dan Psikografi
(Materi 4)
Disusun Oleh:
Kita mengetahui dengan baik bahwa setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda,
tapi tidak semua orang mengetahui pengertian kepribadian dengan benar. Kalangan umum
berpendapat bahwa seseorang dikatakan “berkepribadian” apabila orang tadi memiliki sifat-sifat
yang baik seperti peramah, bermuka manis, simpatik, harmonis dan sifat-sifat baik lainnya
sebaliknya seseorang yang mempunyai sifat-sifat yang tidak baik dikatakan “tidak
berkepribadian”. Pendapat ini memiliki kelemahan yaitu kita hanya memahami kepribadian
seseorang dengan memperhatikan apa yang tampak secara lahiriah saja. Padahal kepribadian
memiliki pengertian yang luas, kepribadian bukan hanya mencakup sifat-sifat yang positif, sifat-
sifat yang menarik ataupun segala sesuatu yang nampak secara lahiriah, tetapi juga meliputi
dinamika individu tersebut. Berikut definisi kepribadian yang digunakan oleh psikolog modern,
yaitu:
Kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari sistem psikofisis individu yang menentukan
penyesuaian dirinya terhadap lingkungannya secara unik.
Suatu argumen dini dalam riset kepribadian adalah apakah kepribadian seorang individu
merupakan hasil keturunan ataukah lingkungan. Apakah kepribadian ditentukan sebelumnya
pada saat kelahiran, ataukah itu akibat dari interaksi individu itu dengan lingkungannya?
Kepribadian tampaknya merupakan hasil dari kedua pengaruh itu. Tambahan pula, dewasa ini
kita mengenali suatu faktor ketiga yaitu situasi. Jadi, kepribadian seorang dewasa umumnya
sekarang dianggap terbuat dari baik faktor keturunan maupun lingkungan, yang diperlunak oleh
faktor situasi.
Keturunan. Keturunan merujuk ke faktor-faktor yang ditentukan pada saat pembuahan. Sosok
fisik, daya tark wajah, kelamin, tempramen, komposisi otot dan reflek, tingkat energi dan ritme
hayati merupakan karakteristik-karakteristik yang dianggap sebagai atau sama sekali atau
sebagian besar dipengaruhi oleh kedua orang tua. Pendekatan keturunan berargumen bahwa
penjelasan paling akhir dari kepribadian seseorang individu adalah struktur molekul dari gen-
gen, yang terletak dalam kromosom.
Tiga aliran riset yang berlainan menyumbang suatu kredibilitas pada argumen bahwa keturunan
memainkan suatu bagian yang penting dalam menentukan kepribadian seseorang individu.
Situasi. Situasi mempengaruhi efek keturunan dan lingkungan pada kepribadian. Kepribadian
seorang individu, sementara umumnya mantap dan konsisten, memang berubah dalam situasi
yang berbeda. Tuntutan yang berbeda dari situasi yang berlainan memunculkan aspek-aspek
yang berlainan dari kepribadian seseorang oleh karena itu hendaknya kita tidak melihat pola
kepribadian dalam keterpencilan.
Dalam batasan kepribadian yang dikemukakan diatas ada empat hal yang perlu diuraikan, yakni:
1. Dinamis, ini berarti bahwa kepribadian itu selalu berubah. Perubahan ini digerakkan oleh
tenaga-tenaga dari dalam diri individu yang bersangkutan, akan tetapi perubahan tersebut
tetap berada dalam batas-batas bentuk polanya.
2. Organisasi sistem, ini mengandung pengertian bahwa kepribadian itu merupakan suatu
keseluruhan yang bulat.
3. Psikofisis, ini berarti kepribadian tidak hanya bersifat fisik dan juga tidak hanya bersifat
psikis tetapi merupakan gabungan dari kedua sifat tersebut.
4. Unik, ini berarti kepribadian antara individu yang satu dengan yang lain tidak ada yang
sama.
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa banyak yang memiliki pemahaman yang
salah tentang pengertian kepribadian. Banyak yang menganggap kepribadian dan diri pribadi itu
sama artinya padahal sebetulnya tidak demikian. Kepribadian memiliki banyak segi dan salah
satunya yaitu self atau diri pribadi atau citra pribadi.
Mungkin saja konsep diri aktual individu tersebut (bagaimana dia memandang dirinya) berbeda
dengan konsep diri idealnyay (bagaimana ia menganggap orang lain memandang dirinya) konsep
diri mana yang berusaha dipuaskannya dlaam memilih sebuah merek rokok? Karena sulitnya
menjawab pertanyaan ini, teori konsep diri memiliki catatan keberhasilan yang beragam dalam
meramalkan tanggapan konsumen terhadap citra merek.
Agar lebih jelas lagi kami akan mencoba menguraikan segi-segi kepribadian tersebut satu persatu
yakni:
1. Self
Secara singkat dapat dirumuskan sebagai taksiran perkiraan dan perasaan seseorang
mengenai siapa dia? Apa dia? Dan dimana dia berada?
2. Personality Traits
Kecenderungan-kecenderungan umum kita yang beraneka ragam untuk mengevaluasi
situasi-situasi dengan cara-cara tertentu dan kemudian bertindak dengan hasil evaluasi
tersebut.
3. Kecerdasan
Kesiagaan abilitas belajar, kecepatan melihat hubungan-hubungan, kesanggupan
memutuskan sesuatu dengan cepat dan tepat dan kemudian kesanggupan menghimpun
data dan inferensi-inferensi untuk kemudian menarik suatu kesimpulan.
