Anda di halaman 1dari 12

INTEGRATED MARKETING STRATEGY 13P

Amirullah, SE., M.M

Dalam Pemasaran Modern harus digunakan strategy pemasaran yang terintegrasi, hal ini
mengingat sudah pesatnya perkembangan di dunia pemsaran dengan semakin banyaknya
inovasi yang dilakukan oleh para profesioal dibidang marketing. Dalam perkembangan
selanjutnya industri jasa maupun non jasa memerlukan perhatian yang khusus sehingga
pelayanan kepada konsumen nyaris tidak bisa dipisahkan dalam hal ini. Untuk itu perlu
diperhatikan konsep "Integrated Marketing Strategy 13P" berikut ini :

Profit :
Menjadi tujuan dari para pelaku dalam proses bisnis yang berjalan. Dalam hal ini banyak yang
berpeluang bisa memperoleh profit, tentunya dengan porsi dan kemampuan masing-masing.

Produser :
Memproduksi barang atau jasa dengan pengelolaan produksi sendiri atau pihak lain. Khusus
untuk produk non jasa yang biasanya dilakukan di pabrik sendiri kemudian berkembang
dengan menggunakan jasa pabrik lain untuk memproduksi barang yang dipesan dengan merk
yang dimiliki pemesan. Hal ini biasanya untuk menghindari biaya operasional produksi yang
terlalu besar.

Products :
Untuk produk barang harus dikembangkan rencana pemasaarn strategis dengan tujuan
memperkenalkan produk di pasaran. Strategi pemasaran ini akan mengalami beberapa
perbaikan dalam tahap-tahap selanjutnya.

Petterned Thinking :
Selama ini masih banyak perusahaan yang menetapkan strategi pemasarannya hanya pada
pola pikir penjual tanpa memperhatikan pola pikir pembeli, maka dari itu perlu diperhatikan
keduanya baik itu pola pikir penjual maupun pembeli. Dengan demikian perlu juga difikirkan
terlebih dahulu pola pikir pembeli sebelum ditetapkan strategi lebih lanjut. Dalam hal ini
penjual harus bekerja dengan memperhatikan nilai pelanggan dan bukan produknya semata,
perlu dipikirkan juga biaya pelanggan dan bukan harganya semata, lebih dari itu tidak boleh
diabaikan juga faktor kenyamanan dan komunikasi dan bukan promosi semata.

Planning :
Perencanaan dalam pemasaran memegang peranan penting khususnya dalam memenangkan
pertempuran dalam perebutan pangsa pasar dengan memperkenalkan sesuatu yang lebih baik,
lebih baru, lebih cepat, bahkan lebih murah.
Sebuah perencanaan pemasaran yang baik terdiri dari 6 langkah, yaitu : analisis situasional,
tujuan-tujuan, strategi, taktik, anggaran dan pengawasan.

Politics :
Bagaimanapun juga politik tetap saja memiliki pangaruh terhadap kemampuan menjual yang
dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini faktornya banyak sekali bisa berasal dari keadaan
atau situasi politik maupun keputusan politik yang ada pada saat itu. Jadi kalaupun banyak
perusahaan yang diuntungkan karena politik tentu banyak juga yang dirugikan akibat dari
politik.
1
Public Relations :
Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan dari sekedar pemborosan untuk periklanan,
yaitu dengan memindahkan dana iklan tersebut untuk public relations. Kita telah melihat
semakin padatnya iklan di media massa terutama telivisi. Bahkan terlampau padatnya iklan
sehingga pesan pendek yang disampaikan sudah tidak efektif bahkan semakin banyaknya
produk-produk yang serupa dalam iklan berakibat pada tingkat membingungkan. Konsumen
sudah pada tahapan memahami iklan sebagai rekayasa membesar-besarkan sebuah produk
sehingga konsumen bosan dan berusaha memindahkan cannel tv pada saat jeda iklan, bahkan
lebih buruk lagi iklan dianggap tidak jujur dan mengganggu.

Promotion :
Promosi penjualan meliputi berbagai alat untuk merangsang minat pembeli dan mencoba
produk. Untuk meningkatkan efisiensi promosi penjualan, menajemen harus mencatat biaya
dan pengaruh penjualan dari tiap promosi panjualan. Manajemen harus mengawasi statistik-
statistik dari Persentase penjualan dalam transaksi, Biaya tampilan, Persentase kupon yang
ditebus, dan Jumlah pertanyaan yang dihasilkan dari demonstrasi.

Price :
Bagaimana sebaiknya memberikan harga?
Memberi harga terlalu murah akan mendapat banyak penjualan, namun membuat keuntungan
menjadi sedikit. Perlakuan ini akan menarik pelanggan yang salah, yaitu mereka yang akan
dengan mudahnya hanya ingin menghemat sepeser uang mereka. Hal ini akan menimbulkan
anggapan bahwa produk yang dijual adalah produk murahan. Memberi harga terlalu mahal
akan menyebabkan perusahaan kehilangan penjualan maupun pelanggan. Pendekatan yang
standar untuk menetapkan harga adalah dengan menentukan biaya pokok dan ditambah
dengan sejumlah mark up. Namun biaya pokok produk sebenarnya tidak ada hubungannya
dengan pandangan pelanggan tentang nilai produk tersebut.

Place :
Manajemen perlu mencari penghematan distribusi. Terdapat beberapa cara untuk
meningkatkan pengendalian persediaan, lokasi gudang, dan alat pengangkutan. Satu masalah
yang seringkali timbul adalah efisiensi distribusi mungkin menurun ketika perusahaan
mengalami peningkatan penjualan yang besar. Apabila perusahaan gagal memenuhi jadwal
pengiriman yang ditentukan hanya karena mengalami peningkatan penjualan yang besar maka
pelanggan akan memberikan kesan buruk terhadap perusahan dan akhirnya berdampak pada
menurunnya penjualan.

People :
Sumberdaya manusia memegang peranan penting dalam aktifitas komunikasi pemasaran baik
untuk industri barang maupun jasa. Dalam hal ini tentu perlu ada dukungan dari berbagai
aspek seperti produk, price, place, promotion dll. Untuk menunjang kemampuan yang
memadai perlu adanya pelatihan tentang ketrampilan berinteraksi dan resolusi masalah
pelanggan.

Process :
Standar operasi prosedur yang terperinci, manual serta deskripsi pekerjaan, prosedur
pelatihan, serta standar performansi untuk fasilitas, proses, peralatan, dan pekerjaan yang

2
mencipatakan pelayanan kepada pelanggan.

Physical Evidence :
Dalam industri jasa sering disebut dengan physical evidence yang meliputi seluruh dari
penampilan tata letak interior dan eksterior, tema, dekorasi, penerangan, service counter,
kebersihan dll. Kenyamanan, kecocokan, serta kredibilitas professional. Lebih penting juga
diperhatikan penampilan dan kesehatan karyawan tentunya.

3
MANAJEMEN PEMASARAN VS MANAJEMEN PEMBEBASAN

Saat ini banyak sekali kita dengar istilah unutk menamai tenaga pemasaran, seperti Account
Executive, Marketing Executive, Sales Representative dan lain-lain, kemudian muncul juga
istilah yang lebih spesifik seperti wiraniaga untuk tenaga pemasaran pada Direct Selling serta
Business Owner unutk Multilevel Marketing. Apakah perbedaan yang sebenarnya diantara
banyak istilah itu ?

Account Executive, Marketing Executive dan Sales Representatif digunakana untuk istilah
tenaga pemasaran dalam organiasasi perusahaan yang menempatkan mereka sebagai Staff
Pemasaran dengan fasilitas gaji plus komisi, bonus, insentif dan lain-lain. Fasilitas gaji
biasanya mengharuskan mereka hadir di kantor tempat dia bekerja untuk absensi dan
membuat laporan aktifitas dan hasilnya sebagai pertanggungjawabannya. Wiraniaga dan
Business Owner memang tidak digaji tetapi lebih seperti enterpreneur yang bisa dengan
luluasa menentukan aktifitas kerja, waktu bahkan penghasilan yang dia inginkan.

Apakah dalam Manajemen Pemasaran bisa diterapkan Konsep Manajemen Pembebasan?


Untuk menjawab ini tentunya perlu kita kenali terlebih dulu istilah Manajemen Pembebasan
yang mungkin masih belum begitu populer dibanding dengan istilah Manajemen Pemasaran.
Manajemen pembebasan adalah manjemen tanpa organisasi manajemen. Disini perencanaan,
pengerjaan, pengontrolan dan pelaksanaan dalam suatu bisnis dilakukan tanpa organisasi atau
tanpa dasar manajemen.

Manajemen diserahkan kepada hukum alam dimana kontrol atas keberhasilan proyek
diserahkan pada tarik menarik antar pelaku bisnis yang dirangsang oleh kekuatan dan
kepentingan meningkatkan kesejahteraan masing-masing pelakunya.
Meskipun tidak teroganisir dalam suatu organiasasi, namun manajemen ini memiliki daya
laksana yang tinggi karena didorong oleh kebutuhan masyarakat luas.

Manajemen demikian memiliki jaringan yang dikelola secara mandiri oleh pelaku bisnis yang
memiliki motivasi tinggi untuk membuat perubahan sosial dan ekonomi.
Namun demikian ini tidak dapat disangkal telah mengubah jutaan orang untuk menjadi lebih
baik dan telah mengubah masyarakat untuk keluar dari keteraturan-keteraturan dan memulai
sesuatu dari awal yang lebih baik dan mencapai akhir yang semakin baik.

Selanjutnya pelaku tersebut membuat pola laku yang diikuti oleh orang lain baik secara sadar
maupun secara kebetulan sama pola kerjanya.
Manajemen pembebasan adalah suatu sikap untuk keluar dari jalur pemikiran umum tentang
manajemen, dimana saran-saran yang diberikan kepada setiap pelaku bisnis adalah bangunlah
sebuah usaha mandiri, ciptakanlah jaringan bisnis sendiri anda akan mampu mengontrol diri
jika keluar dari kontrol orang lain.

Atau kata-kata bombastis seperti ini; keluarlah anda dari pekerjaan untuk dapat bekerja lebih
baik, keluarlah dari pekerjaan dan pecatlah bos Anda! Hanya orangyang memiliki kepribadian
mandiri yang berani menantang sistem yang selama ini digelutinya. Orang ini suatu saat akan
4
keluar dari sistem atas kesadarannya sendiri.
Pemikiran ini didasari oleh suatu pemikiran manajemen pembebasan yang dikembangkan
oleh Tom Peters, pengarang buku In Search of Exellence bersama Robert Waterman yang
membuat tonggak bersejarah bagi perubahan arah bisnis di Amerika Serikat setelah beberapa
dekade terpuruk lesu di bawah dominasi Jepang.

Pemikiran yang terkandung dalam buku Liberation Management karya Tom Peters yang lain
merupakan pemikiran inkonvensional yang terkadang tidak rasional bagi kebanyakan orang.
Namun demikian kita perlu mencermatinya untuk dikembangkan di Indonesia dimana sistem
lama telah hancur dan sistem baru telah muncul menggantikan sistem lama.
Inti daripada manajemen pembebasan adalah kemauan untuk memilih kebebasan untuk gagal.
Ya, kebebasan untuk membuat kegagalan, mencoba dan mencoba lagi tanpa dihantui oleh
ketakutan unutk gagal dan gagal lagi.

Manajemen pemebebasan berarti manajemen untuk berbuat lebih banyak dan lebih efektif
dalam bisnis. Manajemen ini dapat dilakukan oleh setiap orang, setiap organisasi bahkan oleh
setiap bangsa.
Manajemen pembebasan dimulai dengan membuat sebuah proyek sendiri, mengerjakan
sesuatu dengan birokrasi yang dibuat sendiri, bukan mengikuti aturan yang dibuat oleh orang
lain.
Seseorang dapat mencapai hasil yang lebih baik melalui manajemen pembebasan jika orang
tersebut mampu membebaskan diri dari lingkungan aturan birokrasi yang melekat selama ini.
Jadi sebenarnya tenaga pemasar seperti wiraniaga dan Business Owner dalam Multilevel
Marketing secara sadar atau tidak sadar telah menerapkan konsep manajemen pembebasan.

5
KARAKTER PRODUK VS KARAKTER KONSUMEN
tidak terlalu berlebihan jika ada yang mengatakan bahwa ada 1001 cara untuk menjual produk
apapun itu, jasa maupun non jasa. Masalahnya adalah kenapa sudah dicoba dengan berbagai
cara penjualan tidak juga meningkat bahkan cenderung menurun. Apalagi kalau penjualan tak
kunjung ada, sudah dipastikan akan muncul vonis bahwa barang tidak bisa dijual alias tidak
laku. Lebih spesifik dapat dirangkum dalam satu kata "Gagal !!!"

Langkah awal dalam memasarkan produk adalah kenali terlebih dahulu karakter produk dan
karakter konsumen yang akan dijadikan sasaran. Kedua karakter ini akan dapat menentukan
secara efektif terhadap banyak hal dalam pengambilan keputusan dan strategi pemasarannya.
Misalnya, penentuan saluran distribusi/jaringan yang dapat dipakai, sistem pemasaran,
kebijakan harga dan lain-lain.

Langkah berikutnya pilih sistem pemasaran, jaringan distribusi dan tentunya kebijakan-
kebijakan yang tepat. Dengan demikian langkah yang akan diambil dalam strategi pemasaran
akan lebih jelas dan terfokus. Bayangkan kalau karakter produk dan karakter konsumen tidak
diketahui dengan jelas! Yang terjadi adalah trial dan error yang akan banyak menghabiskan
biaya yang tidak perlu dan yang lebih parah lagi pemborosan biaya tersebut tidak diikuti
dengan meningkatnya penjualan.

Philip Kotler dalam Manajemen Pemasaran buku dua lebih spesifik mengulasnya dalam kiat
komunikasi, dalam komunikasi pemasaran yang meliputi : pengiklanan, promosi penjualan,
hubungan masyarakat, penjualan personal dan pemasaran langsung masih merupakan contoh
bagaimana kita mengelola bauran promosi saja. Namun demikian pemahaman terhadap
karakter produk dan karakter konsumen sudah sangat dibutuhkan.

Pemahaman karakter produk dan karakter konsumen sangat dibutuhkan oleh seorang
komunikator dalam mengembangkan komunikasi yang efektif, untuk itu komunikator harus
dapat mengidentifikasi audiens sasaran, menentukan tujuan komunikasi, merancang pesannya,
memilih saluran komunikasi, mengalokasikan total anggaran promosi dan menegelola serta
mengkoordinasikan seluruh proses komunikasi pemasaran.

Dalam praktek pemasaran, kita sering melihat banyak produk suplemen dan obat sukses
sipasarkan melalui sistem multilevel marketing/direct selling. Kenapa demikian ? Tapi kenapa
pula ada yang berhasil memasarkan melaui penjualan di open market ?

Menjawab pertanyaan diatas tentu akan lebih mudah apabila sudah dikenali karakter produk
dan karakter konsumennya terlebih dahulu. Suplemen dan obat adalah jenis produk yang
memiliki marjin sangat tinggi. Bahkan menurut pengamatan saya, ada yang mencapai lebih
dari 90% artinya untuk harga suplemen obat yang dijual dipasaran sampai Rp. 100.000,- biaya
yang dikeluarkan oleh produsen dari bahan hingga packaging kurang dari Rp. 10.000,-
sehingga masih besar dana yang bisa dialokasikan untuk biaya pemasaran meskipun sudah
dipotong laba bersihnya.

Sedangkan konsumen dari produk ini adalah bisa siapa saja dari berbagai kalangan dan usia,
namun karena produk seperti ini sangat spesifik dari segi bahan, dosis maupun fungsi dan
manfaatnya. Maka produk seperti ini membutuhkan penjelasan yang spesifik pula.
6
Dalam komunikasi pemasaran tentu akan direkomendasikan untuk memasarkan produk jenis
ini melalui cara presentasi. Jadi wajar kalau sistem multilevelmarketing/direct selling adalah
sistem yang tepat untuk memasarkan produk jenis ini. Kalaupun ada anggapan sebagaian
orang bahwa membangun jaringan multilevel marketing membutuhkan biaya yang besar tentu
tidak begitu jadi masalah karena produk ini memiliki marjin yang sangat besar pula.

Lalu bagaimana dengan kenyataan bahwa banyak produk jenis ini juga bisa sukses dipasarkan
melalui open market? Lagi-lagi jawabannya hampir sama dengan uraian di atas. Yang
membedakan adalah alokasi dana yang seharusnya untuk membiayai jaringan dialihkan
menjadi biaya promosi secara besar-besaran melaui media elektronik dan media cetak
sehingga tugas presentasi dalam network marketing dialihkan menjadi presentasi massal
melalui media massa.

Kesimpulan dari uraian di atas memberikan keyakinan bahwa semua produk pasti bisa dijual
dengan optimal dengan catatan karakternya dikenali terlebih dahulu !!!

7
PRODUK APA YANG LAKU DIJUAL?
Saya sering mendapat pertanyaan dari orang yang akan memulai usaha baik itu calon
produsen maupun calon pedagang, pertanyaannya hampir sama, yaitu "Produk Apa yang
Laku Dijual?" Jawaban saya selalu sama "Semua Produk Laku Dijual".
Jawaban saya itu ternyata membuat banyak sebagian orang bingung dan bahkan tidak
percaya, bahkan teman dekat saya menganggap saya sedang bergurau dengan jawaban itu.

Lebih ekstrim saya katakan bahwa barang yang bertolak belakang sekalipun bisa dijual secara
bersamaan bahkan di tempat dan waktu yang sama. Saya pernah menjelaskan kepada tenaga
pemasar di tempat saya bekerja dengan fakta yang mereka lihat langsung.

Kebetulan secara bersamaan di kantor tempat saya terjadi sebuah perubahan yang semua
orang memperhatikan itu. Tentu sangat mudah untuk memperhatikan perubahan itu karena
perubahan yang terjadi adalah perubahan secara fisik antara saya dan fisik dari salah satu
manajer kantor Cabang di Jakarta Pusat. Perubahannya adalah berat badan saya turun 8 kg
selama 2 bulan setelah mengonsumsi suplemen pembakar lemak untuk menguruskan badan,
sementara manajer Cabang Jakarta Pusat berat badannya naik sebanyak 5 kg setelah
mengkonsumsi obat untuk menggemukkan.

Sudah dapat ditebak kesimpulan dari fakta yang terjadi di atas dimana pada saat yang
bersamaan di tempat yang sama pula telah terjadi dua transaksi sekaligus terhadap dua produk
yang berlainan kepada dua konsumen yang berbeda.
Sudah dapat ditebak kesimpulan dari fakta yang terjadi di atas dimana pada saat yang
bersamaan di tempat yang sama telah terjadi dua transaksi sekaligus terhadap dua produk
yang berlainan kepada dua konsumen yang berbeda.

Cukup dengan satu contoh di atas seluruh peserta meeting yang mengikuti training marketing
dari saya paham dengan yang saya maksud. Bahwa semua barang laku dijual !!! Tugas dari
tenaga pemasar hanyalah mempertemukan antara produk yang ditawarkan dengan konsumen
yang membutuhkan.

Apakah tugas itu mudah ? Baru pada pertanyaan ini saya yakin jawaban masing-masing
tenaga pemasar pasti berbeda. Menemukan jawaban ini tentu membutuhkan proses karena
menemukan konsumen yang tepat dengan produk yang dipasarkan memerlukan ketrampilan
dan pengalaman, bahkan lebih dari itu membutuhkan keyakinan !!!

Tidak percaya dengan pernyataan terakhir saya ? Berikut contoh dua tenaga pemasar yang
ditugaskan oleh bosnya untuk memasarkan produk di daerah yang menurut bosnya adalah
tempat yang sangat tepat untuk memasarkan produk berupa bra (BH). Sebut saja dua tenaga
pemasar itu bernama A dan B. A dan B dipanggil dan ditugaskan untuk mensurvei terlebih
dahulu ke lokasi kemudian pulang lagi untuk memberikan laporan pada bos. Pemasar A
berangkat terlebih dahulu namun langsung pulang denga muka masam dan kecewa. Bosnya
bertanya kepada A kenapa pulang dengan kekecewaan ? A menjawab bahwa daerah yang
ditunjuk bos adalah daerah yang masih primitif dimana penduduk wanitanya tidak satu pun
yang memakai bra (BH) jadi A tidak yakin kalau bra (BH) laku dipasarkan di daerah tersebut.
8
Pada hari berikutnya B berangkat ke lokasi yang sama. Dengan senang dan penuh semangat
pemasar B menemui bosnya dan melapor bahwa dia yakin omset penjualannya akan luar biasa
karena mendapatkan lokasi pemasaran dimana calon konsumennya belum satupun yang
memiliki produk yang dia jual. Dia yakin telah mempertemukan produk dan konsumen yang
tepat. Kalaupun sekarang memakai bra (BH) belum memasyarakat di wilayah tersebut, A
yakin mampu merubah kebiasaaan itu dari kebiasaan yang kurang baik menjadi lebih baik.

Dari cerita kedua diatas bertambah lagi satu kesimpulan bahwa tidak hanya produk yang
bertolak belakang saja yang bisa dipasarkan, lebih dari itu karakter konsumen yang bertolak
belakang dengan produknya juga bisa dipasarkan.

9
APAKAH MENJUAL ITU MUDAH?
Bagaimana menjadikan menjual sebagai pekerjaan yang mudah dan menyenangkan? Lebih
dari itu menjual bisa dijadikan pilihan profesi yang menjanjikan?
Banyak kalangan menganggap bahwa menjual adalah pekerjaan yang susah untuk dilakukan
bahkan lebih dari itu ada yang beranggapan bahwa menjual adalah sesuatu hal yang rendah
dan tidak prestise. Bahkan, banyak orang yang malu apabila dikatakan melakukan tugas
menjual.

Benarkah menjual merupakan pekerjaan yang susah, rendah dan tidak prestise? Tampaknya
tidak demikian. Dalam perkembangan kini terbukti bahwa keterampilan menjual sudah
dianggap lebih prestise. Hal ini dikaitkan dengan keberhasilan berbagai pihak, baik pihak
yang bergerak disektor informal, formal, pihak berskala kecil, menengah sampai pada tingkat
konglomerat. Pendek kata, semua pihak yang sukses kini selalu mempergunakan keterampilan
menjualnya. Salah satu bukti ialah berbagai perusahaan nasional maupun multinasional yang
dalam situasi ekonomi krisis tetap eksis, pemiliknya adalah orang yang pandai menjual barang
atau gagasannya kepada pembeli.

Menjadikan menjual sebagai pekerjaan yang mudah bagi sebagian besar orang adalah
anggapan yang sulit, apalagi menjadikan pekerjaan menjual sebagai profesi.

Untuk menjawab bahwa menjual itu mudah perlu adanya pembuktian. Salah satu pembuktian
yang paling mudah dipahami adalah kemampuan setiap orang menjual sesuatu pada saat
keadaan yang benar-benar mendesak seperti misalnya keadaan dimana seseorang tidak punya
uang sama sekali sementara perlu uang mendesak untuk membiayai anak di rumah sakit atau
istri sedang melahirkan. Apabila sudah terdesak seperti itu maka sudah pasti barang apa saja
yang dia miliki mampu dia jual, bahkan dalam hitungan menit. Contoh kasus ini telah
membuktikan bahwa menjual itu mudah. Cuma masalah yang muncul adalah harga yang dia
dapat biasanya lebih rendah dari pada harga pasaran yang sebenarnya.

Untuk ketrampilan menjual sehingga mampu menjual barang atau jasa sesuai dengan harga
yang wajar atau yang diinginkan memerlukan ketrampilan khusus yang bisa dipelajari
maupun melalui proses. Salah satu pemahaman yang baik terhadap produk yang ditawarkan.

Apabila sudah memiliki bekal keyakinan setelah membaca contoh di atas dan mendapatkan
kesimpulan bahwa menjual itu mudah perlu ada tiga bekal lagi yang harus dimiliki sebelum
benar-benar melangkah pasti menjadikan tenaga penjual sebagai profesi, tiga bekal tersebut
adalah Menentukan tujuan hidup, Membangkitkan motivasi, dan Menanamkan rasa percaya
diri.

Seberapa pentingkah menentukan tujuan dalam hidup? Sebuah studi yang dilakukan terhadap
para wisudawan dan wisudawati Universitas Yale pada tahun 1953 menunjukkan 27 persen
tidak mempunyai tujuan sama sekali, 60 persen mempunyai tujuan yang samar-samar, 10
persen mempunyai tujuan yang jelas, dan 3 persen bukan saja mempunyai tujuan yang
SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, dan Time Limit) tetapi juga
menuliskan tujuan mereka dalam bentuk dream list dan memvisualisasikan tujuan itu dalam
bentuk dream book. Memiliki tujuan yang jelas dengan konsep SMART memiliki tingkat
10
keberhasilan yang besar dibandingkan dengan tujuan yang masih samar-samar.

Segala usaha yang dilakukan oleh manusia akan dapat berdampak baik/mencapai hasil yang
baik jika didukung dengan motivasi yang kuat. Dengan motivasi yang kuat, seseorang dapat
melakukan hal-hal yang istimewa, yang mustahil dilakukan pada situasi biasa.

Motivasi muncul karena adanya keinginan kuat yang berkaitan dengan adanya kebutuhan
dalam diri orang yang menuntut pemenuhannya. Segala pekerjaan akan sulit bejalan dan
berkembang jika kita tidak memiliki motivasi untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.

Percayalah bahwa Anda sanggup mengambil tindakan yang tepat, jika timbul kesulitan-
kesulitan. Dalam otak kita ada juru gambar, yang kita namakan daya khayal. Apabila ia hanya
membuat kegagalan dan putus asa, maka ia adalah musuh Anda. Sebaliknya jika ia membuat
gambaran-gambaran perbaikan dan kemenangan, maka ia adalah sahabat Anda paling baik.

Seberapa hebat seseorang memang tidak bisa lepas sepenuhnya dari psikoneurosis, dimana
rasa takut, malu, tidak percaya diri, dan lain-lain masih tetap ada meskipun itu sedikit. Jadi
perlu dilatih supaya psikoneurosis tidak terlalu mendominasi diri, dan itu bisa tumbuh
bersamaan dengan tumbuhnya rasa percaya diri.

Tumbuhkan rasa percaya diri Anda dan yakinlah bahwa menjual itu mudah dan jangan ragu-
ragu untuk menjadikan menjual sebagai profesi.

11
KONSEP 13P UNTUK MENENTUKAN STRATEGI
PEMASARAN
Pemikiran yang terus berkembang dari para profesional dibidang marketing telah melahirkan
banyak pendapat yang berhubungan dengan dunia pemasaran tentunya, kita telah banyak
mendengar beberapa konsep pemikiran yang berhubungan dengan ini, misalnya konsep
marketing mix 4P yang sudah sangat populer di dunia marketing, kemudian berkembang pula
konsep 7P untuk industri jasa.

Konsep bauran pemasaran dari marketing mix 4P yang terdiri dari Produk, Price, Place, dan
Promotion sudah tidak asing lagi, bahkan bauran pemasaran indusri jasa 7P (marketing mix
industri jasa) yang terdiri dari Produk, Price, Promotion, Place, People, Proces, dan Physical
Evidence juga sudah banyak dikenal orang. Permasalahan timbul setelah sebagian orang
beranggapan bahwa ada semacam perbedaan yang signifikan antara pengelolaan bisnis jasa
dan non jasa.
Dalam dunia pemasaran, kreatifitas dan inovasi sangat dibutuhkan sehingga praktisi tidak
hanya dituntut memahami teori yang ada, karena praktisi pemasaran harus tahu bahwa tidak
semua aktivitas pemasaran selalu sesuai dengan teori yang ada di bangku kuliah. Jadi ada
yang sama dengan teori, namun banyak pula yang berbeda bahkan bertolak belakang.

Anggapan bahwa mengelola bisnis jasa berbeda dengan mengelola bisnis non jasa tidak
semuanya benar, karena saat ini beberapa perusahaan non jasa sudah memperlakukan
konsumennya seperti layaknya melayani konsumen dalam bisnis jasa.
Mengingat perkembangan yang demikian, perlu rasanya memberikan konsep pemikiran
terbaru dalam menentukan strategi pemasaran dengan konsep 13P yang terdiri dari Produser,
Product, Patterned Thinking, Planning, Politics, Public Relations, Profit, Price, Place,
Promotion, People, Proces, dan Physical Evidence.

Konsep ini merupakan pengembangan dari konsep sebelumnya yaitu bauran pemasaran 4P
dan bauran pemasaran untuk industri jasa 7P. Konsep ini juga menekankan unsur konsumen
dalam menentukan strategi pemasaran, dalam hal ini adalah konsep Patterned Thinking yang
memperhatikan pola pikir konsumen sebagai pertimbangan dalam menentukan strategi
pemasarannya.

Dalam bisnis jasa maupun non jasa tetap harus memperhatikan konsep 13P, hanya saja perlu
adanya penyesuaian dengan bidang bisnis yang digeluti, misalnya untuk bisnis jasa, Physical
Evidence bisa ditekankan pada tampilan personalnya serta kredibilitas profesionalnya,
sedangkan dalam bisnis non jasa perlu diperhatikan penampilan tata letak interior dan
eksterior, tema, dekorasi, penerangan, service counter, kebersihan, dan lain-lain.
Konsep yang menyeluruh ini bisa disebut dengan Integrated Marketing Strategy 13P, yaitu
sebuah konsep yang memperhatikan seluruh aspek dalam penyusunan strategi pemasaran.
Apapun bisnis yang sedang dijalankan sebenarnya akan berhasil apabila memperhatikan
semua aspek yang berhubungan dengan 13P ini sebelum menetapkan keputusan dan strategi
pemasaran.

12

Anda mungkin juga menyukai