OLEH
Si Made Ngurah P C4C019003
Rohidin C4C019001
Kas merupakan unsur yang paling penting dalam perusahaan. Kehidupan dan kemajuan
perusahaan tidak dapat dipisahkan dari kas. Dalam menjalankan aktivitas perusahaan tingkat
produktifitas kas harus sangat dijaga agar jumlahnya jangan terlalu besar yang menimbulkan
dana tersebut sebagian menganggur (idle cash) ataupun sebaliknya jumlah tersebut juga tidak
boleh terlalu kecil yang dapat menimbulkan hambatan-hambatan dalam menjalankan
kegiatan usaha di perusahaan. Kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran aktivitas
perusahaan. Oleh karena itu, pengelolaan kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik,
baik dari penerimaan kas sampai pada pengeluaran kas.
Kas merupakan aset perusahaan bersifat likuid yang sangat menarik dan mudah untuk
diselewengkan. Selain itu banyak transaksi perusahaan yang menyangkut penerimaan dan
pengeluaran kas. Karena itu, untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kecurangan atau
penyelewengan yang menyangkut uang kas perusahaan, diperlukan adanya pengendalian
intern (Internal Control) yang baik atas kas dan bank.
Kas didefinisikan sebagai alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk
membiayai kegiatan umum perusahaan. Kas dan setara kas menurut PSAK No.2 (IAI
2009:22) ”Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash
equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan dengan cepat
dapat dijadikan sebagai kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapai risiko perubahan nilai
yang signifikan”.
Kas menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia, 2007:21) adalah sebagai berikut:
Mata uang kertas dan logam baik rupiah maupun valuta asing yang masih berlaku sebagai
alat pembayaran yang sah. Termasuk pula dalam kas adalah mata uang rupiah yang ditarik
dari peredaran dan masih dalam masa tenggang untuk penukarannya ke bank Indonesia.
Dalam pengertian kas ini tidak termasuk commemorative coin, emas batangan, dan mata
uang emas serta valuta asing yang sudah tidak berlaku.
Berdasarkan defenisi mengenai kas tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan kas adalah aset perusahaan yang sifatnya sangat likuid sehingga
pengalokasian harus benar-benar diawasi agar dapat dikendalikan dan tidak menghambat
pada aktivitas operasional perusahaan.
Modal kerja bersih (net working capital)
Modal kerja bersih (net working capital) adalah harta lancar dikurangi utang lancar.
Modal kerja ini merupakan kekuatan intern untuk menggerakan kegiatan bisnis, yaitu untuk
membiayai kegiatan operasi rutin dan untuk membayar semua utang yang jatuh tempo. Ia
dapat dikatakan sebagai modal kerja kualitatif. Pada dasarnya, sumber modal kerja terdiri dari
dua pokok, yaitu:
1. Bagian yang tetap atau bagian yang permanen yaitu jumlah minimum yang harus
tersedia agar perusahaan berjalan dengan lancar tanpa kesulitan keuangan, dan
2. Jumlah modal kerja yang variabel yang jumlahnya tergantung pada aktivitas musiman
dan kebutuhan- kebutuhan diluar aktivitas yang biasa.
1. Hasil operasi perusahaan, adalah jumlah pendapatan yang nampak dalam laporan
perhitungan laba rugi ditambah dengan depresiasi dan amortisasi.
2. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek), dalam
menganalisis sumber modal kerja yang berasal dari keuntungan penjualan surat-surat
berharga harus dipisahkan dengan modal kerja yang berasal dari hasil usaha pokok
perusahaan. Dari hasil penjualan surat berharga ini menyebabkan terjadinya perubahan
dalam unsur modal kerja yaitu dari bentuk surat berharga berubah menjadi kas.
3. Penjualan aktiva tidak lancar, perubahan aktiva tidak lancar menjadi kas atau piutang
akan menyebabkan bertambahnya modal kerja. Apabila hasil dari penjualan aktiva tetap
atau aktiva tidak lancar ini tidak digunakan untuk mengganti aktiva yang bersangkutan,
akan menyebabkan keadaan aktiva lancar sedemikian besarnya sehingga melebihi
jumlah modal kerja yang dibutuhkan (adanya modal kerja yang berlebih-lebihan).
4. Penjualan saham atau obligasi, Perusahaan dapat mengeluarkan obligasi atau bentuk
hutang jangka panjang guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya penjualan obligasi
ini mempunyai konsekuensi bahwa perusahaan harus membayar bunga tetap, oleh
karena itu dalam mengeluarkan hutang dalam bentuk obligasi ini harus disesuaikan
dengan kebutuhan perusahaan Penjualan obligasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan
(terlalu besar) disamping menimbulkan beban bunga yang besar, juga akan
mengakibatkan keadaan aktiva lancar yang besar sehingga melebihi jumlah modal kerja
yang dibutuhkan.
Siklus Operasi
Merupakan waktu yang dibutuhkan perusahaan dalam proses menghasilkan kas, dalam
hal ini yaitu mengkonversi persediaan, dan piutang menjadi kas. Dari pengertian diatas dapat
kita ambil kesimpulan, suatu perusahaan untuk menghasilkan kasnya diperoleh melalui
"penjualan persediaan" dan "penagihan piutang". Dalam analisa rasio keuangan menghitung
siklus operasi itu sendiri terdiri caranya sangat mudah . yaitu hanya dengan menjumlahkan
Usia Rata-rata Persediaan + Waktu Rata-rata penagihan Piutang. Sehingga semakin pendek
jumlah hari dalam siklus operasi perusahaan , makan semakin baik. Siklus operasi atau
operating cycles bisa dihitung dengan cara menjumlahkan ‘usia rata-rata persediaan’ dengan
‘waktu rata-rata penagihan piutang’. Jika dituliskan dalam bentuk formula, maka:
Siklus Kas
Saldo kas dihasilkan dari pengaruh kumulatif 5 siklus transaksi yaitu siklus pendapatan,
siklus pengeluaran, siklus pendanaan, siklus investasi, dan siklus jasa personalia. Definisi
Siklus Pengeluaran Kas adalah suatu rangkaian bisnis dan operasional pemrosesan data
terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa. Adapun
tujuan utama dalam siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan biaya total memperoleh
dan memelihara persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang dibutuhkan organisasi
untuk menjalankan aktivitasnya (Romney & Steinbart, 2005).
Menentukan besar kecilnya kebutuhan modal kerja suatu perusahaan, karena periode
persediaan, periode piutang, dan periode utang merupakan salah satu komponen yang
menentukan jumlah modal kerja perusahaan.
Alasan Perusahaan Perlu Memiliki Kas
Meminimumkan jumlah kas yang harus ditahan untuk melaksanakan aktivitas bisnis
dalam kondisi normal namun tetap memiliki kas memadai untuk (1) mengambil potongan
dagang (trade discount); (2) mempertahankan credit rating; dan (3) memenuhi kebutuhan kas
tak terduga.
Teknik Manajemen Kas
1. Sinkronisasi arus kas: menyesuaikan timing arus kas masuk dengan arus kas keluar
sehingga anggaran kas dapat diperkecil.
2. Mempercepat pengumpulan kas. Dilakukan dengan bantuan lock-boxes dan pre-
authorized debits.
3. Memanfaatkan float (perbedaan antara saldo yang ada pada buku cek perusahaan
dengan saldo catatan bank).
Kebijakan perusahaan untuk pendanaan jangka pendek setidaknya terdiri dari dua
elemen berikut:
1. Ukuran investasi perusahaan pada aset lancar.
2. Pendanaan aset lancar.
Perusahaan Yang Memiliki Aset Likuid Yang Perusahaan Yang Memiliki Aset Likuid
Besar Akan Memiliki Yang Rendah Akan Memiliki
Kesempatan bertumbuh yang tinggi Kesempatan bertumbuh yang rendah
Risiko investasi yang tinggi Risiko investasi yang rendah
Perusahaan kecil Perusahaan besar
Kredit perusahaan rendah Kredit perusahaan tinggi
Terdapat dua alasan yang penting mengapa perusahaan memiliki surplus kas temporer yaitu:
1. Aktivitas musiman atau siklikal
2. Pendanaan untuk rencana pengeluaran di masa depan.
Saldo kas menganggur perusahaan dapat ditempatkan dalam sekuritas. Sekuritas jangka
pendek. Karakteristik-karakteristik yang penting dari sekuritas jangka pendek adalah, sebagai
berikut:
1. Maturity yaitu perubahan pada tingkat bungan pasar akan mempengaruhi harga
sekuritas.
2. Risiko gagal bayar yakni resiko disini merujuk pada probabilitas kupon bunga dan nilai
pokok yang tidak akan dibayar dalam jumlah yang telah dijanjikan saat jatuh tempo.
3. Marketability merujuk kepada seberapa mudah sekuritas dapat diubah menjadi kas,
jadi sama dengan likuiditas.
4. Taxes yakni pajak yang dikenakan atas bunga yang berasal dari sekuritas jangka
pendek harus dipertimbangkan dalam menentukan investasi dana kas yang
menganggur.
Penentuan target saldo kas merupakan trade off antara opportunity cost yang timbul
karena memegang kas terlalu banyak (kehilangan pendapatan bunga) dan trading cost yang
timbul karena memegang kas dalam jumlah yang sedikit. Jika perusahaan memegang kas
dalam jumlah yang sedikit, maka biasanya perusahaan akan menjual investasi jangka
pendeknya agar saldo kasnya meningkat. Trading cost akan menurun seiring dengan
peningkatan saldo kas karena perusahaan tidak harus sering melakukan penjualan sekuritas
jangka pendek. Opportunity cost akan meningkat seiring dengan peningkatan saldo kas
karena perusahaan tidak dapat menginvestasikan saldo kasnya ke sekuritas jangka pendek.
Perusahaan yang memiliki saldo kas yang kecil harus dapat mengelola piutangnya
dengan baik yakni dengan mengurangi biaya pinjaman dan mengurangi tingkat tak
tertagihnya piutang. Menjaga hubungan baik dengan pelanggan juga sangat penting karena
dapat meningkatkan penjualan. Pengelolaan piutang dapat dilakukan secara bebas atau ketat,
dengan kelebihan dan
kekurangan sebagai berikut:
Kebijakan Kredit
Perusahaan memperoleh penagihan tunai yang lebih rendah dari yang ditagihkan
apabila pelanggaran membayar pada peri ode diskon.
Kebijakan Penagihan
Manajemen Persediaan
1. Biaya penyimpanan persediaan yang terdiri dari biaya gudang, asuransi dan pajak,
kerugian dari keuangan atau pencurian barang, opportunity cost dari modal yang
diinvestasikan pada perusahaan.
2. Shortage cost yang dibagi menjadi restocking cost dan safety reserve cost
Perpanjangan EOQ
Perusahaan tidak selalu menunggu persediaan habis untuk memesan persediaan kepada
pemasok hal ini karena perusahaan ingin meminimalisir risiko kekurangan persediaan yang
menyebabkan hilangnya kesempatan menjual dan adanya rentang waktu dari pemesanan
hingga persediaan sampai di perusahaan. Berdasarkan pertimbang tersebut, maka perusahaan
menyusun: (1) Safety stock ; (2) Reorder point .
Daftar Pustaka
http://www.kompasiana.com/lulukwidyastuti/audit-saldo-kas_55657d8cb39273bc5d102a96
http://blog.kangsatria.com/2014/08/cara-menghitung-siklus-operasi.html#ixzz3sz2EZVW0: