Anda di halaman 1dari 29

MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Melakukan manajemen kas merupakan tugas yang sulit bagi manajer keuangan.
Apabila kas yang dimiliki terlalu sedikit, maka kegiatan tidak dapat dilakukan dengan baik
karena kas tidak cukup untuk membiayai kegiatna perusahaan. Tetapi sebaliknya apabila
perusahaan memiliki kas yang terlalu banyak maka akan timbul kesan bahwa perusahaan
tidak dapat memanfaatkan kesempatan untuk memperoleh pengembalian yang lebih besar
sebab dalam keadaan normal tingkat pengembalian uang kas akan sangat rendah. Oleh karena
itu, manajer keuangan harus menentukan jumlah kas yang seimbang, dalam arti cukup untuk
memenuhi kebutuhan pembayaran yang timbul dari kegiatan pokok perusahaan sedangkan
sisanya yang tidak terpakai agar ditempatkan pada surat-surat berharga yang mudah
diuangkan dan menghasilkan pendapatan (Syahyunan, 2004). Ketersediaan kas dan surat
berharga adalah sangat berarti agar tidak terjadi pengangguran dana, yang juga berarti ada
opportunity cost menahan kas dalam jumlah besar. Akan sangat berarti jika idle kas tersebut
disimpan dalam bentuk surat-surat berharga jangka pendek. Oleh karena itu penulis akan
membahas mengenai Manajemen Kas dan Surat-Surat Berharga.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana manajemen kas dan surat berharga ?
Bagaimana manajemen float ?

C. Tujuan

Untuk mengetahui manajemen kas dan urat berharga

Untuk mengetahu manajemen float

1
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

BAB II
PEMBAHASAN

KAS
Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang paling likuid (paling lancar), yang
bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban financial perusahaan. Kas merupakan
alat tukar yang memungkinkan manajemen menjalankan berbagai kegiatan usahanya.
Kas yang dibutuhkan perusahaan baik digunakan untuk membiayai operasi perusahaan
sehari-hari (dalam bentuk modal kerja) maupun pembelian aktiva tetap, memiliki sifat
kontinyu (untuk pembelian bahan baku, membayar upah, dan gaji, membayar supplies kantor
habis pakai, dll) dan tidak kontinyu. (untuk pembayaran deviden, pajak, angsuran hutang,
dsb)
Arti Penting Kas
Kas memiliki arti penting dalam menunjang setiap kegiatan perusahaan. Uang kas
harus digunakan untuk hal-hal yang memang sudah seharusnya dikeluarkan dan jangan
sampai digunakan untuk hal-hal yang bukan ditujukan pada penggunaan kas. Penggunaan kas
pada tempatnya sangat perlu dilakukan agar aktivitas perusahaan dapat berjalan sebagaimana
mestinya. Dampak jika uang kas tidak digunakan sudah tentu akan menghambat aktivitas
perusahaan. Lebih dari itu jika uang terlalu banyak di kas, maka akan menyebabkan uang
mengannggur. Oleh karena itu penggunaan uang kas yang terencana dengan baik menjadi
penting, disamping pencairan sumber-sumber kas.
Motivasi Perusahaan Mengadakan atau Menyimpan Kas
Kas sering disebut sebagai aktiva yang tidak menghasilkan (nonearning asset). Kas
diperlukan untuk menjaga likuiditas perusahaan, seperti membayar tenaga kerja, membeli
bahan baku, membayar utang, bunga, dan lain sebagainya. Akan tetapi jika kas yang dimiliki
disimpan di brankas perusahaan, kas tersebut tidak menghasilkan.
1. Motif Bertransaksi (Transactions Motive)
Motif transaksi artinya uang kas digunakan untuk melakukan pembelian dan
pembayaran,seperti pembelian barang atau jasa, pembayaran gaji, upah utang, dan
pembayaran lainnya. Kas keluar dan kas masuk tidak selalu tersinkronisasi. Jika kas keluar >
kas masuk, perusahaan bisa menghadapi masalah likuiditas.
2. Motif Berjaga-Jaga (Precautionary Motive)

2
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

Motif berjaga-jaga, artinya uang kas digunakan untuk berjaga-jaga sewaktu


dibutuhkan uang kas untuk keperluan yang tidak terduga.Misalnya pada saat perusahaan
mengalami kerugian tertentu dan harus menutupi kerugian tersebut sesegera mungkin.
3. Motif Spekulasi (Speculative Motive)
Motif spekulasi, artinya uang kas digunakan untuk mengambil keuntungan dari
kesempatan yang mungkin timbul diwaktu yang akan datang, seperti turunnya harga bahan
baku secara tiba-tiba akan menguntungkan perusahaan dan diperkirakan kemungkinan akan
meningkat dalam waktu yang tidak terlalu lama. Dalam hal ini perusahaan akan memiliki
kesempatan untuk membeli dengan uang kas yang dimilikinya, dan menjualnya pada saat
harga naik.
4. Motif Saldo Kompensasi (Compensating Balance)
Motif saldo kompensasi merupakan salah satu alasan perusahaan untuk mengadakan
kas. Perusahaan memiliki saldo kas tertentu di bank dalam bentuk rekening giro, sebagai
kompensasi atas jasa pelayanan yang diberikan bank kepada perusahaan. Sejumlah dana
berupa saldo minimum yang diputuskan untuk tetap berada di bank dalam rekening giro,
sehingga perusahaan tidak perlu membayar jasa pelayanan tertentu kepada bank. Dengan
adanya saldo ini, bank dapat meminjamkan dana kepada nasabah dengan jangka waktu yang
lebih lama. Bank akan memperoleh penghasilan bunga yang merupakan biaya jasa tidak
langsung yang harus dibayar oleh nasabah tersebut.
Aliran Kas

3
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

Aliran kas dalam perusahaan : Aliran kas masuk (cash inflow) dan aliran kas keluar
(cash out flow). Aliran kas ada yang kontinyu dan tidak kontinyu (intermittent).
 Aliran kas masuk kontinyu (misalnya hasil penjualan produk secara tunai, penerimaan
piutang). Aliran kas masuk intermittent (misalnya pendapatan dari peyertaan pemilik
perusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit dari bank, penjulan AT yang tdk
terpakai).
 Aliran kas keluar kontinyu (misalnya kas utk pembelian bahan mentah, gaji
karyawan) Aliran kas keluar intermittent (misalnya pengeluaran untuk pembayaran
dividen, bunga, pembayaran angsuran hutang pembelian kembali saham, pembelian
AT).
Sumber Penerimaan Kas
Sumber penerimaan kas dapat dapat dipenuhi dari berbagai sumber yang ada. Dengan
demikian untuk memilih salah satu atau lebih smber yang ada, manajemen harus menetapkan
criteria tertentu, terutama yang berkaitan dengan untung ruginya menggunakan sumber
penerimaan kas yang dipilih. Oleh karena itu, pihak manajemen terutama seorang manajer
keuangan bertugas untuk mencari sumber kas agar kebutuhan kas segera terpenuhi.
Berikut ini beberapa sumber kas yang dapat dipenuhi di luar dari pinjaman yang
disediakan kreditor yaitu:
1) Penjualan barang secara tunai. Artinya perusahaan menjual produknya baik berupa
barang maupun jasa dengan pembayaran secara tunai, sehingga menghasilkan uang
kas.
2) Pembayaran piutang oleh pelanggan. Dalam hal ini perusahaan harus berupaya untuk
mengintensifkan pembayaran piutang dari pelanggan terutama piutang yang sudah
jatuh tempo, jangan sampai pelanggan menunggak, sehingga menghambat
penerimaan kas.
3) Hasil penjualan aktiva tetap. Kondisi seperti ini jarang terjadi kecuali perusahaan
sedang benar-benar mengalami kesulitan. Kalaupun terjadi biasanya aktiva tetap yang
dijual diprioritaskan aktiva tetap yang kurang atau sudah tidak produktiv lagi.
4) Penjualan saham dalam bentuk kas. Artinya perusahaan mengeluarkan saham yang
belum dijual kemudian dilepas ke pemegang saham dengan syarat pembayarannya
dilakukan secara tunai.

