Anda di halaman 1dari 16

ASPEK HUKUM DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS

Oleh:
Kelompok 1
1. Aulia Dwi Ramadhani (A021191072)
2. Adinda Pratiwi (A021191073)
3. Retno Purnama Amalia (A021191108)
4. Ananda Hidayah Putri Noho (A021191034)
5. Siti Nur Annisa (A021191155)

MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ini yang berjudul “Aspek Hukum Dalam Studi Kelayakan Bisnis”.

Makalah ini diajukan guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Kelayakan
Bisnis. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan-
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.

Makassar, 11April 2022

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bisnis sering kali mengalami kegagalan karena terbentur masalah hukum atau tidak
memperoleh izin dari pemerintah setempat. Oleh karena itu, sebelum ide bisnis dilaksanakan,
analisis secara mendalam terhadap aspek hukum harus dilakukan agar dikemudian hari bisnis
yang dilaksanakan tidak gagal karena terbentur permasalahan hukum dan perizinan. Aspek
hukum merupakan aspek yang pertama kali harus dikaji dalam studi kelayakan bisnis. Hal ini
karena jika berdasarkan analisis pada aspek hukum sebuah ide bisnis sudah tidak layak maka
proses tersebut tidak perlu diteruskan dengan analisis pada aspek-aspek yang lain.
Aspek hukum mengkaji ketentuan hukum yang harus dipenuhi sebelum menjalankan
usaha. Ketentuan hukum untuk jenis usaha berbeda-beda, tergantung pada kompleksitas
bisnis tersebut. Adanya otonomi daerah menyebabkan ketentuan hukum dan perizinan antara
daerah yang satu dengan daerah yang lain berbeda-beda. Oleh karena itu, pemahaman
mengenai ketentuan hokum dan perizinan investasi untuk setiap daerah merupakan hal yang
sangat penting untuk melakukan analisis kelayakan aspek hukum.
Masalah yang timbul kadang kala sangat vital, sehingga usaha yang semula
dinyatakan layak dari semua aspek, ternyata menjadi sebaliknya. Hal tersebut dapat terjadi
karena kurangnya ketelitian dalam penilaian dari segi keabsahan atau kelegalitasan di bidang
hukum dan lain sebagainya sebelum usaha tersebut dijalankan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan aspek hukum?
2. Apa Tujuan pengkajian aspek hukum?
3. apa saja Jenis Badan Usaha?
4. apa pengertian Legalitas Perusahaan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian aspek hukum
2. Untuk mengetahui tujuan pengkajian aspek hukum
3. Untuk mengetahui jenis jenis badan usaha
4. Untuk mengetahui pengertian Legalitas Perusahaan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian aspek hukum
Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan dibangun
dan dioperasikan, ini berarti bahwa setiap proyek yang akan didirikan dan dibangun di
wilayah tertentu haruslah memenuhi hukum dan tata peraturan yang berlaku di wilayah
tersebut. Bagi penilaian studi kelayakan bisnis,dokumen yang perlu diteliti
keabsahan,kesempurnaan dan keasliannya meliputi badan hukum,izin-izin yang
dimiliki,sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang mendukung kegiatan usaha
tersebut. Kegagalan dalam penelitian aspek ini akan berakibat tidak sempurnanya hasil
penelitian,dengan kata lain apabila ada dokumen yang tidak sah atau tidak sempurna
pasti akan menimbulkan masalah dikemudian hari.
Oleh karna itu,hendaknya dalam melakukan analisis aspek hukum ini
dilakukan secara teliti dan cermat dengan mencari sumber-sumber informasi yang jelas
sampai ketangan yang memang berkompeten untuk mengeluarkan surat-surat yang
hendak kita teliti,demikian juga bagi mereka yang hendak menyiapkan suatu proyek
atau usaha mak perlu dilakukan berbagai persiapan yang berkaitan dengan dengan
aspek hukum ini.
Berikut ini disajikan jenis data, sumber data dan cara memperoleh data dan
cara menganalisis data yang terkait dengan aspek hukum.

1. Jenis data dan sumber data


Jenis data yang diperlukan secara umum yaitu data kuantitatif yang mencakup
tentang bentuk badan usaha, ijin usaha dan ijin lokasi pendirian proyek atau bisnis.
Semua ini dapat diperoleh dari sumber ekstern seperti notaries, pemda, departemen
terkait maupun pemerintah setempat.

2. Cara memperoleh dan menganalisis data


Untuk memperoleh gambaran kelengkapan data dasar dan data yang harus
dipenuhi tentang ijin usaha dan ijin lokasi pendirian dapat digali dengan teknik
wawancara dan dokumentasi.
B. Tujuan Pengkajian Aspek Hukum
Berdasarkan aspek hukum, suatu ide bisnis dinyatakan layak jika ide bisnis
tersebut sesuai dengan ketentuan hukum dan mampu memenuhi segala persyaratan
perizinan di wilayah tersebut. Secara spesifik analisis aspek hukum pada studi
kelayakan bisnis bertujuan untuk:
a) Menganalisis legalitas usaha yang dijalankan
b) Menganalisis ketepatan bentk badan hukum dengan ide bisnis yang akan dilaksanakan
c) Menganalisis kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam memenuhi persyaratan
perizinan
d) Manganalisis jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akna dibiayai dengan
pinjaman

C. Jenis-Jenis Badan Usaha


Kegiatan bisnis tidak dapat dilepas dari bentuk badan usaha dan perizinan
yang diperlukan untuk menjalankan usaha. Bentuk badan usaha yang dipilih tergantung
pada modal yang dibutuhkan dan jumlah pemilik. Pemilihan badan usaha didasarkan
oleh beberapa pertimbangan sebagai berikut:

a) Besarnya modal yang diperlukan untuk menjalankann bisnis


b) Tingkat kemampuan dan tanggung jawab hukum dan keuangan
c) Bidang industry yang dijalankan
d) Persyaratan perundang-undangan yang berlaku

Untuk memilih badan usaha yang tepat, sesuai dengan dasar-dasar pertimbangan
tersebut. Perlu mengetahui definisi dari badan usaha, berikut bentuk badan usaha:

a. Perusahaan Perseroan
Merupakan bentuk badan usaha tanpa ada pembedaan pemilik antara hak
pribadi dengan hak milik perusahaan (Indriyo, 2005). Sedangkan menurut Swasta
(2002), perusahaan perseroan adalah salah satu bentuk usaha yang dimiliki oleh
sesorang dan ia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua resiko dan
kegiatan perusahaan.

b. Firma (Fa)
Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan
untuk mengelola usaha bersama (Indriyo, 2005). Sedangkan menurut Manulang
(1975), persekutuan dengan firma adalah persekutan untuk menjalankan
perusahaan dengan memakai nama bersama.

c. Perserikatan Komanditer (CV)


Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan
untuk mengelola usaha bersama, dimana sebagian anggota merupakan anggota
aktif, sedangkan anggota yang lain merupakan anggota pasif.

d. Perseroan Terbatas (PT)


Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan
untuk mengelola usaha bersama, dimana perusahaan memberikan kesempatan
kepada masyarakat luas untuk menyertakan modalnya ke perusahaan dengan cara
membeli saham perusahaan.

e. Yayasan
Pengertian yayasan menurut undang-undang nomor 16 tahun 2001 tentang
yayasan, yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan
dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang social, keagamaan,
dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota.

f. Koperasi
Koperasi menurut pasal 1 ayat 1 undang-undang nomor 25 tahun 1992,
koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai garakan ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan.

