Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

BAB 2

KAS

DOSEN PENGAMPU: DIGOR MUFTI, SE.,MM


PEMAHAMAN KAS
 Setiap perusahaan pasti memiliki alat ukur yang berlaku resmi dinegara dimana perusahaan tersebut
berlokasi, maupun yang berlaku secara internasional. Tanpa memiliki alat tukar transaksi, perusahaan
tidak akan mampu beroperasi demi menjalankan usahanya sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

 Kas merupakan alat pertukaran yang dimiliki perusahaan dan siap digunakan dalam transaksi
perusahaan, setiap saat digunakan.

 Dalam laporan posisi keuangan, kas merupakan asset yang paling lancar, dalam arti paling sering
berubah. Hampir pada setiap transaksi dengan pihak luar perusahaan kas akan selalu terpengaruh.

 Pos yang termasuk dalam kas menurut pengertian akuntansi adalah alat pertukaran yang dapat diterima
untuk pelunasan utang, yang dapat diterima sebagai setoran ke bank sejumlah nilai nominalnya.
Karena itu, yang mencakup kas adalah: uang kertas, uang logam, cek kontan yang belum disetorkan,
simpanan dalam bentuk giro. Giro mundur yang diterima dari pihak lain dan menjadi milik perusahaan
tidak dapat dimasukkan ke dalam kelompok kas, karena tidak dapat digunakan pada saat ini dan harus
menunggu hingga tanggal jatuh tempo untuk mencairkannya. Kas kecil yang ada dicabang-cabang
termasuk bagian dari kas perusahaan.
KAS KECIL
• Demi alasan keamanan, biasanya perusahaan menyimpan kasnya dibank karena disamping lebih aman juga untuk
mempermudah pengendalian atas arus keluar masuknya harga perusahaan. Akan tetapi, disamping menyimpan
dananya dibank, perusahaan juga selalu memiliki kas yang disimpan oleh kasir perusahaan atau bagian keuangan
dan biasanya disebut Kas Kecil.
• Kas kecil adalah uang tunai yang disediakan perusahaan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya
relative kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek atau giro.
• Dana kas kecil tersebut dikelola oleh kasir yang bertanggung jawab terhadap pembayaran-pembayaran bernilai kecil
dan rutin.

Terdapat dua metode pencatatan kas kecil, yaitu :


1. Metode imprest
Suatu metode pengisian dan pengendalian kas kecil dimana jumlah kas kecil selalu tetap dari waktu ke waktu, karena
pengisian kembali kas kecil akan selalu sama dengan jumlah yang telah dikeluarkan. Penggunaan kas kecil yang
dicatat dengan metode imprest tidak memerlukan pencatatan (jurnal) atas setiap transaksi yang terjadi. Bukti-bukti
transaksi dikumpulkan, dan pada saat pengisian kembali, kas kecil diisi kembali berdasarkan jumlah dari keseluruhan
bukti transaksi tersebut.
2. Metode Fluktuasi
Suatu metode pencatatan dan pengendalian kas kecil, dimana jumlah kas kecil akan selalu berubah karena pengisian
kembali kas kecil selalu sama dari waktu ke waktu. Setiap pengeluaran yang menggunakan kas kecil harus selalu
dicatat (dijurnal) berdasarkan bukti transaksi yang ada satu per satu.
Jurnal umum yang diperlukan menyangkut penggunaan dana kas kecil tersebut
dengan metode imprest dan fluktuasi, adalah sebagai berikut :

Seperti terlihat dalam jurnal tersebut, pada saat pembentukan kas kecil untuk yang
pertama kalinya, baik metode imprest maupun fluktuasi memiliki jurnal yang sama, yaitu
akun Kas kecil didebet sebesar Rp1.500.000 dan akun kas kredit dengan jumlah yang
sama.
Akan tetapi, pada tanggal berikutnya ketika kas kecil tersebut mulai digunakan
untuk membayar berbagai keperluan perusahaan, metode imprest tidak menjurnal sama
sekali, hanya bukti-bukti transaksinya yang dikumpulkan. Sedangkan metode fluktuasi
mencatat setiap transaksi pemakaian kas kecil satu per satu.
SELISIH KAS
• Kas merupakan aset perusahaan yang ukurannya kecil tetapi memiliki nilai yang relative besar dibandingkan
dengan aset lain yang dimiliki perusahaan. Karena itu, kas merupakan aset perusahaan yang sangat mudah
diselewengkan. Untuk meminimalkan terjadinya kecurangan atas pengelolahan kas, setiap perusahaan harus
secara berkala melakukan cash-opname, yaitu menghitung fisik kas (kecil) dan membandingkan dengan saldo
kas (kecil) yang ada dalam buku besar.

