Anda di halaman 1dari 10

Kumpulan Pertanyaan SAK kelompok 10 :

Pertanyaan Kelompok 1
1. Vebiyoan Rilian 1710533015
2. Rani Saputri Anggraini 1710533035

1. Kompensasi eksekutif dapat memberikan motivasi pada manajer untuk dapat mencapai
tujuan perusahaan. Namun terkadang kompensasi eksekutif dikaitkan dengan pengindaran
pajak. Bagaimana pengaruh kompensasi eksekutif terhadap penghindaran pajak? (Yafi)
Jawaban:
Kompensasi eksekutif memang sering dikaitkan dengan penghindaran pajak. Namun
kompensasi eksekutif tidak berpengaruh terhadap tindakan penghindaran pajak.
Menurut Armstrong, et al (2015) Kompensasi yang diberikan kepada eksekutif atau CEO
bertujuan untuk mempengaruhi kinerja mereka dan meningkatkan harga saham perusahaan.
Adanya peningkatan kinerja juga akan berdampak terhadap peningkatan pembayaran beban
pajak yang harus dibayarkan kepada negara. Disisi lain perusahaan juga meningkatkan laba
setelah pajak dengan cara melakukan pengurangan terhadap pembayaran pajak perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, terlihat bahwa pemberian kompensasi eksekutif tercapai
karena adanya peningkatan laba dan beban pembayaran pajak. Oleh karena itu eksekutif akan
berusaha untuk mengurangi pembayaran beban pajak yang tinggi. Namun kompensasi yang
eksekutif hanya sebatas untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi biaya tidak untuk
melakukan tindak penghindaran pajak. Agar eksekutif dapat menjalankan tugasnya dengan
baik maka hal yang dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan mengubah sistem pemberian
kompensasi dalam bentuk bonus, tunjangan, atau fasilitas kesejahteraan dengan
menambahkan sistem kompensasi yang berbasis saham.

2. Bagaimana dampak manajemen laba yang dilakukan oleh manajer terhadap kualitas laba di
perusahaan? (Faris)
Jawaban:
Teknik manajemen laba (earnings management) yang dilakukan oleh manajer dapat
mempengaruhi laba yang dilaporkan oleh manajemen. Praktik manajemen laba akan
mengakibatkan kualitas laba yang dilaporkan menjadi rendah. Laba dapat dikatakan
berkualitas tinggi apabila laba yang dilaporkan dapat digunakan oleh para pengguna (users)
untuk membuat keputusan yang terbaik, dan dapat digunakan untuk menjelaskan atau
memprediksi harga dan return saham

Kelompok 9:
Muhammad Agung Nugraha 1710532062
Muhammad Naufal Mukhlis 1710532067
1.) Pada makalah kelompok penyaji ada pernyataan tentang sisi baik dan sisi buruk dari
manajemen laba. Nah, menurut kelompok penyaji seberapa pentingkah manajemen laba ini
dalam suatu perusahaan? (Bg Heru)
Jawaban:
Cukup penting. Karena, manajemen laba dapat dilihat sebagai kebijakan yang realistik, yakni
kebijakan yang memang seharusnya dilakukan oleh menajemen dalam menjalankan operasi
perusahaan. Dengan kata lain siapa pun yang menjadi manajemen perusahaan pasti akan
melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan manajemen sekarang.
Perilaku realistik kalau dikaitkan dengan konsep going concern, sangat erat kaitannya.
Seperti: Dapatkah kita membayangkan kegiatan operasi perusahaan dari tahun ke tahun yang
cenderung berfluktuasi dengan sangat tajam tanpa adanya manajemen laba? Dapatkah kita
membayangkan harga saham akan berfluktuasi secara tajam apabila perusahaan beroperasi
dengan kinerja yang berfluktuasi sangat tajam? Dapatkah kita membayangkan perusahaan
yang melakukan IPO sahamnya tidak laku/kurang menarik karena tidak melakukan
manajemen laba? Nah, karena tujuan-tujuan itulah manajemen laba ini dapat dikatakan cukup
penting dalam menjalankan perusahaan.
2.) Kontroversi muncul ketika manajemen laba dikaitkan dengan moral atau etika, apakah
tindakan manajer melakukan manajemen laba tidak akan menyesatkan pemakai laporan
keuangan, apalagi karena laba merupakan komponen penting yang dipantau para pemakai
laporan keuangan. Bagaimana pendapat penyaji mengenai hal tersebut? (Yafi)
Jawaban:
Ditinjau dari legalitas, tidak ada yang dilanggar karena pemilihan metode akuntansi tidak
melanggar standar akuntansi yang berlaku di samping merupakan kewenangan manajer untuk
memilih metode akuntansi yang akan dipakai. Menilai etis atau tidaknya manajemen laba
dapat dilihat dari sudut pandang pencapaian keseimbangan antara kepentingan individu
(manajer) dengan kewajiban terhadap pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan
(stakeholder). Penilaian tersebut hanya dapat dilakukan kalau manajer melakukannya secara
sadar, artinya menyadari implikasi jangka panjang yang ditimbulkan. Tekanan persaingan
untuk menghasilkan laba yang tinggi bisa menyebabkan perilaku tidak etis, terutama untuk
perusahaan yang menggunakan angka akuntansi untuk penilaian kinerja secara mutlak.
Manajer dengan kinerja keuangan yang buruk dan perusahaan dengan laba rendah lebih
mudah melakukan tindakan tidak etis dibandingkan manajer dengan kinerjakeuangan baik
dan perusahaan dengan laba tinggi.

