewajiban lancarnya.
2. Rasio Cepat (Quick Ratio) adalah menunjukkan kemampuan aktiva
lancar PT. Semen Tonasa Kabupaten Pangkep yang paling likuid mampu
3.

menutupi hutang lancarnya.


Rasio Kas (Cash Ratio) adalah kemampuan PT. Semen Tonasa
Kabupaten Pangkep

membayar hutang yang segera harus dipenuhi

dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat
segera diuangkan.
5.

Sistematika Penulisan
Di dalam proses penelitian ini sistematika pembahasan yang

digunakan adalah sebagai berikut :


BAB I

: PENDAHULUAN
Bab Pendahuluan diuraikan mengenai latar belakang, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian.

BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini diuraikan tentang berbagai pustaka yang
mendukung penelitian, kerangka pikir dan hipotesis.

BAB III

: METODE PENELITIAN

31

Dalam bab ini diuraikan lokasi penelitian, metode pengumpulan


data, jenis dan sumber data, metode analisis data.
BAB IV

: GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN


Dalam bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan
pembahasan hasil penelitian.

BAB V

: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Dalam bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan
pembahasan hasil penelitian.

BAB VI

: KESIMPULAN DAN SARAN


Bab penutup berisi kesimpulan atas hasil dan saran-saran yang
diperlukan

DAFTAR PUSTAKA
6.

Alokasi Waktu (jadwal) Penlitian


Waktu Pelaksanaan

No

Jenis Kegiatan

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1

Persiapan
a Pengajuan judul
b Penyusunan proposal
c Seminar proposal
d Perbaikan proposal

32

Pelaksanaan
a Pengumpulan data
b Analisis data

Penyelesaiaan
a Seminar/ujian skripsi
b Perbaikan
seminar

hasil

c Pemasukan Skripsi
c.

Rencana Biaya Penelitian

Penelitian ini direncanakan menggunakan biaya sebagai berikut :


1 Biaya Persiapan ...................................................................

Rp

300.000,-

2 Biaya Pengumpulan Data ....................................................

Rp

500.000,-

3 Biaya Pengolahan dan Analisis Data ..................................

Rp

500.000,-

4 Biaya Penyusunan Laporan ................................................

Rp

500.000,-

Biaya Seminar Hasil ...........................................................

Rp

500.000,-

6 Biaya Perbaikan dan Penggandaan ....................................

Rp

500.000,-

Jumlah

Rp
2.800.000,-

DAFTAR PUSTAKA
Carter, WK. dan Usry, M.F. 2004.Akuntansi Biaya (terjemahan), Edisi
13.Jakarta : Salemba Empat.

33

Harahap, SofyanSyafri. 2008. Analisis Kritis Atas LaporanKeuangan. Edisi


Keempat. Jakarta : PT. Raya Grafindo Persada
H.Kusnadi. 2000.Akuntansi Keuangan Menengah(Intermediate), Prinsip,
Prosedur & Metode, Edisi Pertama, Brawijaya Malang.
Kieso, Donald E, Jerry J. Weygandt & Terry D. Warfield, 2001, Akuntansi
Intermediate, Jilid I, Jakarta, Erlangga
Kieso, Donald E, Jerry J Weygandt and Terry D Warfield. 2007. Intermediate
Accounting, twelfth edition. New Jersey : John Wiley & Sons.
Munawir. S. 2002. Analisis Laporan Keuangan.Edisi Keempat, Penerbit
BPFE, Yogyakarta.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan.Edisi
Keempat,

Penerbit

BPFE,

Yogyakarta.

Sartono,

Agus.

2001.

Manajemen Keuangan. Edisi Keempat, Penerbit BPFE, Yogyakarta.


Syamsuddin Lukman, Drs., M.A., (2001) Manajemen Keuangan Perusahaan,
PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Tunggal, Amin Widjaja, (1995),
Dasar-dasar ...
Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar Edisi 5. Jakarta: Salemba
Empat
Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Revisi. Jakarta: PT.
Salemba Empat.

34

Wild, John J, K.R. Subramanyam dan Robert F. Halsey. 2005. Analisis


Laporan Keuangan. Edisi Delapan. Terjemahan Yanivi S. Bachtiar dan
S. Nurwahyu Harahap. Jakarta: Salemba Empat.
Weygand, Jerry J, Kieso, Donakl, Paul, D. Kimmel. 2007. Pengantar
akuntansi Edisi 7.Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai