Anda di halaman 1dari 8

OUTPUT

14.2.2
OUTPUT
14.2.2
ANALISIS 14.2.2
Dengan mengeluarkan variabel efisiensi dari model pengukuran, maka variabel
terukur yang tersisa adalah: rasio efektivitas, rasio keserasian, rasio kemandirian,
serta upaya pemungutan PAD. Dari hasil olahan data meskipun varian kumulatif
telah memeuhi persyaratan, yaitu telah mencapai 60 persen, namun ternyata
masih ada kriteria belum terpenuhi dari model pengukuran ini, yaitu loading
faktor untuk variabel efektivitas kurang 0,60. Oleh karena itu variabel efektivitas
dikeluarkan dari model pengukuran kinerja keuangan daerah.
OUTPUT 14.2.3
OUTPUT 14.2.3
ANALISIS 14.2.3
Setelah variabel efektivitas dikeluarkan dari model pengukuran, hasil olahan data
dengan analisis faktor menunjukkan bahwa variabel rasio keserasian, rasio
kemandirian, serta upaya pemungutan PAD ternyata valid atau memenuhi kriteria
statistik membentuk model pengukuran kinerja keuangan daerah kabupaten/kota
di Propinsi Bali untuk tahun 2001 – 2006.
NILAI VALIDITAS KONSTRUK VARIABEL KINERJA KEUANGAN
DAERAH DAPAT DILIHAT PADA TABEL BERIKUT :
Nilai Validitas Konstruk Kinerja Keuangan Daerah Kabupaten/kota
di Propinsi Bali untuk tahun 2001 – 2006

Di samping kriteria yang ditampilkan pada tabel anti image atau mesures of
sampling adequacy (MSA) semua variabel rasio keserasian, rasio kemandirian,
serta upaya pemungutan PAD telah memenuhi syarat minimal 0,50, dan loading
factor masing-masing variabel semuanya 0,60 ke atas, sesuai yang disyaratkan.
Varians kumulatif (VC) sebesar 77,381 persen mempunyai arti bahwa 77,381 persen faktor kinerja
keuangan mampu menjelaskan variasi ketiga variabel keuangan daerah yang diteliti. Hubungan antara
variabel rasio keserasian, rasio kemandirian, serta upaya pemungutan PAD dengan konstruk kinerja
keuangan daerah ditampilkan pada gambar berikut :

Anda mungkin juga menyukai