Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN LAPANGAN

MENGUKUR DAMPAK REVITALISASI PASAR TRADISIONAL TERHADAP


KETAHANAN EKONOMI PEDAGANG DI KOTA PADANG

NAMA SURVEYOR : HERU KURNIA AZRA

KUESIONER UMKM
Nomor Kuesioner : 1 (New Melina Mukhti)
Responden UMKM pertama adalah Danil seorang pedagang P&D yang bertempat
tinggal di piai tangah. Pak Danil merupakan tamatan SMA. Toko P&D ini diberi nama New
Belina Mukhti yang berdagang di Blok III pasar raya Padang. Toko New Berlina Mukhti ini
merupakan toko yang menjual berbagai jenis bahan-bahan rumah tangga, yang dirintis pada
tahun 2013 sampai sekarang. Untuk biaya kontrak Bapak Danil hanya melakukan biaya beo dan
keamanan karena bapak Danil merupakan pedagang lama sebelum pasar di revitalisasi. Toko ini
merupakan toko milik keluarga karena yan berjualan di ruko ini juga berjualan anak nya yang
masih duduk di bangku perkuliahan. Untuk lamanya berjualan di pasar yang sudah
direvitalisasi, ruko P&D Danil sudah berjalan selama 2 tahun dengan pendapatan sehari
dikisaran Rp.2.000.000; dengan omset bulanan sebesar lebih dari Rp.5.000.000.

Dalam berdagang Pak Danil membayar semacam uang keamanan sebesar Rp. 3.000 per
harinya. Untuk hal itu, Pak Danil masih sanggup membayar dan setuju karena sebelum adanya
ronda malam, Pak sering kemalingan barang-barang dangang. Namun menurut Pak Danil,
masih ada yang kurang dari Gedung Baru Pasar Raya Padang. Pertama, pasar yang tidak aman.
Harus membayar preman dulu untuk ronda. Pak Danil okelah masih mampu membayar tapi
pedagang lain ada yang tidak mampu. Terus masalah ketertiban pasar yang tidak ada bedanya
dengan sebelumnya. Dan desain pasar pasar sekarang lebih sempit yang hanya ada terdiri dari
satu pintu dan terlalu banyak gang yang berkelok-kelok sehingga para pembeli sering mengeluh.
Pak Danil berharap komitmen pemerintah yang dulu menjanjikan semua pedagang untuk
berjualan di dalam Gedung bukan kaki lima.
Nomor Kuesioner : 2

Responden kedua adalah seorang Ibuk berusia 52 tahun yang bernama Buk Erna,beliau
merupakan pemilik Toko yang menjual gula enau. Toko ini berlokasi di Pasar Raya Padang
Gedung Blok III. Buk Erna sudah berdagang di pasar raya sudah selama 32 tahun jauh sebelum
kondisi pasar sekarang yang mana dulu ibuk Erna di untungkan oleh Lintas tempat berhenti bus-
bus dari luar kota yang membawa pembeli dari luar kota Padang, sehingga pendapatan ibuk
Erna jauh melesat dibanding kan sekarang. Setelah Lintas ditutup oleh pemerintah dan diganti
dengan Plaza Andalas omset buk Erna mulai menurun dan terus menurun pada saat setelah
terjadi gempa dan pasar direvitalisasi. Buk Erna mengatakan, dulu omset perharinya buk Erna
medapatkan sebesar Rp. 500.000/hari, sedangkan setelah di revitalisasi buk Erna hanya
mendapatkan Rp. 100.000 sampai Rp. 150.000 per harinya. Untuk omset per bulannya hanya
pada kisaran lebih dari Rp. 5.000.000 dan angka tersebut tidak tetap kadang Buk Erna hanya
mendapatkan sebulan itu Rp. 2.000.000 saja.