4
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

5) Pengeluaran surat utang jangka pendek. Dalam hal ini perusahaan yang menerbitkan
surat utang jangka pendek seperti wesel yang jangka waktunya tidak lebih dari satu
tahun.
6) Pengeluaran surat utang jangka panjang. Artinya perusahaan menerbitkan surat utang
yang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun seperti obligasi.
7) Penerimaan dari sewa, sumber in diperoleh perusahaan dari hasil sewa terhadap aktiva
yang dimiliki kepada pihak lain dalam waktu tertentu.
8) Penerimaan dana sumbangan. Dalam praktiknya untuk perusahaan komersial
penerimaan sumbangan jarang terjadi, namun untuk usaha sosial hal seperti ini sering
terjadi.
9) Pengembalian kelebihan pajak. Artinya adanya kelebihan pembayaran pajak pada
masa lalu akibat salah perhitungan dan kemudian dikembalikan ke perusahaan.
10) Dan bentuk pengembalian lainnya.
Semua penerimaan di atas jelas akan menambah jumlah uang kas perusahaan,
sehingga perlu diintensifkan pencarian kas dari sumber-sumber diatas, dan kebutuhan uang
kas segera dapat terpenuhi sesuai jadwal yang telah disusun.
Penggunaan Kas
Di samping sumber penerimaan kas, pihak manajemen juga harus menginventarisasi
penggunaan kas untuk keperluan yang akan datang. Keseimbangan penerimaan dan
penggunaan harus benar-benar dikelola secara baik sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Sebaiknya penggunaan kas juga harus menggunakan skala prioritas sesuai dengan
rencana yang telah di susun, sekalipun harus segera terpenuhi semuanya. Berikut in hal-hal
yang menyebabkan kekurangannya uang kas perusahaan, yaitu:
1) Pembelian barang secara tunai, artinya perusahaan membeli sejumlah barang baik
barang dagangan untuk perusahaan dagang maupun bahan baku (bahan mentah) untuk
industri dimana pembayarannya dilakukan secara tunai (cash).
2) Pembayaran biaya seperti gaji dan upah, merupakan pengeluaran untuk kegiatan rutin
operasional perusahaan terhadap karyawannya, baik secara bulanan maupun secara
mingguan.
3) Pembayaran sewa, hal ini dilakukan apabila perusahaan melakukan penyewaan baik
terhadap tanah, gedung, kendaraan, mesin-mesin, atau peralatan lainnya.
4) Pembayaran asuransi, artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah dana untuk
perlindungan usahanya dalam bentuk premi asuransi.

5
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

5) Pembayaran pajak, yaitu banyak yang hrus dibayar dan merupakan kewajiban
perusahaan baik pajak pokok maupun pajak-pajak lainnya yang berkaitan dengan
usaha perusahaan.
6) Pembayaran iklan atau promosi lainnya, yaitu biaya ini dikeluarkan perusahaan dalam
memproduksikan produk perusahaan agar masyarakat tertarik untuk membelinya.
7) Pembayaran persekot artinya perusahaan membayar sejumlah uang muka baik
terhadap pembelian barang atau pengerjaan suatu kegiatan perusahaan.
8) Pembayaran angsuran pinjaman ( pokok+bunga), hal ini dilakukan apabila perusahaan
memiliki pinjaman terhadap pihak lain, misalnya bank. Biasanya pembayaran
angsuran pinjaman dilakukan setiap bulan.
9) Pembelian surat berharga jangka pendek (wesel), dalam hal ini perusahaan membeli
surat berharga yang usianya tidak lebih dari satu tahun seperti wesel atau sertifikat
deposito.
10) Pembelian surat berharga jangka panjang, dalam hal ini surat berharga yang dibeli
usianya lebih dari satu tahun baik berbentuk obligasi maupun saham.
11) Penarikan kembali saham yang beredar, artinya perusahaan membeli saham mereka
yang sudah dijual untuk maksud-maksud tertentu.

12) Pengambilan kas oleh pemilik, dalam hal ini pemlik perusahaan mengambil sejumlah
uang untuk keperluan tertentu.

A. MANAJEMEN KAS
Manajemen kas adalah suatu sistem pengelolaan perusahaan yang mengatur arus kas
(cash flow) untuk mempertahankan likuiditas perusahaan serta memanfaatkan idle cash dan
perencanaan cash. Manajer keuangan harus mampu mengelola uang yang masuk ke
perusahaan dan uang yang dikeluarkan. Dalam praktiknya selama perusahaan beroperasi
terdapat dua macam aliran kas. Pertama aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar
(cash out flow). Aliran kas masuk merupakan uang kas yang masuk ke perusahaan
(penerimaan uang), misalnya perolehan pendapatan baik berupa hasil penjualan atau laba
perusahaan. Uang kas masuk dapat pula diperoleh dari bunga yang diperoleh dari hasil
investasi atau pendapatan diluar usaha serta dapat diperoleh dari pinjaman pihak lain( bank)
ataupun dana hibah. Adapun aliran kas keluar merupakan uang yang dikeluarkan perusahaan
untuk membiayai operasi perusahaan seperti untuk membeli bahan baku, membayar gaji,

6
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

upah, pajak, atau biaya operasional lainnya. Uang keluar dapat berupa sejumlah uang yang
digunakan untuk melakukan investasi baik yang berkaitan dengan bidang usaha maupun
tidak.
Dikarenakan aliran kas masuk dan aliran kas keluar ini akan terus menerus terjadi
sepanjang perusahaan beroperasi, maka pihak manajemen perlu mengaturnya. Hal-hal yang
perlu diatur misalnya agar jumlah yang masuk selalu lebih besar daripada uang keluar.
Dengan demikian, keseimbangan cash flow perusahaan dapat terjamin.
Uang kas janganlah terlalu kecil ataupun terlalu besar daripada pengeluaran kas yang
dibutuhkan. Apabila jumlah kas terlalu kecil akan berbahaya bagi perusahaan, karena akan
mengakibatkan hambatan bagi pengeluaran untuk berbagai pembayaran perusahaan. Dampak
kekurangan kas ini cukup besar, misalnya menyangkut kepercayaan pelanggan kepada kita,
apabila perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya. Kemudian dampak lain
kemungkinan biaya-biaya yang sudah menjadi beban perusahaan. Kekurangan kas dapat juga
menghambat operasi perusahaan karena tidak mampu mmbeli bahan baku atau membayar
gaji pegawai.
Sebaliknya apabila uang kas terlalu besar, daripada pengeluaran kas yang dibutuhkan
juga kurang baik. Artinya, kemungkinan ada uang menganggur alias tidak memberikan
penghasilan kepada perusahaan. Jadi, arus kas perlu diatur atau dikelola sedemikian rupa agar
uang kas jangan terlalu kecil dan jangan pula terlalu berlebihan.
Sementara itu pengertian idle cash atau uang menganggur adalah sejumlah dana yang
tidak atau belum dimanfaatkan. Tentunya manajer perusahaan harus mampu untuk
memanfaatkan dana yang menganggur untuk diinvestasikan ke berbagai investasi yang
dianggap menguntungkan.

TUJUAN MANAJEMEN KAS


Pada umumnya manajemen kas bertujuan untuk mempertimbangkan risiko dana
imbal hasil supaya terjadi keseimbangan antara memiliki terlalu banyak maupun sedikit. Jika
yang kas yang diinvestasikan terlalu sedikit, maka mengurangi kesempatan untuk
memperoleh bagi hasl yang lebih tinggi dimasa yang akan datang. Namun jika kas yang
diinvestasikan terlalu banyak maka akan terjadi cash insolvency. Apabila kas perusahaan
cukup maka kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua pengeluaran yang dibutuhkan
perusahaan akan naik. Tujuan manajemen kas selain hal diatas juga meliputi dua hal yakni:
 Likuiditas

7
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

Manajemen perusahaan perlu memperhatikan likuiditas dari kas yang dimiliki supaya
siap digunakan pada kondisi tertentu.
 Earning
Setiap dana yang dialokasikan oleh perusahaan harus memiliki tujuan untuk
memperoleh hasil yang lebih tinggi. Hasil harus lebih tinggi dari kas yang dialokasikan.
Sehingga alokasi pembiayaan pada manajemen kas harus dilaksanakan menggunakan prinsip
ekonomi.

