Anda di halaman 1dari 47

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI

ZAKAT PERUSAHAAN

SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH
GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM
Oleh :
NASRULLAH
09380043

DOSEN PEMBIMBING :
1. Drs. KHOLID ZULFA, M.SI
2. SAIFUDDIN, S.H.I., M.SI

MUAMALAT
FAKULTAS SYARI’AH DAN DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013
ABSTRAK
Perusahaan di Indonesia saat ini dikenakan tanggung jawab yang besar untuk
berkontribusi terhadap negara dan masyarakat, yaitu di antaranya membayar dana
anggaran CSR, membayar pajak dan menunaikan zakat (bagi perusahaan yang dimiliki
oleh orang muslim), hal tersebut merupakan sebuah kewajiban yang telah ditetapkan
oleh undang-undang dan peraturan pemerintah. Dana CSR diwajibkan setelah
ditetapkan dalam UU Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 dan UU Penanaman
Modal Nomor 25 Tahun 2007 yang ditujukan untuk mensejahterakan masyarakat
terhadap aktifitas perusahaan yang berdampak negatif pada lingkungan sekitar,
membayar pajak ditetapkan dalam UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan, sedangkan kewajiban berzakat diundangkan dalam UU Nomor 23 Tahun
2011 tentang Pengelolaan Zakat yang didasarkan dalam al-Qur’an dan Hadis.
Berdasarkan hal tersebut di atas mengenai kewajiban perusahaan dalam
membayar dana anggaran CSR, membayar pajak serta zakat, sehingga perusahaan
mendapatkan tiga beban (triple burden) dalam menjalankan kegiatan usahanya sebagai
badan hukum. Dalam hal ini penyusun akan melakukan penelitian yang mengkaji
tentang permasalahan tersebut, yaitu dapatkah salah satu dari ketiga kewajiban tersebut
ditiadakan untuk meringankan beban perusahaan, seperti misalnya kewajiban CSR
menggantikan zakat, sehingga perusahaan yang telah membayar anggaran CSR tidak
lagi diwajibkan membayar zakat. Dengan demikian perusahaan hanya diwajibkan
membayar pajak serta CSR untuk kesejahteraan masyarakat.
Pokok masalah dalam penelitian ini yaitu apakah CSR dapat menggantikan
zakat perusahaan. Penelitian ini tergolong penelitian pustaka (library research) dengan
teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan dan studi dokumen, sifat penelitian
ini adalah deskriptif-analisis. Adapun analisis data yang digunakan adalah metode
penelitian kualitatif serta menggunakan pendekatan normatif-filosofis.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, sehingga dapat ditemukan
jawaban bahwa CSR tidak dapat menggantikan zakat perusahaan, alasan pertama
karena perbedaan karakteristik bagi penerimanya, sehingga apabila CSR menggantikan
zakat, tidak dapat terwujudnya tujuan dari zakat yaitu untuk membangun tatanan sosial-
ekonomi bagi umat muslim yang secara langsung berhubungan dengan Allah SWT dan
sesama manusia.
Alasan kedua karena adanya perbedaan kadar (jumlah) pengeluarannya, dimana
zakat perusahaan dikeluarkan setelah berlalu satu tahun apabila keuntungannya telah
mencapai setara dengan 85 gram emas dengan kadar zakatnya yaitu 2,5%. Sedangkan
CSR dikeluarkan bagi perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan
atau berkaitan dengan sumberdaya alam, tidak melihat apakah keuntungan pertahunnya
telah mencapai 85 gram emas atau tidak, dengan jumlah pengeluaran dana sesuai
kepatutan berdasarkan laba yang didapat perusahaan setiap tahunnya.

Kata kunci : Corporate Social Responsibility (CSR), Zakat Perusahaan

ii
MOTTO

vii
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini

berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 158/1987 dan

0543b/U/1987.

A. Konsonan tunggal

Huruf
Nama Huruf Latin Keterangan
Arab
‫ا‬ Alîf tidak dilambangkan tidak dilambangkan
Bâ‟ b be
‫ت‬ Tâ‟ t te
‫ث‬ Sâ‟ ṡ es (dengan titik di atas)
‫ج‬ Jîm j je
‫ح‬ Hâ‟ ḥ ha (dengan titik di bawah)
‫خ‬ Khâ‟ kh ka dan ha
‫د‬ Dâl d de
‫ذ‬ Zâl ż zet (dengan titik di atas)
‫ر‬ Râ‟ r er
‫ز‬ zai z zet
‫س‬ sin s es
‫ش‬ syin sy es dan ye
‫ص‬ sâd ṣ es (dengan titik di bawah)
‫ض‬ dâd ḍ de (dengan titik di bawah)
‫ط‬ tâ‟ ṭ te (dengan titik di bawah)
‫ظ‬ zâ‟ ẓ zet (dengan titik di bawah)
‫ع‬ „ain „ koma terbalik di atas
‫غ‬ gain g ge
‫ف‬ fâ‟ f ef
‫ق‬ qâf q qi
‫ك‬ kâf k ka
‫ل‬ lâm l `el

ix
‫م‬ mîm m `em
‫ن‬ nûn n `en
‫و‬ wâwû w w
‫هـ‬ hâ‟ h ha
‫ء‬ hamzah ‟ apostrof
‫ي‬ yâ‟ Y ye

B. Konsonan rangkap karena syaddah ditulis rangkap

‫متعّد دة‬ ditulis Muta‘addidah


‫عدّة‬ ditulis ‘iddah

C. Ta’ marbutah di akhir kata

1. Bila dimatikan ditulis h

‫حكمة‬ ditulis H}ikmah


‫عهة‬ ditulis ‘illah

(ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap

dalam bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya, kecuali bila

dikehendaki lafal aslinya).

2. Bila diikuti dengan kata sandang „al‟ serta bacaan kedua itu terpisah,

maka ditulis dengan h.

‫كرامة األونيبء‬ ditulis Karāmah al-auliyā‟

3. Bila ta‟ marbutah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan dammah
ditulis t atau h.

‫زكبة انفطر‬ ditulis Zakāh al-fiṭri

x
D. Vokal pendek

___ Fathah ditulis a


‫فعم‬ ditulis fa‟ala
___ ditulis i
kasrah
‫ذكر‬ ditulis żukira
___ ditulis u
‫يرهب‬ dammah ditulis yaż habu

E. Vokal panjang

1 Fathah + alif ditulis ā


‫جبههية‬ ditulis jāhiliyyah
2 fathah + ya’ mati ditulis ā
‫تىسى‬ ditulis tansā
3 kasrah + ya’ mati ditulis ī
‫كـريم‬ ditulis karīm
4 dammah + wawu mati ditulis ū
‫فروض‬ ditulis furūḍ

F. Vokal rangkap

1 Fathah + ya’ mati ditulis ai


‫بيىكم‬ ditulis bainakum
2 fathah + wawu mati ditulis au
‫قول‬ ditulis qaul

G. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan

apostrof

‫أأوتم‬ ditulis A’antum


‫أعدت‬ ditulis U‘iddat
‫نئه شكرتم‬ ditulis La’in syakartum

xi
H. Kata sandang alif + lam

1. Bila diikuti huruf Qomariyyah ditulis dengan menggunakan huruf “l”.

‫انقرآن‬ ditulis Al-Qur’ān

‫انقيبس‬ ditulis Al-Qiyās

2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf

Syamsiyyah yang mengikutinya, dengan menghilangkan huruf l (el) nya.