Perkerjaan berdagang ini bukan pekerjaan utama buk Erna karena buk Erna hanya
berjualan sekedar saja, untuk menambah pendapatan di rumahnya yang bertempat tinggal di
perumahan melati Gunung Sarik. Menurut Buk Erna sangat setuju untuk membayar uang
keamanan pada preman namun Buk Erna berharao pemerintah seharusnya yang memberikan
keamanan tersebut secara gratis. Buk Erna pun juga berharap pasar-pasar kaget untuk diberi
Batasan karena menurut Buk Erna itu juga merupakan salah satu penyebab omset Buk Erna
menurun.

Nomor Kuesioner : 3

Responde ketiga merupakan seorang pedagang telur yang berlokasi di Pasar Raya Blok
III bernama Buk Refni yang berusia 52 tahun. Buk Refni merupakan tamatan SMA dan memilih
untuk berdagang telur yang mana dijadikan sebagai pekerjaan utama ibu Refni. Buk Refni
sudah berdagang selama 19 tahun dan 2 tahun di pasar raya yang sudah direvitalisasi. Dalam
segi pendapatan menurut Buk Refni terjadi peningkatan dari sebelumnya hanya mendapatkan
uang sebesar Rp. 200.000 per harinya sekarang sebesar Rp. 400.000 per hari nya. Modal awal
buk refni merupakan uang kepercayaan dari orang sebesar Rp. 10.000.000; yang mana tersebut
sudah dikembalikan lagi.

Menurut Buk Refni, peningkatan penjualan ini dikarenakan lokasi ruko buk Refni
berada didepan sehingga pedagang banyak yang lebih memilih dagangan buk Refni. Banyak
pedagang yang sering mengeluh mengenai kondisi pasar sekarang, udah bau pesing, kotor,
gelap dan sepi, sehingga pedagang memilih membeli bagian luar Gedung saja atau yang berada
dilokasi paling depan. Buk Refni berharap pemerintah melihat kondisi ini, sehingga pedagang
lainnya yang berada didalam Gedung juga ikut merasakan adanya peningkatan pendapatan
sehingga ruko-ruko didalam pasar tidak sepi dan gelap. Dan membatasi jumlah pasar kaget atau
pasar pagi di komplek perumahan, karena itu juga penyebab turun nya omset pedagang di pasar
raya.

Nomor Kuesioner : 4

Responden keempat adalah Ibuk Murdati berusia 54 tahun m seorang pedagang sayuran
tamatan SD dan berdagang merupakan pekerjaan utama buk Murdati. Buk Murdati sudah
berdagang selama lebih dari 25 tahun dipasar lama dan di pasar baru selama 2 tahun. Dalam
berdagang pendapatan buk Murdati tidak selalu menentu, di pasar yang lama pendapatan buk
Murdati berkisar sebesar Rp. 200.000 per hari nya, namun jauh merosot tajam setelah pasar
direvitalisasi sebesar hanya Rp. 50.000 perhari nya. Ini disebabkan lokasi ruko buk Murdari
jauh kedalam yang mana para pembeli enggan masuk kedalam pasar dan lebih memilih
membeli diluar saja.

Buk Murdati menyampaikan, alasan para pembeli enggan masuk kedalam karena
kondisin pasar raya itu banyak preman yang ditidur dan pipis sembarangan sehingga
menimbulkan bau dan ancaman, karena pasar bagian dalam sepi pedangan dan gelap. Maka dari
itu untuk buk Murdati berani berjualan di kaki lima walaupun kadang buk Murdati di grebek
satpol pp dan dagangan nya diambil. Buk Murdari berharap pemerintah membuktikan janji nya
dahulu, yang pemerintah berjanji akan menyuruh semua pedangan untuk berjualan kedalam
Gedung sehingga pasar menjadi ramai. Dan Buk Murdati pun tidak bakalan jualan ke luar lagi.
Gimana saya mau makan kalau sedikit pembeli ? sudah setiap harinya membayar uang
keamanan lagi, pusing pala. Ya udah saya ambil resiko untuk berdagang di kaki lima.

