Anda di halaman 1dari 5

STRUKTUR MODAL BILA ADA PAJAK

Pendekatan yang dibahas di atas dengan asumsi tidak ada pajak. Namun pada kenyataannya di
setiap Negara dapat dipastikan ada pajak. Menurut Modigliani dan Miller apabila ada pajak,
maka perubahan struktur modal menjadi relevan. Hal ini disebabkan karena bunga yang
dibayarkan berfungsi sebagai pengurang pajak atau sebagai tax deductible. Apabila ada dua
perusahaan yang menghasilkan laba operasi yang sama, yang satu perusahaan tidak
mengguankan hutang dan perusahaan satunya lagi menggunakan hutang, maka pajak
penghasilan yang dibayarkan tidak akan sama.

Perusahaan yang menggunakan hutang akan membayar pajak lebih kecil dibandingkan dengan
perusahaan yang tidak menggunakan hutang. Bagi perusahaan yang menggunakan hutang bisa
menghemat pajak, dan tentunya akan bisa menghasilkan kesejahteraan pemilik atau akan
meningkatkan nilai perusahaan.

Seperti pada contoh PT. ABADI dan PT.AGUNG di atas, bila ada pajak 30% maka:

PT. ABADI PT. AGUNG


EBIT 25 juta 25 juta
Bunga 0 10
Laba untuk pemegang saham 25 juta 15 juta
Pajak 30% 7,5 juta 4,5 juta
EAT 17,5 juta 10,5 juta

dari contoh di atas terlihat bahwa PT. AGUNG yang menggunakan hutang membayar pajak lebih
rendah disbanding dengan PT.ABADI yang tidak menggunakan hutang. Perbedaan pajak yang
dibayarkan sebesar Rp. 3 juta tersebut disebabkan bunga yang dibayarkan sebagai pengurang
pajak, yakni sebesar 30% x Rp. 10 juta. Berarti perusahaan yang menggunakan hutang akan
memperoleh penghematan pajak. Penghematan pajak ini tentunya mendatangkan manfaat bagi
perusahaan. Bila asumsi hutangnya permanen, maka setiap tahun akan memperoleh penghematan
pajak sebesar Rp. 3 juta selamanya. Dengan demikian penghematan pajak yang diperoleh oleh
perusahaan bisa dihitung dengan cara menghitung present value dari penghematan pajak sebagai
berikut:

PV penghematan pajak = Z Rp. 3 juta

(1+r)2

r adalah tingkat bunga yang relevan, atau bisa menggunakan biaya modal dan hutang. Karena
penghematan pajak diterima selamatnya, maka t = tak terhingga , maka PV penghematan
pajak dapat dihitung dengan formulasi:

PV penghematan pajak =
Karena perusahaan yang menggunakan hutang mendaptkan manfaat berupa penghematan pajak,
maka MM berpendapat bahwa nilai perusahaan yang menggunakan hutang lebih besar dibanding
dengan nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang. Adapun selisihnya adalah sebesar PV
penghematan pajak tersebut. Oleh karena itu nilai perusahaan yang menggunakan hutang (V)
bisa diformulasikan sebagai berikut:

kjajl

V adalah nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang.

Misalnya biaya modal sendiri PT.ABADI yang tidak menggunakan hutang (K) sebesar 20% dan
biaya hutang (K) sebesar 16%, maka nilai PT.ABADI bisa dihitung sebagai berikut:

Vu = Rp. 17,5 juta / 0,20

= Rp. 87,5 juta

PV penghematan pajak = Rp. 3 juta / 0,16

= Rp. 18,75 juta

Dari perhitungan tersebut, nilai PT.AGUNG yang menggunakan hutang dapat dihitung

Vt = Rp. 87,5 juta + Rp. 18,75juta

= Rp. 106, 25 juta

Apabila dihitung biaya modal masing-masing perusahaan akan Nampak sebagai berikut:

PT. PT.
ABADI AGUNG
EBIT 25 juta 25 juta
Bunga 0 10 juta
Laba untuk pemegang saham 25juta 15 juta
Pajak 30% 7,5juta 4,5 juta
EAT 17,5juta 10,5 juta
Biaya hutang 0 0,16
Nilai hutang 0 62,5 juta
Biaya modal sendiri 0,2 0,24
Nilai modal sendiri 87,5juta 43,75
Nilai perusahaan 87,5juta
Biaya modal perusahaan 0,2
Bagi PT. ABADI laba yang diperoleh untuk pemegang saham sebesar Rp. 17,5 juta dengan biaya
modal sendiri sebesar 0,20, sehingga nilai modal sendiri adalah = Rp. 17,5 juta/0,20 = 87,5 juta.
Karena hanya menggunakan modal sendiri mmaka nilai perusahaannya juga Rp. 87,5 juta.

