Anda di halaman 1dari 13

PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN

(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penganggaran)


“Penganggaran”

Dosen Pengampu:
Dwi Koerniawati, M.Ak, Ak, CA

Disusun Oleh:
1. Dea Aliza Putri (G72218031)

2. Imroatul Firdausiyah (G72218040)

3. Ahmad Alfin Rohmatulloh (G92218062)

4. Ajeng Miftakhul Jannah (G92218064)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2020
A. PENGERTIAN PENGANGGARAN
Anggaran penjualan merupakan dasar dilakukannya aktivitas-aktivitas yang
lain, dan pada umumnya anggaran penjualan disusun terlebih dulu dari anggaran-
anggaran yang lain. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh keuntungan.
Keuntungan akan diperoleh apabila perusahaan menjual barang/jasa dengan harga
yang lebih tinggi dari harga pokoknya.1
Dalam penyusunan anggaran operasional perusahaan, biasanya kegiatan
pertama yang harus dilakukan adalah membuat anggaran penjualan. Anggaran
penjualan umumnya menggambarkan penghasilan yang diterima karena ada
penjualan2. Anggaran penjualan merupakan langkah awal dalam menyiapkan
anggaran induk, karena volume penjualan yang diestimasi mempengaruhi hampir
semua item lainnya dalam anggaran induk. 3
Anggaran Penjualan meliputi anggaran tentang jenis produk yang akan dijual,
waktu penjualan, volume produk yang akan dijual, harga per unit, dan daerah
penjualannya.
B. Konsep dasar anggaran penjualan
Menurut Gunawan A. dkk. penyusunan konsep anggaran dapat dikatakan
mencakup segala kegiatan dibidang penjualan.4
Ada beberapa komponen pokok konsep anggaran penjualan antara lain:
1. Dasar-dasar penyusunan anggaran
a. Menyusun tujuan perusahaan
b. Menyusun strategi perusahaan
c. Menyusun forecast penjualan
2. Menyusun anggaran penjualan
a. Anggaran promosi dan advertensi
b. Anggaran biaya-biaya penjualan
c. Rencana pemasaran penyusunan anggaran penjualan harus sesuai dengan
tujuan umum perusahaan dan strategi perusahaan

1
Adisaputro, Anggaran Bisnis, (2007, Yogyakarta: Penerbit BPFE), Hlm 121
2
Ellen, Anggaran Perusahaan, (2001, Jakarta: PT Gramedia), Hlm 22
3
Jae K, Budgeting : Basic and Beyond, (2000, Jakarta : Erlangga) Hlm 56.
4
Adisaputro, Anggaran Bisnis, (2007, Yogyakarta: Penerbit BPFE), Hlm 122.
C. MANFAAT DAN KEGUNAAN ANGGARAN PENJUALAN
Tujuan penyusunan anggaran penjualan adalah untuk merencanakan setepat
mungkin tingkat penjualan pada periode yang akan datang dengan memperhatikan
data yang merupakan pencerminan kejadian perusahaan yang dialami pada masa lalu
khususnya di bidang penjualan. Anggaran penjualan meruapakan bagian dari
anggaran secara umum. Secara umum, semua budget termasuk budget penjualan
mempunyai tiga kegunaan pokok yaitu : sebagai pedoman kerja, sebagai alat
pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan kerja yang membantu
manajemen dalam memimpin jalannya perusahaan. Sedangkan secara khusus, budget
penjualan berguna sebagai dsar penyusununan semua budget-budget dalam
perusahaan, sebab bagi perusahaan yang menghadapi pasar bersaing, budget
penjualan harus disusun paling awal daripada semua budget yang lain yang ada di
dalam perusahaan.

Menurut welsch hilton dan gordon (2000: 174), manfaat anggaran penjualan yaitu :

1. Untuk mengurangi ketidakpastian tentang pendapatan di msa datang


2. Untuk mwmasukkan kebijakan dan keputusan manajemen ke dalam proses
perencanaan (contoh dalam rencana pemasaran ).
3. Untuk memberikan informasi penting berisi pembentukan elemen lain dari
rencana laba yang menyeluruh.
4. Untuk memudahkan pengendalian manajemen ats kegiatan penjualan yang
dilakukan

Menurut tendi haruman dan sri rahayu (2007: 45) tujuan penyusunan anggaran
penjualan adalah : untuk merencanakan setepat mungkin tingkat penjualan pada
periode yang akan datang dengan memperhatikan data yang merupakan pencerminan
kejadian yang dialami perusahaan di masal lalu, khususnya di bidang penjualan.5

D. CARA-CARA MELAKUKAN PENAKSIRAN PENJUALAN


Untuk menyusun budget penjualan diperlukan penaksiran-penaksiran
(forecasting) khususnya penaksiran tentang jumlah produk yang diperkirakan akan

5
Trisno rahmanto.lebih mengenal anggaran penjualan.
https://www.kompasiana.com/trisnorohmanto/565c1da7f37e613228e1cf33/lebih-mengenal-anggaran-
penjualan?page=all. Diakses pada tanggal 28 februari 2020
mampu dijual beserta harga jualnya, yang masing-masing dikaitkan dengan jenis
produk yang akan dijual, dengan waktu serta tempat penjualannya.

Menurut sifatnya cara untuk melakukan penaksiran-penaksiran tersebut dapat


dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Penaksiran yang bersifat kualitatif


Merupakan cara penaksiran yang menitik beratkan pada pendapat seseorang.
Cara penaksiran ini mempunyai kelemahan yang menonjol, yaitu bahwa pendapat
seseorang seringkali banyak diwarnai oleh hal-hal yang bersifat subyektif dari
pada bersifat obyektif. Dengan demikiam ketepatan hasil taksirannya menjadi
diragukan. Adapun beberapa cara penaksiran yang bersifat kualitatif ini antara
lain:
a. Pendapat pimpinan bagian pemasaram
b. Pendapat para petugas penjualan
c. Pendapat lembaga-lembaga penyalur
d. Pendapat konsumen
e. Pendapat para ahli yang dipandang memahami (konsultan).
2. Penaksiran yang bersifat kuantitatif
Cara yang mendasarkan diri dapa data historis dari suatu variabel saja, yaitu
variabel yang akan ditaksir itu sendiri. Misalnya dengan metode trend variabel
saja, yaitu variabel yang akan ditaksir itu sendiri. Misalnya dengan metode trend
bebas, trend setengah rata-rata, tren moment, trend least square, dan kuadrik.

a. Metode trend bebas.


Merupakan suatu cara penerapan garis trend tanpa menggunakan rumus
matematika. Garis trend dapat ditaarik tanpa menggunakan pertimbangan-
pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang dipakai oleh setiap orang mungkin
berbeda, sehingga setiap orang mungkin akan menggambarkan garis trend yang
berbeda-beda pula. Penggambaran garis trend dengan cara ini sangat subjektif dan
kurang memenuhi syarat ilmiah. Sehingga jarang digunakan. 6
Pada umumnya metode trend bebas cenderung digunakan sebagai analisis
pendahuluan yang akan memberikan gambaran awal dari suatu permasalahan

6
Justine T. Sirat. Anggaran sebagai alat bantu bagi manajemen. (PT. Gramedia widasrna indonesia : jakarta.
2006), hlm 37
yang akan dihadapi. Metode trend bebas mencoba melihat pola data amatan
melalui tebaran titik dari pasang data penjualan pada setiap waktunya.
Berdasarkan tebaran data yang terbentuk dapat diperkirakan trend penjualan dari
data tersebut.
Contoh kasus.
PT. Maju memiliki data penjualan tahunan sebagai berikut :

tahun Penjualan (unit)


2010 8.500
2011 9.000
2012 9.500
2013 10.000

Dari tabel tersebut bila manajer menginginkan adanya kenaikan


penjualan sebesar 500 unit untuk tahun 2014. Dari tahun sebelumnya dengan
harga yang sama. Dari tahun sebelumnya dengan harga yang sama. Data tabel
penjualan setelah adanya kenaika sebesar 500 unit.

tahun Penjualan (unit)


2010 8.500
2011 9.000
2012 9.500
2013 10.000
2014 10.500

metode ini biasanya digambarkan dalam bentuk grafik, metode ini jarang
digunakan dengan alasan tidak memperhitungkan hitungan kualitatif dan berdasar
pada data subyektif, tidak berdasar pada model tertentu, tidak berdasarkan metode
deduktif dan induktif, tidak logis dan sistematis.

b. Trend setengah rata-rata


Sebuah perusahaan tekstil ingin membuat peramalan penjualan tekstil di pulau
jawa. Beberapa tahun mendatang dengan menggambarkan garis trendnya.
Data selama beberapa tahun terakhir adalah :

Tahun (X) Penjualan (ribuan yard )


2010 1.800
2011 1.900
2012 2.000
2013 1.950
2014 1.900
2015 1.950
2016 2.000
2017 2.200

Rumus : Y= a + b X a= rata-rata data kelompok I


b= (selisih rata-rata data kelompok I dan II ) : n
n= jumlah data dalam kelompok 1 dan II
sehingga : a = (1.800 + 1.900 + 2.000 + 1.950) : 4 = 1.912,5
b = ( 8.050/4 – 1.912,5 ) : 8 = 12,5
persamaan garis trend = Y = 1.912,5 + 12,5 X 7

c. Metode trend moment


Metode trend moment menggunakan cara-cara perhitungan statistika dan
matematika tertentu untuk mengetahui fungsi garis lurus sebagai pengganti garis
patah-patah yang dibentuk oleh data historis perusahaan. Dengan demikian
pengaruh unsur-unsur subyektif dapat dihindarkan. Prinsip-prinsip pengerjaan
metode trend moment adalah sebagai berikut ;
1) Barang tahan lama minimal satu tahun
2) Barang yang selalu diperlukan misalnya sembako
3) Kegiatan usaha sudah minimal dua tahun, digunakan sebagai data
penjualan tahun yang lalu
4) Jumlah data tahun lalu baik tahun ganjil maupun genap tetap diurut
dari 0, 1, 2,3 4,dan seterusnya pada kolom X.

7
Ibid, 57
Rumus metode trend moment :

1. Y= a + bx
2. ∑ y= n.a + b.∑ x
3. ∑xy= a ∑x + b.∑ x2

Contoh soal :
Sebuah perusahaan yang bergerak dalam penyediaan minuman air galon ingin
membuat forecast penjualan minuman air galon untuk beberapa tahun mendatang
di daerah singkawang, dengan menggambarkan garis trend data penjualan tahun
yang lalu adalah sebagai berikut :
Tahun Penjualan
(Y)
2005 240
2006 250
2007 280
2008 290
2009 305
2010 330

Jawaban

Tahun Penjualan
X xy X2
(Y)
2005 0 240 0 0
2006 1 250 250 1
2007 2 280 560 4
2008 3 290 870 9
2009 4 305 1.220 16
2010 5 330 1.650 25
∑ 1.965 15 4.550 55

Bentuk persamaan untuk memperoleh nilai a dan b dengan menggunakan data-


data yang diperoleh di atas :
∑Y = n. a+b. ∑ x
∑xy = a. ∑ X + b. ∑X2
1.695= 6.a + b.15
4.550= 15. a + b. 55
Diselesaikan dengan metode eliminasi
1.695= 6.a + b.15 (x 2,5)
4.550= 15. a + b. 55 (x 1)

4.237,5 = 15a + 37,5b


4.550 =15.a + 55b-
-312,5 =-17,5b
b = 17,8571
masukkan nilai b yang diperoleh
1.695 =6a + 267.8571
A = 237,8571 (dibulatkan dua di belakan koma )8

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPERNGARUHI ANGGARAN PENJUALAN


Suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik bila taksiran-taksiran yang
termuat didalamnya cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya
nanti. Untuk dapat melakukan penaksiran secara lebih akurat, diperlukan berbagai
dasar informasi dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang harus
diperhitungkan dalam menyusun anggaran penjualan dalam suatu perusahaan.
Menurut M. Nafarin (2004) mengemukakan bahwa penyusunan anggaran
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1. Faktor pemasaran.
2. Faktor keuangan.
3. Faktor ekonomis.
4. Faktor teknis.
5. Faktor lainnya

Adapun penjelasan dari factor-faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan yaitu:

8
Catur sasongko dan safrida rumondang parulian. Anggaran (salemba empat: jakarta. 2016) Hlm 20
1. Faktor Pemasaran
- Luas pasar, apakah bersifat lokal, regional, nasional.
- Keadaan persaingan, apakah bersifat monopoli, oligopoli atau bebas.
- Keadaan konsumen, bagaimana selera konsumen, apakah konsumen akhir atau
konsumen industri.
2. Faktor Keuangan Apakah model kerja perusahaan mampu untuk mencapai target
penjualan yang dianggarkan, seperti untuk : beli bahan baku, bayar upah, biaya
promosi produk, dan lain-lain.
3. Faktor Tekhnis Apakah kapasitas terpasang seperti mesin dan alat mampu
memenuhi target penjualan yang dianggarkan, apakah bahan baku dan tenaga
kerja mudah didapat dan murah biayanya.
4. Faktor Ekonomis Apakah dengan meningkatkan penjualan akan meningkakan
laba atau sebaliknya.
5. Faktor Lainnya Apakah pada musim tertentu anggaran penjualan ditambah,
apakah kebijaksanaan pmerintah tidak berubah, sampai berapa lama anggaran
yang disusun masih dapat dipertahankan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa selain peramalan penjualan
yang diperlukan untuk penyusunan anggaran tetapi perlu juga dipertimbangkan
faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap penjualan seperti faktor pemasaran,
faktor keuangan, faktor ekonomis, faktor teknis, dan faktor lainnya. 9

F. BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENYUSUNAN


ANGGARAN PENJUALAN
Dalam melakukan penyusunan anggaran penjualan, perlu dipertimbangkan
beberapa faktor, yaitu karakteristik pasar yang dihadapi perusahaan, kemampuan
finansial, keadaan personalia, dan dimensi waktu.
1. Karakteristik pasar yang dihadapi perusahaan, seperti
a. Luas pasar (lokal, nasional, dan lain-lain);
b. Keadaan persaingan (monopoli, perdagangan bebas, dan lain-lain);
c. Kemampuan pasar untuk menyerap barang;
d. Keadaan sifat konsumen (konsumen akhir, konsumen industri).
2. Kemampuan Finansial:

9
Nafarin, Penganggaran Perusahaan, (Jakarta: Salemba Empat, 2004), Hal. 30.
a. kemampuan membiayai penelitian pasar,
b. tersedianya modal kerja yang cukup;
c. kemampuan membeli bahan mentah untuk dapat memenuhi target penjualan.
3. Keadaan Personalia:
a. Ketersediaan tenaga kerja (cukup, kurang atau berlebihan);
b. Kemampuan tenaga kerja yang tersedia untuk melakukan tugastugasnya agar
target; yang ditentukan tercapai.
4. Dimensi Waktu:
Perlu dipertimbangkan sampai seberapa lama rencana yang disusun masih
reliable, sebab jika membuat rencana terlalu awal, kemungkinan akan terjadi
perubahan keadaan.

G. LANGKAH DALAM MENYUSUN ANGGARAN PENJUALAN


Dalam menyusun anggaran penjualan langkah yang perlu dilakukan, yaitu
penentuan dasar-dasar anggaran dan penyusunan rencana penjualan.
1. Penentuan dasar-dasar anggaran:
a. Penentuan tujuan umum dan tujuan khusus;
b. Penentuan strategi pemasaran yang dipakai; .
c. Penentuan relevant variable yang mempengaruhi penjualan.
2. Penyusunan rencana penjualan
a. Analisis ekonomi;
b. Melakukan analisis industri;
c. Melakukan analisis prestasi penjualan yang lalu;
d. Analisis penentuan prestasi penjualan di masa mendatang;
e. Menyusun peramalan penjualan, yaitu meramalkan jumlah penjualan yang
diharapkan dengan anggapan segala sesuatu berjalan sama seperti masa lalu;
f. Menentukan jumlah penjualan yang dianggarkan;
g. Menghitunng anggaran rugi laba;
h. Mengkombinasikan rencana penjualan yang telah disetujui pada pihak lain
yang berkepentingan.
H. STUDI KASUS PADA JURNAL
ANALISIS PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN CRUDE PALM OIL
(CPO) PADA PT KARYA SAWIT LESTARI BITUNG
 ABSTRAK: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
penyusunan anggaran penjualan CPO pada PT Karya Sawit Lestari Betung.
Manfaat daru penulisan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran,
pemahaman serta wawasan yang lebih terhadap cara penyusunan anggaran
penjualan. Dari laporan ini penulis menemukan bahwa perusahaan tidak
melaksanankan tahapan penyusunan anggaran penjulan yang seharusnya dan
tidak melakukan analisis penyimpangan antara anggaran penjualan dan
realisasinya. Penulis menyarankan pada perusahaan sebaiknya perusahaan
melaksanakan prosedur penyusunan anggaran penjualan yang seharusnya dan
melakukan analisis terhadap penyimpangan antara anggaran perusahaan dan
realisasinya, perusahaan juga dapat menggunakan metode least square dalam
menghitung anggaran penjualannya karena berdasarkan perhitungan anggaran
yang penulis lakukan terlihat jelas metode least square adalah metode yang
sesuai untuk digunakan pada PT Karya Sawit Lestari Bitung. Hal ini
membuktikan bahwa metode tentang kebijakan penganggaran yang dibuat
oleh PT Karya Sawit Lestari Bitung Khususnya pada anggaran penjualan tidak
tepat dan berbeda jauh dengan realisasi yang terjadi.
 Latar belakang penelitian
Perusahaan melakukan penjulan tetapi pada setiap periode
penjualannya sering terjadi penurunan dan penentuan target harga sering tidak
sesuai, perusahaan ini sendiri belum melakukan prosedur penyusunan
anggaran penjualan yang tepat, hal ini dapat dilihat dari kebijakan pemimpin
perushaan yang mengatur sendiri target penjualan yang akan dicapai pada
periode yang akan datang (metode otoriter) dan belum ada Analisa mengenai
penyimpangan anggaran penjualan dan realisasinya, maka hal ini
memungkinkan terjadinya penyimpangan yang dapat merugikan perusahaan.
 Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan data primer yang memberikan sumber data
langsung kepada pengumpul data dengan metode wawancara dan Teknik
analisis data yang digunakan yaitu kuantitatif
 Hasil
Untuk penyusunan anggaran penjualan anggaran penjualan perusahaan
dapat menggunakan prosedur anggaran perusahaan yang seharusnya sehingga
proses penyusunan anggaran pada PT Karya Sawit Lestari Bitung
menghasilkan anggaran penjualan yang tepat dan efektif 10

10
Mardiana, ANALISIS PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN CRUDE PALM OIL (CPO) PADA PT
KARYA SAWIT LESTARI BITUNG., Jurnal ACSY, (Jan-Jun 2018), Vol.7 No.1, 11-22.
DAFTAR PUSTAKA

Nafarin, M. 2004. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Mardiana. 2018. ANALISIS PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN CRUDE PALM OIL


(CPO) PADA PT KARYA SAWIT LESTARI BITUNG. Jurnal ACSY. Vol.7 No.1. 11-
22
Gunawan, Adisaputro. 2007. Anggaran Bisnis. Yogayakarta: Penerbit BPFE, Edisi Revisi.

Christina, Ellen dkk. 2001. Anggaran Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Shim, Jae K. 2000. Budgeting: Basic and Beyond. Jakarta : Erlangga.

Sasongko,Catur dkk. 2016. Anggaran. Jakarta : SalembaEmpat

Trisno rahmanto.lebih mengenal anggaran penjualan.


https://www.kompasiana.com/trisnorohmanto/565c1da7f37e613228e1cf33/lebih-mengenal-
anggaran-penjualan?page=all. Diakses pada tanggal 28 februari 2020

Justine T. Sirat. 2006. Anggaran sebagai alat bantu bagi manajemen. Jakarta : PT. Gramedia
widasrna indonesia

Anda mungkin juga menyukai