Nomor Kuesioner : 5

Responden ini merupakan seorang pedagang yang masih muda berusia 29 tahun dan
tamatan SMA. Beliau bernama Bg Adil, ketika tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) Adil lebih
memilih menjadi seorang pedagang karena menurut Bg Adil berdagang kita tidak menjadi
terikat dan bebas dengan aturan sendiri. Berdagang sudah menjadi pekerjaan utama beliau yang
mana penghasilan sehari Bg Adil sebesar Rp. 300.000 namun itu sebelum pasar direvitalisasi.
Pada waktu pasar direvitalisasi omset harian Adil menjadi menurun hanya mendapatkan omset
Rp,200.000 per harinya. Bg Adil sudah berdagang dipasar raya Padang selama 5 tahun, 3 tahun
pada saat pasar raya lama dan 2 tahun di pasar raya dengan Gedung baru.

Bg Adil menjual barang-barang pecah belah di Blok III,yang mana menurutnya dia
kurang setuju dengan adanya pungutan uang keamanan, karena pendapata pada saat ini terus
menurun sehingga dia merasa ternganggu dengan hal tersebut. Seharusnya pemerintah yang
memberikan keamanan tersebut bukan preman. Tapi mau gimana lagi, engga di bayar barang
jadi pada ilang, dibayar omset aja kek gitu hmmm, Bg Adil Said. Selanjutnya Bg adil
mengatakan pedagang- pedagang yang berjualan diluar seharusnya pindah kedalam sehingga
menjadi ramai dan pasar pagi tolong dikurangi. Bg Adil juga tidak ikut kedalam asuransi
kesehatan baik itu Kartu Indonesia Sehat (KIS) pun karena dia pernah punya pengalaman
pelayanan dan perawatan yang tidak tepat contohnya pada saat kakak nya melahirkan, masa satu
ruangan sampai 5 dan 10 orang, aneh menurut dia.

Nomor Kuesioner : 6

Responden ke enam seorang pedagang berusia 65 tahun dan berdagang merupakan


pekerjaaan utama nya. Pak Am menyelesaikan sekolahnya hanya sampai sekolah dasar karena
banyak hal yang menghambat pak am untuk melanjutkan sekolah salah satu nya masalah biaya.
Pak am sudah berdagang dipasar bisa dikatakan tidak terlalu lama yakni 2 tahun di pasar lama
dan 2 tahun dipasar baru. Pada saat pertama kali Pak Am berdagang, Modal awal pak Am
sebesar Rp. 5.000.000, dan omset harian pak Am di pasar raya lama sebesar Rp. 300.000 per
harinya dan sebesar Rp. 200.000 per harinya di pasar yang sudah direvitalisasi yang mana
omsetnya menjadi menurun.

Pak Am menjual cabe merah,minyak goreng dan bawang merah, menurut pak Am pasar
sekarang kurang strategis karena terlalu banyak gang yang memusing kan, desain yang
semerawut,tidak tertib,bau pesing dan kurang aman. Untuk bisa aman, pak Am harus membayar
uang keamanan kepada preman sebesar Rp. 3.000 per hari. Kalau omset menurun kek gini
gimana mau membayar uang keamanan yang mana laku gak laku dagangan tetep bayar, tapi
mau gimana lagi kan. Tapi pak Am tetap bersyukur, cukuplah untuk sehari-hari. Harapan pak
Am kepada pemda yakni tidak ada lagi pedagang yang berjuala diluar Gedung karena
menghalangi pedagang didalam dan terus kurangilah waktu para pedagang pagi untuk berjualan.

