BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melakukan manajemen kas merupakan tugas yang sulit bagi manajer keuangan.
Apabila kas yang dimiliki terlalu sedikit, maka kegiatan tidak dapat dilakukan dengan baik
karena kas tidak cukup untuk membiayai kegiatna perusahaan. Tetapi sebaliknya apabila
perusahaan memiliki kas yang terlalu banyak maka akan timbul kesan bahwa perusahaan
tidak dapat memanfaatkan kesempatan untuk memperoleh pengembalian yang lebih besar
sebab dalam keadaan normal tingkat pengembalian uang kas akan sangat rendah. Oleh karena
itu, manajer keuangan harus menentukan jumlah kas yang seimbang, dalam arti cukup untuk
memenuhi kebutuhan pembayaran yang timbul dari kegiatan pokok perusahaan sedangkan
sisanya yang tidak terpakai agar ditempatkan pada surat-surat berharga yang mudah
diuangkan dan menghasilkan pendapatan (Syahyunan, 2004). Ketersediaan kas dan surat
berharga adalah sangat berarti agar tidak terjadi pengangguran dana, yang juga berarti ada
opportunity cost menahan kas dalam jumlah besar. Akan sangat berarti jika idle kas tersebut
disimpan dalam bentuk surat-surat berharga jangka pendek. Oleh karena itu penulis akan
membahas mengenai Manajemen Kas dan Surat-Surat Berharga.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana manajemen kas dan surat berharga ?
Bagaimana manajemen float ?
C. Tujuan
1
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
BAB II
PEMBAHASAN
KAS
Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang paling likuid (paling lancar), yang
bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban financial perusahaan. Kas merupakan
alat tukar yang memungkinkan manajemen menjalankan berbagai kegiatan usahanya.
Kas yang dibutuhkan perusahaan baik digunakan untuk membiayai operasi perusahaan
sehari-hari (dalam bentuk modal kerja) maupun pembelian aktiva tetap, memiliki sifat
kontinyu (untuk pembelian bahan baku, membayar upah, dan gaji, membayar supplies kantor
habis pakai, dll) dan tidak kontinyu. (untuk pembayaran deviden, pajak, angsuran hutang,
dsb)
Arti Penting Kas
Kas memiliki arti penting dalam menunjang setiap kegiatan perusahaan. Uang kas
harus digunakan untuk hal-hal yang memang sudah seharusnya dikeluarkan dan jangan
sampai digunakan untuk hal-hal yang bukan ditujukan pada penggunaan kas. Penggunaan kas
pada tempatnya sangat perlu dilakukan agar aktivitas perusahaan dapat berjalan sebagaimana
mestinya. Dampak jika uang kas tidak digunakan sudah tentu akan menghambat aktivitas
perusahaan. Lebih dari itu jika uang terlalu banyak di kas, maka akan menyebabkan uang
mengannggur. Oleh karena itu penggunaan uang kas yang terencana dengan baik menjadi
penting, disamping pencairan sumber-sumber kas.
Motivasi Perusahaan Mengadakan atau Menyimpan Kas
Kas sering disebut sebagai aktiva yang tidak menghasilkan (nonearning asset). Kas
diperlukan untuk menjaga likuiditas perusahaan, seperti membayar tenaga kerja, membeli
bahan baku, membayar utang, bunga, dan lain sebagainya. Akan tetapi jika kas yang dimiliki
disimpan di brankas perusahaan, kas tersebut tidak menghasilkan.
1. Motif Bertransaksi (Transactions Motive)
Motif transaksi artinya uang kas digunakan untuk melakukan pembelian dan
pembayaran,seperti pembelian barang atau jasa, pembayaran gaji, upah utang, dan
pembayaran lainnya. Kas keluar dan kas masuk tidak selalu tersinkronisasi. Jika kas keluar >
kas masuk, perusahaan bisa menghadapi masalah likuiditas.
2. Motif Berjaga-Jaga (Precautionary Motive)
2
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
3
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
Aliran kas dalam perusahaan : Aliran kas masuk (cash inflow) dan aliran kas keluar
(cash out flow). Aliran kas ada yang kontinyu dan tidak kontinyu (intermittent).
Aliran kas masuk kontinyu (misalnya hasil penjualan produk secara tunai, penerimaan
piutang). Aliran kas masuk intermittent (misalnya pendapatan dari peyertaan pemilik
perusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit dari bank, penjulan AT yang tdk
terpakai).
Aliran kas keluar kontinyu (misalnya kas utk pembelian bahan mentah, gaji
karyawan) Aliran kas keluar intermittent (misalnya pengeluaran untuk pembayaran
dividen, bunga, pembayaran angsuran hutang pembelian kembali saham, pembelian
AT).
Sumber Penerimaan Kas
Sumber penerimaan kas dapat dapat dipenuhi dari berbagai sumber yang ada. Dengan
demikian untuk memilih salah satu atau lebih smber yang ada, manajemen harus menetapkan
criteria tertentu, terutama yang berkaitan dengan untung ruginya menggunakan sumber
penerimaan kas yang dipilih. Oleh karena itu, pihak manajemen terutama seorang manajer
keuangan bertugas untuk mencari sumber kas agar kebutuhan kas segera terpenuhi.
Berikut ini beberapa sumber kas yang dapat dipenuhi di luar dari pinjaman yang
disediakan kreditor yaitu:
1) Penjualan barang secara tunai. Artinya perusahaan menjual produknya baik berupa
barang maupun jasa dengan pembayaran secara tunai, sehingga menghasilkan uang
kas.
2) Pembayaran piutang oleh pelanggan. Dalam hal ini perusahaan harus berupaya untuk
mengintensifkan pembayaran piutang dari pelanggan terutama piutang yang sudah
jatuh tempo, jangan sampai pelanggan menunggak, sehingga menghambat
penerimaan kas.
3) Hasil penjualan aktiva tetap. Kondisi seperti ini jarang terjadi kecuali perusahaan
sedang benar-benar mengalami kesulitan. Kalaupun terjadi biasanya aktiva tetap yang
dijual diprioritaskan aktiva tetap yang kurang atau sudah tidak produktiv lagi.
4) Penjualan saham dalam bentuk kas. Artinya perusahaan mengeluarkan saham yang
belum dijual kemudian dilepas ke pemegang saham dengan syarat pembayarannya
dilakukan secara tunai.
4
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
5) Pengeluaran surat utang jangka pendek. Dalam hal ini perusahaan yang menerbitkan
surat utang jangka pendek seperti wesel yang jangka waktunya tidak lebih dari satu
tahun.
6) Pengeluaran surat utang jangka panjang. Artinya perusahaan menerbitkan surat utang
yang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun seperti obligasi.
7) Penerimaan dari sewa, sumber in diperoleh perusahaan dari hasil sewa terhadap aktiva
yang dimiliki kepada pihak lain dalam waktu tertentu.
8) Penerimaan dana sumbangan. Dalam praktiknya untuk perusahaan komersial
penerimaan sumbangan jarang terjadi, namun untuk usaha sosial hal seperti ini sering
terjadi.
9) Pengembalian kelebihan pajak. Artinya adanya kelebihan pembayaran pajak pada
masa lalu akibat salah perhitungan dan kemudian dikembalikan ke perusahaan.
10) Dan bentuk pengembalian lainnya.
Semua penerimaan di atas jelas akan menambah jumlah uang kas perusahaan,
sehingga perlu diintensifkan pencarian kas dari sumber-sumber diatas, dan kebutuhan uang
kas segera dapat terpenuhi sesuai jadwal yang telah disusun.
Penggunaan Kas
Di samping sumber penerimaan kas, pihak manajemen juga harus menginventarisasi
penggunaan kas untuk keperluan yang akan datang. Keseimbangan penerimaan dan
penggunaan harus benar-benar dikelola secara baik sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Sebaiknya penggunaan kas juga harus menggunakan skala prioritas sesuai dengan
rencana yang telah di susun, sekalipun harus segera terpenuhi semuanya. Berikut in hal-hal
yang menyebabkan kekurangannya uang kas perusahaan, yaitu:
1) Pembelian barang secara tunai, artinya perusahaan membeli sejumlah barang baik
barang dagangan untuk perusahaan dagang maupun bahan baku (bahan mentah) untuk
industri dimana pembayarannya dilakukan secara tunai (cash).
2) Pembayaran biaya seperti gaji dan upah, merupakan pengeluaran untuk kegiatan rutin
operasional perusahaan terhadap karyawannya, baik secara bulanan maupun secara
mingguan.
3) Pembayaran sewa, hal ini dilakukan apabila perusahaan melakukan penyewaan baik
terhadap tanah, gedung, kendaraan, mesin-mesin, atau peralatan lainnya.
4) Pembayaran asuransi, artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah dana untuk
perlindungan usahanya dalam bentuk premi asuransi.
5
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
5) Pembayaran pajak, yaitu banyak yang hrus dibayar dan merupakan kewajiban
perusahaan baik pajak pokok maupun pajak-pajak lainnya yang berkaitan dengan
usaha perusahaan.
6) Pembayaran iklan atau promosi lainnya, yaitu biaya ini dikeluarkan perusahaan dalam
memproduksikan produk perusahaan agar masyarakat tertarik untuk membelinya.
7) Pembayaran persekot artinya perusahaan membayar sejumlah uang muka baik
terhadap pembelian barang atau pengerjaan suatu kegiatan perusahaan.
8) Pembayaran angsuran pinjaman ( pokok+bunga), hal ini dilakukan apabila perusahaan
memiliki pinjaman terhadap pihak lain, misalnya bank. Biasanya pembayaran
angsuran pinjaman dilakukan setiap bulan.
9) Pembelian surat berharga jangka pendek (wesel), dalam hal ini perusahaan membeli
surat berharga yang usianya tidak lebih dari satu tahun seperti wesel atau sertifikat
deposito.
10) Pembelian surat berharga jangka panjang, dalam hal ini surat berharga yang dibeli
usianya lebih dari satu tahun baik berbentuk obligasi maupun saham.
11) Penarikan kembali saham yang beredar, artinya perusahaan membeli saham mereka
yang sudah dijual untuk maksud-maksud tertentu.
12) Pengambilan kas oleh pemilik, dalam hal ini pemlik perusahaan mengambil sejumlah
uang untuk keperluan tertentu.
A. MANAJEMEN KAS
Manajemen kas adalah suatu sistem pengelolaan perusahaan yang mengatur arus kas
(cash flow) untuk mempertahankan likuiditas perusahaan serta memanfaatkan idle cash dan
perencanaan cash. Manajer keuangan harus mampu mengelola uang yang masuk ke
perusahaan dan uang yang dikeluarkan. Dalam praktiknya selama perusahaan beroperasi
terdapat dua macam aliran kas. Pertama aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar
(cash out flow). Aliran kas masuk merupakan uang kas yang masuk ke perusahaan
(penerimaan uang), misalnya perolehan pendapatan baik berupa hasil penjualan atau laba
perusahaan. Uang kas masuk dapat pula diperoleh dari bunga yang diperoleh dari hasil
investasi atau pendapatan diluar usaha serta dapat diperoleh dari pinjaman pihak lain( bank)
ataupun dana hibah. Adapun aliran kas keluar merupakan uang yang dikeluarkan perusahaan
untuk membiayai operasi perusahaan seperti untuk membeli bahan baku, membayar gaji,
6
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
upah, pajak, atau biaya operasional lainnya. Uang keluar dapat berupa sejumlah uang yang
digunakan untuk melakukan investasi baik yang berkaitan dengan bidang usaha maupun
tidak.
Dikarenakan aliran kas masuk dan aliran kas keluar ini akan terus menerus terjadi
sepanjang perusahaan beroperasi, maka pihak manajemen perlu mengaturnya. Hal-hal yang
perlu diatur misalnya agar jumlah yang masuk selalu lebih besar daripada uang keluar.
Dengan demikian, keseimbangan cash flow perusahaan dapat terjamin.
Uang kas janganlah terlalu kecil ataupun terlalu besar daripada pengeluaran kas yang
dibutuhkan. Apabila jumlah kas terlalu kecil akan berbahaya bagi perusahaan, karena akan
mengakibatkan hambatan bagi pengeluaran untuk berbagai pembayaran perusahaan. Dampak
kekurangan kas ini cukup besar, misalnya menyangkut kepercayaan pelanggan kepada kita,
apabila perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya. Kemudian dampak lain
kemungkinan biaya-biaya yang sudah menjadi beban perusahaan. Kekurangan kas dapat juga
menghambat operasi perusahaan karena tidak mampu mmbeli bahan baku atau membayar
gaji pegawai.
Sebaliknya apabila uang kas terlalu besar, daripada pengeluaran kas yang dibutuhkan
juga kurang baik. Artinya, kemungkinan ada uang menganggur alias tidak memberikan
penghasilan kepada perusahaan. Jadi, arus kas perlu diatur atau dikelola sedemikian rupa agar
uang kas jangan terlalu kecil dan jangan pula terlalu berlebihan.
Sementara itu pengertian idle cash atau uang menganggur adalah sejumlah dana yang
tidak atau belum dimanfaatkan. Tentunya manajer perusahaan harus mampu untuk
memanfaatkan dana yang menganggur untuk diinvestasikan ke berbagai investasi yang
dianggap menguntungkan.
7
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
Manajemen perusahaan perlu memperhatikan likuiditas dari kas yang dimiliki supaya
siap digunakan pada kondisi tertentu.
Earning
Setiap dana yang dialokasikan oleh perusahaan harus memiliki tujuan untuk
memperoleh hasil yang lebih tinggi. Hasil harus lebih tinggi dari kas yang dialokasikan.
Sehingga alokasi pembiayaan pada manajemen kas harus dilaksanakan menggunakan prinsip
ekonomi.
8
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
9
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
efisiensi manajemen kas. Paling tidak ada tiga aktivitas untuk bisa meningkatkan efisiensi
manajemen kas, yaitu:
1. Mempercepat penagihan piutang
2. Pengendalian pembayaran.
3. Investasi dalam surat-surat berharga.
Mempercepat penagihan melalui mempercepat pengumpulan dan penyelesaian cek.
Salah satu cara yang paling sederhana untuk meningkatkan arus kas adalah
mempercepat persiapan penagihan. Mempercepat penagihan yaitu mengurangi masa tertunda
antara saat langganan membayar rekeningnya dan saat cek-nya ditagih dan dananya dapat
dipergunakan oleh perusahaan. Beberapa metode yang dapat mempercepat proses penagihan
dan memaksimumkan ketersediaan kas,yaitu:
Mempercepat tibanya pembayaran dari langganan ke perusahaan.
Mengurangi jangka waktu di mana pembayaran tersebut tersimpan di dalam
perusahaan sebelum terealisasi.
Mempercepat penyetoran dana tersebut ke bank.
Untuk mempermudah tiga sasaran di atas dapat dilakukan "Pemusatan Bank" adalah
metode untuk mempercepat arus dana perusahaan dengan memberlakukan pusat-pusat
penagihan yang strategis. Perusahaan tidak mengoperasikan pusat penagihan tunggal yang
bertempat di kantor pusat, melainkan menjalankan sejumlah pusat penagihan. Tujuannya
untuk memperpendek masa antara saat pengiriman pembayaran oleh langganan dengan saat
perusahaan dapat mempengaruhinya sebagai dana yang tersedia. Misalnya langganan yang
berada di kota Curup ia cukup membayar di bank yang berada di kota Curup, tidak mesti di
kantor pusat.
Pengendalian pembayaran
Seperti halnya mempercepat penagihan melalui proses pengumpulan juga akan dapat
memperlambat kekosongan kas. Perusahaan sebenarnya banyak cara untuk memperlambat
pembayaran, pengendalan pembayaran yang efektif dapat menghasilkan perputaran kas yang
lebih cepat. Suatu cara untuk pengendalian pembayaran untuk memaksimumkan ketersediaan
kas, adalah dengan :
Memaksimumkan float.
Pengaturan pembayaran gaji/upah.
Memaksimumkan faat (tenggang waktu) yaitu berusaha menunda tapi tidak disadari
oleh pelanggan, Float di sini berarti perbedaan antara jumlah kas di menurut catatan di
10
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
usahaan, dan saldo di bank menurut laporan bank. Dengan demikian mungkin saja
perusahaan mempunyai saldo kas di bank negatif, tetap aporan bank tetap menunjukkan saldo
yang positif, karena cek yang beredar belum diuangkan oleh pemegang cek tersebut. Sebagai
contoh cek ditulis pada hari sabtu siang, otomatis cek tersebut dapat diuangkan hari senin.
Faatini tidak merubah saldo kas perusahaan menurut catatan bank.
Begitu juga apabila perusahaan membayar gaji dan upah dengan memberikan cek,
maka pembayaran bisa dilakukan pada akhir minggu, sehingga para karyawan tidak bisa
menguangkannya, atau apabila karyawan yang bisa dibayar mingguan diubah menjadi bulan,
sehingga perusahaan mempunyai float yang banyak.
Investasi dalam Surat-surat Berharga
Biasanya kelebihan kas untuk kepentingan likuiditas dilakukan yang biasanya kurang
jangka contoh pembelian dari tahun. Sebagai surat berharga jangka pendek, seperti; paper,
deposito jangka pendek. Investasi sementara dapat juga dalam wujud lain seperti investasi
pada valas (valuta asing). Namun harus diwaspadai jenis ini risiko sangat tinggi, karena
perubahan kurs,Apalagi, apabila kondisi ekonomi dan politik tidak menentu.
Manajemen Kas Versus Manajemen Likuiditas
Dalam membahas manajemen kas perlu dibedakan antara manajemen kas yang
sesungguhnya dan manajemen likuiditas. Perbedaan ini sering merupakan sumber
ketidakjelasan karena istilah kas dalam praktik sering digunakan untuk dua pengertian yang
berbeda. Pertama, kas yang merujuk pada kas sesungguhnya yang ada di perusahaan. Kedua,
manajer keuangan sering menggunakan istilah kas tetapi meliputi juga surat-surat berharga
(marketable securities), yang kadang-kadang disebut setara kas (cash equivalents atau near
cash).
Perbedaan manajemen kas dengan manajemen likuiditas adalah jelas. Manajemen
likuiditas berkaitan dengan jumlah optimal aktiva likuid yang harus dimiliki perusahaan,
sedangkan manajemen kas lebih erat kaitannya dengan mengoptimalkan mekanisme untuk
pengumpulan dan pendistribusian kas.
11
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
balance). Perbedaan inilah yang dikenal dengan istilah float, yang mencerminkan dampak
dari adanya cek perusahaan yang masih dalam proses kliring.
Disbursement Float
Cek yang ditulis perusahaan akan menimbulkan disbursement float, karena akan
menurunkan saldo kas dalam catatan buku perusahaan, tetapi belum mengubah saldo kas
perusahaan di bank sampai dengan cek tersebut diuangkan. Sebagai contoh, perusahaan
General, mempunyai Rp 100 juta rekening giro di bank. Pada tanggal 8 Oktober 2008
perusahaan membeli bahan baku dan membayar dengan menggunakan cek Rp 100 juta. Saldo
kas pada catatan buku perusahaan akan segera berkurang sebesar Rp 100 juta.
Bank perusahaan General tidak akan mengetahui cek tersebut sampai saat diuangkan
ke bank, misalkan tanggal 15 Oktober 2008. Dengan demikian sampai dengan cek diuangkan,
saldo kas perusahaan di bank akan lebih tinggi sebesar Rp 100 juta dibandingkan dengan
saldo kas dalam catatan buku perusahaan. Jadi, sebelum 8 Oktober 2008 perusahaan General
mempunyai zero float.
Float = Firm’s available balance – Firm’s book balance
= Rp 100 juta – Rp 100 juta
= Rp 0
Posisi perusahaan General antara 8 Oktober sampai dengan 15 Oktober 2008 adalah:
Disbursement float = Firm’s available balance – Firm’s book balance
= Rp 100 juta – Rp 100 juta
= Rp 0
Selama cek dalam proses kliring, perusahaan dapat memperoleh manfaat dengan
menginvestasikan sementara kas yang ada di bank pada surat berharga, sehingga perusahaan
memperoleh bunga.
Collection Float dan Net Float
Cek yang diterima perusahaan akan menimbulkan collection float, yang akan segera
meningkatkan saldo kas dalam catatan buku perusahaan (book balance) tetapi tidak segera
menimbulkan perubahan pada saldo kas perusahaan di bank (available balance). Sebagai
contoh, perusahaan General pada 20 Oktober 2008 menerima cek dari pelanggan Rp 100 juta.
Perusahaan mencatat penerimaan cek tersebut pada buku perusahaan General sehingga
meningkatkan saldo kasnya sebesar Rp 100 juta menjadi Rp 200 juta. Akan tetapi tambahan
saldo kas tidak tampak pada saldo kas perusahaan General di bank, sampai cek tersebut
diuangkan ke bank pelanggan pada tanggal 30 Oktober 2008. Sebelum 20 Oktober 2008
posisi perusahaan General adalah:
12
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
B. MANAJEMEN FLOAT
Manajemen float mencakup pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas. Tujuan
penerimaan kas adalah mempercepat pemasukan kas dan mengurangi periode antara saat
pelanggan melakukan pembayaran dan saat kas tersedia di perusahaan. Tujuan pengeluaran
kas adalah untuk mengendalikan pembayaran dan meminimalkan biaya yang terkait dengan
proses pembayaran.
Total waktu penerimaan atau pengeluaran kas dapat dibagi menjadi tiga komponen,
yaitu: mailing time, processing delay, dan availability delay.
13
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
a. Mailing time, adalah bagian dari proses penerimaan dan pembayaran, saat cek masuk
dalam sistem pengiriman.
b. Processing delay adalah waktu yang diperlukan oleh penerima cek untuk memproses
pembayaran dan menyimpannya di bank.
c. Availability delay adalah waktu yang dibutuhkan untuk kliring cek dalam sistem
perbankan.
Mempercepat penerimaan kas meliputi pengurangan satu atau lebih komponen waktu
tersebut.
Mengukur Float
Besar kecilnya float tergantung pada jumlah dolar atau rupiah dan waktu penundaan.
Sebagai contoh, perusahaan Anda mengirim cek senilai Rp 500 ribu setiap bulan. Dibutuhkan
waktu selama lima hari pengiriman untuk sampai di tempat tujuan (mailing time), dan satu
hari bagi penerima untuk menyampaikan cek tersebut kepada bank penerima (processing
delay). Bank penerima memproses cek selama tiga hari (availability delay). Dengan demikian
total waktunya adalah 9 hari.
Dalam kasus ini berapa rata-rata disbursement float per hari? Pertama, perusahaan
Anda memiliki Rp 500 ribu float selama sembilan hari, dengan demikian total float adalah 9
x Rp 500 ribu = Rp 4.500.000. Kedua, jika diasumsikan satu bulan adalah 30 hari, rata-rata
float per hari adalah:
Average daily float = Rp 4.500.000/30 = Rp 150.000
Hal ini berarti bahwa rata-rata per hari book balance perusahaan Anda Rp 150.000
lebih rendah daripada available balance di bank. Jika terjadi lebih dari satu kali penerimaan
atau pembayaran dalam setiap bulan, perhitungannya menjadi sedikit lebih kompleks.
Sebagai contoh, perusahaan Anda menerima dua macam penerimaan setiap bulan:
Amount Processing and Availability Delay Total Float
1. Rp 5.000.000 x9 = Rp 45.000.000
2. Rp 3.000.000 x5 = Rp 15.000.000
Total Rp 8.000.000
= Rp 60.000.000
Berdasarkan informasi tersebut, jika satu bulan sama dengan 30 hari maka dapat
dihitung:
Average daily float = Total float/Total days
= Rp 60.000.000/30 = Rp 2.000.000
Dengan demikian rata-rata per hari sebanyak Rp 2.000.000 kas yang tidak diterima
dan tidak tersedia.
14
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
Biaya Float
Biaya yang timbul dengan adanya collection float bagi suatu perusahaan adalah
berupa opportunity cost karena perusahaan tidak dapat segera menggunakan kas. Paling tidak
perusahaan dapat memperoleh bunga, jika kas untuk investasi telah tersedia.
Sebagai contoh, perusahaan Lambo mempunyai rata-rata penerimaan cek per hari Rp
1.000.000 dan rata-rata tertimbang penundaan selama tiga hari. Dengan demikian average
daily float = 3 x Rp 1.000.000 = Rp 3.000.000. Hal ini berarti ada Rp 3.000.000 dana yang
tidak menghasilkan bunga dalam satu hari.
Electronic Data Interchange
Electronic data interchange (EDI) merupakan istilah yang menunjukkan
perkembangan praktik yang secara langsung berkaitan dengan pertukaran informasi
elektronik antara berbagai bentuk bisnis. Salah satu bagian penting penggunaan EDI adalah
financial EDI atau FEDI, yang merupakan pengiriman data financial secara elektronik
antarpihak sehingga mengurangi penggunaan kertas dalam pembuatan incoice, penulisan cek,
pengiriman, dan pemrosesan. Secara umum penggunaan EDI memungkinkan penjual
mengirim tagihan secara elektronik kepada pembeli. Penjual kemudian dapat melakukan
otorisasi pembayaran, yang juga dilakukan secara elektronik. Bank yang dirujuk untuk
menerima pembayaran dari pembeli kemudian mentransfer dana ke rekening penjual di bank
yang berbeda. Secara keseluruhan berarti, dan float akan turun secara drastis.
15
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
16
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
17
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
Surat berharga atau commercial paper (negotiable instruments) merupakan alat bayar
dalam transaksi perdagangan modern saat ini. Surat berharga ini digunakan sebagai pengganti
uang yang selama ini telah digunakan sebagai alat tukar dalam perdagangan khususnya oleh
kalangan pebisnis atau para pengusaha. Hal ini disebabkan karena menggunakan surat
berharga dianggap lebih aman, praktis, dan merupakan suatu presitse tersendiri (lebih
bonafit), sedang ”mode atau trend” , surat berharga sudah menjadi komoditi dalam kegiatan
bisnis atau objek perjanjian, sehingga lebih menguntungkan dan lebih bervariasi (Joni
Emirzon, 2001:7)
Secara Yuridis, suatu surat berharga mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Sebagai alat pembayaran (alat tukar)
2) Sebagai alat Pemindah hak tagih (karena dapat diperjual belikan)
3) Sebagai surat legistimasi ( surat bukti hak tagih)
Jika dlihat dari segi fungsinya, dikenal tiga macam surat berharga, yakni sebagai berikut :
1) Surat Yang Bersifat Hukum Kebendaan (zakenrechtlijke papieren) contoh: surat
berharga golongan ini adalah konosemen(bill of lading)
2) Surat tanda keanggotaan dari suatu persekutuan (lidmaatschaps papieren) contoh:
surat berharga golongan ini adalah surat saham.
