Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN

“DESENTRALISASI DAN HARGA TRANSFER"

DisusunOleh :
(KELOMPOK 6)
RetnoPurnamaAmalia (A021191108)
Muhammad Ihsan (A021191128)
Nurulizzah (A021191126)
YusniAfriana (A021191014)
Muhammad Gibran Ramadhan (A021191044)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ini yang berjudul “Desentralisasi dan Harga Transfer”

Makalah ini diajukan guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Makassar, 11 April 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................................................................1
Kata Pengantar......................................................................................................................................2
Daftar Isi...............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
C. Tujuan.......................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................6
A. Desentralisasi Tentang Organisasi............................................................................................6
B. Akuntansi Tanggung Jawab......................................................................................................7
C. Desentralisasi dan Pelaporan Segmen......................................................................................8
D. Halangan untuk Penetapan Biaya Yang Tepat.......................................................................11
E. Mengevaluasi Kinerja Pusat Investasi – ROI.........................................................................13
F. Pendapatan Sisa......................................................................................................................14
G. Lampiran 12a: Harga Transfer...............................................................................................16
H. Lampiran 12b: Biaya Departemen Layanan...........................................................................21
BAB III PENUTUP............................................................................................................................23
A. Kesimpulan.............................................................................................................................23
B. Saran.......................................................................................................................................23
Daftar Pustaka....................................................................................................................................24

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desentralisasi adalah praktek pendelegasian wewenang kepada jenjang yang lebih
rendah. Suatu organisasi yang terdesentralisasi secara kuat adalah organisasi yang
memberikan kebebasan pada manajer-manajer tingkat yang lebih rendah atau karyawan
untuk membuat keputusan. Kualitas keputusan dipengaruhi oleh kualitas informasi yang
tersedia, dalam perusahaan mungkin saja manajer pusat tidak mengetahui kondisi local
sehingga dibutuhkan informasi local dalam mengendalikan usaha, dalam hal ini diperlukan
informasi dari manajer pada jenjang yang lebih rendah, yang berhubungan dekat dengan
kondisi-kondisi pengoperasian mempunyai akses untuk informasi ini.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat dan persaingan suatu harga barang atau jasa
yang semakin mengglobal, suatu perusahaan sangatlah penting mengenal istilah “harga
tranfer”, terutama perusahaan yang menjual barang atau jasa. Harga Transfer (Transfer
Pricing) adalah Biaya (cost) atau harga (price) yang dibebankan atas pemindahan (transfer)
suatu barang atau jasa dari satu divisi ke divisi lain dalam suatu perusahaan (transaksi antar
divisi secara internal perusahaan). Harga Transfer lazimnya dipraktikkan oleh perusahaan
yang organisasinya berbentuk desentralisasi dan pertanggungjawaban dilakukan melalui
pusat laba (profit center) atau pusat investasi (investment center).
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana kerangka dasar desentralisasi organisasi?
2) Bagaimana menyusun laporan segmen dan analisis profitabilitas?
3) Bagaimana menghitung dan menggunakan dan kelebihan dan kelemahan Return on
Investment (ROI) dan Residual Income (RI) sebagai ukuran Kinerja?
4) Bagaimana kerangka dasar harga transfer?
C. Tujuan
1) Mengetahui kerangka dasar desentralisasi organisasi?
2) Mengetahui bagaimana menyusun laporan segmen dan analisis profitabilitas?
3) Mengetahui bagaiman agaimana menghitung dan menggunakan dan kelebihan dan
kelemahan Return on Investment (ROI) dan Residual Income (RI) sebagai ukuran
Kinerja?

4
4) Mengetahui bagaimana kerangka dasar harga transfer?

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Desentralisasi Tentang Organisasi
Organisasi yang terdesentralisasi (decentralized organization), wewenang pengambilan
keputusannya tidak diserahkan pada beberapa orang eksekutif puncak, melainkan disebarkan
diseluruh organisasi. Semua orgaanisasi besar didesentralisasikan sesuai dengan keperluan
yang dihadapi. Ada beberapa keunggulan dan kelemahan desentralisasi, yaitu:
1. Keunggulan Desentralisasi
a. Manajemen puncak dibebaskan dari pemecahan persoalan sehari-hari yang banyak
sehingga memiliki banyak peluang untuk berkonsentrasi pada strategi, pada pembuatan
keputusan yang tingkatnya lebih tinggi dan pada kegiatan-kegiatan koordinasi.
b. Manajer tingkat lebih rendah umumnya memiliki informasi yang lebih terperinci dan
lebih baru mengenai kondisi setempat dibandingkan dengan para manajer puncak. Oleh
karena itu manajer tingkat lebih rendah dapat mengambil keputusan operasional yang
lebih baik.
c. Pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada manajer dengan tingkat yang
lebih rendah membuat mereka dapat lebih cepat memberikan respon kepada para
pelanggan.
d. Desentralisasi memberikan pengalaman pengambilan keputusan kepada para manajer
tingkat lebih rendah yang nantinya diperlukan jika mereka dipromosikan ketingkat yang
lebih rendah.
e. Pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada manajer tingkat lebih rendah
seringkali meningkatkan motivasi mereka, sehingga dapat meningkatkan keputusan kerja
dan tingkat retensi karyawan, serta membaiknya kinerja.
2. Kelemahan Desentralisasi
a. Manajer-manajer pada tingkat yang lebih rendah mungkin membuat keputusan-keputusan
tanpa sepenuhnya memahami gambaran besar.
b. Di suatu organisasi yang betul-betul terdesentralisasi, mungkin terjadi kurang koordinasi
di antara manajer yang memiliki otonomi.
c. Manajer tingkat yang lebih rendah, mungkin memiliki tujuan yang berbeda dari tujuan
perusahaan secara keseluruhan.

6
d. Dalam suatu organisasi yang sangat terdesentralisasi, mungkin lebih sulit untuk secara
efektif menyebarkan gagasan-gagasan yang inovatif.
B. Akuntansi Tanggung Jawab
Organisasi terdesentralisasi membutuhkan sistem akuntansi tanggung jawab yang
menghubungkan tingkat yang lebih rendah otoritas pengambilan keputusan manajer dengan
akuntabilitas untuk hasil dari keputusan tersebut. Istilah pusat tanggung jawab digunakan
untuk setiap bagian dari organisasi yang manajernya memiliki kendali atas dan bertanggung
jawab atas biaya, keuntungan, atau investasi. Tiga tipe utama pusat pertanggungjawaban
adalah pusat biaya, pusat laba, dan pusat investasi.

Pusat Biaya, Keuntungan, dan Investasi


Pusat Biaya
Manajer pusat biaya memiliki kendali atas biaya, tetapi tidak atas pendapatan atau
penggunaan dana investasi. Departemen layanan seperti akuntansi, keuangan, administrasi
umum, hukum, dan personalia biasanya diklasifikasikan sebagai pusat biaya. Selain itu,
manufaktur fasilitas sering dianggap sebagai pusat biaya. Para manajer pusat biaya
diharapkan untuk melakukannya meminimalkan biaya sambil memberikan tingkat produk
dan layanan yang diminta oleh bagian lain organisasi. Misalnya, manajer fasilitas manufaktur
akan dievaluasi di setidaknya sebagian dengan membandingkan biaya aktual dengan berapa
biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk tingkat aktual output selama periode tersebut.
Varians biaya standar dan varians anggaran yang fleksibel,sering digunakan untuk
mengevaluasi kinerja pusat biaya.
Pusat Laba Manajer pusat laba memiliki kendali atas biaya dan pendapatan, tetapi
tidak melebihi penggunaan dana investasi. Misalnya, manajer yang bertanggung jawab atas
Six Flags taman hiburan akan bertanggung jawab atas pendapatan dan biaya, dan karenanya
keuntungan, taman hiburan, tetapi mungkin tidak memiliki kendali atas investasi besar di
taman. Profit manajer pusat sering dievaluasi dengan membandingkan laba aktual dengan
laba yang ditargetkan atau dianggarkan.
Pusat Investasi Manajer pusat investasi memiliki kendali atas biaya, pendapatan, dan
investasi dalam aset operasi. Misalnya, wakil presiden Divisi Truk di General Motors akan
memiliki banyak pertimbangan mengenai investasi di divisi tersebut. Wakil presiden ini akan

7
bertanggung jawab untuk memulai proposal investasi, seperti pendanaanpenelitian tentang
mesin yang lebih hemat bahan bakar untuk kendaraan sport. Setelah proposal diterima
telah disetujui oleh manajer tingkat atas dan dewan direksi General Motor, wakil presiden
Divisi Truk kemudian akan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa investasi terbayar.
Manajer pusat investasi biasanya dievaluasi menggunakan laba atas investasi (ROI) atau
ukuran pendapatan sisa.
C. Desentralisasi dan Pelaporan Segmen
Desentralisasi yang efektif memiliki pelaporan segmen yang berfungsi sebagai
laporan tambahan pada laporan keuangan. Segmen adalah bagian atau aktivitas suatu
organisasi dimana para manajer menginginkan data biaya dan laba dari organisasi tersebut.
Segmen antara lain meliputi divisi organisasi,wilayah pemasaran, toko perindividual, pusat
pelayanan, pabrik manufaktur dan lain-lain. Laporan laba rugi tersegmen ini bermanfaat
untuk menganalisis profibilitas usaha dan mengukur kinerja manajer.

Laporan Segmen adalah laporan rugi laba yang menyajikan informasi tentang laporan
rugi laba untuk setiap segmen usaha. Dengan adanya laporan segmen maka akan diketahui
bagaimana kinerja dari masing-masing segmen usaha tersebut. Output dari metode
absorption berupa laporan rugi laba konvensional memberikan informasi untuk penyusunan
laporan segmen, maksudnya laporan rugi laba konventional kita olah lagi dengan
menggunakan analisa perilaku biaya yang menghasilkan laporan segmen.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaporan segmen:

 Digunakan laporan laba rugi dengan format kontribusi, yang membedakan biaya menjadi
komponen biaya variabel dan biaya tetap.
 Biaya tetap dibedakan menjadi:
Biaya tetap yang dapat ditelusuri(traceable fixed cost) Adalah suatu biaya
tetap yang terjadi dikarenakan keberadaan segmen tersebut—jika segmen tersebut tidak
pernah ada, biaya tetap tersebut tidak akan pernah terjadi; dan jika segmen tersebut
dihilangkan, biaya tetap tersebut akan menghilang.
Biaya tetap umum (common fixed cost) Adalah biaya tetap yang mendukung
operasi lebih dari satu segmen, tetapi btidak dapat ditelusuri seluruhnya atau sebagian ke

8
segmen manapun. Meskipun suatu segmen dihilangkan, tidak akan ada perubahan biaya
tetap umum yang sesungguhnya
 Penentuan Margin Segmen diperoleh dengan mengurangkan biaya tetap dapat
ditelusuri untuk suatu segmen dari margin kontribusi segmen. Ini menunjukkan
margin yang tersedia setelah suatu segmen menutup seluruh biayanya. Margin
segmen merupakan ukuran terbaik profitabilitas jangka panjang suatu segmen.
 Hambatan pembebanan biaya yang tidak tetap
Agar laporan segmen memenuhi tujuan yang dimaksudkan, biaya harus secara
tepat dibebankan kesegmen. Jika tujuannya adalah menetukan laba yang dihasilkan oleh
divisi tertentu, maka seluruh biaya yang dapat dibebankan pada divisi itu hanya biaya-
biaya itu.

Alasan melakukan desentralisasi adalah:

1. Mengumpulkan dan Menggunakan Informasi Local. Dalam menjalankan usaha mungkin


saja manajen pusat tidak mengetahui kondisi local sehingga dibutuhkan informasi local
dalam mengendalikan usaha. Kadangkala informasi yang diteima sangat berlebihan
sehingga dibutuhkan orang yang ahli dalam bidangnya untuk mengendalikan.
2. Fokus Manajemen Pusat. Dengan mendesentralisasi keputusan-keputusan operasional,
manajemen pusat bebas untuk menangani perumusan perencanaan dan pengambilan
keputusan strategis.
3. Melatih dan Memotivasi Para Manajer. Organisasi selalu membutuhakn manajer yang
terlatih untuk menggantikan posisi manajer jenjang lebih tinggi yang keluar. Kesempatan
seperti itu juga memungkinkan manajer puncak mengevaluasi kapabilitas para manajer
lokalnya. Manajer yang menghasilkan keputusan terbaik adalah manajer yang boleh
dipromosikan.
4. Meningkatkan Daya Saing. Perusahaan-perusahaan besar sekarang menemukan bahwa
mereka tidak mampu mempertahankan suatu divisi yang tidak berdaya saing. Salah satu
cara terbaik untuk lebih meningkatkan kinerja sebuah divisi atau pabrik adalah dengan
memperkenalkan lebih jauh kepada kekuatan-kekuatan pasar.

9
Desentralisasi biasanya diwujudkan melalui pembentukan unit-unit atau divisi.
Pengorganisasian divisi-divisi sebagai pusat pertanggungjawaban menciptakan
kesempatan pengendalian divisi melalui penggunaan akuntansi pertanggungjawaban.

Cara pembagian unit-unit atau divisi tersebut adalah :

1. Pembagian berdasarkan barang dan jasa yang diproduksi. Contoh, divisi Pepsi,
Coke dan lain-lain.
2. Pembagian menurut garis geografis. Misalnya, UAL, Inc. (induk perusahaan United
Airline) memiliki sejumlah divisi regional Asia/Pasifik, Eropa, Amerika Latin, Amerika
Utara, dan Karibia.
3. Pembagian berdasarkan jenis pertanggungjawaban yang diberikan kepada
manajer divisi. Pusat pertanggungjawaban terdiri dari pusat investasi, pusat laba, pusat
pendapatan dan pusat biaya.
Ukuran kinerja yang paling lazim digunakan bagi suatu pusat investasi adalah
pengembalian investasi (return on investasi-ROI) dengan menggunakan rumus:

ROI = Laba operasi / Aktiva operasi rata-rata

ATAU

ROI = Margin x perputaran = (Laba operasi/Penjualan) x (Penjualan /Aktiva


operasi rata-rata).

Keterangan :

a) Laba Operasi ( operating income ) adalah laba yang dihasilkan sebelum bunga
dan pajak
b) Aktiva operasi (operating assets) adalah seluruh aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan laba operasi.
c) Margin adalah rasio dari operasi terhadap penjualan.
d) Perputaran (turnover) adalah suatu ukuran lain yang dihitung dengan membagi
pendapatan penjualan dengan aktiva operasi rata-rata.