Nomor Kuesioner : 7
Responden ke tujuh ialah Bapak Rudi berusia 51 tahun dan tinggal di Ambacang,
Bapak Rudi sudah berdagang dipasar raya selama 15 tahun dan 2 tahun di pasar baru. Pada saat
awal berdagang modal awal yang diputar sebesar Rp. 10.000.000. Pak Rudi mengatakan omset
pada saat pasar belum direvilisasi sebesar Rp. 500.000 per harinya sedangkan pada saat pasar
raya diperbarui gedungnya omset pak Rudi malah menjadi turun ke angka Rp. 300.000 per
harinya. Menurut Pak Rudi, penyebab menurun nya omset ada banyak hal seperti, adanya pasar
pagi, kurang ramai orang yang berdagang didalam Gedung,orang pada milih untuk berjualan di
luar sehingga para pembeli jarang yang masuk kedalam. Kurang penerangan apalagi yang
bagian paling bawah Gedung, gelap dan bau pesing.

Pak Rudi mengatakan dulu pemerintah mengatakan akan mewajibkan para pedagang
untuk berjualan didalam dan memenuhi ruko-ruko yang sudah tersedia. Namun faktanua
berbeda, entah siapa yang benar atau salah, mereka semua punya alasan tersendiri. Namun pak
Rudi masih bersyukur karena tanggungan nya Cuma 2 orang dan sekarang biaya pendidikan
gratis karena adanya Kartu Indonesia Pintar (KIP) sehingga pak Rudi tidak pusing akan
turunnya omset dagang. Dan untuk kesehatan ada Kartu Indonesia Sehat (KIS). Alhamdulillah,
Pak Rudi said.

Nomor Kuesioner : 8

Koresponden yang kedelapan,merupakan seorang pedagang berusia 63 tahun yang


bernama Buk Aini. Buk Aini hanya menyelesaikan sekolah sampai dengan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan melanjutkan hidup dengan cara berdagang dan membantu orang tua.
Berdagang dipasar raya merupakan perkerjaan utama beliau dan beliau pada saat ini mempunyai
tangguangan berjumlah 3 orang, yang mana ada yang sudah berkerja secara mandiri. Pada awal
berdagang, Buk Aini mengeluarkan modal sebesar Rp. 3.000.000. Omset Buk Aini pada saat
pasar belum direvitalisasi sebesar Rp. 300.000 dan pada saat pasar raya sudah diperbarui, Buk
Aini mengakui adanya penurunan omset yakni hanya sebesar Rp.150.000 turun 50% dari
sebelumnya.

Buk Aini mengakui penurunan omset itu karena hilangnya lintas dimana lintas
merupakan tempat datangnya pedagang dari luar namun sekarang yang ada hanya pembeli lokal
yang mana itu pun sepi karena ada nya pasar pagi yang lebih dekat dengan mereka. Buk Aini
juga mengatakan lebih suka pasar yang kita tuh berjualan di jalanan seperti dulu, karena
menurut dia, itulah yang nama pasar raya bukan pasar langang. Buk Aini sehari-hari berjualan
bawang merah dan sayur-sayuran.
Nomor Kuesioner : 9

Responden yang kesembilan ialah Buk Warti berusia 62 tahun tamatan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan berdagang di pasar raya merupakan pekerjaan utamanya. Buk
Warti tinggal di daerah lubuk Begalung dan sudah berdagang dipasar raya selama 14 tahun dan
2 tahun di pasar raya yang sudah di revitalisasi. Buk Warti merupakan pedagang yang menjual
bawang merah dan sayuran. Omset sehari buk Warti sebesar Rp. 400.000 di pasar lama dan
sebesar Rp. 150.000 dipasar yang sudah direvitalisasi. Omset menurun kata buk warti. Itu dek
factor nya karna harga bawag merah naik sehingga modal buk warti kurang dan itu berdampak
pada jumlah jumlah penjualan ditambah lagi, banyak pedagang sejenis yang milih berjualan
dikaki lima sehingga pembeli gak masuk kesini.

