Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

TENTANG PASAR UANG DAN PASAR MODAL


DOSEN PENGAMPU: LAILA WARDANI SE.MM

DISUSUN OLEH:
1) MILENIUS MAGAI (A1B019367)
2) ADE LATORA (A1B021241)
3) ADIKA PARANATA (A1B021243)
4) ALFIA SHABIRA (A1B021251)
5) BAIQ NINI PRATIWI ANGGRAENI (A1B021264)
6) BINTANG SYUKURILLAH (A1B021270)
7) BQ. AMANDA ORIEN RAHMADINA (A1B021271)
8) DIAN RAHMAWATI (A1B021275)
9) DIANA WIDIA WARDANI (A1B021277)

UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. Yang sudah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyusun makalah manajamen
keuangan ini dengan baik serta tepat waktu. Tugas ini kami buat untuk memberikan
ringkasan tentang ruang lingkup dari manajemen keuangan. Mudah-mudahan
makalah yang kami buat ini dapat dijadikan pengetahuan kita lebih luas lagi.
Oleh karena itu, kritik dan anjuran yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Kami ucapkan terimakasih
kepada ibu Laila wardani SE, MM. mata kuliah manajemen keuangan. Kepada
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian dan
waktunya kami ucapkan terimakasih.

i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan.....................................................................................................iii
1.1 Pendahaluan...................................................................................................iii
1.2 Rumusaan Masalah........................................................................................iv
1.3 Tujuan.............................................................................................................v
BAB II Pembahasan.....................................................................................................1
2.1 Analisis Indeks................................................................................................1
2.2 Analisis Common Size....................................................................................4
2.3 Analisis Market Value Added (MVA)............................................................6
2.4 Analisis Economic Value Added (EVA)........................................................8
2.5 Keunggulan Economic Value Added (EVA)..................................................9
2.6 Kelemahan Economic Value Added (EVA).................................................10
BAB III PENUTUP....................................................................................................13
3.1 Kesimpulan...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15

ii
BAB I
Pendahuluan

1.1 Pendahaluan
Perkembangan dunia usaha menyebabkan tingginya persaingan,
sehingga setiap perusahaan perlu meningkatkan efesiensi dan efektifitas usaha
untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dimasa sekarang dan yang
akan datang. Salah satunya yaitu perusahaan harus menyediakan informasi
keuangan guna melaporkan keadaan dan kondisi keuangannya kepada pihak
berkepentingan, terutama bagi pihak investor, kreditur, dan pihak manajemen
perusahaan itu sendiri. Informasi keuangan yang digunakan yaitu laporan
keuangan, dimana perusahaan salah satu pihak yang menyediakan informasi
keuangan tersebut. Pihak perusahaan dituntut untuk menyajikan informasi
laporan keuangan tersebut dengan jelas dan lengkap agar dapat digunakan
secara optimal oleh para pemakainya.
Laporan keuangan adalah bentuk informasi yang dapat mencerminkan
keadaan keuangan suatu perusahaan yang sebenarnya. Sebagaimana fungsi
laporan keuangan itu sendiri yaitu memberikan gambaran yang jelas mengenai
posisi keuangan perusahaan yang telah disusun berdasarkan ketentuan prinsip
akuntansi yang berlaku saat ini. Dengan melihat laporan keuangan perusahaan
apakah baik atau masih kurang dan perlu ditingkatkan lagi. Untuk mengukur
kinerja keuangan perusahaan, maka diperlukan laporan keuangan perusahaan
seperti laporan neraca dan laporan laba rugi. Laporan keuangan tersebut
dianalisis, salah satunya analisis common size. Analisis common size adalah
analisis laporan keuangan perusahaan dengan membagi seluruh pos-pos yang
ada dilaporan laba rugi dengan penjualan dan membagi seluruh pos pos yang
di laporan mereka dengan total aktiva. Keuntungan dari melakukan analisis
common size ini adalah memungkinkan kita untuk membandingkan neraca
serta laba rugi dari waktu ke waktu. Analisis Indeks adalah salah satu metode
analisis laporan keuangan lainnya untuk mengetahui kecenderungan atau
tendensi keadaan keuangan suatu perusahaan apakah naik, turun atau tetap.
Kecenderungan posisi keuangan tersebut dapat diketahui dari laporan
keuangan yang disusun untuk tiga periode atau lebih.
Kinerja keuangan suatu perusahaan Japat dinilai dengan menggunakan
beberapa alat analisis keuangan. Alat analisis keuangan tersebut salah satunya
yaitu laporan keuangan. Laporan keuangan dapat dianalisis dengan
menggunakan pendekatan beberapa rasio keuangan misalnya rasio
profitabilitas, rasio likuiditas, rasio laverage dan lain-lain. Laporan keuangan
perusahaan merupakan salah satu sumber informasi 2 yang penting disamping

iii
informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar
perusahaan, kualitas manajemen dan lainnnya.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan pada umumnya lebih banyak
diukur dengan menggunakan analisis rasio keuangan selama satu periode
tertentu. Pengukuran kinerja menggunakan rasio memiliki kelemahan yaitu
tidak memperhatikan biaya modal dalam perhitungannya. Analisis rasio
keuangan juga memiliki kelemahan lain yaitu tidak dapat mengukur kinerja
perusahaan dari sisi nilai perusahaan, rasio keuangan hanya mengukur tingkat
profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas perusahaan. Kelemahan ini
menjadikan pendekatan economic value added (EVA) dan market value added
(MVA) sebagai alat pengukur kinerja keuangan yang baru untuk memperbaiki
kelemahan dari pengukuran kinerja keuangan menggunakan analisis rasio
Konsep economic value added (EVA) dapat melengkapi analisis rasio
keuangan karena dapat mengukur kinerja secara tepat dengan memperhatikan
sepenuhnya kepentingan dan harapan penyedia dana (kreditur dan pemegang
saham). Konsep EVA dapat mengetahui berapa sebenarnya biaya yang harus
dikeluarkan sehubungan dengan penggunaan modal usaha. Penerapan konsep
EVA dalam suatu perusahaan akan membuat perusahaan lebih memfokuskan
perhatian pada penciptaan nilai perusahaan, ini merupakan salah satu dari
keunggulan EVA dibandingkan dengan metode perhitungan yang lain.
Keunggulan konsep EVA yang lain 3 adalah EVA dapat dipergunakan tanpa
memerlukan data pembanding sebagaimana halnya pada rasio keuangan.
Penggunaan EVA dapat dijadikan acuan mengingat EVA memberikan
informasi dalam hal biaya modal sebagai kompensasi atas dana yang
digunakan untuk membiayai investasi tersebut.
Pengukuran kinerja keuangan yang lain untuk mengatasi kelemahan
analisis rasio keuangan selain EVA juga dapat diukur dengan Market Value
Added (MVA), metode ini dihitung berdasarkan nilai pasar saham
dibandingkan dengan nilai bukunya. Pendekatan menggunakan metode
market value added (MVA) juga memiliki keunggulan seperti metode EVA,
apabila EVA difokuskan pada efektivitas manajerial selama satu tahun
tertentu maka MVA difokuskan pada pengaruh tindakan manajerial sejak
pendirian perusahaan. Pengukuran kinerja menggunakan EVA berfokus pada
periode jangka pendek, maka pengukuran kinerja menggunakan MVA
berfokus pada periode jangka Panjang.
1.2 Rumusaan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Analisis Indeks dan Analisis Common
Size?
2. Bagaimana cara menyusun analisis indeks?
3. Apa saja informasi yang didapat dari Common Size?

iv
4. Apakah yang dimaksud dengan MVA dan EVA itu?
5. Bagaimana menghitung MVA dan EVA?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Analisis Indeks dan Analisa Common Size
2. Untuk mengetahui cara menyusun Analisis Indeks dan Analisis
Common Size
3. Untuk mengetahui informasi yang didapatkan dari Common Size
4. Untuk mengetahui MVA dan EVA
5. Untuk mengetahui cara menghitung MVA dan EVA
6. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan EVA

v
BAB II
Pembahasan

2.1 Analisis Indeks


Analisis Indeks adalah salah satu metode analisis laporan keuangan
untuk mengetahui kecenderungan atau tendensi keadaan keuangan suatu
perusahaan apakah naik, turun atau tetap. Kecenderungan posisi keuangan
tersebut dapat diketahui dari laporan keuangan yang disusun untuk tiga
periode atau lebih. Untuk melihat trend tersebut digunakan angka indeks 100.
Angka indeks 100 adalah untuk tahun dasar. Tahun dasar tidak selamanya
tahun awal, melainkan tahun yang dianggap representative. Cara penyusunan
laporan dengan indeks:

1. Menentukan Tahun Dasar


Biasanya yang digunakan sebagai tahun dasar adalah tahun awal atau
tahun yang dianggap norma/representative pada periode tahun yang
analisis.
2. Menentukan angka indeks 100 pada tahun dasar untuk masing-masing
pos dalam
tahun dasar.
3. Pos-pos dari periode laporan yang dianalisis dibandingkan dengan
pos-pos yang sama dalam laporan keuangan tahun dasar.
4. Dalam menghitung rasio trend/kecenderungan pada umumnya tidak
semua pos-pos neraca dan lapora rugi laba dari beberapa periode
tersebut dihitung, karena tujuan utama dari perhitungan rasio adalah
membuat perbandingan antara pos-pos yang membuat hubungan
informasi dengan pos-pos lainnya.

Trend dari suatu pos neraca atau rugi laba hanyalah merupakan data,
dan belum menjadi informasi. Ia akan menjadi informasi kalau dikaitkan
dengan pos-pos lainnya. Misalnya kenaikan penjualan dikaitkan dengan:
aktiva produktif dalam perusahaan pada periode yang sama, harga pokok
penjualan dan biaya operasi.
Kecenderungan naiknya penjualan selama beberapa periode dikaitkan
dengan aktiva yang beroperasi/produktif dalam periode yang sama akan
diperoleh informasi besarnya tingkat perputaran aktiva merupakan
perbandingan antara jumlah penjualan terhadap jumlah aktiva yang
beroperasi. Menginterpretasikan tingkat pemanfaatan aktiva ini, juga harus
berhati-hati karena rasio ini hanya mengukur:

1
1. Hubungan antara penjualan bersih dengan aktiva yang digunakan dan
tidak memberikan informasi mengenai laba yang diperoleh.
2. Penjualan adalah untuk satu periode, sedangkan jumlah aktiva produktif
adalah akumulasi kekayaan perusahaan selama beberapa periode, dan
mungkin adanya ekspansi yang tidak segera dapat dihasilkan tambahan
penjualan sehingga rasio pada tahun pertama nampak rendah.
3. Tingkat penjualan mungkin dipengaruhi oleh berbagai faktor diluar
kemampuan perusahaan atau yang lazim disebut uncontrollable factors.
Dengan demikian trend hubungan antara penjualan dengan aktiva perlu
diteliti lebih lanjut.
Persentase kecenderungan akan lebih bermanfaat dan menghasilkan
interpretasi yang mendekati kebenaran apabila dipenuhi beberapa syarat
antara lain:

1. Prinsip-prinsip akuntansi harus dilakukan secara konsisten pada periode


yang bersangkutan.
2. Selama periode yang dianalisis tidak terjadi perubahan tingkat harga, atau
nilai harga.

5. PT. PRADNYANA
6. NERACA
PERBANDINGAN
DENGAN PERSEN
KECENDERUNGAN
7. PER 31
DESEMBER 2008-
2012
2
8. POS-POS
9. Desember 31
(000.000)
10. % kecenderungan th
dasar 2008=100%
11. Aktiva Lancar
12. 2008
13. 2009
14. 2010
15. 2011
16. 2012
17. 2009
18. 2010
19. 2011
20. 2012
3
21. Kas
22. 6
23. 3
24. 1,5
25. 2,5
26. 1
27. 50
28. 25
29. 42
30. 17
31. Piutang Dagang
32. 48
33. 50
34. 65
35. 82
4
36. 95
37. 104
38. 135
39. 171
40. 198
41. Persediaan
42. 90
43. 92,5
44. 105
45. 117,5
46. 145
47. 103
48. 117
49. 131
50. 161
5
51. Persekot biaya
52. 5
53. 7,5
54. 10
55. 12,5
56. 15
57. 150
58. 200
59. 250
60. 300
61. Jumlah Aktiva
Lancar
62. 149
63. 153
64. 181,5
6
65. 214,5
66. 256
67. 103
68. 122
69. 144
70. 172
71. Tanah
72. 7,5
73. 7,5
74. 7,5
75. 7,5
76. 7,5
77. 100
78. 100
79. 100
7
80. 100
81. Bangunan
82. 71
83. 78
84. 73,5
85. 54,5
86. 50,5
87. 110
88. 104
89. 77
90. 71
91. Aktiva Tetap lainnya
92. 32,5
93. 35,5
94. 31,5
8
95. 45
96. 45
97. 109
98. 97
99. 138
100. 138
101. Cad. Peny. Aktiva
tetap
102. (9)
103. (11)
104. (11)
105. (12)
106. (13)
107. (117)
108. (122)
9
109. (133)
110. (144)
1 1 1 . Jumlah
aktiva
112. 251
113. 263,5
114. 283
115. 309,5
116. 346
117. 105
118. 113
119. 123
120. 138
121. Hutang dan modal
:
10
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131. Hutang dagang
132. 44
133. 57
134. 83,5
135. 105
136. 138
11
137. 130
138. 190
139. 239
140. 314
141. Hutang wesel
142. 5
143. 7,5
144. 17,5
145. 35
146. 50
147. 150
148. 350
149. 700
150. 1000
151. Hutang gaji
12
152. 20
153. 24
154. 40,5
155. 30
156. 36,5
157. 120
158. 203
159. 150
160. 183
161. Jumlah hutang
lancer
162. 69
163. 88,5
164. 141,5
165. 170
13
166. 224,5
167. 128
168. 205
169. 246
170. 325
171. Hutang jk panjang
172. 5
173. 5
174. 5
175. 5
176. 5
177. 100
178. 100
179. 100
180. 100
14
1 8 1 . Jumlah
hutang
182. 74
183. 93,4
184. 146,5
185. 175
186. 229
187. 126
188. 198
189. 236
190. 310
191. Modal saham
192. 25
193. 25
194. 25
15
195. 25
196. 25
197. 100
198. 100
199. 100
200. 100
201. Laba ditahan
202. 152
203. 145
204. 111,5
205. 109,5
206. 91,5
207. 95
208. 73
209. 72
16
210. 60
211.
212. 177
213. 170
214. 136,5
215. 134,5
216. 116,5
217. 96
218. 77
219. 76
220. 66
221. Jml. Hutang &
modal
222. 251
223. 263,5
17
224. 283
225. 309,5
226. 346
227. 105
228. 113
229. 123
230. 138
231.
232.
233.
234.
235.
236.
237.
238.
18
239.

2.2 Analisis Common Size

19
Analisis common size adalah analisis yang disusun dengan
menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan rugi laba dan neraca menjadi
proporsi dari total penjualan (untuk laporan rugi laba) atau dari total aktiva
(untuk neraca). Laporan keuangan dalam persentase per-komponen
(Common-size Statement) menyatakan masing-masing posnya dalam satuan
persen atas dasar total kelompoknya, cara penyusunan laporan keuangan ini
disebut teknik analisis common size dan termasuk metode vertikal. Suatu
neraca yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size
statement) dapat memberikan informasi sebagai berikut:

1. Komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan


gambaran tentang posisi relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak
lancar.
2. Struktur modal (komposisi pasiva) yang dapat memberikan gambaran
mengenai posisi relatif utang perusahaan terhadap modal sendiri.
Apabila neraca dalam persentase per-komponen disusun secara
komparatif (misalnya dua tahun berturut-turut) dapat memberikan informasi
mengenai perubahan komposisi, baik komposisi investasi maupun struktur
modal.
Laporan rugi laba yang disusun dalam persentase per-komponen
(Common size percentage) dapat menggambarkan distribusi/alokasi setiap Rp.
1.00 penjualan kepada masing-masing elemen biaya dan laba. Apabila disusun
secara komparatif. dapat menggambarkan perubahan distribusi tersebut.

20
Contoh analisis common size

Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos di


dalam neraca dikategorikan menjadi dua, yaitu aktiva dan pasiva.
Masing-masing kategori ini (total aktiva dan total pasiva) dinyatakan
sebesar 100%, sedangkan masing-masing pos yang termasuk pada
masing-masing kategori dinyatakan dalam persentase atas dasar total
aktiva atau pasiva.
% Kas (Saldo Kas/ Total Aktiva) x 100%
= (Rp. 1.300/Rp. 14.000) x 100% 9.29%

Dari neraca yang disusun dalam persentase per-komponen


tersebut. tampak bahwa salam dua tahun, telah terjadi perubahan pada
komposisi, baik aktiva (misalnya kas persediaan) maupun pasiva
(misalnya utang jangka panjang).
Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos
dalam perhitungan rugi laba yang dinyatakan dalam persentase per-
komponen atas dasar total penghasilan (total pengahasilan dinyatakan
sebesar 100%).

Harga Pokok Penjualan = (Saldo Harga Pokok Penjualan/Total


Penghasilan) 100%
= (Rp. 60.000/ Rp. 200.000) x 100%
= 30%

Dari perhitungan rugi laba, tampak bahwa distribusi setiap Rp.


1.00 penjualan kepada harga pokok penjualan misalnya mengalami
penurunan, meskipun distribusi untuk biaya lainnya (pemasaran,
administrasi, dan bunga), secara total mengalami kenaikan.

21
22
Tahun 2012
1. Cash & Cash Ekuivalents
68
x 100 % = 0.64%
10,583

2. Receivables
446
x 100 % = 4.21%
10,583

3. Inventories
98
x 100 % = 0.93%
10,583

2.3 Analisis Market Value Added (MVA)


Nilai tambah pasar atau market value added (MVA) menunjukkan
perbedaan antara nilai saham dan jumlah ekuitas yang telah ditanamkan oleh
investor. Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan
pemegang saham yang dilakukan dengan memaksimalkan selisih antara
market value of equity dan jumlah yang ditanamkan investor kedalam
perusahaan. Selisih tersebut disebut sebagai Market Value Added (MVA).
MVA digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh kinerja manajerial sejak
perusahaan berdiri hingga sekarang. MVA yang dihasilkan oleh kinerja
manajerial sepanjang umur perusahaan yang di present value-kan (Mirza &
Imbuh, 1999).
MVA diperoleh dengan melalui selisih antara nilai pasar ekuity
dengan modal ekuitas Nilai yang disetor pemegang saham. pasar ekuitas
diperoleh dengan mangalikan jumlah saham beredar dengan harga saham,
sedangkan modal ekuitas yang disetor pemegang saham sama dengan total
ekuitas perusahaan atau nilai buku ekuitas. Berdasarkan hal tersebut maka
formula MVA dapat ditulis sebagai berikut:
MVA Nilai Pasar Ekuity - Modal Ekuitas yang Disetor Pemegang Saham
(Jumlah Saham Beredar) (Harga saham) - Total Nilai Ekuitas

23
Anugerah Kagum Karya Utama Tbk
Market Value Added (MVA)
(Dalam jutaan rupiah)
2012 2013
Perhitungan MVA
Harga per Lembar Saham 100 100
Jumlah Saham Beredar (juta) 230 230
Market Value of Equity 23,000 23,000
Book Value of Equity 3,908 2,450

MVA 19,092 20,550

2.4 Analisis Economic Value Added (EVA)


Nilai tambah ekonomi economic value added (EVA) adalah perbedaan
antara laba operasi setelah pajak dan total biaya modal, termasuk biaya modal
ekuitas. EVA adalah estimasi nilai yang dihasilkan manajemen selama
setahun berjalan EVA sangal berbeda dengan laba akuntansi, karena tidak
membebankan biaya penggunaan atas modal ckutas. MVA mengukur dampak
tindakan majerial sejak perusahaan berdiri, sementara Economic Value Added
(EVA) menitik beratkan pada elektivitas manajerial tertentu. Economic Value
Added (EVA) adalah ukuran rulai tambah ekonomis yang dihasilkan
perusahaan sebagai akibat dari aktifitas atau strategi nanajemen EVA dapat
dihitung dengan formula sebagai berikut

EVA = Laba Bersih Operasi Setelah Pajak NOPAT) Biaya Modal Setelah
Pajak Yang Diperlukan Untuk Mendukung Operasi

EVA EBIT (1-Pajak Perusahaan) - (Biaya operasi Biaya Modal Setelah Pajak)

Modal operasi atau operating capital merupakan penjumlahan dari


hutang, salam preferen dan saham biasa yang digunakan untuk pengadaan aset
operasi bersih atau net operating asset, yaitu modal kerja operasi bersih atau
net operating working capital ditambah. investasi pabrik dan peralatan bersih.
Operating asset sama dengan modal untuk membeli. operating asset EVA
mampu menghitung laha ekonomi yang sebenarnya suatu persatuan pada

24
tahun tertentu dan sangat berbeda dibandingkan lab akuntansi EVA
mencerminkan residual income yang tersisa setelah semua biaya modal,
termusak modal saham telah dikurangkan. Sedangkan lalu akuntansi disung
fanpa mengurangkan biaya modal

Dengan adanya EVA, pemilik perasahan akan memberikan imbalan


aktivitas yang menambah nilai dan membuang fasilitas yang merusak atau
mengurangi nilai keseluritian suatu perusahaan dan membantu manajemen
dalam hal menentukan tugan internal perusahaan untuk implikasi jangka
panjang. Suatu sistem pengukuran kinerja dalam penisahaan harus dapat
membedakan aktivitas value added dengan aktivitas yang non vale added
sehingga manajemen organisasi dapat fokus untuk mengurangi biaya-biaya
yang timbul akibat aktivitas yang non value added Dengan
mengkomunikasikan secara awal buliwa tujuan perusahaan adalah
memaksimalkan nilai bukan laba sehingga para manajer menjadi lebih terlikus
pada penciptaan nilai dan bukan mengejar labu vang besar.

EVA memberikan pengukurun yang lebih baik was nilai tambah yang
diberikan persiliaan kepada penegang saham Oleh karena itu manajer yang
menitikberatkan pada LVA dapat diartikan telah beroperasi pada cara cara
yang konsisten untuk memaksimumkan kenuk munin pemegang saham Perlu
dicatat bahwa EVA dapat juga diterapkan pada tingkat divisi atau subsidiari
perusahaan. Dengan demikian
EVA merupakan salah satu kriteria yang Ichih baik dalam pemilihan penilaian
kebijakan manajerial dan kompensasi.

Contoh perhitungan EVA adalah sebagai berikut


Anugerah Kagum Karya Utama Tbk
Economic Value Added (EVA)
(Dalam jutaan rupiah)
2012 2013
Perhitungan EVA
EBIT -2,686 967
Pajak -659 2,433
NOPAT -3,345 -1,466
Total Investor Supplied Operating Working -2,442 2,238
Capital
Biaya Modal Setelah Pajak
Biaya Modal

25
EVA

2.5 Keunggulan Economic Value Added (EVA)


 Pihak manajemen perusahaan dapat melakukan banyak hal untuk
menciptakan nilai tambah, tetapi pada prinsipnya EVA akan meningkat
jika manajemen melakukan satu dari tiga hal berikut ini (Stewart 1991):
1. Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal berarti
manajemen dapat menggunakan aktiva perusahaan secara efisien
untuk mendapatkan keuntungan yang optimal
2. Menginvestasikan modal baru ke dalam proyek yang mendapatkan
return lebih besar dari pada biaya modal yang ada.
3. Menarik modal dari aktivitas-aktivitas usaha yang tidak
menguntungkan

 Govindarajan penerjemah Kurniawan (2002) mengungkapkan keunggulan


EVA sebagai pengukuran kinerja keuangan perusahaan meliputi:
1. Dengan EVA, seluruh unit usaha memiliki sasaran laba untuk
perbandingan investasi yang sama. Dengan meningkatnya EVA maka
investasi-investasi akan menghasilkan laba dialas biaya modal
sehingga akan lebih menarik para manajernya untuk berinvestasi
dalam perusahaan tersebut.
2. Adanya tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis
aset yang berbeda pula.
3. EVA memiliki korelasi positif ang kuat terhadap perubahan-perubahan
nilai pasar perusahaan

 Keunggulan EVA menurut Teuku Mirza (1997) yaitu EVA memfokuskan


penilaiannya pada nilai tambah dengan memperhatikan beban biaya modal
sebagai konsekuensi investasi. Dengan diperhitungkannya biaya modal
maka dapat diketahui apakah perusahaan dapat menciptakan nilai tambah
atau tidak. Kelebihan EVA adalah dapat digunakan secara mandiri tanpa
memerlukan data pembanding

2.6 Kelemahan Economic Value Added (EVA)


EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu periode tahun
tertentu. Padahal nilai perusahaan merupakan akumulasi EVA selama umur
perusahaan. Sehingga suatu perusahaan mempunyai nilai EVA pada periode
tertentu positif tetapi nilai perusahaan tersebut rendah karena nilai EVA
dimasa lalunya negatif. Berikut beberapa keterbatasan EVA antara lain:

26
1. Sebagai ukuran kinerja masa lampau EVA tidak mampu memprediksi
dampak strategi yang kini diterapkan untuk masa depan perusahaan
2. Sifat pengukurannya merupakan potret jangka pendek sehingga
manajemen cenderung enggan berinvestasi jangka panjang, karena bisa
mengakibatkan penurunan nilai EVA dalam periode yang bersangkutan.
Hal ini bisa mengakibatkan turunnya daya saing perusahaan di masa
depan
3. EVA mengabaikan kinerja non keuangan yang sebenarnya bisa
meningkatkan kinerja keuangan. Menurut Kaplan dan Norton (2001),
tanpa balanced scorecard. strategi value-based management menung dapat
menurunkan biaya dan meningkatkan intensitas aktiva tetapi akan
kehilangan kesempatan menciptakan tambahan nilai, yaitu strategi
pertumbuhan pendapatan jangka panjang melalui investasi pelanggan,
inovasi, perbaikan proses, teknologi informasi dan kemampuan karyawan
4. Tidak cocok diterapkan pada industri tertentu. Penggunaan EVA untuk
mengevaluasi kinerja keuangan mungkin tidak tepat untuk beberapa
perusahaan, misalkan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi
seperti pada sektor teknologi (Dierks dan Patel 1997)
5. Tidak bisa diterapkan pada masa inflasi. De Villiers (1997)
mengindikasikan bagaimana inflasi akan mengakibatkan distorsi pada
EVA dan menunjukkan bahwa EVA tidak dapat digunakan selama periode
inflasi untuk mengestimasi profitabilitas aktual
6. Memerlukan tambahan biaya. Wood (2000) mengatakan bahwa
penggunaan EVA mungkin akan meningkatkan auditing fee, dan bisa
menimbulkan potential litigation

27
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Analisis Indeks adalah salah satu metode analisis laporan keuangan
untuk mengetahui kecenderungan atau tendensi keadaan keuangan suatu
perusahaan apakah naik, turun atau tetap. Kecenderungan posisi keuangan
tersebut dapat diketahui dari laporan keuangan yang disusun untuk tiga
periode atau lebih. Untuk melihat trend tersebut digunakan angka indeks 100.
Angka indeks 100 adalah untuk tahun dasar. Tahun dasar tidak selamannya
tahun awal. melainkan tahun yang dianggap Representative. Rasio
trend/kecenderungan pada umumnya tidak semua pos-pos neraca dan laporan
tugi laba dari beberapa periode tersebut dihitung. karena tujuan utama dari
perhitungan rasio adalah membuat perbandingan antara pos-pos yang
mempunyai hubungan informasi dengan pos-pos lainnya.
Analisis common-size ialah analisis yang disusun dengan menghitung
tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari
total penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).
Untuk angka-angka yang ada dalam neraca, common basenya adalah total
aktiva. Dengan kata lain total aktiva dipergunakan sebagai 100%. Penyajian
dalam common size akan mempermudah pembaca laporan keuangan
memerhatikan perubahan-perubahan yang terjadi dalam neraca. EVA
(Economic Value Added) dan MVA (Market Value Added) merupakan
indicator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu investasi. EVA dan MVA
dianggap paling memiliki korelasi dengan perubahan dan penciptaan nilai
saham diperusahaan. EVA dan MVA yang posotif menandakan perusahaan
berhasil menciptakan nilai bagi pasar dan pemilik modal karena perusahaan
dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang melebihi tingkat biaya
modalnya. Hal ini sejalan dengan tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan
nilai perusahaan. Sebaliknya. EVA dan MVA yang negatif menunjukan nilai
perusahaan yang menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah dari
biaya modal.
MVA digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh kinerja manajerial
sejak perusahaan berdiri hingga sekarang. MVA yang dihasilkan oleh kinerjal
manajerial sepanjang umur perusahaan yang di-present value-kan. MVA
diperoleh dengan melalui selisih antara nilai pasar ekuity dengan modal
ekuitas yang disetor pemegang saham.
EVA adalah ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan
perusahaan sebagai akibat. dari aktifitas atau strategi manajemen. EVA

28
diperoleh melalui selisih laba bersih operasi setelah pajak dengan biaya modal
setelah pajak yang diperlukan untuk mendukung operasi perusahaan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Eugene F. Brigham and Joel F. Houston, Fundamentals of Financial


Management, 2015, eighth edition, Cengage Learning, USA

Wiagustini, Ni Luh Putu, 2014, Dasar-dasar Manajemen Keuangan,


Udayana Press, Denpasar

30

Anda mungkin juga menyukai