4. Appearance and Impressions
Kedua hal ini merupakan bagian yang cukup penting dari kepribadian, walaupun ada
perbedaan pendapat tentan appearance yang bagaimanakah yang dapat menimbulkan
impressions yang menyenangkan, tetapi semua sependapat bahwa kedua hal ini
merupakan satu aspek kepribadian
5. Kesehatan
Kesehatan yang dimiliki individu tersebut, baik secara lahiriah maupun batiniah yang
mendukung pengambilan keputusan
6. Tinggi, berat dan bentuk badan
Ketiga faktor ini sangat berhubungan erat dengan appearance dan impressions walaupun
sering pula bahwa dua orang yang memiliki tinggi, berat dan bentuk badan yang serupa
tapi appearancenya berlainan dan karenanya meninmbulkan impressions yang berlainan
juga
7. Sikap terhadap orang lain
Beberapa sikap kita terhadap orang lain seringkali mencerminkan bagaimana sikap kita
terhadap diri kita sendiri, akan tetapi ada hal yang harus diingat bahwa kepribadian
mencakup seluruh sikap yang ada pada diri seseorang
8. Knowledge
Pengetahuan yang kita miliki merupakan unsur dari kepribadian kita, semakkin tinggi
tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang maka akan semakin mantap serta lebih
berhati-hati dalam menentukan keputusan
9. Skills
Kecakapan seseorang sangat mempengaruhi bagaimana pandangan orang lain terhadap
diri kita, bahkan turut mempengaruhi pandangan kita terhadap diri kita sendiri
10. Nilai
Sering disebut juga dengan nama “karakter”, ini merupakan segi kepribadian yang sangat
mempengaruhi karena menyangkut soal-soal baik dan tidak baik, etika dan moral
11. Emotional tone and control
Emotional tone merupakan suatu segi dari kepribadian, sering disebut juga “tempramen”
yaitu istilah yang dipergunakan waktu melukiskan nada emosi yang tejadi pada diri
seseorang
12. Peranan
Peranan mempunyai pengaruh yang penting antar kepribadian kita
Berdasarkan uraian tentang segi-segi kepribadian yang dikemukakan diatas maka kami dapat
menyimpulkan bahwa variabel kepribadian bersifat lebih dalam dari gaya hidup. Dalam
kaitannya dengan perilaku konsumen, memahami karakteristik kepribadian konsumen akan
sangat bernilai bagi pemasar, bila seorang pemasar mengetahui perilaku konsumen yang bersifat
lebih permanen maka dia dapat menjadikan hal tersebut menjadi peluang bisnis, karena
karakteristik kepribadian dapat dijadikan dasar untuk memposisikan produknya di pasar, asalkan
jenis kepribadian tersebut dapat diklasifikasikan dengan akurat dan terdapat korelasi yang kuat
antara jenis kepribadian tertentu dengan pilihan produk atau merek.
KARAKTERISTIK PRIBADI YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Keputusan membeli dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup,
pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli semasa hidupnya. Selera akan makanan,
pakaian, perabot dan rekreasi seringkali berhubugan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh
tahap daur hidup keluarga tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan
kedewasaannya. Pemasar seringkali menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap dan daur
hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap.
Tahap-tahap daur hidup keluarga tradisional meliputi bujangan dan pasangan muda dengan anak.
Akan tetapi dewasa ini pemasar semakin banyak melayani tahap alternatif non-tradisional yang
jumlahnya bertambah, seperti pasangan yang tidak menikah, pasangan yang menikah di
kemudian hari, pasangan tanpa anak, orang tua tunggal, orang tua dengan anak dewasa yang
pulang lagi ke rumah, dan lain-lain.
Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pekerja kasar cenderung
membeli lebih banyak pakaian untuk bekerja, sedangkan pekerja kantor membeli lebih banyak
jas dan dasi. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat diatas
rata-rata akan produk dan jasa mereka. Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi
dalam memasarkan produk menurut kelompok pekerjaan tertentu. Jadi, perusahaan perangkat
lunak komputer akan merancang produk berbeda untuk manajer merek, akuntan, insinyur,
pengacara dan dokter.
Situasi Ekonomi
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk. Jenifer Flores dapat
mempertimbangkan membeli Nikon yang mahal bila dia mempunyai cukup pendapatan untuk
dibelanjakan, tabungan atau kemampuan meminjam
Kepribadian
Setiap individu memiliki karakteristik sendiri yang unik. Kumpulan karakteristik perilaku
yang dimiliki oleh individu dan bersifat permanen biasa disebut kepribadian.
Secara lebih jelas, kepribadian adalah sebagai pola perilaku yang konsisten dan bertahan lama.
Oleh karena itu, variabel kepribadian bersifat lebih dalam daripada gaya hidup.
Memahami karakteristik kepribadian konsumen akan sangat bernilai bagi pemasar. Mengetahui
perilaku konsumen yang bersifat lebih permanen (misalnya wanita selalu berusaha menghindari
makanan yang mengandung kadar gula tinggi walaupun sebenarnya suka dengan rasa manis),
pemasar dapat menggunakan perilaku seperti itu dengan menawarkan makanan dengan kadar
gula yang rendah tetapi dengan rasa yang manis.
Karakteristik kepribadian bisa juga dijadikan dasar untuk memposisikan produk di pasar.
Perusahaan dapat memposisikan produknya yang mengutamakan diet karena memang timbul
dari keinginan dari dalam diri sendiri.