Seharusny pemda bersikap tegas terhadap para pedagang yang masih berjualan diluar,
kasihan donk kita yang didalam gk kebagian. Ditambah lagi agar dagangan buk Warti aman
ketika pada malam hari, Buk Warti harus membayar sejumlah uang keamanan sebeser Rp.
3.000 per harinya, omset aja selalu menurun giman mau bayar pak. Tolong keadaan pasar
didalam Gedung ini dibikin ramai pak curhat Buk Warti.

Nomor Kuesioner : 10

Respoden selanjutnya yang ke 10 ialah pak Ad seorang pedagang P&D seperti minyak
goreng, tepung terigu dan bawang. Pak Ad saat ini berusia 56 tahun dengan jumlah
tanggungannya sebanyak 2 orang yang masih bersekolah , ada yang masih SMA dan satunya
SMP. Pak Ad berdagang di pasar raya sudah selama 8 tahun sebelumnya Pak Ad berjualan
lontong dan soto didekat rumah. Modal Awal pak Ad berjumlah sebesar Rp. 1.000.000 dengan
omset sebesar Rp. 350.000 per hari nya itu dipasar yang lama sedangkan di pasar raya yang
baru itu sebesar Rp. 200.000. Menurun ? iaa karena sepi dek.

Pasar Raya sekarang makin bau dan gelap banget dan tidak tertib, terus bentuk ruko nya
sempit dan Cuma satu pintu sehingga orang yang lewaat dari arah belakang gak Nampak. Itu
sepertinya juga merupaka factor yang menyebabkan turun omset. Dulu ruko saya pintunya luar
dan tidak tertutup gini, sehingga dari arah mana pun dagangan bapak nampak. Terus seharusnya
pemerintah lebih memperhatikan lagi, jangan asal buat Gedung udah, biarin aja lagi. Razia
dipersering, ambi dagangan seenaknya, omset menurun mereka pada diam. Jadi kita nih gimana,
belum lagi yang online-online tuh dek.

Nomor Kuesioner : 11
Responden yang ke 11 merupakan seorang pedagang P&D yang bernama Bg Ryan, Bg
Ryan berusia 33 tahun dan tinggal di ulak karang. Bg Ryan sekolah hanya sampai sekolah
menengah atau SMA, Bg Ryan lebih milih berdagang daripada kuliah karena mahal. Bg Ryan
pada awal berdagang mengeluarkan modal sebesar Rp. 2.000.000. Dipasar raya Bg Ryan
mendapatkan omset sebesar Rp. 300.000 di pasar lama dan sebesar Rp. 150.000 di pasar yang
baru. Bg Ryan sering mengeluh turunnya omset bahkan pernah aktifitas jual beli terjadi pada
saat mau tutup.

Sekarang tu udh banyak minimarket yang juga menjual beras,tepung, gula dan minyak
goreng. Dan mereka para pembeli pasti lebih memilih ke minimarket karena nyaman dan bersih.
Seharusnya pemerintah membatasi jumlah minimarket karena saya berdagang dipasar. Saya
disini sudah 10 tahun, 8 tahun di pasar yang lama dan 2 tahun di pasar ini. Ditambah lagi para
pedagang banyak yang menjual di luar Gedung, itu juga mengurangi para pembeli yang masuk
kedalam, buat apa lagi, mereka sudah beli didepan kan.

Nomor Kuesioner : 12

Responden yang ke 12 ialah Pak Riko berusia 55 tahun yang bertempat tinggal di piai.
Pak Riko mempunyai pekerjaan berdagang yang menjadi pekerjaan utama nya. Pak Riko
menjual minyak goreng, gula, tepung terigu, bahan-bahan masak dll. Dengan modal awal
sebesar Rp.10.000.000 dan omset harian nya sebesar Rp. 400.000 pada saat pasar raya belum
direvitalisasi dan sekarang menurun sedikit menjadi sekitar Rp. 350.000 an pada saat pasar
sudah di revitalisasi. Pak Riko mengakui itu masih mending karena menurut dia itu karena ruko
dia berada didepan yang strategis. Coba bagian paling dalam atau dibawah, mungkin menurun
banget.