‫انسمآء‬ ditulis As-Samā’


‫انشمس‬ ditulis Asy-Syams

I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat

Ditulis menurut penulisannya.

‫ذوي انفروض‬ ditulis Żawī al-furūḍ


‫أهم انسىة‬ ditulis Ahl as-Sunnah

xii
KATA PENGANTAR

‫الحمد هلل وحمدي َوستعٍىً َوستغفري َوعُذ ببهلل مه شرَرأوفسىب َمه سٍّئبت أعمبلىب مه ٌٍدي‬
‫ن‬
ّ ‫ أشٍد أن ال إلً إلّب اهلل َحدي ال شرٌك لً َأشٍد أ‬.ً‫اهلل فال مضلّ لً َمه ٌضللً فال ٌبدي ل‬
‫ل َسلّم على سٍّدوب َمُلىب َحبٍبىب محمّد َعلى‬
ّ ‫ اللٍّمّ ص‬.‫سٍّدوب محمّداعبدي َرسُلً ال وبًّ بعدي‬
.‫امّب بعدي‬. ‫الً َصحبً َمه تبع ٌداي‬

Segala puji syukur alhamdulillah tiada lain hanya terucap kepada Allah

SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan petunjuk-Nya sehingga

penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam tetap tercurahkan

kepada baginda Nabi Muhammad SAW, sang revolusioner kemanusiaan dan satu-

satunya sumber figur yang sempurna, yang memberikan suri teladan terpuji bagi

umatnya, yang selalu kita harapkan syafa’atnya di hari akhir, serta kepada

keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi ini berjudul Corporate Social Responsibility sebagai zakat

perusahaan, disusun untuk memenuhi tugas akhir yang diberikan oleh Fakultas

Syari’ah dan Hukum, juga merupakan sebagian syarat-syarat yang harus dipenuhi

oleh penyusun guna memperoleh gelar sarjana strata satu dalam bidang Ilmu

Hukum Islam pada Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

Alhamdulillah terhadap terselesaikannya penyusunan skripsi ini, dan tentu

saja tidak merupakan hasil usaha penyusun secara mandiri, sebab dalam penulisan

ini banyak yang ikut serta di dalamnya, memberikan arti penting dalam rangka

terselesaikannya penyusunan ini, baik itu berupa motivasi, bantuan pikiran, moril,
xiii
materiil dan sprituil. Untuk itu, ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penyusun

sampaikan kepada:

1. Bapak Prof.Dr.H.Musa Asy’arie, selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Bapak Noorhaidi, S.Ag., M.A., M.Phil., Ph.D., selaku Dekan Fakultas

Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Beserta para staf dan

karyawannya atas segala kemudahan dalam penggunaan fasilitas perkuliahan

dan administrasi Fakultas.

3. Bapak Abdul Mujib, S.Ag., M.Ag., selaku Ketua Jurusan Mu’amalat Fakultas

Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

4. Bapak Abdul Mughits, S.Ag., M.Ag., selaku Pembimbing Akademik yang

telah membimbing dan mengarahkan penyusun dalam menyelesaikan studi di

kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

5. Bapak Drs.Khalid Zulfa, M.Si selaku dosen pembimbing I dan bapak

Saifuddin, S.H.I., M.Si selaku dosen pembimbing II, terima kasih atas

bimbingan, saran dan motivasinya serta telah meluangkan waktunya kepada

penyusun dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada kami,

semoga ilmu yang diberikan bermanfaat dunia dan akhirat.

xiiii
7. Rasa hormat dan terimakasih penyusun sampaikan kepada kedua orang tua

tercinta bapak H.Muhajir dan ibu Hj.Marwiyah yang tiada hentinya

mendo’akan, menuangkan kasih sayang, berjuang demi putra-putrinya, dan

selalu memotivasi penyusun dalam keadaan apapun hingga dapat menikmati

kehidupan yang insyaallah berbarokah ini, serta kakak2 dan adik tercinta

(mba’Nani, mba’Tuti, & D’Labib), semoga Allah memberikan kemudahan

kepada kita dalam menuntut ilmu serta kebahagiaan di dunia dan di akhirat

kelak. Amiin.

8. Terima kasih kepada Pengasuh komplek Mahasiswa PP.Sunan Pandanaran

bapak Dr.KH.Imaduddin Sukamto,M.A dan bapak ustadz Zahid al-Hafidz

sekeluarga, yang telah mendidik, memberikan motivasi dan wejangan2 yang

insyaallah sangat bermanfaat bagi kehidupan kami.

9. Teman-teman jurusan Muamalat angkatan 2009, teman-teman asrama

komplek IV, terimakasih atas bantuan dan inspirasi yang diberikan guna

membangun penyusunan skripsi.

10. Teman-teman seperjuanganku adk Nita, Eka, Didik, Tohari, Wildan, Putra

Tondi, Dhasep, Yogi, Ashal, Sayidi, Fikri, Arif, mas Nadzif, mas Theo, guz

Azmy, terimakasih atas kebersamaan, semua kebaikan yang telah diberikan,

semoga cita-cita kita semua tercapai.

11. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu

persatu.

xivi
Semoga Allah SWT. membalas segala kebaikan dan meridhai amal ibadah

kita, teriring dengan doa jazakumullah khairal jaza’. Penyusun menyadari bahwa

skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penyusun menghargai

adanya saran dan kritik untuk akhir yang lebih baik.

Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat kepada

semua pihak dan menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam perkembangan

Hukum Islam. Amin.

Yogyakarta, 5 Żulqa’dah 1434 H.


