STRATEGI PEMASARAN
Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategeia (stratos = militer, dan
ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal.
Strategi juga bisa diartikan sebagai suatu rencana untuk membagi dan penggunaan
kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan
tertentu.
Konsep strategi militer seringkali diadaptasi dan diterapkan dalam dunia
bisnis, terkhusus strategi pemasaran. Bisa diingat iklan rokok ”A Mild” di mana
ada seorang Indian dikerjar-kejar oleh segerombolan orang-orang Amerika, spirit
perang antar produsen rokok yang bertar rendah sangat nampak pada iklan ini
karena memang pada dasarnya pemasaran sama dengan perang yang harus
dimenangkan jika ingin tetap survive.
Untuk lebih memberikan gambaran betapa sengitnya pertempuran di dunia
bisnis dapat dipelajari dari pertempuran antar produsen sepada motor di Indonesia.
Data penjualan sampai kuartal pertama tahun 2005
(wahyublocknote.blogspot.com), Honda 53% pangsa pasar, diikuti dengan
Yamaha (23%), Suzuki (22%), Kawasaki (2%), Kanzen (0,1%), Kymco (0,1%)
dan Piaggio (0,1).
Peringkat penjualan sepeda motor tersebut tetap tidak mengalami
perubahan sampai dengan Bulan Juni 2007 yang menempatkan Honda pada posisi
teratas diikuti Yamaha dan Suzuki, di mana Honda menduduki penjualan
terbanyak, yakni 164 ribu unit, dan Yamaha 154 ribu unit. Sementara itu, Suzuki
berada di posisi ketiga dengan proporsi 13 persen (beritaheboh.wordpress.com).
Namun hanya dalam waktu satu bulan, yaitu Bulan Juli 2007
menempatkan Yamaha pada posisi teratas dalam penjualan sepeda motor diikuti
Honda dan Suzuki. Data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia menunjukkan,
1
2 Strategi Pemasaran
penjualan sepeda motor sepanjang Juli sebesar 364.389 unit. Penjualan sepeda
motor Yamaha unggul dengan 161 ribu unit, sedangkan Honda di posisi kedua
dengan 143 ribu unit. Adapun Suzuki berada di posisi ketiga, sebanyak 53.500
unit (beritaheboh.wordpress.com).
Walaupun pihak Honda mengatakan bahwa penurunan jumlah penjualan
mereka dan peringkat mereka di bawah Yamaha dikarenakan perusahaan
melakukan penyehatan stock di dealer. Hal ini dilakukan dalam rangka persiapan
peluncuran tiga jenis sepeda motor Honda, sehingga saluran distribusi menjadi
terhambat. Namun pada hakekatnya tingkat penjualan setiap periodenya pada
dasarnya merupakan salah satu indikator ketepatan penerapan strategi pemasaran
oleh perusahaan, sehingga saling adu strategi pemasaran menjadi hal yang tak
terelakan.
Saling adu strategi pemasaran ini akan nampak sekali dampaknya ketika
seorang calon pembeli yang tidak menemukan barang yang akan dibeli, kemudian
mencoba untuk mencari alternatif produk sejenis dari merek yang lain. Di saat
itulah keberhasilan strategi pemasaran dari masing-masing perusahaan
dipertaruhkan, di mana caoln pembeli menilai produk dari memori iklan yang
masuk ke benaknya, penilaian langsung terhadap kualitas produk dan harganya.
Sehingga bisa dibayangkan bagaimana kekuatan produk, yang merupakan
penjelmaan kekuatan strategi pemasaran dari produk itu sendiri, meyakinkan
calon pembeli untuk membeli produk itu.
Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan betapa pentingnya strategi
pemasaran bukan hanya untuk meningkatkan jumlah penjualan tetapi juga
mempengaruhi hidup dan mati dari perusahaan itu sendiri.
4. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui
produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan
menggunakannya.
5. Komunikasi pemasaran (promosi), yang meliputi periklanan, personal
selling, promosi penjualan, direct marketing, dan public relations.
Dalam merumuskan strategi pemasaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan
analitis (lihat Gambar 1). Kemampuan strategi pemasaran suatu perusahaan untuk
menanggapi setiap perubahan kondisi pasar dan faktor biaya tergantung pada
analisis terhadap faktor-faktor berikut.
Gambar 1. Model Perumusan Strategi Pemasaran
KEKUATAN DAN
KELEMAHAN
PERUSAHAAN
ANALISIS ANALISIS
PASAR SASARAN EKONOMI
DAN
TUJUAN
FORMULASI
STRATEGI
Faktor Lingkungan
Analisis terhadap faktor lingkungan seperti pertumbuhan populasi dan
peraturan pemerintah sangat penting untuk mengetahui pengaruh yang
ditimbulkannya pada bisnis perusahaan. Selain itu faktor-faktor seperti
perkembangan teknologi, tingkat inflasi, dan gaya hidup juga tidak boleh
diabaikan. Hal-hal tersebut merupakan faktor lingkungan yang harus
dipertimbangkan sesuai dengan produk dan pasar perusahaan.
Faktor Pasar
Setiap perusahaan perlu selalu memperhatikan dan mempertimbangkan
faktor-faktor seperti ukuran pasar, tingkat pertumbuhan, tahap perkembangan,
Penganggaran Pencarian
(Budgeting) Strategi
Korporasi\
Rencana Jk Panjang
Formula Planning
Strategic Thingking
Gambar 2. Fase Perkembangan Strategi Pemasaran
FASE PERTAMA :
BUDGETING DAN OVERALL STRATEGY
Munculnya strategi modern ditandai dengan dua trend yang terjadi setelah
Perang Dunia II. Trend tersebut meliputi (1) perkembangan teknik Penganggaran
(budgeting), dan (2) usaha untuk menemukan cara menciptakan strategi
perusahaan yang terintegrasi.
Budgeting
Budgeting merupakan praktik keuangan dan akuntansi untuk
mengalokasikan dana dalam suatu perusahaan. Pada tahun 1950an, strategi tidak
lebih hanya sebagai suatu bentuk dari budgeting. Tidak ada strategi yang
dinyatakan secara eksplisit, tetapi yang ada hanyalah anggaran tahunan yang
mengalokasikan dana untuk berbagai macam proyek dalam suatu perusahaan.
Pembuatan anggaran tersebut melalui proses perencanaan yang matang dengan
cara mengestimasi semua penjualan, biaya, keuntungan hingga neraca dalam
jangka waktu pendek. Jangka waktu yang relatif pendek ini belum dapat
mencerminkan suatu perencanaan strategik, sehingga penekanannya hanyalah
FASE KEDUA :
PERENCANAAN JANGKA PANJANG
Beralihnya fokus pada budgeting kepada perencanaan jangka panjang
didorong oleh empat faktor utama, yaitu:
1. Konsekuensi Budgeting Jangka Panjang
Keputusan penganggaran tahunan memiliki konsekuensi atau dampak lebih
dari satu tahun. Misalnya, jika perusahaan mendanai proyek pengembangan
produk baru, seringkali hasilnya baru dapat direalisasikan beberapa tahun
kemudian. Hal tersebut berpengaruh terhadap rencana selama beberapa tahun
kemudian (misalnya 5 tahun), yang didasarkan pada peramalan penjualan, laba,
pangsa pasar, maupun pertumbuhan pasar. Oleh karena itu penganggaran
tahunan, tersebut berkembang menjadi perencanaan dalam jangka yang lebih
panjang.
2. Minat terhadap Tujuan dan Sasaran
Minat untuk menciptakan strategi perusahaan yang terintegrasi difokuskan
pada penetapan tujuan dan sasaran perusahaan secara obyektif. Perusahaan
menetapkan tujuan dan berusaha untuk mencapainya. Budgeting yang
sederhana didorong untuk merespon maksud perusahaan secara keseluruhan.
akurat berkembang dengan pesat. Oleh karena itu, banyak digunakan model
kuantitatif, meskipun akurasinya tidak dapat diandalkan. Konsekuensinya,
rencana yang diprediksi berdasarkan peramalan menjadi keliru.
Perencanaan jangka panjang berkembang pesat pada tahun 1960an. Profesi
dalam perencanaan jangka panjang juga berkembang pesat. Manajemen puncak
menetapkan tujuan dan sasaran, kemudian perencana profesional yang bertugas
membuatkan perencanaannya.
Pada pertengahan tahun 1970an, perencanaan jangka panjang mulai
ditinggalkan. Hal ini disebabkan oleh dua alasan utama, yaitu yang berkaitan
dengan ramalan dan alokasi sumber daya.
1. Kesulitan Peramalan
Peramalan jangka panjang terbukti kurang akurat dan kerapkali meleset jauh
dari yang diharapkan. Peramalan untuk lima tahun ternyata hanya dapat
digunakan untuk satu tahun saja. Sebagai konsekuensinya, peramalan lima
tahun tersebut jadi tidak berguna. Hal ini menunjukkan bahwa peramalan
jangka panjang tidak dapat meramalkan dengan baik perkembangan dan situasi
dimasa mendatang yang penuh dengan ketidakpastian.
2. Masalah Alokasi Sumber Daya
Manajemen memiliki banyak peluang investasi, tetapi mereka tidak memiliki
alat untuk menyeleksi investasi mana yang menguntungkan. Pada setiap akhir
tahun anggaran, di mana setiap anggaran telah dialokasikan pada setiap
investasi yang dipilih, manajer sulit memastikan investasi mana yang paling
menjanjikan hasil yang optimal dan mana yang merupakan hasil dari alokasi
yang tepat.
FASE KETIGA :
FORMULA PLANNING
Bila dekade 1960an dikenal sebagai dekade perencanaan jangka panjang,
maka dekade 1970an dikenal sebagai dekade formula planning. Formula planning
merupakan skema konseptual yang konsisten dan mudah dipahami untuk
mengalokasikan sumber daya dalam organisasi yang terdiversifikasi. Ada
berbagai macam formula planning, tetapi yang paling populer adalah Boston
FASE KEEMPAT :
STRATEGIC THINKING
Strategic thinking yang mulai berkembang pada tahun 1980an
dikemukakan pertama kali oleh Porter. Strategic thinking berbeda dengan
strategic planning. Perbedaan-perbedaan tersebutlah yang berhasil mengatasi
berbagai kritik terhadap formula planning dalam dekade sebelumnya. Strategic
thinking merupakan suatu alternatif bagi setiap orang yang beranggapan bahwa
strategic planning sudah usang. Strategic thinking mencakup berbagai trend baru
dalam strategi pemasaran, seperti:
1. Peralihan dari Peramalan Menjadi Keunggulan Bersaing
Bila penyusunan strategic planning didasarkan pada peramalan, strategic
thinking lebih didasarkan terutama pada konsep keunggulan bersaing.
Keunggulan bersaing bukan merupakan ide baru, tetapi penekanannya pada
bidang pemasaran baru menjadi trend pada dekade 1980an. Keunggulan
1. Organisasi Pemasaran
Dewasa ini, persaingan tidak hanya berjumlah banyak dan menyebar luas
saja, tetapi juga terus meningkat setiap tahun. Oleh karena itu, pasar menjadi
amat kompetitif, sehingga perusahaan secara drastis mengubah strategi usaha dan
pemasarannya, tidak hanya untuk lebih dekat dengan konsumen, tetapi juga
mengatasi ancaman-ancaman persaingan dan memperkuat keunggulan
bersaingnya.
Pada lingkungan yang selalu berubah, organisasi harus memberikan
perhatiannya kepada kepuasan konsumen, sehingga menyamakan konsep pada
seluruh anggota organisasi memerlukan penggunaan tim multifungsional. Banyak
kegiatan bisnis, perencanaan produk baru, peningkatan mutu produk, pemantauan
kepuasan konsumen, pemrosesan pesanan konsumen – meminta partisipasi dari
beberapa fungsi bisnis. Penggunaan tim fungsional mendorong timbulnya
berbagai spesialisasi bisnis untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang sama,
baik evaluasi hasil maupun imbalan dipusatkan pada hasil proyek.
Membangun hubungan dengan konsumen, pemasok dan distributor di
antara fungsi-fungsi dalam organisasi sangatlah penting untuk menjadikan
organisasi yang terfokus pada konsumen. Hal yang terpenting adalah setiap orang
dalam organisasi tersebut harus mengetahui konsumen ekternal dan internalnya
serta memahami kebutuhan dan keinginan mereka. Oleh karena itu, organisasi
perlu memiliki sasaran strategis untuk mengetahui kelompok eksternal
organisasinya, yakni menetapkan subkelompok pembeli dalam pasar (segmen
pasar). Organisasi harus mengidentifikasi dan mengumpulkan data mengenai
kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin lebih menyukai atau memerlukan
berbagai macam produk atau jasa. Menurut Kotler, Phillip, dkk. (2003:13)
17
18 Strategi Pemasaran
Dari definisi di atas dapat disimpulkan beberapa hal penting tentang peran
pemasaran dalam organisasi, yaitu manajemen pemasaran terdiri dari
penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan kemampuan
perusahaan untuk mempengaruhi konsumen (produk, harga, promosi dan
distribusi). Konsep produk terdiri dari barang fisik, ide-ide dan jasa. Proses
pemasaran terjadi dari kegiatan pertukaran antara pihak-pihak (pembeli dan
penjual) yang berusaha memuaskan tujuan keduanya. Akhirnya, konsep
pemasaran ini menggambarkan proses penyebaran tanggung jawab seluruh
perusahaan, dan bukan hanya fungsi organisasi yang terspesialisasi.
Menurut Cravens, David W (1997), setiap perusahaan memiliki atribut-
atribut yang berorientasi pasar dan berorientasi ke dalam perusahaan. Penekanan
utama pada atribut yang berorientasi pasar adalah pada penetapan sasaran
konsumen strategis dan membangun organisasi yang memfokuskan diri pada
konsumen. Sudut pandang orientasi pasar adalah memberikan dasar persaingan
yang lebih menjanjikan dalam lingkungan bisnis masa kini dari pada organisasi
pada orientasi ke dalam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.
dan mengganti strategi untuk menanggapi perubahan baru yang terjadi pada
lingkungan merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Hal ini dimulai
dengan mendefinisikan misi bisnis. Misi perusahaan ini dapat berubah setiap
waktu sesuai dengan kendala yang dihadapi perusahaan. Kemudian dibuat
perencanaan strategis, yaitu analisis portofolio unit-unit bisnis secara periodik.
Perencanaan unit strategi harus berdasarkan strategi fungsional pemasaran,
keuangan dan operasional.
Aktivitas perencanaan strategis menurut Kotler, dkk (2003:100-110):
1. Mendefinisikan misi korporasi
Pada umumnya, misi dan tujuan organisasi tersusun jelas saat bisnis baru
dimualai. Setelah jangka waktu tertentu, misi itu mungkin berubah, untuk mencari
keuntungan dari peluang baru atau untuk menanggapi kondisi pasar yang baru.
Untuk mendefinisikan misinya perusahaan harus menjawab pertanyaan klasik
Peter Ducker, yaitu Apa sebenarnya bisnis kita? Siapa pelanggan kita? Apa yang
berharga bagi pelanggan? Seperti apa bisnis kita? Bagaimana seharusnya bisnis
kita?. Perusahaan yang berhasil biasanya secara terus-menerus mengajukan
pertanyaan dan menjawabnya dengan penuh pemikiran yang seksama.
Pernyataan misi yang baik memiliki tiga karakter utama, yaitu (1) berfokus
pada beberapa tujuan, (2) pernyataan misi menekankan kebijkan dan nilai yang
ingin dihormati perusahaan, yakni kebijakan yang mendefinisikan bagaimana
perusahaan berhubungan dengan berbagai pemegang kepentingan (stakeholder)
dan memperkecil batasan penafsiran individu sehingga para karyawan bertindak
secara konsisten pada hal-hal penting, (3) mendefinisikan jangkauan kompetitif
utama dimana perusahaan beroperasi, yang meliputi lingkup industri, lingkup
produk dan aplikasi, lingkup kompetensi, lingkup segmen pasar, lingkup vertikal
dan lingkup geografis.
Contoh misi dari perusahaan Samsung “Kami akan mengerahkan orang dan
teknologi untuk menciptakan produk dan layanan yang lebih unggul, sehingga
memberikan sumbangan bagi masyarakat global yang lebih baik.
Pernyataan misi hendaknya bersifat tetap, tidak direvisi walaupun ada
perubahan dalam ekonomi. Namun, sebuah perusahaan perlu mendefinisikan
ulang misinya jika misi tersebut telah kehilangan makna dan tidak lagi
memberikan arah optimal bagi perusahaan.
2. Membentuk Unit Bisnis Strategis.
Sebagian perusahaan mengoperasikan beberapa bisnis. Tujuan
mendefinisikan unit bisnis strategis perusahaan adalah untuk mengembangkan
strategi yang berbeda dan mengalokasikan dana yang sesuai. Manajemen senior
harus mengetahui bahwa bisnis portofolio umumnya meliputi “bisnis usang” dan
“harapan masa depan”. Namun, mereka tidak bisa bergatung pada kesan semata;
mereka memerlukan alat analisis untuk mengelompokkan bisnis berdasarkan
potensi untuk mencapai laba maksimal (model portfolio investasi). Pangsa pasar
relatif dibandingkan dengan pemimpin pasar yang merupakan salah satu pengukur
kekuatan bisnis. Tujuan analisis ini adalah menentukan pengalokasian sumber
daya ke dalam tiap unit bisnis dalam portfolio organisasi. Ada dua model evaluasi
portfolio bisnis yang paling dikenal, yaitu:
Gambar 1.
tagihan dan membantu bisnis lain. Jika sapi perahnya mulai kehilangan
pangsa pasar relatif, perusahaan harus memompa uang kembali ke dalamnya
agar bisa mempertahankan kepemimpinan pasar.
4. Anjing. Binsi yang memiliki pangsa pasar lemah dalam pasar yang
pertumbuhannya rendah. Perusahaan perlu mempertimbangkan bisnis ini
berdasarkan alasan yang tepat (seperti mengharapkan perubahan dalam
tingkat pertumbuhan pasar atau kesempatan baru untuk memimpin pasar).
Tujuan yang sesuai bagi sebuah UBS tidak bisa ditentukan hanya dengan
melihat posisinya dalam matriks pertumbuhan pangsa pasar. Jika faktor-faktor
lain dipertimbangkan, matriks pertumbuhan pangsa pasar dapat dilihat sebagai
kasus khusus dari matriks portofolio multifaktor seperti yang diawali
penggunaannya oleh Genela Electric (GE). Model ini ditujukkan pada Gambar 2.
di atas, dimana digambarkan posisi tujuh bisnis yang dikelola satu perusahaan.
Masing-masing bisnis dinilai berdasarkan dua dimensi utama: daya tarik
pasar dan kekuatan bisnis (Gambar 3.). Kedua faktor ini memanfaatkan pemikiran
pemasaran untuk menilai suatu bisnis. Perusahaan hanya akan berhasil jika
memasuki pasar yang menarik dan memiliki kemampuan yang diperlukan untuk
mencapai keberhasilan dalam pasar itu. Jika salah satu dari dua hal ini tidak ada,
maka bisnis tidak akan memberikan hasil yang baik. Perusahaan yang kuat tapi di
pasar yang tidak menarik atau perusahaan yang lemah di pasar menarik, tidak
akan berjalan terlalu baik.
Gambar 3.
fungsi bisnis organisasi baru. Struktur organisasi perusahaan yang ada biasanya
tidak dapat melayani kebutuhan unit diversifikasi. Oleh karena itu, praktek yang
biasanya dilakukan adalah menggunakan bisnis yang sudah melayani produk/
daerah pasar tertentu sebagai patokan divesifikasi.
Kejasama Strategis (Strategic Partnering). Perjanjian kerjasama antara dua
atau lebih perusahaan independen dimaksudkan untuk menciptakan suatu
keunggulan bersaing bagi rekannya.
strategi ini umumnya hanya memiliki sedikit lini produk dengan segmen pasar
yang sempit, karena berusaha untuk mempertahankan pasar dibandingkan
dengan memperluasnya. Dengan lingkup yang sempit, perusahaan dengan
strategi ini akan merasa lebih fokus dan bisa mempertankan pasarnya dari
sersaingan pesaing dari luar.
c. Strategi Penganalisisan (Analyzer). Perusahaan yang menggunakan strategi
ini akan menganalisis ide baru sebelum organisasi tersebut memasuki bisnis
tersebut. Para penganalisis ini akan memperhatikan dan meniru ide yang
dilakukan pesaingnya yang berhasil dalam menjalankan ide tersebut, barulah
perusahaan dengan strategi ini terjun ke dalam bisnis itu. Contonya, RCTI
dengan program Indonesian Idol dan TPI dengan KDI.
d. Strategi Reactor. Perusahaan dengan strategi ini adalah organisasi yang
bereaksi terhadap perubahan lingkungan dan membuat suatu perubahan hanya
apabila terdapat tekanan dari lingkungannya yang memaksa organisasi itu
untuk berubah. Akibatnya, tidak jarang terjadi bahwa mereka tidak dapat
memenuhi tuntutan untuk beradaptasi dikarenakan ketidaksiapan mereka, baik
karena masalah sumber daya maupun kapabilitas perusahaan.
pasar. Strategi yang tidak terdiferensiasi menjelaskan bisnis yang juga bersaing
dalam cakupan persaingan yang luas, tetapi tanpa diferensiasi produk atau jasa.
Sedangkan bisnis dengan strategi fokus adalah bisnis yang berkompetisi pada
pasar yang sempit dan hanya menggunakan satu senjata bersaing yang seragam
saja.
dari konsumen, menurunnya keunggulan biaya terjadi ketika informasi harga yang
tersedia bagi pelanggan meningkat. Misalnya berkembangnya penggunaan
internet dalam bisnis.
b. Strategi diferensiasi
Perusahaan akan menggunakan strategi diferensiasi bila ingin bersaing
dengan pesaingnya dalam hal keunikan produk dan jasa yang ditawarkan.
Keunikan tersebut dapat dilihat dari ciri produk yang menawarkan nilai-nilai yang
dicari konsumen sehingga menjadikan produk tersebut unik dan berbeda di mata
konsumen. Konsumen akan rela membayar dengan harga berapapun bagi produk-
produk yang dipersepsikan sebgai produk yang unik dan berbeda di dalamnya.
Sangat mungkin perusahaan untuk mendiferesiasikan produk mereka ke dalam
beberapa dimensi sekaligus. Misalnya, BMW yang mendiferensiasikan produknya
sebagai produk yang mampu memberikan prestise kepada penggunanya,
merupakan produk yang berkualitas tinggi dengan teknik pembuatan yang
superior.
Perusahaan yang mengadopsi strategi ini biasanya memiliki banyak lini
produk, yaitu membuat produk dengan banyak model, fitur, harga dan lain-lain
yang beragam. Karena pembuatan lini produk ini hal yang tidak murah, maka
perusahaan harus mampu mengontrol biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan
syarat tidak menghilangkan apa yang menjadi ciri diferensiasinya. Perusahaan
juga berusaha keras untuk menciptakan loyalitas merek pada konsumennya, yaitu
keadaan dimana konsumen secara konsisten mencari, membeli dan menggunakan
produk tersebut. Karena dalam strategi ini, loyalitas terhadap merek merupakan
senjata ampuh bagi perusahaan yang berbasis diferensiasi.
Kekuarangan strategi ini adalah memungkinkan pesaing untuk menirunya,
sehingga produk perusahaan tersebut kehilangan keunikannya, maka konsumen
tidak akan lagi membayar mahal dalam mendapatkannya, apabila konsumen
menjadi lebih sensitif terhdap harga (dianggap terlalu mahal), sehingga keunikan
bukanlah suatu hal yang penting lagi, nilai diferensiasi perusahaan dianggap tidak
penting oleh konsumen (terjadi perubahan kebutuhan), perusahaan memberikan
diferensiasi yang salah, sehingga merusak citra perusahaan itu sendiri.
c. Strategi Fokus
Perusahaan dengan strategi fokus melayani kebutuhan spesifik ceruk pasar.
Ia bisa memilih strategi fokus berbasis biaya atau diferensiasi. Perbedaannya
terletak pada segmentasinya yang kecil. Tiga cara melakuakn segmentasi celah
pasar adalah (1) geografis, (2) tipe konsumen, (3) segmen lini produk. Perusahaan
yang menerapkan strategi fokus berbasis biaya, bersaing dengan pesaing lain
dalam industri untuk menjadi pemimpin pasar pada celah pasar yang sempit dan
spesifik, misalnya Karce dengan jitu menembak segmen menengah ke bawah
dengan menawarkan kalkulator sederhana berharga murah. Di pihak lain,
perusahaan yang menggunakan strategi fokus yang berbasis diferensiasi bisa
menggunakan bentuk apapun yang digunakan oleh perusahaan yang berbasis
diferensiasi, yaitu dengan fitur produk, inovasi produk, kualitas produk, dan
lainnya. Yang menjadi perbedaan adalah strategi fokus berbasis diferensiasi
berspesalisasi pada suatu atau beberapa segmen pasar saja.
Keunggulan dari strategi ini adalah perusahaan paham mengenai ceruk
pasarnya dan mengenalnya dengan baik, sehingga bisa terus dekat dengan
konsumennya dan bisa menciptakan konsumen dengan loyalitas yang tinggi dan
memberikan respon dengan cepat, perusahaan bisa mendapatkan sedikit pesaing
dan penjual yang mempunyau kekuatan tawar yang lemah apabila perusahaan
menargetkan produknya pada segmen pasar yang kurang sensitif pada harga.
Sedangkan kelemahan dari strategi ini antara lain: (1) perusahaan yang
mengadopsi strategi fokus masih beroperasi pada skala kecil menyulitkan
perusahaan untuk menurunkan biaya produksi secara signifikan, (2) kemungkinan
perubahan rasa atas kebutuhan dari konsumen pada celah pasar, (3) adanya
ancaman dari perusahaan lain berbasis diferensiasi produk yang mungkin akan
mengambil celah pasar dari perusahaan dengan strategi fokus, (3) erosi
keunggulan biaya pada segmen yang sempit, yaitu selalu memungkinkan pesaing
lain meniru strategi yang digunkan perusahaan, (4) untuk jangka panjang tidak
menutup kemungkinan akan banyaknya pesaing yang mengambil pasar
perusahaan, dan (5) perusahaan bisa terjebak dengan memilih celah pasar yang
ternyata terlalu sempit.
Aspek terakhir dari strategi persaingan generik Porter yakni adanya konsep
menjadi “macet di tengah-tengah”, yang terjadi ketika suatu organiasi perusahaan
tidak berhasil dalam mencapai biaya rendah ataupun mengambil keuntungan dari
persaingan diferensiasi. Perusahaan akan macet jika ternyata biaya yang
dikeluarkan lebih besar dari pesaing atau ketika produk atau jasanya tidak cukup
terdiferensiasi untuk bisa bersaing dengan para perusahaan yang menerapkan
strategi bersaing.
