Sistem Pemungutan
Sebagian Besar
Official Assessment
Self Assessment
KEWAJIBAN PERPAJAKAN BAGI
PERUSAHAAN
Pajak Pusat di bidang:
PPh (Baik sebagai Badan yang terkena pajak atas
Penghasilan yang diterimanya maupun sebagai
Pemotong/pemungut pajak bagi penghasilan yang
dibayarkan kepada pihak lain)
PPN & PPnBM
PBB & BPHTB
Bea Meterai
Cukai dan Pajak-
Pajak-pajak Ekspor
KEWAJIBAN PERPAJAKAN BAGI
PERUSAHAAN
Pajak Daerah
Pajak Reklame
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
BBNKB
Pajak Parkir
Dll. yang mungkin terkait dengan usaha.
KEWAJIBAN PERPAJAKAN BAGI
PERUSAHAAN
Kewajiban-kewajiban di atas meliputi:
Kewajiban- meliputi:
1. Menghitung
2. Memotong//memungut
Memotong
3. Memperhitungkan
4. Menyetor
5. Melapor dan kewajiban lainnya yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan seperti :
penyelenggaraan pembukuan atau pencatatan
pembuatan atau penerbitan serta penyimpanan
dokumen..
dokumen
HUKUM PAJAK
PERATURAN PELAKSANAAN
UU PERPAJAKAN
DARI UU PERPAJAKAN
MENGATUR KETENTUAN
FORMAL BAGI
Pasal 1 angka 2
Badan :
Sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan
baik yang melakukan usaha maupun tidak melakukan usaha.
Meliputi PT, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya,
BUMN, atau BUMD dengan nama dan dalam bentuk apapun,
Firma, Kongsi, Koperasi, DanaPensiun, Persekutuan,
Perkumpulan, Yayasan, Organisasi Massa, Organisasi Sosial
dan Politik, atau organisasi yang sejenis, Lembaga, BUT, dan
bentuk badan lainnya.
Pasal 1 angka 6
Masa Pajak
Satu bulan
Jangka waktu lain yang ditetapkan Menkeu paling lama 3 bulan
Pasal 1 angka 10
SPT harus melaporkan : objek pajak, bukan
objek pajak, pajak penghasilan yang dikenakan
PPh.Final, harta & kewajiban.
Pasal 2 ayat (3)b
Dalam upaya menjaring WP orang pribadi
tertentu yang mempunyai usaha di beberapa
tempat, mereka memiliki kewajiban untuk
mendaftarkan diri di DJP yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal dan tempat usaha
dilakukan.
Pasal 3 ayat (1)a
Bagi WP yang mendapat ijin untuk
menyelenggarakan pembukuan dengan bahasa
asing & mata uang selain rupiah yang diijinkan,
maka SPT harus dilaporkan dalam bahasa
Indonesia.
Pasal 3 ayat (4) dan ayat (5)
Jangka waktu perpanjangan penyampaian SPT
tahunan PPh adalah paling lama 6 bulan.
Pasal 7 ayat (1) dan (2)
Sanksi keterlambatan penyampaian Surat
Pemberitahuan (SPT)
Masa :
PPN Rp
Rp.. 500.000,00
Selain PPN Rp
Rp.. 100.000,00
Tahunan :
OP Rp 100.000,00
Badan Rp 1.000.000,00
Pasal 9 ayat(4)
PPh 29 harus disetor 25 maret tahun pajak
berikutnya. Atas persetujuan Dirjen Pajak bisa
diangsur/ditunda paling lama 12 bulan.
Pasal 12 ayat (2)
PPh terutang menurut SPT adalah jumlah pajak
terutang menurut UU perpajakan yang telah
dihitung oleh WP secara benar Pasti tidak perlu
lagi Surat Ketetapan Pajak.
Pasal 14 ayat (1) jo ayat (4)
Bagi PKP yang tidak membuat Faktur Pajak
tepat waktu kena denda 2% dari DPP (Dasar
Pengenaan Pajak).
Pasal 17c
Bagi WP tertentu yang mengajukan restitusi
dapat diberikan pengembalian pendahuluan
kelebihan pajak :
Untuk PPh paling lambat 3 bulan
Untuk PPN paling lambat 1 bulan
Pasal 23
Hak WP/penanggung pajak untuk mengajukan
gugatan terhadap :
Pelaksanaan surat paksa, surat perintah melaksanakan
penyitaan, pengumuman lelang.
Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan
keputusan perpajakan selain yang ditetapkan dalam
pasal 25 ayat (1) dan pasal 26.
Pasal 32 ayat (3) a
Kuasa WP memenuhi persyaratan tertentu yang
ditetapkan Menkeu antara lain :
Surat kuasa asli
Menguasai ketentuan perpajakan
Tidak pernah dihukum karena delik perpajakan yang
berkaitan dengan keuangan negara.
Menguasai ketentuan perpajakan :
Brevet dari DJP atau ijasah formal, pendidikan
perpajakan yang diterbitkan oleh lembaga pendidikan
negeri atau swasta yang diakreditasi. Min. D3
Perpajakan.
TANGGAL JATUH TEMPO PEMBAYARAN ATAU
PENYETORAN PAJAK
Pasal 9 ayat (1) UU KUP jis. KMK No. 541 /KMK.04/2000
Catatan :
Apabila tanggal jatuh tempo pembayaran/penyetoran bertepatan dengan hari libur, maka pembayaran/ penye-
penye-
toran dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya
TANGGAL JTH TEMPO PELAPORAN PAJAK
Pasal 9 ayat (1) UU KUP jo.KMK No. 541/KMK.04/2000
1 PPh Pasal 25
2 PPh Pasal 21 SPT Masa paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak
3 PPh Pasal 23/26 berakhir.
4 PPN/PPnBM
5 PPh Pasal 4 ayat (2):
a. Penjualan saham di Bursa Efek Paling lambat tanggal 25 bulan yang sama
b. Penghasilan bunga atau Paling lambat tanggal 20 dengan bulan penyetoran
diskonto obligasi di Bursa Efek
6 PPN/PPnBM atas impor dipungut DJBC SPT Masa secara mingguan paling lambat 7 hari setelah batas waktu
penyetoran pajak berakhir.
7 PPh Pasal 22, pemungutan Bendaharawan SPT Masa paling lambat 14 hari setelah Masa Pajak berakhir
APBN/D
8 PPh Pasal 22 , Pertamina,atau Badan tertentu SPT Masa paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir
Pemungut pajak
9 PPN/PPnBM oleh Bendaharawan Pemerin- SPT Masa paling lambat 14 hari setelah Masa Pajak berakhir
tah/instansi Pemerintah
10 PPN/PPnBM selain BendaharawanPemerin- SPT Masa paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir.
tah/instansi Pemerintah
Catatan : KEP.543/PJ./2000
Apabila tanggal jatuh tempo pelaporan bertepatan dengan hari libur, maka pelaporan
harus dilakukan pada hari kerja sebelumnya
Pasal 32 ayat (4)
Pengurus WP Badan Direksi, Komisaris
Pemegang Saham dan orang yang nyata –nyata
mempunyai wewenang mengambil keputusan.
PAJAK PENGHASILAN
( PPh )
Pasal 1
ADALAH
- ORANG PRIBADI
- WARISAN YANG BELUM TERBAGI
BADAN
SUBJEK PAJAK
ORANG PRIBADI :
- LAHIR/BERTEMPAT TINGGAL / BERADA DI INDO-
NESIA LEBIH DARI 183 HARI DLM 12 BLN; ATAU
- DALAM SUATU TAHUN PAJAK BERADA DI INDO-
NESIA DAN MEMPUNYAI NIAT BERTEMPAT
TINGGAL DI INDONESIA
BADAN
YANG DIDIRIKAN ATAU BERTEMPAT
KEDUDUKAN DI INDONESIA
UNTUK MENJALANKAN
USAHA ATAU KEGIATAN
DI INDONESIA
BENTUK USAHA
TETAP
Pasal 2 ayat ( 5 )
DAPAT BERUPA
PENGHASILAN
Neraca
Dicatat dalam Diposting ke
Saldo/Lajur
buku Jurnal Buku Besar
Laporan Keuangan
Buku Pembantu Komersial
Setiap Bulan
WP PPN KB/LB/Nihil
SPT Tahunan
PPh pasal 4 (2)/Final PPh OP/Badan
PPh pasal 21
Terpotong/Terpungut PPh PPh pasal 22
oleh pihak lain PPh pasal 23
PPh pasal 24
Di-
kreditkan
PPh pasal 25
Membayar sendiri PPh pd tahun berjalan STP PPh 25 PPh KB/LB/Nihil
FLN
PPh 29/28A/Nihil
Penghitungan PPh
akhir tahun
Pajak2 PBB & BPHTB Lap. Keu Pajak Kini
Lain PPhPHTB; BM (Fiskal) (PPh Terutang)
Pajak2 Daerah
Cash basis
28 DES No Entries
8 JAN Kas 1.000.000
Pendapatan 1.000.000
Accrual basis
28 DES Piutang Usaha 1.000.000
Pendapatan 1.000.000
Seharusnya::
Seharusnya
Kas 10.000.000
Pendapatan 10.000.000
Koreksi//Reklasifikasi:
Koreksi Reklasifikasi:
Kas 10.000.000
Piutang Usaha 1.000.000
Pendapatan 9.000.000