PENTINGNYA MANAJEMEN KAS


Seperti yang diketahui bahwa kas adalah aktiva yang sangat liquid. Kas dapat
digunakan segera dalam pemenuhan kewajiban perusahaan. Liquiditas yang tinggi ini
menunjukkan bahwa kas memberikan keuntungan yang sedikit.
Apa yang dimaksud keuntungan dari kas sedikit ? Jika perusahaan mengalokasikan
kas ke rekening giro di bank maka profit yang diperoleh jauh lebih sedikit dari deposito yang
memiliki likuiditas rendah.
Oleh karenannya, manajemen kas dalam kasus ini sangatlah penting. Manajemen kas
diperlukan untuk mengatur kas supaya jumlahnya tidak berlebihan dan tidak terlalu kecil.
J. Fred Weston mengatakan bahwa fungsi manajemen kas adalah analisis invetasi
dalam kas dan surat berharga, tingkat efisiensi pengumpulan kas, dan system pembayaran.
Pengertian ini lebih menekankan pentingnya perencanaan kas yang sistematis terutama yang
berkaitan dengan pengembangan jumlah uang, sehingga menjadi lebih bernilai. Kemudian
perencanaan lebih menekankan kepada sasaran pengumpulan dan penggunaan uang kas yang
lebih efisien, sehingga penggunaan uang kas yang tidak perlu dapat diminimalkan.

ASPEK PENTING DALAM MANAJEMEN KAS


Dalam menjalankan manajemen kas yang sesuai dengan aturan keuangan maka
terdapat aspek yang dibutuhkan. Aspek tersebut adalah :
1. Administrasi Kas Harian (AKH)
Administrasi pada manajemen kas adalah administrasi kas yang digunakan dengan
periode waktu yang singkat sangat diperlukan. AKH merupakan sistem yang taat administrasi
khususnya pada input dan output kas dan saldo akhir. Mekanisme ini akan menghasilkan
laporan yang selalu baru dan sesuai kondisi.
Melalui administrasi kas harian juga mampu menyajikan informasi terkait struktur
penerimaan dan pengeluaran kas serta saldo akhir jika dibutuhkan.

8
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

Pada Pernyataan Standar Akuntansi no 2 Buku 1 Tahun 1994 halaman 22


dikemukakan bahwa informasi mengenai arus kas berfungsi untuk penilaian kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan kas serta pengembangan model dari pengguna untuk
memberi nilai dan mengkomparasikan nilai saat ini dan arus kas di masa mendatang yang
dimiliki oleh bermacam-macam perusahaan.
Oleh karena itu peran administrasi kas harian akan menghasilkan benefit bagi
perusahaan. Keuntungan yang diperoleh khususnya didapatkan oleh manajer keuangan yang
memiliki responsibility terhadap manajemen keuangan perusahaan.
2. Budget Kas
Budget Kas adalah gambaran dari ramalan penerimaan dan pengeluaran kas di masa
mendatang. Pada penyusunan budget kas, manajer keuangan memerlukan informasi secara
menyeluruh mengenai waktu dan jumlah arus kas yang diinginkan baik yang masuk maupun
keluar dalam periode tertentu.
Sebagai contoh manajer keuangan akan menyusun budget kas selama satu tahun
periode. Pada kasus ini manajer keuangan membutuhkan info terkait jumlah keluar masuk
kas selama periode tersebut. Penyusunan budget kas dapat dilakukan secara berkala baik
mingguan, bulanan maupun tahunan. Kunci dari penyusunan budget kas adalah tingkat
presisi dalam memprediksi jumlah penjualan.
3. Safety Cash Balance
Pada manajemen kas, manajer keuangan akan mengusahakan aliran kas yang tertib
dan teratur. Penyeimbangan aliran kas baik yang masuk maupun keluar sangatlah penting.
Kondisi kas yang berlebih atau excess cash balance akan menyebabkan rentabilitas.
Rentabilitas disebabkan karena adanya uang kontan/kas yang kurang atau tidak produktif.
Begitupula dengan kekurangan jumlah kas yang ada. Hal ini akan mengakibatkan
perusahaan tidak mampu melaksanakan aktivitas operasional dan membayar kewajiban
lancarnya. Dengan demikian perusahaan diharuskan untuk menyiapkan kas sesuai dengan
yang diperlukan.

Memperbaiki Efisiensi Manajemen Kas


Banyak cara yang dilakukan dalam rangka memperbaiki efisiensi kas. Beberapa
pendekatan yang telah dijelaskan di atas adalah suatu teknik kuantitatif untuk efisiensi kas.
Namun demikian dalam praktek teknik seperti yang dijelaskan di atas tidak selalu berjalan
seperti yang ideal. Dengan kata lain, diperlukan upaya lain dalam rangka memperbaiki

9
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

efisiensi manajemen kas. Paling tidak ada tiga aktivitas untuk bisa meningkatkan efisiensi
manajemen kas, yaitu:
1. Mempercepat penagihan piutang
2. Pengendalian pembayaran.
3. Investasi dalam surat-surat berharga.
Mempercepat penagihan melalui mempercepat pengumpulan dan penyelesaian cek.
Salah satu cara yang paling sederhana untuk meningkatkan arus kas adalah
mempercepat persiapan penagihan. Mempercepat penagihan yaitu mengurangi masa tertunda
antara saat langganan membayar rekeningnya dan saat cek-nya ditagih dan dananya dapat
dipergunakan oleh perusahaan. Beberapa metode yang dapat mempercepat proses penagihan
dan memaksimumkan ketersediaan kas,yaitu:
 Mempercepat tibanya pembayaran dari langganan ke perusahaan.
 Mengurangi jangka waktu di mana pembayaran tersebut tersimpan di dalam
perusahaan sebelum terealisasi.
 Mempercepat penyetoran dana tersebut ke bank.
Untuk mempermudah tiga sasaran di atas dapat dilakukan "Pemusatan Bank" adalah
metode untuk mempercepat arus dana perusahaan dengan memberlakukan pusat-pusat
penagihan yang strategis. Perusahaan tidak mengoperasikan pusat penagihan tunggal yang
bertempat di kantor pusat, melainkan menjalankan sejumlah pusat penagihan. Tujuannya
untuk memperpendek masa antara saat pengiriman pembayaran oleh langganan dengan saat
perusahaan dapat mempengaruhinya sebagai dana yang tersedia. Misalnya langganan yang
berada di kota Curup ia cukup membayar di bank yang berada di kota Curup, tidak mesti di
kantor pusat.
Pengendalian pembayaran
Seperti halnya mempercepat penagihan melalui proses pengumpulan juga akan dapat
memperlambat kekosongan kas. Perusahaan sebenarnya banyak cara untuk memperlambat
pembayaran, pengendalan pembayaran yang efektif dapat menghasilkan perputaran kas yang
lebih cepat. Suatu cara untuk pengendalian pembayaran untuk memaksimumkan ketersediaan
kas, adalah dengan :
 Memaksimumkan float.
 Pengaturan pembayaran gaji/upah.
Memaksimumkan faat (tenggang waktu) yaitu berusaha menunda tapi tidak disadari
oleh pelanggan, Float di sini berarti perbedaan antara jumlah kas di menurut catatan di

10
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

usahaan, dan saldo di bank menurut laporan bank. Dengan demikian mungkin saja
perusahaan mempunyai saldo kas di bank negatif, tetap aporan bank tetap menunjukkan saldo
yang positif, karena cek yang beredar belum diuangkan oleh pemegang cek tersebut. Sebagai
contoh cek ditulis pada hari sabtu siang, otomatis cek tersebut dapat diuangkan hari senin.
Faatini tidak merubah saldo kas perusahaan menurut catatan bank.
Begitu juga apabila perusahaan membayar gaji dan upah dengan memberikan cek,
maka pembayaran bisa dilakukan pada akhir minggu, sehingga para karyawan tidak bisa
menguangkannya, atau apabila karyawan yang bisa dibayar mingguan diubah menjadi bulan,
sehingga perusahaan mempunyai float yang banyak.
Investasi dalam Surat-surat Berharga
Biasanya kelebihan kas untuk kepentingan likuiditas dilakukan yang biasanya kurang
jangka contoh pembelian dari tahun. Sebagai surat berharga jangka pendek, seperti; paper,
deposito jangka pendek. Investasi sementara dapat juga dalam wujud lain seperti investasi
pada valas (valuta asing). Namun harus diwaspadai jenis ini risiko sangat tinggi, karena
perubahan kurs,Apalagi, apabila kondisi ekonomi dan politik tidak menentu.
Manajemen Kas Versus Manajemen Likuiditas
Dalam membahas manajemen kas perlu dibedakan antara manajemen kas yang
sesungguhnya dan manajemen likuiditas. Perbedaan ini sering merupakan sumber
ketidakjelasan karena istilah kas dalam praktik sering digunakan untuk dua pengertian yang
berbeda. Pertama, kas yang merujuk pada kas sesungguhnya yang ada di perusahaan. Kedua,
manajer keuangan sering menggunakan istilah kas tetapi meliputi juga surat-surat berharga
(marketable securities), yang kadang-kadang disebut setara kas (cash equivalents atau near
cash).
Perbedaan manajemen kas dengan manajemen likuiditas adalah jelas. Manajemen
likuiditas berkaitan dengan jumlah optimal aktiva likuid yang harus dimiliki perusahaan,
sedangkan manajemen kas lebih erat kaitannya dengan mengoptimalkan mekanisme untuk
pengumpulan dan pendistribusian kas.

MEMAHAMI FLOAT DALAM MANAJEMEN KAS


Dalam praktik bisnis, suatu perusahaan yang sudah besar pada umumnya
menggunakan jasa bank untuk memfasilitasi berbagai transaksi yang dilakukan perusahaan.
Sering kali terdapat perbedaan antara saldo kas yang ada dalam catatan buku perusahaan
(firm’s book balance) dan saldo yang ada pada rekening perusahaan di bank (available

11
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

balance). Perbedaan inilah yang dikenal dengan istilah float, yang mencerminkan dampak
dari adanya cek perusahaan yang masih dalam proses kliring.
Disbursement Float
Cek yang ditulis perusahaan akan menimbulkan disbursement float, karena akan
menurunkan saldo kas dalam catatan buku perusahaan, tetapi belum mengubah saldo kas
perusahaan di bank sampai dengan cek tersebut diuangkan. Sebagai contoh, perusahaan
General, mempunyai Rp 100 juta rekening giro di bank. Pada tanggal 8 Oktober 2008
perusahaan membeli bahan baku dan membayar dengan menggunakan cek Rp 100 juta. Saldo
kas pada catatan buku perusahaan akan segera berkurang sebesar Rp 100 juta.
Bank perusahaan General tidak akan mengetahui cek tersebut sampai saat diuangkan
ke bank, misalkan tanggal 15 Oktober 2008. Dengan demikian sampai dengan cek diuangkan,
saldo kas perusahaan di bank akan lebih tinggi sebesar Rp 100 juta dibandingkan dengan
saldo kas dalam catatan buku perusahaan. Jadi, sebelum 8 Oktober 2008 perusahaan General
mempunyai zero float.
Float = Firm’s available balance – Firm’s book balance
= Rp 100 juta – Rp 100 juta
= Rp 0
Posisi perusahaan General antara 8 Oktober sampai dengan 15 Oktober 2008 adalah:
Disbursement float = Firm’s available balance – Firm’s book balance
= Rp 100 juta – Rp 100 juta
= Rp 0
Selama cek dalam proses kliring, perusahaan dapat memperoleh manfaat dengan
menginvestasikan sementara kas yang ada di bank pada surat berharga, sehingga perusahaan
memperoleh bunga.
Collection Float dan Net Float
Cek yang diterima perusahaan akan menimbulkan collection float, yang akan segera
meningkatkan saldo kas dalam catatan buku perusahaan (book balance) tetapi tidak segera
menimbulkan perubahan pada saldo kas perusahaan di bank (available balance). Sebagai
contoh, perusahaan General pada 20 Oktober 2008 menerima cek dari pelanggan Rp 100 juta.
Perusahaan mencatat penerimaan cek tersebut pada buku perusahaan General sehingga
meningkatkan saldo kasnya sebesar Rp 100 juta menjadi Rp 200 juta. Akan tetapi tambahan
saldo kas tidak tampak pada saldo kas perusahaan General di bank, sampai cek tersebut
diuangkan ke bank pelanggan pada tanggal 30 Oktober 2008. Sebelum 20 Oktober 2008
posisi perusahaan General adalah:
12
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

Float = Firm’s available balance – Firm’s book balance


= Rp 100 juta – Rp 100 juta
= Rp 0
Posisi perusahaan General antara 20 Oktober sampai 30 Oktober 2008 adalah:
Collection float = Firm’s available balance – Firm’s book balance
= Rp 100 juta – Rp 200 juta
= Rp -100 juta
Pada umumnya, aktivitas pembayaran (disbursement) akan menghasilkan
disbursement float dan aktivitas pengumpulan (collection) akan menghasilkan collection
float. Jumlah dari disbursement float dan collection float disebut net float. Net float pada saat
tertentu menunjukkan seluruh perbedaan antara firm’s available balance dan firm’s book
balance. Jika net float positif, berarti disbursement float lebih besar dari collection float, dan
firm’s available balance lebih besar dari firm’s book balance. Jika available balance lebih
kecil dari book balance, berarti perusahaan mempunyai net collection float.
Perusahaan seharusnya lebih memerhatikan net float dan available balance lebih
besar dari book balance. Jika manajer keuangan mengetahui cek yang telah ditulis
perusahaan belum dikliringkan selama beberapa hari, manajer keuangan dapat
mempertahankan saldo kas yang rendah di bank, sehingga memungkinkan perusahaan untuk
menginvestasikannya.
Sebagai contoh, rata-rata penjualan perusahaan Exxon Mobil per hari mencapai USD
690 juta. Jika pengumpulan kas Exxon Mobil dapat dipercepat satu hari saja, maka
perusahaan akan mempunyai kas USD 690 juta untuk diinvestasikan. Misalkan tingkat
keuntungan sebesar 0,01% per hari, maka jumlah bunga yang diperoleh setiap hari sebesar
USD 69.000.

B. MANAJEMEN FLOAT
Manajemen float mencakup pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas. Tujuan
penerimaan kas adalah mempercepat pemasukan kas dan mengurangi periode antara saat
pelanggan melakukan pembayaran dan saat kas tersedia di perusahaan. Tujuan pengeluaran
kas adalah untuk mengendalikan pembayaran dan meminimalkan biaya yang terkait dengan
proses pembayaran.
Total waktu penerimaan atau pengeluaran kas dapat dibagi menjadi tiga komponen,
yaitu: mailing time, processing delay, dan availability delay.

13
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

a. Mailing time, adalah bagian dari proses penerimaan dan pembayaran, saat cek masuk
dalam sistem pengiriman.
b. Processing delay adalah waktu yang diperlukan oleh penerima cek untuk memproses
pembayaran dan menyimpannya di bank.
c. Availability delay adalah waktu yang dibutuhkan untuk kliring cek dalam sistem
perbankan.
Mempercepat penerimaan kas meliputi pengurangan satu atau lebih komponen waktu
tersebut.
Mengukur Float
Besar kecilnya float tergantung pada jumlah dolar atau rupiah dan waktu penundaan.
Sebagai contoh, perusahaan Anda mengirim cek senilai Rp 500 ribu setiap bulan. Dibutuhkan
waktu selama lima hari pengiriman untuk sampai di tempat tujuan (mailing time), dan satu
hari bagi penerima untuk menyampaikan cek tersebut kepada bank penerima (processing
delay). Bank penerima memproses cek selama tiga hari (availability delay). Dengan demikian
total waktunya adalah 9 hari.
Dalam kasus ini berapa rata-rata disbursement float per hari? Pertama, perusahaan
Anda memiliki Rp 500 ribu float selama sembilan hari, dengan demikian total float adalah 9
x Rp 500 ribu = Rp 4.500.000. Kedua, jika diasumsikan satu bulan adalah 30 hari, rata-rata
float per hari adalah:
Average daily float = Rp 4.500.000/30 = Rp 150.000
Hal ini berarti bahwa rata-rata per hari book balance perusahaan Anda Rp 150.000
lebih rendah daripada available balance di bank. Jika terjadi lebih dari satu kali penerimaan
atau pembayaran dalam setiap bulan, perhitungannya menjadi sedikit lebih kompleks.
Sebagai contoh, perusahaan Anda menerima dua macam penerimaan setiap bulan:
Amount Processing and Availability Delay Total Float
1. Rp 5.000.000 x9 = Rp 45.000.000
2. Rp 3.000.000 x5 = Rp 15.000.000
Total Rp 8.000.000
= Rp 60.000.000

Berdasarkan informasi tersebut, jika satu bulan sama dengan 30 hari maka dapat
dihitung:
Average daily float = Total float/Total days
= Rp 60.000.000/30 = Rp 2.000.000
Dengan demikian rata-rata per hari sebanyak Rp 2.000.000 kas yang tidak diterima
dan tidak tersedia.
14
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

Biaya Float
Biaya yang timbul dengan adanya collection float bagi suatu perusahaan adalah
berupa opportunity cost karena perusahaan tidak dapat segera menggunakan kas. Paling tidak
perusahaan dapat memperoleh bunga, jika kas untuk investasi telah tersedia.
Sebagai contoh, perusahaan Lambo mempunyai rata-rata penerimaan cek per hari Rp
1.000.000 dan rata-rata tertimbang penundaan selama tiga hari. Dengan demikian average
daily float = 3 x Rp 1.000.000 = Rp 3.000.000. Hal ini berarti ada Rp 3.000.000 dana yang
tidak menghasilkan bunga dalam satu hari.
Electronic Data Interchange
Electronic data interchange (EDI) merupakan istilah yang menunjukkan
perkembangan praktik yang secara langsung berkaitan dengan pertukaran informasi
elektronik antara berbagai bentuk bisnis. Salah satu bagian penting penggunaan EDI adalah
financial EDI atau FEDI, yang merupakan pengiriman data financial secara elektronik
antarpihak sehingga mengurangi penggunaan kertas dalam pembuatan incoice, penulisan cek,
pengiriman, dan pemrosesan. Secara umum penggunaan EDI memungkinkan penjual
mengirim tagihan secara elektronik kepada pembeli. Penjual kemudian dapat melakukan
otorisasi pembayaran, yang juga dilakukan secara elektronik. Bank yang dirujuk untuk
menerima pembayaran dari pembeli kemudian mentransfer dana ke rekening penjual di bank
yang berbeda. Secara keseluruhan berarti, dan float akan turun secara drastis.

PENGUMPULAN DAN KONSENTRASI KAS


Lamanya waktu yang diperlukan pada setiap komponen proses pengumpulan kas
tergantung pada lokasi perusahaan pelanggan dan bank, serta efisiensi perusahaan dalam
pengumpulan kas.
Pengumpulan Kas
Bagaimana perusahaan mengumpulkan kas dari pelanggannya, sebagian besar
tergantung pada sifat bisnis yang dilakukan perusahaan. Pada bisnis restoran, umumnya para
pelanggan membayar secara tunai, cek atau kredit pada saat terjadi transaksi, dengan
demikian tidak ada masalah dalam penundaan pengiriman. Biasanya dana disimpan di bank
lokal dan perusahaan mempunyai beberapa cara untuk menggunakan dana tersebut.
Jika sebagian besar atau semua pembayaran penerimaan perusahaan dilakukan dengan
cek yang disampaikan melalui pengiriman, semua komponen waktu pengumpulan menjadi
relevan dipertimbangkan. Perusahaan dapat memilih untuk mengirim cek ke satu lokasi,atau
perusahaan dapat menggunakan beberapa lokasi yang berbeda untuk mengurangi waktu

15
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

pengiriman. Perusahaan juga dapat melakukan pengumpulan sendiri atau menunjuk


perusahaan lain yang mempunyai spesialisasi dalam pengumpulan kas.
Pendekatan yang lain dalam mempercepat pengumpulan kas adalah dengan
melakukan kesepakatan dengan pelanggan untuk melakukan preauthorized payment. Dengan
kesepakatan tersebut, jumlah pembayaran dan waktu pembayaran ditetapkan di awal. Setelah
disepakati, pembayaran secara otomatis ditransfer dari rekening bank pelanggan ke rekning
bank perusahaan, dan cara ini dapat mengurangi waktu pengumpulan kas.
Lockboxes
Ketika perusahaan menerima pembayaran melalui pengiriman cek, perusahaan harus
memutuskan ke mana cek dikirim dan bagaimana penanganan cek akan ditangani serta
disimpan. Pemilihan yang dilakukan secara hati-hati terhadap jumlah dan lokasi
pengumpulan dapat mengurangi waktu pengumpulan kas secara berarti. Banyak perusahaan
menggunakan kantor pos yang dikenal dengan lockbooxes untuk menerima pembayaran dan
mempercepat pengumpulan kas
Konsentrasi Kas
Perusahaan dapat memiliki sejumlah titik pengumpulan kas, yang ditangani oleh
banyak bank yang berbeda dan banyak rekening bank. Perusahaan memerlukan beberapa
prosedur untuk memindahkan kas dari banyak bank ke rekening utama perusahaan, yang
disebut dengan cash concentration. Dalam membangun sistem konsentrasi, perusahaan dapat
menggunakan satu atau lebih concentration banks. Satu concentration bank mengumpulkan
dana yang diperoleh dari bank-bank lokal yang tersebar di beberapa lokasi yang berbeda.

MANAJEMEN PENGELUARAN KAS


Dari sudut pandang perusahaan, tujuan dari pengelolaan disbursement float adalah
untuk memperlambat disbursement kas. Untuk itu perusahaan perlu mengembangkan strategi
untuk meningkatkan mailfloat, procesing float, dan availability float atas cek yang ditulis
perusahaan. Disamping itu perusahaan juga harus mengembangkan prosedur untuk
meminimalkan kas untuk tujuan pembayaran.
Meningkatkan Disbursement Float
Sebagaimana telah dipahami, memperlambat pembayaran dapat mencakup waktu
pengiriman check, pemrosesan check, dan pengumpulan dana. Disbursement float dapat
ditingkatkan dengan menulis cek atas bank yang secara geografis lokasinya jauh. Hal ini akan
memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk kliring cek melalui sistem perbankan.

16
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

Taktik untuk memaksimalkan Disbursement float masih menjadi perdebatan, baik


dari sudut pandang etika maupun ekonomi. Syarat pembayaran sering kali menawarkan
potongan yang cukup besar bagi pelanggan yang membayar lebih cepat. Potongan biasanya
lebih besar daripada penghematan yang diperoleh dari memainkan float. Di samping itu,
pemasok sering tidak menyukai upaya untuk memperlambat pembayaran. Akibat buruk yang
mungkin terjadi adalah hubungan yang kurang baik dengan pemasok dapat menimbulkan
biaya yang mahal.
Pengendalian Pengeluaran
memaksimumkan waktu penundaan pembayaran mungkin merupakan praktek bisnis
yang kurang baik, namun demikian perusahaan berusaha untuk tetap menahan kas sekecil
mungkin dengan menunda waktu pembeyaran. Oleh karena itu, perusahaan perlu
mengembangkan sistem yang dapat mengelola proses pembayaran secara efisien. Dasar
pemikiran sistem yang demikian adalah perusahaan tidak boleh memiliki kas yang disimpan
di bank melebihi jumlah minimum yang diperlukan untuk membayar tagihan.
Zero-Balance Accounts
Dalam sistem zero-balance accounts, perusahaan bekerja sama dengan bank membuat
satu master account dan sejumlah subaccount. Ketika cek yang ditulis di salah satu
subaccount harus dibayar, jumlah dana yang diperlukan ditransfer dari master account.
Dengan cara demikian, saldo kas pada subaccount tidak perlu ada atau nol.
Pengendalian Disbursement Accounts
Dalam sistem ini semua pembayaran yang harus dilakukan pada hari tertentu telah
diketahui pada pagi harinya. Bank memberitahu perusahaan jumlah uang yang harus dibayar,
dan perusahaan mentransfer jumlah yang dibutuhkan.

C. MANAJEMEN SURAT BERHARGA


Dalam bahasa Belanda disebut dengan “waarde paper”,sedangkan dalam bahasa
inggris disebut dengan istilah “negotiable instrument”. Yang dimaksud dengan surat berharga
adalah sebuah dokumen yang diterbitkan oleh penerbitnya sebagai pemenuhan suatu prestasi
berupa pembayaran sejumlah uang sehingga berfungsi sebagai alat bayar yang didalamnya
berisikan suatu perintah untuk membayar kepada pihak-pihak yang memegang surat tersebut,
baik pihak yang diberikan surat berharga oleh penerbitnya ataupun pihak ketiga kepada siapa
surat berharga tersebut telah dialihkan. (Munir Fuady, 2008:163)