10 September 2013 M.
Penyusun

Nasrullah
NIM. 09380043

xvi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i

ABSTRAK ................................................................................................................ii

HALAMAN SURAT PERNYATAAN SKRIPSI ..................................................iii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ...............................................................iv

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................vi

HALAMAN MOTTO ..............................................................................................vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..............................................................................viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN ...................................................ix

KATA PENGANTAR ..............................................................................................xiii

DAFTAR ISI.............................................................................................................xvii

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................1


A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1

B. Pokok Masalah ........................................................................................5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................6

D. Telaah Pustaka ........................................................................................6

E. Kerangka Teoretik...................................................................................9

F. Metodologi Penelitian .............................................................................12

G. Sistematika Pembahasan .........................................................................14

BAB II. TINJAUAN FILOSOFIS ATAS MUNCULNYA KEWAJIBAN


CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN ZAKAT
PERUSAHAAN........................................................................................16
A. CSR dan Zakat Perusahaan....................................................................16

xvii
B. Alasan Mengapa CSR dan Zakat Perusahaan Dikenakan.......................18

C. Bagaimana CSR dan Zakat Perusahaan Dikenakan................................25

BAB III. TINJAUAN UMUM TENTANG CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR) DAN ZAKAT PERUSAHAAN ...............29

A. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility)29

1. Pengertian dan Ruang Lingkup CSR ...............................................29

2. Dasar Hukum Pelaksanaan CSR ......................................................37

3. Syarat-syarat perusahaan yang dikenai kewajiban CSR ..................41

4. Peruntukan CSR ...............................................................................42

5. Tujuan Pelaksanaan CSR .................................................................43

6. Kadar dan Waktu Pelaksanaan CSR ................................................44

B. Zakat Perusahaan ....................................................................................45

1. Pengertian Zakat Perusahaan ...........................................................45

2. Dasar Hukum Zakat Perusahaan ......................................................47

3. Rukun dan Syarat-syarat Zakat Perusahaan .....................................50

4. Golongan yang Berhak Menerima Zakat Perusahaan ......................53

5. Tujuan dan Hikmah Zakat Perusahaan ............................................56

6. Kadar dan Waktu Pelaksanaan Zakat Perusahaan ...........................58

BAB IV. ANALISIS TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

SEBAGAI ZAKAT PERUSAHAAN .........................................................59

A. Persamaan antara CSR dengan Zakat Perusahaan ..................................59

1. Ditinjau dari Dasar Hukum dan Pengaturannya ..............................59

2. Ditinjau dari Segi Tujuan Zakat Perusahaan dan CSR ....................64

xviii
B. Perbedaan antara CSR dengan zakat Perusahaan ...................................68

1. Ditinjau dari Syarat Perusahaan Menjadi Subjek Zakat dan

Membayar CSR ................................................................................68

2. Ditinjau dari Segi Kadar dan Waktu Pembayaran ...........................71

3. Ditinjau dari Segi Pengalokasian CSR dan Zakat Perusahaan ........72

C. Relevansi CSR dengan Zakat Perusahaan dalam Konteks

ke-Indonesiaan ........................................................................................73

BAB V. PENUTUP...................................................................................................77

A. Kesimpulan .............................................................................................77

B. Saran-saran ..............................................................................................78

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................80

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN I : Terjemahan

LAMPIRAN II : Biografi Ulama/Tokoh

LAMPIRAN III : Undang-undang

LAMPIRAN IV : Curriculum Vitae

xviiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan di Indonesia saat ini mempunyai tanggung jawab yang

besar untuk berkontribusi terhadap negara dan masyarakat. Di antaranya

membayar dana anggaran CSR (Corporate Social Responsibility),

membayar pajak dan menunaikan zakat (bagi perusahaan yang dimiliki oleh

orang muslim), hal tersebut merupakan sebuah kewajiban yang telah

ditetapkan oleh undang-undang dan peraturan pemerintah.

Dana anggaran CSR muncul sebagai reaksi dari banyak pihak

terhadap kerusakan lingkungan baik fisik, psikis, maupun sosial, sebagai

akibat dari pengelolaan sumber-sumber produksi secara tidak benar oleh

perusahaan.1 CSR merupakan komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk

berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan

memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada

keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan

lingkungan.2

CSR dapat diartikan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan. Ia

merupakan konsep yang mendorong organisasi untuk memiliki tanggung

1
Poerwanto, Corporate Sosial Responsibility (Menjinakkan Gejolak Sosial di Era
“Pornografi”), Cet. ke-1 (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm.16.
2
Hendrik Budi Untung, Corporate Social Responsibility (Jakarta: Sinar Grafika, 2008),
hlm.1.

1
2

jawab sosial secara seimbang kepada pelanggan, karyawan, masyarakat,

lingkungan, dan seluruh stakeholder.3

Peraturan mengenai CSR telah tertuang dalam Undang-undang

Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pada Pasal 74 ayat 1-4

yaitu:4

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau

berkaitan dengan sumberdaya alam wajib melaksanakan Tanggung

Jawab Sosial dan Lingkungan.

2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan

diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan

dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah.

Kewajiban perusahaan setelah adanya CSR yaitu membayar pajak

sesuai dengan Undang-undang nomor 36 tahun 2008 tentang pajak

penghasilan dan membayar zakat (bagi perusahaan yang dimiliki oleh orang

3
Stakeholder adalah siapa saja yang ada pada lingkungan eksternal yang terlibat secara
langsung pada organisasi/perusahaan dan/atau mempengaruhi kegiatan organisasi/perusahaan
tertentu. Kepentingan stakeholder adalah mencakup seluruh kepentingan pihak yang
mempengaruhi berjalannya organisasi.
4
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 74 ayat (1-4).
3

muslim) sesuai Undang-undang nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan

zakat, karena sumber dana pembangunan negara yang merupakan salah satu

sumber terbesar adalah pajak, sedangkan salah satu kewajiban umat Islam

adalah membayar zakat yang digunakan untuk pembangunan kesejahteraan

manusia.5 Oleh sebab itu, kedua kewajiban tersebut perlu ditunaikan oleh

sebuah perusahaan untuk pembangunan bangsa maupun kesejahteraan

masyarakatnya.

Sebagaimana telah dikemukakan oleh Direktur Eksekutif Sharia

Consulting Center (SCC), Surahman Hidayat, bahwa selain dituntut

membayar pajak, perusahaan juga memiliki kewajiban dan tanggung jawab

finansial untuk membayar zakat.6 Terlebih, terdapat pengaturan atas

wajibnya zakat perusahaan berdasarkan Undang-undang Nomor 23 tahun

2011 tentang Pengelolaan Zakat Pasal 4 (ayat 1-3) yaitu:

1. Zakat meliputi zakat mal dan zakat fitrah.

2. Zakat mal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi:

a) emas, perak, dan logam mulia lainnya;

b) uang dan surat berharga lainnya;

c) perniagaan;

d) pertanian, perkebunan dan kehutanan;

e) peternakan dan perikanan;

5
Gustian Djuanda, Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan, Cet. ke-1 (Jakarta: PT
Raja Grafindo, 2006), hlm.281.
6
Noor Aflah, Arsitektur Zakat Indonesia (Jakarta: UI Press, 2009), hlm.93.
4

f) pertambangan;

g) perindustrian;

h) pendapatan dan jasa; dan

i) rikaz.

