c. Marketing Mix seperti apakah yang dipakai untuk memberikan kepuasan kepada
konsumen tersebut?
Tiga keputusan tersebut menentukan arah dari strategi pemasaran perusahaan.
Strategi tersebut merupakan rencana jangka panjang yang digunakan sebagai pedoman
bagi kegiatan-kegiatan personalia pemasaran. (Swastha dan Irawan, 2012)
Para ahli pemasaran memberikan definisi tentang strategi pemasaran sepert di
bawah ini:
a. Kotler dan Amstrong (2012,72)
Pengertian Strategi Pemasaran menurut Kotler dan Amstrong adalah logika
pemasaran dimana unit bisnis berharap untuk menciptakan nilai dan memperoleh
keuntungan dari hubungannya dengan konsumen.
b. Kurtz (2011,42)
Pengertian Strategi Pemasaran menurut Kurtz adalah keseluruhan program
perusahaan dalam menentukan target pasar dan memuaskan konsumen dengan
membangun kombinasi elemen dari Marketing Mix; produk, harga, distribusi, dan
promosi.
c. Philip Kotler
Definisi Strategi Pemasaran Menurut Philip Kotler (2012) : “Strategi
Pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
pemasarannya. Strategi pemasaran berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran,
penetapan posisi, bauran pemasaran dan besarnya pengeluaran pemasaran.”
d. Pengertian Strategi Pemasaran menurut Assauri (2013:15)yaitu :
Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan
yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu,
pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan
perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu
berubah.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa strategi
pemasaran pada dasarnya merupakan suatu usaha pemasaran yang di lakukan oleh suatu
faktor biaya tergantung pada analisis pada faktor-faktor berikut ini (Fandy Tjiptono, 2010),
yaitu:
a. Faktor lingkungan
Perusahaan perlul menganalisis faktor lingkungan seperti pertumbuhan jumlah
penduduk dan perubahan peraturan pemerintah yang dapat mempengaruhi kegiatan
bisnis perusahaan. Perusahaan juga perlu mempertimbangkan faktor lingkungan lain
yang meliputi kemajuan bidang teknologi, inflasi, gaya hidup dan lainnya.
b. Faktor pasar
Faktor pasar terdiri dari tingkat pertumbuhan dan perkembangan pasar, trend
dalam saluran distribusi, segmen pasar, ukuran pasar, perilaku konsumen dan lainnya,
di mana suatu perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor-faktor pasar tersebut
dalam menjalankan bisnisnya.
c. Faktor persaingan
Perusahaan juga tidak boleh mengabaikan faktor persaingan yang meliputi
kekuatan dan kelemahan perusahaan pesaing, strategi apa yang diterapkan pesaing,
siapa saja yang menjadi perusahaan pesaing, bagaimana posisi produk pesaing di pasar
dan sebagainya. Sehingga perusahaan dapat menyusun strategi yang dapat
memenangkan persaingan.
d. Faktor analisis kemampuan internal
Analisis kemampuan internal mempunyai arti bahwa semua perusahaan harus
dapat mengetahui dan menilai kemampuan internal yang meliputi kekuatan dan
kelemahan perusahaan apabila dibandingkan dengan pesaingnya. Perusahaan dapat
menggunakan faktor sumber daya finansial, teknologi yang digunakan, kemampuan
dalam memproduksi, dan sebagainya untuk menilai kemampuan internal.
e. Faktor perilaku konsumen
Perusahaan dapat melakukan riset pasar untuk menganalisis perilaku dari
konsumen, dapat menggunakan metode observasi atau pun survai. Perusahaan perlu
menganalisis perilaku konsumen, mengingat hasil dari analisis tersebut dapat berguna
untuk penentuan desain produk, pengembangan produk, penetapan harga, penentuan
strategi promosi, dan pemilihan saluran distribusi yang tepat.
f. Faktor analisis ekonomi
Perusahaan dapat melakukan analisis ekonomi yang meliputi analisis pada BEP
( Break Even Point), analisis tentang resiko kerugian atau laba yang akan diperoleh,
dan lainnya. Dengan analisis tersebut perusahaan dapat memperhitungkan
kemungkinan adanya pengaruh dari setiap peluang untuk memperoleh keuntungan.
KELOMPOK BARANG I
KELOMPOK BARANG II
terjadinya perubahan selera para konsumen, atau peningkatan kemampuan daya saing
perusahaan lain yang dapat melebihi kemampuan perusahaan ini dalam melayani pasar
secara baik dan efektif.
khusus, maka biaya produksi akan semakin besar bila disbanding dari dua jenis strategi
sebelumnya.
Pengusaha dapat memilih salah satu dari tiga strategi pemasaran yang pada
dasarnya berpangkal dari dua tipe pengusaha yaitu :
a. Pengusaha Yang Mensegmentasikan Pasar.
Pengusaha yang melakukan segmentasi pasar disebut segmented. Pengusaha
dapat mengelompokkan konsumen yang berbeda, kemudian melayani pasar atau
menerapkan strategi pemasaran yang berbeda pula, sesuai dengan perbedaan sifat yang
dimiliki oleh masing-masing segmen. Dalam strategi ini berarti pengusaha menyajikan
produk yang berbeda dengan harga yang berbeda, serta promosi maupun distribusi yang
berbeda pula terhadap segmen pasar yang berbeda. Cara inilah yang biasa disebut
sebagai "pemasaran yang dibedakan “ atau"differentiated marketing”. Cara ini lebih
menjamin adanya kemungkinan bahwa perusahaan dapat memperoleh posisi
persaingan yang lebih baik (competitive advantage). Hal ini disebabkan karena
perusahaan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik atau lebih, sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumennya dibandingkan pesaing-pesaingnya
b. Pengusaha yang tidak melakukan segmentasi pasar
Pengusaha ini berarti menggabungkan semua segmen yang ada dalam pasar
yang dihadapi, oleh karena itu biasanya disebut sebagai pengusaha yang combiner.
Pengusaha yang tidak mengelompokkan dan tidak mencari sasaran pada sekelompok
segmen tertentu tetapi dia bergerak dalam pasar umum (masyarakat) yang sangat
heterogen maka hat ini berarti dia memperlakukan konsumen yang berbeda - beda itu
dengan cara atau strategi penyampaian, penyajian dan pelayanan atau marketing mix
yang sama. Jadi perlakuan sama tindakan semacam ini disebut pemasaran serba.
4. Unsur Pokok Strategi Pemasaran
Perusahaan dapat menggunakan dua atau lebih program pemasaran secara
bersamaan, sebab setiap jenis program (seperti periklanan, promosi penjualan, personal
selling, layanan pelanggan, atau pengembangan produk) memiliki pengaruh yang berbeda-
beda terhadap permintaan. Oleh sebab itu, dibutuhkan mekanisme yang dapat
mengkoordinasikan program-program pemasaran agar program-program itu sejalan dan
terintegrasi (Tjiptono dan Chandra 2012). Mekanisme ini disebut strategi pemasaran.
Umumnya peluang pemasaran terbaik diperoleh dari upaya memperluas permintaan
primer, sedangkan peluang pertumbuhan terbaik berasal dari upaya memperluas
permintaan selektif. Unsur pokok dalam strategi pemasaran tersaji dalam tabel di bawah
ini
Tabel 1.1: Unsur Strategi Pemasaran
UNSUR ALTERNATIF
Penjelasan Tabel
1) Strategi Menarik Pengguna Baru (Bukan Pengguna)
Kesediaan (willingness) atau kemampuan (ability) konsumen untuk
membeli produk dapat ditingkatkan melalui strategi ini. Sehingga jumlah pengguna
bisa bertambah.
a) Meningkatkan Kesediaan untuk Membeli
Kesediaan konsumen untuk membeli produk dapat dipengaruhi melalui
salah satu dari tiga cara berikut :
(1) Mendemonstrasikan manfaat dari bentuk produk. Cara ini sangat dilakukan
perusahaan ketika memasarkan bentuk produk yang baru.
(2) Mengembangkan produk baru dengan manfaat-manfaat yang akan lebih
menarik untuk segmen pasar tertentu.
(3) Memperkalkan dan mempromosikan produk yang sudah ada dengan
manfaat yang baru.
b) Meningkatkan Kemampuan Membeli Konsumen
Dalam membeli suatu produk, konsumen mempunyai kemampuan
untuk yang terkai dengan dua hal yaitu daya beli konsumen serta akses
Dari basis pelanggan, saat ini berbagai riset menunjukan bahwa biaya
mempertahankan pelanggan jauh lebih murah dibandingkan biaya merebut
pelanggan baru. Berikut ini ada tiga alternative strategi yang dapat dipilih, sebagai
berikut :
a) Mempertahankan tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi Banyak merek yang
berhasil dibangun di pasar dengan memfokuskan strategi programnya pada
upaya mempertahankan kepercayaan pelanggan terhadap kualitas produk
yang superior. Loyalitas pelanggan tercipta manakala pelanggan membeli
barang atau jasa dari sumber yang sama dari waktu ke waktu. Kepuasan
pelanggan merupakan penyebab utama loyalitas. Kepuasan dan loyalitas akan
semakin kuat bila didukung pula dengan ekuitas merek yang kuat.
b) Relationship marketing
Hal ini dirancang untuk meningkatkan kemungkinan terjadinya bisnis
ulangan (repeat business) melalui pengembangan hubungan yang sifatnya
formal-interpersonal dengan pelanggan. Upaya menjalin relasi jangka panjang
dengan pelanggan bisnis diimplementasikan melaui tiga pendekatan sebagai
berikut :
(1) Menambah manfaat financial, seperi halnya frequency marketing
program dan club marketing program yang dirancang untuk memberikan
reward kepada para pelanggan yang sering membeli produk atau jasa,
membeli jumlah yang cukup besar, dan atau bergabung dengan club
pelanggan tertentu.
(2) Menambah manfaat social, dengan cara melakukan personalisasi dan
individualisasi relasi dengan pelanggan.
(3) Menambah ikatan-ikatan structural, seperti menyediakan fasilitas
tambahan berupa peralatan khusus
c) Produk komplementer
Merupakan salah satu bentuk strategi yang sering dirancang dan
dipasarkan perusahaan dalam rangka mempertahankan pelanggan. Manambah
jumlah relasi antara perusahaan dan pelanggan bisa menyebabkan peralihan ke
pemasok atau merek lain menjadi lebih mahal (baik secara ekonomis maupu
5. Strategi Produk
Strategi Produk Menurut Fandy Tjiptono (2010),secara garis besar strategi produk
dapat dikelompokan beberapa jenis atau kategori, yaitu :
a. Strategi positioning
Merupakan strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi yang unik alam
benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra (image) merek produk yang lebih
unggul dibandingkan merek/produk pesaing. Tujuannya adalah untuk mementukan
atau memposisikan produk di pasar sehingga produk tersebut terpisah atau berbeda
dengan merek-merek lain.
b. Strategi repositioning
Produk, merupakan strategi yang dilaksanakan dengan jalan meninjau kembali
posisi produk dan bauran pemasaransaat ini, serta berusaha mencari posisi baru yang
lebih tepat bagi produk dan bauran pemasaran saat ini. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kelangsungan hidup produk dan untuk mengoreksi kesalahan penentuan
posisi sebelumnya.
c. Strategi overlapproduk
Merupakan strategi pemasaran yang menciptakan persaingan terhadap merek
tertentu milik perusahaan sendiri, dengan cara pengenalan produk yang bersaing
dengan produk yang sudah ada, penggunaan label pribadi, yaitu menghasilkan suatu
produk yang menggunakan nama merek perusahaan lain, menjual komponen-
komponen yang dipergunakan dalam produk perusahaan sendiri kepada para pesaing.
Tujuannya adalah untuk menarik lebih banyak pelanggan dan untuk meningkatkan
pangsa pasar dan pertumbuhan.
d. Strategi lingkup produk, merupakan strategi yang ditentukan dengan
memperhitungkan misi keseluruhan unit bisnis. Hasil yang diharapkan dalam strategi
ini dalam jangka pendek adalah penghematan biaya melalui aktivitas produksi yang
lebih sedikit, berkurangnya persediaan
Menurut Kotler & Keller (2012) “Setiap tindakan atau perbuatan yang dapat
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible
(tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu”. Sejalan dengan
pengertian di atas, Stantom (1981) yang diterjemahkan oleh Buchari Alma (2014:243)
“Jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah, tidak berwujud, ditawarkan
untuk memenuhi kebutuhan.Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda-benda
berwujud atau tidak.”
Jadi jasa adalah kegiatan yang dapat diidentifikasikan, yang bersifat tak teraba,
yang direncanakan untuk pemenuhan kepuasan konsumen.Untuk menghasilkan jasa
mungkin perlu atau mungkin juga tidak perlu penggunaan barang yang berwujud.
Walaupun diperlukan barang berwujud, akan tetapi tidak terdapat pemindahan hak milik
atas benda tersebut.
Menurut Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra dalam bukunya Services Quality
& Satisfaction (2011) menyatakan bahwa klasifikasi jasa dapat dilakukan berdasarkan
tujuh kriteria pokok, yaitu :
a. Berdasarkan Segmen Pasar
Dapat dibedakan menjadi: jasa yang ditujukan pada konsumen akhir (misalnya:
taksi, asuransi jiwa, katering, jasa tabungan, dan pendidikan) dan jasa bagi konsumen
organisasional (misalnya: biro periklanan, jasa akuntansi dan perpajakan, dan jasa
konsultasi manajemen). Perbedaan utama antara kedua segmen bersangkutan terletak
pada alasan dan kriteria spesifik dalam memilih jasa dan penyedia jasa, kualitas jasa
yang dibutuhkan, dan kompleksitas pengerjaan jasa yang diperlukan.
b. BerdasarkanTingkat Keberwujudan
Ada tiga macam jasa berdasarkan kriteria ini, yaitu:
1) Rented Goods Service,
Yakni konsumen menyewa dan menggunakan produk-produk tertentu
berdasarkan tarif tertentu selama jangka waktu tertentu pula. Konsumen hanya
dapat menggunakan produk tersebut, karena kepemilikannya tetap berada pada
pihak perusahaan yang menyewakannya, misalnya penyewaan mobil, kaset video,
villa, dan apartemen.
2) Owned Goods Service
Produk yang dimiliki oleh konsumen direparasi, dikembangkan atau
ditingkatkan untuk kerjanya, atau dipelihara/dirawat oleh perusahaan jasa.
Contohnya jasa reparasi (arloji, mobil, sepeda motor, pencucian pakaian dan lain-
lain)
3) Non Goods Services
Karakteristik khusus pada jenis ini adalah jasa personal bersifat intangible
(tidak berbentuk produk fisik) ditawarkan kepada para pelanggan. Contohnya
supir, dosen, pemandu wisata dan lain sebagainya.
c. Berdasarkan Keterampilan Penyedia Jasa
Terdapat dua tipe pokok jasa yaitu : professional services (seperti dosen,
konsultan manajemen, konsultan hukum, konsumen pajak, dokter, perawat dan
arsitek) dan jasa non-professional services (mislanya supir taksi, tukang parker,
pengantar surat dan penjaga malam).
d. Berdasarkan Tujuan Organisasi Jasa terdiri dari commercial services atau profit
services dan non profit services.
e. Berdasarkan Regulasi
Terdiri dari regulated services (misalnya pialang, angkutan umum, dan
perbankan) dan non-regulated services (seperti makelar, catering, dan pengecatan
rumah).
f. BerdasarkanTingkat Intensitas Karyawan
Karena itulah maka menurut Fandi Tjiptono, Gregorius Chandra dan Dadi Adriana
(2010) dalam bukunya “Pemasaran Strategik” untuk menghasilkan jasa yang dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan dengan optimal. Berikut strategi tepat pemasaran jasa
yang dapat dicoba :
a. Berikan pelayanan secara efisien. Dengan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat
sesuai dengan harapan konsumen, secara tidak langsung mampu mempengaruhi
konsumen untuk kembali lagi menggunakan jasa yang kita tawarkan. Karena biasanya
konsumen tidak suka jika menunggu terlalu lama pelayanan yang mereka harapkan.
b. Dalam menjalankan pemasaran jasa, adanya peran karyawan yang menangani
konsumen dengan baik merupakan daya tarik tersendiri bagi para konsumen. Karena
kinerja karyawan menentukan citra perusahaan jasa.
c. Disamping itu, tinggi rendahnya harga yang ditawarkan pelaku bisnis jasa sebaiknya
di sesuaikan dengan besar kecilnya manfaat yang diperoleh konsumen dari produk jasa
yang kita tawarkan. Semakin besar manfaat atau nilai yang dirasakan konsumen,
semakin tinggi pula biaya yang harus dikeluarkan konsumen.
d. Gunakan perkembangan teknologi serta inovasi untuk menghasilkan produk jasa yang
mampu memberikan solusi terbaik bagi para konsumen. Karena semakin canggih
teknologi yang digunakan, semakin cepat pula pelayanan yang diberikan untuk
konsumen.
e. Sesuaikan budaya yang berkembang saat ini. Karena peluang pasar bisnis jasa juga
dipengaruhi dengan budaya yang berkembang saat ini.Dari beberapa cara pemasaran
jasa yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan
kepada konsumen menjadi pemasaran paling tepat bagi bisnis jasa. Kenyamanan, solusi
tepat, pelayanan prima, dan keramahan karyawan menjadi kunci sukses bisnis jasa
7. Analisis SWOT Dalam Penerapan Strategi Produk Dan Jasa
a. Konsep
Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen analisis lingkungan internal
dan eksternal perusahaan yang dikenal luas. Analisis ini didasarkan pada asumsi
bahwa suatu strategi yang efektif akan meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Beberapa konsep tentang analisis SWOT adalah sebagai berikut:
Menurut Boseman dalam Wisnubrot (2013:162) , analisis SWOT (SWOT
analysis) adalah proses penarikan kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman
dalam organisasi dan dunia bisnis dikenal sebagai penaksiran atau analisis SWOT.
Sedangkan menurut Freddy Rangkuti, 2016, analisis SWOT diartikan sebagai :
“analisa yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths)
dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats)”.
Kesimpulannya bahwa analisis SWOT merupakan suatu metode perencanaan
strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau
suatu bisnis. Penjelasan dari masing-masing komponen analisi SWOT adalah sebagai
berikut:
1) Strenght (S)
Yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kekuatan
dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Yang perlu dilakukan di
dalam analisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai
kekuatan-kekuatan dan kelemahan di bandingkan dengan para
pesaingnya.Misalnya jika kekuatan perusahaan tersebut unggul di dalam
teknologinya, maka keunggulan itu dapat di manfaatkan untuk mengisi segmen
pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan juga kualitas yang lebih maju.
2) Weaknesses (W)
5) Spare Part. Hampir di seluruh tanah air dapat dengan mudah memperoleh suku
cadang aslinya.
6) Dealer. Telah tersebar bahkan hingga ke pelosok untuk memudahkan konsumen
menjangkaunya.
7) Teknologi. Selalu mengikuti perkembangan teknologi otomotif sehingga kualitas
yang dihasilkan oleh PT AHM tetap terjaga.
8) Harga Produk. Tidak hanya merilis produk untuk kelas atas, PT AHM juga kerap
kali meluncurkan produk dengan harga rendah untuk dapat menjangkau segala
sektor ekonomi berbagai lapisan masyarakat.
b. Weakness
Tidak mutlak dengan segala kekuatannya, PT ASTRA HONDA MOTOR juga
memiliki sisi kelemahan. Berikut ini adalah analisis SWOT pada PT AHM untuk
memperoleh data mengenai sisi kekurangannya sehingga dapat dijadikan motivasi
untuk upaya perbaikannya.
1) Model dan Design. Jika dibandingkan dengan produk otomotif dari perusahaan
lain, motor Honda masih banyak tertinggal pada poin desainnya. Hal ini
berdampak pada rasa ketertarikan masyarakat yang mulai melirik produk atau
merek lain.
2) Produk Premium. Ada beberapa varian yang dikeluarkan oleh PT AHM memiliki
harga yang cukup mahal khususnya tipe premium seperti motor sport yang di
produksinya.
3) Tiruan. Saat ini banyak sekali produk asing yang meniru spesifikasi dari produk
produk PT AHM dengan harga jual yang jauh lebih murah seperti produk motor
china.
4) Suku cadang KW. Begitu pula dengan pembajakan spare part yang mana jika
konsumen tidak jeli maka akan mendapatkan suku cadang yang berkualitas buruk
karena banyaknya barang emitasi beredar dipasaran.
c. Opportunities
Berikutnya adalah kesempataan atau peluang yang dapat dibidik oleh PT AHM
dalam persaingan pasar tanah air ketika perkembangan otomotif semakin pesat.
Kesimpulan:
Menarik kesimpulan pada contoh analisis SWOT terhadap PT Astra Honda Motor
kali ini adalah bahwa peluang pasar yang cukup besar dengan tingkat kepercayaan
masyarakat yang sudah tumbuh hampir setengah abad, maka segala bentuk ancaman serta
kelemahan yang ada pada PT AHM masih dapat terkendali dengan baik.