Sedangkan untuk PT. AGUNG bunga yang dibayarkan adalah sebesar Rp. 10 juta dengan biaya
hutang sebesar 0,16. Berarti nilai hutangnya sebesar Rp. 10 juta /0,16 = Rp. 62,5 juta.

Nilai PT.AGUNG yang menggunakan hutang seperti pada perhitungan di atas diperoleh Vt =
106,25 juta, dengan demikian nilai modal sendiri = 106,25 juta – 62,5 juta = Rp.43,75 juta, oleh
karena itu biaya modal sendirinya adalah = 10,5 juta /43,75 juta = 0,24

Untuk menghitung biaya modal perusahaan dapat digunakan rumusan

(a) Ko = EBIT (1-t) /V. Dengan demikian besarnya baiaya modal perusahaan:
Ko = 25 juta (1-0,3)/106,25 = 16,47% atau
(b) Ko = Ko (S/V) + Kd (1-t)(B/V)
Ko = 0,24 (43,75/106,25) + 0,16 (t-0,3) (62,5/106,25)
= 16,47%

Biaya hutang (Kd) perlu disesuaikan dengan pajak yakni Kd (1-t), karena bunga
berfungsi sebagai pengurang pajak, sehingga bunga yang diperhitungkan setelah pajak
adalah sebesar Rp. 10 juta (1 – 0,3) = Rp. 7 juta. Dengan demikian biaya bunga setelah
pajak atau cost of debt after tax sebesar Rp. 7 juta / Rp. 62,5 juta = 11,2%. Perhitungan
ini sama dengan Kp ( 1 –t) = 16% (1-0,3) = 11,2%.

SOAL DAN PENYELESAIAN


SOAL SATU
Perushaaan TRAKINDO diperkirankan akan mendapatkan laba operasi (EBIT)
sebesar Rp. 50.000.000. Perusahaan mempunyai aktiva sebesar Rp. 500.000.000 dengan
beberapa alternative struktur modal sebagai berikut:

Hutang Bunga Retur diharapkan


100.000.00
0 10% 15%
200.000.00
0 11% 16%
300.000.00
0 12% 17%

Dari data tersebut di atas:


a. Hitunglah niali pasar perusahaan dan biaya modal masing-masing struktur modal
b. Tentukan struktur modal yang optimal

Jawab:
a. Menghitung besarnya nilai perusahaan

Hutang Hutang Hutang


Keterangan
Rp. 100.000 Rp. 200.000 Rp. 300.000
Laba Operasi 50.000 50.000 50.000
Bunga 10,000 22.000 36.000
Laba untuk pemilik 40.000 28.000 14.000
Biaya modal sendiri 0,15 0,16 0,17
266.666,666
Nilai pasar MS 7 175.000 82.352,94
Biaya hutang 0,1 0,11 0,12
Nilai pasar hutang 100.000 200.000 300.000
366.666,666
Nilai perusahaan 7 375.000 382.352,9
Biaya modal perusahaan 13,64% 13,33% 13,08%

b. Dari perhitungan tersebut di atas ternyata struktur modal yang optimal adalah yang
menggunakan hutang Rp. 300.000.000 karena menghasilkan nilai perusahaan paling
besar dan biaya modal paling kecil.

SOAL DUA
Ada dua perusahaan yang identic, PT.SHAFA menggunakan hutang, sedangkan PT.
MARWA tidak menggunakan hutang. Berikut ini adalah taksiran laba dari kedua perusahaan
tersebut.

PT. MARWA PT. SHAFA


EBIT 50 50
Bunga 0 18
Laba untuk pemegang saham 50 32
Pajak 25% 12,5 8
EAT 37,5 24
PT. Marwa yang tidak menggunakan hutang dan mempunyai kapitalisasi modal sendiri
sebesar 20%. Dan biaya hutang 18%.
Diminta:
Menghitung nilai pasar masing-masing perusahaan berikut biaya modalnya

Jawab:
Nilai pasar PT. MARWA adalah
Vu = Rp. 37,5 juta/0,20
= Rp. 187,5 juta
PV penghematan pajak = Rp. 4,5 juta/0,18
= Rp. 25 juta
Nilai perusahaan PT. SHAFA adalah
Vt = Rp. 187,5 juta + Rp. 25 juta
= Rp. 212,5 juta

Biaya modal kedua perusahaan tersebut adalah:

PT. MARWA PT. SHAFA


EBIT 50 50
Bunga 0 18
Laba untuk pemegang saham 50 32
Pajak 25% 12,5 8
EAT 37,5 24
Biaya hutang 0 0,18
Nilai hutang 0 100
Biaya modal sendiri 0,2 0,2133333
Nilai modal sendiri 187,5 112,5
Nilai perusahaan 187,5 212,5
Biaya modal perusahaan 0,2 0,1765

Anda mungkin juga menyukai