3. Zakat mal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan harta yang

dimiliki oleh muzaki perseorangan atau badan usaha.7

Berbeda dengan pendapat Surahman Hidayat di atas yang

mewajibkan perusahaan atas pajak dan zakat untuk ditunaikan, Masdar

Farid Mas‟udi dalam bukunya Pajak itu Zakat, yang menganggap bahwa

pajak dan zakat itu ajaran yang satu, dimana pajak yang dibayarkan kepada

negara juga dialokasikan untuk delapan golongan sebagaimana zakat,

sehingga zakat itu tidaklah wajib ketika perusahaan telah membayar

pajaknya, serta dalam membayar pajak dapat diniatkan dengan berzakat.8

Sedangkan menurut Yusuf al-Qaradawi, pajak tidak bisa

menggantikan kedudukan zakat dan tidak bisa dianggap sebagai zakat,

walaupun sasaran zakat hampir dapat tercapai sepenuhnya oleh pengeluaran

dari pajak. Zakat harus dipungut atas nama zakat, resmi dan dalam kadar

tertentu mengikuti syarat-syaratnya, dan dibagikan menurut sasaran yang

ditentukan Allah.9 Dengan demikian, keduanya merupakan kewajiban yang

harus ditunaikan secara terpisah, zakat berkaitan dengan ibadah yang


7
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, Pasal 4 ayat (1-3).
8
Masdar Farid Mas‟udi, Pajak itu Zakat: Uang Allah untuk Kemashlahatan Rakyat, Cet. ke-
1 (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2010), hlm.112.
9
Yusuf al-Qardawy, Hukum Zakat, alih bahasa Salman Harun dkk, Cet. ke-6(Jakarta:
PT.Pustaka Litera Antar Nusa, 2002).
5

diwarnai dengan kemurnian niat karena Allah yang tidak bisa digantikan

dengan mekanisme lain apapun. Maka apapun yang diambil negara dalam

konteks bukan zakat tidak bisa diniatkan seorang muslim sebagai zakat

hartanya.

Berdasarkan uraian di atas, maka kewajiban perusahaan ada tiga,

yaitu membayar dana anggaran CSR, membayar pajak serta menunaikan

zakat, sehingga perusahaan mendapatkan tiga beban (triple burden) dalam

menjalankan kegiatan usahanya sebagai badan hukum. Dalam hal ini

penyusun akan melakukan penelitian yang mengkaji tentang permasalahan

tersebut, yaitu dapatkah salah satu dari ketiga kewajiban tersebut ditiadakan

untuk meringankan beban perusahaan, seperti misalnya kewajiban CSR

menggantikan zakat perusahaan, sehingga perusahaan yang telah membayar

dana CSR tidak lagi diwajibkan untuk menunaikan zakat. Dengan demikian,

perusahaan mendapatkan keringanan dengan hanya diwajibkan membayar

dana pajak serta CSR untuk kesejahteraan masyarakat.

B. Pokok Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun dapat

merumuskan pokok masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu:

1. Apa saja persamaan dan perbedaan antara CSR dan zakat perusahaan?

2. Apakah CSR dapat menggantikan zakat perusahaan?


6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Menjelaskan dan memaparkan tentang Tanggung jawab Sosial

perusahaan (CSR) dan zakat perusahaan.

b. Untuk menemukan jawaban apakah CSR dapat menggantikan

zakat perusahaan.

2. Kegunaan penelitian ini adalah :

a. Sebagai studi analisa terhadap kewajiban perusahaan untuk

membayar dana CSR dan membayar zakat serta pajak,

sehingga terjadi anggapan bahwa ketiganya merupakan

kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan.

b. Sebagai sumbangan khazanah intelektual keislaman yang

terkait dengan pemikiran hukum Islam, terutama di bidang

hukum zakat.

D. Telaah Pustaka

Dari deskripsi singkat mengenai penelitian yang akan dikaji dari

judul “Corporate Social Responsibility sebagai Zakat Perusahaan” tersebut,

sudah tentu penyusun harus menghindari pengulangan atau duplikasi karya

yang telah ada. Walaupun tidak sedikit yang telah membahas penelitian

sebelumnya tentang Tanggung jawab Sosial Perusahaan dan zakat, namun

tentunya penelitian ini dibahas dengan sisi bahasan yang sangat berbeda dan

dengan objek yang berbeda pula.


7

Setelah penyusun melakukan penelusuran dan pengkajian terhadap

karya ilmiah, baik berupa buku-buku ataupun skripsi yang ada, terdapat

beberapa pembahasan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan dan

zakat perusahaan dalam beberapa skripsi yang tentunya masih berhubungan

dengan skripsi ini.

Diantara beberapa buku yang membahas tentang Tanggung jawab

Sosial Perusahaan, salahsatunya yaitu karya Nor Hadi dengan judul

Corporate Social Responsibility, dalam buku ini dijelaskan secara filosofis

teoritis, dan pemecahan secara praktis tentang peran penting tanggung

jawab sosial (social responsibility) bagi perusahaan, lingkungan dan

masyarakat.10

Ada juga didalam skripsi mengenai Tanggung jawab Sosial

Perusahaan yang berjudul “Implementasi Corporate Social Responsibility

oleh Pabrik Kulit PT. Adi Satria Abadi Yogyakarta untuk masyarakat

sekitar” oleh Iin Purnamasari. Skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana

implementasi tanggung jawab sosial PT. Adi Satria Abadi dan apa yang

menjadi motivasi pada perseroan tersebut untuk membayar CSR.11

Sedangkan beberapa buku yang membahas tentang zakat yaitu karya

Yusuf Qardhawy berjudul Hukum Zakat, yang memaparkan bahwa fungsi

zakat sangat tinggi bagi kesejahteraan umat seiring berkembangnya zaman,

10
Noor Hadi, Corporate Social Responsibility, Cet. ke-1 (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011).
11
Iin Purnamasari, “Implementasi Corporate Social Responsibility oleh Pabrik Kulit (PT.
Adi Satria Abadi Yogyakarta untuk masyarakat sekitar)”, Skripsi S1 Fakultas Dakwah UIN Sunan
Kalijaga (2009).
8

dia mengembangkan sumber-sumber zakat yaitu zakat madu, zakat investasi

bangunan, zakat perusahaan, zakat pencarian dan profesi serta zakat saham

dan obligasi. Ia juga memaparkan secara jelas dasar-dasar hukum yang

digunakan dalam mengembangkan zakat serta mencantumkan pendapat-

pendapat lain yang bisa dijadikan sebagai pertimbangan.12

Skripsi Muhammad Rif‟an Muhajirin dengan judul “Perusahaan

Sebagai Muzakki (Studi Di Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid

Yogyakarta)”, yang menjelaskan bagaimana konsep penetapan Dompet

Peduli Umat Daarut Tauhid (DPU-DT) Yogyakarta terhadap zakat yang

dikeluarkan oleh perusahaan.13

Skripsi Junaenah yang berjudul “Zakat Usaha Transportasi (Tinjauan

Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Zakat di PT.Pondok Tour & Travel

Yogyakarta)”, skripsi ini menjelaskan tentang berapa nisab atau kadar zakat

yang harus dikeluarkan, dan ketentuan waktu pengeluarannya oleh sebuah

perusahaan traveling yaitu PT.Pondok Tour & Travel.14

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah penyusun temukan,

belum ada satupun yang membahas tentang tanggung jawab sosial

perusahaan sebagai zakat perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini perlu

12
Yusuf Qardawy, Hukum Zakat, alih bahasa Salman Harun dkk, Cetakan Ke-6(Jakarta:
PT.Pustaka Litera Antar Nusa, 2002).
13
Muhammad Rif‟an Muhajirin, “Perusahaan Sebagai Muzakki (Studi Di Dompet Peduli
Umat Daarut Tauhid Yogyakarta)”, SkripsiS1 Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga (2009).