TEORI-TEORI KEPRIBADIAN
Teori Psychoanalitis
Teori ini menunjukkan bahwa perilaku manusia ini dikuasai oleh personalitasnya atau
kepribadiannya. Pelopor dari teori ini adalah Sigmund Freud yang telah menunjukkan betapa
besar sumbangan karyanya pada bidang psikologi, termasuk konsepsinya mengenai suatu tingkat
ketidaksadaran dari kegiatan mental. Ia juga menandaskan bahwa hampir semua kegiatan mental
adalah tidak dapat diketahui dan tidak bisa didekati secara mudah bagi setiap individu, namun
kegiatan tertentu dari mental ini dapat mempengaruhi perilaku manusia.
Freud menganalisa mimpi sebagai studi dari ketidaksadaran tersebut. Dia mengatakan
bahwa mimpi itu adalah suatu bentuk pengharapan yang menyenangkan yang kemudian
memberikan akssses bagi seseorang terhadap kegiatan ketidaksadarannya. Konsepsi Freud
tentang sikap dan pentingnya tingkat ketidaksadaran dari kegiatan mental, membentuk dan
menjadi sadar dari pendekatan psikoanalitis ini.
Teori ini sebenarnya bercermin atas adanya suatu opandangan konflik dan perilaku
manusia ini. Konseopsi tentang adanya manusia menurut kepercayaan orang Barat secaraajeg
bermula dari adanya konflik di dalam tubuh manusia itu sendiri. Kepercayaan ini secara
tradisional ada dalam alam pemikiran primitif yang terpatri dalam perjuangan antara baik dan
buruk.
Pandangan primitif tentang konflik itu akan tetap ada dalam banyak bagian di dunia ini.
Ia tidak hanya ada di Timur dan di negara kurang maju, melainkan iapun ada di Barat di dalam
susunan masyarakat yang supermodern. Memang secara jelas sekali, bahwa model baik buruk,
yang berasal dari pandangan primitif ini tida bisa disubstansikan pada metodologi ilmilah. Ia
berasal dan berlandaskan pada pemikiran magis dan supernatural, yang ada di luar realita ilmu.
Namun, suatu penjelasan yang lebih berat berarti komprehensif dan sistematis mengenai
konflik tersebut, adalah penjelasan yang dikembangkan dan dikenal dengan Teori Sigmund
Freud. Buah pikiran, ide-ide Freudian dapat disimpulkan kedalam suatu kerangka yang dikenal
dengan kerangka kerja psikoanalitis.
Teori Psikoanalitis ini menekankan pada sifat-sifat kepribadian yang tidak disadari
sebagai hasil dari konflik masa kanak-kanak. Konflik itu diturunkan menjadi tiga komponen
kepribadian yang terdiri atas:
a. Id (libido)
Id mengendalikan kebutuhan dan kepentingan individu yang paling dasar seperti rasa
lapar, haus, seks dan pertahanan diri. Id adalah sumber kekuatan yang dibawa sejak lahir yang
mengendalikan perilaku dan merupakan subsistem dari kepribadian. Id adalah penampungan dan
sumber dari semua kekuatan jiwa yang menyebabkan berfungsinya suatu sistem. Sumber
kekuatan itu bekerja hanya dengan satu prinsip yaitu mengarahkan perilaku untuk mencapai
kkesenangan dan menghindari penderitaan. Id secara keseluruhan tidak disadari. Id ini seringkali
dilukiskan sebagai kawah mendidih yang berisi pengharapan dan keinginan-keinginan yang
memerlukan pemuasan secepatnya. Di dalam rangka mencari pemuasan dari keinginan-
keinginannya Id tidak terbelenggu oleh faktor-faktor pembatas seperti etik, moral, alasan atau
logika. Oleh karenanya tidaklah heran jika terdapat dua hal yang bertentangan terjadi bersama-
sama dalam satu Id. Contoh, keinginan untuk menghargai pimpinan dan keinginan untuk
mencacinya bisa saja terjadi dan dilakukan oleh seorang karyawan secara simultan pada saat
tertentu.
Id secara tetap merupakan suatu upaya untuk mendapatkan penghargaan, pemuasan dan
kesenangan. Upaya ini secara pokok diwujudkan lewat libido dan agresi. Libido mengarah pada
hubungannya dengan seksual dan kesenangan-kesenangan, tetapi juga kehangatan, makanan,
comfortable. Agresi mendorong Id ke arah kerusakan, termasuk diantaranya keinginan perang,
berkelahi, berkuasa dan semua tindakan-tindakan yang bersifat merusak.
b. Ego
Kalau Id dimuka adalah diterangkan sebagai sumber dari ketidaksadaran manusia, maka ego
menunjukkan sebaliknya, yaitu sumber rasa sadar. Ia mewakili logika dan yang dihubungkan
dengan prinsip-prinsip realitas. Ego merupakan sub sistem yang berfungsi ganda yakni melayani
dan sekaligus mengendalikan dua sistem yang lainnya dengan cara interaksi dengan dunia luar
atau lingkungan luar. Ego mengembangkan kepentingan Id dengan menghubungkan ke dunia
luar untuk mendapatkan pemuasan-pemuasan keinginannya. Dengan kata lain ego bertindak
sebagai perantara Id. Tujuan ego adalah untuk melindungi kehidupan ini dengan cara menafsiri
dan menggali apa yang terjadi dalam lingkungan luar, sehingga ego menjadi sadar tentang apa
yang terjadi di dunia dan apa yang dialaminya. Ia dapat mengembangkan suatu fasilitas untuk
menimbang dan belajar guna menyesuaikan dan bertindak sesuai dengan lingkungannya. Ego
akan bereaksi terhadap keinginan-keinginan Id dengan mempertimbangkan terlebih dahulu
apakah keinginan itu dapat memuaskan atau tidak. Jika keputusannya “ya” ego kemudian
berusaha untuk mendapatkan alat untuk mendapatkan keinginan Id tersebut. Jika jawabannya
“tidak” maka ego menekan keinginan-keinginan tersebut atau mengarahkan ke tempat yang lebih
aman atau ke daerah yang lebih memungkinkan tercapainya realitas.