Pertanyaan kelompok 6 :
-Shintya Alvenia (1610533006)
-Fitriyani (1610531045)
-Ratu Agsela (1610531035)
1. Pada teori kompensasi eksekutif, rencana kompensasi yang efisien menggambarkan ada
hubungan positif antara usaha manager dan reward yang diterima dari rencana kompensasi.
Bagaimanakah cara mengukur usaha manager? (Faris)
Jawaban:
cara mengukur usaha manager dengan menggunakan accounting net income Karena lebih
dapat diandalkan. Net income mencerminkan pembayaran jangka pendek dari tindakan
manager pada saat bersangkutan.
2. Akrual diskresioner dapat digunakan untuk meningkatkan laba bersih yang dilaporkan
dalam jangka pendek, dengan cara? (Bg Heru)
Jawaban:
Akrual diskresioner dapat digunakan untuk meningkatkan laba bersih yang dilaporkan dalam
jangka pendek, seperti mempercepat pengakuan pendapatan, memperpanjang masa manfaat
aset modal, menyediakan untuk biaya lingkungan dan pemulihan. Selama manajemen laba
digunakan untuk menaikkan harga yang tak terduga, pemilik yang sekarang dapat
memanfaatkannya sampai ada yang terbaru. Perusahaan yang melakukan manajemen laba
memiliki rata-rata leverage yang lebih besar dan secara signifikan memiliki lebih banyak
pelanggaran kontrak hutang daripada pengendalian.

Pertanyaan Kelompok 3:
- Doni Saputra (1710533011)
- Agel Natama Kishenta (1710533046)
1). Seperti yang telah disebutkan dalam makalah penyaji mengenai berbagai pola dalam
melakukan manajemen laba yaitu "Taking a Bath" Dan "Income Smoothing", dapatkah
kelompok penyaji berikan contoh sederhana dari dua bentuk manajemen laba tersebut? (Yafi)
Jawab :
·Perataan laba (incoming smoothing), dimana manajemen dalam periode yang baik
mengurangi laba dan membesarkan laba di laporan pada periode yang kurang baik. Hal ini
biasanya dapat dilakukan salah satunya dengan menunda pengakuan pendapatan dan
memanipulasi periode pengakuan beban.
Dimana Contoh sederhana nya yaitu dimana suatu perusahaan melakukan penjualan yang
sebenarnya terjadi di bulan berjalan disimpan dan diakui di periode selanjutnya karena
penjualan di bulan berjalan sudah cukup tinggi, sehingga penjualan tersebut disimpan untuk
menambah penjualan di bulan selanjutnya agar tidak terlihat penurunan yang drastis dan
fluktuatif

Sedangkan “Taking a Bath” yang merupakan kontras dari perataan laba, dimana pada tahun
yang suram manajemen cenderung mengakui kerugian-kerugian potensial sehingga pada
tahun-tahun berikutnya kerugian-kerugian tersebut tidak muncul. Dimana contoh sederhana
nya yaitu pada saat ketika perusahaan sedang mengalami kerugian yang besar maka biaya-
biaya yang berpotensi muncul di kemudian hari akan diakui terlebih dahulu agar pada periode
berjalan akan terlihat rugi yang cukup besar namun pada periode selanjutnya akan membaik
dan mengalami kenaikan.