3) Surat tagihan hutang (schuldvorderingspapieren) contoh : surat berharga golongan ini
adalah wasel, cek, surat sanggup, dan lain-lain.
Surat berharga diatur dalam Perundang undangan sebagai berikut :
1. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, missal terhadap cek wesel aksep dan promes.
2. Perundang-undangan lain untuk surat berharga lain
Secara fisik, surat berharga hanyalah merupakan sepucuk surat, tetapi menganggap
dia begitu kuatnya mengingat secara hokum. Adapun yang merupakan kausa yuridis
sehingga, suatu surat berharga mempunyai kekuatan mengikat tersimpul dalam empat teori
sebagai berikut (Munir Fuady, 2008:104) :
1. Teori Kreasi (creatietheorie)
Menurut teori ini, sebabnya surat berharga penerbitnya adalah karena tindakan
penerbit menandatangani surat berharga tersebut. Karena pendatangan tersebut, penerbit
terikat, meskipun pihak pemegang surat berharga sudah beralih kepada pihak lain dari
pemegang semula.
2. Teori Kepatutan\ (redelijkheidstheorie)
Teori ini hampir sama dengan teori kreasi, tetapi dengan pembatasan tertentu.
Menurut teori kepatutan ini penerbit surat berharga terikat dan harus membayar surat
18
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
berharga kepada siapun pemegangnya. Akan tetapi, jika pemegang surat berharga tergolong
“tidak pantas”, misalnya surat berharga tersebut diperoleh dengan jalan mencurinya, maka
penerbit surat berharga tidak terikat untuk membayar kepada orang tersebut.
3. Teori Perjanjian (overeenkomstheorie)
Menurut teori ini sebabnya surat berharga mengikat penerbitnya adalah karena
penerbit telah membuat suatu perjanjian dengan pihjak pemegang surat berharga tersebut,
yakni perjanjian untuk membayarnya, termasuk jika surat berharga tersebut dialihkan kepada
pihak ketiga.
4. Teori Penunjukan (vertoningstheorie)
Menurut teori ini sebabnya surat berharga mengikat penerbitnya adalah karena pihak
pemegang surat berharga tersebut menunjukan surat berharga tersebut kepada penerbit untuk
mendapat pembayarannya. Sebelum surat berharga tersebut ditunjukan kepada penerbit,
menurut teori ini, keterikatan dari penerbit untuk membayar belum
Jenis – Jenis Sekuritas Jangka Pendek
Dalam praktiknya terdapat berbagai jenis surat berharga jangka pemdek yang dapat
dibeli perusahaan masing-masing. Berikut ini beberapa jenis surat berharga antara lain :
1. Treasury Bills (T-Bills)
T-Bills merupakan instrument utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau Bank
Sentral atas unjuk dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada
tanggal yang telah ditetapkan. Instrumen ini berjangka waktu jatuh tempo satu tahun atau
kurang. Instrumen yg sangat aman karena diterbitkan oleh pemerintah atau biasanya oleh
Bank Sentral. Oleh karena itu instrumen ini sangat mudah diperjualbelikan dan disukai oleh
perusahaan-perusahaan, terutama oleh lembaga-lembaga keuangan untuk dijadikan sebagai
cadangan likuiditas sekuner yg memberikan hasil. T-Bills (istilah umum digunakan di dunia
internasional) kalau di Indonesia adalah SBI (Sertifikat Bank Indonesia).
2. Commercial Paper
Commercial Paper (CP) pada dasarnya merupakan promes yang tidak disertai dengan
jaminan (unsequred promissory notes), diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana
jangka pendek dan dijual kepada investor dalam pasar uang. Penerbit berjanji akan
membayar sejumlah tertentu uang pada saat jatuh tempo. Penerbit CP adalah perusahaan yang
mempunyai kredibilitas tinggi.
Jangka waktu jatuh tempo CP ini berkisar mulai dari beberapa hari sampai 270 hari.
Penjualan CP dilakukan umumnya dengan sistem diskonto, namun beberapa diantaranya
menggunakan bunga sebagaimana halnya dengan kredit.
19
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
21
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
Karena sifatnya yang likuid, artinya penjual boleh melakukan pembayaran lebih awal
sebelum wesel tersebut jatuh tempo dengan cara mendiskontokannya kepada bank-bank atau
lembaga-lembaga keuangan lainnya sebagai investasi jangka pendek, maka instrumen ini
sangat umum digunakan dalam perdagangan.
Penarikan wesel ini biasanya selalu didahului dengan adanya transaksi jual beli
barang. Dimana penjual akan menjadi penarik wesel dan pembeli barang sebagai
tertarik. Jangka waktu jatuh tempo wesel ini umumnya berkisar 6 hari sampai 180 hari. Pada
prinsipnya Bill of exchange ini akan berubah menjadi Banker’s Acceptance apabila telah
diaksep oleh bank. Oleh karena itu wesel ini dapat diperjualbelikan secara diskonto.
6. Repurchase Agreement (Repo)
Repo adalah transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa
penjual akan membeli kembali surat-surat berharga yang dijual; tersebut pada tanggal dan
dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Surat-surat berharga yang biasanya dijadikan sebagai instrumen dalam transaksi Repo
adalah surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan secara diskonto, misalnya SBI,
SBPU, CD, CP dan T-bills
7. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
SBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek.