10
Laba residu (economic value added-EVA) adalah laba operasional setelah pajak
dikurangi dengan total biaya modal tahunan. Jika EVA positif berarti perusahaan
manambah kekayaan, jika negative berarti perusahaan menyia-nyiakan modal. EVA juga
menghasilkan tingkat pengembalian seperti ROI karena menghubungkan penghasilan
bersih (pengembalian) dengan modal yang dipakai. Intinya EVA penekanannya pada
pendapatan bersih operasi dengan biaya actual dari modal.

EVA = Laba operasional setelah pajak – (Biaya tertimbang rata-rata atas modal x
Total modal terpakai)

EVA digunakan untuk menganalisa apakah suatu proyek individual itu diterima
atau ditolak. Selain itu sejumlah perusahaan telah menemukan bahwa EVA membantu
mendorong jenis perilaku yang benar dari berbagai divisi dengan menunjukan bahwa
penekanan semata-mata pada pendapatan operasional tidaklah mencukupi. Alasan yang
menggarisbawahi adalah EVA mengandalkan biaya modal yang sebenarnya.

Yang dimaksudkan dengan harga transfer (transfer price) adalah nilai atau harga
internal antar divisi dalam suatu perusahaan. Divisi yang menerima dianggap sebagai
pembeli dan divisi yang mengirim dianggap sebagai penjual.

D. Halangan untuk Penetapan Biaya Yang Tepat


Pemikiran organisasi modern berorientasi kepada desentralisasi. Salah satu tantangan
utama dalam mengoperasikan system yang terdesentralisasi adalah merancang suatu metode
akuntansi yang memuaskan unruk transfer barang dan jasa dari suatu pusat laba ke pusat laba
yang lain.
Penetuan harga transfer antar pusat laba sangat penting jika :
 Transaksi transfer barang atau jasa antar pusat laba cukup signifikan,
 Biaya barang atau jasa yang ditransfer merupakan komponen penting produk akhir,
 Profitabilitas merupakan pertimbangan penting di dalam penilaian prestasi divisi.
Tujuan penetapan harga transfer adalah:
a. Memberikan informasi yang relevan antar pusat laba untuk penentuan imbal balik
yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.

11
b. Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita masing-masing pusat laba dan
juga meningkatkan laba perusahaan.
c. Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari pusat laba individual.
d. Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.
Harga transfer sering memicu masalah terutama pada penentuan harga sepakatannya,
karena melibatkan dua unit, yaitu unit pembeli dan unit penjual, dan harga transfer juga
mempengaruhi pengukuran laba unit, harga transfer yang tinggi akan merugikan unit
pembeli sedangkan harga transfer yang terlalu rendah akan merugikan unit penjual, maka
penentuan harga transfer menjadi hal yang sangat penting.
Hambatan-Hambatan dalam Perolehan Sumber Daya
Idealnya seorang manajer pembelian bebas mengambil keputusan sourcing.
Demikian halnya dengan manajer penjualan, ia harus bebas untuk menjual produknya ke
pasar yang paling menguntungkan.
Akibat-akibat yang terjadi jika para manajer pusat laba tidak memiliki kebebasan
dalam mengambil keputusan sourcing :
1. Pasar yang Terbatas
Beberapa alasan pasar terbatas bagi pusat laba (pembeli dan penjual)
a) Keberadaan kapasitas internal mungkin membatasi pengembangan penjualan
eksternal.
b) Jika suatu perusahaan merupakan produsen tunggal dari produk yang
terdifferensiasi, tidak ada sumber dari luar.
c) Jika perusahaan telah melakukan investasi yang besar, cenderung tidak akan
menggunakan sumber daya dari luar kecuali harga jual di luar mendekati biaya
variable perusahaan.
Dalam kondisi pasar yang terbatas, harga transfer yang paling memenuhi
persyaratan system pusat laba adalah harga kompetitif. Dimana harga kompetitif
mengukur kontribusi dari setiap pusat laba terhadap laba perusahaan secara keseluruhan.
Perusahaan dapat mengetahui tingkat harga kompetitiif jika perusahaan tersebut tidak
membeli atau menjual produknya ke pasar bebas melalui cara-cara:
a) Jika ada harga pasar diterbitkan, maka harga tersebut dapat digunakan untuk
menentukan harga transfer.

