Anda di halaman 1dari 3

2.

3 CONTOH KASUS

1. Pengusaha properti/developer perumahan (PKP) membangun properti untuk dijual. Besaran


DPP-nya adalah 100% x harga jual properti tersebut. Developer tersebut membangun rumah
sebanyak 200 unit dengan harga per unitnya sebesar Rp100.000.000. Lalu, berapa jumlah PPN
yang harus PKP setorkan kepada pemerintah?

Jawab:

Pertama, Anda harus mencari DPP pajak propertinya terlebih dahulu. Caranya, 100% x total harga
jual.

DPP = 100% x (200 unit x Rp100.000.000) = Rp20.000.000.000

Setelah mengetahui besar DPP-nya, maka Anda hanya tinggal menghitung PPN yang harus PKP
setorkan kepada pemerintah dengan cara sebagai berikut:

PPN = 10% x Rp20.000.000.000 = Rp2.000.000.000.

Kemudian, salah satu unit properti tersebut dibeli oleh Tuan A dengan harga Rp 220.000.000.
Suatu hari, Tuan A ingin menjual propertinya kepada pihak lain, Tuan B (bukan PKP). Karena
Tuan A bukan PKP, maka ia tidak bisa memungut PPN atas properti tersebut. Namun, harga jual
rumah tersebut sudah terdapat unsur PPN-nya. Artinya komponen PPN sudah melebur dengan
harga jual.

Maka dari itu, Tuan A menjual propertinya senilai Rp220.000.000, yang mana dalam harga jual
tersebut terdapat unsur PPN-nya sebesar 10%. Tuan A juga tidak boleh menerbitkan faktur pajak
atas transaksi properti yang ia lakukan dengan Tuan B.

2. PT. Gragas merupakan PKP yang menjual elektronik di Palembang. Selama Agustus 2016, PT
Gragas melakukan berbagai transaksi sebagai berikut:

1. Penjualan secara langsung kepada konsumen sebesar Rp1.600.000.000.


2. Penyerahan BKP, yakni barang elektronik kepada Pemerintah Kota Palembang sebesar
Rp660.000.000. Harga tersebut sudah termasuk PPN.
3. PT. Gragas juga membangun sebuah gudang elektronik seluar 500m2 di kawasan
pergudangan sendiri dengan biaya sebesar Rp550.000.000.
4. Menyumbang ke sebuah yayasan panti jompo 1 buah televisi dengan harga Rp2.000.000
termasuk keuntungan Rp200.000.

Selain transaksi di atas, terdapat tambahan transaksi selama bulan Agustus sebagai berikut:

1. Membeli sebuah mobil box untuk mengangkut barang dengan harga Rp550.000.000 dan
harga tersebut sudah termasuk PPN.

Dari transaksi-transaksi yang terjadi di atas, maka hitunglah PPN dari transaksi tersebut? Dan
berapa total PPN yang disetorkan?

Jawab:

PPN dan PPnBM setiap transaksi contoh PPN di atas adalah sebagai berikut.

Transaksi pertama:

PPN = 10% x Rp1.600.000.000 = Rp160.000.000 (pajak keluaran/penjualan)

Transaksi kedua:

DPP = 100/110 x Rp660.000.000 = Rp600.000.000

PPN = 10% x Rp600.000.000 = Rp60.000.000 (pajak keluaran/penjualan)

Transaksi ketiga:

DPP = 20% x Rp550.000.000 = Rp110.000.000

PPN = 10% x Rp110.000.000 = Rp100.000.000 (pajak keluaran)

Transaksi keempat:
DPP = Rp2.000.000 – Rp200.000 = Rp1.800.000 (pajak keluaran)

Transaksi tambahan:

DPP = 100/110 x Rp550.000.000 = Rp500.000.000

PPN = 10% x Rp500.000.000 = Rp50.000.000 (pajak masukan)

Total PPN yang harus disetorkan:

PPN keluaranya:

Transaksi pertama + transaksi kedua + transaksi ketiga + transaksi keempat

Rp160.000.000 + Rp60.000.000 + Rp100.000.000 + Rp1.800.000 = Rp321.800.000

PPN masukannya:

Rp50.000.000

Cara menghitung PPN yang harus disetorkan: Pajak keluaran – pajak masukan

Rp321.800.000 – Rp50.000.000 = Rp271.800.000

Jadi, total PPn yang perlu PT. Gragas setorkan atas transaksi yang dilakukan selama Agustus 2016
tersebut adalah sebesar Rp271.800.000.

Anda mungkin juga menyukai