Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

BANK SENTRAL DAN OTORITAS MONETER

Diajukan untuk memenuhi syarat mata kuliah

Disusun oleh :

Aris Wibowo
Simbar Prihatmoko
Sopiyana
Rinto
Benny Hartono
Syamsudin Nur

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS

AHMAD DAHLAN JAKARTA

2019
BANK SENTRAL DAN OTORITAS MONETER

Krisis moneter dan ekonomi yang melanda Amerika Latin diawal tahun 1990-an dan

sebagian kawasan Asia sepanjang paruh kedua tahun 1997telah meruntuhkan anggapan bahwa

tingginya pertumbuhan ekonomi suatu Negara tidak cukup mampu menangkal akses dari faktor

dari eksternal,karena Fundamental ekonomi Negara tidak lagi diukur sekedar data data agregat

ekonomi makro.

Sistem moneter dunia yang semakin terintegrasi dan saling bergantung telah

mengakibatkan Negara Negara dengan sumber modal terbatas seperti Indonesia tidak berdaya

mengatasi perpindahan arus modal yang semakin cepat dengan menganut rezim devisa bebas dan

sistem nilai tukar bebas sehingga bank sentral Indonesia mengemban tugas yang sangat berat .

Sebuah bank sentral yang baik dan sehat merupakan syarat mutlak untuk mengatasi

kondisi apapun Sistem keuangan di jepang dikenal sebagai salah satu yang terbaik didunia dan

sanggup berkompetisi melawan Amerika Serikat dan Jerman.Siangapura pun telah menjelma

menjadi pusat keuangan regional yang tangguh dan memiliki akses ke seluruh dunia.

SEJARAH BANK SENTRAL DIINDONESIA.

Lahirnya bank sentral diindonesia pada tahun 1949,ketika berlangsung konferensi Meja

bundar diDen Haag menunjuk De Javasche Bank NV (Bank Komersial dan Sirkulasi Pemerintah

Kolonial Hindia Belanda yang berdiri 1828) sebagai Bank Sentral.


Pada awal Bank Nasional Indonesia 1946 berstatus sebagai Bank Sentraldan sesuai

keputusan KMB diubah menjadi Bank Pembanngunan.Keputusan Pemerintah No.118 tanggal 2

Juli 1951 agar dibangun bank sentral yang mandiri dan bebas dari pengaruh kolonial Belanda

diangkatlah Presiden baru Bank Sentral yaitu Syafrudin Prawiranegara.

Bank Indonesia sebagai institusi bank sentral semakin jelas setelah dikeluarkannya

Undang undang no.11 tahun 1953 tentang pokok pokok bank sentral dan masih merangkap

sebagai bank komersial namun lebih berperan sebagai penjaga stabilitas moneter ,mengedarkan

uang ,mengeban system perbankan,mengawasi kegiatan bank dan penyaluran kredit dan sejak

dikeluarkannya UU No.13/1968 peran komersial bank Indonesia dicabut pemerintah

BANK INDONESIA.

Bank Sentral (Bank Indonesia) adalah lembaga Negara yang mempunyai wewenang

untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu Negara ,merumuskan dan melaksankan

kebijakan moneter ,mengatur dan menjaga kelancaranran system pembayaran ,mengatur dan

mengawasi perbankan serta menjalankan fungsi sebagai Lender Of Last Resort ( BI hanya

membantu untuk mengatasi Mismatch yang disebabkan resiko kredit atau resiko pembiayaan

berdasarkan Prinsip Syariah,risiko manajemen ,dan risiko pasar .Bank Indonesia sebagai Otoritas

Moneter yang Independen,pemberian kredit tidak lagi menjadi tugas BI.

AGEN PEMBANGUNAN.

Menurut UU No.14/1967 tentang Pokok-pokok Perankan serta UU No.13/1968tentang

bank sentral maka lembaga perbankan diindonesia terbagi menjadi 5 katergori :

1.Bank-bank milik pemerintah.


2.Bank-bank milik Swasta Nasional.

3.Bank-bank milik Swasta Asing.

4.Bank-bank patungan milik pemerintah daerah dan Swasta.

5.Bank-bank patungan milik Swasta Nasional dan Asing.

Menurut fungsinya bank dikelompokan :

1.Bank sentral.

2.Bank Umum.

3.Bank Tabungan.

4.Bank pembangunan dan Bank skunder (bank desa,lumbung desa,bank pasar ,bank

pegawai,bank koperasi).