Dengan demikian ego mencoba untuk menafsiri kenyataan di dunia ini untuk kebutuhan
Id dengan mempergunakan cara-cara yang intelek dan penalaran. Namun pada gilirannya, situasi
konflik antara Id dan ego tidak dapat dihindari. Karena di satu pihak Id menuntut dipenuhi
kesenangan dengan cepat, tetapi di pihak lain ego berusaha menekan, menolak atau menundanya
dengan mencarikan waktu dan tempat yang lebih sesuai untuk memenuhi kesenangan tersebut.
Agar supaya ego dapat mengatasi konfllik dengan Id, maka ia banyak mendapat bantuan dari
superego.
c. Superego
Superego adalah tali kekang untuk Id, sehingga superego menjadi penekan gejolak-gejolak nafsu
yang ada pada manusia. Superego tidak mengatur Id, tetapi superego sebagai pengekang dengan
memberikan hukuman pada perilaku yang tidak dapat diterima dengan menciptakan perasaan
bersalah. Seperti halnya Id, superego bekerja tanpa disadari dan sering menekann perilaku yang
didasarkan pada Id. Oleh karena itu, superego adalah sesuatu yang ideal yang ada pada manusia.
Superego menjadi motivasi untuk bertindak secara bermoral.
Superego sebenarnya adalah kekuatan moral dari personalitas. Ia adalah sumber norma
atau standar yang tidak sadar yang menilai dari semua aktivitas ego. Superego menetapkan suatu
norma yang memugkinkan ego memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah. Ia juga dapat
bertindak sebagai mediator terhadap hukuman dari penyimpangan-penyimpangan norma.
Superego berkembang dari interaksinya ego dengan masyarakat.
Seseorang tidaklah sadar akan caegra kerja superego. Kesadaran dalam superego
dikembangkan lewat penyerapan dari nilai-nilai kultural dan moral dalam masyarakat.
Sebenarnya, orang tua merupakan salah satu faktor yang amat penting di dalam pengembangan
superego dari anak-anak. Setelah anak-anak mampu melewati Oedipus Kompleks (cinta terhadap
orang tua), maka mereka kemudian secara sadar tidak sadar akan mengidentifikasikan sesuatu itu
dengan moral dan nilai orang tuanya.
ID EGO SUPEREGO
DASAR DICAPAI Biologi Psikologi Sosial
LEWAT TUJUAN Pewarisan Pengalaman Sosialisasi
Kesenangan Kenyataan Kesempurnaan
FUNGSI Menginginkan hasil Menginginkan Menginginkan
perlindungan penekanan
KUALITAS DARI Ketidaksadaran Kesadaran Ketidaksadaran
KEHIDUPAN
MENTAL
PROSES Pertama: Kedua: Pengamatan
Perbuatan reflek Persepsi Evaluasi
Halusinasi Memori Sangsi
Berpikir
menilai
Penelitian Motivasional
Menurut teori psikoanalitis sangat dimungkinkan konsumen membeli suatu merek produk
dengan motif yang tidak disadari. Namun demikian, motif yang tidak disadari itu akan dijelaskan
dengan perspektif perilaku pembelian. Oleh karena itu, penelitian mengenai hal itu diketahui
sebagai peneliatian motivasional. Penelitian motivasional mengambil pendekatan yang bukan
empiris untuk mengevaluasi kepribadian konsumen, dan mereka merasa lebih baik dengan
mengetahui motif pembelian yang mendalam bagi sebagian kecil konsumen.
Ada dua pendekatan yang bisa dilakukan untuk mengetahui kedalaman motif pembelian
konsumen:
PROJECTIVE TECHNIQUE, adalah teknik lain untuk mengungkapkan hal-hal yang sulit
diekspresikan melalui perntanyaan-pertanyaan dalam wawancara terstruktur. Konsumen tidak
diberikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan perilaku pembelian mereka.
Teori Sosial
Dari perspektif teori sosial, kepribadian dijelaskan dengan pola perilaku yang konsisten
yang memperlihatkan hubungan orang-orang dengan situasi sosial. Dalam pandangan teori
sosial, setiap orang berperilaku sesuai dengan tuntutan sosial.ketika dalam suatu masyarakat
terdapat dogma-dogma yang kuat sehingga mengungkung anggota masyarakatnya, maka
tindakan perilaku seseorang akan diarahkan oleseh dogma-dogma itu.
Penelitian teori sosial yang berhubugnan dengan pemasaran telah dikembangkan oleh Cohen
dalam Assael (1992) dengan skala compliancel aggresiveness/detachement (CAD). Pada
prinsipnya model CAD ini ingin melihat kategori produk apa saja yang bisa dipakai sebagai
pemenuhan (compliance), sifat-sifat agresif, dan perilaku yang bebas dari pengaruh
(detachment). Cohen mengemukakan bahwa sabut toilet, pencuci mulut adalah kategori produk
untuk pemenuhan sedangkan sejenis cologne dan lotion adalah merepresentasikan agresivitas.