12
b) Harga pasar mungkin ditentukan berdasarkan penawaran.
c) Jika pusat laba produksi menjual produk yang serupa di pasar bebas, maka pusat laba
tersebut sering kali meniru harga kompetitif berdasarkan harga di luar
d) Jika pusat laba pembelian membeli produk yang serupa dari pasar luar/bebas mak
pusat laba tersebut dapat meniru untuk harga kompetitif untuk produk-produk
eklusifnya.
2. Kelebihan atau Kekurangan Kapasitas Industri
Misalnya, jika pusat laba penjualan tidak dapat menjual seluruh produk ke pasar
bebas atau memiliki kapasitas produksi yang berlebih. Perusahaan mungkin tidak akan
mengoptimalkan labanya jika pusat laba pembelian membeli produk dari pemasok luar
sementara kapasitas produksi di dalam masih memadai. Dan sebaliknya, jika pusat laba
pembelian  idak dapat memperoleh produk yang diperlukan dari luar sementara pusat
laba penjualan menjual produknya ke pihak luar. Situasi ini terjadi ketika terdapat
kekurangan kapasitas produksi di dalam industry. Sehingga pusat laba pembelian
terhalang dan laba perusahaan tidak optimal.
Meskipun ada hambatan dalam pemerolehan sumber daya, harga pasar tetap
merupakan harga transfer yang baik. Jika harga pasar tersedia atau dapat diperkirakan
maka gunakanlah. Meskipun demikian, jika tidak ada cara untuk memperkirakan harga
kompetitif, pilihan lainnya adalah mengembangkan harga transfer berdasarkan biaya
(cost based transfer price).  Biasanya, perusahaan akan mengeliminasi unsur iklan,
pendanaan, atau pengeluaran lain yang tidak dikeluarkan oleh pihak penjujal dalam
transaksi internal saat penentuan harga transfer.
E. Mengevaluasi Kinerja Pusat Investasi – Roi
Pengukuran Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan ROI (Return on
Investment)
Pengembalian Atas Investasi
Ukuran kinerja yang paling lazim digunakan bagi suatu pusat investasi adalah
pengembalian investasi (return on investasi-ROI) dengan menggunakan Return On
Investment dihitung dengan membagi laba yang diperoleh oleh pusat investasi dengan
aktiva yang diinvestasikan untuk memperoleh laba tersebut. Namun dalam penentuan
return on investment pusat investasi timbul masalah dalam pemilihan konsep laba dan

13
masalah penentuan aktiva yang dimasukkan dalam unsure investasi serta pemilihan
metode penilaian aktiva yang digunakan oleh pusat investasi. Konsep laba yang tepat
digunakan sebagai pengukur prestasi suatu pusat investasi adalah laba yang terkendali
oleh divisi.
Rumus Perhitungan Roi
ROI = Laba operasi / Aktiva operasi rata-rata ATAU
ROI = Margin x perputaran = (Laba operasi/Penjualan) x (Penjualan /Aktiva operasi rata-
rata)
Keterangan :
 Laba Operasi : laba yang dihasilkan sebelum bunga dan pajak
 Aktiva operasi : seluruh aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba
operasi
 Margin : rasio dari operasi terhadap penjualan
 Perputaran (turnover) : ukuran lain yang dihitung dengan membagi pendapatan
penjualan dengan aktiva operasi rata-rata.
Keunggulan ROI
1. Mendorong manajer untuk memfokuskan pada hubungan antara penjualan, beban
dan investasi yang seharusnya menjadi fokus bagi manajer investasi.
2. Mendorong manajer untuk memfokuskan pada efisiensi biaya
3. Mendorong manajer untuk memfokuskan pada efisiensi aktiva operasi sehingga
mengurangi investasi yang berlebihan.
Kelemahan ROI
1. Manajer pusat investasi cenderung menolak investasi yang bisa menurunkan ROI
pusat pertanggung jawabannya, walaupun akan meningkatkan profitabilitas
perusahaan secara keseluruhan.
2. Mendorong Manajer pusat investasi hanya berpikiran jangka pendek tanpa
memperhatikan kepentingan jangka penjang.
F. Pendapatan Sisa
Perlakuan Akuntansi Sisa Bahan
Perlakuan akuntansi untuk sisa bahan menurut Sujarweni (2015:39) yakni sebagai
berikut:

14
1. Hasil penjualan sisa bahan diperlakukan sebagai pengurang biaya bahan baku yang
dipakai dalam pesanan yang menghasilkan sisa bahan tersebut. Jika sisa bahan terjadi
karena karakteristik proses pengolahan pesanan tertentu, maka hasil penjualan sisa
bahan dapat diidentifikasikan dengan pesanan tersebut. Jurnal yang dibuat pada saat
penjualan sisa bahan adalah sebagai berikut:
Dr. Kas/ Piutang Dagang xxx
Cr. Barang Dalam Proses ± Biaya Bahan Baku xxx
Hasil penjualan sisa bahan ini juga dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yang
bersangkutan dalam kolom “biaya bahan baku” sebagai pengurang biaya bahan baku
tersebut.
2. Hasil penjualan sisa bahan diperlakukan sebagai pengurang terhadap biaya overhead
pabrik yang sesungguhnya terjadi. Jika sisa bahan tidak dapat diidentifikasikan
dengan pesanan tertentu, dan sisa bahan merupakan hal yang biasa terjadi dalam
proses pengerjaan produk, maka hasil penjualannya dapat diperlakukan sebagai
pengurang biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. Jurnal yang dibuat pada
saat penjualan sisa bahan adalah sebagai berikut:
Dr. Kas/ Piutang Dagang xxx
Cr. Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xxx
3. Hasil penjualan sisa bahan diperlakukan sebagai penghasilan di luar usaha (other
income). Dalam dua perlakuan terhadap sisa bahan tersebut, hasil penjualan sisa
bahan digunakan untuk mengurangi biaya produksi. Hasil penjualan sisa bahan dapat
pula diperlakukan sebagai penghasilan di luar usaha dan tidak sebagai pengurang
biaya produksi. Jurnal yang dibuat pada saat penjualan sisa bahan adalah sebagai
berikut:
Dr. Kas/ Piutang Dagang xxx
Cr. Hasil Penjualan Sisa Bahan xxx
Hasil penjualan sisa bahan disajikan dalam laporan laba rugi dalam kelompok
penghasilan di luar usaha (other income).