Pak Riko sangat menyayangkan pengelolaan pasar Raya bagian bawah sangat tidak
terawatt, kasihan para pedagang yang rukonya dibawah, itu bau pesing ditambah gelap dan sepi.
Pemerintah dulu menjajikan pasar akan lebih ramai karena jumlah ruko yang sangat banyak
sehingga mampu menampung banyak pedagang yang baru. Namun nyatanya malah banyak
ruko yang belum ke isi dan tutup.

Nomor Kuesioner : 13

Responden yang ke 13 ialah Ibuk Miftah berusia 60 tahun yang bertempat tinggal di
koto Baru. Buk Miftah berdagang sudah selama 21 tahun dan 2 tahun di pasar yang sudah
diperbarui. Buk Miftah sehari-hari menjual bahan-bahan rujak. Buk Miftah mempunyai
tanggungan 2 orang dan satu lagi sudah menjadi almarhum, yakni meninggal pada saat kuliah
semester akhir karena sakit. Namun kedua anak nya lagi sekarang sudah berkerja satu menjadi
PNS dan satu lagi berdagang.

Omset harian Buk Miftah pada saat pasar belum direvitalisasi sebesar Rp.200.000
sedangkan pada saat revitalisasi omset Buk Miftah menurun ke angka Rp. 150.000. Modal Awal
yang dikeluarkan oleh Ibuk Miftah sebesar Rp.3.000.000. Buk Miftah berharap pemda ikut serta
untuk membantu para pedagang agar pasar yang sepi menjadi ramai. Lokasi ruko buk Miftah
pada saat ini berada paling bawah dimana kondisi penerangan sangat minim. Buk Miftah
sebenarnya mau berdagang di tangga namun sudah penuh ama pedagang yang lain. Para
pedagang lain tersebut naik ke atas tangga karena alasan yang sama dengan ibuk Miftah. Bagian
bawah ini gelap dan bau pesing.

Nomor Kuesioner : 14

Responden yang ke 14 ialah Seorang bunda yang berusia 63 tahun yang bernama Darnis
Wati,seorang pedagang yang menjual bahan rujak-rujak an. Buk Darnis memulai berdagang
dipasar semenjak 35 tahun dan 2 tahun semenjak pasar di revitalisasi. Pada mulai berdagang
modal awal yang dikerluarkan buk Darnis cukup besar yakni Rp.2.000.000 pada saat itu.
Karena pada saat itu buk Darnis berdagang dengan cara membeli borongan dan dijual kembali
ke Pasar Raya. Buk Darnis mendapatkan omset harian sebesar Rp. 400.000 sedangkan di Pasar
Raya yang sudah direvitalisasi omset Buk Darnis menurun sebanyak 50 % yakni Rp. 200.000.
Anak-anak Buk Darnis pada saat ini sudah pada bekerja ada yang jadi PNS ada juga yang di
swasta.

Buk Darwis juga mengatakan pasar yang sekarang berbeda dengan pasar yang dulu,
dulu banyak pedagang dari luar yang menjual barang dagangan ke para pedagang di Kota
Padang dengan harga yang sedikit murah, sehingga Buk Darnis dapat mengambil keuntungan.
Namun sekarang semua sudah berubah, sudah ada yang online, mini market yang merajalela
dan pasar kaget Sudah terlalu banyak sehingga menyebabkan pasar raya sekarang Cuma
dijadikan tempat pelengkap saja. Buk Darnis berharap dapat memberikan solusi terhadap
kondisi pasar pada saat ini sehingga pasar Raya masih tetap beroperaso sebagaimana fungsi.
Tapi itulah Ibuk sudah mau pensiun berjualana karena anak-anak ibuk sekarang sudah pada
berkerja . Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai