E1115094
BAB I
A. PENDAHULUAN
Kas dan surat berharga merupakan komponen yang berada dalam aktiva
lancar. Kedua komponen ini merupakan aktiva yang paling liquid bagi
perusahaan. Manager keuangan perlu mengelola kas dan surat berharga mengingat
kedua komponen aktiva memiliki nilai strategis dalam hal yang berkaitan dengan
operasional perusahaan. Setiap penerimaan dan pengelolaan kas harus dilakukan
secara baik. Artinya jangan sampai perusahaan kekurangan uang kas untuk
melakukan berbagai keperluan pengeluaran perusahaan. Penempatan dana
perusahaan dalam surat berharga juga penting guna mendukung aktiva usaha
sekaligus memperoleh penghasilan berupa bunga atau tujuan lainnya. Banyak
jenis surat berharga yang dapat dipilih dengan segala kelebihan dan
kekurangannya. Seorang manager keuangan harus mampu menempatkan dana
tersebut dengan pertimbangan yang tepat.
Disamping itu, kas dan surat berharga dibahas bersama-sama karena surat
berharga dapat secara cepat dialihkan menjadi uang tunai hanya dengan biaya
transaksi yang kecil saja, jadi surat berharga bisa dianggap sebagai suatu bentuk
kas pendukung. Istilah kas dalam pengertian yang luas, yaitu termasuk rekening
giro di bank, rekening pasar uang ataupun valuta asing.
Karena investasi berupa kas dan surat berharga merupakan aktiva dengan
resiko yang lebih kecil daripada investasi berupa barang atau proyek, maka hasil
pengembalian (return) yang diperoleh lebih kecil daripada hasil rata-rata
tertimbang dari semua aktiva yang ada di perusahaan.
B. PERMASALAHAN
Dalam membahas manajemen kas perlu dibedakan antara manajemen kas yang
sesungguhnya dan manajemen likuiditas. Perbedaan ini sering merupakan sumber
ketidakjelasan karena istilah kas dalam praktik sering digunakan untuk dua
pengertian yang berbeda. Antara lain :
BAB II
PEMBAHASAN
Dikarenakan aliran kas masuk dan aliran kas keluar ini akan terus menerus
terjadi sepanjang perusahaan beroperasi, maka pihak manajemen perlu
mengaturnya. Hal-hal yang perlu diatur misalnya agar jumlah yang masuk selalu
lebih besar daripada uang keluar. Dengan demikian, keseimbangan cash flow
perusahaan dapat terjamin.
Motif transaksi artinya uang kas digunakan untuk melakukan pembelian dan
pembayaran,seperti pembelian barang atau jasa, pembayaran gaji, upah utang, dan
pembayaran lainnya. Kas keluar dan kas masuk tidak selalu tersinkronisasi.Jika
kas keluar > kas masuk, perusahaan bisa menghadapi masalah likuiditas.
Motif spekulasi, artinya uang kas digunakan untuk mengambil keuntungan dari
kesempatan yang mungkin timbul diwaktu yang akan datang, seperti turunnya
harga bahan baku secara tiba-tiba akan menguntungkan perusahaan dan
diperkirakan kemungkinan akan meningkat dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Dalam hal ini perusahaan akan memiliki kesempatan untuk membeli dengan uang
kas yang dimilikinya, dan menjualnya pada saat harga naik.
1. Adanya penerimaan dari hasil penjualan barang dan jasa. Artinya perusahaan
melakukan penjualan barang, baik secara tunai maupun secara kredit. Bila
dilakukan secara tunai, maka otomatis langsung berpengaruh terhadap kas.
Akan tetapi jika dilakukan secara angsuran, maka perubahan ini akan terjadi
untuk beberapa saat kedepan. Perubahan tentunya akan menyebabkan uang
kas bertambah.
2. Adanya pembelian barang dan jasa, artinya perusahaan memnbeli sejumlah
barang, baik bahan baku, bahan tambahan, atau barang keperluan lainnya,
yang tentunya akan berakibat mengurangi jumlah uang kas.