17
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

Surat berharga atau commercial paper (negotiable instruments) merupakan alat bayar
dalam transaksi perdagangan modern saat ini. Surat berharga ini digunakan sebagai pengganti
uang yang selama ini telah digunakan sebagai alat tukar dalam perdagangan khususnya oleh
kalangan pebisnis atau para pengusaha. Hal ini disebabkan karena menggunakan surat
berharga dianggap lebih aman, praktis, dan merupakan suatu presitse tersendiri (lebih
bonafit), sedang ”mode atau trend” , surat berharga sudah menjadi komoditi dalam kegiatan
bisnis atau objek perjanjian, sehingga lebih menguntungkan dan lebih bervariasi (Joni
Emirzon, 2001:7)
Secara Yuridis, suatu surat berharga mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Sebagai alat pembayaran (alat tukar)
2) Sebagai alat Pemindah hak tagih (karena dapat diperjual belikan)
3) Sebagai surat legistimasi ( surat bukti hak tagih)
Jika dlihat dari segi fungsinya, dikenal tiga macam surat berharga, yakni sebagai berikut :
1) Surat Yang Bersifat Hukum Kebendaan (zakenrechtlijke papieren) contoh: surat
berharga golongan ini adalah konosemen(bill of lading)
2) Surat tanda keanggotaan dari suatu persekutuan (lidmaatschaps papieren) contoh:
surat berharga golongan ini adalah surat saham.
3) Surat tagihan hutang (schuldvorderingspapieren) contoh : surat berharga golongan ini
adalah wasel, cek, surat sanggup, dan lain-lain.
Surat berharga diatur dalam Perundang undangan sebagai berikut :
1. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, missal terhadap cek wesel aksep dan promes.
2. Perundang-undangan lain untuk surat berharga lain
Secara fisik, surat berharga hanyalah merupakan sepucuk surat, tetapi menganggap
dia begitu kuatnya mengingat secara hokum. Adapun yang merupakan kausa yuridis
sehingga, suatu surat berharga mempunyai kekuatan mengikat tersimpul dalam empat teori
sebagai berikut (Munir Fuady, 2008:104) :
1. Teori Kreasi (creatietheorie)
Menurut teori ini, sebabnya surat berharga penerbitnya adalah karena tindakan
penerbit menandatangani surat berharga tersebut. Karena pendatangan tersebut, penerbit
terikat, meskipun pihak pemegang surat berharga sudah beralih kepada pihak lain dari
pemegang semula.
2. Teori Kepatutan\ (redelijkheidstheorie)
Teori ini hampir sama dengan teori kreasi, tetapi dengan pembatasan tertentu.
Menurut teori kepatutan ini penerbit surat berharga terikat dan harus membayar surat
18
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

berharga kepada siapun pemegangnya. Akan tetapi, jika pemegang surat berharga tergolong
“tidak pantas”, misalnya surat berharga tersebut diperoleh dengan jalan mencurinya, maka
penerbit surat berharga tidak terikat untuk membayar kepada orang tersebut.
3. Teori Perjanjian (overeenkomstheorie)
Menurut teori ini sebabnya surat berharga mengikat penerbitnya adalah karena
penerbit telah membuat suatu perjanjian dengan pihjak pemegang surat berharga tersebut,
yakni perjanjian untuk membayarnya, termasuk jika surat berharga tersebut dialihkan kepada
pihak ketiga.
4. Teori Penunjukan (vertoningstheorie)
Menurut teori ini sebabnya surat berharga mengikat penerbitnya adalah karena pihak
pemegang surat berharga tersebut menunjukan surat berharga tersebut kepada penerbit untuk
mendapat pembayarannya. Sebelum surat berharga tersebut ditunjukan kepada penerbit,
menurut teori ini, keterikatan dari penerbit untuk membayar belum
Jenis – Jenis Sekuritas Jangka Pendek
Dalam praktiknya terdapat berbagai jenis surat berharga jangka pemdek yang dapat
dibeli perusahaan masing-masing. Berikut ini beberapa jenis surat berharga antara lain :
1. Treasury Bills (T-Bills)
T-Bills merupakan instrument utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau Bank
Sentral atas unjuk dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada
tanggal yang telah ditetapkan. Instrumen ini berjangka waktu jatuh tempo satu tahun atau
kurang. Instrumen yg sangat aman karena diterbitkan oleh pemerintah atau biasanya oleh
Bank Sentral. Oleh karena itu instrumen ini sangat mudah diperjualbelikan dan disukai oleh
perusahaan-perusahaan, terutama oleh lembaga-lembaga keuangan untuk dijadikan sebagai
cadangan likuiditas sekuner yg memberikan hasil. T-Bills (istilah umum digunakan di dunia
internasional) kalau di Indonesia adalah SBI (Sertifikat Bank Indonesia).
2. Commercial Paper
Commercial Paper (CP) pada dasarnya merupakan promes yang tidak disertai dengan
jaminan (unsequred promissory notes), diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana
jangka pendek dan dijual kepada investor dalam pasar uang. Penerbit berjanji akan
membayar sejumlah tertentu uang pada saat jatuh tempo. Penerbit CP adalah perusahaan yang
mempunyai kredibilitas tinggi.
Jangka waktu jatuh tempo CP ini berkisar mulai dari beberapa hari sampai 270 hari.
Penjualan CP dilakukan umumnya dengan sistem diskonto, namun beberapa diantaranya
menggunakan bunga sebagaimana halnya dengan kredit.
19
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

Dalam pelaksanaannya seringkali CP diterbitkan dengan backup fasilitas credit line


dari bank yang jumlahnya mendekati atau sama dengan nilai CP yang diterbitkan. Dalam
perkembangannya di beberapa negara, CP diterbitkan dengan dukungan aset perusahaan
lainnya, misalnya piutang, dsb. Bahkan perkembangan terakhir CP diterbitkan dengan bank
garansi atau jaminan dari perusahaan induknya. Namun kasus ini terjadi bila investor
tertentu meminta jaminan dari nilai CP yang dibeli dalam jumlah besar.
Penerbitan CP dapat dilakukan secara langsung kepada investor maupun secara tidak
langsung dengan menggunakan jasa perantara.
Kelebihan CP bagi penerbit dan investor antara lain sbb:
 Bagi Penerbit:
a. Tingkat bunga CP lebih rendah daripada prime rate, yaitu tingkat bunga kredit yang
dikenakan perbankan kepada nasabah utamanya, sehingga biaya dana akan menjadi
lebih murah.
b. Tidak perlu menyediakan jaminan.
c. Penerbitannya relatif lebih mudah karena pada prinsipnya hanya melibatkan
penerbit dan investor.
d. Jangka waktu jatuh temponya lebih fleksibel, dapat diperpanjang atas persetujuan
investor.
 Bagi Investor:
a. CP menawarkan penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan misalnya Sertifikat
Deposito, Treasury Bills.
b. Dapat dijual kembali (didiskontokan) tanpa perlu menunggu jatuh temponya.
c. Tingkat keamanannya relatif tinggi karena penerbit CP umumnya perusahaan
dengan rating yang tinggi.
Kelemahan CP dilihat dari kepentingan investor dan penerbit antara lain:
 Bagi investor, CP merupakan instrumen yang tidak disertai dengan jaminan.
Kemungkinan penerbit melakukan rekayasa laporan keuangan untuk memperlihatkan
keadaan likuiditas dan kemampuan perolehan labanya.
 Bagi perusahaan penerbit, CP merupakan sumber dana jangka pendek sehingga
perusahaan kurang leluasa untuk dijadikan sebagai modal investasi.

3. Sertifikat Deposito atau negotiable certificate of deposit (CD)


Deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan. Jadi mempunyai
ciri pokok dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan sebelum jangka waktu jatuh
20
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

temponya. Di Indonesia, CD diterbitkan oleh bank-bank umum atas dasar diskonto.


Perhitungan diskonto CD tersebut sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
4. Banker’s Acceptance (BA)
BA adalah time draft (wesel berjangka) yang ditarik oleh seorang eksportir atau
importir atas suatu bank untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta asing.
Apabila bank menyetujui wesel tersebut, bank akan menstempel dengan kata ”accepted” di
atas wesel tersebut dan memprosesnya. Dengan demikian bank yang menerima dan
memproses tersebut memiliki suatu janji atau jaminan tak bersyarat untuk membayar sebesar
nilai nominal aksep tersebut pada saat jatuh tempo. Hal tersebut berarti bank yang
bersangkutan menjamin eksportir dan investor dalam pasar uang internasional dari
kemungkinan adanya gagal bayar (default). Jangka waktu akseptasi biasanya berkisar 30
sampai 270 hari, namun umumnya 90 hari. Aksep ini merupakan instrumen pasar uang yang
berkualitas tinggi. Akseptasi bank sangat aktif diperdagangkan antar lembaga-lembaga
keuangan, perusahaan industri, dealer surat-surat berharga sebagai investasi yang berkualitas
tinggi dan sangat mudah diuangkan. Aksep digunakan dalam perdagangan ekspor impor
karena banyak eksportir yang tidak pasti dan tidak yakin betul terhadap credit standing
importir yang dikirimi barang. Eksportir sangat tergantung paa pembiayaan akseptasi oleh
bank domestik atau suatu bank asing. Dengan demikian, aksep adalah instrumen keuangan
yang dirancang untuk mengalihkan resiko perdagangan internasional kepada pihak ketiga
yang akan mengambil resiko tersebut karena ia memiliki keahlian dalam menilai resiko kredit
dan menyebarkan resiko tersebut dalam berbagai pinjaman. Ketiga pihak dalam transaksi
tersebut yaitu eksportir, importir dan bank penerbit, mendapatkan keuntungan dari metode
pembiayaan perdagangan internasional ini sebagai berikut:
1) Eksportir dapat menerima uangnya segera tanpa penundaan.
2) Importir dapat menunda pembayarannya sesuai dengan jangka waktu credit line yang
disepakati dengan bank.
3) Bank penerbit yang memegang Banker’s Acceptance (didiskonto dari eksportir)
merupakan instrumen keuangan yang sangat likuid yang dapat dijual sebelum jatuh
tempo melalui dealer bila membutuhkan likuiditas.
5. Bill of Exchange
Bill of Exchange atau wesel adalah suatu perintah tertulis tak bersyarat yang ditujukan
oleh seseorang kepada pihak lainnya untuk membayar sejumlah uang pada saat diperlihatkan
atau pada tanggal tertentu kepada penarik atau order atau pembawa.

21
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

Karena sifatnya yang likuid, artinya penjual boleh melakukan pembayaran lebih awal
sebelum wesel tersebut jatuh tempo dengan cara mendiskontokannya kepada bank-bank atau
lembaga-lembaga keuangan lainnya sebagai investasi jangka pendek, maka instrumen ini
sangat umum digunakan dalam perdagangan.
Penarikan wesel ini biasanya selalu didahului dengan adanya transaksi jual beli
barang. Dimana penjual akan menjadi penarik wesel dan pembeli barang sebagai
tertarik. Jangka waktu jatuh tempo wesel ini umumnya berkisar 6 hari sampai 180 hari. Pada
prinsipnya Bill of exchange ini akan berubah menjadi Banker’s Acceptance apabila telah
diaksep oleh bank. Oleh karena itu wesel ini dapat diperjualbelikan secara diskonto.
6. Repurchase Agreement (Repo)
Repo adalah transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa
penjual akan membeli kembali surat-surat berharga yang dijual; tersebut pada tanggal dan
dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Surat-surat berharga yang biasanya dijadikan sebagai instrumen dalam transaksi Repo
adalah surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan secara diskonto, misalnya SBI,
SBPU, CD, CP dan T-bills
7. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
SBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek.
Karakteristik SBI:
 Satuan unit sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah).
 Berjangka waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas)
bulan.
 Penerbitan dan perdagangan dilakukan dengan sistem diskonto.
 Diterbitkan tanpa warkat, artinya SBI diterbitkan tanpa adanya fisik SBI itu sendiri
dan bukti kepemilikan bagi pemegang hanya berupa pencatatan elektronis.
 Dapat dipindahtangankan (negotiable).
SBI sebagai instrumen kebijaksanaan operasi pasar terbuka, terutama untuk tujuan
kontraksi moneter. SBI yang ditebitkan dan diperdagangkan dengan sistem lelang, pada
dasarnya penggunaannya sama dengan penggunaan T-Bills di pasar uang Amerika Serikat.
Melalui penggunaan SBI tersebut, BI dapat secara tidak langsung dapat mempengaruhi
tingkat bunga di pasar uang dengan cara mengumumkan Stop Out Rate (SOR).

22
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

SOR adalah tingkat suku bunga yang diterima oleh BI atas penawaran tingkat bunga
dari peserta lelang. Selanjutnya, SOR tersebut akan dapat dipakai sebagai indikator bagi
tingkat suku bunga transaksi di pasar uang pada umumnya.
SOR merupakan kebijakan Bank Indonesia dalam melakukan penjualan SBI secara
lelang kepada Bank atau Lembaga Keuangan atau melalui Broker, dengan tujuan:
1) Untuk mengendalikan baik volume uang beredar maupun tingkat bunga melalui target
volume yang diinginkan dan tingkat bunga dalam suatu batas tertentu.
2) Dengan menyerahkan tingkat bunga pada Prime Dealer untuk jumlah 60%, maka
tingkat bunga menjadi wajar.
Pola pembelian SBI:
 Pembelian melalui Pasar Perdana (langsung ke BI)
 Pembelian melalui Pasar Sekunder
 Pembelian melalui Broker
Sebelum jatuh tempo SBI boleh diperjualbelikan, baik oleh Bank, LKBB, maupun
masyarakat atau dunia usaha setiap saat melalui pasar sekunder. Untuk itu Security House
(perantara) akan membeli atau menjual SBI setiap hari dengan tingkat diskonto yang berlaku
di pasar. Untuk memperlancar perdagangan SBI ini Bank Sentral Indonesia menunjukkan
beberapa market dan broker yang terdiri dari Bank-bank Umum sebagai lembaga penunjang
dalam perdagangan SBI. Market maker disini bertindak sebagai penggerak pasar sekunder.
Dalam hal ini market maker bertindak sebagai dealer yang berkewajiban sbb:
 Membuat dan mengumumkan quotation.
 Secara aktif mengajukan penawaran dan permintaan SBI di pasar sekunder.
Membeli dan menjual SBI dari dan kepada pihak yang mencari dan menawarkan SBI
di pasar sekunder. Pembelian dan penjualan SBI dapat dilakukan baik secara outright
maupun repo. (Transaksi outright adalah transaksi jual beli SBI atas dasar sisa jangka waktu
SBI yang bersangkutan, tidak ada kewajiban bagi penjual untuk membeli kembali sebelum
jatuh tempo; sedangkan transaksi repo adalah transaksi dengan perjanjian bahwa penjual
wajib membeli kembali SBI yang bersangkutan sesuai jangka waktu yang dijanjikan).
8. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
SBPU adalah surat-surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjualbelikan
secara diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh Bank
Indonesia.

23
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

SBPU sama halnya dengan SBI merupakan instrumen operasi pasar terbuka dalam
rangka ekspansi moneter oleh BI dengan menetapkan tingkat diskonto SBPU.
Ditinjau dari jenis transaksi dan warkatnya, SBPU dapat dibedakan sbb:
a. Surat Sanggup (aksep/promes), dapat berupa:
Surat sanggup yang diterbitkan oleh nasabah dalam rangka penerimaan kredit
dari bank untuk membiayai kegiatan tertentu. Surat sanggup yang diterbitkan oleh
bank dalam rangka pinjaman antar bank.
b. Surat wesel, dapat berupa:
Surat wesel yang ditarik oleh suatu pihak dan diaksep oleh pihak lain dalam
rangka transaksi tertentu. Penarik dan atau tertarik adalah nasabah bank. Surat wesel
yang ditarik oleh nasabah bank dan diaksep oleh bank dalam rangka pemberian kredit
untuk membiayai kegiatan tertentu.
Mekanisme perdagangan SBPU adalah dunia usaha atau masyarakat yang merupakan
nasabah berbentuk badan usaha maupun perorangan meneluarkan surat aksep atau wesel
(sebagai surat utang) untuk mendapatkan dana dari Bank atau LKBB (Lembaga Keuangan
bukan Bank). Kemudian SBPU dijualbelikan oleh Bank dan LKBB melalui security house
(perantara) maupun melalui pasar sekunder, yaitu diperjualbelikan antara lembaga-lembaga
keuangan itu sendiri serta dunia usaha atau masyarakat. SBPU ini melalui security house
juga bisa dijual belikan ke Bank Sentral Indonesia.

D. INVESTASI KELEBIHAN KAS DAN SURAT BERHARGA


Apabila perusahaan memiliki surplus kas untuk sementara waktu, perusahaan dapat
menginvestasikan pada surat berharga jangka pendek di pasar uang. Pada umumnya,
perusahaan besar mengelola sendiri aset keuangan jangka pendeknya, dan melakukan
transaksi melalui bank dan dealer.
Surat berharga adalah surat yang dijual dengan cepat tanpa mengalami suatu kerugian.
Ada dua alasan perusahaan untuk melakukan investasi dalam surat berharga, yaitu pertama,
sebagai pengganti kas, dalam hal ini perusahaan mempertahankan suatu portofolio surat
berharga untuk mengurangi saldo kas yang terlalu besar untuk sementara dan akan
menjualnya kembali jika arus kas keluar melebihi arus kas masuk. Kedua, sebagai investasi
sementara, biasanya dilakukan untuk membelanjai kegiatan perusahaan yang bersifat
musiman atau untuk membelanjai kebutuhan yang telah direncanakan pada waktu yang akan
mendatang.