Karakteristik SBI:
Satuan unit sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah).
Berjangka waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas)
bulan.
Penerbitan dan perdagangan dilakukan dengan sistem diskonto.
Diterbitkan tanpa warkat, artinya SBI diterbitkan tanpa adanya fisik SBI itu sendiri
dan bukti kepemilikan bagi pemegang hanya berupa pencatatan elektronis.
Dapat dipindahtangankan (negotiable).
SBI sebagai instrumen kebijaksanaan operasi pasar terbuka, terutama untuk tujuan
kontraksi moneter. SBI yang ditebitkan dan diperdagangkan dengan sistem lelang, pada
dasarnya penggunaannya sama dengan penggunaan T-Bills di pasar uang Amerika Serikat.
Melalui penggunaan SBI tersebut, BI dapat secara tidak langsung dapat mempengaruhi
tingkat bunga di pasar uang dengan cara mengumumkan Stop Out Rate (SOR).
22
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
SOR adalah tingkat suku bunga yang diterima oleh BI atas penawaran tingkat bunga
dari peserta lelang. Selanjutnya, SOR tersebut akan dapat dipakai sebagai indikator bagi
tingkat suku bunga transaksi di pasar uang pada umumnya.
SOR merupakan kebijakan Bank Indonesia dalam melakukan penjualan SBI secara
lelang kepada Bank atau Lembaga Keuangan atau melalui Broker, dengan tujuan:
1) Untuk mengendalikan baik volume uang beredar maupun tingkat bunga melalui target
volume yang diinginkan dan tingkat bunga dalam suatu batas tertentu.
2) Dengan menyerahkan tingkat bunga pada Prime Dealer untuk jumlah 60%, maka
tingkat bunga menjadi wajar.
Pola pembelian SBI:
Pembelian melalui Pasar Perdana (langsung ke BI)
Pembelian melalui Pasar Sekunder
Pembelian melalui Broker
Sebelum jatuh tempo SBI boleh diperjualbelikan, baik oleh Bank, LKBB, maupun
masyarakat atau dunia usaha setiap saat melalui pasar sekunder. Untuk itu Security House
(perantara) akan membeli atau menjual SBI setiap hari dengan tingkat diskonto yang berlaku
di pasar. Untuk memperlancar perdagangan SBI ini Bank Sentral Indonesia menunjukkan
beberapa market dan broker yang terdiri dari Bank-bank Umum sebagai lembaga penunjang
dalam perdagangan SBI. Market maker disini bertindak sebagai penggerak pasar sekunder.
Dalam hal ini market maker bertindak sebagai dealer yang berkewajiban sbb:
Membuat dan mengumumkan quotation.
Secara aktif mengajukan penawaran dan permintaan SBI di pasar sekunder.
Membeli dan menjual SBI dari dan kepada pihak yang mencari dan menawarkan SBI
di pasar sekunder. Pembelian dan penjualan SBI dapat dilakukan baik secara outright
maupun repo. (Transaksi outright adalah transaksi jual beli SBI atas dasar sisa jangka waktu
SBI yang bersangkutan, tidak ada kewajiban bagi penjual untuk membeli kembali sebelum
jatuh tempo; sedangkan transaksi repo adalah transaksi dengan perjanjian bahwa penjual
wajib membeli kembali SBI yang bersangkutan sesuai jangka waktu yang dijanjikan).
8. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
SBPU adalah surat-surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjualbelikan
secara diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh Bank
Indonesia.
23
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
SBPU sama halnya dengan SBI merupakan instrumen operasi pasar terbuka dalam
rangka ekspansi moneter oleh BI dengan menetapkan tingkat diskonto SBPU.
Ditinjau dari jenis transaksi dan warkatnya, SBPU dapat dibedakan sbb:
a. Surat Sanggup (aksep/promes), dapat berupa:
Surat sanggup yang diterbitkan oleh nasabah dalam rangka penerimaan kredit
dari bank untuk membiayai kegiatan tertentu. Surat sanggup yang diterbitkan oleh
bank dalam rangka pinjaman antar bank.
b. Surat wesel, dapat berupa:
Surat wesel yang ditarik oleh suatu pihak dan diaksep oleh pihak lain dalam
rangka transaksi tertentu. Penarik dan atau tertarik adalah nasabah bank. Surat wesel
yang ditarik oleh nasabah bank dan diaksep oleh bank dalam rangka pemberian kredit
untuk membiayai kegiatan tertentu.
Mekanisme perdagangan SBPU adalah dunia usaha atau masyarakat yang merupakan
nasabah berbentuk badan usaha maupun perorangan meneluarkan surat aksep atau wesel
(sebagai surat utang) untuk mendapatkan dana dari Bank atau LKBB (Lembaga Keuangan
bukan Bank). Kemudian SBPU dijualbelikan oleh Bank dan LKBB melalui security house
(perantara) maupun melalui pasar sekunder, yaitu diperjualbelikan antara lembaga-lembaga
keuangan itu sendiri serta dunia usaha atau masyarakat. SBPU ini melalui security house
juga bisa dijual belikan ke Bank Sentral Indonesia.
24
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu surat berharga
sebagai alternatif untuk menginvestasikan kelebihan kas yang bersifat sementara, yaitu:
1. Default risk , yaitu risiko kegagalan perusahaan yang menerbitkan surat berharga
untuk melunasi bunga dan pokok pinjaman.