3. Adanya pembayaran biaya-biaya operasional. Dalam hal ini perusahaan
mengeluarkan sejumlah biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan
Universitas Ichsan Gorontalo Halaman 5
Disusun Oleh: Dewanta Gracia Musa NIM : 2016
E1115094
Surat berharga adalah surat yang dijual dengan cepat tanpa mengalami
suatu kerugian. Ada dua alasan perusahaan untuk melakukan investasi dalam surat
berharga, yaitu pertama, sebagai pengganti kas, dalam hal ini perusahaan
mempertahankan suatu portofolio surat berharga untuk mengurangi saldo kas
yang terlalu besar untuk sementara dan akan menjualnya kembali jika arus kas
keluar melebihi arus kas masuk. Kedua, sebagai investasi sementara, biasanya
dilakukan untuk membelanjai kegiatan perusahaan yang bersifat musiman atau
untuk membelanjai kebutuhan yang telah direncanakan pada waktu yang akan
mendatang.
Berikut ini contoh jenis-jenis surat berharga yang diperjualbelikan di pasar uang,
antara lain :
2. Commercial Paper
Commercial Paper (CP) pada dasarnya merupakan promes yang tidak disertai
dengan jaminan (unsequred promissory notes), diterbitkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada investor dalam pasar uang.
Penerbit berjanji akan membayar sejumlah tertentu uang pada saat jatuh tempo.
Penerbit CP adalah perusahaan yang mempunyai kredibilitas tinggi.
Jangka waktu jatuh tempo CP ini berkisar mulai dari beberapa hari sampai 270
hari. Penjualan CP dilakukan umumnya dengan sistem diskonto, namun beberapa
diantaranya menggunakan bunga sebagaimana halnya dengan kredit.
BA adalah time draft (wesel berjangka) yang ditarik oleh seorang eksportir atau
importir atas suatu bank untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli
valuta asing. Apabila bank menyetujui wesel tersebut, bank akan menstempel
dengan kata ”accepted” di atas wesel tersebut dan memprosesnya. Dengan
demikian bank yang menerima dan memproses tersebut memiliki suatu janji atau
jaminan tak bersyarat untuk membayar sebesar nilai nominal aksep tersebut pada
saat jatuh tempo. Hal tersebut berarti bank yang bersangkutan menjamin eksportir
dan investor dalam pasar uang internasional dari kemungkinan adanya gagal bayar
(default). Jangka waktu akseptasi biasanya berkisar 30 sampai 270 hari, namun
5. Bill of Exchange
Bill of Exchange atau wesel adalah suatu perintah tertulis tak bersyarat yang
ditujukan oleh seseorang kepada pihak lainnya untuk membayar sejumlah uang
pada saat diperlihatkan atau pada tanggal tertentu kepada penarik atau order atau
pembawa.
Karena sifatnya yang likuid, artinya penjual boleh melakukan pembayaran lebih
awal sebelum wesel tersebut jatuh tempo dengan cara mendiskontokannya kepada
bank-bank atau lembaga-lembaga keuangan lainnya sebagai investasi jangka
pendek, maka instrumen ini sangat umum digunakan dalam perdagangan.
Repo adalah transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan perjanjian
bahwa penjual akan membeli kembali surat-surat berharga yang dijual; tersebut
pada tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu.
SBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek.
SBI sebagai instrumen kebijaksanaan operasi pasar terbuka, terutama untuk tujuan
kontraksi moneter. SBI yang ditebitkan dan diperdagangkan dengan sistem lelang,
pada dasarnya penggunaannya sama dengan penggunaan T-Bills di pasar uang
Amerika Serikat. Melalui penggunaan SBI tersebut, BI dapat secara tidak
langsung dapat mempengaruhi tingkat bunga di pasar uang dengan cara
mengumumkan Stop Out Rate (SOR).
SBPU sama halnya dengan SBI merupakan instrumen operasi pasar terbuka dalam
rangka ekspansi moneter oleh BI dengan menetapkan tingkat diskonto SBPU.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
******