2) Jika dilihat dari suatu segi dapat dikatakan bahwa manajemen laba dan fraud itu suatu hal
yang sama, akan tetapi jika dilihat dari segi lain, dua hal tersebut adalah hal yang berbeda.
Dapatkah kelompok penyaji jelaskan lebih jelasnya mengenai hal tersebut? (Faris)
Jawab :
- Dari Segi konseptual
Dapat dikatakan bahwa Manajemen laba dan fraud adalah hal yang BERBEDA.
Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Hayn (1995), dalam atrtikel ini Hyan membedakan
manajemen laba dengan financial fraud, Keduanya secara konseptual berbeda yaitu bahwa
financial fraud dilakukan melalui kecurangan praktik akuntansi dengan maksud untuk
menipu. Dilain pihak, manajemen laba dilakukan atas keinginan manajemen melalui
judgment dan estimasiyang masih di dalam aturan Prinsip Akuntansi Berterima Umum
(PABU)

- Dari Sisi Praktek Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan dapat dikatakan bahwa dua
hal ini adalah hal yang SAMA.
Karena manajemen laba tampaknya sulit untuk dibedakan dari pelaksanaan kebijakan
akuntansi yang sesuai aturan PABU tanpa ada keinginan manajemen di dalamnya. Lara et al.
(2005), Gul et al.(2002) Mayangsari dan Wilopo (2002) dan Dewi (2003) membuktikan
bahwa manajer cenderung memilih akuntansi konservatif yang meminimalkan laba untuk
tujuan manajemen laba. Dengan Demikian dapat disimpulkan bahwa pihak manajemen telah
dengan sengaja melakukan tindakan manipulasi atau tindakan lainnya yang dapat
mempengaruhi laporan keuangan.

- Dari pandangan moralitas dan motivasi dimana dua hal ini dapat dikatakan hal yang SAMA.
Para kalangan akademisi cenderung menganggap bahwa earnings managemet sesuatu yang
terjadi akibat “pressure” baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. Pressure dari dalam
perusahaan biasanya berhubungan dengan perfoma keuangan yang tidak mencapai target
yang telah ditentukan. Motivasi ini semakin kencang bila performa keuangan berhubungan
dengan “reward” berupa insentive keuangan, seperti bonus atau untuk mendapatkan
kompensasi yang maksimal.Serta secara agresif akan membuat laporan keuangan sesuai
dengan “forecast” dari pihak analis pasar modal.
Pertanyaan Kelompok 2:
1. Atikah Yetinsa (1710533045)
2. Fitria Maryona (1710533040)
1. Bagaimana cara perusahaan untuk melakukan atau menerapkan manajemen laba denggan
adanya batasan kebijakan pemerintah, diantaranya penggunaan metode yang harus
konsisten.? (Bg Heru)
Jawaban :
Kebijakan pemerintah tersebut tidak menjadi kendala yang berarti bagi perusahaan untuk
tidak melakukan manajemen laba, hal ini terbukti hingga saat ini masih banyak perusahaan
yang menerapkannya. Sedangkan untuk kebijakan yang berkaitan dengan konsistesi
perusahaan dalam menerapkan suatu metode didalam perusahaannya, masih saja memiliki
celah diantarannya perusahaan memilih metode manajemen laba yang paling stabil
kondisinya disaat terjadi perubahan kondisi. Diantaranya yang berhubungan dengan metode
pengakuan laba masa depan dimasa sekarang serta penangguhan beban dimasa sekarang
untuk diakui dimasa mendatang, hal ini pastinya akan selalu menguntungkan pihak
perusahaan pada kondisi apapun.
2. Apakah kegiatan manajemen laba (Earning Management) dengan berbagai bentuknya
seperti perataan laba (income smoothing) yang banyak dijalankan oleh organisasi (terutama
korporasi) bukan merupakan suatu tindakan fraud? (Yafi)
Jawaban :
Sesungguhnya manajemen laba termasuk tindakan fraud mengingat dalam manajemen laba
laporan keuangan disajikan disesuaikan dengan keinginan manajemen bukan yang faktual
(apa adanya) dengan dukungan standar akuntansi yang berlaku umum. Kalau kita kembali
kepada unsur-unsur fraud (conversion, concealment, dan theft), maka kegiatan manajemen
laba memenuhi unsur conversion (merekayasa, manipulasi) dan concealment
(menyembunyikan, menutupi) walaupun tidak secara langsung terjadi theft (menguntungkan
diri sendiri).
Jadi jelaslah bahwa ditinjau dari pengertian dan unsur-unsur fraud dan dari sudut pandang
peraturan perundangan maka tindakan manajemen laba dapat dikategorikan sebagai suatu
perbuatan fraud. Apabila hal tersebut terjadi pada organisasi sektor publik maka perbuatan
tersebut merupakan tindak pidana korupsi yang dapat diancam dengan sanksi hukum pidana.
Oleh karena itu, agar tidak dituduh sebagai profesi yang mendukung sikap permissive,
hendaknya para akuntan melakukan kajian mengenai hal ini dari berbagai sudut pandang.
Apakah manjemen laba ini tetap dapat ditolerir sebagai suatu kreativitas akuntansi atau
sesuatu yang harus dihindarkan. Apalagi kenyataannya saat ini semakin banyak saja
korporasi yang melakukan manajemen laba dalam laporan keuangan yang disampaikan
kepada publik.
Pertanyaan kelompok 4:
1. Muhammad Ikhsan Ramadhan (1710533041)
2. Gita Anugrah Putri (1710533042)
3. Rahimah Ramadhani Putri (1910536050)
1. Gabungan dari harga saham dan net income dalammengembangkan kontrak kompensasi
yang efisien dipengaruhi oleh horizon waktu yang diinginkan, serta presisi (timbal balik dari
varians) dan sensitivitas (tingkat di mana nilai yang diharapkan dari keuntungan sebagai
respon dari upaya manajer) atas keuntungan yang diterima.
Bagaimana jika kedua presisi dan sensitivitas mengalami peningkatan? (Faris)
Jawaban:
Hal itu akan bermanfaat untuk meningkatkan proporsi net income terhadap harga saham
dalam kontrak kompensasi dimana laba bersih akuntansi akan memiliki lebih sedikit noise,
menyiratkan lebih banyak refleksi dari usaha manajer.

2. Motivasi kontrak atas terjadinya manajemen laba dikaitkan dengan penggunaan data
akuntansi dalam memonitor dan meregulasi kontrak atas perusahaan dan pihak-pihak lain
yang berkepentingan (stakeholders). Menurut kelompok penyaji, mengapa akuntansi perlu
diregulasi? (Bg Heru)
Jawaban:
• Untuk menyelesaikan konflik antara pemilik dan manajemen, laporan keuangan digunakan
untuk memonitor hubungan kerja, untuk menilai dan menentukan kompensasi manajer.
Perusahaandituntut untuk menyajikan laporan secara sukarela dan pengguna informasi dapat
memaksapihak-pihak terkait untuk menyajikan informasi tersebut.
• Adanya regulasi bermanfaat bagi kepentingan umum. Pada dasarnya kegagalan pasar
maupunkebutuhan untuk mencapai tujuan sosial memaksa adanya regulasi akuntansi.
• Untuk menghindari adanya kegagalan pasar sebagai isu alokasi yang belum optimal dapat
disebabkan oleh:
- Keengganan perusahaan mengungkapkan informasi.
- Adanya penyelewengan.
- Penyajian informasi akuntansi secara tidak semestinya.
• Kebutuhan untuk mencapai tujuan sosial yang memuaskan juga mendukung perlunya
regulasiakuntansi. Tujuan ini mencakup kewajaran laporan, informasi yang disajikan secara
seimbang(information symmetry) dan perlindungan investor.
• Sebagai suatu sarana dalam meningkatkan produk akuntansi

Pertanyaan kelompok 5
Muhammad Taufiq 1710532061
Afdhallul Rijal 1710532063

1. Dalam EMH (Eficient Market Hypothesis) seharusnya tidak ada reaksi pasar atas
perubahan prosedur akuntansi, tetapi mengapa manajer masih melakukan manajemen laba ?
(Yafi)

Jawaban :
Manajer yang rasional akan mempertimbangkan terjadinya konsekuensi ekonomi yang
menyatakan bahwa pemilihan kebijakan akuntansi akan mempengaruhi tidak hanya tehadap
teori pasar sekuritas efisien, tetapi juga terhadap nilai perusahaan. Jika kebijakan tersebut
penting bagi manajemen, maka kebijakan akuntansi juga penting bagi investor yang
mempunyai kepemilikan atas perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan manajer mungkin
akan mengubah operasional perusahaan yang terjadi karena perubahan kebijakan akuntansi.
Dengan kata lain bahwa pelaporan akuntansi dapat mempengaruhi keputusan sebenarnya
yang dibuat oleh manajer dan pihak lainnya daripada hanya mencerminkan hasil dari
keputusan. Pasar dapat menggunakan earnings management untuk menduga atau mengambil
kesimpulan mengenai informasi dari dalam. Dan juga, ketika tingkat dari earnings
management itu baik, maka penentuan standar yang merupakan keterbatasan dari pilihan
akuntansi akan menurunkan kemampuan pelaporan keuangan untuk mengungkapkan
informasi dari dalam. Selain itu ada beberapa lasan terkait pilihan manajer untuk melakukan
manajemen laba antara lain adalah :

• Manajemen laba dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap manajer.

• Manajemen laba berhubungan erat dengan tingkat perolehan laba atau prestasi usaha suatu
organisasi, hal ini karena tingkat keuntungan atau laba dikaitkan dengan prestasi manajemen
dan juga besar kecilnya bonus yang akan diterima oleh manajer.

• Manajemen laba juga dapat memperbaiki hubungan dengan pihak kreditor. Perusahaan
yang terancam default yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang pada
waktunya, perusahaan berusaha menghindarinya dengan membuat kebijakan yang dapat
meningkatkan pendapatan maupun laba. Dengan demikian akan memberi posisi bargaining
yang relatif baik dalam negoisasi atau penjadwalan ulang utang antara pihak kreditor dengan
perusahaan.

• Manajemen laba dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya terutama pada
perusahaan go publik pada saat IPO
2. Apakah akan terjadi kontoversi apabila manajemen laba dikaitkan dengan etika pada saat
melakukan bisnis? (Faris)
Jawaban:
Kontroversi muncul ketika manajemen laba dikaitkan dengan moral/etika, apakah tindakan
manajer melakukan manajemen laba tidak akan menyesatkan pemakai laporan keuangan.
Apalagi karena laba merupakan komponen penting yang dipantau para pemakai laporan
keuangan. Ditinjau dari legalitas, tidak ada yang dilanggar karena pemilihan metode
akuntansi tidak melanggar standar akuntansi yang berlaku di samping merupakan
kewenangan manajer untuk memilih metode akuntansi yang akan dipakai. Menilai etis atau
tidaknya manajemen laba dapat dilihat dari sudut pandang pencapaian keseimbangan antara
kepentingan individu (manajer) dengan
kewajiban terhadap pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan (stakeholder). Yang
dimaksud dengan stakeholder adalah pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok,
kreditur dan investor.
Penilaian tersebut hanya dapat dilakukan kalau manajer melakukannya secara sadar, artinya
menyadari implikasi jangka panjang yang ditimbulkan. Tekanan persaingan untuk
menghasilkan laba yang tinggi
bisa menyebabkan perilaku tidak etis, terutama untuk perusahaan yang menggunakan angka
akuntansi untuk penilaian kinerja secara mutlak.
Manajer dengan kinerja keuangan yang buruk dan perusahaan dengan laba rendah lebih
mudah melakukan tindakan tidak etis dibandingkan manajer dengan kinerjakeuangan baik
dan perusahaan dengan laba.

Pertanyaaan kelompok 8
Muhammad fachrurrazy rahmad (1710533030)
Romy dwi putra ( 1710533016)

1. Kenapa tujuan pengembangan rencana kompensasi bukan untuk menghilangkan


risiko, sementara komponen dari rencana pengembangan kompensasi itu sendiri adalah resiko
? (Bg Heru)
Jawaban :
Karena, konsisten dengan teori keagenan, menyiratkan bahwa manajer harus menanggung
beberapa risiko jika rencana kompensasi berhasil mengukur upaya–upaya yang tidak teramati
oleh mereka. Di sisi lain, terlalu banyak risiko dapat mencegah manajer dari mengambil
proyek-proyek berisiko, sehingga dapat menjadi kepentingan yang lebih baik bagi
perusahaan. Selain itu, terlalu banyak menyebabkan volatilitas pada pembayaran manajer
yang akan memaksakan risiko kebangkrutan pribadi menjadi tidak efisien dan juga tidak etis.
2. Apa keuntungan bagi manajer jika terlalu banyak resiko dalam pengambikan keputusan?
(Yafi)
Jawaban :
Terlalu banyak risiko dapat mencegah manajer dari mengambil proyek-
proyek berisiko, sehingga dapat menjadi kepentingan yang lebih baik bagi perusahaan. Selain
itu, terlalu banyak menyebabkan volatilitas pada pembayaran manajer yang akan
memaksakan risiko kebangkrutan pribadi menjadi tidak efisien dan juga tidak etis.

Pertanyaan Kelompok 7
1.Mutiara Zanzabila (1610533017)
2.Khairati Zikri Utami (1710533018)
3.Masyitah Hiyasari (1710533039)

1. Di tengah pandemi covid-19 bagaimanakah kebijakan perusahaan mengenai kompensasi


eksekutif? dapatkah kelompok penyaji memberikan contoh? (Faris)
Jawaban :
Di tengah pandemi Covid-19 sebagian besar uang kompensasi milik para chief executiver
officer (CEO) di perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) dilaporkan masih dibayar
penuh. Walaupun banyak perusahaan melakukan penyesuaian terhadap kriteria gaji dan
bonus kinerja selama pandemi virus corona Covid-19.
Menurut data yang dihimpun Conference Board dengan perusahaan konsultan Semler Brossy
dan Esgauge, hanya sekitar seperlima dari perusahaan publik yang tercatat di indeks Russel
3000 yang telah mengurangi gaji para CEO.
Kebanyakan dewan perusahaan tampaknya bersedia mengabaikan dampak pandemi Covid-19
sebagai faktor yang tidak terkait kinerja ceo, bahkan jika perusahaan dirugikan karena krisis
kesehatan itu.
Terdapat beberapa contoh kasus pengurangan gaji uang mencolok. Salah satu di antranya
adalah Chairman United Airlines Oscar Munoz dan CEO Scott Kirby, yang dilaporkan setuju
untuk tidak digaji selama beberapa bulan karena maskapai penerbangannya mengalami
pukulan telak akibat penurunan jumah rute perjalanan. Sebagai informasi, Munoz pada 2019
telah menerima gaji pokok sebanyak US$ 1,25 miliar, serta sekitar US$ 11 juta dalam bentuk
bonus dan penghargaan saham. Sedangkan perusahaan-perusahaan lain memutuskan
mengatur ulang kriteria uang kompensasi untuk memastikan para eksekutif tinggi tidak
mengalami perubahan besar. Tercatat, sebanyak 195 perusahaan dalam indeks Russell 3000,
yang telah melakukan perubahan pembayaran insentif sejak 1 Maret. Kemudian produsen alat
olahraga, Nike, misalnya, telah mengubah pembayaran insentif untuk CEO John Donahoe.
Nike menghapus metrik laba per saham dan pendapatan sebelumnya sebanyak satu metrik,
yang didasarkn kinerja relatifnya terhadap perusahaan-perusahaan lain dalam indeks Standard
& Poor's 500 di masa depan. Dengan demikian, dalam tahun kontrak yang berakhir pada Mei,
Donahoe tidak memenuhi target kinerja yang ditetapkan oleh dewan tetapi memperoleh
bonus tunai khusus sebesar US$ 6,75 juta dengan total US$ 53,5 juta. Selain itu, sekitar
sepertiga dari perusahaan-peruahaan dalam indeks Russell telah beralih untuk membatasi
bonus tahunan bagi para eksekutif puncak. Tapi menurut hitungan kasar, jumlah perusahaan
yang sama telah beralih mengubah kriteria pemberian bonus.

2. Pada makalah penyaji mengenai penguat teori kompensasi eksekutif disebutkan bahwa
manajer memiliki kekuatan untuk mempengaruhi kompensasi dengan mengorbankan nilai
pemegang saham. Dalam hal ini bagaimana kaitan kompensasi eksekutif terhadap moral
hazard? (Bg Heru)
Jawab : kaitannya ialah, kompensasi eksekutif ini membantu memperbaiki masalah dalam
moral hazard yang timbul dari kepemilikan perusahaan yang rendah. Pada kondisi dimana
manajemen mengambil risiko untuk mengorbankan nilai pemegang saham, kompensasi
eksekutif dapat mengurangi risiko tersebut dengan alternatif seperti menggunakan opsi
saham, saham terbatas, kontrak jangka panjang sehingga pemegang saham dapat memotivasi
pihak manajer untuk memaksimalkan nilai perusahaan

Anda mungkin juga menyukai