DOSEN :
MUHAMMAD BASRI L, SE. M. AK.
POLITEKNIK BOMBANA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KAS
Aliran kas terdiri atas dua jenis yaitu pemasukan dan pengeluaran kas, sehingga
pengendalian internal dibagi menjadi dua jenis juga yaitu pengendalian internal penerimaan
kas dan pengendalian kas untuk pengeluaran kas sebagai berikut:
Salah satu bentuk pengendalian internal kas yaitu kas kecil, sebagaimana dalam jenis
pengendalian internal kas dalam kegiatan pengeluaran kas, kas kecil ini bertujuan untuk
kegiatan pengeluaran kas dalam jumlah kecil sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan
dengan menggunakan cek. Kas kecil dibentuk dengan tujuan mengefisienkan kegiatan-
kegiatan yang membutuhkan dana dalam jumlah kecil.
Pengendalian internal kas ini sangat penting untuk dilakukan, karena pengendalian kas ini
akan menjadikan kegiatan pengeluaran dan pemasukan kas berjalan sesuai dengan yang
diharapkan dan tindak kecurangan dan diminimalisir bahkan dapat dihindarkan.
SISTEM VOUCHER
Dalam dunia akuntansi, voucher berarti suatu dokumen yang digunakan sebagai bukti pengesahan
untuk pembayaran kas. Setelah disetujui oleh pihak yang berwenang, setiap voucher dicatat dalam
buku harian yang disebut register voucher.Lembaran asli voucher dilampiri dengan faktur penjualan,
laporan penerimaan dan order pembelian.Dengan pencatatan sistem voucher, maka kita dapat
memantau atau mengawasi siklus perolehan dan pembayaran, data internal dan data akuntasi
perusahaan.Setelah melakukan pencatatan pada register voucher, untuk voucher yang belum dibayar
diarsipkan dalam file voucher yang belum dibayar berdasarkan tanggal jatuh tempo sampai tibanya
waktu pembayaran voucher tersebut. Register cek adalah pencatatan mengenai semua cek dalam
bentuk jurnal pengeluaran kas. Pencatatan ini dilakukan untuk voucher yang telah dilakukan
pembayarannya. Setelah dilakukan pembayaran, voucher diberi tanda LUNAS dan diarsip ke dalam
file voucher yang telah dibayar. File ini dapat digunakan oleh karyawan yang memerlukan informasi
mengenai pembayaran masa lalu. Memiliki pencatatan dan pelaporan keuangan yang baik akan
memudahkan Anda dalam mengevaluasi serta menentukan strategi dan rencana keuangan jangka
panjang setelahnya.
REKONSILIASI BANK
Rekonsiliasi bank adalah kegiatan merinci adanya perbedaan terhadap catatan transaksi milik
bank sebagai pengelola transaksi serta catatan yang dimiliki oleh perusahaan dengan pihak bank
berupa rekening koran atau biasa disebut bank statement. Tujuan dari proses ini adalah untuk
memastikan persamaan dan perbedaan antara keduanya. Rekonsiliasi bank harus dilakukan karena
informasi yang terdapat pada laporan bank merupakan catatan bank dari semua transaksi yang
terdapat dan berdampak pada rekening bank perusahaan selama sebulan terakhir. Rekonsiliasi juga
harus diselesaikan secara berkala pada semua rekening bank, untuk memastikan bahwa catatan kas
perusahaan adalah benar. Hal ini juga digunakan sebagai kontrol yang lebih baik atas penerimaan
dan pembayaran yang dilakukan secara tunai.
Rekonsiliasi bank sangat diperlukan bagi perusahaan karena untuk mengetahui informasi penting
seperti contoh:
1. Perusahaan dapat mengetahui jumlah selisih dari saldo kas pada laporan bank yang berbeda
dengan pembukuan perusahaan.
2. Untuk mengetahui penyebab-penyebab selisih saldo kas pada catatan bank dan perusahaan.
1. Deposit in Transit (Setoran dalam Proses) adalah Uang tunai dan/atau cek yang telah diterima dan
dicatat oleh suatu perusahaan, tetapi belum dicatat dalam catatan bank tempat perusahaan tersebut
menyimpan dana. Jika hal ini terjadi pada akhir bulan, setoran tidak akan muncul dalam laporan bank,
dan karenanya menjadi item rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank. Setoran dalam proses terjadi ketika
data tersebut terlambat sampai di bank sehingga tidak dapat dimasukkan dalam catatan pada hari
tersebut. Penyebab lainnya jika perusahaan mengirimkan setoran namun tertunda ataupun perusahaan
belum mengirim deposit ke bank sama sekali.
