Oleh:
Kelompok 1
1. Aulia Dwi Ramadhani (A021191072)
2. Adinda Pratiwi (A021191073)
3. Retno Purnama Amalia (A021191108)
4. Ananda Hidayah Putri Noho (A021191034)
5. Siti Nur Annisa (A021191155)
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ini yang berjudul “Aspek Hukum Dalam Studi Kelayakan Bisnis”.
Makalah ini diajukan guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Kelayakan
Bisnis. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan-
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bisnis sering kali mengalami kegagalan karena terbentur masalah hukum atau tidak
memperoleh izin dari pemerintah setempat. Oleh karena itu, sebelum ide bisnis dilaksanakan,
analisis secara mendalam terhadap aspek hukum harus dilakukan agar dikemudian hari bisnis
yang dilaksanakan tidak gagal karena terbentur permasalahan hukum dan perizinan. Aspek
hukum merupakan aspek yang pertama kali harus dikaji dalam studi kelayakan bisnis. Hal ini
karena jika berdasarkan analisis pada aspek hukum sebuah ide bisnis sudah tidak layak maka
proses tersebut tidak perlu diteruskan dengan analisis pada aspek-aspek yang lain.
Aspek hukum mengkaji ketentuan hukum yang harus dipenuhi sebelum menjalankan
usaha. Ketentuan hukum untuk jenis usaha berbeda-beda, tergantung pada kompleksitas
bisnis tersebut. Adanya otonomi daerah menyebabkan ketentuan hukum dan perizinan antara
daerah yang satu dengan daerah yang lain berbeda-beda. Oleh karena itu, pemahaman
mengenai ketentuan hokum dan perizinan investasi untuk setiap daerah merupakan hal yang
sangat penting untuk melakukan analisis kelayakan aspek hukum.
Masalah yang timbul kadang kala sangat vital, sehingga usaha yang semula
dinyatakan layak dari semua aspek, ternyata menjadi sebaliknya. Hal tersebut dapat terjadi
karena kurangnya ketelitian dalam penilaian dari segi keabsahan atau kelegalitasan di bidang
hukum dan lain sebagainya sebelum usaha tersebut dijalankan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan aspek hukum?
2. Apa Tujuan pengkajian aspek hukum?
3. apa saja Jenis Badan Usaha?
4. apa pengertian Legalitas Perusahaan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian aspek hukum
2. Untuk mengetahui tujuan pengkajian aspek hukum
3. Untuk mengetahui jenis jenis badan usaha
4. Untuk mengetahui pengertian Legalitas Perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian aspek hukum
Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan dibangun
dan dioperasikan, ini berarti bahwa setiap proyek yang akan didirikan dan dibangun di
wilayah tertentu haruslah memenuhi hukum dan tata peraturan yang berlaku di wilayah
tersebut. Bagi penilaian studi kelayakan bisnis,dokumen yang perlu diteliti
keabsahan,kesempurnaan dan keasliannya meliputi badan hukum,izin-izin yang
dimiliki,sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang mendukung kegiatan usaha
tersebut. Kegagalan dalam penelitian aspek ini akan berakibat tidak sempurnanya hasil
penelitian,dengan kata lain apabila ada dokumen yang tidak sah atau tidak sempurna
pasti akan menimbulkan masalah dikemudian hari.
Oleh karna itu,hendaknya dalam melakukan analisis aspek hukum ini
dilakukan secara teliti dan cermat dengan mencari sumber-sumber informasi yang jelas
sampai ketangan yang memang berkompeten untuk mengeluarkan surat-surat yang
hendak kita teliti,demikian juga bagi mereka yang hendak menyiapkan suatu proyek
atau usaha mak perlu dilakukan berbagai persiapan yang berkaitan dengan dengan
aspek hukum ini.
Berikut ini disajikan jenis data, sumber data dan cara memperoleh data dan
cara menganalisis data yang terkait dengan aspek hukum.
Untuk memilih badan usaha yang tepat, sesuai dengan dasar-dasar pertimbangan
tersebut. Perlu mengetahui definisi dari badan usaha, berikut bentuk badan usaha:
a. Perusahaan Perseroan
Merupakan bentuk badan usaha tanpa ada pembedaan pemilik antara hak
pribadi dengan hak milik perusahaan (Indriyo, 2005). Sedangkan menurut Swasta
(2002), perusahaan perseroan adalah salah satu bentuk usaha yang dimiliki oleh
sesorang dan ia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua resiko dan
kegiatan perusahaan.
b. Firma (Fa)
Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan
untuk mengelola usaha bersama (Indriyo, 2005). Sedangkan menurut Manulang
(1975), persekutuan dengan firma adalah persekutan untuk menjalankan
perusahaan dengan memakai nama bersama.
e. Yayasan
Pengertian yayasan menurut undang-undang nomor 16 tahun 2001 tentang
yayasan, yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan
dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang social, keagamaan,
dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota.
f. Koperasi
Koperasi menurut pasal 1 ayat 1 undang-undang nomor 25 tahun 1992,
koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai garakan ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan.
2. Pendaftaran ke notaris
Setelah semua kelengkapan tersebut terpenuhi, selanjutnya adalah mendaftar ke
notaris untuk mendapatkan akta notaris tentang pendirian perusahaan perseorangan.