24
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu surat berharga
sebagai alternatif untuk menginvestasikan kelebihan kas yang bersifat sementara, yaitu:
1. Default risk , yaitu risiko kegagalan perusahaan yang menerbitkan surat berharga
untuk melunasi bunga dan pokok pinjaman.
2. Event risk, yaitu risiko suatu kejadian yang tiba-tiba dapat segera mengakibatkan
perusahaan yang menerbitkan surat berharga dalam kondisi yang sulit.
3. Interest rate price risk, yaitu risiko turunnya harga pasar suatu surat berharga karena
terjadinya kenaikan suku bunga di pasar.
4. Inflation risk, yaitu risiko inflasi yang akan menurunkan daya beli dari sejumlah uang.
5. Marketability risk, yaitu risiko kesulitan untuk menjual surat berharga pada tingkat
harga yang berlaku di pasar.

6. Return on securities, yaitu tingkat pendapatan dari surat berharga, hal ini biasanya
berkaitan dengan tingkat risiko dari surat berharga tersebut. Semakin besar risiko
semakin tinggi tingkat pendapatan yang disyaratkan.

E. MODEL MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

Model Baumol-Tobin

Model ini adalah model sederhana yang digunakan untuk menentukan konversi kas
dan menetapkan biaya saldo transaksi kas yang efisien dengan menentukan kuantitas ko
nversi kas yang optimal. Asumsi yang digunakan model ini adalah permintaan akan kas dapat
diprediksi dengan pasti sehingga dapat menentukan Kuantitas Konversi Ekonomis – KKE
(Economic Conversition Quantity – ECQ).
 Kuantitas Konversi Ekonomis (KKE)
Dengan menggunakan konversi dan biaya kesempatan, model ini menghitung
KKE dimana KKE adalah jumlah biaya untuk meminimumkan kuantitas dalam
mengkonversi surat berharga menjadi kas atau sebaliknya. Dengan menggunakan
persamaan persediaan, ini merupakan ukuran optimum, dalam satuan rupiah, dari
permintaan perusahaan untuk kas dan surat berharga.
2 × biayakonversi × permintaan uang kas
KKE biayakesempatan∗¿
¿√¿
*dalam bentuk desimal
25
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

 Total Biaya
Total biaya kas perusahan adalah jumlah dari total biaya konversi dan total
biaya kesempatan. Total biaya konversi dama dengan biaya per konversi dikalikan
dengan jumlah konversi per periode. Jumlah konversi per periode bisa diperoleh dari
permintaan kas per periode dibagi dengan KKE. Total biaya kesmepatan sama dengan
biaya kesempatan (decimal) dikali rata – rata saldo kas, biayaini ditunjukkan dalam
satuan rupiah.
Biaya rata – rata saldo kas diperoleh dengan membagi dua KKE.
Total biaya
¿ ( biaya perkonversi× jumla h konversi ) + [ biaya kesempatan ( dec ) × rata2 saldo kas ]
Tujuan model Baumol adalah menghitung KKE dari kas untuk meminimumkan total
biaya (biaya konversi + biaya kesempatan). Transfer kas yang lebih besar atau lebih kecil
dari KKE menghasilkan total biaya yang lebih tinggi.
Model Miller – Orr
Model Miller – Orr umumnya lebih realistis dan cocok dibandingkan model Baumol.
Model ini memberikan efisiensi biaya saldo kas dengan menentukan batas atas (nilai
maksimum) dan titik balik. Titik balik ( return point) merupakan target tingkat saldo kas.
Saldo kas diperbolehkan untuk berfluktuasi antara batas atas dan batas bawah, dimana kita
mengasumsikan menjadi saldo nol.
 Menentukan Titik Balik dan Batas Atas
Nilai yang dipilih perusahaan untuk titik balik bergantung pada: biaya
konversi, biaya kesempatan dana harian dan varians dari aliran kas bersih
harian.Varians diperkirakan dengan menggunakan aliras kas bersih harian (aliran kas
masuk dikurangi aliran kas keluar perhari). Persamaan untuk menentukan titik balik
adalah:

Titik Balik ¿
√ 3 ×biaya konversi × varians h arian dari aliran kas bersih
4 × biayakesempatan h arian(desimal)
Dimana arti ∛ adalah untuk mengambil akarpangkat tiga dari solusi tanda v.
Dalam model Miller – Orr, batas area untuk saldo selalu tiga kali dari titik balik
 Saldo Kas Mencapai Batas Atas Sewaktu
saldo kas mencapai batas atas, jumlah yang sama debgan batas atas atau
dikurangi titik balik dikonversi ke surat berharga.
Kas yang dikonversi menjadi surat berharga ¿ batas atas – titik balik

26
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

 Saldo Kas sama dengan Nol (Batas Bawah)


Sewaktu saldo kas menjadi nol, jumlah yang dikonversi dari surat berharga ke
kas adalah nilai yang diwakili oleh titik balik.
Surat berharga yang dikonversi kas ¿ titik balik −saldo nol
Model Beranek
Dalam buku Analysis for Financial Decisions, Beranek (1963) , Pendekatan yang
dilakukan Beranek berbeda dengan Baumol dalam hal Beranek memperhitungkan distribusi
probabilitas bagi arus kas yang diharapkan dan satu fungsi biaya atas kehilangan kesempatan
memperoleh potongan kas, serta merosotnya kepercayaan pihak pemberi kredit bila
perusahaan kekurangan kas. Yang merupakan variable keputusan dalam model Beranek ini
adalah alokasi dana untuk kas dan investasi surat berharga pada awal periode. Penarikan dari
surat berharga dianggap hanya bisa terjadi di akhir periode.
Menurut Beranek, dalam menganalisis permasalahan manejemen kas, pengeluaran kas
dianggap terjadi sekali-kali dan bias dikendalikan secara langsung oleh manajemen sementara
pemasukan kas dianggap sulit dikendalikan dan terjadi terus-menerus.
Probabilitas kumulatif dari kekurangan kas sama dengan rasio d/a , di mana d = hasil
pengembalian atas portofolio investasi, dan a adalah biaya tambahan untuk setiap dollar
kekurangan kas.

Perbandingan antara Model


Perbedaan pokok antara model-model diatas terletak pada berbagai biaya yang berpengaruh
pada keputusan yang harus diambil.
 Model Baumol dan Miller-Orr menekankan pada biaya-biaya yang timbul karena
transfer dari kas ke portofolio investasi, dan sebaliknya. Kedua model ini
mengabaikan alternative meminjam dan memusatkan pada pencairan surat berharga
dalam rangka menutup pengeluaran kas. Sedangkan,
 Model Beranek lebih menekankan pada biaya-biaya yang timbul sebagai akibat
kekurangan kas (biaya pinjaman dari satu segi), sementara biaya transaksi hanya
dipertimbangkan secara tidak langsung. Model terakhir ini mengabaikan alternative
pencairan surat berharga untuk menutup pengeluaran kas.
Dari ketiga model ini , model yang paling mudah diterapkan adalah model Miller dan
Orr, karena aturan-aturan mainnya sangat sederhana.

27
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Kas dan surat berharga merupakan komponen yang berada dalam aktiva lancar. Kedua
komponenini merupakan aktiva yang paling liquid bagi perusahaan. Manager keuangan perlu
mengelola kas dansurat berharga mengingat kedua komponen aktiva memiliki nilai strategis
dalam hal yang berkaitandengan operasional perusahaan. Setiap penerimaan dan pengelolaan
kas harus dilakukan secara baik.Artinya jangan sampai perusahaan kekurangan uang kas
untuk melakukan berbagai keperluanpengeluaran perusahaan. Penempatan dana perusahaan
dalam surat berharga juga penting gunamendukung aktiva usaha sekaligus memperoleh
penghasilan berupa bunga atau tujuan lainnya. Banyak jenis surat berharga yang dapat dipilih
dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Seorang managerkeuangan harus mampu
menempatkan dana tersebut dengan pertimbangan yang tepat.

28
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

DAFTAR PUSTAKA

Thomas E. Copeland, J. Fred Weston. 199. Manajemen Keuangan Edisi Kedelapan


Jilid 1. Jakarta. Penerbit: Erlangga
I Made Sudana. 2011.Manajemen keuangan perusahaan.Erlangga,Jakarta.
S. Wu et al. / North American Journal of Economics and Finance 35 (2016) 153–165
Sjahrial, Dermawan. 2009. Pengantar Manajemen Keuangan. Penerbit Mitra Wacana
Media Jakarta.
Sujarweni, Wiratna V. ____. Manajemen Keuangan Teori, Aplikasi dan Hasil
Penelitian. Pustaka Baru Press Jogjakarta.

29

Anda mungkin juga menyukai