14
Junaenah, “Zakat Usaha Transportasi (Tinjauan Hukum Islam terhadap pelaksanaan
Zakat di PT.Pondok Tour & Travel Yogyakarta)”, Skripsi S1 Fakultas Syari‟ah UIN Sunan
Kalijaga (2004).
9

dilakukan untuk menemukan jawaban, karena hal ini merupakan sesuatu

yang baru.

E. Kerangka Teoretik

Zakat merupakan lembaga ekonomi pertama yang berbasis

kerakyatan. Zakat juga sebagai salahsatu sistem ekonomi Islam dalam

menanggulangi kemiskinan menuju kesejahteraan yang berkeadilan. Semua

ulama sepakat bahwa zakat hukumnya wajib bagi yang memenuhi syarat-

syarat tertentu, kewajiban zakat pada dasarnya ditujukan kepada setiap

pribadi muslim. Dalam konteks ini, zakat dikenakan kepada harta yang

dimiliki oleh seorang Muslim yang telah melewati nisabnya (batas). Itulah

sebabnya setiap pribadi Muslim yang mampu tanpa membedakan profesinya

berkewajiban menunaikan zakat.

Persoalan kontemporer zakat muncul terkait dengan hadirnya badan

usaha seperti perusahaan atau Perseroan Terbatas (PT) yang dimiliki oleh

orang Islam. Harta yang dimiliki oleh suatu badan usaha seperti PT secara

hukum formal terpisah dari harta pribadi pemiliknya. Namun secara

substansial harta yang dimiliki oleh PT merupakan bagian dari harta

pemilik.Jika pengenaan zakat berlandaskan pada kitab fikih klasik, maka

harta perusahaan yang dimiliki oleh kaum Muslimin tersebut tidak akan

dikenakan zakat, sehingga akan menimbulkan ketidakadilan di masyarakat.


10

Adapun yang menjadi landasan hukum kewajiban zakat pada

perusahaan yaitu berdasarkan dalil yang bersifat umum seperti dalam surat

al-Baqarah ayat 267:

‫يا أَيُّها انَّذيه آمىىا أَوفقىا مه طيّثاخ ما كسثتم وممّا أَخزجىا نكم مه األرض وال تيمّمىا‬
15
.‫ي حميد‬
ّ ‫انخثيث مىه تىفقىن ونستم تآخذيه إال أن تغمضىا فيه واعهمىا أنّ انهّه غى‬

Sedangkan dalam hadis Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud

dari sumber Samra bin Jundab, sebagai berikut:

‫ن رسىل اهلل صمّ اهلل عهيه وسهّم كان يؤمزوا أن وخزج انصدقح مه انّذي وع ّد‬
ّ ‫أمّا تعد فئ‬
16
.‫نهثيع‬

Ayat di atas memang tidak membahas zakat perusahaan secara

khusus, para ulama hanya menganalogikan (meng-qiyās-kan) dengan zakat

perdagangan yang memiliki kesamaan pada „illat hukumnya, yaitu sama-

sama bertujuan untuk mencari keuntungan dari hasil jual-beli barang atau

jasa.17 Namun untuk mencari jawaban apakah dana anggaran CSR dapat

menggantikan zakat perusahaan antara keduanya akan di-qiyās-kan karena

memiliki „illat hukum yang sama yaitu sama-sama mengalokasikan dana

kepada masyarakat dan lingkungannya. Dimana zakat perusahaan sebagai

aşl (pokok), dan CSR sebagai far‟u (cabang).

15
Al-Baqarah (2):267.
16
Sunan Abi Daud, Terjemah Sunan Abi Daud, Penerjemah Bey Arifin dan Syinqity
Djamaluddin, Cet. Ke-1 (Semarang: CV Asy Syifa‟, 1992), hlm.365, hadits no.1505.
17
Didin Hafiduddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Cet. ke-1 (Jakarta: Gema Insani
Press, 2002), hlm.102.
11

Qiyās yaitu mempersamakan suatu kasus yang tidak ada nash

hukumnya dengan suatu kasus yang ada hukumnya, dalam hukum yang ada

nashnya, karena adanya persamaan dalam„illat hukum keduanya.18 „Illat

adalah suatu sifat yang terdapat pada suatu aşl (pokok) yang menjadi dasar

dari pada hukumnya dan dengan sifat itulah dapat diketahui adanya hukum

itu pada far‟u (cabang).19 Oleh karena itu, agar qiyās bisa dikatakan şahîh

maka harus memenuhi syarat dan rukunnya.

Namun qiyās juga bisa terjadi antara aşl dengan far‟u karena adanya

kemiripan diantara keduanya (syabah), qiyās syabāh yaitu mempersamakan

furū‟ dengan aşl karena adanya jāmi‟ (alasan yang mempertemukannya)

yang menyerupainya.20

Rukun-rukun Qiyās ada 4 yaitu:

1. Al-aşl (pokok) yaitu sesuatu yang ada nash hukumnya, biasa disebut

dengan maqīs „alaih (yang dipakai sebagai ukuran) atau musyabbah bih

(yang dipakai sebagai penyerupaan).

2. Al-far‟u (cabang) yaitu sesuatu yang hukumnya tidak ada di dalam nash,

dan disamakan dengan al-aşluntuk menetapkan hukumnya. Al-far‟u ini

biasa disebut dengan al-maqīs (yang diukur) atau musyabbah (yang

disamakan).

18
Abdul Wahab Khalaf, Ilmu Ushul Fiqh, alih bahasa Muh.Zuhri dan Ahmad Qarib, Cet.
ke-1 (Semarang: Dina Utama, 1994), hlm. 66.
19
Ibid., hlm.85.
20
Amir Syarifudin, Ushul Fiqh (Jakarta: Logos, 1987), hlm. 204.
12

3. Hukum al-aşl yaitu hukum syara‟ yang ada nashnya menurut al-aşl, dan

ia dimaksudkan untuk menjadi hukum pada al-far‟u.

4. Al-„illat yaitu suatu sifat yang dijadikan sebagai dasar bagi hukum pokok

dan berdasarkan adanya keberadaan sifat itu pada cabang, maka ia

disamakan dengan pokoknya dari segi hukumnya.21

F. Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian pustaka (library research).