1. Persiapan
o Membuat kesepakatan antarpihak yang akan membentuk Perserikatan Komanditer
(CV)
o Menyiapkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pihak yang akan membentuk
Perseriaktan Komanditer (CV)
o Menentukan calon nama yang akan digunkan oleh Perserikatan Komanditer (CV)
o Menentukan tempat kedudukan Perserikatan Komanditer (CV)
o Menentukan pihak yang akan bertindak selaku persero aktif dan pihak yang akan
bertindak selaku persero diam
o Menentukan maksud dan tujuan yang spesifik dari Perserikatan Komanditer (CV)
tersebut
2. Pendaftaran ke notaris
Setelah semua kelengkapan tersebut terpenuhi, selanjutnya adalah mendaftar ke
notaris untuk mendapatkan akta notaris tentang pendirian Peserikatan Komanditer
(CV).
2. Anggaran dasar
Anggaran dasar berisi:
o Nama dan tempat kedudukan perseroan
o Maksud dan tujuan serta kegiatan perseroan yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
o Jangka waktu berdirinya perseroan
o Besarnya jumlah modal dasar, modal yang ditempatkan, dan modal yang disetor
o Jumlah saham, jumlah klasifikasi saham apabila ada jumlah saham untuk tiap
klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham, dan nilai nominal setiap
saham
o Susunan, jumlah, dan nama anggota direksi dan komisaris
o Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS)
o Tata cara pemilihan, pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota
direksi dan komisaris
o Tata cara pengguanaan laba dan pembagian deviden
o Ketentuan-ketentuan lain menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT)
4. Pendaftaran wajib
Akta Pendirian/ Anggaran Dasar PT disertai SK pengesahan dari Menteri Kehakiman
selanjutnya wajib didaftarkan dalam daftar perusahaan paling lambat 30 hari setelah
tanggal pengesahan Perseroan Terbatas (PT) atau tanggal diterimanya pengesahan.
Berkaitan dengan keberadaan secara legal dimana memulai suatu usaha yang
meliputi ketentuan hukum yang berlaku termasuk :
Perizinan
1. Izin lokasi :
a) sertifikat (akte tanah)
b) bukti pembayaran PBB yang terakhir,
c) rekomendasi dari RT / RW / Kecamatan.
2. Izin usaha :
Beberapa jenis izin usaha yang dikeluarkan oleh pemerintah yang menyangkut izin
usaha perdagangan, yaitu:
Legalitas suatu perusahaan atau badan usaha adalah merupakan unsur yang
terpenting, karena legalitas merupakan jati diri yang melegalkan atau mengesahkan suatu
badan usaha sehingga diakui oleh masyarakat. Dengan kata lain, legalitas perusahaan harus
sah menurut undang-undang dan peraturan, di mana perusahaan tersebut dilindungi atau
dipayungi dengan berbagai dokumen hingga sah di mata hukum pada pemerintahan yang
berkuasa saat itu.
Keberlangsungan suatu usaha dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah
keberadaan unsur legalitas dari usaha tersebut. Dalam suatu usaha, faktor legalitas ini
berwujud pada kepemilikan izin usaha yang dimiliki. Dengan memiliki izin maka kegiatan
usaha yang dijalankan tidak disibukkan dengan isu-isu penertiban atau pembongkaran
2. Merek
Menurut Pasal 1 UU no. 15 Taun 2001:
Merek adalah tanda berupa gambar, susunan warna, nama, kata, huruf-huruf,
angka-angka, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda, dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
A. Kesimpulan
Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan dibangun dan
dioperasikan, ini berarti bahwa setiap proyek yang akan didirikan dan dibangun di wilayah
tertentu haruslah memenuhi hukum dan tata peraturan yang berlaku di wilayah tersebut. Jenis
Badan Usaha seperti Perusahaan Perseroan, Firma (Fa), Perserikatan Komanditer (CV),
Perseroan Terbatas (PT), Yayasan, Koperasi.
Suatu perusahaan, baik itu perusahaan perdagangan maupun perusahaan industri,
dalam menjalankan kegiatannya akan sangat membutuhkan suatu legalitas demi
keberlangsungan perusahaan tersebut. Bentuk-bentuk legalitas perusahaan bermacam-macam
disesuaikan dengan bidang dan jenis kegiatan perusahaan tersebut, diantaranya Nama
Perusahaan, Merek, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), dan Izin Usaha Industri (IUI).
Dengan dimilikinya dokumen-dokumen pelegalan perusahaan, maka akan didapat
beberapa manfaat diantaranya dalam hal perlindungan dari tindakan hukum yang
berhubungan dengan masalah perizinan, dalam hal promosi produk, dalam hal bukti
kepatuhan terhadap hukum, dalam hal permudahan mendapatkan proyek, dan dalam hal
permudahan mendapatkan pinjaman dana unutk perluasan perusahaan maupun kegiatan
lainnya.
B. Saran
Kami berharap, semoga dengan makalah ini pemahaman kita terkait aspek hukum
dalam studi kelayakan bisnis semakin luas.
DAFTAR PUSTAKA
Suliyanto, 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi 1. C.V ANDI OFFET. Yogyakarta.