2. Outstanding Check (Cek Beredar) adalah cek yang telah dicatat oleh perusahaan, tetapi belum
dicairkan. Jika belum diselesaikan maka tidak akan muncul pada laporan bank.
3. Non-Sufficient Fund Check (Cek Kosong) adalah cek yang tidak diterima oleh bank karena dana di
dalam rekening perusahaan tidak mencukupi. Jika ini terjadi, maka bank tetap akan mengeluarkan nota
debit dengan jumlah ketidakjujuran (dishonored) dan saldo di rekening akan dikurangi. Untuk
mengeluarkan cek ini, peruahaan akan dikenakan biaya pemrosesan.
1. Melakukan perbandingan antara saldo kas di buku besar perusahaan dan rekening koran dari bank
2. Catat transaksi yang dilakukan oleh bank
3. Lakukan penelusuran terhadap transaksi yang masih diproses
4. Buat lembar kerja rekonsiliasi dan hitung selisihnya
5. Penelusuran dan pengecekkan ulang.
KAS KECIL
Esensi dari petty cash atau kas kecil sendiri adalah dana yang dikeluarkan perusahaan dengan jumlah
yang relatif kecil. Sesuai dengan namanya, tentunya dana ini akan dikeluarkan untuk pengeluaran-
pengeluaran yang nominalnya juga kecil. Salah satu contoh dana yang termasuk kas kecil adalah dana
konsumsi rapat.
Biasanya petty cash dikelola oleh petugas keuangan perusahaan yang masih Fresh graduated atau pemula.
Tujuannya sederhana, supaya mereka bisa belajar membuat neraca yang baik dari sistem kalkulasi yang
paling sederhana.
Karena nominal pembiayaan kecil, tentu pembukuan yang digunakan untuk mencatat transaksi juga
khusus, pembukuan inilah yang disebut petty cash.
Artinya jika ingin membayar biaya yang kecil, tentu datanya ada di kas kecil. Sedangkan jika ingin
membayar biaya kebutuhan perusahaan yang besar, tentu datanya harus dilihat di pembukuan yang
berbeda.
Karena dengan adanya kas kecil, tentu pemetaan dana yang dikeluarkan menjadi jelas. Itu artinya, analisis
untuk bahan laporan juga lebih mudah dan tidak rumit.
4. Mempercepat Penentuan Kebijakan Insidental
Terkadang atasan mengeluarkan kebijakan insidental atau kebijakan mendadak untuk perusahaan, dengan
adanya kas kecil dan kas besar, tentu analisis pra kebijakan menjadi lebih mudah.
Dasar keputusan juga kuat, sehingga tidak akan terjadi permasalahan di belakang hari. Artinya, kebijakan
mendadak yang dikeluarkan memang didasarkan pada data yang ada sekalipun analisisnya dilakukan
dengan cepat dan juga mendadak.
Dengan adanya pembukuan petty cash tentu kerja akuntan ketika mencatat keuangan perusahaan menjadi
lebih mudah. Karena sistem analisisnya hanya dengan menyatukan data-data keuangan di setiap bidang di
dalam perusahaan.
Rapat di kantor adalah hal lumrah. Bahkan ada agenda khusus untuk kegiatan ini. Termasuk rapat
eksternal kantor yang diadakan dalam periode tertentu.
Penyediaan konsumsi untuk agenda ini perlu dilakukan. Tentunya membutuhkan dana untuk memberikan
pelayanan konsumsi yang bagus. Misal, dengan adanya kas kecil karyawan yang bertugas tidak perlu
bingung dan takut suguhan tidak akan memuaskan, karena semua dana diambilkan dari perusahaan dan
nanti akan dicatat di dalam pembukuan.
Lain soal kalau divisi itu memiliki uang tunai sendiri yang bisa dialokasikan untuk membiayai divisi-nya
sendiri. Tak hanya itu, dana yang tercatat di dalam petty cash ini, juga bisa diperbantukan pada divisi lain
yang kebetulan membutuhkan dana darurat.
1. Metode Tetap
Metode pencatatan kas kecil yang pertama adalah metode tetap atau istilah akuntansi-nya disebut Imprest
Fund System. Maksud dari metode ini adalah sebuah pembukuan petty cash yang jumlah nominalnya
selalu sama.
Hal ini biasanya terjadi akibat jumlah dana yang dikeluarkan dengan dana yang dimasukkan sama.
Karena itu, saldo kas di dalam petty cash jumlahnya selalu tetap.
2. Metode Fluktuasi
Metode Fluktuasi adalah metode pencatatan kas kecil yang jumlah nominalnya selalu berubah. Tentunya
ini merupakan metode kebalikan dari metode pencatatan petty cash yang pertama yaitu Imprest Fund
System atau metode tetap.
Metode fluktuasi terjadi karena adanya ketimpangan antara pengeluaran dengan pemasukan. Yang mana
jumlah uang yang dikeluarkan dengan deposit dana tidak sama. Bisa lebih banyak saldo daripada dana
yang dikeluarkan atau sebaliknya.
SURAT BERHARGA
Surat berharga adalah surat yang dijual dengan cepat tanpa mengalami suatu kerugian. Ada
dua alasan perusahaan untuk melakukan investasi dalam surat berharga, yaitu pertama, sebagai
pengganti kas, dalam hal ini perusahaan mempertahankan suatu portofolio surat berharga untuk
mengurangi saldo kas yang terlalu besar untuk sementara dan akan menjualnya kembali jika arus
kas keluar melebihi arus kas masuk. Kedua, sebagai investasi sementara, biasanya dilakukan
untuk membelanjai kegiatan perusahaan yang bersifat musiman atau untuk membelanjai
kebutuhan yang telah direncanakan pada waktu yang akan mendatang.
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu surat berharga
sebagai alternatif untuk menginvestasikan kelebihan kas yang bersifat sementara, yaitu:
1. Default risk , yaitu risiko kegagalan perusahaan yang menerbitkan surat berharga untuk
melunasi bunga dan pokok pinjaman.
2. Event risk, yaitu risiko suatu kejadian yang tiba-tiba dapat segera mengakibatkan
perusahaan yang menerbitkan surat berharga dalam kondisi yang sulit.
3. Interest rate price risk, yaitu risiko turunnya harga pasar suatu surat berharga karena
terjadinya kenaikan suku bunga di pasar.
4. Inflation risk, yaitu risiko inflasi yang akan menurunkan daya beli dari sejumlah uang.
5. Marketability risk, yaitu risiko kesulitan untuk menjual surat berharga pada tingkat harga
yang berlaku di pasar.
6. Return on securities, yaitu tingkat pendapatan dari surat berharga, hal ini biasanya
berkaitan dengan tingkat risiko dari surat berharga tersebut. Semakin besar risiko semakin
tinggi tingkat pendapatan yang disyaratkan.
Berikut ini contoh jenis-jenis surat berharga yang diperjualbelikan di pasar uang, antara lain :
1. Treasury Bills (T-Bills)
T-Bills merupakan instrument utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau Bank Sentral
atas unjuk dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang
telah ditetapkan. Instrumen ini berjangka waktu jatuh tempo satu tahun atau kurang Instrumen
yg sangat aman karena diterbitkan oleh pemerintah atau biasanya oleh Bank Sentral. Oleh
karena itu instrumen ini sangat mudah diperjualbelikan dan disukai oleh perusahaan-perusahaan,
terutama oleh lembaga-lembaga keuangan untuk dijadikan sebagai cadangan likuiditas sekuner
yg memberikan hasil.
2. Commercial Paper
Commercial Paper (CP) pada dasarnya merupakan promes yang tidak disertai dengan jaminan
(unsequred promissory notes), diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana jangka
pendek dan dijual kepada investor dalam pasar uang. Penerbit berjanji akan membayar sejumlah
tertentu uang pada saat jatuh tempo. Penerbit CP adalah perusahaan yang mempunyai
kredibilitas tinggi.
Jangka waktu jatuh tempo CP ini berkisar mulai dari beberapa hari sampai 270 hari. Penjualan
CP dilakukan umumnya dengan sistem diskonto, namun beberapa diantaranya menggunakan
bunga sebagaimana halnya dengan kredit.