15
G. Lampiran 12a: Harga Transfer
Definisi Harga Transfer : Harga Produk atau Jasa yang ditransfer kepada suatu pusat
pertanggung jawaban di dalam suatu perusahaan yang menggunakan Produk / Jasa dari pusat
pertanggung jawaban lainnya dalam suatu perusahaan.

Tujuan Harga Transfer : Penentuan harga transfer antar pusat sangat penting jika :

1. Transaksi transfer barang atau jasa antar laba cukup signifikan.


2. Biaya barang atau jasa yang ditransfer merupakan komponen penting produk akhir.
3. Portabilitas merupakan pertimabngan penting di dalam penilaian prestasi divisi.

Prinsip Dasar

Prinsip dasarnya adalah bahwa harga transfer harus sama dengan harga yang dipatok
seandainya produk tersebut terjual kepada konsumen luar atau dibeli dari pemasok luar.

Ketika suatu pusat laba pada sebuah perusahaan membeli produk, dan menjualnya kepada satu
sama lain, maka dua keputusan yang harus diambil untuk setiap produk adalah :

1. Apakah perusahaan harus memproduksi sendiri produk tersebut atau membelinya dari
pemasok luar ? Hal ini merupakan sourcing decision
2. Jika diproduksi sendiri, pada tingkat harga berpakah produk tersebut ditransfer diantara
pusat-pusat laba ? Hal ini merupakan transfer price decsion.

Idealnya, harga transfer harus mengestimasikan harga normal pasar di luar, dengan
penyesuaian untuk biaya yang tidak terjadi di dalam perusahaan. Bahkan ketika sourcing
decision mengalami hambatan, harga pasar merupakan harga transfer yang lebih baik.

Markup laba

Dalam mengitung markup laba, juga terdapat dua keputusan :

1) Apa basis markup laba tersebut, Basis yang paling mudah digunakan adalah
presentase biaya. Basis yang secara konsep lebih baik adalah presentase investasi,
tetapi menghitung investasi untuk diaplikasikan kepada setiap produk yang dihasilkan
dapat menyebabkan permasalahan teknis.

16
2) Tingkat laba yang diperoleh. Problem yang kedua penyisihan laba adalah besarnya
jumlah laba. Presepsi manajemen senior atas kinerja keuangan dari suatu pusat laba
akan dipengaruhi oleh laba yang ditunjukannya. Konsekuensi, kemungkinan
penyisihan laba harus dapat memperkirakan tingkat pengembalian (rate of retrun)
yang akan dihasilkan seandainya unit usaha tersebut merupakan perusahaan
independent yang menjual produknya kepada konsumen luar.

Sasaran Penentuan Harga Transfer Haraga transfer merupakan mekanisme untuk


mendistribusikan pendapatan jika pusat laba atau lebih bertanggung jawab atas pengembangan,
pembuatan, dan pemasaran saseuatu sihingga masing-masing harus berbagi pendapatan yang
dihasilkan ketika produk tersebut terjual. Harga Transfer harus dirancang sedemikian rupa
supaya mencapai beberapa sasaran sebagai berikut :

1) Mmeberikan informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk


menentukan penyesuaian yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan
2) Menghasilkan keputusan yang bertujuan sama maksudnya, sistem harus dirancang agar
keputusan yang meningkatkan laba unti usaha akan meningkatkan laba perusahaan.
3) Membentu pengukuran kinerja ekonomi dari tiap unit usaha.
4) Sistem harus mudah dimengerti dan dikelola.

Situasi Ideal Harga transfer yang berdasarkan harga pasar akan menghasilkan kesamaan tujuan,
dan tidak membutuhkan administrasi pusat jika kondisi-kondisi ini terpenuhi :

1. Orang-orang kompeten. Idealnya para manajer harus memperhatiakan kinerja jangka


panjang dari pusat-pusat tanggung jawab mereka, sama seperti dalam jangka pendeknya.
Staf yang terlibat dalam negosiasi dan arbitase suatu harga transfer juga harus kompeten.
2. Atmosfer yang baik. Para menejer harus menjadikan portabilitas yang diukur dari laporan
laba rugi sebagai tujuan yang penting dan suatu pertimbangan yang segnifikan dalam
penilaian kinerja mereka. Meraka juaga harus dapat memerima bahwa harga transfer
tersebut akurat.
3. Suatu harga pasar. Harga transfer yang ideal harus berdasarkan harga pasar normal dan
weajar dari produk identik yang ditransfer-maksudnya, harga pasar yang mencerminkan
kondisi yang sama (kuantitas, waktu pengiriman, dan kualitas) dengan produk yang