Sementara itu, jenis-jenis minuman merupakan kategori produk yang mewakili sifat yagn tidak
terpengaruh. Implikasi hasil penelitian adalah bahwa iklan untuk sabun toilet, produk pencuci
mulut sebagai cara untuk memperoleh persetujuan sosial. Misalnya, pesan dalam iklan pencuci
mulut berupa “memudahkan pergaulan anda” artinya jika konsumen ingin diterima dalam
pergaulan sosial maka mulut anda tidak boleh bau karena orang lain akan menjauhi anda.
Sedangkan iklan untuk cologne, lotion sebagai cara orang untuk penaklukan sosial. Materi iklan
produk-produk tersebut harus menunjukkan bahwa dengan memakai produk-produk itu secara
sosial anda mempunyai kelas tersendiri. Sementara itu, iklan-iklan untuk minuman seperti teh
menggunakan tema-tema yang tidak berhubungan dengan sosial.
Yang berkaitan dengan kepribadian adalah konsep diri (citra pribadi) seseorang. Dalam
pandangan teori konsep diri manusia mempunyai pandangan dan persepsi atas dirinya sendiri.
Dengan demikian, setiap individu berfungsi sebagai subjek dan objek persepsi. Konsep diri yang
dimiliki oleh seorang individu adalah berupa penilaian-penilaian terhadap dirinya sendiri.
Selanjutnya individu (konsumen) menilai bagaimana diri mereka memandang mereka sendiri.
Konsep diri yang ada pada konsumen bisa berhubungan dengan sifat-sifat seperti bahagia,
keberuntungan, modern, praktis, energetis, serius, pengendalian diri, kesuksesan, sensitif dan
agresif/
Misalnya jika konsumen merasa dirinya sebagai orang yang modern dan merasa sukses,
maka tindakan-tindakannya baik dalam perilaku sosial maupun dalam perilaku pembeliannya
diusahakan untuk mencapai konsep diri yang dimilikinya (modern dan kesuksesan). Perilaku
pembeliannya akan diarahkan untuk pencapaian konsep dirinya itu dengan membeli mobil
mewah untuk menunjukkan kesuksesan, dan pergi ke diskotik untuk menunjukkan pergaulan
modernnya.
KEPRIBADIAN MERK
PERSONIFIKASI MERK
Beberapa pemasar merasa bermanfaat jika mereka menciptakan personifikasi merk, yakni
mereka berusaha menuangkan kembali persepsi konsumen mengenai sifat-sifat produk atau jasa.
Sebagai contoh, dalam riset kelompok fokus, merk ciaran pencuci piring yang terkenal telah
disamakan dengan “tuan yang banyak tuntutannya” atau “orang yang berenergi tinggi” Banyak
konsumen yang menyatakan perasaan diri mereka mengenai produk atau merk menurut
kepribadian yang mereka kenal. Mengenali hubungan kepribadian merk konsumen sekarang ini
atau menciptakan hubungan kepribadian untuk produk baru merupakan tugas pemasaran yang
penting.
Sebagai contoh, Mr.Coffee merk alat pembuat kopi yang populer yangmenetes secara
otomatis juga menggambarkan hubungan konsumen-merk. Dalam hal ini, penemuan yang tidak
diduga dari riset kelompok fokus adalah pengamatan bahwa para konsumen menyebut Mr.
Coffee seolah-olah produk tersebut adalah seseorang (misalnya, “ia membuat kopi yang enak”
“ia mempunyai model dan harga yang berbeda”). Pemasar memutuskan untuk mempelajari
kemungkinan untuk menciptakan personifikasi merk. Riset konsumen yang pertama
menunjukkan bahwa Mr. Coffee dipandang “dapat diandalkan” “bersahabat” dan “hebat.”
Kepribadian produk atau pesona sering melengkapi produk atau merk dengan gender. Sebagai
contoh, produk pomade diberi kepribadian maskulin, dan parfum dipandang sebagai produk
feminin. Diperlengkapi dengan pengetahuan mengenai gender produk atau merk khusus, para
pemasar dapat lebih mudah memilih gambar dan teks untuk berbagai pesan pemasaran.
Para konsumen tidak hanya mengaitkan sifat-sifat kepribadian ke produk dan jasa, tetapi mereka
juga cenderung menghubungkan berbagai faktor kepribadian ke berbagai warna khusus. Sebagai
contoh, coca cola dihubungkan dengan merah yang mengandung arti kegembiraan. Karena itu,
merk yang ingin menciptakan pesona canggih (misalnya sari buah minuted maid). Nike
menggunakan warna hitam, putih dan sedikit merah untuk berbagai model sepatu olah raganya
yang terpilih. Kombinasi warna ini secara tidak langsung menyatakan “sepatu olahraga
berkinerja tinggi”
Konsep diri merupakan “totalitas pikiran dan perasaan individu yang mereferensikan dirinya
sendiri sebagai objek” Hal ini seolah-olah individu berubah sama sekali dan mengevaluasi cara-
cara objektif. Karena orang memiliki kebutuhan untuk berperilaku secara konsisten dengan
konsep diri mereka, maka persepsi diri sendiri akan membentuk sebagian dasar kepribadian
mereka. Dengan bertindak secara konsisten dengan konsep diri mereka para konsumen
mempertahankan harga diri mereka dan memperoleh prediktabilitas dalam berinteraksi dengan
orang lain.
Pada umumnyapara peneliti menemukan bahwa harga diri responden meningkat setelah
melakukan bedah plastik. Mereka merasa lebih percaya diri pada situasi sosial, yang
banyak meningkatkan diri sosial mereka.
Ketika melakukan pemasangan iklan atau penjualan tatap muka, perusahaan harus
berusaha meningkatkan citra diri para konsumen.