Artinya sumber data berasal dari kepustakaan, baik berupa buku, kitab-

kitab, jurnal ensiklopedi dan lain-lain yang berhubungan dengan

Tanggung jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan zakat perusahaan.

b. Sifat Penelitian

Sifat penelitian ini adalah deskriptif-analisis. Deskriptif adalah

suatu penelitian yang meliputi pengumpulan data sehingga dapat

menghasilkan gambaran dengan menguraikan fakta-fakta. Sedangkan

analisis adalah penyusunan dalam menjelaskan data-data yang

terkumpul kemudian dianalisis. Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui permasalahan yang akan diteliti secara jelas dan terfokus.

c. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitan ini

menggunakan data primer yaitu metode dokumentasi dengan mencari

21
Abdul Wahab Khalaf, Ilmu Ushulul Fiqh,.. hlm.106.
13

dan menelaah berbagai buku dan sumber tulis lainnya yang berkaitan

dengan pembahasan CSR dan zakat perusahaan. yang masih ada

relevansi dalam kajian ini.

Data sekunder, sebagai penunjang bahan primer yang meliputi:

artikel, kamus hukum, dan berita-berita dari surat kabar dan majalah,

serta artikel dan berita-berita di media internet.

d. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatannormatif-

filosofis. Pendekatan normatif adalah pendekatan yang memandang

masalah dari sudut legal formal melalui kaidah fiqhiyyah. Sedangkan

pendekatan filosofis adalah pendekatan masalah yang berdasarkan pada

kaidah-kaidah ushul fiqh dalam merumuskan dan menetapkan suatu

hukum, seperti metode qiyās.

e. Analisis Data

Mengingat sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini

adalah data sekunder, maka teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah berupa studi kepustakaan dan studi dokumen. Sedangkan

analisis data dalam penelitian ini menggunakan logika berfikir

deduktif.
14

G. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman serta

mendapatkan hasil yang runtun dan sistematis maka penyusun akan

membagi skripsi ini menjadi beberapa bab dan sub-bab dengan susunan

sebagai berikut :

Pendahuluan diletakkan pada bab pertama, untuk menggambarkan

latar belakang masalah dan urgensinya untuk diteliti dan dihadirkan di

tengah pembaca, dilanjutkan pokok permasalahan, tujuan dan kegunaan,

telaah pustaka, kerangka teoretik, metode penelitian dan sistematika

pembahasan.

Pada bab kedua dijelaskan tinjauan filosofis atas munculnya

kewajiban Corporate Social Responsibility (CSR) dan zakat perusahaan,

bab ini terdiri dari tiga sub-bab, yaitu: CSR dan zakat perusahaan, alasan

mengapa CSR dan zakat perusahaan diwajibkan dan bagaimana CSR dan

zakat perusahaan dikenakan.

Sedangkan dalam bab ketiga, dibicarakan tinjauan umum tentang

Corporate Social Responsibility (CSR) dan zakat perusahaan, yaitu pada

sub-bab pertama tentang CSR, meliputi pengertian dan ruang lingkup CSR,

dasar hukum Pelaksanaan CSR, syarat-syarat perusahaan yang dikenai

kewajiban CSR, peruntukan CSR, tujuan pelaksanaan CSR, serta kadar dan

waktu pelaksanaan CSR serta pada sub-bab kedua tentang zakat perusahaan,

antara lain pengertian zakat perusahaan, dasar hukum zakat perusahaan,

rukun dan syarat-syarat zakat perusahaan, golongan yang berhak menerima


15

zakat perusahaan, tujuan dan hikmah zakat perusahaan, serta kadar dan

waktu pelaksanaan zakat perusahaan.

Setelah diuraikan tinjauan umum baik itu tanggung jawab sosial

perusahaan maupun zakat, maka dalam bab empat penyusun melakukan

analisis apakah CSR dapat menggantikan zakat perusahaan dengan

menguraikan persamaan dan perbedaannya dan menganalogikan antara

keduanya menggunakan model metode qiyās, dimana dalam bab ini terdiri

dari tiga sub-bab yaitu persamaan antara CSR dengan zakat perusahaan,

perbedaan antara CSR dan zakat perusahaan, serta relevansinya dalam

konteks ke-Indonesiaan.

Bab kelima, sebagai bab terakhir dari keseluruhan rangkaian

pembahasan, memaparkan kesimpulan dari pembahasan pada bab-bab

sebelumnya, sehingga memperjelas jawaban terhadap persoalan yang dikaji.

Bab ini merupakan jawaban dari pokok masalah yang ada pada bab pertama.

Bab ini ditutup dengan saran-saran dari penyusun berkenaan dengan

pengembangan keilmuan agar dapat mencapai hal-hal yang lebih baik.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Persamaan dan perbedaan CSR dan zakat perusahaan

a. Persamaan CSR dan zakat perusahaan:

1) Keduanya sama-sama memiliki dasar hukum yaitu CSR dalam UU

No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan zakat

perusahaan dalam UU No. Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.

2) Memiliki kesamaan tujuan yaitu untuk menciptakan kesejahteraan,

keamanan, dan ketentraman bagi masyarakat dalam hal

memberikan perhatian kepada lingkungan sekitar demi

terpeliharanya kualitas kehidupan umat manusia dalam jangka

panjang.

b. Perbedaan CSR dan zakat perusahaan:

1) Memiliki perbedaan pada syarat-syarat perusahaan yang dikenai

kewajiban CSR dan zakat.

2) Memiliki perbedaan pada kadar (besaran) yang harus dikeluarkan.

3) Memiliki perbedaan pada pengalokasian (penerimanya).

2. CSR tidak dapat menggantikan zakat perusahaan, alasan pertama yaitu

karena terdapat perbedaan karakteristik bagi penerimanya, sehingga

77
78

apabila CSR menggantikan zakat, tidak dapat terwujudnya tujuan dari

zakat yaitu untuk membangun tatanan sosial-ekonomi bagi umat

muslim yang secara langsung berhubungan dengan Allah SWT dan

sesama. Alasan kedua, karena adanya perbedaan kadar dan waktu

pembayaran, dimana zakat perusahaan dikeluarkan apabila

keuntungannya telah mencapai setara dengan 85 gram emas dengan

kadar zakatnya yaitu 2,5%. Sedangkan CSR dikeluarkan bagi

perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau

berkaitan dengan sumberdaya alam, tidak melihat apakah keuntungan

pertahunnya telah mencapai 85 gram emas atau tidak, dengan jumlah

pengeluaran dana sesuai kewajaran berdasarkan laba yang didapat

perusahaan setiap tahunnya. Dengan demikian, zakat tidak dapat

menggantikan CSR karena adanya perbedaan tersebut.

B. Saran-saran

1. Bagi pemerintah

a. Perlunya pengaturan standarisasi pelaksanaan tanggung jawab

sosial perusahaan sehingga ada parameter bagi perusahaan dalam

menjalankan kegiatan perusahaan.

b. Perlunya lembaga pemerintahan yang baru untuk mengawasi

pelaksanaan CSR dan pemberlakuan sanksi bagi perusahaan yang

tidak melaksanakannya.
79

2. Bagi perusahaan

a. Harus lebih mengedepankan jiwa sosial agar hubungan dengan

masyarakat terus terjalin dengan menyisihkan sebagian labanya

untuk kepentingan sosial kemasyarakatan, sehingga tidak

terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang merugikan

perusahaan sendiri.

b. Lebih peka terhadap kewajibannya sebagai umat Muslim dalam

menunaikan zakat, untuk mensucikan harta yang diperoleh.

c. Menyadari bahwa CSR dan zakat adalah suatu kewajiban yang

harus dilaksanakan berkelanjutan.

3. Bagi BAZ / LAZ

a. Amanah dan profesionalisme dalam menghimpun dan

mendistribusikan dana zakat dan CSR harus terus dilakukan agar

masyarakat maupun perusahaan semakin percaya pada lembaga-

lembaga tersebut.

b. Perlu adanya sosialisasi zakat perusahaan secara komprehensif

yang berkaitan dengan hukum, hikmah, tujuan dan sumber-

sumber zakat secara rinci, agar dapat meningkatkan jumlah

penerimaan zakat.

c. Membuat program yang lebih kreatif dan inovatif demi

tercapainya kemashlahatan dan kesejahteraan masyarakat.


BIBLIOGRAFI

Al-Qur’an/Tafsir

Al-Qur’an dan Terjemahannya, Saudi Arabiyah: Komplek percetakan al-Qur’an


Al-Karim, t.t.,

Hadits/Syarah Hadits/Ulumul Hadits

Imam al-Bukhari, Sāhīh al-Bukhārī, “Kitab az-Zakāh”, “Bab Wujub az-Zakāh”,


Beirut : Dar al-Fikr, 2006.
Mukhtashar Sunan Abi Daud, Terjemah Sunan Abi Daud, Penerjemah Bey Arifin
dan Syinqity Djamaluddin, Cetakan ke-1, Semarang: CV Asy Syifa’, 1992.

Fiqh/Usul Fiqh

Aflah, Noor, Arsitektur Zakat Indonesia, Jakarta: UI Press, 2009.


Al-Qardawy, Yusuf, Hukum Zakat, alih bahasa Salman Harun dkk, Cetakan ke-6,
Jakarta: PT Pustaka Litera Antar Nusa, 2002.
Asnaini, Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2008.
Az-Zuhaili, Wahbah, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, alih bahasa Agus Efendi
dan Bahruddin F, Cetakan ke-6, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.
Dahlan, Abdil Aziz, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT Ichtiar Baru Van
Hoeve, 2001.
Djuanda, Gustian, Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan, Cetakan ke-1,
Jakarta: PT Raja Grafindo, 2006.
Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, Cetakan ke-1, Malang:
UIN Malang Press.
Hafiduddin, Didin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Cetakan ke-1, Jakarta:
Gema Insani Press, 2002.

83
Khalaf, Abdul Wahab, Ilmu Ushul Fiqh, alih bahasa Muh.Zuhri dan Ahmad
Qarib, Cetakan ke-1, (Semarang: Dina Utama, 1994).
Mas’udi, Masdar Farid, Pajak itu Zakat: Uang Allah untuk Kemashlahatan Umat,
Cetakan ke-1, Bandung: PT Mizan Pustaka, 2010.
Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah, alih bahasa Mahyuddin Syaf, Bandung: PT Al-
Ma’arif, 1978.
Syarifuddin, Amir, Ushul Fiqh, Jakarta: Logos, 1987.

Lain-Lain

Bayu, Hanung, Optimalisasi Penerapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


Dengan Menggunakan Metode Value Chain Management, Yogyakarta:
UII Press, 2008.
Busyra Azheri, “Pengaturan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate
Social Responsibility) di Bidang Pertambangan dalam Konteks Hukum
Perusahaan di Indonesia”, http://repository.unand.ac.id/579/, diakses pada
19 April 2013.
Hadi, Noor, Corporate Social Responsibility, Cetakan ke-1, Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2011.
Hartono, Sri Redjeki, Hukum Ekonomi Indonesia, Cetakan ke-1, Malang: Bayu
Media Publishing, 2007.
Jalal, “Lingkar Studi CSR”, www.csrindonesia.com, diakses pada 16 Mei 2013.
Kartini, Dwi, Corporate Social Responsibility, Cetakan ke-1, Bandung: Refika
Aditama, 2009.
Khairandy, Ridwan, Perseroan Terbatas: Doktrin, Peraturan Perundang-
Undangan dan Yurisprudensi, Cetakan ke-2, Yogyakarta: Total Media,
2009.
Mannan, Muhammad Abdul, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, alih bahasa M.
Nastangin, Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1997.
Muhammad, Etika Bisnis Islami, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2004.

83
Muskibah, “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Kegiatan Penanaman
Modal”, http://online-journal.unja.ac.id/index.php/, diakses pada 19 April
2013.
Poerwanto, Corporate Sosial Responsibility (Menjinakkan Gejolak Sosial di Era
“Pornografi”), Cetakan ke-1, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Cetakan ke-3,
Yogyakarta: Ekonosia, 2005.
Susanto, A.B, Corporate Social Responsibility, Cetakan ke-1, Jakarta: The Jakarta
Consulting Group, 2007.
Untung, Hendrik Budi, Corporate Social Responsibility, Jakarta: Sinar Grafika,
2008.
Wahyudi, Isa, dan Azheri, Busyra, Corporate Sosial Responsibility, Prinsip
Pengaturan dan Implementasi, Cetakan ke-2, Malang: Setara Press, 2011.
Wibisono, Yusuf, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, Cetakan ke-1, Gresik:
Fascho Publising, 2007.
Widjaja, Gunawan, dan Pratama, Yeremia Ardi, Risiko Hukum dan Bisnis
Perusahaan Tanpa CSR, Cetakan ke-1, Jakarta: Forum Sahabat, 2008.
Zaim, Saidi, dan Abidin, Hamid, Menjadi Bangsa Pemurah Wacana dan Praktek
Kedermawanan Sosial di Indonesia, Jakarta: Piramedia, 2001.
“Zakat Perusahaan”, http://muzakki.site40.net/wordpress, diakses pada 10 Juni
2013.

83
Undang-undang

Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.

Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

83
TERJEMAHAN

Foot
BAB Halaman Terjemahan
Note
I 10 15 Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di
jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang
baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah
kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri
tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah,
bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
10 16 Sesungguhnya Rasulullah SAW biasa menyuruh
kita agar mengeluarkan zakat dari harta yang kita
persiapkan untuk jual beli.
III 45 68 Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan
mereka.
45 69 Sesungguhnya beruntunglah orang yang
membersihkan diri (dengan beriman).
45 70 Allah memusnahkan riba dan menyuburkan
sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang
yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat
dosa.
48 78 Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf,
mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan
Rasul-Nya.
48 79 Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan
ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'.
48 80 Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan
mereka.
48 81 Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk
orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-
pengurus zakat.
49 82 Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di
jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang
baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah
kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri
tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah,
bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

I
49 83 Sesungguhnya Rasulullah SAW biasa menyuruh
kita agar mengeluarkan zakat dari harta yang kita
persiapkan untuk jual beli.
51 87 Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di
jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang
baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi untuk kamu.
53 91 Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk
orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-
pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya,
untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka
yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
IV 69 110 Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di
jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang
baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi untuk kamu.