Menurut Carvens (1997), beberapa pertimbangan penting untuk memberikan
kepuasan konsumen dan memperoleh keunggulan bersaing adalah:
a. Prosesnya terfokus pada konsumen.
b. Analisis kebutuhan/keinginan (persyaratan) hendaknya juga dilakukan dengan
melihat pada kelompok-kelompok pembeli yang memiliki kebutuhan/
keinginan yang sama (segmen pasar).
c. Peluang untuk memperoleh manfaat, dimana terdapat kesenjangan antara apa
yang diinginkan konsumen dengan usaha para pesaing untuk memuaskan
mereka.
d. Peluang dapat diketahui dengan mencari atribut produk/ jasa yang khusus,
dimana permintaan pembeli ada yang tidak terpuaskan.
e. Analisis kepuasan konsumen hendaknya dapat mengidentifikasi peluang yang
terbaik bagi organisasi dalam penciptaan nilai yang unggul.
merek seperti apakah produk tersebut dalam kategori ramah lingkungan atau
merupakan private label.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa estimasi elastisitas harga dari
permintaan berpengaruh negatif terhadap keuntungan, sedangkan kekuatan pasar
berpengaruh positif terhadap keuntungan. Untuk atribut produk, peneliti
menemukan bahwa karakteristik yang pasti – seperti apakah produk tersebut
dijamin buatan asli Australia, yaitu merupakan produk generik atau merupakan
health conscious – memiliki pengaruh yang positif dalam permintaan meskipun
produk generik tidak dianggap sebagai produk yang rendah mutunya. Sedangkan
untuk produk ramah lingkungan dan tidak dijamin oleh simbol bangsa memiliki
pengaruh negatif terhadap permintaan. Dari semuanya itu dapat disimpulkan
bahwa strategi diferensiasi produk sebuah perusahaan sangat berpengaruh pada
permintaan akan produk mereka, meskipun tidak semua kebutuhan konsumen
dapat diantisipasi, akan tetapi karena berpengaruh pada permintaan akan produk,
maka akan berpengaruh juga pada keuntungan yang akan dihasilkan oleh
perusahaan tersebut.
Know your enemy, know yourself and your victory will be undoubted.
Know Earth, know Heaven, and your victory will be complete
Sun Tzu
Winners are those who know the art of direct and direct strategies.
Such is the art of military maneuvers.
Sun Tzu
Pendahuluan
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam
persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan
mempertahankan pelanggan (Levitt, 1987). Agar tujuan tersebut tercapai, maka
setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan
jasa yang diinginkan konsumen dengan harga yang pantas (reasonable). Dengan
demikian, setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada
pasar sasarannya, karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai
organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen
sangat tergantung pada perilaku konsumennya. Melalui pemahaman perilaku
konsumen, pihak manajemen perusahaan dapat menyusun strategi dan program
yang tepat dalam rangka memanfaatkan peluang yang ada dan mengungguli para
pesaingnya.
Perilaku konsumen sendiri merupakan tindakan-tindakan individu yang
secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh, menggunakan dan menentukan
produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan
mengikuti tindakan-tindakan tersebut (Engel et al., 1990). Dari pengertian ini
dapat diketahui bahwa pemahaman terhadap perilaku konsumen bukanlah
pekerjaan yang mudah, tetapi cukup sulit dan kompleks, khususnya disebabkan
oleh banyaknya variabel yang mempengaruhi dan variabel-variabel tersebut
38
Strategi Pemasaran 39
kebutuhan, seperti kebutuhan psikologi (makanan, istirahat dan sex), butuh rasa
aman, butuh hubungan dengan orang lain (persahabatan), dan kebutuhan kepuasan
pribadi. Pengukuran dasar dan intesitas kebutuhan sangat penting dalam
menentukan seberapa baiknya sebuah merek dapat memuaskan kebutuhan, dan /
atau menunjukkan perubahan apa yang diperlukan untuk memberikan solusi yang
lebih baik untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
telah dipakai selama lima bulan. Ada yang mengembalikan mesin faksimili
setelah dipakai dua minggu. Ada juga yang mengembalikan pakaian segera
setelah Tahun Baru. Pokoknya, apa saja bisa dikembalikan asalkan bon
pembeliannya masih ada. Petugas penerima pengembalian (refund) menerima
tanpa mengajukan pertanyaan apapun. Padahal di Indonesia belum lagi barang
dibayar, di depan kasir sudah terpampang tulisan besar : ‘Barang yang sudah
dibeli tidak dapat dikembalikan’. Yang kedua adalah cara masing-masing toko
menghabiskan stok barang-barangnya, yang tinggal sedikit. Barang-barang itu
dilego begitu murah, Cuma sepertiga atau seperempat dari harga semula, sehingga
orang-orang berkantong tipis pun dapat memilikinya. Barang beraneka ragam,
mulai dari kemeja Polo, parfum merek-merek terkenal, setelan jas dan lain-lain.
Barang-barangnya memang tidak dalam keadaan baru 100 %. Kadang-kadang
ada cacatnya sedikit, tapi banyak pula yang cuma kemasannya yang tidak rapi
lagi.
Kedua cara ini tentu tidak akan terus dilaksanakan oleh para pengecer bila
ternyata kerugian lebih besar dari keuntungan yang diperoleh. Memang ada
konsumen yang akal-akalan, yaitu membeli untuk jangka pendek saja, sehingga
setiap waktu kelihatan memiliki barang-barang baru. Tapi menurut survey,
pembeli nakal seperti ini jumlahnya hanya sekitar 5 %. Pembeli serius jumlahnya
jauh lebih banyak.
Cara-cara di atas ternyata mampu merangsang perputaran uang dengan
lebih cepat. Sebab, ia mampu memperpendek proses pengambilan keputusan
oleh konsumen, mulai dari pengumpulan informasi sampai melakukan window
shopping, mengecek harga dan merek dari satu toko ke toko lain. Untuk
memutuskan pembelian barang-barang yang tidak rutin, konsumen umumnya
membutuhkan setidaknya dua minggu hingga dua bulan sebelum merasa mantap
dengan pilihannya dan mengambil keputusan. Dengan teknik-teknik ini praktis
hanya dibutuhkan paling lama dua minggu. Sebab, kalau barang tidak cocok atau
harga kemahalan kembalikan saja dan minta uang kembali.
a. Voice response.
Kategori ini meliputi usaha menyampaikan keluhan secara
langsung dan/atau meminta ganti rugi kepada perusahaan yang
bersangkutan, maupun kepada distributornya. Bila pelanggan melakukan
hal ini, maka perusahaan masih mungkin memperoleh beberapa manfaat.
b. Private response
Tindakan yang dilakukan antara lain memperingatkan atau
memberitahu kolega, teman atau keluarganya mengenai pengalamannya
dengan produk atau perusahaan yang bersangkutan. Umumnya tindakan
ini sering dilakukan dan dampaknya sangat besar bagi citra perusahaan.
c. Third-party response
Tindakan yang dilakukan meliputi usaha meminta ganti rugi secara
hukum, mengadu lewat media massa (melalui Surat Pembaca) atau secara
langsung mendatangi lembaga konsumen, instansi hukum dan sebagainya.
Tindakan seperti ini sangat ditakuti oleh sebagian besar perusahaan yang
tidak memberi pelayanan baik kepada pelanggannya atau perusahaan yang
tidak memiliki prosedur penanganan keluhan yang baik. Kadangkala
pelanggan lebih memilih menyebarluaskan keluhannya kepada masyarakat
luas, karena secara psikologis lebih memuaskan. Lagipula mereka yakin
akan mendapat tanggapan yang lebih cepat dari perusahaan yang
bersangkutan.
Paling tidak ada empat faktor yang mempengaruhi apakah seorang
konsumen yang tidak puas akan melakukan komplain atau tidak (Day dalam
Engel et al., 1990). Keempat faktor tersebut adalah :
1. Penting tidaknya konsumsi yang dilakukan, yaitu menyangkut derajat
pentingnya produk bagi konsumen, harga, waktu yang dibutuhkan untuk
mengkonsumsi produk serta social visibility.
c. Citra. Para eksekutif bisnis mengakui bahwa citra atau merek perusahaan
yang baik merupakan keunggulan tingkat kepuasan konsumen dari sudut
positif. Perusahaan-perusahaan menghabiskan jutaan dolar untuk
mempromosikan citra produk yang baik kepada para pembeli yang sudah
ada dan potensial. Terbentuknya citra merek (brand image) dan nilai merek
(brand equity) adalah pada saat konsumen memperoleh pengalaman yang
menyenangkan dengan produk. Walaupun tidak terlihat sebagai harta
dalam laporan keuangan perusahaan, nilai yang terbentuk dari merek atau
nama tersebut merupakan aktiva utama perusahaan, seperti merek-merek
tertentu, contoh mobil BMW, mereka mempunyai pelanggan loyal.
1) Garansi internal, yaitu janji yang dibuat oleh suatu departemen atau
divisi kepada pelanggan internalnya, yakni pemroses lebih lanjut dan
setiap orang dalam perusahaan yang sama yang memanfaatkan
hasil/jasa departemen tersebut. Garansi ini dilandaskan pada
komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik, tepat waktu akurat,
jujur dan sungguh-sungguh. Contoh : garansi internal adalah
jaminan dari Divisi Transportasi untuk mengantarkan atau
mengambil barang secara tepat waktu bagi divisi lainnya, jaminan
dari Divisi Tehnik pada suatu distributor komputer untuk
menyelesaikan reparasi komputer dengan baik dan cepat kepada
divisi lainnya, dan lain-lain.
Ada pula garansi yang awalnya diberikan oleh pemilik kartu kredit
Citibank, yaitu :
Penutup
Manusia adalah makhluk yang unik yaitu makhluk rasional sekaligus emosional.
Untuk memuaskannya, perusahaan tidak hanya sekedar memberikan pelayanan
yang fungsional tapi sekaligus pula harus yang emosional. Untuk memberikan
pelayanan yang emosional tersebut tentu harus melibatkan karyawan perusahaan
yang emosional pula. Perasaan emosional pada karyawan timbul karena mereka
merasa memiliki perusahaan. Oleh karena itu, sebelum perusahaan memuaskan
konsumen secara emosional maka perusahaan harus mampu mengajak
karyawannya untuk berpartisipasi dalam memajukan perusahaannya. Dengan
kata lain, untuk mencapai kesuksesan maka perusahaan harus mampu
memanusiakan manusia dalam organisasinya sebelum memanusiakan pelanggan.
Karyawan yang emosional sudah pasti akan mudah untuk menyalurkan emosional
benefit pada konsumennya.
A. PENDAHULUAN
Pepatah bisnis mengatakan bahwa: Fisik barang bisa saja sama persis
namun tanggapan pasar akan berbeda, tergantung pemasarannya. Hal tersebut
memang terasa benar di era sophisticated yang terjadi sekarang ini. Konsumen
benar-benar menjadi raja yang harus selalu terpuaskan sehingga akan kembali
lagi dan menjadi pelanggan yang loyal. Dalam dunia usaha teknik membuat
produk atau barang relative sama dan untuk memproduksi barang tersebut
hampir semua orang dapat melakukannya asalkan tersedia semua faktor-faktor
produksi yang diperlukan. Akan tetapi setelah produk tersebut jadi, maka yang
berperan sebagai ujung tombak perusahaan adalah bagian pemasaran. Karena
disini akan diuji ketepatan teknik pemasaran yang digunakan untuk menjual
produk tersebut. Apabila pasar menyambut bagus dan memberikan
apresiasinya dengan membeli produk maka teknik pemasaran berhasil dengan
baik, namun jika pasar lesu dan tingkat penjualan rendah maka dapat
dikatakan bahwa teknik pemasaran tidak berhasil.
Peran strategis pemasaran dalam setiap kegiatan usaha atau bisnis
hendaknya telah direncanakan dengan matang sebelum kegiatan produksi
barang dilaksanakan. Hal ini dikarenakan bahwa pemasaran memiliki peranan
strategis yang mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian antara
perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka mencari pemecahan atas dua
masalah pokok dalam setiap kegiatan usaha atau bisnis. Permasalahan pertama
adalah bisnis apa yang dikembangkan perusahaan pada saat ini dan jenis bisnis
apa yang prospektif untuk masa yang akan datang. Permasalahan yang kedua
adalah bagaimana bisnis yang telah ditetapkan tadi dapat dijalankan dengan
57
58 Strategi Pemasaran
yang tepat. Strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan sasaran konsumen
yang dituju menjadi satu syarat mutlak yang akan menjadi kekuatan dalam
strategi bisnis yang memberikan arah pada semua fungsi manajemen
perusahaan. Hal ini dikarenakan apabila perusahaan telah menentukan satu
strategi pemasaran yang akan dilaksanakan, maka semua kebijakan pada
semua fungsi manajemen juga harus mengacu pada strategi yang sama.
Apabila hal tersebut tidak dijalankan maka laju perusahaan tidak akan terarah
dengan baik serta dapat dipastikan bahwa tujuan tidak akan tercapai dengan
maksimal.
Menganalisa Pasar,
Segmentasi Pasar,
Menganalisis Pesaing,
Sistem Informasi
Pemasaran & Riset
Mendesain Strategi
Implementasi dan Pemasaran
Pengelolaan Strategi
Pemasaran
Strategi penetapan pasar
Mendesain organisasi dan penentuan posisi,
yang efektif, Strategi pemasaran
Implementasi strategi untuk situasi,
pemasaran dan Perencanaan produk
Pengendalian yang baru
terpilih.
Pengembangan
Program Pemasaran
Strategi Portfolio
Produk, Strategi
Penetapan Harga dan
Strategi Promosi
Gambar 1. Proses Pemasaran Strategis
untuk memasuki product market, cara melayani product market yang telah
ada, dan waktu yang tepat untuk memasuki pasar yang menarik, penting
artinya dalam pemilihan pemasaran strategis.
Kegiatan analisis product market meliputi kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi product market baru yang memberikan peluang
bagi perusahaan.
2. Mengevaluasi product market yang sudah ada sebagai pedoman
strategi.
3. Mengamati lingkungan dan meramalkan kecenderungan perubahan
product market.
D. Penutup
Setelah keseluruhan tahapan analisis situasi pemasaran telah dijalankan
dengan baik dan diperoleh output analisis yang tepat, maka hasil analisis
tersebut akan lebih bermanfaat apabila didukung dengan adanya sistem
informasi manajemen dalam perusahaan tersebut. Sistem informasi
manajemen yang efektif merupakan keunggulan bersaing yang penting untuk
mengingatkan perusahaan terhadap segala jenis masalah dan peluang.
Pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia di akhir dasa warsa 1990-an,
banyak sekali perusahaan bangkrut dan tidak mampu bertahan. Untuk bisa
bertahan dan berkembang, pengusaha/perusahaan harus bisa menampilkan produk
yang unik dan unggul dibandingkan para pesaingnya.
KOMPAS edisi Minggu, 9 September 2007 yang lalu memuat sebuah artikel
keluarga yang sangat menarik, yaitu pada halaman 22 yang berjudul “ SOMAH :
Menjajakan Nostalgia Masa Kecil”. Artikel tersebut mengulas tentang toko
Cemal-Cemil yang terletak di Jalan Kemang I Jakarta Selatan milik Eby Karsono
dan Yeany C. Dahlan. Toko tersebut terbilang unik karena menjual beraneka
macam makanan kecil dan mainan tradisional yang akrab bagi mereka yang duduk
di bangku sekolah dasar era 1980-an. Di toko itu orang-orang dapat membeli
jajanan dan mainan yang sempat diduga “punah” karena amat susah dicari,
misalnya permen rokok, permen karet pusan, permen karet bola warna-warni,
cokelat payung, cokelat cap jago, permen telur cecak, sitrun bubuk, congklak,
gundu, bekel, yoyo kayu, mobil-mobilan dari kayu dan kaleng, kapal otok-otok
berbahan bakar minyak kelapa, dan lain-lain. Bagi mereka yang saat ini berumur
di atas 25 tahun, barang-barang tersebut akan membawa kembali kenangan masa
kecil yang indah. Nostalgia masa kecil itulah yang coba dibidik oleh kedua
pemilik toko, yang mengaku membuka toko tersebut tahun 2002 dengan modal
awal 60 juta dengan target pasar menengah ke atas tetapi dengan harga terjangkau,
dan sekarang omsetnya telah berkembang empat kali lipat modalnya. Toko
tersebut berada di salah satu ruangan kompleks Restoran Payon yang memang
cocok dengan konsep toko tersebut karena restorannya bertema etnik Nusantara
dan serba tradisional. Jadi mereka yang berkunjung ke restoran tersebut sebagian
besar tertarik mengunjungi toko Cemal-Cemil. Karena banyaknya peminat,
66
Strategi Pemasaran 67
pemilik toko tersebut bahkan sempat membuka tujuh gerai pada saat bersamaan
di berbagai mal, festival, atau pameran terutama menjelang perayaan ulang tahun
kemerdekaan negeri ini. Ternyata pembelinya tidak hanya orang tua saja, warna-
warni makanan dan mainan itu juga menarik minat anak-anak jaman sekarang.
Beberapa artis, misalnya Tika Bisono dan Yuni Shara, pernah memesan makanan
dan mainan untuk paket kenang-kenangan (goodies bag) pada pesta ulang tahun
anak-anaknya. Hal itu membuat nama toko Cemal-Cemil makin dikenal orang
karena promosi dari mulut ke mulut, di samping itu informasinya yang lengkap
dapat diakses di www.cemalcemil.com. Contoh kasus di atas, di mana pemiliknya
jeli membidik pangsa pasar tertentu, sesuai dengan topik yang akan dibahas
berikut ini mengenai segmentasi, penentuan pasar sasaran dan posisi.
Kebutuhan(needs) dan keinginan(wants) para pembeli sangat bervariasi.
Pembeli pada umumnya menginginkan barang dan jasa yang mampu memuaskan
kebutuhannya dengan harga relatif terjangkau. Hal tersebut harus dipahami oleh
para perancang strategi pemasaran. Menurut Fandy Tjiptono dalam buku Strategi
Pemasaran disebutkan bahwa istilah kebutuhan dibedakan dengan keinginan.
Kebutuhan (needs) merupakan suatu keadaan merasa tidak memiliki kepuasan
dasar tertentu. Orang membutuhkan makanan, pakaian, tempat tinggal, keamanan,
harga diri, dan beberapa hal lain untuk bertahan hidup. Kebutuhan tidah
diciptakan oleh masyarakat atau pemasar, tetapi sudah merupakan kondisi
manusiawi. Sedangkan keinginan (wants) adalah hasrat akan pemuas tertentu dari
kebutuhan yang lebih mendalam. Orang Jepang butuh makan dan ingin sushi dan
sake; orang Amerika butuh pakaian dan mungkin ingin jas Pierre Cardin; dan
lain-lain. Pemasar dapat mempengaruhi keinginan konsumen. Selain itu, ada pula
istilah perintaan (demand) yang berarti keinginan akan produk tertentu yang
didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk membeli. Banyak orang ingin
memiliki BMW, tetapi hanya sedikit yang mampu dan bersedia membelinya.
2. Tahap analisis
Perusahaan menggunakan analisis faktorial pada data untuk membuang variabel
yang berkorelasi tinggi. Kemudian perusahaan menggunakan analisis kluster
untuk melakukan penetapan sejumlah tertentu segmen-segmen yang saling
berbeda satu sama lain.
3.Tahap pembentukan
Masing-masing kluster sekarang dibentuk dengan persyaratan perbedaan sikap,
perilaku, demografis, psikografis, dan kebiasaan konsumen media mereka. Setiap
segmen dapat diberi nama berdasarkan sifat-sifat dominan yang membedakan.
Sikap. Sikap pembeli terhadap merek sangat penting, sebab berdasarkan hasil
riset dan pengalaman yang ada menunjukkan bahwa sikap seseorang akan
mempengaruhi perilaku pembeliannya. Sikap seseorang biasanya sulit diubah
tetapi perusahaan bisa mengubahnya jika persepsi pembeli tentang merek salah,
yaitu melalui iklan.
pemasaran yaitu produk, harga, iklan, penjualan pribadi, dan promosi penjualan;
(3) mengalokasikan sumber daya ini di dalam setiap komponen program. Ada 2
pernyataan umum tentang keputusan yang akan dibuat.
-Keputusan-keputusan selalu saling berhubungan, di mana yang pertama
mendasari yang ke dua, yang kedua mendasari yang ketiga.
-Banyaknya alternatif yang tersedia, bergantung pada jumlah, penyebaran, dan
penggunaan sumber daya.
Strategi penentuan posisi ditentukan oleh kombinasi antara pertimbangan
dan pengalaman manajemen, ujicoba, beberapa percobaan (seperti uji pemasaran),
dan kadang-kadang dari riset lapangan.
Cravens menulis: A positioning strategy is usually centered on a single
brand (microwave ovens) or a line of related products (kitchen appliances) for a
specific market target. Wheter the strategy is brand-specific or broader in scope
depends on such factors as the size of product-market, characteristics of the
product or service, the number of product involved, and product interrelationship
in the consumer’s use situation.
Jadi, strategi posisi biasanya dipusatkan pada satu merek (misalnya oven
microwave) atau produk lain yang terkait (misalnya peralatan rumah tangga)
untuk target pasar yang spesifik. Yang mana strategi untuk merek khusus atau
yang lebih luas tergantung kepada beberapa faktor antara lain: ukuran pasar-
produk, karakteristik produk atau jasa, jumlah produk yang ada di dalamnya, serta
produk yang berkaitan dengan situasi penggunanya
Misalnya program pemasaran Procter & Gamble, Johnson & Johnson, dan
Cheesebrough-Pond’s memposisikan produknya dalam berbagai merek,
sedangkan General Electric Company, Caterpillar dan IBM menggunakan nama
korporatnya untuk memposisikan produknya. Ketika melayani berbagai sasaran
pasar, sebuah payung strategi melindungi multi target yang bisa digunakan untuk
beberapa komponen program pemasaran. Contohnya, iklan bisa didesain untuk
memunculkan lebih dari satu target, atau target produk yang sama untuk pembeli
berbeda melalui berbagai saluran distribusi.
Dalam jurnal Zhu, et al (2007) yang disebutkan di depan, ada yang
menarik tentang positioning ini :
When Firms consistently identify and then satisfy the desires of customers, they
accrue a positional advantage over competitors as reflected in growing sales and
larger market share. The reasoning is that buyers perceive that the firm offers
greater value in its products and services-and along dimensions that matter-and
consequently shift purchases away from rivals. Satisfied customers are also more
loyal and generate positive word of mouth, furthering market in roads by the
attentive firm. The notion of positional advantage suggests that greater consumer
orientation corresponds with higher market performance or more rewards from
market place (Day 1994; Kohl and Jaworski 1990; Narver and Slater 1990).
Jadi, mengidentifikasikan dan memuaskan hasrat para pelanggan itu menghasilkan
keuntungan posisi yang melebihi para pesaing, yang bisa meningkatkan penjualan
serta pangsa pasar. Alasannya karena para pembeli mempunyai persepsi bahwa
perusahaan itu menawarkan nilai lebih dalam produk dan jasanya lalu memilih
membelinya dibandingkan perusahaan lain. Kepuasan pelanggan menyebabkan
mereka menjadi lebih loyal lalu promosi dari mulut ke mulut. Sehingga
perusahaan yang lebih mengutamakan kepuasan pelanggan itu mendapatkan
keuntungan dalam positioning dan berhubungan dengan peningkatan market
performance atau lebih dihargai di pasar.
KESIMPULAN
1. Inti pemasaran modern terdiri atas 3 langkah pokok, yaitu segmentasi,
penentuan pasar sasaran, dan positioning. Ketiga langkah ini sering disebut STP
(Segmenting, Targeting, Positioning).
2. Analisis segmen pasar mengarahkan kegiatan perusahaan untuk meningkatkan
manfaat penentuan sasaran dan posisi perusahaan melebihi para pesaing.
Informasi dari setiap segmen membantu manajemen mendesain program
pemasaran yang efektif.
3. Keputusan menentukan pasar mana yang akan dilayani merupakan keputusan
strategis bisnis yang paling menentukan.
4.Istilah posisi (position) dalam konteks positioning kerap kali disalahartikan
sebagai posisi atau tempat produk dalam rak pajangan toko pengecer. Pengertian
tersebut keliru. Yang benar, istilah posisi di sini mengandung makna suatu
SEGMENTASI PASAR
Pemahaman tertentu keutuhan dan keinginan pembeli yang bervariasi
menjadi pedoman bagi rancangan strategi pemasaran. Pembeli biasanya
memperlihatkan preferensi dan prioritas produk yang berbeda – beda. Mereka
pada umumnya menginginkan produk dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan
mereka dengan harga yang bersaing. Permintaan pembeli yang berbeda – beda ini
sesuai dengan cara mereka menggunakan produk, memuaskan kebutuhan dan
preferensi produk, serta pola konsumsi mereka. Perbedaan – perbedaan inilah
yang menciptakan segmen pasar.
Sebagai contoh, mensegmentasikan pasar kertas. Salah satu dasar
segmentasi adalah berdasarkan penggunaan kertas – kertas digunakan untuk surat
kabar, majalah, buku pengumuman, surat, dan aplikasi lainnya. Perusahaan A
adalah, perusahaan yang bergerak pada pasar kertas, merupakan pemasok kertas
utama untuk membuat uang. Segmen pasar kertas dengan mutu tinggi hanya
memiliki konsumen tunggal yaitu Departemen Keuangan. Komitmen perusahaan
untuk membuat produk berkualitas telah melindungi keunggulan bersaingnya
dalam segmen ini, segmentasi pasar merupakan proses untuk menganalisis
perbedaan di antara pembeli di pasar.
Segmentasi pasar adalah proses menempatkan konsumen dalam
subkelompok di pasar - produk, sehingga para pembeli memiliki tanggapan yang
hampir sama dengan strategi pemasaran dalam penentuan posisi perusahaan.
Tanggapan yang hampir sama menunjukkan jumlah dan frekuensi pembelian,
loyalitas terhadap merek tertentu, dan pengukuran tanggapan pembeli lainnya.
Oleh karenanya, segmentasi merupakan proses identifikasi yang bertujuan untuk
mendapatkan pembeli dalam keseluruhan pasar.
87
88 Strategi Pemasaran
¾ Persepsi
“Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana individual memilih,
mengorganisir, dan menginterprestasikan input informasi untuk menciptakan
gambaran yang berarti di dunia. Persepsi adalah bagaimana pembeli memilih,
mengorganisasi, dan menginterpretasikan rangsangan pemasaran seperti iklan,
penjualan pribadi harga, dan produk, persepsi membentuk sikap. Pembeli
sangat selektif dalam memilih informasi yang akan diproses.
PERILAKU PEMBELIAN
Pengambilan keputusan para pembeli dapat diklasifikasikan menurut
seberapa besar keterlibatan pembeli dalam pengambilan keputusan tersebut dan
melihat apakah hal ini merupakan bagian proses pengambilan keputusan atau
kegiatan yang didasarkan atas kebiasaan saja. Keputusan dengan keterlibatan yang
tinggi mungkin jarang dilakukan, mahal, penuh risiko, dan penting untuk ego dan
kebutuhan sosial. Situasi pengambilan keputusan dapat mudah atau kompleks,
tergantung apakah merek yang dipertimbangkan merek ganda atau merek tunggal.
PEMBENTUKAN SEGMEN
Seperti telah kita ketahui secara singkat, variabel segmentasi memainkan
peranan yang sangat penting dalam proses segmentasi. Pertama – tama akan
dibahas persyaratan segmentasi, kemudian metode pembentukan segment.
Persyaratan Segmentasi
Ada lima kriteria yang berguna untuk mengevaluasi rencana segmentasi.
¾ Tanggapan Terhadap Perbedaan
Titik berat identifikasi segmen dalam pengidentifikasian daya tanggap
konsumen dalam pasar – produk pada startegi program pemasaran penentuan
posisi pasar yang berbeda. Keanekaragaman fungsi permintaan para pembeli
di pasar – produk menciptakan sebuah segmen.
¾ Segmen Dapat Diidentifikasikan
Segmen harus mudah untuk mengidentifikasi kelompok konsumen yang benar
– benar memberikan tanggapan yang berbeda. Mencari kelompok yang benar
cukup sulit, karena tidak selalu variabel yang ada sesuai untuk membagi pasar
ke dalam segmen.
¾ Biaya/Manfaat Segmentasi
Berdasarkan pendapat yang dihasilkan dan biaya yang terjadi, segmentasi
haruslah memiliki suatu nilai jika ingin dilakukan.
¾ Stabilitas Setiap Saat
Akhirnya, segmen harus menunjukkan kestabilan setiap saat, sehingga
aktivitas usaha perusahaan memiliki waktu yang cukup untuk berhasil.
Periode waktu sangat penting untuk menyelesaikan penggunaan startegi
segmentasi.
CASE:
Suzuki baru – baru ini mengeluarkan produk baru yang diberi mana Suzuki SPIN,
skuter otomatis. Produk ini dikeluarkan karena persaingan di kelas motor dengan
transmisi manual sudah sangat ketat. Sehingga Suzuki memilih target realistis
bermain di pasar skuter otomatis (skutis). Suzuki membidik segmen pelajar,
mahasiswa dan wanita untuk produk motor maticnya. Suzuki tidak ingin bersaing
sengit dengan produsen lainnya. Sehingga Suzuki memilih dulu respons pasarnya
Suzuki menerapkan target berbeda di setiap wilayah, tergantung pada potensi
pasar.
KESIMPULAN:
SEGMENTASI PASAR BERTUJAN UNTUK:
¾ Mengevaluasi kepuasan konsumen.
¾ Mencari peluang bagi produk baru.
¾ Memilih sasaran pasar.
BAB 7
RISET PEMASARAN & SISTIM INFORMASI
PEMASARAN
I. PENDAHULUAN
Pengambilan keputusan pemasaran pada hakikatnya merupakan fungsi utama
seorang manajer pemasaran dalam memaknai seluruh rangkaian aktivitasnya.
Pengambilan keputusan dapat dilakukan oleh manajer berdasarkan intuisi
manajer atas pengalamannya pada masa lalu, maupun melalui kecermatan
manajer dalam memahami masalah, menetapkan jalur alternatif, menilai
alternatif dan kemudian memilih alternatif atau mengambil keputusan.
Keputusan berdasarkan intuisi hanya efektif bila diterapkan pada
permasalahan yang berskala kecil, sedangkan permasalahan pemasaran yang
bersifat kompleks mesti diputuskan melalui pengumpulan serta pemanfaatan
data dan informasi yang relefan. Informasi berdasarkan sumbernya terdiri dari
informasi internal dan informasi eksternal. Informasi internal tersedia dalam
bentuk data operasi dan analisa penjualan, sedangkan informasi eksteral dapat
berwujud informasi tentang pelanggan, proses penyerahan produk, aktivitas
pemasaran dan kondisi persaingan.
Untuk memenuhi kebutuhan akan keempat kategori informasi ekternal
tersebut, perusahaan kerap menggunakan intelijen pemasaran. Dalam
prakteknya, intelijen pemasaran memberikan informasi yang terputus-putus
dan tidak memenuhi kebutuhan pengambilan keputusan. Akibatnya, tidak
semua permasalahan pemasaran dapat dengan mudah dipecahkan setelah
memperoleh informasi melalui intelejen pemasaran. Oleh sebab itu, riset
pemasaran akhirnya menjadi aktivitas penting untuk menjawab kebutuhan
manajer akan informasi dalam proses pengambilan keputusan.
97
98 Strategi Pemasaran
dengan permasalahan dan konteks penelitian. Selain itu, ada juga analisa
kualitatif yang kerap dikenal dengan nama analisa model. Model kualitatif
dalam riset pemasaran adalah model deskripsi dan keputusan. Modal
kuantitatif berupa linier, non-linier, deterministic, dan stokhastis
VI. PENUTUP
Informasi adalah kumpulan data terolah yang dapat dimanfaatkan sebagai
dasar dalam proses pengambilan keputusan organisasi. Suatu keputusan yang
baik, tidak dapat melepaskan diri dari dukungan informasi yang relevan
dengan lingkupan masalah yang sedang dipecahkan. Hal ini yang kemudian
oleh Winardi dikatakan bahwa Pengambilan keputusan yang baik tergantung
pada 90% informasi dan 10% penilaian. Informasi yang dimaksud adalah data
yang telah terolah namun masih terus diuji kehandalanna melalui proses
penilaian yang seksama.
Intelijen pemasaran dapat juga memainkan perannya sebagai suplier informasi
bagi manajer dalam pengambilan keputusan. Kelemahannya adalah aktivitas
yang dilakukan tidak tersistimatisir secara runtun. Akibatnya, informasi yang
disajikan seringkali terputus-putus sehingga sulit diterjemahkan oleh manajer.
Dalam konteks ini, riset pemasaran dibutuhkan untuk menyediakan informasi
yang actual bagi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajer.
Riset pemasaran sebagai suatu aktivitas yang dilakukan penuh kehati-hatian
berisikan langkah-langkah ilmiah yang runtun dan diupayakn sedapat
mungkin terbebas dari prasangka pribadi.
A.Pasar
Istilah pasar yang ditinjau lebih spesifik dari sudut pandang pemasaran
adalah bahwa pasar terdiri atas semua pelanggan potensial yang memiliki
kebutuhan atau keinginan tertentu yang mungkin bersedia dan sanggup untuk
melibatkan diri dalam proses pertukaran guna memuaskan kebutuhan dan
keinginan. (Tjiptono, 1997)
Besarnya pasar tergantung pada jumlah orang yang memiliki kebutuhan
mempnyai sumberdaya yang diminati orang atau pihak lain, dan bersedia
menawarkan sumberdaya untuk ditukar supaya dapat memenuhi keinginan
mereka. Tingkat permintaan pasar yang dihadapi sebuah perusahaan tidaklah
selalu konstan, tetapi banyak kemungkinan
Melalui analisis pasar, perlu diidentifikasi peran setiap orang dalam
pengambilan keputusan dan kriteria pembelian, hal ini sangat penting karena
mempunyai implikasi dalam merancang produk. Pasar bisa dibedakan berdasarkan
tujuan pembelianya menjadi dua macam, yaitu pasar konsumen (akhir) dan pasar
organisasi (pasar bisnis). (Tjiptono 1996).
Ukuran suatu pasar tergantung dari jumlah pembeli yang berada dalam
pasar tersebut. Pembeli potensial memiliki tiga kareterisitk pokok, yaitu
mempunyai minat penghasilan dan akses. Ada lima level difinisi pasar:
1.Pasar potensial (potential market) sekumpulan konsumen yang memiliki tingkat
minat tertentu terhadap penawaran pasar tertentu, contoh semua orang berminat
membeli sepeda motor
2 Pasar yang tersedia (avalileble market) yaitu sekumpulan konsumen yang
memiliki minat, penghasilan dan akses pada penawaran tertentu. Dalam pasar
yang tersedia konsumen juga memiliki kemampuan daya beli untuk membeli
106
Strategi Pemasaran 107
b. Segmentasi Pasar
Persamaan kebutuhan pembeli di pasar produk baru biasanya membatasi
usaha segmentasi. Oleh karena itu, ada kemungkinan mengindentifikasi beberapa
segmen yang lebih luas. Sebagai contoh, penggunaan produk yang sangat sering,
sedang, rendah dapat digunakan untuk mensegmen pasar produk yang baru
dimana penggunaannya sangat bervariasi diantara pembeli.
Segmen pasar produk yang sudah ada, dapat muncul untuk membentuk
pasar produk baru yang berbeda. Kategori segmen menjadi cukup besar untuk
memulai pasar produk baru. Sebagai ilustrasi adalah pasar komputer laptop. Pasar
yang berkembang sedemikian cepatnya sehingga menjadi pasar produk yang
berbeda di dalam pasar komputer pribadi, product tv media (DRTV) yang
mengenalkan berbagai alat dan obat serba cepat untuk mendapatkan
hasil..Mensegmen pasar produk yang baru menjadi kelompok pemakai yang lebih
besar lebih mudah dilakukan dengan menggunakan metode petimbangan.
c. Struktur Industri dan Persaingan
Pada saat pelopor pasar memasuki pasar struktur industri yang belum
ada, kecuali pasar tersebut muncul dari segmen pasar yang sudah ada, tingkat
perkembangan industri bergantung pada daya tarik pasar dan hambatan
memasuki pasar. Fase industri yang baru muncul biasanya disertai dengan adanya
promosi pasar terbesar dari perusahaan yang baru terbentuk. Studi kareteristik
pelopor pasar menunjukan bahwa perusahaan baru biasanya lebih menyukai
masuk kepasar yang baru dibandingkan perusahaan besar
Para pelopor yang mengembangkan pasar produk baru biasanya
merupakan organisasi baru yang kecil. Mereka mulai mengeksploitasi secara
khusus manfaat orang yang pertama kali bergerak pada sumberdaya baru. Para
wirausaha ini biasanya memiliki cara untuk memperoleh sumberdaya terbatas
dan harus memfokuskan pada peluang pasar yang memerlukan investasi rendah
dan rancangan organisasional yang sederhana.
Perkembangan industri dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu
penerimaan produk oleh pembeli, hambatan masuk, kinerja perusahaan untuk
melayani pasar dan harapan dimasa yang akan datang. Adanya kepemilikan
Penentuan sasaran
Ilustrasi Situasi Memasuki Pasar Untuk Produk Baru
Tabel 3
Strategi Penentuan Pasar baru Pasar yang sudah ada
sasaran
Sasaran Tunggal a.Penentuan sasaran Penentuan sasaran yang
Sasaran ganda b.Penentuan sasaran sudah ada
beberapa segmen Penentuan sasaran
yang luas beberapa pasar
pengganti
Penentu Posisi
Perusahaan yang menargetkan pasar-pasar baru akan mengembangkan
konsep penentuan posisi dan bauran pemasaran baru. Konsep ini mengarah
kepada penentuan kebutuhan , strategi sebelum memasuki pasar dan strategi
penentuan posisi pada setiap yang harus dilakukan. Perencanaan yang lebih maju
memungkinkan perusahaan mengembangkan sumberdaya yang sesuai dengan
setiap pertahana, sehingga strategi penentuan posisi selanjutnya dapat
dilaksanakan.
Keputusan penentuan posisi dan komposisi bauran dipengaruhi oleh
keadaan perusahaan. Pedoman utama bagi pelopor pasr adalah kebutuhan
konsumen sasaran dan pengetahuanya tentang produk yang ada sudah dapoat
memuaskan seperti yan gditargrtkan oleh perusahan yang baru masuk. Perusahaan
yang masuk belakangan ke pasar memperoleh manfaat berupa penilaian terhadap
tindakan penentuan sasaran dan posisi serta hasil yang masuk lebih awal.
Untuk melaksanakan strategi segmen ini perusahaan memerlukan
informasi tentang konsumen dan persaingan pada pasar yang akan dimasuki.
2. Strategi Untuk Pasar Yang Berkembang
Industri yang baru muncul akan berkembang menuju tahap
pertumbuhan. Selama tahap pertumbuhan, pembeli telah berpengalaman dengan
produk dan sudah memiliki pola tanggapan terhadap perkembangan penjualan.
Tahap pertumbuhan lebih lerdifinisi dengan baik dan ketidakpastian lebih sedikit
dibanding dengan tahap perkenalan.
a. Difinisi dan Analisis Pasar
Mengetahui faktor yang mempengaruhi kecenderungan pasar
merupakan hal penting dalam mengevaluasi daya tarik pasar sekarang dan masa
yang akan datang . Perencanaan bisnis dan pemasaran memerlukan koordinasi
yang baik dalam menyeleksi peluang , disini pendorong pasar bisa bervariasi
diantara segmen dipasar produk.(Crevans. 1996)
Tjiptono (1997) Strategi pasar yan gberkemban gbisa disebut sebagai
Early-Entry Strategi, dimana strategi ini dilaksanakan dengan memasuki pasar
segera setelah pelopor pasar memulainya. Kondisi ini bisa dikarenakan
perusahaan bermaksud menjadi pertama atau memang sengaja menunggu sampai
ada yang mempeloporinya. Tujuannya adalah untuk mencegah agar pendatang
pertama (pelopor pasar jangan sampai dapat menciptakan posisi yang kuat
didalam pasar .
Kondisi yang memungkinkan untuk menerapkan early-entry strategy ini
antar lain:
1) Bila perusahaan dapat mengembangkan loyalitas pelanggan yang kuat
berdasrkan persepsi terhadap kualitas produk dan mempertahankan
loyalitas tersebut.
2) Bilamana perusahaan dapat mengembangkan lini produk yang luas untuk
mengatasi para pesaing
3) Jika tidak ad kemungkinan keusangan teknologi
4) Apabila early-entrant dapat memprakarsai kurva pengalaman
5) Bila keuntungan biaya absolute dapay dicapai dengan komitmen awal
terhadap bahan mentah, suku cadang ,saluran distribusi dll
6) Bila struktur harga awalnya cenderung mahal karena produk tersebut
menawarkan nilai yang lebih superior dari pada produk yang digantikanya
7) Bila para calon pesaing dapat dipengaruhi sehingga mereka menganggap
pasar yang ada tidak strategis.
Persayaratan yan goerlu diperhatikan dalam early-entry strategy adalh
1) Perlu strategi pemasaran yang superior
1) Tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi untuk perusahaan yang bersaing
dengan agresif pada lingkup pasar yang luas dibanding dengan perusahaan
konservatif yang bersaing dengan pasar yang sama.
2) Tingkat kelangsungan hidup yang tinggi untuk kedua perusahaan, baik yang
agresif maupun konservatif.
e. Strategi Penentuan Sasaran dan Posisi
Cravens(1996) menjelaskan bahwa strategi penentuan pasar sasaran
yang berkembang dipengaruhi oleh beberapa faktor:
Persaingan dan Penyeleksian Dalam Pasar
Tabel 4
Konfigurasi ceruk Embrio Perkembangan Matang
Kepadatan penduduk Rendah Meningkat Tinggi
Ukuran dan tingkat Tinggi Menurun Rendah
perubahan
Bentuk organisasi Spesialisai -r Generalisasi -K Generalisasi -K
yang utama
Bentuk lainya Spesialisai -r Polymorphists Spesialissi -k
Peraga yang terbaik Spesialisai -r Generalisasi -K Generalisasi -K
organisasi kecil yang melayani satu atau beberapa segment pasar.Ada dua
penentuan sasaran dan posisi
a). Linkup pasar yang sempit
Strategi pemasaran terlihat nyata pada saat kebutuhan pembeli yang
berbeda, atau saat produk dideferensiasikan. Segemen yang tidak dilayani oleh
pesaing besar memberikan peluang kepada perusahaan kecil untuk memperoleh
keunggulan bersaing.Pemimpin pasar tidak menemukan daya tari yang cukup dari
segmen kecil dalam menentukan posisi pada segemen itu. Jika para pembeli
didalam pasar melalui kebutuhan yang hampir sama, maka organisasi kecil dapat
memperoleh keunggulan melalui spesialisasi produk. Strategi ini akan
terkonsentrasi pada produk komponen khusus.
b) Lingkup pasar yang luas.
Tujuan strategi ini adalah untuk menjangkau pembeli dalam jumlah
yang besar. Target yang khusus bergantung pada segemen yang ada dipasar .
Selama tahap pertumbuhan, pasar bisnis memiliki tiga segmen utama yaitu
perusahaan kecil, menengah dan besar.Segmen pada tahap pertumbuhan biasanya
sedikit dan diidentifikasi oleh satu atau beberapa kareteristik. Pada saat segmen
tidak terlihat jelas , penentuan sasaran ekstensif berpedoman pada profil pemebeli
umum, dan profil inilah menjadi sasarnya.
Dalam strategi penenuan posisi bervariasi , bebrap kareteristik strategi
penentuan posisi sasaran selektif dan ekstensif dapat dilihat pada tabel 5 .
Pedoman tersebut merupakan ilustrasi, karena banyaknya faktor yang
mempengaruhi pilihan strategi khusus. Contohnya, perbedaan utama sering terjadi
dalam penggunaan komponen penentuan posisi di pasra yang berbeda. Penjualan
secara pribadi sangat penting untuk target perusahaan bisnis, karena jumlah
pembeli sedikit. Untuk produk konsumsi, anggaran untuk iklan dalm
pemasarannya lebih banyak digunakan daripada anggaran untuk penjualan pribadi
pada banyak perusahaan.
KOMPAS edisi Minggu, 9 September 2007, halaman 22, artikel yang berjudul
“ SOMAH : Menjajakan Nostalgia Masa Kecil”.
131