GAYA HIDUP
Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh
bagaimana seseorang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting
dalam lingkungannya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri
dan juga dunia disekitarnya (pendapat). Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan
masyarakat lainnya. Gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan
waktu dan uangnya. Ada orang yang senang mencari hiburan Bersama kawan-kawannya, ada
yang senang menyendiri, ada yang bepergian Bersama keluarga, berbelanja, melakukan aktivitas
yang dinamis, dan ada pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebihan untuk kegiatan
social-keagamaan. Gaya hidup dapat mempengaruhi seseorang dan akhirnya menentukan
pilihan-pilihan konsumsi seseorang. Gaya hidup didefinisikan sebagai pola di mana orang hidup
dan menggunakan uang dan waktunya.
Konsep gaya hidup konsumen cukup berbeda dengan kepribadian. Gaya hidup (lifestyle)
menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya, bagaimana
mereka mengalokasikan waktu mereka. Oleh karenanya, hal ini berhubungan dengan tindakan
dan perilaku sejak lahir, berbeda dengan kepribadian yang menggambarkan konsumen dari
perspektif yang lebih internal, yaitu karakteristik pola berpikir, perasaan dan memandang
konsumen.
Untuk merencanakan program pemasaran, yaitu mulai dari merancang produk,
mengkomunikasikannya kepada konsumen dan mendistribusikannya kepada pemakai akhir,
pemasar dapat menggunakan factor kepribadian dan gaya hidup. Pendapat aspek gaya hidup
dapat dilakukan dengan sikap, ketertarikan dan pendapat konsumen. Jadi, sikap tertentu yang
dimiliki oleh konsumen terhadap suatu obyek tertentu (misalnya merek produk) bisa
mencerminkan gaya hidupnya. Gaya hidup seseorang juga bisa dilihat pada apa yang disenangi
dan disukainya. Gaya hidup seseorang juga bisa ditunjukkan dengan melihat pada pendapatnya
terhadap obyek tertentu.
Gaya hidup dan kepribadian sangat erat hubungannya. Konsumen yang berkepribadiannya
dikategorikan berisiko rendah tidak mungkin memiliki gaya hidup seperti berspekulasi di pasar
modal atau melakukan aktivitas-aktivitas kesenangan seperti mendaki gunung, terbang laying
dan menjelajah hutan. Akan tetapi, jika dihubungkan dengan setiap diri pribadi gaya hidup dan
kepribadian perlu dibedakan dengan dua alasan penting.
1. Pertama ,secara konseptual keduanya berbeda. Kepribadian merujuk pada karakteristik
internal seseorang, sedangkan gaya hidup merujuk pada manifestasi eksternal dari
karakteristik tersebut atau bagaimana seseorang hidup. Walaupun kedua konsep ini
menguraikan individu, namun keduanya menguraikan aspek individu yang berbeda.
2. Kedua, gaya hidup dan kepribadian memiliki implikasi manajerial yang berbeda.
Beberapa penulis telah merekomendasikan bahwa manajer pemasaran yang secara
bertahap harus mensegmen pasar dengan pertama-tama mengidentifikasi segmen gaya
hidup dan kemudian menganalisis segmen ini pada kepribadian yang berbeda. Dengan
pertama-tama mengidentifikasi orang-orang yang menunjukan pola perilaku pembelian
produk yang konsisten, penggunaan waktu mereka dan terlibat dalam berbagai aktivitas.
Para pemasar dapat mendefinisikan sejumlah besar individu dengan gaya hidup yang
serupa. Setelah segmen tersebut diidentifikasi, lalu mereka dapat menggunakan sifat-sifat
kepribadian yang sesuai untuk memperdalam pemahaman tentang factor-faktor internal
yang mendasari pola gaya hidup.
Perubahan gaya hidup membawa implikasi pada perubahan selera, kebiasaan dan perilaku
pembelian. Perubahan gaya hidup ini bisa dimanfaatkan oleh para pemasar. Pemasar dapat lebih
mengetengahkan tema iklannya untuk menarik kaum wanita dengan peran barunya. Untuk
menarik kaum wanita ini pemasar dapat menggunakan model wanita untuk iklannya.
Akhir-akhir ini di Indonesia banyak sekali bermunculan klub-klub kebugaran yang
menawarkan program untuk menjaga dan meningkatkan stamina tubuh. Hampir disetiap
hotel berbintang dan tempat-tempat strategis lainnya ada fasilitas untuk olah tubuh. Tidak
ketinggalan muncul juga iklan-iklan produk yang mengentengkan manfaat produk
dengan menampilkan kandungan gizi yang ada dalam suatu produk. Misalnya produk
sereal seperti energen, menawarkan sarapan yang mudah disiapkan dengan kandungan
gizi yang baik. Produkproduk multivitamin bermunculan, produk dari susu menampilakn
kandungan kalsium untuk menjaga tulang keropos dan kandungan gizi lainnya.
Banyaknya klub-klub kebugara dan iklan-iklan produk yang menawarkan kandungan
gizi yang lengkap, secara implisit berarti para pemasar telah menganggap bahwa
masyarakat Indonesia telah mempunyai kesadaran akan kesehatan dan kebutuhan gizi
dalam tubuhnya, walaupun pada kenyataannya masyarakat secara umum belum
mempunyai gaya hidup yang memperhatikan kesehatan dan gizi, karena alasan
keterbatasan daya beli, namun asumsi para pemasar menjadi saran Pendidikan kesadaran
akan pentingnya kesehatan dan kebutuhan gizi bagi masyarakat.