 Langkah-langkah Mendirikan Badan Usaha

a. Langkah-langkah Mendirikan Perusahaan Perseroan


1. Persiapan
o Menyiapkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pihak yang akan mendirikan
perusahaan
o Menentukan calon nama perusahaan
o Menentukan tempat kedudukan perusahaan
o Menentukan maksud dan tujuan yang spesifik dari perusahaan perseorangan
tersebut

2. Pendaftaran ke notaris
Setelah semua kelengkapan tersebut terpenuhi, selanjutnya adalah mendaftar ke
notaris untuk mendapatkan akta notaris tentang pendirian perusahaan perseorangan.

b. Langkah-langkah Mendirikan Perserikatan Komanditer (CV)

1. Persiapan
o Membuat kesepakatan antarpihak yang akan membentuk Perserikatan Komanditer
(CV)
o Menyiapkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pihak yang akan membentuk
Perseriaktan Komanditer (CV)
o Menentukan calon nama yang akan digunkan oleh Perserikatan Komanditer (CV)
o Menentukan tempat kedudukan Perserikatan Komanditer (CV)
o Menentukan pihak yang akan bertindak selaku persero aktif dan pihak yang akan
bertindak selaku persero diam
o Menentukan maksud dan tujuan yang spesifik dari Perserikatan Komanditer (CV)
tersebut

2. Pendaftaran ke notaris
Setelah semua kelengkapan tersebut terpenuhi, selanjutnya adalah mendaftar ke
notaris untuk mendapatkan akta notaris tentang pendirian Peserikatan Komanditer
(CV).

3. Untuk memperkokoh posisi Perserikatan Komanditer (CV), sebaiknya Perserikatan


(CV) yang telah didirikan dengan akta notaris didaftarkan pada pengadilan negeri
setempat.
c. Langkah-langkah Mendirikan Perseroan Terbatas (PT)

1. Pembuatan akta notaries


Akta pendirian Perseran Terbatas (PT) memuat anggaran dan keterangan sebagai
berikut:
o Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan
kewarganegaraan pendiri
o Susunan, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan
kewarganegaraan anggota Direksi dan Komisaris yang kali pertama diangkat
o Nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham, rincian jumlah
saham, dan nilai nominasi atau nilai yang diperjanjikan dari saham yang telah
ditempatkan dan disektor pada saat pendirian

2. Anggaran dasar
Anggaran dasar berisi:
o Nama dan tempat kedudukan perseroan
o Maksud dan tujuan serta kegiatan perseroan yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
o Jangka waktu berdirinya perseroan
o Besarnya jumlah modal dasar, modal yang ditempatkan, dan modal yang disetor
o Jumlah saham, jumlah klasifikasi saham apabila ada jumlah saham untuk tiap
klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham, dan nilai nominal setiap
saham
o Susunan, jumlah, dan nama anggota direksi dan komisaris
o Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS)
o Tata cara pemilihan, pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota
direksi dan komisaris
o Tata cara pengguanaan laba dan pembagian deviden
o Ketentuan-ketentuan lain menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT)

3. Pengesahan Menteri Kehakiman


Akta notaris yang telah dibuat harus mendapatkan pengesahan Menteri Kehakiman
untuk mendapatkan status sebagai badan hukum.

4. Pendaftaran wajib
Akta Pendirian/ Anggaran Dasar PT disertai SK pengesahan dari Menteri Kehakiman
selanjutnya wajib didaftarkan dalam daftar perusahaan paling lambat 30 hari setelah
tanggal pengesahan Perseroan Terbatas (PT) atau tanggal diterimanya pengesahan.

5. Pengumuman dalam Tambahan Berita Negara (TBN)


Apabila pendaftaran dalam daftar perusahaan telah dilakukan, direksi mengajukan
pemohonan pengumuman perseroan di dalam Tambahan Berita Negara (TBN) dalam
waktu paling lambat 30 hari, terhitung sejak pendaftaran tersebut.

d. Langkah-langkah Mendirikan Yayasan


1) Penyampaian dokumen-dokumen yang diperlukan, yang meliputi:
o Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) para badan pendiri, badan Pembina,
dan badan pengurus
o Nama yayasan
o Maksud dan tujuan yayasan serta kegiatan usaha yayasan
o Jangka waktu berdirinya yayasan
o Modal awal yayasan
o Susunan badan pendiri, badan pembina, dan badan yayasan

2) Penandatanganan akta pendirian yayasan


3) Pengurusan surat keterangan domisili Usaha Perseroan Terbatas (PT)
4) Pengurusan NPWP
5) Pengesahan yayasan menjadi badan hukum di Dep. Keh dan HAM
6) Pengumuman dalam Berita Negara Republic Indonesia (BNRI)

e. Langkah-langkah Mendirikan Koperasi

1) Menyelenggarakan rapat pendirian koperasi oleh anggota masyarakat yang menjadi


pendirinya.
2) Pelaksnaan rapat pendirian yang dihadiri oleh para pendiri ini dituangkan dalam
berita acara rapat pembentukan dan akta pendirian yang memuat anggaran dasar
koperasi.
3) Apabila diperlukan, dan atas permohonan para pendiri, pejabat Departemen
Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah dalam wilayah domisili para pendiri
dapat diminta hadir untuk membantu kelancaran jalannya rapat dan memberikan
petunjuk-petunjuk seperlunya.
4) Para pendiri koperasi mengajukan permohonan pengesahan akta pendirian secara
tertulis kepada pejabat.
5) Permohonan pengsahan akta pendirian kepada pejabat, tergantung pada bentuk
koperasi yang didirikan dan luasnya wilayah keanggotaan koperasi yang
bersangkutan.
6) Dalam hal permintaan pengesahan akta pendirian ditolak, alasan penolakan
diberitahukan oleh pejabat kepada para pendiri secara tertulis dalam waktu paling
lambat 3 bulan setelah diterimanya permintaan.
7) Pengesahan akta pendirian dalam jangka waktu paling lama 3 bulan setelah
diterimanya permintaan pengesahan.
8) Pengesahan akta pendirian diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
(BNRI).

Berkaitan dengan keberadaan secara legal dimana memulai suatu usaha yang
meliputi ketentuan hukum yang berlaku termasuk :

 Perizinan
1. Izin lokasi :
a) sertifikat (akte tanah)
b) bukti pembayaran PBB yang terakhir,
c) rekomendasi dari RT / RW / Kecamatan.

2. Izin usaha :
Beberapa jenis izin usaha yang dikeluarkan oleh pemerintah yang menyangkut izin
usaha perdagangan, yaitu:

1. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)


Merupakan surat izin yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk
kepada pengusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha dibidang perdagangan dan
jasa. Surat izin usaha perdagangan (SIUP) diberikan kepada para pengusaha, baik
perseorangan, firma, CV, PT, koperasi, maupun BUMN.
Kewajiban pemegang SIUP yaitu melaporkan kepada kepala kantor wilayah
Departemen Perdagangan dan Industri atau kantor Departemen Perdagangan yang
menerbitkan SIUP apabila perusahaan tidak melakukan lagi kegiatan perdagangan
atau menutup perusahaan disertai dengan pembelian SIUP.

2. SITU (Surat Izin Tempat Usaha)


Setiap perusahaan yang ada perlu dan harus mengurus SITU, demi keamanan dan
kelancaran usahanya. SITU dikeluarkan oleh pemerintah Kabupaten atau
Kotamadya sepanjang ketentuan-ketentuan Undang-Undang Gangguan
mewajibkannya.
Dalam menjalankan perusahaan, pengusaha yang bersangkutan wajib menaati
syarat-syarat antara lain:
a) Keamanan.
b) Kesehatan.
c) Ketertiban.
d) Syarat-syarat lain (mengutamakan tenaga kerja dari sekitarnya dan menjaga
keindahan lingkungan, serta penghijauan).
3. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
Setiap pribadi yang berpenghasilan diatas penghasilan tidak kena pajak (PTKP),
dan badan usaha wajib atau harus mendaftarkan diri sebagai wajib pajak pada
Kantor Pelayanan Pajak setempat dan akan diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP). Terhadap para wajib pajak yang tidak mendaftarkan dirinya sebagai
wajib pajak dan mendaftarkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), akan
dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor X
Tahun 2000, yaitu sebagai berikut: "Barang siapa dengan sengaja tidak
mendaftarkan dirinya atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak
NPWP, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada negara, dipidana dengan
pidana penjara selama-lamanya tiga tahun dan atau denda setinggi-tingginya
empat kali jumlah pajak yang terutang atau yang kurang atau yang tidak dibayar."
4. NRP (Nomor Register Perusahaan) atau TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang wajib daftar
perusahaan, maka perusahaan diwajibkan mendaftarkan ke kantor pendaftaran
perusahaan, yaitu di Kantor Departemen Perdagangan setempat. NRP (Nomor
Register Perusahaan) disebut juga TDP. NRP/TDP wajib dipasang di tempat yang
mudah dilihat oleh umum. Nomor NRP/TDP wajib dicantumkan pada papan nama
perusahaan dan dokumen-dokumen yang dipergunakan dalam kegiatan usaha.

5. AMDAL (Analisis Mengenal Dampak Lingkungan)


AMDAL adalah suatu hasil studi yang dilakukan dengan pendekatan ilmiah,
dipandang dari beberapa sudut pandang ilmu pengetahuan, yang merupakan
dampak penting usaha atau kegiatan yang terpadu yang direncanakan terhadap
lingkungan hidup dalam suatu kesatuan hamparan ekosistem dan melibatkan
kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab.

D. Pengertian Legalitas Perusahaan

Legalitas suatu perusahaan atau badan usaha adalah merupakan unsur yang
terpenting, karena legalitas merupakan jati diri yang melegalkan atau mengesahkan suatu
badan usaha sehingga diakui oleh masyarakat. Dengan kata lain, legalitas perusahaan harus
sah menurut undang-undang dan peraturan, di mana perusahaan tersebut dilindungi atau
dipayungi dengan berbagai dokumen hingga sah di mata hukum pada pemerintahan yang
berkuasa saat itu.

Keberlangsungan suatu usaha dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah
keberadaan unsur legalitas dari usaha tersebut. Dalam suatu usaha, faktor legalitas ini
berwujud pada kepemilikan izin usaha yang dimiliki. Dengan memiliki izin maka kegiatan
usaha yang dijalankan tidak disibukkan dengan isu-isu penertiban atau pembongkaran

 Bentuk-Bentuk Legalitas Perusahaan


Ada beberapa jenis jati diri yang melegalkan badan usaha, diantaranya yaitu:
1. Nama Perusahaan
2. Merek
3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
4. Izin Usaha Industri (IUI)

 Cara Memperoleh Legalitas Perusahaan


1. Nama Perusahaan
Nama perusahaan merupakan jati diri yang dipakai oleh perusahaan untuk
menjalankan usahanya yang melekat pada bentuk usaha atau perusahaan tersebut,
dikenal oleh masyarakat, dipribadikan sebagai perusahaan tertentu, dan dapat
membedakan perusahaan itu dengan perusahaan yang lain.

2. Merek
Menurut Pasal 1 UU no. 15 Taun 2001:
Merek adalah tanda berupa gambar, susunan warna, nama, kata, huruf-huruf,
angka-angka, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda, dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)


Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan diwajibkan
memiliki Surat Izin Perusahaan Dagang (SIUP), yaitu surat izin yang diberikan
oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada pengusaha untuk melaksanakan
kegiatan usaha perdagangan secara sah, baik itu perusahaan kecil, perusahaan
menengah, apalagi perusahaan besar, terkecuali perusahaan kecil perorangan .
Untuk memperoleh SIUP, perusahaan wajib mengajukan Surat
Permohonan Izin (SPI), yaitu daftar isian yang memuat perincian data perusahaan
pengusaha dan kegiatan usaha, dan pengusaha juga wajib membayar sejumlah
uang sebagai biaya administrasi.
SIUP dikeluarkan berdasarkan domisili pemilik atau penanggung
jawab perusahaan. Bagi pemilik perusahaan yang berdomisili di luar tempat
kedudukan perusahaan maka ia harus menunjuk penanggung jawab/ kuasa
berdasarkan domisili yang dikuatkan dengan KTP di tempat SIUP diterbitkan.