17
diberi harga transfer. Harga transfer tersebut dapat diturunkan untuk mencerminkan
penghematan dari penjualan di dalam perusahaan.
4. Kebebasan memperoleh sumber daya. Alternatif dalam memperoleh sumber daya
haruslah ada, dan para manajer harus diberi wewenang untuk memilih yang paling baik
untuk mereka.
5. Informasi penuh. Para manajer harus mengetahui semua alternatif yang ada, biaya dan
pendapatan yang relevan dari masing-masing alternatif tersebut.
6. Negosiasi. Harus ada mekanisme kerja yang berjalan lancar dalan melakukan negosiasi
atas “kontrak” diantara unit-unit usaha.

Sistem Harga Transfer bertujuan :

1. Untuk memberikan informasi relevan pada setiap pusat laba dalam menentukan harga
transfer.
2. Untuk memotivasi manajer pusat laba pengirim, pusat laba penerima, dan kantor pusat
dalam membuat keputusan yang tepat.
3. Untuk menyajikan laporan laba setiap divisi yang secara layak mengukur prestasi divisi.
4. Solusi konseptual adalah dengan membuat penyisihan laba yang berdasarkan investasi
yang dibutuhkan untuk memenuhi volume yang diminta oleh pusat laba pembelian. Nilai
investasi tersebut dihitung pada level “standar”, dengan asset dan persedian pada tingkat
biaya penggantian (replacement cost).

Perhitungan Laba Harga Transfer Berdasarkan Penggunaan Aktiva Penuh Faktor – faktor yang
harus dipertimbangkan dalam perhitungan Laba Harga Transfer Berdasarkan Penggunaan Aktiva
Penuh : Jenis Aktiva yang diperhitungkan sebagai dasar.

1. Aktiva dikelompokan berdasarkan tingkat likuiditasnya (aktiva lancar dan aktiva tetap)
2. Aktiva yang diperhitungkan adalah aktiva yang hanya digunakan oleh divisi yang harga
transfernya akan dihitung.

Cara Penilaian Aktiva yang digunakan sebagai dasar,

1. Nilai bersih yang dapat direalisasi dari aktiva lancar pada awal tahun berlakunya harga
transfer.

18
2. Nilai bersih yang dapat direalisasi dari aktiva lancar rata-rata dalam tahun berlakunya
harga transfer.

Metode Harga Transfer Adapun Metode Penentuan Harga Transfer dapat kita golongkan
menjadi:

• Penentuan Harga Transfer atas Dasar Biaya (Cost-Based Transfer Pricing)


• Harga Transfer atas dasar harga pasar (Market Based Transfer Pricing)

Penentuan Harga Transfer Dasar Biaya (Cost-Based Transfer Pricing)

Biaya Penuh Sesungguhnya :

 Memiliki kelemahan yaitu divisi pembeli akan dibebani oleh ketidak efisienan divisi
penjual. Biaya Penuh Standar :
 Divisi pembeli tidak dibebani dengan kemungkinan ketidak efienan dari divisi penjual.
 Kelemahan : ada keengganan dari divisi penjual untuk meningkatkan efisiensi
Produksinya.

Kelemahan Penentuan Transfer Pricing Dengan Pendekatan Biaya Penuh

Sulit untuk mencapai persetujuan antara divisi penjual dan pembeli mengenai biaya yang
digunakan sebagai dasar penentuan harga transfer (berhubungan dengan efisiensi).

Sulit untuk menentukan laba yang wajar bagi divisi penjual jika sebagian besar produk yang
dihasilkan dijual keluar perusahaan.

Karakteristik Harga Transfer

1. Harga Transfer timbul jika divisi terkait diukur kinerjanya berdasarkan laba
2. Harga Transfer merupakan unsur yang signifikan dalam membentuk biaya penuh produk
yang dibeli mengandung unsur laba
3. Harga Transfer selalu mengandung unsur laba
4. Harga Transfer sebagai alat untuk mempertegas diverifikasi san integrasi divisi yang
dibentuk.

19
Harga Transfer Atas Dasar Harga Pasar

1. Harga Pasar digunakan jika barang dan jasa yang ditransfer antar divisi memiliki harga pasar

2. Merupakan dasar yang lebih baik untuk mengukur kinerja’

3. Harga Pasar merupakan biaya kesenpatan (opportunty cost) bagi divisi penjual dan divisi
pembeli a) Harga Transfer bagi divisi penjual merupakan penghasilan yang akan dikorbankan
didalam transfer kepada pembeli b) Harga Transfer bagi divisi pembeli merupakan biaya yang
seharusnya dikeluarkan jika produk tersebut dibeli dari pihak luar.