Sebelum munculnya air mineral yang dikemas dalam botol (Aqua), perilaku masyarakat
akan kebutuhan minum sangat jarang memperhatikan kandungan mineral dalam air
minumnya. Pada awalnya munculnya aqua, orang masih menganggap “air putih kok
dijual”. Pandangan seperti ini muncul karena belum adanya kesadaran akan kesehatan.
Perubahan lain yang terjadi adalah meningkatnya keinginan untuk menikmati hidup.
Banyaknya wanita bekerja, dan juga pria bekerja dnegan tingkat kesibukan yang tinggi,
menyebabkan kurangnya waktu untuk menikmati hidup dengan bersenang-senang seperti
liburan, menonton film di bioskop, menonton pertandingan sepak bola atau hal lainnya
yang bersifat hiburan. Persoalan ini menimbulkan pola konsumsi yang berbeda. Para
wanita dan pria yang bekerja dengan sangat sibuknya berusaha menyisihkan waktu untuk
bersenang-senang dengan perilaku makan yang berubah. Jika pada waktu belum sibuk,
mereka sarapand an makan di rumah, tetapi ketika kesibukan meningkat namun tetap
ingin mempunyai waktu untuk bersenang-senang, mereka mengubah pola sarapan dan
makannya. Mereka sarapan sambal menyetir mobil, atau makan siang dengan nasi
bungkus di meja kantor. Pola makan yang berubah ini menimbulkan kesempatan kepada
investor untuk menyediakan makanan cepat saji, seperti KFC dan MCD.
Terdapat 4 manfaat yang bisa diperoleh oleh pemasar dari pemahaman gaya hidup konsumen.
1. Pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi pasar
sasaran. Misalnya, produsen produk susu mengidentifikasi gaya hidup konsumennya.
Diketahui terdapat tiga kelompok konsumen yang terdiri atas:
a. Konsumen yang menginginkan kesehatan dan kebutuhan gizinya terpenuhi
b. Kelompok konsumen yang sangat memperhatikan kandungan kadar lemak susu
karena takut kegemukan
c. Konsumen yang mengkonsumsi karena kebiasaan saja.
Berdasarkan kepada 3 kelompok tersebut, pemasar dapat menawarkan dua jenis produk
susu, yaitu produk dengan kadar lemak dan kandungan gizi yang normal, dan produk ini
diperuntukkan bagi konsumen kelompok kesatu dan ketiga. Jenis produk yang kedua
yaitu susu yang mempunyai kadar lemak yang rendah, sehingga konsumen kelompok
kedua akan menyukai produk itu.
2. Pemahan gaya hidup konsumen akan membantu dalam memposisikan produk di pasar
dengan menggunakan iklan.
Dalam contoh diatas, produk susu dengan kadar lemak dan kandungan gizi yang normal
bisa diposisikan sebagai produk yang bisa dikonsumsi oleh siapa saja yang tidak
bermasalah dengan berat badan. Sedangkan untuk produk yang mempunyai kadar lemak
yang rendah, pemasar harus memposisikan produk itu sebagai produk yang cocok untuk
orang yang menghindari berat badan yang berlebihan. Contoh iklan yang memposisikan
produknya untuk orang-orang yang melakukan diet adalah Tropicana Slim. Dalam iklan
itu digambarkan bagaimana para wanita yang mengkonsumsi susu Tropicana slim tetap
langsing. Untuk lebih meyakinkan kosnumen, iklan ditambah dengan dialog impossible
oleh wanita yang kegemukan.
3. Pemasar dapat menempatkan iklan produknya pada media-media yang paling cocok.
Tentu saja ukuran kecocokan adalah media mana yang paling banyak dibaca oleh
kelompok konsumen itu, maka media itulah yang paling cocok.
Seperti pada penawaran produk sabun Lux, maka segmentasi dilakukan berdasar basis:
Psikografik: dapat menimbulkan kesan glamour, karena diiklankan oleh bintang
internasional dan nasional dengan gaya dan make up yang memberi kesan glamour
Benefit : memberi manfaat pada kecantikan kulit
Behavior : terdapat bermacam ukuran untuk heavy user dan lain-lain
Demografi : ditujukan untuk kaum wanita.
KEPRIBADIAN
1. Kepribadian berkaitan dengan adanya perbedaan karakteristik yang paling dalam pada
diri manusia, perbedaan karakteristik tersebut menggambarkan ciri unik dari masing-
masing individu, kepribadian menggambarkan individu.
Contoh : ada orang yang dapat digambarkan bersedia menerima resiko melakukan
sesuatu yang baru atau berbeda, dan yang lain dapat digambarkan sebagai seseorang
yang takut membeli produk yang betul-betul baru.
2. Kepribadian menunjukkan karakteristik yang terdalam dari pada diri manusia yang
merupakan gabungan dari banyak factor yang unik. Keperibadian yang berbeda
menunjukkan perilaku seseorang yang menggambarkan perbedaan dengan orang lain.
3. Kepribadian menunjukkan konsistensi dan berlangsung lama. Keperibadian
menunjukkan karakteristik individu telah terbentuk sejak kecil dan telah mempengaruhi
perilaku inidvidu secara konsisten dan waktu yang lama.
4. Kepribadian cenderung bersifat permanen. Sifat manusi ayang menyebabkan perilaku
orang tersebut konsisten sepanjang waktu. Kepribadian dapat berubah kepribadian yang
menunjukkan suatu karakteristik yang dapat berubah. Kepribadian bersifat permanen
bukan berarti tidak bisa berubah. Situasi bisa menyebabkan seseorang mengubah
kepribadiannya. Kepribadian individu tertentu dapat berubah karena adanya berbagai
peristiwa hidup yang utama, seperti kelahiran anak, kematian orang yang dicintai,
perceraian, atau promosi karier yang besar.
5. Kepribadian merupakan reaksi terhadap lingkungan yang berhubungan dengan respon
seseorang/adaptasi terhadap lingkungan sesuai karakteristik psikologis yang dimilikinya.
TEORI FREUD
a. Id
Adalah bagian dari kepribadian yang sifatnya primitive dan impulsive serta dipunyai
seseorang sejak lahir, berisi pengharapan-pengharapan yang memerlukan pemuasan
secepatnya, dan aktualisasinya dapat menghasilkan tindakan bawah sadar yang dapat
saling berlawanan dengan realitas yang Nampak.
b. Superego
Adalah ekspresi dari dalam diri seseorang yang berhubungan atau dikembangkan dari
nilai-nilai moral masyarakat yang aktualisasinya berupa tindakan bawah sadar yang
dapat menghambat atau mengurangi kekuatan impulsive id.
c. Ego
Adalah konsep pengendalian seseorang, yang berfungsi sebagai penyeimbang antara
kekuatan impulsive dari id dengan konstrain budaya masyarakat dari superego .
Ketiga factor psikoanalitik tersebut mempunyai kedudukan yang sama pentingnya antara satu
dengan yang lain dalam mempengaruhi perilaku. Sebab apabila terjadi salah satu lebih dominan
dibandingkan yang lain akan menimbulkan ketimpangan perilaku. Jika Id dibiarkan sangat
dominan, maka seseorang akan cenderung mementingkan diri sendiri. Sedangkan jika superego
menguasai kepribadian seseorang, dia akan rendah diri dan takut menempuh resiko hidup.
Adapun jika ego terlalu besar kendalinya terhadap id dan superego perilaku seseorang akan
menjadi sulit diterima oleh orang lain.
Sebagai contoh perlunya keseimbangan ketiga hal tersebut adalah tentang suatu produk/merek
baru yang relatif mahal harganya akan dibeli seseorang bukan semata-mata karena kualitasnya
yang baik (ego), tetapi juga karena harga yang mahal dapat meningkatkan status dan harga diri
pembelinya (id). Kemungkinan pembelian produk yang mahal itu mungkin dapat ditunda, atau
bahkan dibatalkan, apabila kondisi perekonomuan yang sedang buruk. Hal ini supaya yang
bersangkutan tidak dianggap sombong dan menghambur-hamburkan uang, sehingga tidak
menimbulkan kecemburuan social masyarakat lingkungannya (superego).
Beberapa rekan freud tidak sepakat dengan pendiriannya bahwa kepribadian terutama bersifat
naluriah dan seksual. Sebaliknya penganut neo-freud ini percaya bahwa hubungan social
menjadi dasar pembentukan dan pengembangan kepribadian. Sebgai contoh, Alfred Adler
memandang manusia berusaha supaya dapat mencapai berbagai sasaran yang rasional yang
disebutnya gaya hidup. Dia juga banyak menekankan pada usaha individu untuk mengatasi
perasaan rendah diri (misalnya dengan memperjuangkan superioritas).
Harry Stack Sulivan, pengikut neo-Freud lainnya, menekankan bahwa manusia terus-menerus
berusaha membangun hubungan yang berarti dan bermanfaat dengan orang lain. Ia terutama
tertarik pada berbagai usaha individu untuk mengurangi tekanan, seperti kegelisahan. Seperti
Sullivan, Karen Horney juga tertarik pada kegelisahan. Ia memfokuskan pada pengaruh
hubungan anak-orangtua , dan keinginan individu untuk mengatasi perasaan gelisah. Horney
mengemukakan bahwa para individu dikelompokkan ke dalam tiga golongan kepribadian: patuh
(compliant), agresif dan lepas dari orang lain (detached).
1. Individu yang patuh adalah mereka yang ingin mendekati orang lain (mereka ingin
disayangi, dibutuhkan ,dan dihargai )
2. Individu yang agresif adalah mereka yang ingin menjauhi orang lain (mereka ingin
mengungguli dan dikagumi)
3. Individu yang ingin lepas adalah mereka yang ingin lepas dari orang lain yang dulu
berhubungan dengan dia (mereka menginginkan kebebasan, kepercayaan diri,
mencukupi kebutuhan sendiri dan bebas dari kewajiban)
Tes kepribadian yang didasarkan pada teori horney (CAD) yang telah dikembangkan dan diuji
dalam konteks perilaku konsumen. Riset CAD yang pertama mengungkapkan adanya beberapa
hubungan sementara antara nilai mahasiswa dan pola mereka atas pemakaian produk dan
merk. Sebagai contoh, mahasiswa yang sangat patuh ditemukan lebih menyukai produk
bermerk nama seperti aspirin dan bayer, mahasiswa yang digolongkan sebagai agresif
menunjukkan kelebih-sukaan pada deodorant Old Spice daripada merek lain (tampaknya karena
daya Tarikmaskulinnya), dan mahasiswa yang rasa ingin lepasnya tingi terbukti adalah peminum
teh berat (barangkali mencerminkan keinginan mereka untuk tidak menyesuaikan diri). Riset
yang diadakan baru-baru ini menemukan bahwa anak-anak yang mempunyai nilai tinggi dalam
kepercayaan diri-yang lebih suka melakukan segala sesuatunya tanpatergantung pada orang lain
(yaitu kepribadian yang ingin lepas)-kecil kemungkinan untuk setia pada merk dan lebih besar
kemungkinan untuk mencoba berbagai merk yang berbeda.