Misi sebagai agen pembangunan yang diemban bank Indonesia tercermin dalam pasal 7 UU

No.14/1967 yaitu:

1. Mengatur ,menjaga dan memelihara stabilitas Rupiah.

2. Mendorong kelancaran produksi,pembangunan dan memperluas kesempatan kerja guna

meningkatkan taraf hidup rakyat.

BI sebagai kasir Negara dan Lender of last resort dalam keadaan darurat,dalam urusan kredit BI

juga berkewajiban mengawasi dan meminta laporan keuangan bank.

PERUBAHAN PERAN BI.

Berdasarkan UU No.13/1968,BI sebagai Subordinat menteri keuangan dewan moneter

,sehingga memepengaruhi kinerja BI.Peran BI seolah olah hanya sebagai pembantu pemerintah

dalam melaksanakan kebijakan moneter yang ditetapkan dewan moneter.Lahirnya UU

No.23/1999 merupakan tonggak sejarah baru yang bagi BI memperoleh otoritas moneter secara

penuh yang hanya tunduk pada kepentingan public.


Deregulasi perbankan 1 juni 1983 telah mendorong ekonomi nasional semakin terbuka

dan semakin liberal.Kebijakan Pakto 1988 sebagai pintu masuk pertama proses liberalisasi sector

keuangan merupakan Jalan masuk Globalisasi yang terbuka lebar tanpa persiapan yang memadai

sehingga banyak lembaga keuangan dan perbankan yang tidak kokoh dan tidak sehat,dari segi

kuantitas perbankan berkembang sangat pesat karena sebelum Pakto1988 jumlah bank hanya 111

bank ,tapi pada akhir tahun 1997 jumlah bank naik menjadi 222 bank bahkan pada akhir 1995

berjumlah 240 bank.

Thailand dan Malaysia terkena krisis ekonomi pada tahun 1997 sehingga memicu

lembaga lembaga perbankan Indonesia berantakan terkena dampaknya sampai menghantam

system social dan politik.

PENYUSUNAN UNDANG UNDANG.

Pada era reformasi(mei 1998),presiden Habibie tidak memasukan dan tidak

menempatkan Gubernur BI dalam jajaran Kabinet untuk memposisikan BI sebagai Institusi

Negara yang bener bener Independen.Departemen keuanagan menyusun RUUterntang

perbankan sebagai pengganti UU No.7/1992 ,setelah dibahas dan disetujui DPR maka disahkan

menjadi UU No.10/1998.Dalam UU lama Izin Usaha bank dilakukan departemen

Keuangan,sedangkan UU No.10/1998,izin Usaha bank ,pembinaan dan pengawasan perbankan

nasional dilakukan oleh Bank Indonesia.

PERUBAHAN TUJUAN.

Pada tanggal 17 mei 1999 UU No.23/1999 tentang Bank Indonesia diberikan landasan

hukum yang jelas bagi independensi BI dan mempunyai satu tujuan yaitu mencapai dan

memeliharakestabialn nilai rupiah.Tugas utama BI lebih focus pada bidang Moneter,perbankan

dan system pembayan.


Tujuan bank Indonesia perlu ditopang denagn 3 pilar utama yaitu :

1. Kebijakan moeter dengan prinsip kehati hatian.

2. Sistem pembayaran yang cepat dan tepat.

3. Sistem perbankan dan keuanagan yang sehat.

Pengawasan Bank akan dilakukan oleh lembaga yang terpisah dari BI yang disebut Lembaga

pengawas jasa keuangan,sementara ini fungsi izin dan pengaturan perbankan masih tetap

ditangan BI.Terkait pertanggungjawaban Dewan Gubernur BImaka menurut UU No.23/1999

bahwa Bi merupakan institusi yang independen,dimana pengangkatan Gubernur dan deputi

Gubernur BI dilakukan oleh presiden setelah memperoleh persetujuan DPR.

STATUS.

Status BI sebagai lembaga Independendalam pasal4 UU No.23/1999.Independensi

Berarti bebas dari campur tangan pemerintah dan pihak pihak luar lainnya.Dalam tugasnya BI

wajib menolak segala bentuk intervensi dari pihak manapun.Independensi BI terlihat dari posisi

Bi yang tidak sejajar dengan DPR,MA,BPK dan Presiden sebagai lembaga tinggi

Negara,kedudukan BI juga tidak sama dengan departemen karena berada diluar pemerintah.

TUJUAN.

Tujuan BI menurut undang- undang no 13 tahun 1968 pasal 7 adalah membantu

pemerintah dalam mengatur , menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah, mendorong

kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan

taraf hidup rakyat.


Tujuan BI dalam pasal 7 UU no 23/ 1999 adalah mencapai dan memelihara kestabilan

nilai rupiah merupakan tujuan tunggal BI, meskipun dalam praktiknya memiliki nilai majemuk.

Kestabilan nilai rupiah dilihat melalui 2 macam, antara lain :

1. Perkembangan laju inflasi

2. Perubahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang Negara lain.

TUGAS

Untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah BI memiliki 3 tugas dalam pasal

8:

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.

Instrument moneter yang dapat digunakan agar sasaran laju inflasi yang

ditetapkan tercapai adalah melalui pasar terbuka ( SBI & SPBU ), penetapan

tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum dan pengaturan kredit atau

pembiayaan.

2. Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran

BI berwenang memberikan ijin atas penyelenggaraan jasa system pembayaran,

mewajibkan penyelengara jasa system pembayaran untuk mennyampaikan

laporan tentang kegiatannya, menetapkan penggunaan alat pembayaran dan

mengatur system kliring antar bank yang tercantung dalam pasal 10.

3. Mengatur dan mengawasi Bank

BI berwenang menetapkan ketentuan berdasar prinsip kehati – hatian ( pasal 25 ),

memberikan dan mencabut ijin usaha Bank ( pasal 26 ), mewajibkan Bank

menyampaikan laporan ( pasal 28 ), melakukan pemeriksaan Bank ( pasal 29 ),

mengatur pengembangan system informasi antarbank.


TRANSPARANSI & AKUNTABILITAS

Dalam rangka tranparansi dan kemandirian, penyusunan anggaran BI ditetapkan dewan

gubernur ( pasal 60 ) untuk disampaikan kepada DPR dan pemerintah. Akuntabilitas BI

diperliohatkan oleh kewajiban menyampaikan informasi dan mengumumkan laporan keuangan

tahunan kepada pihak public melalui media massa. Informasi disampaikan setiap awal tahun

anggaran dengan memuat evaluasi kebijakan moneter dan penetapan sasaran – sasaran moneter

untuk tahun mendatang dengan mempertimbangkan sasaran laju inflasi dan perkembangan

kondisi social ekonomi.

STABILISATOR MONOTER

1. Lender of last resort

Peran utama BI yang tidak berubah adalah memberi pinjaman dalam keadaan

darurat kepada bank yang mengalami kesulitan dana dalam jangka pendek.

Pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dibatasi maksimal

90 hari, dengan syarat harus dijamin dengan surat berharga yang berkualitas

tinggi dan mudah dicairkan.

2. Pengendalian moneter

Pelaksanaan kebijakan moneter melalui berbagai instrument kebijakan

merupakan tugas pokok BI.

Pasal 7 UU No 23/1999 menegaskan bahwa tujuan BI adalah mencapai dan

memelihara kestabilan nilai rupiah.kestabilan diartikan sebagai kestabilan nilai

rupiah terhadap barang dan jasa.Ada tugas BI yang bersatu yakni menjaga laju

inflasi (stability of prices) dan mempertahankan nilai tukar (stability value of

currencies)
Sistem nilai tukar yang dipakai dapat berupa:

a.Sistem nilai tukar tetap,yang dilakukan dengan devaluasi atau revaluasi terhadap

mata uang asing

b.Sistem nilai tukar mengambang ,yang selalu diintervensi pasar

c.Sistem nilai tukar mengambang,terkendali yang penetapan nilai tukar dan lebar

peta intervensi dilakukan setiap hari.

PENGATURAN SISTEM PEMBAYARAN.

Sistem dan penyelenggara kliring

Sistem kliring domestik dan lintas Negara serta penyelesaian akhir transaksi

pembayaran antarbank dilakukan BI atau pihak lain yang mendapat persetujuan

BI.

1. Mengeluarkan dan mengedarkan uang

Satu-satunya lembaga yang berwenang mengeluarkan dan mengatur peredaran

uang uang rupiah adalah BI.wewenangnya termasuk untuk

mencabut,menarik,memusnahkan,menetapkan macam,harga ,ciri uang yang

dikeluarkan,dan bahan yang digunakan dan penentuan tanggal mula berlakunya

alat pembayaran.

PENGAWAS BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA.

1.Perizinan,Laporan dan Sanksi

Wewenang BI dalam perizinan meliputi

- memberikan dan mencabut izin usaha bank

- memberikan izin pembukaan ,penutupan dan pemindahan kantor bank

-memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank


-memberikan izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu

2. Pengalihan Tugas dan Pengawasan

Dalam ketentuan yang baru ,tugas mengawasi bank akan dialihkan kepada

pengawasan sector jasa keungan independen yang dibentuk berdasarkan undang-

undang.

KEBIJAKAN MONETER BANK INDONESIA.

1. Saran akhir kebijakan moneter

Pemilihan inflasi sebagai sasaran akhir,sejalan apa yang dilakukan bank-bank sentral didunia.

Pertama , bukti-bukti empiris menunjukan bahwa dalam jangka panjang ,kebijakan moneter

hanya dapat mempengaruhi laju inflasi,sedangkan variable riil seperti pertumbuhan ekonomi

dan pengangguran tidak dapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter.kedua,pencapain inflasi

rendah menjadi prasyarat tercapainya sasaran ekonomi makro lainnya,seperti penyediaan

lapangan kerja dan pertumbuhan pada tingkat kapasitas penuh (full

employment).ketiga,penetapan tingkat inflasi rendah sebagai tujuan akhir,akan menjadi

perangsang berbagai aktivitas ekonomi.

2 .Kerangka kebijakan moneter

Jalur transmisi,secara teoritis,ada 2 jalur utama mekanisme transmisi,yaitu melalui jalur jumlah

uang beredar(quantity targeting) dan jalur harga melalui suku bunga (price targeting).

Menurut kerangka berfikir yang lama ,Bank sental mengikuti pendekatan kuantitas yang diawali

dari monetary aggregate seperi M1(uang kartal dan giral), M2 (M1 ditambah uang kuasi) atau

kredit sebagai intermediate target ,diharapkan output dan inflasi dapat dicapai.
OTORITAS MONETER

Menurut UU Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia mempunyai tujuan agar

otoritas moneter dapat menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter yang efektif dan

efesien melalui system keuangan yang sehat, transparan, terpercaya dan dapat

dipertanggungjawabkan yang didukung oleh system pembayaran yang lancer, cepat, tepat, dan

aman serta pengaturan dan pengawasan Bank yang memenuhi Prinsip kehati – hatian.

A. Pengertian Otoritas Moneter dan Kebijakan Moneter

Otoritas moneter adalah suatu entitas yang memiliki wewenang untuk mengendalikan

jumlah uang yang beredar pada suatu negara dan memiliki hak untuk menetapkan suku

bunga dan parameter lainnya yang menentukan biaya dan persediaan uang. Otoritas moneter

sebagai lembaga yang berwenang dalam pengambilan kebijakan di bidang moneter, juga

merupakan sumber uang primer, baik bagi perbankan, masyarakat maupun pemerintah. Di

samping mengeluarkan uang kartal, otoritas moneter juga menerima simpanan giro dari

perbankan atau pemerintah. Simpanan giro tersebut bagi otoritas moneter merupakan uang

primer sedangkan bagi bank-bank uang tersebut merupakan alat likuid.

Dalam kaitan tersebut semua bank diharuskan memiliki rekening giro pada bank sentral dan

mewajibkan setiap bank mempertahankan sejumlah tertentu dana dalam rekening gironya

tersebut di Bank Indonesia sebagai bank sentral. Fungsi giro tersebut pada dasarnya adalah untuk

memperlancar transaksi antarbank melalui mekanisme kliring di samping sebagai alat kebijakan

moneter dalam rangka pengendalian jumlah uang beredar.


Fungsi Otoritas Moneter:

a) Menciptakan uang kertas dan logam

b) Menciptakan uang primer

c) Memelihara cadangan devisa nasional

d) Mengawasi sistem moneter

B. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai

tujuan tertentu, seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan

moneter juga dikenal sebagai upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi

secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga.

peran kebijakan moneter dalam menjaga stabilitas sistem keuangan adalah bagaimana bank

sentral merespon ketidakseimbangan yang terjadi di sektor keuangan (financial imbalances). Isu

yang telah lama menjadi perdebatan ini muncul kembali setelah krisis global karena adanya

argumen bahwa krisis global yang terjadi sebagaian disebabkan oleh kebijakan moneter yang

melakukan pembiaran terjadinya akumulasi imbalances dan kenaikan harga aset yang berlebihan.

IMF (2009), misalnya, mengatakan bahwa pendekatan “benign neglect” seperti itu telah

menyebabkan moral hazard dan speculative booms yang menyebabkan kenaikan harga aset jauh

melebihi fundamentalnya.

C. Tujuan Kebijakan Moneter

Tujuan pemerintah melakukan kebijakan moneter antara lain sebagai berikut.

a. Menyelenggarakan dan mengatur peredaran uang.

b. Menjaga dan memelihara kestabilan nilai uang rupiah, baik untuk dalam negeri maupun

untuk lalu lintas pembayaran luar negeri.


c. Memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran uang giral.

d. Mencegah terjadinya inflasi (kenaikan harga barang secara umum).

D. Tugas Kebijakan Moneter

1. Mempertahankan iklim investasi

Dengan tingkat inflasi yang rendah, maka iklim investasi akan tetap hidup. Jika inflasi rendah,

suku bunga bank juga cenderung rendah. Rendahnya suku bunga bank akan mendorong orang

untuk melakukan investasi atau usaha baru.

2. Memperluas kesempatan kerja

Kebijakan moneter dapat menciptakan iklim kondusif bagi berlangsungnya berbagai kegiatan

ekonomi. Setiap kegiatan ekonomi membutuhkan tenaga kerja. Adanya kegiatan ekonomi berarti

pula memperluas kesempatan kerja.

3. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi

Keadaan ekonomi yang kondusif memungkinkan terjadinya pertumbuhan ekonomi. Adanya

kestabilan nilai kurs mata uang serta kestabilan harga barang dan jasa sangat dibutuhkan para

investor atau pengusaha dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi yang berjalan

baik menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

4. Memperbaiki kondisi neraca pembayaran

Neraca pembayaran nasional dikatakan baik jika mengalami surplus atau nilai ekspor melebih

nilai impor. Untuk mencapai kondisi tersebut, kebijakan moneter yang terkait dengan mata uang

atau nilai kurs sangat diperlukan. Kebijakan moneter dapat mempertahankan stabilitas kurs

maupun menurunkan ke tingkat yang diinginkan.

5. Menjaga kestabilan nilai kurs mata uang


Untuk menjaga agar nilai kurs mata uang stabil sesuai yang diharapkan, maka Bank Indonesia

melakukan kebijakan moneter berupa operasi pasar terbuka. Dalam keadaan apabila nilai kurs

mata uang rupiah merosot tajam dibanding dollar Amerika Serikat, maka Bank Indonesia

melakukan intervensi pasar dengan menjual dollar.

6. Menjaga kestabilan harga barang dan jasa

Masyarakat membutuhkan keadaan dimana harga barang dan jasa tetap stabil sehingga dapat

menjalankan usahanya. Untuk menciptakan keadaan seperti itu, maka Bank Indonesia dapat

melakukan kebijakan moneter berupa menaikkan atau menurunkan suku bunga Sertifikat Bank

Indonesia (SBI).

7. Menurunkan laju inflasi

Apabila terjadi inflasi yang tinggi, Bank Indonesia dapat melakukan kebijakan moneter untuk

menurunkan jumlah uang yang beredar (JUB). Untuk menurunkan jumlah uang yang beredar,

kebijakan moneter yang diambil dapat berupa menaikkan atau menurunkan suku bunga Sertifikat

Bank Indonesia (SBI) atau pun dengan kebijakan moneter lainnya yaitu reserve requirements.

Untuk menurunkan laju inflasi berarti jumlah uang yang beredar harus dikurangi. Untuk itu,

dengan kebijakan reserve requirements, Bank Indonesia menetapkan kenaikan cadangan

minimum dari bank-bank umum.

E. Jenis-jenis Kebijakan Moneter:

1. Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy)

Suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Untuk mengatasi

pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat

perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut juga kebijakan moneter

longgar (easy money policy).


2. Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy)

Suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Dilakukan pada saat

perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money

policy).
PENUTUP.

Kesimpulan

Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi

secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan

tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan

uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh

dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan

salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib

minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk

meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.

Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai

keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta

tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan

kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang.

Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat

dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan

dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
DAFTAR PUSTAKA.

Juli Irmayanto (2011).”Bank dan Lembaga Keuangan.Universitas Trisakti,Jakarta

Bernanke, Ben (2006). “Agregat Moneter dan Kebijakan Moneter di Federal Reserve: Sebuah
Perspektif Sejarah” . Federal .

BM Friedman ,(2001) “Kebijakan Moneter,” Abstrak. . ” Ensiklopedi Internasional & Perilaku


Ilmu Sosial. hal 9976-9984.

Mahendra, A. 2008. Analisis Kebijakan Moneter dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan


Ekonomi Indonesia. Universitas Sumatra Utara: Medan.

Anda mungkin juga menyukai