Posisi strategis
Kegiatan organisasi terdiri dari dua jenis, yaitu struktural dan pelaksana. Kegiatan
struktural adalah kegiatan yang menentukan struktur ekonomi organisasi yang mendasarinya.
Kegiatan pelaksana adalah kegiatan yang menentukan proses dankemampuan suatu
organisasi dan dengan demikian berhubungan langsung dengan kemampuan suatu organisasi
untuk melaksanakan dengan sukses. Penggerak biaya organisasi adalah faktor struktural dan
pelaksana yang menentukan struktur biaya jangka panjang suatu organisasi. Kegiatan
opersioanal yang dimungkinkan dan pendukungnya adalah sebagai berikut:
Biaya komponen memerlukan pandangan yang lebih luas. Pandangan yang lebih
luas berarti bahwa biaya yang terkait dengan kualitas, keandalan, dan pengiriman terlambat
ditambahkan ke biaya pembelian yang kemudian pamasok dievaluasi oleh manajer pembelian
berdasarkan total biaya, bukan hanya harga pembelian. Kemudian biaya pemasok yang
dibebankan ke produk menggunakan hubungan sebab akibat. Penetapan biaya berdasarkan
aktivitas adalah kunci untuk memenuhi kedua persyaratan. Pemasok didefinisikan sebagai
objek biaya dan biaya yang berkaitan dengan pembelian, kualitas, keandalan, dan kinerja
pengiriman ditelusuri ke pemasok. Produk didefinisikan sebagai objek biaya, dan biaya
pemasok ditelusuri ke produk tertentu.
Memilih segmen pasar merupakan salah satu komponen utama yang menentukan
posisi strategis perusahaan. Menjual produk berkualitas tingkat menengah ke dealer kelas
bawah dengan harga rendah khusus karena kapasitas menganggur dapat mengancam saluran
distribusi utama produk tersebut. Kerusakan jangka panjang terhadap profitabilitas
perusahaan yang dialami mungkin jauh lebih besar daripada manfaat jangka pendek dari
penjualan pesanan khusus.
Siklus hidup produk mengacu pada kelas produk secara keseluruhan tetapi juga
dapat merujuk ke bentuk khusus dan merek atau model tertentu.
Produsen barang atau jasa memiliki dua sudut pandang mengenai siklus hidup
produk yaitu sudut pandang pemasaran (pengenalan, pertumbuhan, kematangan, dan
penurunan) serta sudut pandang produksi.
Tahap siklus hidup konsumsi berkaitan dengan aktivitas yang menentukan empat
tahap seperti pembelian, operasi, pemeliharaan, dan pembuangan. Selain itu juga
menekankan kinerja produk dengan harga tertentu. Harga mengacu pada biaya kepemilikan
sehingga kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh harga beli dan biaya pasca beli.
a) Peningkatan pendapatan
b) Pengurangan biaya
Target costing dijadikan sebagai alat yang sangat berguna untuk menetapkan
tujuan pengurangan biaya selama tahap perancangan. Biaya target adalah selisih antara harga
jual yang dibutuhkan untuk menangkap pangsa pasar yang telah ditentukan dan keuntungan
per unit yang diinginkan. Jika biaya target kurang dari apa yang saat ini dapat dicapai, maka
manajemen harus menemukan biaya pengurangan yang memindahkan biaya sebenarnya ke
arah biaya target. Menemukan pengurangan biaya adalah tantangan utama dari penetapan
target target yang dapat menggunakan metode reverse engineering, analisis nilai, atau
perbaikan proses.
1.4 Manufaktur dan Pembelian JIT
a. Efek Persediaan
Secara tradisional, persediaan bahan baku dan suku cadang dilakukan sehingga
perusahaan dapat memanfaatkan diskon kuantitas dan melakukan lindung nilai terhadap
kenaikan harga di masa mendatang. Tujuannya adalah untuk menurunkan biaya persediaan.
Solusi JIT adalah untuk memanfaatkan hubungan pemasok dengan menegosiasikan kontrak
jangka panjang dengan beberapa pemasok terpilih yang berada dekat dengan produksi. Untuk
membantu mengurangi ketidakpastian permintaan pemasok dan membangun rasa percaya diri
dan kepercayaan, para produsen JIT menekankan kontrak jangka panjang. Kontrak jangka
panjang memastikan permintaan produk mereka yang cukup stabil. . Basis pemasok yang
lebih kecil biasanya berarti peningkatan penjualan untuk pemasok yang dipilih. Jadi, baik
pembeli maupun pemasok mendapatkan keuntungan, hasil yang sama ketika hubungan
eksternal dikenali dan dieksploitasi. Dengan mengurangi jumlah pemasok dan bekerja sama
dengan pemasok yang tersisa, kualitas bahan yang masuk dapat ditingkatkan secara
signifikan, sehingga beberapa biaya terkait kualitas dapat dihindari atau dikurangi.
c. Pengelompokkan Karyawan
Seperti yang telah disebutkan, tiap sel membutuhkan akses mudah dan cepat ke
layanan pendukung, yang berarti departemen jasa yang tersentralisasi harus diturunkan dan
personalnya harus ditugaskan kembali untuk bekerja secara langsung pada sel
pemanufakturan. Sebagai contoh, sehubungan dengan bahan mentah, JIT memerlukan
beberapa titik persediaan, masing-masing terletak di dekat tempat bahan akan digunakan.
Tidak perlu lokasi toko pusat, penyetelan seperti itu sebenarnya menghambat efisiensi
produksi. Agen pembelian dapat ditugaskan ke setiap sel untuk menangani kebutuhan
material. Demikian pula, personel layanan lainnya, seperti insinyur manufaktur dan kualitas,
dapat ditugaskan ke sel.
d. Pemberdayaan Karyawan
JIT tentu saja membawa penekanan yang lebih kuat pada pengelolaan kualitas.
Bagian yang rusak membuat produksi terhenti. Kualitas yang buruk tidak bisa ditoleransi
dalam lingkungan manufaktur yang beroperasi tanpa persediaan. Sederhananya, JIT tidak
dapat diimplementasikan tanpa komitmen terhadap quality controltotal (TQC). Pendekatan
untuk mengelola kualitas ini bertentangan dengan doktrin tradisional, yang disebut tingkat
kualitas yang dapat diterima (AQL). AQL mengizinkan atau membiarkan cacat terjadi
asalkan tidak melebihi tingkat yang telah ditentukan.
Ada tiga metode yang digunakan sistem biaya untuk membebankan biaya pada
produk individu: penelusuran langsung, penelusuran pendorong, dan alokasi. Dalam
lingkungan JIT, banyak biaya overhead yang dibebankan pada produk dengan menggunakan
penelusuran pendorong atau alokasi yang kini secara langsung dapat dibebankan pada
produk. Manufaktur selular, tenaga kerja keahlian beragam, dan kegiatan jasa yang
terdesentralisasi merupakan ciri utama dari tanggung jawab JIT atas perubahan dalam
kemampuan telusur ini.
Dalam struktur departemen, banyak produk yang berbeda dapat merupakan
subyek dari proses yang berlokasi di departemen tunggal. Setelah penyelesaian proses,
produk tersebut ditransfer ke proses lain yang berlokasi di departemen yang berbeda.
Meskipun rangkaian proses yang berbeda biasanya dibutuhkan oleh tiap produk, sebagian
besar proses dapat dilakukan pada lebih dari satu produk. Karena lebih dari satu produk yang
diproses dalam suatu departemen, biaya departemen tersebut merupakan biaya umum bagi
semua produk yang melaluinya, dan karenanya harus dibebankan pada produk dengan
menggunakan penelusuran pendorong atau alokasi. Namun dalam struktur sel
pemanufakturan, semua proses yang dibutuhkan untuk produksi tiap produk atau sub-rakitan
utama dihimpun dalam satu area yang disebut sel. Sehingga, biaya mengoperasikan sel
tersebut dapat dibebankan pada produk atau sub-rakitan dengan menggunakan penelusuran
langsung.
2. Biaya Produksi
4. Backflush Costing
1.6 Kasus
Setelah menerapkan JIT, tiga sel manufaktur dibuat dan pekerja sel dilatih untuk
melakukan pemeliharaan preventif dan perbaikan kecil. Seorang petugas pemeliharaan penuh
waktu juga ditugaskan untuk setiap sel. Biaya pemeliharaan untuk tiga sel masih berjumlah
$1.960.000; namun, biaya ini sekarang dapat dilacak ke setiap sel, sebagai berikut:
Diminta:
1. Hitung biaya pemeliharaan per unit setiap produk sebelum diterapkan JIT!
2. Hitung biaya pemeliharaan per unit setiap produk setelah menerapkan JIT!
3. Jelaskan mengapa biaya pemeliharaan JIT per unit lebih akurat daripada biaya pra-
JIT (sebelum JIT diterapkan)!
Penyelesaian:
1. Biaya Pemeliharaan per unit setiap produk sebelum diterapkan JIT
Toyal biaya pemeliharaanketiga sel
Biaya pemeliharaan per jam =
Total jam pemeliharaanketiga sel
$ 1.960 .000
=
200.000
= $9,8 per jam
Biaya Biaya
Jam Kuantitas yang
Produk Pemeliharaan Pemeliharaan
Pemeliharaan Diproduksi
per sel per unit
Sel Roda 60.000 52.500 $588.000 $11,2
Sel Jok 60.000 52.500 $588.000 $11,2
Sel Setang 80.000 70.000 $784.000 $11,2
Total 200.000 175.000 1.960.000 $33,6
Jadi, biaya pemeliharaan per unit setiap produk sebelum diterapkan JIT sebesar $11,2
2. Biaya pemeliharaan per unit setiap produk setelah menerapkan JIT
Total biaya pemeliharaan roda
Biaya per unit roda =
Total jam pemeliharaan roda
$ 532.000
=
52.500
= $10,13
Biaya Biaya
Jam Kuantitas yang
Produk Pemeliharaan Pemeliharaan
Pemeliharaan Diproduksi
per sel per unit
Sel Roda 60.000 52.500 $532.000 $10,13
Sel Jok 60.000 52.500 $588.000 $11,2
Sel Setang 80.000 70.000 $840.000 12
Total 200.000 175.000 1.960.000 33,33
Jadi, biaya pemeliharaan per unit setiap produk setelah diterapkan JIT berbeda-
beda. Untuk sel roda, biaya pemeliharaan per unit sebesar $10,13, sel jok sebesar
$11,2, dan sel setang sebesar $12.
3. Mengapa biaya pemeliharaan JIT per unit lebih akurat daripada biaya pra-JIT (sebelum
JIT diterapkan) itu karena sebelum JIT diterapkan, pengalokasian biaya menggunakan
tradisional costing atau ABM yang mana menggunakan ABM masih kurang akurat, dan
setelah JIT diterapkan, pengalokasian biaya menjadi lebih akurat daripada tradisional
costing atau ABM. Itu disebabkan oleh proses pengatribusian JIT yang disebut direct
tracing. Pada direct tracing, biaya secara langsung diatribusikan kepada departemen
atau sel yang menghasilkan biaya tersebut.
Tidak ada persediaan awal atau akhir. Semua barang yang diproduksi dijual
dengan markup 60%. Setiap varians ditutup untuk Harga Pokok Penjualan. (Varian diakui
setiap bulan)
Diminta:
1. Siapkan entri jurnal yang akan dibuat menggunakan akun tradisional pendekatan untuk
arus biaya.
2. Siapkan entri jurnal untuk bulan tersebut menggunakan biaya backflush.
Penyelesaian:
1. Entri jurnal yang akan dibuat menggunakan akun tradisional pendekatan untuk arus
biaya
Transaksi Menggunakan akun Tradisional
Pembelian Bahan Baku Bahan Baku 810.000
Utang Usaha 810.000
Bahan Baku yang Barang dalam Proses 486.000
Dikeluarkan untuk Produksi Bahan Baku (dalam proses) 486.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung Work In Process (WIP) 135.000
Upah Gaji 135.000
Biaya Overhead Work In Process (WIP) 675.000
Pengendalian Overhead 675.000
Penyelesaian Barang Barang jadi 1.687.500
Barang dalam proses 1.687.500
2. Entri jurnal untuk bulan tersebut menggunakan biaya backflush
Transaksi Menggunakan biaya Backflush
Pembelian Bahan Baku Inventaris RIP 810.000
Utang Usaha 810.000
Bahan Baku yang
Tidak Ada Tidak ada
Dikeluarkan untuk Produksi
Biaya Tenaga Kerja Langsung Pengendalian Biaya Konversi 810.000
Upah Gaji 135.000
Biaya Overhead
Pengendalian Overhead 675.000
Penyelesaian Barang Barang jadi 1.687.500
Inventaris RIP 1.687.500
DAFTAR PUSTAKA
Hansen, D.R. and Mowen, M.M. 2007. Managerial Accounting,8th edition. Thomson. :
South–Western (HM).