Kelemahan Penentuan Harga Transfer atas dasar Harga Pasar :

 Tidak semua produk memiliki harga pasar

 Divisi penjualan mempunyai pasar yang sudah pasti

 Harga Pasar tidak selalu sama dengan yang tercantum didalam daftar harga

 Sulit menentukan harga pasar jika harga pasar berfluktuasi

METODE HARGA PASAR MINUS

Harga Pasar Persentase

Dikurangi 100%

Potongan Volume 1,0 %

Biaya Penjualan 12,0 %

Komisi Penjualan 2,0 %

Biaya Penagihan 0,5 %

Biaya Pergudangan 5,5 %

Jumlah Pengurangan 21,0 %

Harga Transfer dalam % Harga Pasar 79 %

20
H. Lampiran 12b: Biaya Departemen Layanan
Sebagian besar organisasi besar memiliki departemen operasi dan departemen layanan.
Tujuan utama organisasi dilakukan di departemen operasi. Sebaliknya, departemen layanan tidak
terlibat langsung dalam aktivitas pengoperasian. Sebaliknya, mereka memberikan layanan atau
bantuan kepada departemen operasi. Contoh departemen operasi termasuk Departemen Bedah di
Mt. Rumah Sakit Sinai, Departemen Geografi di University of Washington, Departemen
Pemasaran di Perusahaan Asuransi Allstate, dan departemen produksi di pabrikan seperti
Mitsubishi, H ewlett-Packard, dan Michelin.

Contoh departemen layanan termasuk Kafetaria, Audit Internal, Sumber Daya Manusia,
Akuntansi Biaya, dan Pembelian. Biaya departemen layanan dibebankan ke departemen operasi
karena berbagai alasan termasuk:

• Untuk mendorong departemen pengoperasi agar menggunakan sumber daya departemen


layanan dengan bijak. Jika layanan diberikan secara gratis, manajer operasi akan
cenderung menyia-nyiakan sumber daya ini.
• Untuk memberi departemen operasi data biaya yang lebih lengkap untuk membuat
keputusan. Tindakan yang diambil oleh departemen operasi berdampak pada biaya
departemen layanan. Misalnya, mempekerjakan karyawan lain akan meningkatkan biaya
di departemen sumber daya manusia. Biaya departemen layanan tersebut harus
dibebankan kepada departemen operasi, jika tidak, departemen operasi tidak akan
memperhitungkannya saat membuat keputusan.
• Untuk membantu mengukur profitabilitas departemen operasi. Pembebanan biaya
departemen layanan kepada departemen operasi memberikan penghitungan yang lebih
lengkap dari biaya yang timbul sebagai akibat dari aktivitas di departemen operasi.
• Untuk menciptakan insentif bagi departemen layanan agar beroperasi secara efisien.
Membebankan biaya departemen layanan ke departemen operasi menyediakan sistem
check and balances dalam arti bahwa departemen operasi yang sadar biaya akan
mengambil minat aktif dalam menjaga biaya departemen layanan tetap rendah.

Dalam Lampiran 12A, kita membahas harga transfer yang dikenakan dalam suatu organisasi
ketika satu bagian dari suatu organisasi menyediakan produk ke bagian lain dari organisasi
tersebut. Biaya departemen layanan yang dipertimbangkan dalam lampiran ini dapat dipandang

21
sebagai harga pengalihan yang dibebankan untuk layanan yang diberikan oleh departemen
layanan ke departemen operasi.

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam sebuah perusahaan sangatlah penting kita mengenal apa yang disebut dengan
harga transfer, langkah ini adalah merupakan langkah transaksi transfer barang atau jasa
antar laba cukup signifikan biaya barang atau jasa yang ditransfer merupakan komponen
penting produk akhir, portabilitas merupakan pertimabngan penting di dalam penilaian
prestasi divisi. Yang bertujuan untuk memberikan informasi relevan pada setiap pusat laba
dalam menentukan harga transfer, memotivasi manajer pusat laba pengirim, pusat laba
penerima, dan kantor pusat dalam membuat keputusan yang tepat, menyajikan laporan laba
setiap divisi yang secara layak mengukur prestasi divisi.

Organisasi yang terdesentralisasi (decentralized organization), wewenang pengambilan


keputusannya tidak diserahkan pada beberapa orang eksekutif puncak, melainkan disebarkan
diseluruh organisasi. Semua orgaanisasi besar didesentralisasikan sesuai dengan keperluan
yang dihadapi. Organisasi yang terdesentralisasi terdiri dari pusat biaya, pusat laba dan pusat
investasi.

B. Saran

Untuk memaksimalkan hasil rangkuman mata kuliah saya di bab ini. Kami berharap
arahan serta masukan untuk meninjau hasil rangkuman saya agar lebih baik atau bagus
kedepannya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Garrison, Ray H., et.al. 2015. Managerial Accounting. Second Asia Global Edition. McGraw-
Hill Companies.

24

Anda mungkin juga menyukai