BAB I
FUNGSI DAN TUJUAN MANAJEMEN KEUANGAN
2 1
Aktiva Manajer Pasar
Perusahaan Keuangan 4b Keuangan
mengalami surplus dana kepada pihak yang memerlukan dana. Oleh karena
itu fungsi pasar keuangan adalah menjembatani proses pemindahan dana
tersebut secara langsung dan tidak langsung.
Sementara itu pasar keuntungan dapat dikategorikan dalam dua jenis
berdasarkan jatuh tempo asset keuangan yang diperjual belikan yaitu pasar
uang/money market dan pasar modal/capital market. Pasar uang adalah
tempat terjadinya transaksi asset keuangan jangka pendek/short-term
financial assets yaitu asset keuangan yang beredar kurang dari satu tahun,
seperti obligasi pemerintah, sertifikat deposito dan commercial paper. Pasar
modal adalah tempat terjadinya transaksi asset keuangan jangka
panjang/long-term financial assets yang bisa berupa obligasi, saham
preferen dan saham biasa.
BAB II
TIME VALUE OF MONEY
Pengantar
Rupiah saat ini selalu dihargai lebih tinggi daripada rupiah nanti.
Kalau seseorang akan diminta memilih untuk menerima Rp. 1.000.000,-
saat ini ataukah, misalnya Rp. 1.000.000,- satu tahun yang akan datang, dia
tentu akan memilih untuk menerima saat ini. Hal sebaliknya akan berlaku
apabila kita harus membayar atau mengeluarkan uang. Banyak para
mahasiswa yang mempraktekkan hal ini. Mereka cenderung untuk
membayar SPP mereka pada hari-hari terakhir batas pembayaran. Kalau
jumlah yang dibayar sama besarnya, mengapa harus membayar lebih awal,
kalau upaya untuk membayar sama saja ? Konsep ini penting disadari
karena seringkali analisis keuangan dilakukan terhadap data keuangan yang
disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi. Dalam situasi inflasi dianggap
tidak terlalu serius, perusahaan mungkin menggunakan historical cost
dalam pencatatan transaksi keuangan, dan diterapkan prinsip bahwa, satuan
moneter dianggap sama. Padahal nilai uang pada waktu yang berbeda
tidaklah bisa dianggap sama.
n = Lama pembungaan
FVIF i, n = Future Value Interest Factor ( Faktor bunga nilai
menda-tang ).
Yaitu nilai mendatang dari Rp. 1,- yang tersimpan di dalam rekening
selama n periode dengan penghasilan 1 persen per periode, yang sama
dengan (I + i).
Misalkan Amalia menanamkan uangnya sebesar Rp. 100.000,- di
Bank ” K ” dengan bunga 12 % / tahun atas dasar bunga majemuk
(compound value). Berapa uang Amalia setelah 5 tahun ?
Maka dapat dihitung nilai mendatang sebagai berikut :
a. Pada akhir tahun ke - 1 uang Amalia adalah :
Pokok Rp. 100.000,-.
Bunga 12 % x 100.000 Rp. 12.000,-.
Rp. 112.000,-.
b. Pada akhir tahun ke - 2 uang Amalia adalah :
Pokok Rp. 112.000,-.
Bunga 12 % x 112.000 Rp. 13.440,-.
Rp. 125.440,-.
c. Pada akhir tahun ke - 3 uang Amalia adalah :
Pokok Rp. 125.440,-.
Bunga 12 % x 125.440 Rp. 15.053,-.
Rp. 140.493,-.
d. Pada akhir tahun ke - 4 uang Amalia adalah :
Pokok Rp. 140.493,-.
Bunga 12 % x 140.493 Rp. 16.859,-.
Rp. 157.352,-.
e. Pada akhir tahun ke - 5 uang Amalia adalah :
Pokok Rp. 157.352,-.
Bunga 12 % x 157.352 Rp. 18.878,-.
Rp. 176.230,-.
PV = M x 1
(I + i)n
Atau PV = M (PVIF i, n)
Dimana :
PV = Present Value
FVIF i, n = Future Value Interest Factor (Faktor bunga nilai
menda-tang)
Yaitu nilai sekarang dari Rp. 1,- yang jatuh tempo n
periode dimasa datang yang didiskontokan dengan i
persen per periode.