4. Izin Usaha Industri (IUI)


Selain perusahaan perdagangan barang dan/atau jasa, ada pula
perusahaan industri. Sama halnya dengan perusahaan perdagangan, perusahaan
industri pun juga harus memiliki surat izin yaitu Surat Izin Industri (IUI). Setiap
pendirian perusahaan industri baru atau perluasan wajib memperoleh IUI.
Untuk memperoleh IUI diperlukan tahap Persetujuan Prinsip yang
diberikan kepada perusahaan industri untuk dapat langsung melakukan persiapan
dan usaha pembangunan, pengadaan, pemasangan / instalasi peralatan dan lain-
lain yang diperlukan termasuk dimulainya kegiatan produksi percobaan. IUI
berlaku untuk seterusnya selama perusahaan industri yang bersangkutan
berproduksi.

 Manfaat Legalitas Perusahaan


Dengan dimilikinya surat-surat izin sebagai bentuk legalitas perusahaan, amka
akan diperoleh beberapa manfaat diantaranya:
1. Sarana perlindungan hokum: Seorang pengusaha yang telah melegalkan
perusahaannya akan terhidar dari tindakan pembokaran atau penertiban dari pihak
berwajib, sehingga memberikan rasa amandan nyaman akan keberlangsungan
usahanya
2. Sarana Promosi: Dengan mengurus dokumen-dokumen legalitas tersebut, secara tidak
langsung pengusaha telah melakukan serangkaian promosi.
3. Bukti kepatuhan terhadap hokum: Dengan memiliki unsur legalitas tersebut
menandakan bahwa pengusaha telah mematuhi aturan hukum yang berlaku, secara
tidak langsung ia telah menegakkan budaya disiplin pada dirinya.
4. Mempermudah mendapatkan suatu proyek: Dalam suatu tender, selalu mensyaratkan
bahwa perusahaan harus memiliki dokumen-dokumen hukum yang menyatakan
pelegalan perusahaan tersebut.Sehingga hal ini sangat penting nantinya untuk sarana
pengembangan usaha.
5. Mempermudah pengembangan usaha: Untuk pengembangan usaha pasti diperlukan
dana yang cukup besar untuk merealisasikannya. Dana yang dibutuhkan bisa
diperoleh dengan proses peminjaman kepada pihak bank, dan dokumen-dokumen
legalitas ini akan menjadi salah satu persyaratan yang diajukan pihak bank.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan dibangun dan
dioperasikan, ini berarti bahwa setiap proyek yang akan didirikan dan dibangun di wilayah
tertentu haruslah memenuhi hukum dan tata peraturan yang berlaku di wilayah tersebut. Jenis
Badan Usaha seperti Perusahaan Perseroan, Firma (Fa), Perserikatan Komanditer (CV),
Perseroan Terbatas (PT), Yayasan, Koperasi.
Suatu perusahaan, baik itu perusahaan perdagangan maupun perusahaan industri,
dalam menjalankan kegiatannya akan sangat membutuhkan suatu legalitas demi
keberlangsungan perusahaan tersebut. Bentuk-bentuk legalitas perusahaan bermacam-macam
disesuaikan dengan bidang dan jenis kegiatan perusahaan tersebut, diantaranya Nama
Perusahaan, Merek, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), dan Izin Usaha Industri (IUI).
Dengan dimilikinya dokumen-dokumen pelegalan perusahaan, maka akan didapat
beberapa manfaat diantaranya dalam hal perlindungan dari tindakan hukum yang
berhubungan dengan masalah perizinan, dalam hal promosi produk, dalam hal bukti
kepatuhan terhadap hukum, dalam hal permudahan mendapatkan proyek, dan dalam hal
permudahan mendapatkan pinjaman dana unutk perluasan perusahaan maupun kegiatan
lainnya.

B. Saran
Kami berharap, semoga dengan makalah ini pemahaman kita terkait aspek hukum
dalam studi kelayakan bisnis semakin luas.
DAFTAR PUSTAKA

Suliyanto, 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi 1. C.V ANDI OFFET. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai