Anda di halaman 1dari 1

CONTOH KASUS PPH FINAL

1. TEL – U menyewa Rumah Dinas Pejabat kepada Tuan Abud Sebesar Rp. 300.000.000,- per tahun
Berapakah PPh nya yang harus dipotong?
Jawabannya :
 Sewa Rumah merupakan objek dari PPh final Pasal 4 ayat ( 2)dengan tarif 10%,
walaupun TEL – U menyewa kepada per orang tetap harus memotong PPhnya sebagai
berikut Rp. 300.000.000 * 10% = Rp. 30.000.000 pajak yg harus di potong.
2. Tuan Rahman menyewa Gedung ke TEL – U untuk acara pernikahan anaknya Sebesar Rp.
30.000.000,-. Apakah transaksi tersebut masih harus di potong pajak atau tidak?
Jawabannya :
 Transaksi tersebut masih tetap masuk kedalam objek PPh Pasal 4 ayat (2) dan itu harus
di potong dengan cara menyetorkan sendiri atas penghasilan sewa tersebut. Adapun
pajak yang harus di setorkan adalah Rp. 30.000.000 * 10% = Rp. 3.000.000,-
3. TEL – U mencetak Kartu parkir sebanyak 1000 buah kepada CV. Antara Advertising dengan harga
RP. 40.000.000 dan CV. Antara ternyata masuk kedalam perusahaan dengan peredaran bruto
khusus yaitu 4,8 M per tahun, Apakah Tetep di potong pajak?
Jawabannya :
 Sesuai PP 23 Tahun 2018 bahwa perusahaan dengan nilai peredaran bruto khusus tidak
akan di potong pajak selama bisa menunjukkan SKB ( Surat Keterangan Bebas Potong
Pajak ) dan CV. Antara harus menyetorlan sendiri PPhnya sebesar 0,5% dari penghasilan
Bruto. Jadi pajak yg harus di setor CV. Antara adalah Rp. 40.000.000 * 0,5% = Rp.
200.000,-
4. TEL – U akan membangun Gedung untuk kegiatan Mahasiswa degan menunjuk PT. Naga Mas
sebagai kontraktor pembangunan Gedung tersebut, dengan harga 40.000.000.000,-. PT. Naga
Mas mempunyai izin konstruksi kualifikasi kecil, Masuk kategori pajak apa transaksi tersebut?
Jawabannya :
 Transaksi diatas termasuk kedalam objek PPh pasal 4 ayat ( 2 ) Jasa Konstruksi dengan
tarif sebagai berikut:
Kualifikasi kecil 2%, selain Kecil 3% dan tidak mempunya kualifikasi 4%. Maka Pajak
yang di potong adalah Rp. 40.000.000.000,- * 2% = Rp. 800.000.000,-

Anda mungkin juga menyukai