2. Event risk, yaitu risiko suatu kejadian yang tiba-tiba dapat segera mengakibatkan
perusahaan yang menerbitkan surat berharga dalam kondisi yang sulit.
3. Interest rate price risk, yaitu risiko turunnya harga pasar suatu surat berharga karena
terjadinya kenaikan suku bunga di pasar.
4. Inflation risk, yaitu risiko inflasi yang akan menurunkan daya beli dari sejumlah uang.
5. Marketability risk, yaitu risiko kesulitan untuk menjual surat berharga pada tingkat
harga yang berlaku di pasar.
6. Return on securities, yaitu tingkat pendapatan dari surat berharga, hal ini biasanya
berkaitan dengan tingkat risiko dari surat berharga tersebut. Semakin besar risiko
semakin tinggi tingkat pendapatan yang disyaratkan.
Model Baumol-Tobin
Model ini adalah model sederhana yang digunakan untuk menentukan konversi kas
dan menetapkan biaya saldo transaksi kas yang efisien dengan menentukan kuantitas ko
nversi kas yang optimal. Asumsi yang digunakan model ini adalah permintaan akan kas dapat
diprediksi dengan pasti sehingga dapat menentukan Kuantitas Konversi Ekonomis – KKE
(Economic Conversition Quantity – ECQ).
Kuantitas Konversi Ekonomis (KKE)
Dengan menggunakan konversi dan biaya kesempatan, model ini menghitung
KKE dimana KKE adalah jumlah biaya untuk meminimumkan kuantitas dalam
mengkonversi surat berharga menjadi kas atau sebaliknya. Dengan menggunakan
persamaan persediaan, ini merupakan ukuran optimum, dalam satuan rupiah, dari
permintaan perusahaan untuk kas dan surat berharga.
2 × biayakonversi × permintaan uang kas
KKE biayakesempatan∗¿
¿√¿
*dalam bentuk desimal
25
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
Total Biaya
Total biaya kas perusahan adalah jumlah dari total biaya konversi dan total
biaya kesempatan. Total biaya konversi dama dengan biaya per konversi dikalikan
dengan jumlah konversi per periode. Jumlah konversi per periode bisa diperoleh dari
permintaan kas per periode dibagi dengan KKE. Total biaya kesmepatan sama dengan
biaya kesempatan (decimal) dikali rata – rata saldo kas, biayaini ditunjukkan dalam
satuan rupiah.
Biaya rata – rata saldo kas diperoleh dengan membagi dua KKE.
Total biaya
¿ ( biaya perkonversi× jumla h konversi ) + [ biaya kesempatan ( dec ) × rata2 saldo kas ]
Tujuan model Baumol adalah menghitung KKE dari kas untuk meminimumkan total
biaya (biaya konversi + biaya kesempatan). Transfer kas yang lebih besar atau lebih kecil
dari KKE menghasilkan total biaya yang lebih tinggi.
Model Miller – Orr
Model Miller – Orr umumnya lebih realistis dan cocok dibandingkan model Baumol.
Model ini memberikan efisiensi biaya saldo kas dengan menentukan batas atas (nilai
maksimum) dan titik balik. Titik balik ( return point) merupakan target tingkat saldo kas.
Saldo kas diperbolehkan untuk berfluktuasi antara batas atas dan batas bawah, dimana kita
mengasumsikan menjadi saldo nol.
Menentukan Titik Balik dan Batas Atas
Nilai yang dipilih perusahaan untuk titik balik bergantung pada: biaya
konversi, biaya kesempatan dana harian dan varians dari aliran kas bersih
harian.Varians diperkirakan dengan menggunakan aliras kas bersih harian (aliran kas
masuk dikurangi aliran kas keluar perhari). Persamaan untuk menentukan titik balik
adalah:
Titik Balik ¿
√ 3 ×biaya konversi × varians h arian dari aliran kas bersih
4 × biayakesempatan h arian(desimal)
Dimana arti ∛ adalah untuk mengambil akarpangkat tiga dari solusi tanda v.
Dalam model Miller – Orr, batas area untuk saldo selalu tiga kali dari titik balik
Saldo Kas Mencapai Batas Atas Sewaktu
saldo kas mencapai batas atas, jumlah yang sama debgan batas atas atau
dikurangi titik balik dikonversi ke surat berharga.
Kas yang dikonversi menjadi surat berharga ¿ batas atas – titik balik
26
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
27
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kas dan surat berharga merupakan komponen yang berada dalam aktiva lancar. Kedua
komponenini merupakan aktiva yang paling liquid bagi perusahaan. Manager keuangan perlu
mengelola kas dansurat berharga mengingat kedua komponen aktiva memiliki nilai strategis
dalam hal yang berkaitandengan operasional perusahaan. Setiap penerimaan dan pengelolaan
kas harus dilakukan secara baik.Artinya jangan sampai perusahaan kekurangan uang kas
untuk melakukan berbagai keperluanpengeluaran perusahaan. Penempatan dana perusahaan
dalam surat berharga juga penting gunamendukung aktiva usaha sekaligus memperoleh
penghasilan berupa bunga atau tujuan lainnya. Banyak jenis surat berharga yang dapat dipilih
dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Seorang managerkeuangan harus mampu
menempatkan dana tersebut dengan pertimbangan yang tepat.
28
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
DAFTAR PUSTAKA
29