I
BIOGRAFI ULAMA ATAU SARJANA

Hasbi Ash-Shiddieqy
Nama lengkapnya Teuku Muhammad Hasby Ash-Siddieqy, beliau lahir di Lhoksumawe,
Aceh Utara pada tanggal 10 Maret 1904. Putra seorang ulama terkemuka dan mempunyai
hubungan darah dengan Abu Ja’far Ash-Siddieqy. Beliau mendalami agama Islam dari
ayahnya dan belajar di pondok pesantren selama 15 tahun. Pada tahun 1927 beliau belajar di
sekolah al-Irsyad Surabaya. Semenjak tahun 1950-1960, beliau menjadi dosen di PTAIN
Yogyakarta. Beliau dikukuhkan menjadi Guru Besar dalam Ilmu Syari’ah pada tahun 1972.
Kemudian pada bulan Juli 1975 beliau dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa dalam bidang
Ilmu Syari’ah. Adapun beberapa karyanya adalah Tafsir al-Bayan, Ilmu-Ilmu al-Qur’an:
Media Pokok dalam Menafsirkan al-Qur’an, Sejarah & Pengantar Ilmu Hadits, Hukum-
hukum Fiqh Islam, Baitul Mal, dll.

Sayyid Sabiq
Seorang ulama Mesir yang memiliki reputasi internasional di bidang fiqh dan dakwah Islam,
terutama melalui karyanya yang monumental yaitu Fiqh as-Sunnah. Nama lengkapnya adalah
as-Sayyid Sabiq at-Tihami, lahir di Istanha, Mesir pada tahun 1915. Silsilahnya bertemu
dengan khalifah ketiga Usman bin Affan. Mayoritas penduduk Iistanha menganut madzhab
Syafi’i termasuk keluarga Sayyid Sabiq. Namun beliau sendiri mengambil madzhab Hanafi di
Universitas al-Azhar karena beasiswanya lebih besar dibanding lainnya. Meskipun demikian,
beliau lebih suka membaca dan menelaah madzhab-madzhab lain. Sejak tahun 1974 beliau
mendapat tugas di Universitas Umm al-Qura’.

Wahbah az-Zuhaili
Nama lengkapnya adalah Wahbah Mustafa az-Zuhaili, yang dilahirkan di desa Dir Athiyah,
Qalmun, Damaskus, Syria (Suriah) pada 6 Maret 1932 M/1351 H. Beliau adalah seorang
ulama ahli fiqih asal Suriah (Syria) yang saat ini sangat populer, mungkin sebanding
popularitasnya dengan Yusuf Qaradawi. Nama ayahnya Musthafa az-Zuhaili. Pendidikan
Fakultas Syariah Universitas al-Azhar pada tahun 1956, S1 Takhasus Pendidikan Fakultas
Bahasa Arab Universitas al-Azhar tahun 1957, S1 Fakultas Syari’ah Universitas ‘Ain Syam
tahun 1957, S2 Universitas Kairo (Cairo University) dengan disertasi al-Zira’i fi as-Siyasah
as-Syar’iyyah wa al-Fiqh al-Islami, S3 1963 dengan disertasi Atsar al-Harb fi al-Fiqh al-
Isalmi. Beliau mendapat gelar Doktor dalam bidang Hukum Islam (Syariah Islamiyah) pada
tahun 1963 di Fakultas Hukum Universitas al-Qahirah. Di antara karyanya yang terkenal
adalah Ushul al-Fiqh al-Islami dan Fiqh al-Islam wa adillatuhu.

Yusuf al-Qardhawi
Lahir di Desa Safa at Turab Mesir Barat, pada tanggal 9 September 1932, Yusuf Qardhawi
termasuk aktivis Ihwan al-Muslim. Beliau juga aktif menulis dan banyak karya-karyanya
menjadi rujukan kaum muslimin, salah satu karya besarnya yaitu Fiqh az-Zakah sebagai
desertasi doktornya di Universitas al-Azhar.

Didin Hafiduddin
Saat ini memegang amanah sebagai ketua Badan Pertimbangan Amil Zakat Nasional, juga
sebagai Rektor Universitas Ibnu Khaldun dan pimpinan Pondok Pesantren Ulil Albab Bogor.
Beliau termasuk ulama pakar dalam bidang zakat. Beliau mendapatkan gelar doktor dalam
bidang Ilmu Agama Islam dari IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2001 dengan
disertasi yang berjudul Zakat dalam Perekonomian Modern.

III
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 23 TAHUN 2011
TENTANG
PENGELOLAAN ZAKAT

Pasal 4
1) Zakat meliputi zakat mal dan zakat fitrah.
2) Zakat mal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. emas, perak, dan logam mulia lainnya;
b. uang dan surat berharga lainnya;
c. perniagaan;
d. pertanian, perkebunan dan kehutanan;
e. peternakan dan perikanan;
f. pertambangan;
g. perindustrian;
h. pendapatan dan jasa; dan
i. rikaz.
3) Zakat mal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan harta yang dimiliki oleh
muzaki perseorangan atau badan usaha.
4) Syarat dan tata cara penghitungan zakat mal dan zakat fitrah dilaksanakan sesuai
dengan syariat Islam.
5) Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara penghitungan zakat mal dan
zakat fitrah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) akan diatur dengan Peraturan
Menteri.

V
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 40 TAHUN 2007
TENTANG
PERSEROAN TERBATAS

BAB V
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL DAN LINGKUNGAN
Pasal 74
1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan
sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan
kewajaran.
3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur
dengan peraturan pemerintah.

V
Curriculum Vitae

Data Pribadi
Nama : Nasrullah
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat dan tanggal lahir : Jambi, 16 Desember 1991
Agama : Islam
Alamat : PP. Sunan Pandanaran Komplek IV Mahasiswa
Jl.Kaliurang km.14,5 Nglanjaran, Sardonoharjo, Ngaglik,
Sleman, Yogyakarta.
Telp. : 085643220006
E-mail : nroel_46@yahoo.co.id
Twitter : @nazroel46

Riwayat Pendidikan
2009-sekarang S1 Muamalat Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2006-2009 SMA Negeri 9 Muaro Jambi
2003-2006 Mts Sunan Pandanaran Yogyakarta
1997-2003 SDN 176/IX Muaro Jambi

Pelatihan yang diikuti

1. Knowledge Based Enterpreneur

2. Manajemen Aplikasi Perbankan Syariah

3. Legal Contract Training

4. Pelatihan Bisnis dan Ekonomi Islam

5. Muqri’ Metode Yanbu’a

IX

Anda mungkin juga menyukai