Misalkan Ari akan menerima pembayaran sebesar rp. 1,5 juta 3
tahun yang akan datang. Berapakah Present Value uang itu sekarang
bila tingkat bunga adalah 9 %. Maka uang yang akan diterima Ari
nilai sekarangnya :
PV = 1.500.000 x 1
(I + 0,09)3
= 1.500.000 (0,77218)
= Rp. 1.158.070,-.
= 1.000.000 (I,01)36
= Rp. 1.430.768,76
2. Pembungaan Harian
Misalkan soal di atas, dihitung berdasarkan bunga harian (360
hari), maka nilainya akan sebesar :
3 x 360
FV = 1.000.000 ⎡⎢1 + 0,12 ⎤⎥
⎣ 360 ⎦
= 1.000.000 (0,00033333)1080
= Rp. 1.433.243,30
Memudahkan perhitungan n yang terlalu besar maupun bunga
yang tidak genap atau besar. Lebih mudah dilakukan dengan
menggunakan Logaritma sebagai berikut :
n atau i
n atau i
Nilai sekarang dari suatu jumlah uang yang akan diterima pada hari
kemudian akan turun jika tanggal pembayarannya diperpanjang ke
depan dan bahwa laju penurunan akan lebih tajam jika suku bunga
(diskonto) naik. Jika digunakan tingkat diskonto yang relatif tinggi,
maka dana yang akan jatuh tempo dikemudian hari akan memiliki
nilai yang sangat kecil pada waktu sekarang, dan bahkan dengan
tingkat diskonto yang relatif rendah, nilai dari dana yang jatuh tempo
di depan akan sangat kecil.
BAB III
KONSEP INVESTASI / CAPITAL BUDGETING
Rp. 100.000,-.
tahun
Cash outflow
2. Payback Period
Payback Period (Metode Payback) adalah nilai suatu
investasi dengan melihat waktu yang diperlukan agar
akumulasi arus kas bersih sama dengan initial investment,
atau mengukur
Investasi Netto
PP =
Arus Kas Bersih
Jika arus kas bersih setiap tahun sama, maka untuk mencari
periode payback dilakukan dengan cara interpolasi sampai
investasi netto kembali.
Kelebihan Metode Payback :
1. Metode ini sederhana.
2. digunakan untuk mengukur likuiditas proyek.
Dimana :
r = adalah internal rate of return yang dicari dengan trial and
error
Dengan metode IRR suatu investasi akan diterima
apabila IRR investasi tersebut lebih besar daripada biaya modal
(k) dan menolak investasi tersebut apabila IRR lebih kecil
daripada biaya modal (k).
a. Payback Period
Investasi Rp. 2.000.000.000,-.
Tahun 1 Rp. 790.000.000,-.
Rp. 1.210.000.000,-.
Tahun 2 Rp. 790.000.000,-.
Rp. 420.000.000,-.
Tahun 3 Rp. 952.500.000,-.
PP sama dengan 2 tahun 5,3 bulan
BAB IV
EVALUASI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
1. Aktiva lancar
Kekayaan perusahaan yang berupa uang tunai dan kekayaan
lain yang mudah diuangkan, misalnya : piutang, kas,
persediaan.
2. Aktiva tetap
Kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan dalam jangka waktu
lama, misalnya : gedung, mesin – mesin.
3. Aktiva yang tidak kentara
Aktiva yang secara fisik tidak dapat dilihat atau diraba tetapi
secara rill mempunyai nilai, misalnya : hak patent, hak cipta.
Pasiva terdiri dari :
1. Hutang lancar
Kewajiban finansial perusahaan yang harus dilunasi dalam
jangka waktu relatif pendek, misal : hutang dagang, hutang
deviden.
2. Hutang jangka panjang
Kewajiban finansial perusahaan yang harus dilunasi dalam
waktu lama (lebih dari satu tahun), misal : hutang obligasi.
3. Modal sendiri
Sejumlah dana yang ditanamkan pada perusahaan untuk
menjalankan kegiatannya.
b. Laporan Rugi Laba (Income Statement)
Laporan yang tujuan utamanya untuk memberikan
informasi tentang perubahan aktiva lancar dan hutang lancar.
Dalam laporan ini tidak tercantum sumber dan penggunaan dana
yang berasal dari unsur-unsur modal kerja sendiri, karena
perubahan-perubahan hanya menyangkut unsur-unsur aktiva lancar
dan hutang lancar saja.
Total Hutang
Debt to Equity Assets =
Total Modal
2. Time Interest Earned Ratio
Rasio yang mengukur seberapa besar keuntungan dapat
berkurang (turun) tanpa mengakibatkan adanya kesulitan
keuangan karena perusahaan tidak mampu membayar bunga.
Time Interest Earned Ratio =
Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT)
Beban Bunga
Penjualan
Perputaran Persediaan =
Persediaan
2. Rata - Rata Periode Pengumpulan Piutang (Average Collection
Period)
Rasio untuk mengukur efisiensi dalam pengumpulan piutang
perusahaan dengan membandingkan persyaratan penjualan
yang telah ditentukan. Dalam rata-rata periode pengumpulan
piutang sebaiknya dilengkapi dengan skedul pengumpulan
untuk melihat berapa lama piutang tersebut belum dibayar
(outstanding).
Rata-Rata Periode Pengumpulan Piutang =
Piutang
Penjualan Kredit/360
Nilai Akhir
g= = FVIF
Nilai Awal
Dengan membandingkan komponen-komponen di atas dari tahun
ke tahun, maka akan diketahui besarnya laju pertumbuhannya.
f. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)
Rasio ini merupakan ukuran prestasi perusahaan yang paling
lengkap oleh karena rasio tersebut mencerminkan kombinasi
pengaruh dari rasio risiko dengan rasio hasil pengembaliannya.
Harga Pasar
Price Earning Ratio =
Earning
Harga Pasar Saham
Market to Book Value Ratio =
Nilai Buku Per Saham
Efektivitas analisis rasio keuangan memerlukan beberapa
pengalaman dan usaha. Terdapat beberapa pendekatan dasar dalam
analisis rasio keuangan. Beberapa hubungan dasar antara rasio dan
sumber informasi yang dapat mempertinggi efektivitas analisis.
BAB V
BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)
i + N −n Nb
Cost of debt = before tax
Nb − N
2
Dimana :
I = Besarnya bunga yang dibayar
N = Nilai obligasi yang diterima pada akhir umurnya
Nb = Penerimaan bersih dari penjualan
N = Umur obligasi
Kd = Biaya sebelum pajak
Ki = Biaya sesudah pajak
t = Tarif pajak
Karena pembayaran bunga merupakan pengurangan pajak, maka
biaya setelah pajak (Ki) harus disesuaikan atas dasar setelah pajak.
Untuk menentukan Cost of Debt atas dasar after tax basis
digunakan formula :
Ki = Kb (I – t)
Misalkan :
Kita akan mengeluarkan obligasi dengan harga nominal Rp. 50
juta yang mempunyai umur 5 tahun. Hasil penjualan obligasi netto
yang kita terima sebesar Rp. 45 juta. Bunga obligasi per tahun
7,5 + 50 − 45 7,5 + 1
Kd = 5 = x 100 % = 17,89 %
50 + 45 47,5
5
4. Menyesuaikan biaya obligasi atas dasar sesudah pajak. Apabila
tarif pajak adalah sebesar 25 %.
Ki = 17,89 % (1 – 0,25) = 13,92 %
b. Biaya Saham Preferen
Biaya saham preferen adalah sebesar tingkat keuntungan yang
disyaratkan (required rate of return) oleh investor saham preferen
DI
PO =
ks - g
Dimana :
Po = Harga saham saat ini
DI = Dividen yang diharapkan pada tahun depan
Ks = Biaya modal sendiri
g = Tingkat pertumbuhan
7.244.000
Weighted average cost of capital = = 7,24 %
100.000.000
Biaya modal rata-rata atau biaya modal tertimbang (weight cost
of capital) tersebut akan berubah apabila ada perubahan struktur
modal atau perubahan biaya dari masing-masing komponen modal
tersebut. Selama struktur modal dan biaya masing-masing komponen
modal tersebut masih dapat dipertahankan, maka biaya modal rata-rata
tidak akan berubah meskipun ada tambahan modal yang digunakan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setiap tambahan dana
dalam perimbangan modal yang sama dan biaya komponennya juga
tetap sama, maka biaya modal dari tambahan modal tersebut akan
tetap sama dengan biaya modal rata-rata sebelum ada tambahan modal
dana. Dengan kata lain biaya modal marginal (marginal cost of
capital) tetap sama.
= 10,96 %
A Break in the MCC
Biaya
% modal
13 marjinal
12 Saham
preferen
10,96
Hutang Laba
Jangka Ditahan
Panjang
0 64 juta
BAB VI
STRUKTUR MODAL DAN KEUANGAN
6.1. Leverage
a. Leverage adalah penggunaan dana dimana untuk itu perusahaan
harus membayar biaya atau penghasilan yang tetap kepada
pemiliknya. Leverage dianggap positif apabila hasil yang diterima
dari penggunaan dana tersebut masih lebih besar dari biaya yang
harus dibayar oleh perusahaan atas penggunaan dana tersebut.
b. Leverage Keuangan (Financial Leverage)
Leverage Keuangan berarti penggunaan dana yang diperoleh
dengan suatu biaya yang tetap, dengan harapan akan meningkatkan
keuntungan yang diperoleh para pemegang saham biasa. Dana ini
dapat berupa pinjaman jangka panjang maupun modal saham yang
berdividen tetap (saham istimewa). Besarnya peningkatan
keuntungan yang diterima oleh para pemegang saham biasa
tergantung pada :
1. Perbandingan antara besar bunga dan dividen tetap dengan
tambahan laba yang diperoleh.
2. Risiko yang dihadapi perusahaan dengan penggunaan dana
(pinjaman jangka panjang dan saham istimewa).
3. Perubahan pengaruh pemegang saham biasa terhadap
perusahaan.
Kita akan tinjau apa yang terjadi dengan Ki, Ke, Ko apabila Degree of
Leverage (B / S) berubah – ubah.
1. Pendekatan Laba Bersih Netto (Net Income Approach)
Suatu konsep yang menjelaskan hubungan antara struktur
modal dengan biaya modal, menurut konsep ini :
- Tingkat bunga dan tingkat kapitalisasi modal sendiri terpisah
atau tidak terpengaruh oleh struktur modal perusahaan.
- Tetapi biaya rata - rata tertimbang perusahaan/biaya modal
keseluruhan (Ko) akan menurun.
- Dan nilai total perusahaan akan naik, dengan adanya penggunaan
Financial Leverage.
COC (%)
Ke
15.00
Ko
10.00 Ki
Kesimpulan :
a. (Ke) meningkat dari 18,8 % menjadi 26,7 %.
b. (Ko) tetap konstan 16 %.
COC (%)
Ke
16.00
15.00
Ko
10.00 Ki
0 B/S
DEGREE OF FINANCIAL LEVERAGE (B/S)
(Tingkat Peluang Keuangan)
COC (%)
Ke
16.00
Ko
Kd
BAB VII
KEBIJAKAN DIVIDEN
perusahaan. Untuk itu kita mulai dengan menguji dua teori kebijakan
dividen.
1. Dividend Irrelevance Theory (Teori Ketidakrelevanan Dividen)
Dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani
(MM) ini berpendapat kebijakan dividen sebenarnya tidak relevan
untuk dipersoalkan. Mereka berpendapat bahwa, nilai suatu
perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk
menghasilkan laba serta resiko bisnisnya, atau dengan kata lain
bahwa, nilai perusahaan tergantung semata-mata pada pendapzatan
yang dihasilkan oleh aktivanya, bukan pada bagaimana pendapatan
tersebut dibagi diantara dividen dan laba yang ditahan
(pertumbuhan). Teori tersebut mengasumsikan :
a. Tidak terdapat pajak pendapatan perseorangan atau
perusahaan.
b. Tidak terdapat biaya emisi atas jual beli saham.
c. Leverage keuangan tidak mempunyai pengaruh terhadap biaya
ekuitas perusahaan (Ks).
d. Kebijakan penganggaran modal perusahaan terlepas dari
kebijakan dividennya.
2. Bird – in – the – hand Theory (Teori Bird – in – the – hand)
Teori yang dikemukakan oleh Myron Gordon dan John
Lintner ini menentang asumsi dari teori MM bahwa, kebijakan
dividen tidak mempengaruhi tingkat pengembalian yang
dipersyaratkan atas ekuitas investor, Ks. Mereka berpendapat
bahwa, Ks akan naik apabila pembagian dividen dikurangi, karena
para investor lebih yakin terhadap penerimaan dari pembagian
dividen ketimbang kenaikan nilai
modal (capital gains) yang akan dihasilkan dari laba yang ditahan.
Gordon dan Lintner mengatakan bahwa, sesungguhnya investor
jauh lebih menghargai uang yang diharapkan dari dividen daripada
uang yang diharapkan dari kenaikan nilai modal karena komponen
ahsil dividen, DI/Po resikonya lebih kecil daripada komponen g
dalam persamaan total laba yang diharapkan, Ks = D1 / Po + g.
MM berpendapat bahwa Ks terlepas dari kebijakan dividen,
yang menunjukkan bahwa investor tidak peduli antara D1/Po
dengan g karena itu antara kenaikan dividen dan kenaikan nilai
modal. Menurut pandangan MM kebanyakan investor
merencanakan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka
dalam saham dari perusahaan bersangkutan atau perusahaan
sejenis, dan bagaimanapun juga resiko dari arus kas perusahaan
bagi investor dalam jangka panjang ditentukan hanya oleh resiko
dari arus kas operasinya dan bukan oleh kebijakan pembagian
dividennya.
BAB VIII
PENILAIAN SURAT BERHARGA BERPENGHASILAN
TETAP (OBLIGASI)
Vb = C
Kd
Dimana :
Vb = Nilai obligasi
C = Bunga obligasi tiap tahun
Kd = Tingkat pendapatan yang disyaratkan
5% 1.000,-
6% 833,33
7% 714,29
8% 625,-
Obligasi Jangka
Pendek
2.000
1.250
1.000 Obligasi Jangka
Panjang
6.25
0 2 3 4 5 6 7
Suku bunga
obligasi (%)
BAB IX
PENILAIAN SURAT BERHARGA BERPENGHASILAN
TIDAK TETAP (SAHAM BIASA)
- Par Value
Nilai nominal saham.
- Liquidation Value
Nilai saham pada saat perusahaan dilikuidasi.
- Book Value
Nilai buku saham.
Networth - Pref Stock
Book Value Common Stock =
Outstanding Shares
= $ 31 per share
d. Hak atas aktiva setelah pembayaran hak yang lebih senior dalam
likuidasi. Dengan demikian menerima bagian paling akhir.
5 200 (1,12)t
Atau ∑
t = 1 (1,15)t
Tahap 2 :
Present Value Pertumbuhan Konstan :
Dividen akhir tahun ke – 6 (D6) = 352,46 (1,06) = 373,61
Nilai saham akhir tahun ke-5 (P5) = 373,61/0,15 = 4.151,22
PV saham akhir tahun ke – 5 = 4.151,22 (0,4972) = 2.063,99
Dengan demikian maka nilai saham Po = Present Value Dividen 5
tahun pertama ditambah dengan Present Value saham akhir tahun
kelima :
BAB X
PORTOFOLIO
1/2
σ = ∑ ⎡⎢Pi {Ri − E (R )}2 ⎤⎥
⎣ ⎦
Sehingga :
σA = [ 0,20 (0,10 – 0,26)2 + 0,60 (0,20 – 0,02)2 + 0,20 (0,30 – 0,20)2]1/2
= 0,068
σB = [ 0,20 (0,10 – 0,26)2 + 0,80 (0,20 – 0,02)2 + 0,20 (0,30 – 0,20)2]1/2
= 0,045
Total Risiko
Risiko tidak
sistematis
Risiko
0
Jumlah Saham
Po = Di
(Ri - g)
turun. Hal yang sama berlaku apabila diperkirakan suku bunga (Rf)
akan meningkat. Oleh karena itu kalau suku bunga diperkirakan akan
naik, harga saham akan turun. Seandainya saham j mempunyai pj =
2, berarti lebih risiko daripada saham i, maka tingkat pengembalian
yang disyaratkan adalah :
Rj = 9 + (4) (2) = 17 %
Saham rata-rata (dengan tingkat sedang) dimana β = 10,
tingkat pengembalian 13 % itu sama dengan tingkat pengembalian
pasar :
RA = 9 % + 4 % (1,0) = 13 %
17 %
Bebas risiko
Rf
Risiko βi
0
Keterangan :
Grafik di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Tingkat pengembalian yang disyaratkan pada sumbu vertikal,
sedangkan risiko yang diukur dengan beta pada sumbu
horisontal.
b. Sekuritas tanpa resiko mempunyai β1 = 0, sehingga Rf
berpotongan dengan sumbu vertikal.
c. Kemiringan SML, menunjukkan seberapa jauh seluruh investor
menghindari risiko, makin besar tingkat penghindaran risiko :
- Makin curam kemiringan garis tersebut.
- Makin besar premi reiko tersebut dari setiap saham.
- Makin tinggi tingkat pengembalian yang disyaratkan atas
saham.
d. Dari grafik terlihat adanya kesesuaian antara risiko dengan
tingkat pengembalian, yaitu β1 = 0,5, βi = 2 masing - masing
BAB XI
LEASING
BAB XII
MERGER, AKUISISI DAN KONSOLIDASI
TA / TB = 10/5
TA / TB = 10/3
TA / TB = 10/1
- 10 (PA/EA) / (PB/EB)
0,8 1,2 1,5 2,0 2,5 3,0
Future Earning
Apabila keputusan merger hanya didasarkan pada
pertimbangan pengaruh jangka pendek (segera) terhadap EPS,
dan bila terjadi penurunan EPS pada awal setelah merger, merger
tidak terjadi dilakukan. Analisa yang demikian tidak
mempertimbangkan pengaruh jangka panjang merger terhadap
peningkatan pendapatan di masa yang akan datang. Apabila
dampak ” synergy ” baru dirasakan beberapa waktu setelah
merger, maka perkembangan ” future earning ” penting untuk
dipertimbangkan.
EPS yang diharapkan, dengan atau tanpa merger
EPS yang diharapkan ($)
Dengan merger
12
10 Tanpa merger
8
6
4
2
0
tahun
1 2 3 4 5
2. Market Value
Penilaian di sini menitikberatkan pada harga pasar dengan
menggunakan rasio pertukaran. Rasio pertukaran harga pasar
dihitung dengan rumus :
Harga pasar saham perusahaan yang membeli x jumlah sahan yang
ditawarkan
Harga pasar saham perusahaan yang dibeli
Misalkan harga saham perusahaan yang membeli $ 60 per
lembar dan saham perusahaan yang dibeli $ 30 per lembar.
Setelah merger EPS dan market price saham naik, berarti bahwa
maerger bisa dilakukan.
BAB XIII
PEMBELANJAAN REORGANISASI
DAFTAR PUSTAKA
Bowlin, Oswald D., John D., Martin and David F., Scott, Financial
Analysis, Second Edition, New York, Mc. Graw-Hill, Publishing
Company, 1990.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................ i
DAFTAR ISI ..................................................................................... ii
BAB I FUNGSI DAN TUJUAN MANAJEMEN KEUANGAN 1
1.1. Tujuan Perusahaan ................................................. 1
1.2. Fungsi Manajemen Keuangan ................................ 2
1.3. Perkembangan Manajemen Keuangan .................... 6
BAB II TIME VALUE OF MONEY.......................................... 9
2.1. Konsep - Konsep Nilai Waktu Uang (Time Value of
Money) ................................................................... 10
2.2. Pembungaan Bulanan, Harian dan Sebagainya ...... 17
2.3. Hubungan Antara Nilai, Waktu dan Tingkat Bunga 18
BAB III KONSEP INVESTASI / CAPITAL BUDGETING ...... 19
3.1. Pengertian Capital Budgeting.................................. 21
3.2. Metode Penilaian Profitabilitas Investasi ............... 22
3.3. Capital Rationing/Rasionalisasi Modal .................. 27
BAB IV EVALUASI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN 31
4.1. Laporan Keuangan ................................................. 31
4.2. Analisa Rasio Keuangan ......................................... 33
4.3. Metode dan Teknik Analisis ................................... 39
4.4. Analisis Du Pont...................................................... 42
BAB V BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)...................... 43
5.1. Jenis – Jenis Modal ................................................ 44
KATA PENGANTAR
P e n u l i s.
i
Program Pasca Sarjana STIE Indonesia Malang