• Dalam proses cash-opname itulah sering kali ditemukan selisih kas, yaitu jumlah kas secara fisik tidak sama
dengan jumlah kas dalam buku besar. Perbedaan jumlah kas tersebut dapat berupa selisih kurang maupun
selisih lebih. Selisih kurang terjadi jika jumlah kas secara fisik lebih kecil dibandingkan jumlah kas menurut
buku besar. Selisih lebih terjadi jika jumlah kas secara fisik lebih besar dibandingkan jumlah kas menurut buku
besar.

• Terjadinya selisih kas tersebut dapat disebabkan oleh berbagai hal. Biasa karena ketidaktelitian kasir atau juga
karena kecurangan. Tetapi apapun penyebabnya, selisih tersebut harus dicatat dan diakui serta dilaporkan.
Selisih kas tersebut harus ditampung dalam akun selisih kas. Jika cash-opname dilakukan secara rutin, maka
kemungkinan ditemukannya selisih kas-baik selisih kurang maupun selisih lebih-juga akan semakin asing. Jika
setiap perbedaan tersebut selalu dicatat, maka akun selisih kas bersaldo debet, maka hal itu menjadi bagian
dari beban yang akan mengurangi laba usaha perusahaan pada tahun bersangkutan. Sebaliknya, jika pada
akhir tahun akun selisih kas bersaldo kredit, maka hal itu menjadi bagian dari pendapatan yang akan
menambah laba usaha perusahaan pada periode bersangkutan.
REKONSILIASI BANK
Secara umum, terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab perbedaan antara saldo kas menurut perusahaan dan saldo kas
menurut bank, yaitu :

1. Setoran dalam perjalanan (cash in transit), yaitu uang yang telah diterima perusahaan tetapi karena berbagai hal belum dapat
dikirimkan dan belum diakui sebagai setoran oleh bank. Jadi, oleh perusahaan sudah terlanjur dicatat sebagai penerimaan
kas, tetapi oleh bank belum dicatat/diakui.
2. Cek yang beredar (outstanding checks), yaitu cek yang telah dikeluarkan perusahaan untuk membayar sesuatu tetapi sampai
pada tanggal laporan posisi keuangan belum dicairkan oleh pemegangnya. Itu berarti oleh perusahaan telah terlanjur diakui
sebagai pengeluaran kas, tetapi oleh bank belum dicatat dan diakui sebagai pengeluaran kas.
3. Cek kosong (Blank check), yaitu cek yang telah diterima perusahaan dan terlanjur diakui sebagai penerimaan perusahaan
tetapi pada saat dicairkan ternyata dananya tidak ada atau kurang. Pada saat cek itu diterima, oleh perusahaan terlanjur
diakui sebagai penerimaan kas, tetapi setelah memperoleh kepastian bahwa cek tersebut tidak ada dananya harus
dikurangkan dari kas perusahaan.
4. Penagihan oleh bank yang belum diketahui oleh perusahaan, Bank biasanya menyediakan jasa penagihan untuk nasabahnya.
Jika suatu bank melakukan penagihan untuk nasabanya dan berhasil, biasanya nasabah baru mengetahuinya setelah
menerima akun/rekening koran.
5. Jasa Giro, yaitu bunga yang yang diberikan kepada nasabah bank atas simpanan uangnya disuatu bank. Perusahaan baru
mengetahuinya setelah menerima akun/rekening koran.
6. Beban bunga dan administrasi, yaitu beban bunga dan administrasi yang dikenakan karena menggunakan fasilitas perbankan
tertentu. Perusahaan baru mengetahuinya setelah menerima akun/rekening koran.
7. Kesalahan-kesalahan, adalah berbagai kesalahan yang dibuat oleh kedua belah pihak yang mungkin terjadi. Baik kesalahan
yang dibuat oleh karyawan perusahaan maupun kesalahan yang dibuat oleh karyawan bank.
ARUS KAS
Setiap sumber penerimaan kas harus dapat dibuat rinciannya tentang seberapa banyak uang yang diperoleh
dari setiap sumber tersebut. Setiap sumber pengeluaran juga harus dapat dibuat rinciannya tentang
seberapa banyak uang yang dibutuhkan untuk aktivitas tersebut. Dari perbedaan jumlah dan waktu aliran
dana yang diterima serta aliran dana keluar, akan terlihat tingkat keseimbangan antara keduanya. Jadi, pada
bagian akhir dari laporan arus kas dapat diketahui jumlah kas yang dimiliki suatu perusahaan, beserta
sumber perolehan dan sumber penggunaannya. Secara umum, tujuan dibuatnya laporan arus kas adalah :

1. Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan arus kas bersih masa depan


2. Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya, membayar dividen, dan kebutuhannya untuk
pendanaan internal
3. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dan penerimaan serta pembayaran kas yang berkaitan
4. Menilai pengaruh posisi keuangan suatu perusahaan dari transaksi investasi dan pendanaan kas dan
nonkasnya selama suatu periode tertentu.

Semua informasi yang berkaitan dengan aliran kas masuk dan keluar perusahaan pada suatu periode itulah
yang dijadikan alas an dibuatnya laporan arus kas. Jadi, pada dasarnya tujuan laporan arus kas adalah untuk
memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama suatu
periode tertentu.
FORMAT LAPORAN ARUS KAS
Aktivitas Operasi, yaitu berbagai aktivitas yang berkaitan dengan upaya perusahaan untuk menghasilkan produk sekaligus semua upaya
yang terkait dengan menjual produk tersebut. Artinya semua aktivitas yang berkaitan dengan upaya untuk memperoleh laba usaha
dimasukkan dalam kelompok ini. Karena itu, dalam aktivitas ini tercakup beberapa aktivitas utama, yaitu :
 Penjualan produk perusahaan
 Penerimaan piutang
 Pendapatan dari sumber diluar usaha utama
 Pembelian bahan baku/barang dagang
 Pembayaran beban tenaga kerja
 Pembayaran beban-beban overhead
 Pembayaran beban-beban pemasaran
 Pembayaran beben-beban administrasi & umum

Aktivitas Investasi, yaitu berbagai aktivitas yang berkaitan dengan pembelian dan penjualan harta perusahaan yang dapat menjadi sumber
pendapatan perusahaan, seperti pembelian dan penjualan gedung, tanah, mesin, kendaraan, pembelian obligasi/saham perusahaan lain
dan sebagainya.

Aktivitas keuangan, yaitu semua aktivitas yang berkaitan dengan upaya untuk mendukung operasi perusahaan dengan menyediakan
kebutuhan dana dari berbagai sumbernya beserta konsekuensinya. Sebagai contoh penerbitan surat utang, penerbitan obligasi, penerbitan
saham baru, pembayaran dividen, pelunasan utang, dan sebagainya. Tetapi secara umum, aktivitas keuangan dibagi menjadi dua kelompok
yaitu :
Perolehan modal dari pemilik dan kompensasinya berupa pengembalian atas dan dari investasi mereka
Pinjaman uang dari kreditor dan pembayaran kembali utang yang dipinjam.
 
METODE PENYUSUNAN LAPORAN ARUS KAS

Secara umum, terdapat dua metode dalam menyusun laporan arus kas, yaitu metode
langsung dan metode tidak langsung :
1. Metode langsung, adalah metode penyusunan laporan arus kas dimana dirinci aliran
masuk kas dari aktivitas-aktivitas operasi dan aliran keluar kas dari aktivitas-aktivitas
operasi. Metode langsung menghitung saldo kas operasi melalui selisih antara kas masuk
dari pendapatan usaha dank as keluar untuk beban usaha perusahaan. Sedangkan arus
kas dari aktivitas investasi dan aktivitas keuangan dihitung dengan mencari selisih antara
arus kas masuk dan arus kas keluar pada masing-masing kelompok sumber kas tersebut.
2. Metode tidak langsung, adalah metode penyusunan laporan arus kas dimana dibuat
rekonsiliasi antara laba yang dilaporkan dengan aliran kas. Metode tidak langsung
dimulai dengan laba bersih usaha dan mengubahnya menjadi arus kas bersih dari
aktivitas operasi. Sedangkan arus kas dari aktivitas investasi dan aktivitas keuangan
dihitung dengan mencari selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar pada masing-
masing kelompok sumber kas tersebut.

Anda mungkin juga menyukai