Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH PENGANGGARAN

“BUDGET PENJUALAN”
Dosen : Hj. Erviva Fariantin, SE., MM

Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Putri Julaiha (181636SA)
2. Indra Pirdaus (181657SA)
3. Widian Rahayu KD (181683SA)
4. Sumarni (181695SA)
5. Nadyatun Munawarah (181709SA)
6. Chaeruman Farizi (20A1875SA)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMM MATARAM


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat


rahmatnya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “ BUDGET
PENJUALAN ”.
Makalah ini kami ajukan untuk tugas kuliah, tak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya . Makalah ini tak jauh dari sempurna , oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi dan manfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua .

Praya, 30 september 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Pengertian Budget Penjualan..........................................................................3
2.2 Kegunaan Budget Penjualan..........................................................................3
2.3 Data dan Informasi untuk Menyusun Budget Penjualan................................4
2.4Cara Melakukan Taksiran...............................................................................5
2.5 Bentuk Budget Penjualan.............................................................................33
2.6 Budget Potongan Penjualan..........................................................................36
2.7 Bentuk Budget Potongan Penjualan.............................................................37
BAB III PENUTUP..............................................................................................41
3.1 Kesimpulan..............................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyusunan anggaran pada suatu perusahaan sangatlah erat kaitannya
dengan manajemen, khususnya yang berhubungan dengan penyusunan
rencana (planning), pengkoordinasian kerja (coordinating) dan pengawasan
kerja (controling). Oleh karena itu anggaran hanyalah sebagai alat bagi
manajemen, maka dari itu meskipun suatu anggaran telah disusun dengan
begitu baik dan sempurna, namun kehadiran manajer masih mutlak
diperlukan. Anggaran yang baik dan sempurna tidak akan menjamin bahwa
pelaksanaan serta realisasinya nanti juga akan baik dan sempurna tanpa
dikelola oleh tangan-tangan manajer yang terampil dan berbakat. Menurut
Hani Handoko (2008:6) “Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi,
karena tanpa manajemen semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan
lebih sulit.” Karena setiap perusahaan pasti memiliki tujuan, baik tujuan
jangka panjang maupun jangka pendek. Tujuan jangka pendek perusahaan
yaitu untuk mencari keuntungan atau laba. Karena keuntungan merupakan
salah satu ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam mengoperasian
perusahaan sedangkan tujuan jangka panjangnya yaitu untuk mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan dan pertumbuhan perusahaan. Oleh karena
itu, dengan adanya manajemen dalam perusahaan sangatlah diperlukan dalam
penyusunan anggaran untuk mencapai tujuan dari perusahaan.
Perencanaan dan pengendalian laba merupakan proses yang ditujukan
untuk membantu manajemen dalam melaksanakan fungsi - fungsi perencanaan
dan pengendalian secara efektif. Perencanaan laba merupakan rencana kerja
perusahaan untuk mencapai target laba yang telah ditentukan. Pengendalian
merupakan suatu langkah yang dilakukan oleh manajemen untuk
meningkatkan kecenderungan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam
tahap perencanaan dan juga untuk memastikan bahwa seluruh bagian
organisasi berfungsi sesuai kebijakan organisasi. Agar perusahaan dapat
mencapai target laba yang diinginkan, maka perusahaan harus membuat
rencana laba yang menjadi dasar bagi manajemen perusahaan untuk
merumuskan rencana yang akan dilaksanakan dalam tahun tersebut.
Dengan adanya evaluasi penerapan anggaran dapat diketahui berapa
banyak keuntungan yang akan diperoleh selama periode yang telah ditentukan
oleh perusahaan, selain itu manajemen juga dapat mengetahui dan mencegah
jika terjadi kesalahan pada laporan yang dibuat, sebagai acuan untuk
melaksanakan suatu program yang diadakan oleh perusahaan.
Perencanaan dan pengendalian laba merupakan persoalan yang cukup
penting bagi manajemen, perencanaan efektif dan pengendalian laba yang
sistematis merupakan sesuatu hal yang sangat penting sehingga dalam
program perencanaan dan pengendalian harus menggunakan pendekatan yang

1
layak diterapkan pada setiap masalah. Program perencanaan dan pengendalian
tidak dapat memecahkan masalah-masalah khusus personalia, tetapi dapat
mengarahkan pertimbangan yang seksama terhadap masalah tersebut dan
membantu penempatannya secara perspektif. Perencanaan yang efektif dalam
pengendalian laba jangka panjang dan jangka pendek akan menguntungkan
perusahaan di masa mendatang. Selain itu, untuk mempermudah keinginan
perusahaan yaitu memperoleh laba semaksimal mungkin maka perusahaan
perlu membuat laporan rugi laba, karena dengan membuat laporan rugi laba,
maka perusahaan dapat mengevaluasi perkembangan dari perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah :
1. Apa pengertian budget penjualan ?
2. Apa saja kegunaan budget penjualan ?
3. Bagaimana data dan informasi untuk menyusun budget penjualan ?
4. Bagaimana cara menyusun budget penjualan ?
5. Bagaimana bentuk budget penjualan ?
6. Apa saja budget potongan penjualan ?
7. Bagaimana bentuk budget penjualan ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuannya :
1. Untuk mengetahui pengertian dari budget penjualan
2. Untuk mengetahui kegunaan-kegunaan budget penjualan
3. Untuk mengetahui data dan informasi untuk menyususn budget penjualan
4. Untuk mengetahui cara menyusun budget penjualan
5. Untuk mengetahui bentuk budget penjualan
6. Untuk mengetahui budget potongan penjualan
7. Untuk mengetahui bentuk budget penjualan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Budget Penjualan


Budget penjualan (sales budget) ialah budget yang merencanakan secara
sistematis dan lebih terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode
tertentu yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis
(kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual,
harga barang yang akan dijual, waktu penjualan, serta tempat (daerah)
pemasarannya.
Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa budget penjualan hanyalah
merupakan salah satu bagian saja dari seluruh rencana perusahaan di bidang
pemasaran (marketing planning). Beberapa rencana perusahaan di bidang
pemasaran yang lain misalnya :
1) Rencana tentang sasaran atau tujuan pemasaran selama periode yang akan
datang. Misalnya mencapai laba maksimal, penetrasi pasar (market
penetration), pengembangan pasar (marker development),
mempertahankan pangsa pasar (market share), memperkenalkan produk
baru, mempertahankan hidup dsb.
2) Rencana tentang organisasi pemasaran yang akan dipergunakan selama
periode yang akan datang.
3) Rencana tentang pembagian jaringan saluran distribusi selama periode
yang akan datang.
4) Rencana tentang media - media promosi yang akan dipergunakan selama
periode yang akan datang.
5) Rencana tentang pengembangan produk selama periode yang akan datang.
6) Rencana tentang survei atau penelitian konsumen selama periode yang
akan datang, dsb.

2.2 Kegunaan Budget Penjualan

Secara umum, semua budget, termasuk budget penjualan, mempunyai tiga


kegunaan pokok, yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai alat manajemen untuk
menciptakan koordinasi kerja, dan sebagai alat manajemen untuk melakukan
evaluasi atau pengawasan kerja. Seringkali kegunaan secara umum semacam
ini disebut juga sebagai kegunaan manajerial, karena berkaitan erat dengan
fungsi manajemen, terutama di bidang perencanaan, pengkoordinasian, dan
pengawasan.
Sedangkan secara khusus, budget penjualan mempunyai beberapa
kegunaan penting, antara lain :

3
1) Sebagai dasar untuk menyusun budget unit yang akan di promosikan,
karena jumlah satuan (unit) yang akan diproduksikan oleh perusahaan
ditentukan oleh berapa banyak perusahaan yang bersangkutan mampu
menjualnya.
2) Sebagai dasar untuk menyusun budget kas, karena penjualan tunai akan
mengakibatkan pemasukan kas.
3) Sebagai dasar untuk penyusun budget piutang, karena penjualan kredit
akan mengakibatkan bertambahnya piutang perusahaan.
2.3 Data dan Informasi untuk Menyusun Budget Penjualan

Sebagaimana telah diutarakan dimuka,langkah awal untuk menyusun sebuah


budget yang baik dan akurat adalah mengumpulkan data dan informasi yang
dibutuhkan. Data dan informasi inilah yang nantinya akan merupakan faktor-
faktor serta bahan pertimbangan dalam menyusun suatu budget. Adapun data
dan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun budget penjualan, antara lain:
1. Data internal yaitu data dan informasi yang ada didalam perusahaan itu
sendiri, seperti misalnya :
a) Perkembangan penjualan di waktu - waktu yang lalu, baik tentang
jenis (kualitas), jumlah (kuantitas), harga, waktu maupun tempat
(daerah) pemasarannya.
b) Kebijakan - kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan
pemasaran.
c) Kapasitas produksi yang nantinya diperlukan untuk menunjang
penjualan.
d) Tersedianya karyawan yang ditugasi di bidang pemasaran, baik
jumlahnya (kuantitas), maupun keterampilannya (kualitas).
e) Tersedianya fasilitas - fasilitas penunjang kegiatan pemasaran,
seperti misalnya gudang, kendaraan pengangkut, jaringan
pemasaran, dsb.
f) Tersedianya modal kerja untuk menunjang kegiatan pemsaran.

Sampai batas-batas tertentu perusahaan masih dapat mengatur dan


menyesuaikan data internal ini dengan apa yang diinginkan untuk masa
yang akan datang. Misalnya kapasitas produksi yang sekarang ada
dirasakan masih kurang, maka sampai batas-batas tertentu masih dapat
ditambah sesuai dangan kebutuhan selama periode yang akan datang.
Demikian pula halnya dengan jumlah karyawan, fasilitas penunjang,
modal kerja, dsb. Oleh sebab itu, data dan informasi internal ini sering
juga disebut sebagai data dan informasi yang terkendali atau dapat diatur
(controllable).

4
2. Data eksternal, yaitu data dan informasi yang ada di luar perusahaan
sendiri, tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap budget penjualan,
seperti misalnya :
a) Pesaing dan tingkat pesaing di pasar.
b) Posisi perusahaan dalam persaingan.
c) Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya.
d) Rata-rata penghasilan penduduk dan tingkat pertumbuhannya.
e) Konsumen, baik jumlahnya, tingkat penghasilannya, selera serta
keinginannya, dsb.
f) Elastisitas permintaan terhadap produk yang akan dijual oleh
perusahaan (demand elasticity), yang nantinya akan sangat
berpengaruh terhadap harga jual.
g) Agama, adat istiadat, dan berbagai kebiasaan masyarakat.
h) Kebijakan - kebijakan pemerintah, baik di bidang politik, ekonomi,
sosial, budaya maupun keamanan.
i) Keadaan perekonomian nasional maupun internasional.
j) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dsb.

Terhadap data dan informasi internal ini perusahaan sama sekali


tidak dapat mengatur dan menyesuaikan dengan apa yang diinginkan
untuk masa yang akan datang. Misalnya perusahaan tidak mungkin
dapat mengatur para pesaing dan tingkat persaingan di pasar. Demikian
pula halnya dengan penduduk, konsumen, kebijakan pemerintah,
keandalan perekonomian nasional, keadaan perekonomian dunia, dsb.
Oleh sebab itu, data dan informasi eksternal ini sering juga disebut
sebagai data dan informasi tak terkendali atau tak dapat diatur
(uncontrollable).

2.4 Cara Melakukan Taksiran

Untuk menyusun budget penjualan diperlukan penaksiran - penaksiran


(forecasting), khususnya penaksiran tentang jumlah (kuantitas) produk yang
diperkirakan akan mampu dijual dan penaksiran tentang harganya. Menurut
sifatnya, cara (metode) untuk melakukan penaksiran - penaksiran tersebut
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Yang bersifat kualitatif (nonstatistical method atau opinion method),
ialah cara penaksiran yang menitikberatkan pada pendapat seseorang.
Cara seperti ini memiliki kelemahan yang menonjol, yaitu bahwa
pendapat seseorang seringkali banyak diwarnai oleh hal-hal yang bersifat
subjektif, daripada bersifat objektif. Dengan demikian ketepatan atau
keakuratan hasil taksirannya menjadi diragukan. Adapun beberapa cara
penaksiran kualitatif semacam ini antara lain :

5
a) Pendapat pemimpin bagian pemasaran (executive opinion)
b) Pendapat para petugas penjualan (salesman)
c) Pendapat lembaga-lembaga penyalur (channel of distributions)
d) Pendapat konsumen (melalui penelitian pasar)
e) Pendapat para pengamat atau para ahli yang dipandang
memahami (konsultan)
2. Yang bersifat kuantitatif (statistical method), ialah cara penaksiran yang
menitikberatkan pada perhitungan - perhitungan angka dengan
menggunakan berbagai metode statistika. Dengan menggunakan cara
penaksiran kuantitatif semacam ini diharapkan sejauh mungkin dapat
menghilangkan unsur-unsur subjektif seseorang, sehingga hasil
taksirannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. Namun cara (metode)
ini juga mengandung kelemahan, seperti misalnya selera konsumen,
kebiasaan konsumen, tingkat pendidikan dan cara berpikir masyarakat,
struktur masyarakat dsb. Adapun beberapa cara penaksiran kuantitatif
semacam ini antara lain :
a. Cara yang mendasarkan diri pada data historis (data pengalaman
diwaktu yang lalu) dari suatu variabel saja, yaitu variabel yang
akan ditaksir itu sendiri. Cara atau metode yang termasuk dalam
kelompok ini misalnya :
1) Metode tren bebas (free hand method)
2) Metode tren setengah rata-rata (semi average method)
3) Metode tren momen (moment method)
4) Metode tren kuadrat terkecil (least square method)
5) Metode tren kuadratik (parabolic method)
b. Cara yang mendasarkan diri pada data historis dari variabel yang
akan ditaksir beserta hubungannya dengan variabel lain yang
diduga mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap
perkembangan variabel yang akan ditaksir tersebut. Variabel yang
akan ditaksir ini sering dinamakan sebagai variabel yang
dipengaruhi atau variabel tak bebas (independent variable). Cara
atau metode yang termasuk dalam kelompok ini misalnya :
1) Metode regresi tunggal (single regression), di mana
penaksiran hanya menggunakan satu variabel yang di
pengaruhi atau variabel tak bebas, dan satu variabel yang
mempengaruhi atau variabel bebas.
2) Metode regresi berganda (multiple regression), di mana
penaksiran menggunakan satu variabel yang dipengaruhi
atau variabel tak bebas, dan lebih dari satu variabel yang
mempengaruhi atau variabel bebas.
c. Cara penaksiran yang menggunakan metode - metode statistik
(tren ataupun regresi) yang diterapkan dalam berbagai analisis
khusus, seperti :

6
1) Analisis industri atau analisis pangsa pasar (market
share).
2) Analisis jenis-jenis produk yang dihasilkan oleh
perusahaan (product line analysis).
3) Analisis pemakai akhir dari produk (end used analysis).
Oleh karena cara penaksiran (forecasting) yang bersifat kualitatif maupun
kuantitatif mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing, maka dalam
penggunaanya, cara penaksiran kuantitatif dipakai sebagai cara penaksiran
yang pokok(utama), dan cara penaksiran kualitatif sebagai pelengkapnya
(penunjang).
Dengan menggunakan berbagai cara (metode) penaksiran yang berbeda
akan diperoleh angka-angka taksiran yang berbeda pula. Angka-angka
taksiran ini tidak dengan sendirinya menjadi angka yang dimuat dalam budget
penjualan, melainkan barulah merupakan bahan pertimbangan yang masih
akan dibahas lebih lanjut dalam panitia budget. Bahan-bahan pertimbangan
lain dalam pembahasan lebih lanjut tersebut, misalnya :
1) Kapasitas mesin dan peralatan yang dimiliki perusahaan, serta
kemungkinan perluasannya diwaktu yang akan datang jika memang
diperlukan untuk memenuhi target penjualan tertentu.
2) Tersedianya karyawan, baik jumlahnya maupun ketrampilannya, serta
kemungkinan pengembangannya diwaktu yang akan datang jika
memang diperlukan untuk memenuhi target penjualan tertentu.
3) Tersedianya modal kerja serta kemungkinan pengembangannya diwaktu
yang akan datang jika memang diperlukan untuk memenuhi target
penjualan tersebut.
Pembahasan lebih lanjut dalam panitia budget dengan melibatkan semua
unsur dan semua bagian (departemen) yang berhubungan dengan masalah
penjualan semacam ini sangat diperlukan. Tujuannya agar angka taksiran
yang nantinya akan dimuat dalam budget penjualan merupakan angka-angka
yang telah disepakati bersama dan sesuai dengan kemampuan masing-masing
bagian tersebut. Kesepakatan bersama ini sangat dibutuhkan untuk
menciptakan kerja sama dan koordinasi pelaksanaannya nanti.
Sebagai ilustrasi, berikut ini diberikan beberapa contoh cara penaksiran
yang bersifat kuantitatif, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih
jelas :
1. Metode trend bebas
Pada dasarnya semua metode trend menggunakan prinsip yang
sama, yaitu berusaha mengganti atau mengubah garis patah-patah dalam
grafik yang dibentuk oleh data historis, menjadi garis yang bentuknya
lebih teratur (misalnya bentuk garis lurus, garis lengkung, dsb). Dengan

7
penggantian atau pengubahan menjadi garis yang bentuknya lebih teratur
ini, maka akan memudahkan untuk mengetahui “kelanjutan” garis tersebut
pada waktu-waktu yang akan datang, yaitu dengan cara “melanjutkan”
atau memperpanjang garis tersebut sesuai dengan irama keteraturannya itu.
Dengan demikian angka taksiran untuk periode - periode yang akan datang
dapat mudah diketahui.
Metode tren bebas menentukan bahwa garis patah-patah yang
dibentuk oleh data historis, diganti atau diubah menjadi sebuah garis lurus
dengan cara bebas, berdasarkan pada perasaan (intuisi) dari orang yang
bersangkutan. Garis lurus itu dibuat sedemikian rupa sehingga dirasakan
cukup mewakili titik-titik data historis yang tersebar secara tidak teratur
tersebut. Oleh karena perasaan dan pendapat masing-masing orang itu
berbeda-beda, maka hasil penaksiran (forecasting) untuk periode-periode
yang akan datang juga akan berbeda, dan banyak bersifat subjektif.
Akibatnya taksiran yang diperoleh juga menjadi kurang akurat. Orang
yang bersifat optimistik akan cenderung menghasilkan taksiran yang
tinggi, sedangkan orang yang bersifat pesimistik akan cenderung
menghasilkan taksiran yang rendah. Sebagai ilustrasi, berikut ini diberikan
sebuah contoh, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih jelas:
Misalkan data historis tentang jumlah penjualan CV “Giga
Isnanda" selama 18 (delapan belas) bulan terakhir adalah sebagai berikut:
Bulan Penjualan
Januari 2006 2.500.000 Botol
Februari 2006 1.900.000 Botol
Maret 2006 1.600.000 Botol
April 2006 1.700.000 Botol
Mei 2006 2.000.000 Botol
Juni 2006 2.300.000 Botol
Juli 2006 2.100.000 Botol
Agustus 2006 1.750.000 Botol
September 2006 2.700.000 Botol
Oktober 2006 2.300.000 Botol
November 2006 2.450.000 Botol
Desember 2006 2.900.000 Botol
Januari 2007 3.000.000 Botol
Februari 2007 2.650.000 Botol
Maret 2007 2.800.000 Botol
April 2007 3.200.000 Botol
Mei 2007 2.900.000 Botol
Juni 2007 3.300.000 Botol

8
Bilamana data historis tersebut digambarkan dalam bentuk grafik
makan akan terlihat sebagai berikut :

Dalam gambar grafik tersebut terlihat bahwa data historis


penjualan selama 18 (delapan belas) bulan berupa titik-titik yang tersebar
secara tidak teratur. Jika titik-titik itu dihubungkan akan membentuk garis
patah-patah yang tidak teratur pula. Metode Trend Bebas menentukan
bahwa garis patah-patah tersebut diganti atau diubah menjadi garis lurus
sedemikian rupa sehingga cukup representatif mewakili titik-titik data
historis yang tersebar secara tidak teratur itu. Pembuat garis lurus
dilakukan secara bebas (free hand), tergantung pada perasaan (intuisi) atau
imajinasi dari masing-masing orang. Sebagai contoh, misalnya seseorang
menggambarkan garis lurus tersebut sebagai berikut.

Garis lurus tersebut dianggap telah mewakili titik-titik data historis,


karena sebagian dari titik-titik itu berada di atas garis lurus, dan sebagian
lagi berada di bawah garis lurus. Dengan telah dibuatnya garis lurus, maka
untuk mengetahui taksiran penjualan pada bulan-bulan berikutnya (yang

9
akan datang), dapat dilakukan dengan memperpanjang atau meneruskan
garis lurus tersebut ke bulan-bulan yang diinginkan (misalnya untuk bulan
Januari 2008 sampai dengan bulan Desember 2008). Karena pembuatan
garis lurus dilakukan secara bebas, maka bagi orang yang optimis garis
lurus tersebut akan cenderung dibuat menanjak, sehingga menghasilkan
angka-angka taksiran (forecast) yang besar. Sedangkan bagi orang yang
pesimis garis lurus tersebut akan cenderung dibuat mendatar (landai),
sehingga menghasilkan angka-angka taksiran (forecast) yang kecil.

2. Metode Trend Setengah Rata-rata

Menurut metode ini, garis lurus yang dibuat sebagai pengganti


garis patah-patah yang dibentuk dari data historis tersebut, diperoleh
dengan perhitungan-perhitungan Statistika dan Matematika tertentu,
sehingga unsur subjektif dapat dihilangkan. Berdasarkan formulasi
Matematika, garis lurus yang akan dibentuk tersebut dinyatakan dalam
suatu persamaan atau suatu fungsi garis lurus (linear), yaitu Y' 'a + bX.
Metode Trend Setengah Rata-rata menentukan bahwa untuk mengetahui
fungsi Y’= a + bX tersebut, semua data historis dikelompokkan menjadi
dua kelompok (himpunan) dengan jumlah anggota masing-masing
kelompok sama. Jika banyaknya data historis ganjil (tidak genap), maka
data historis yang berada di deretan paling tengah dituliskan dua kali.
Yang satu diikutkan sebagai anggota kelompok pertama, dan yang satu
lagi diikutkan sebagai anggota kelompok kedua. Berdasarkan perhitungan
rata-rata dari data anggota masing-masing kelompok inilah akan diperoleh
fungsi garis lurus yang bersangkutan.

Sebagai ilustrasi, berikut ini diberikan dua buah contoh, sehingga


dapat memberikan gambaran yang lebih jelas:

a. Metode Trend Setengah Rata-rata dengan n Genap

Misalkan data historis jumlah penjualan CV “Giga Isnanda”


selama 16 (enam belas) bulan sejak bulan Januari 2006 sampai dengan
bulan April 2007 akan dipergunakan untuk menghitung taksiran
penjualan (Budget Penjualan) tahun 2008 yang akan datang, dengan
menggunakan metode penaksiran (forecasting) Trend Setengah Rata-
rata, Sebagai berikut:

10
Data bulan Januari 2006 sampai dengan bulan Agustus 2006
dikelompokkan sebagai kelompok satu (K1), sedangkan data bulan
September 2006 sampai dengan bulan April 2007 dikelompokkan sebagai
kelompok dua (K2).

Fungsi garis lurus Y' = a + bx dapat diketahui dengan


menggunakan rumus:

a = rata-rata kelompok dua (K2)

b = (rata-rata K2 rata-rata K1) : n

n = jarak waktu (bulan) antara rata-rata K1 dengan rata-rata K2

Penerapan rumus tersebut pada perhitungan data di muka, akan


menghasilkan nilai:

a = 2.750

rata-rata K2 = 2.750

rata-rata K1 = 2.000

n = 8, yaitu jarak antara rata-rata K1 yang terletak di perbatasan antara


bulan April 2006 dengan bulan Mei 2006 (tanggal 30 April 2006), dengan
rata-rata K2 yang terletak di perbatasan antara bulan Desember 2006
dengan bulan Januari 2007 (31 Desember 2006).

11
Dengan demikian nilai b = (2.750 2.000) : 8 = 95.73. Jadi persamaan
fungsi trend adalah Y' = 2.750 + 95,73X.

Parameter X dihitung mulai dari bulan setelah posisi rata-rata


kelompok dua (K2). Oleh karena posisi rata K2 pada tanggal 31 Desember
2006 (atau tanggal 1 Januari 2007), maka parameter X dihitung mulai
bulan Januari 2007, yaitu sebesar 0.5. Setelah itu, secara berturut-turut
parameter X untuk bulan-bulan berikutnya akan bertambah satu angka.
Dengan cara ini, maka taksiran (forecast) penjualan dari bulan ke bulan
selama tahun 2008 yang akan datang dapat dihitung dengan cara
memasukkan parameter X ke dalam persamaan fungsi trend tersebut,
seperti terlihat pada tabel berikut:

Bulan Y’ (ribu botol) X


Januari 2008 3.922 12,5
Februari 4.016 13,5
2008
Maret 2008 4.109 14,5
April 2008 4.203 15,5
Mei 2008 4.297 16,5
Juni 2008 4.391 17,5
Juli 2008 4.484 18,5
Agustus 4.578 19,5
2008
September 4.672 20,5
2008
Oktober 4.766 21,5
2008
November 4.859 22,5
2008
Desember 4.953 23,5
2008
Sedangkan nilai dari titik-titik yang membentuk garis lurus sebagai
pengganti garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis, dapat
diketahui dengan menghitung nilai Y’ (nilai trend) sejak bulan Januari
2006 sampai dengan bulan April 2007, seperti terlihat pada tabel berikut:

12
Catatan: Jika deretan nilai Y' (nilai trend) tersebut digambarkan dalam
grafik, akan membentuk garis lurus (linear).

b. Metode Trend Setengah Rata-rata dengan n Ganjil

Misalkan data historis jumlah penjualan CV. “Giga Isnanda”


selama 17 (tujuh belas)bu1an sejak bulan Januari 2006 sampai dengan
bulan Mei 2007 akan dipergunakan untuk menghitung taksiran penjualan
(Budget Penjualan) tahun 2008 yang akan datang, dengan menggunakan
metode penaksiran (forecasting) Trend Setengah Rata-rata, sebagai
berikut:

Bulan Y X Jumlah Rata-rata


(ribu botol) Kelompok Kelompok
Januari 2006 2.500 (12)
Februari 2006 1.900 (11)
Maret 2006 1.600 (10)
April 2006 1.700 (9)
Mei 2006 2.000 (8) 18.700 2.007,78
Juni 2006 2.300 (7)
Juli 2006 2.200 (6)
Agustus 2006 1.800 (5)
September 2006 2.700 (4)

13
September 2006 2.700 (4)
Oktober 2006 2.300 (3)
November 2006 2.450 (2)
Desember 2006 2.900 (1) 24.900 2.766,67
Januari 2007 3.000 0.0
Februari 2007 2.650 1.0
Maret 2007 2.800 2.0
April 2007 3.200 3.0
Mei 2007 2.900 4.0

Penerapan rumus persamaan trend Y = a + bX pada perhitungan data di


muka akan menghasilkan nilai:

a = 2.766,67

Rata-rata K₂ = 2.766,67

Rata-rata K₂ = 2.077,78

n = yaitu jarak antara rata rata K₁ yang terletak pada bulan Mei 2006
(tanggal 15 Mei 2006) dengan rata-rata K₂ yang terletak pada bulan
Januari 2007 (15 Januari 2007).

Dengan demikian nilai b = (2.766,67 – 2.077,78) : 8 = 86,11. Jadi


persamaan fungsi trend adalah Y¹ = 2.766,67 + 86,11X.

Parameter X dihitung mulai dari bulan pada posisi rata-rata kelompok


dua (K₂). Oleh karena posisi rata K₂ terletak pada tanggal 15 Januari
2007, maka parameter dihitung mulai bulan Januari 2007, yaitu sebesar
0,0. Setelah itu, secara berturut-turut parameter X untuk bulan bulan
berikutnya akan bertambah satu angka. Dengan cara ini, maka taksiran
(forecast) penjualan dari bulan ke bulan selama tahun 2008 yang akan
dating dapat dihitung dengan cara memasukkan parameter X ke dalam
persamaan fungsi trend tersebut, seperti terlihat pada table berikut:

14
Bulan Y¹ X
(ribu botol)
Januari 2008 3.800 12.0
Februari 2008 3.886 13,0
Maret 2008 3.972 14,0
April 2008 4.058 15,0
Mei 2008 4.144 16,0
Juni 2008 4.231 17,0
Juli 2008 4.317 18,0
Agustus 2008 4.403 19,0
September 2008 4.489 20,0
Oktober 2008 4.575 21,0
November 2008 4.661 22,0
Desember 2008 4.747 23,0
Sedangkan nilai dari titik-titik yang membentuk garis lurus sebagai
pengganti garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis dapat
diketahui dengan menghitung nilai Y¹ (nilai trend) sejak bulan Januari
2006 sampai dengan bulan Mei 2007, seperti terlihat pada table berikut:

Bulan Y Y¹ X
(ribu botol) (ribu botol)
Januari 2006 2.500 1.733 (12)
Februari 2006 1.900 1.819 (11)
Maret 2006 1.600 1.906 (10)
April 2006 1.700 1.992 (9)
Mei 2006 2.000 2.078 (8)
Juni 2006 2.300 2.164 (7)
Juli 2006 2.200 2.250 (6)
Agustus 2006 1.800 2.336 (5)
September 2006 2.700 2.422 (4)
September 2006 2.700 2.422 (4)
Oktober 2006 2.300 2.508 (3)
November 2006 2.450 2.594 (2)
Desember 2006 2.900 2.681 (1)
Januari 2007 3.000 2.767 0,0
Februari 2007 2.650 2.853 1,0
Maret 2007 2.800 2.939 1,2
April 2007 3.200 3.025 1,3

15
Mei 2007 2.900 3.111 1,4
Catatan :

- Jika deretan nilai Y (nilai trend) tersebut digambarkan dalam grafik


akan membentuk garis lurus (linear)

- Perhatikan bulan September 2006 ditulis dua kali.

3. Metode Trend Moment

Sebagaimana halnya dengan Metode Trend Setengah Rata-rata maka


metode Trend Moment ini juga menggunakan cara-cara perhitungan Statistika
dan Matematika tertentu untuk mengetahui fungsi garis lurus sebagai
pengganti garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis perusahaan.
Dengan demikian pengaruh unsur subjektif juga dapat dihindarkan.

Sebagai ilustrasi berikut ini diberikan contoh, sehingga dapat memberikan


gambaran yang lebih jelas.

Misalkan data historis jumlah penjualan CV “Giga Isnanda” selama 18


(delapan belas) bulan sejak bulan Januari 2006 sampai dengan bulan April
2007 akan dipergunakan untuk menghitung taksiran penjualan (Budget
Penjualan) tahun 2008 yang akan datang, dengan menggunakan metode
penaksiran (forecasting) Trend Moment, sebagai berikut :

Bulan Y (ribu botol) X (XY) (X²)

Januari 2006 2.500 1 2.500 1


Februari 2006 1.900 2 3.800 4
Maret 2006 1.600 3 4.800 9
April 2006 1.700 4 6.800 16
Mei 2006 2.000 5 10.000 25
Juni 2006 2.300 6 13.800 36
Juli 2006 2.100 7 14.700 49
Agustus 2006 1.750 8 14.000 64
September 2006 2.700 9 24.300 81
Oktober 2006 2.300 10 23.000 100
November 2006 2.450 11 26.950 121
Desember 2006 2.900 12 34.800 144
Januari 2007 3.000 13 39.000 169
Februari 2007 2.650 14 37.100 196
Maret 2007 2.800 15 42.000 225
April 2007 3.200 16 51.200 256
Mei 2007 2.900 17 49.300 289
Juni 2007 3.300 18 59.400 324
Jumlah 44.050 171 457.450 2.109

16
Fungsi garis lurus Y¹ = a + bX dapat diketahui dengan menggunakan rumus :

(I) ∑ Y = an + b∑ X

(II) ∑ XY = a∑ X + b∑ X ²

Keterangan :

Y = Data historis

Y¹ = nilai trend moment

X = parameter pengganti waktu (bulan). Oleh karena deretan bulannya


berurutan, maka angka parameter X juga berurutan

Dengan menerapkan rumus tersebut maka dapatlah dihitung:

(II) 457.450 = 171a + 2.109b x 1,0

(I) 44.050 = 18a + 171b X 9,5

(II) 457.450 = 171a + 2.109b

38.975 = 485b

b = 80,44 (dibulatkan)

Jika nilai b = 80.44 dimasukkan ke dalam persamaan pertama, akan diperoleh


hasil :

(I) 44.050 = 18a + 171b

44.050 = 18a + (171 x 80.44)

44.050 = 18a + 13.756

30.294 = 18a

a = 1.683,01 (dibulatkan)

Jadi persamaan fungsi trend adalah Y¹ = 1.683,01 + 80.44X

Parameter X untuk bulan Juni 2007 adalah sebesar 18. Dengan demikian
maka parameter X untuk bulan Januari 2008 adalah sebesar 25. Dengan
memasukkan nilai parameter X ke dalam persamaan fungsi Trend moment
tersebut, maka taksiran (forecast) penjualan dari bulan ke bulan selama tahun
2008 yang akan datang dapat dihitung seperti terlihat pada table berikut :

17
Bulan Y¹ (ribu botol) X
Januari 2008 3.694 25
Februari 2008 3.775 26
Maret 2008 3.855 27
April 2008 3.935 28
Mei 2008 4.016 29
Juni 2008 4.096 30
Juli 2008 4.177 31
Agustus 2008 4.257 32
September 2008 4.338 33
Oktober 2008 4.418 34
November 2008 4.499 35
Desember 2008 4.579 36
Sedangkan nilai dari titik-titik yang membentuk garis lurus sebagai
pengganti garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis, dapat diketahui
dengan menghitung nilai Y¹ (nilai trend) sejak bulan Januari 2006 sampai
dengan bulan Juni 2007, seperti terlihat pada table berikut :

Bulan Y Y¹ X
(ribu botol) (ribu botol)
Januari 2006 2.500 1.763 1
Februari 2006 1.900 1.844 12
Maret 2006 1.600 1.924 3
April2006 1.700 2.005 4
Mei 2006 2.000 2.085 5
Juni 2006 2.300 2.166 6
Juli 2006 2.100 2.246 7
Agustus 2006 1.750 2.327 8
September 2006 2.700 2.407 9
Oktober 2006 2.300 2.487 10
November 2006 2.450 2.568 11
Desember 2006 2.900 2.648 12
Januari 2007 3.000 2.729 13
Februari 2007 2.650 2.809 14
Maret 2007 2.800 2.890 15
April 2007 3.200 2.970 16
Mei 2007 2.900 3.051 17
Juni 2007 3.300 3.131 18
Jumlah 44.050 44.050 171
Catatan :Jika deretan nilai Y¹ (nilai trend) tersebut digambarkan dalam
grafik akan membentuk garis lurus (linear).

4. Metode Trend Kuadrat Terkecil

Sebenarnya metode Trend Kuadrat Terkecil (lrast square) hanyalah


merupakan penyederhanaan dari metode Trend Moment, sehingga

18
mempermudah perhitungan-perhitungannya. Sebagaimana telah diutarakan di
muka, metode Trend Moment menggunakan rumus :

(I) ∑ Y = an + b∑ X

(II) ∑ XY = a∑ X + b∑ X²

Metode Trend Kuadrat Terkecil menyederhanakan rumus tersebut dengan


cara mengusahakan demikian rupa sehingga jumlah parameter X sama
dengan nol (∑ Y =0), maka rumus tersebut akan menjadi sederhana, yaitu :

(I) ∑ Y = an + 0 sehingga a = ∑ Y : n

(II) ∑ XY = 0 + b∑ X² sehingga b = ∑ XY : ∑ X²

Dengan demikian metode Trend Kuadrat Terkecil menggunakan rumus :

Y¹ = a + Bx

(I) a =∑ Y : n

(II) b = ∑ XY : ∑ X²

Dengan syarat ∑ X = 0

Sebagai ilustrasi,berikut ini diberikan dua buah contoh sehingga dapat


memberikan gambaran yang lebih jelas :

a. Metode Trend Kuadrat Terkecil dengan n Ganjil

Misalkan data historis jumlah CV “Giga Isnanda” selama 17 (tujuh


belas) bulan sejak bulan Januari 2006 sampai dengan bulan Mei 2007 akan
dipergunakan untuk menghitung taksiran penjualan (Budget Penjualan)
tahun 2008 yang akan dating, dengan menggunakan metode penaksiran
(forecasting) Trend Kuadrat Terkecil, maka akan terlihat sebagai berikut :

Bulan Y X (XY) (X²)


(ribu botol)
Januari 2006 2.500 (8) (20.000) 64
Februari 2006 1.900 (7) (13.300) 49
Maret 2006 1.600 (6) (9.600) 36
April 2006 1.700 (5) (8.500) 25
Mei 2006 2.000 (4) (8.000) 16
Juni 2006 2.300 (3) (6.900) 9
Juli 2006 2.100 (2) (4.200) 4

19
Agustus 2006 1.750 (1) (1.750) 1
September 2006 2.700 0 0 0
Oktober 2006 2.300 1 2.300 1
November 2006 2.450 2 4.900 4
Desember 2006 2.900 3 8.700 9
Januari 2007 3.000 4 12.000 16
Februari 2007 2.650 5 13.250 25
Maret 2007 2.800 6 16.800 36
April 2007 3.200 7 22.400 49
Mei 2007 2.900 8 23.200 64
Jumlah 40.750 0 31.300 408

Dari table perhitungan tersebut nampak bahwa parameter X


disusun dan diusahakan sedemikian rupa sehingga jumlahnya sama dengan
nol (∑ X=0). Dengan telah disusunnya parameter X seperti ini maka
dapatlah rumus metode Trend Kuadrat Terkecil yang sederhana tersebut
dipergunakan, sebagai berikut :

a = 40.750 : 17 = 2.397 (dibulatkan)

b = 31.300 : 408 = 76.72 (dibulatkan)

Jadi persamaan fungsi trend adalah Y¹ = 2.397,06 + 76,72X

Parameter X untuk bulan Januari 2007 adalah sebesar 8. Dengan


demikian maka parameter X untuk bulan Januari 2008 adalah sebesar 16.
Dengan memasukkan nilai parameter X ke dalam persamaan fungsi Trend
Kuadratik tersebut, maka taksiran (forecast) penjualan dari bulan ke bulan
selama tahun 2008 yang akan dating dapat dihitung, seperti terlihat pada
table berikut :

Bulan Y¹ X
(ribu botol)
Januari 2008 3.625 16
Februari 2008 3.701 17
Maret 2008 3.778 18
April 2008 3.855 19
Mei 2008 3.931 20
Juni 2008 4.008 21
Juli 2008 4.085 22
Agustus 2008 4.162 23
September 2008 4.238 24
Oktober 2008 4.315 25
November 2008 4.392 26
Desember 2008 4.468 27

20
Sedangkan nilai dari titik-titik yang membentuk garis lurus sebagai
pengganti garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis, dapat
diketahui dengan menghitung nilai Y¹ (nilai trend) sejak bulan Januari
2006 sampai dengan bulan Mei 2007, seperti terlihat pada table berikut :

Bulan Y Y¹ X
(ribu botol) (ribu botol)
Januari 2006 2.500 1.783 (8)
Februari 2006 1.900 1.860 (7)
Maret 2006 1.600 1.937 (6)
April 2006 1.700 2.013 (5)
Mei 2006 2.000 2.090 (4)
Juni 2006 2.300 2.167 (3)
Juli 2006 2.100 2.244 (2)
Agustus 2006 1.750 2.320 (1)
September 2006 2.700 2.397 0
Oktober 2006 2.300 2.474 1
November 2006 2.450 2.550 2
Desember 2006 2.900 2.627 3
Januari 2007 3.000 2.704 4
Februari 2007 2.650 2.781 5
Maret 2007 2.800 2.857 6
April 2007 3.200 2.934 7
Mei 2007 2.900 3.011 8
Jumlah 40.750 40.750 0

Catatan :Jika deretan nilai Y¹ (nilai trend) tersebut digambarkan dalam grafik
akan membentuk garis lurus (linear).

b. Metode Trend Kuadrat Terkecil dengan n Genap

Misalkan data historis jumlah penjualan CV “Giga Isnanda”


selama 18(delapan belas bulan sejak Januari 2006 sampai dengan bulan
Juni 2007 akan dipergunakan untuk menghitung taksiran penjualan
(Budget Penjualan) tahun 2008 yang akan datang dengan menggunakan
metode penaksiran (forecasting) Trend Kuadrat Terkecil, maka akan
terlihat sebagai berikut :

Bulan Y X (XY) (X²)


(ribu botol)
Januari 2006 2.500 (17) (42.500) 289
Februari 2006 1.900 (15) (28.500) 225
Maret 2006 1.600 (13) (20.800) 269
April 2006 1.700 (11) (18.700) 121
Mei 2006 2.000 (9) (18.000) 81

21
Juni 2006 2.300 (7) (16.100) 49
Juli 2006 2.100 (5) (10.500) 25
Agustus 2006 1.750 (3) (5.250) 9
September 2006 2.700 (1) (2.700) 1
Oktober 2006 2.300 1 2.300 1
November 2006 2.450 3 7.350 9
Desember 2006 2.900 5 14.500 25
Januari 2007 3.000 7 21.000 49
Februari 2007 2.650 9 23.850 81
Maret 2007 2.800 11 30.800 121
April 2007 3.200 13 41.600 169
Mei 2007 2.900 15 43.500 225
Juni 2007 3.300 17 56.100 289
Jumlah 44.050 0 77.950 1.938

Catatan :Perhatikan bahwa interval (jarak) anatrparameter X adalah 2

Dari table perhitungan tersebut nampak bahwa parameter X isusun dan


diusahakan sedemikian rupa sehingga jumlahnya sama dengan nol (∑ X =
0). Dengan telah disusunnya parameter X seperti itu maka dapatlah rumus
metode Trend Kuadrat Terkecil yang sederhana tersebut dipergunakan,
sebagai berikut :

a = 44.050 : 18 = 2.447,22 (dibulatkan)

b = 77.950 : 1.938 = 40,22 (dibulatkan)

Jadi persamaan fungsi trend adalah Y¹ = 2.447,22 + 40,22X

Parameter X untuk bulan Juni 2007 adalah sebesar 17. Dengan demikian
maka parameter X untuk bulan Januari 2008 adalah sebesar 31. Dengan
memasukkan nilai parameter X ke dalam persamaan fungsi Trend Kuadrat
Terkecil tersebut, maka taksiran (forecast)jualan dari bulan ke bulan 2008
yang akan dating dapat dihitung, seperti terlihat pada table berikut.

Bulan Y’ X
(ribu botol)
Januari 2008 3.694 31
Februari 2008 3.775 33
Maret 2008 3.855 35
April 2008 3.935 37
Mei 2008 4.016 39
Juni 2008 4.096 41

22
Juli 2008 4.177 43
Agustus 2008 4.257 45
September 2008 4.338 47
Oktober 2008 4.418 49
November 2008 4.499 51
Desember 2008 4.579 53

Sedangkan nilai dari titik-titik yang membentuk garis lurus sebagai


pengganti garis patah-patah yang dibentuk dari data historis dapat
diketahui dengan menghitung nilai Y’ (nilai trend) sejak bulan januari
2006 sampai dengan bulan juni 2007, seperti terlihat pada table berikut.

Bulan Y Y’ X
(ribu botol) (ribu botol)
Januari 2006 2.500 1.763 (17)
Februari 2006 1.900 1.844 (15)
Maret 2006 1.600 1.924 (13)
April 2006 1.700 2.005 (11)
Mei 2006 2.000 2.085 (9)
Juni 2006 2.300 2.166 (7)
Juli 2006 2.100 2.246 (5)
Agustus 2006 1.750 2.327 (3)
September 2006 2.700 2.407 (1)
Oktober 2006 2.300 2.487 1
November 2006 2.450 2.568 3
Desember 2006 2.900 2.648 5
Januari 2007 3.000 2.729 7
Februari 2007 2.650 2.809 9
Maret 2007 2.800 2.890 11
April 2007 3.200 2.970 13
Mei 2007 2.900 3.051 15
Juni 2007 3.300 3.131 17
Jumlah 44.050 44.050 0
Catatan; Jika deretan nilai Y’ (nilai trend)tersebut digambarkan dalam
grafik, akan membentuk garis lurus (linear)

5. Metode Trend Kuadratik

23
Sebagaimana telah diutarakan di muka, pada dasarnya semua
metode trend menggunakan prinsip yang sama , yaitu berusaha mengganti
atau mengubah garis patah-patah grafik dalam grafik yang dibentuk oleh
data historis , menjadi garis yang teratur bentuknya, agar dapa t digunakan
untuk melakukan penaksiran-penaksiran (forecasting). Adapun garis yang
lebih teratur tersebut secara umum dapat berbentuk garis lurus (linear),
dandapat pula berbentuk garis lengkung (nonlinear).
Contoh-contoh yang telah diberikan dimuka , baik metode trend
bebas , metode trend setengah Rata-rata , metode trend Moment , maupun
metode kuadrat terkecil, semuanya ditujukan untuk menemukan bentuk
garis lurus (linear) sebagai pengganti garis patah –patah yang dibentuk
oleh data historis . Dalam matematika garis lurus tersebut diformulasikan
dalam suatu persamaan atau fungsi garis lurus yaitu, Y = a + bX. Dengan
demikian metode-metode tersebut lebih sesuai digunakan oleh metode
perusahaan yang mempunyai deretan data historis yang memang
cenderung mengarah kegaris lurus. Sedangkan bagi perusahaan-
perusahaan yang mempunyai deretan data historis yang jika digambarkan
dalam grafik tidak cenderung mengarah bentuk kegaris lurus, melainkan
cenderung mengarah kebentuk garis lengkung. Maka metode-metode yang
telah diutarakan dimuka kurang sesuai untuk dipergunakan.
Bagi perusahaan-perusahaan yang mempunyai data historis yang
mengarah kebentuk garis lengkung (nonlinear) semacam ini tersedia dalam
beberapa metode penaksiran (forecasting) yang masing-masing
disesuaikan dengan bentuk kelengkungan garis tersebut bilamana deretan
data historis yang bersangkutan cenderung mengarah kegaris lengkung
yang berbentuk parabola , maka metode yang sesuai untuk dipergunakan
adalah metode Trend Kuadratik (parabolic). Dalam matematika, bentuk
parabola bentuk macam ini dinyatakan dalam suatu persamaan atau fungsi
parabola, yaitu:
Y’ = a = bX = cX2
Sebagai ilustrasi, berikut ini diberikan contoh , sehingga dapat
memberikan gambaran yang lebih jelas:
Misalkan data historis harga jual setiap peti dari produk yang
dihasilkan oleh PT “Dyah Pratiwi” selama 17 (tujuh belas) bulan sejak
dibulan januari 2006 sampai dengan mei 2007 yang akan dipergunakam
untuk menghitung taksiran harga jual untuk setiap peti (Budget Penjualan)
tahun 2008 yang akan datang adalah sebagai berikut:

No Bulan Y

24
(Rupiah)
1 Januari 2006 10.00
2 Februari 2006 9.100
3 Maret 2006 7.800
4 April 2006 7.200
5 Mei 2006 6.900
6 Juni 2006 7.000
7 Juli 2006 8.600
8 Agustus 2006 9.700
9 September 2006 10.550
10 Oktober 2006 11.00
11 November 2006 12.350
12 Desember 2006 13.300
13 Januari 2007 14.250
14 Februari 2007 15.350
15 Maret 2007 15.900
16 April 2007 15.900
17 Mei 2007 17.000
Apabila data historis tersebut digambarkan dalam grafik , maka
akan Nampak sebagai berikut :

Jika diperhatikan , gambar grafik tersebut cenderung untuk mengarah


kebentuk parabola, sehingga untuk melakukan penaksiran (forecasting) lebih
sesuai menggunakan metode Trend Kuadratik. Dengan demikian berdasar data
historis tentang harga jual setiap peti dari produk yang dihasilkan oleh PT “Dyah
Pratiwi” dimuka dapat dibuat perhitungan sebagai berikut:

Bulan Y X (XY) (X2) (X2Y) (X2)


(Rupiah)
Januari 2006 10.000 (8) (80.000,00) 64 640.000 4.096
Februari 2006 9.100 (7) (63.700) 49 445.900 2.401

25
Maret 2006 7.800 (6) (46.800) 36 280.800 1.296
April 2006 7.200 (5) (36.000) 25 180.000 625
Mei 2006 6.900 (4) (27.600) 16 110.000 256
Juni 2006 7.000 (3) (21.000) 9 63.000 81
Juli 2006 8.600 (2) (17.200) 4 34.400 16
Agustus 2006 9.700 (1) (9.700) 1 9.700 1
September 2006 10.550 0 0 0 0 0
Oktober 2006 11.000 1 11.000 1 11.000 1
November 2006 12.350 2 24.700 4 49.400 16
Desember 2006 13.300 3 39.900 9 119.700 81
Januari 2007 14.250 4 57.000 16 228.000 256
Februari 2007 15.350 5 76.750 25 383.750 625
Maret 2007 15.900 6 95.400 36 572.400 1.296
April 2007 15.900 7 111.300 49 779.100 2.401
Mei 2007 17.000 8 136.000 64 1.088.000 4.096
Jumlah 191.900 0 250.050 408 4.995.550 17.544
Menurut metode Trend Kuadratik, fungsi parabola sebagai pengganti
garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis tersebut dapat dihitung
denganrumus:

Y’ =a + bX + CX2

(I) ∑Y = an + c∑X2
(II) ∑XY = b∑X2
(III) ∑X2Y = a∑X2 + c∑X4
Dengan syarat ∑X = 0
Dengan menerapkan rumus tersebut maka dapatlah dihitung:

(III) 4.995.550 = 408a + 17.544c X 1,0


(I) 191.900 = 17a + 408c X 24,0
(III) 4.995.550 = 408a + 17.544c
(I) 4.605.600 = 408a + 9.729c

389.950 = 7.725c
C =50,30 (dibulatkan)
Jika nilai c = 50,30 dimasukkan ke dalam persamaan pertama, akan diperoleh
hasil:

(I) 191.900 = 17a +408c


191.900 = 17a + (408 X 50,30)
191.900 = 17a + 20.524
171.376 = 17a
a = 10.080,96(dibulatkan)
(II) 250.050 = 408b
b= 612,87 (dibulatkan)

26
jadi persamaan fungsi trend adalah:
Y’ = 10.080,96 + 612,87X + 50,30X2

Parameter X untuk bulan mei 2007 adalah sebesar 8. Dengan demikian


maka parameter X untuk bulan januari 2008 adalah sebesar 16. Dengan
memasukan nilai parameter X kedalam persamaan fungsi Trend Kuadratik
tersebut, maka taksiran (forecast) harga jual setiap peti dari bulan kebulan
selama tahun 2008 yang akan datang dapat dihitung, seperti terlihat pada table
berikut:

Bulan Y’ X
(ribu botol)
Januari 2008 32.764 16
Februari 2008 35.037 17
Maret 2008 37.411 18
April 2008 39.885 19
Mei 2008 42.460 20
Juni 2008 45.135 21
Juli 2008 47.911 22
Agustus 2008 50.787 23
September 2008 53.764 24
Oktober 2008 56.842 25
November 2008 60.020 26
Desember 2008 63.299 27
Sedangkan nilai dari titik-titik yang membentuk garis lengkung
sebagai pengganti garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis, dapat
diketahui dengan menghitung titik Y’ (nilai trend) sejak bulan Januari
2006 sampai dengan bulan Mei 2007, seperti terlihat pada table berikut :
Bulan Y Y’ X
(Rupiah) (Rupiah)
Januari 2006 10.000 8.397 (8)
Februari 2006 9.100 8.256 (7)
Maret 2006 7.800 8.215 (6)
April 2006 7.200 8.274 (5)
Mei 2006 6.900 8.434 (4)
Juni 2006 7.000 8.695 (3)
Juli 2006 8.600 9.056 (2)
Agustus 2006 9.700 9.518 (1)
September 2006 10.550 10.081 0
Oktober 2006 11.000 10.744 1
November 2006 12.350 11.508 2
Desember 2006 13.300 12.372 3
Januari 2007 14.250 13.337 4
Februari 2007 15.350 14.403 5
Maret 2007 15.900 15.569 6
April 2007 15.900 16.836 7

27
Mei 2007 17.000 18.203 8
Jumlah 191.900 191.900 0
Apabila data historis dan nilai trend kuadtratik tersebut
digambarkan dalam grafik, maka akan Nampak sebagai berikut :

6. Metode Regresi Tunggal


Metode regresi tunggal merupakan metode penaksiran
(forecasting) yang tidak hanya mendasarkan diri pada data historis dari
satu variabel saja, yaitu variable yang akan ditaksir itu sendiri, melainkan
juga menghubungkannya dengan satu variable lain yang diperkirakan
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perkembangan dari variable
yang akan ditaksir tersebut.
Misalkan berdasarkan pengalaman penjualan di waktu-waktu yang
lalu, PT “Tunas Mekar” menyimpulkan bahwa penjualan susu dalam
kaleng yang diproduksikannya sangat dipengaruhi oleh jumlah balita (bayi
dibawah usia lima tahun) yang ada di daerah pemasarannya. Misalkan data
historis jumlaj penjualan susu dan jumlah balita selama 18 bulan sejak
bulan januari 2006 sampai dengan bulan juni 2007 yang akan
dipergunakan untuk menghitung taksiran penjualan (Budget penjualan)
tahun 2008 yang akan datang, adalah sebagai berikut :

Y X
Bulan (ribu kaleng) (bayi)
Januari 2006 2.500 10.200

28
Februari 2006 1.900 9.750
Maret 2006 1.600 9.200
April 2006 1.700 9.500
Mei 2006 2.000 9.900
Juni 2006 2.300 10.100
Juli 2006 2.100 10.000
Agustus 2006 1.750 9.600
September 2006 2.700 10.650
Oktober 2006 2.300 10.150
November 2006 2.450 10.900
Desember 2006 2.900 11.400
Januari 2007 3.000 11.500
Februari 2007 2.650 11.000
Maret 2007 2.800 11.200
April 2007 3.200 11.850
Mei 2007 2.900 11.300
Juni 2007 3.300 11.750

Jumlah 44.050 189.950


Menurut metode regresi tunggal, persamaan atau fungsi regresi
tersebut dapat dihitung dengan rumus :
Yˈ = a + Bx
(I) ƩY = an + BƩX
(II) ƩXY = aƩX + bƩX2
Berdasarkan data historis tersebut dapatlah dibuat perhitungan Regresi
Tunggal sebagai berikut :
(II ) 472.065.000 = 189.950a + 2.016.252.500b |x 1,0|
(I) 44.050 =18a + 189.500b |x 9,5|

(II) 472.065.000 = 189.950a + 2.016.252.500b


(I) 464.849.841 = 189.950a + 2.004.500.139b
38.975 = 485b
b = 0.61 (dibulatkan)

jika nilai b = 0.61 dimasukan ke dalam persamaan pertama, akan diperoleh hasil :
(I) 44.050 =18a + 189.500b
44.050 =18a + (189.500 x 0.61)
44.050 =18a + 116.616
-72.566 = 18a

a = -4.031,46 (dibulatkan)

Jadi persamaan regresi adalah Yˈ = -4.031,46 + 0.61X.

29
Untuk dapat mengetahui taksiran penjualan produk susu dari bulan
ke bulan selama tahun 2008, terlebih dahulu perlu diketahui besarnya
taksiran (forecast) nilai variable X, atau jumlah balita, dari bulan ke bulan
selama tahun 2008 tersebut. Penaksiran ini dapat dilakukan dengan
menggunakan salah satu dari berbagai metode trend. Table berikut ini
menunjukan hasil penaksiran jumlah penjualan produk susu dari bulan ke
bulan berdasarkan hasil penaksiran (forecasting) jumlah balita dari bulan
ke bulan selama tahun 2008 :
Bulan Yˈ Xˈ
(ribu kaleng) (bayi)
Januari 2008 3.752 12.678
Februari 2008 3.836 12.815
Maret 2008 3.920 12.952
April 2008 4.004 13.089
Mei 2008 4.089 13.226
Juni 2008 4.173 13.363
Juli 2008 4.257 13.500
Agustus 2008 4.341 13.638
September 2008 4.425 13.775
Oktober 2008 4.509 13.912
November 2008 4.594 14.049
Desember 2008 4.678 14.186
Keterangan :
- Yˈ = taksiran penjualan produk susu
- Xˈ = taksiran jumlah balita
Sedangkan nilai regresi selama 18 bulan sejak bulan januari 2006
sampai dengan bulan juni 2007 dapat diketahui dengan memasukkan nilai
X ke dalam persamaan regresi, seperti terlihat pada table berikut :

Y X Yˈ
Bulan (ribu kaleng) (bayi) (ribu kaleng)
Januari 2006 2.500 10.200 2.231
Februari 2006 1.900 9.750 1.954
Maret 2006 1.600 9.200 1.617
April 2006 1.700 9.500 1.801
Mei 2006 2.000 9.900 2.046
Juni 2006 2.300 10.100 2.169
Juli 2006 2.100 10.000 2.108
Agustus 2006 1.750 9.600 1.862
September 2006 2.700 10.650 2.507
Oktober 2006 2.300 10.150 2.200
November 2006 2.450 10.900 2.660
Desember 2006 2.900 11.400 2.967

30
Januari 2007 3.000 11.500 3.029
Februari 2007 2.650 11.000 2.722
Maret 2007 2.800 11.200 2.845
April 2007 3.200 11.850 3.244
Mei 2007 2.900 11.300 2.906
Juni 2007 3.300 11.750 3.182

Jumlah 44.050 189.950 44.050


Koefisien korelasi adalah angka yang menunjukkan tinggi
rendahnya tingkat keeratan (keakraban) hubungan antara sesuatu variable
dengan variable yang lain yang diperkirakan mempengaruhinya. Koefisien
korelasi dapat dihitung dengan rumus :

r = n ∑ XY −¿ ¿ ¿

Hasil perhitungan akan memberikan tiga alternative dari nilai r (koefisien


korelasi) tersebut, yaitu :
a. Apabila nilai r mendekati nilai positif satu (+1), berarti bahwa variabel
X mempunyai pengaruh yang kuat dan positif terhadap perkembangan
variable Y. ini berarti bahwa apabila variable X bertambah, maka
variable Y akan mendorong untuk bertambah pula. Sebaliknya,
apabila variable X berkurang, maka variabel Y akan terdorong untuk
berkurang pula.
b. Apabila nilai r mendekati angka negatif satu (-1), berarti bahwa
variabel X mempunyai pengaruh yang kuat dan negatif terhadap
perkembangan variable Y. ini berarti bahwa apabila variable X
bertambah, maka variabel Y akan terdorong untuk berkurang.
Sebaliknya, apabila variable X berkurang, maka variabel Y akan
terdorong untuk bertambah.
c. Apabila nilai r mendekati angka nol, berarti bahwa variabel X kurang
berpengaruh terhadaap perkembangan variabel Y. Ini berarti bahwa
bertambah atau berkurangnya variabel X tidak akan banyak
berpengaruh terhadap perkembangan variable Y. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pemilihan data historis yang dijadikan
sebagai variabel X dalam regresi tunggal tersebut tidak dapat. Jadi
harus diganti dengan variabel yang lain, yang mempunyai nilai r
(koefisien korelasi) kuat, baik positif ataupun negatif.

7. Metode Statistika untuk Analisis Khusus


Beberapa analisis khusus yang dapat dilakukan oleh perusahaan
antara lain :
a.Analisis industri

31
Analisis ini dilakukan terutama untuk mengetahui pisisi
perusahaan dalam lingkungan industry secara keseluruhan. Dengan
analisis ini akan dapat diketahui seberapa besar peranan perusahaan
terhadap industri. Dalam kaitannya dengan Budget Penjualan, dengan
analisis industri antara lain akan dapat diketahui perbandingan antara
jumlah penjualan perusahaan dengan jumlah penjualan seluruh industri.
Atau dengan kata lain dapat diketahui berpa besar bagian dari
permintaan industry yang mampu dipenuhi (supply) oleh penjualan
perusahaan yang bersangkutan. Semakin besar bagian dari permintaan
industri yang mampu dipenuhi oleh penjualan perusahaan, berarti
semakin besar pula peranan perusahaan yang bersangkutan dalam
industri, serta semakin kuat posisinya di dalam persaingan. Sebaliknya,
semakin kecil bagian dari permintaan industri yang mampu dipenuhi
oleh penjualan perusahaan, berarti semakin kecil pula peranan
perusahaan yang bersangkutan dalam industri, serta semakin lemah
posisinya di dalam persaingan. Perbandingan antara jumlah penjualan
perusahaan dengan jumlah penjualan (permintaan) industri semacam ini
sering disebut dengan pangsa pasar (market share).
b.Analisis jenis produk
Analisis jenis produk (product line) ini diperlukan oleh perusahaan
yang memproduksikan lebih dari satu jenis barang hasil produksi. Oleh
karena itu masing-masing jenis produk yang dihasilkan tersebut
mempunyai pasar (segmen pasar) yang berbeda-beda mempunyai pola
perkembangan yang berbeda-beda, serta mempunyai variable-variabel
yang berbeda pula, maka penaksiran (forecasting) untuk waktu-waktu
yang akan dating juga memerlukan penanganan sendiri-sendiri. Dengan
demikian penerapan metode Statuistika dengan Matematika bagi jenis
produk yang satu tentunya akan berbeda dengan jenis produk lainnya.
c.Analisis pemakai akhir dari produk
Sebagaimana diketahui, ada perusahaan-perusahaan yang
menghasilkan barang-barang konsumsi, dan ada pula perusahaan-
perusahaan yang menghasilkan barang-barang industri. Produk yang
berupa barang konsumsi akan langsung digunakan oleh para pemakai
akhir (konsumen) untuk memenuhi kebutuhan mereka. Akan tetepi
produk yang berupa barang industri, tidak secara langsung dapat
dipergunakan oleh para pemakai akhir, melainkan akan menjadi bahan
masukan (input) bagi perusahaan lain untuk menyelenggarakan proses
produksi lebih lanjut. Oleh karena itu perkembangan penjualan dari
perusahaan yang menghasilkan barang industry tersebut banyak
dipengaruhi oleh perkembangan penjualan dari perusahaan yang
menyelenggarakan proses produksi lebih lanjut. Dengan demikian

32
perkembangan penjualan produk benang dari perusahaan permintaan
benang (misalnya), akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan
penjualan tekstil. Ini berarti bahwa bilamana perusahaan yang
menghasilkan sesuatu barang industri akan melakukan penaksiran
(forecasting), maka perlu pula mengadakan analisis terhadap pemakai
akhir terhadap produk yang dihasilkannya itu. Dengan demikian berbagai
metode Statistika dan Matematika dapat pula diterapkan dalam rangka
mengadakan analisis terhadap pemakai akhir tersebut (end used
analysis).
2.5 Bentuk Budget Penjualan
Tidak ada sesuatu bentuk standar yang harus dipergunakan oleh
perusahaan , jika akan menyusun Budget, termasuk budhet penjualan. Ini
berarti bahwa tiap-tiap perusahaan mempunyai kebebasan untuk
menentukan bentuk serta formatnya, disesuaikan dengan keadaan
perusahaan masing-masing. Yang perlu diingat adalah bahwa budget
penjualan sebagai budget pendukung rugi/laba (profit/loss supporting
budget) harus cukup sistematis dan terperinci, sehingga dapat berfungsi
sebagai pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja, dan sebagai alat
evaluasi (pengawasan) kerja. Untuk itu budget penjualan harus terperinci
berdasar jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang
yang akan dijual, harga barang yang akan dijual, waktu penjualan dan
tempat (daerah) penjualannya.

Perseroan Terbatas "Charisma"


Budget Penjualan
Januari 2008 - Juni 2008

33
Jumlah
Produk "Adiva"
Produk "Titan" (Rp 000)
Jumlah Harg Jumlah
Keterangan Harga
Botol (Rp Kaleng a (Rp
(Rp)
000) (Rp) 000)
           
Januari :              
4. 140.0 26.00 2 62.40
Jawa Barat 35.000 000 00 0 .400 0 202.400
4. 223.6 39.00 2 101.40
Jawa Tengah 52000 300 00 0 .600 0 325.000
4. 117.6 15.00 2 40.50
Jawa timur 28000 200 00 0 .700 0 158.100
Jumlah 115.000   481.200 80.000   204.300 685.500
               
Februari              
40.50 4. 162.0 33.00 2 79.20
Jawa Barat 0 000 00 0 .400 0 241.200
60.00 4. 258.0 44.50 2 115.70
Jawa Tengah 0 300 00 0 .600 0 373.700
32.00 4. 134.4 23.00 2 62.10
Jawa timur 0 200 00 0 .700 0 196.500
132.50 554.4 100.50 257.00
Jumlah 0   00 0   0 811.400
               
Maret              
45.00 4. 180.0 40.00 2 96.00
Jawa Barat 0 000 00 0 .400 0 276.000
66.00 4. 283.8 50.00 2 132.60
Jawa Tengah 0 300 00 0 .600 0 416.400
36.00 4. 151.2 31.00 2 83.70
Jawa timur 0 200 00 0 .700 0 234.900
147.00 615.0 121.00 312.30
Jumlah 0   00 0   0 927.300
               
April              
50.20 4. 200.8 47.00 2 112.80
Jawa Barat 0 000 00 0 .400 0 313.600
75.00 4. 322.5 57.00 2 148.20
Jawa Tengah 0 300 00 0 .600 0 470.700
40.00 4. 168.0 38.00 2 102.60
Jawa timur 0 200 00 0 .700 0 270.600
165.20 691.3 142.00 363.60
Jumlah 0   00 0   0 1.054.900

Perseroan Terbatas "Charisma"


Budget Penjualan

34
Januari 2008 - Juni 2008

Jumlah
Produk "Titan" Produk "Adiva" (Rp 000)
Keterangan Jumlah Jumlah
Harga Harga
Botol (Rp Kaleng (Rp
(Rp) (Rp)
000) 000)
Mei              
48.00 4.10 196.8 45.00 2.5 112.5
Jawa Barat 0 0 00 0 00 00 309.300
73.00 4.40 321.2 54.00 2.7 145.8
Jawa Tengah 0 0 00 0 00 00 467.000
38.00 4.30 163.4 36.00 2.7 97.2
Jawa timur 0 0 00 0 00 00 260.600
159.00 681.4 135.00 355.5
Jumlah 0   00 0   00 1.036.900
               
Juni              
46.00 4.10 188.6 43.00 2.5 107.5
Jawa Barat 0 0 00 0 00 00 296.100
70.00 4.40 308.0 51.00 2.7 137.7
Jawa Tengah 0 0 00 0 00 00 445.700
36.00 4.30 154.8 33.00 2.7 89.1
Jawa timur 0 0 00 0 00 00 243.900
152.00 651.4 127.00 334.3
Jumlah 0   00 0   00 985.700
               
Juli              
44.00 4.10 180.4 40.40 2.5 101.0
Jawa Barat 0 0 00 0 00 00 281.400
67.00 4.40 294.8 48.00 2.7 129.6
Jawa Tengah 0 0 00 0 00 00 424.400
34.00 4.30 146.2 30.00 2.7 81.0
Jawa timur 0 0 00 0 00 00 277.200
145.00 621.4 118.40 311.6
Jumlah 0   00 0   00 983.000
               
Agustus              
47.00 4.10 192.7 44.20 2.5 110.5
Jawa Barat 0 0 00 0 00 00 303.200
69.00 4.40 303.6 50.00 2.7 135.0
Jawa Tengah 0 0 00 0 00 00 438.600
35.00 4.30 150.5 31.00 2.7 83.7
Jawa timur 0 0 00 0 00 00 234.200
151.00 646.8 125.20 329.2
Jumlah 0   00 0   00 976.000

35
Perseroan Terbatas "Charisma"
Budget Penjualan
Januari 2008 - Juni 2008

Produk "Titan" Produk "Adiva"


Jumlah Jumlah Jumlah
Keterangan Harga Harga
Botol (Rp Kaleng (Rp (Rp 000)
(Rp) (Rp)
000) 000)
September              
51.50 4.20 216.3 46.50 2.6 120.90
Jawa Barat 0 0 00 0 00 0 337.200
72.00
Jawa Tengah 0 4.400 316.800 52.000 2.700 140.400 457.200
37.00 4.40 162.8 32.00 2.8 89.6
Jawa timur 0 0 00 0 00 00 252.400
160.50 695.9 130.50 350.90
Jumlah 0   00 0   0 1.046.800
               
Oktober              
54.00 4.20 226.8 49.00 2.6 127.40
Jawa Barat 0 0 00 0 00 0 354.200
74.00 4.40 325.6 55.00 2.7 148.50
Jawa Tengah 0 0 00 0 00 0 474.100
39.00 4.40 171.6 34.00 2.8 95.2
Jawa timur 0 0 00 0 00 00 266.800
167.00 724.0 138.00 371.10
Jumlah 0   00 0   0 1.095.100
               
November              
55.50 4.20 233.1 52.00 2.6 135.20
Jawa Barat 0 0 00 0 00 0 368.300
75.00 4.40 330.0 57.00 2.7 153.90
Jawa Tengah 0 0 00 0 00 0 483.900
41.00 4.40 180.4 33.00 2.8 92.4
Jawa timur 0 0 00 0 00 00 272.800
171.50 743.5 142.00 381.50
Jumlah 0   00 0   0 1.125.000
               
Desember              
53.00 4.20 222.6 50.00 2.6 130.00
Jawa Barat 0 0 00 0 00 0 352.600
73.00 4.40 321.2 56.00 2.7 151.20
Jawa Tengah 0 0 00 0 00 0 472.400
48.00 4.40 211.2 31.00 2.8 86.8
Jawa timur 0 0 00 0 00 00 298.000
Jumlah 174.00   755.0 137.00   368.00
0 00 0 0

36
1.123.000
2.6 Budget Potongan Penjualan
Sering kali perusahaan memberikan potongan penjualan (sales discount) kepada
para pembeli yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Misalnya syarat pembayaran
(term of payment) tersebut ditentukan sebesar 3/10, n/30, maka berarti bahwa :
1. Bilamana pembeli yang bersangkutanmelakukan pembayaran dalam jangka
waktu 10 hari sejak tanggal transaksi pembeliannya, maka kedepannya diberikan
potongan penjualan sebesar 3% darijumlah pembeliannya.
2. Bilamana pembeli yang bersangkutan melakukan pembayaran setelah lewat batas
waktu 10 (sepuluh) hari tersebut, maka kepadanya tidak diberikan potongan
penjualan, sehingga harus membayar penuh sebesar jumlah pembeliannya.
3. Batas terakhir kelambatan pembayarannya adalah dalam waktu 30 (tiga puluh)
hari sejak tanggal transaksi pembeliannya. Bilamana pembeli yang bersangkutan
belum juga melakukan pembayaran setelah lewat batas tersebut, berarti telah
melalaikan kewajibannya, yang berarti pula bahwa nama baiknya (bonafiditas)
muai diragukan. Sebagai pihak penjual, perusahaan dapat memberikan sanksi-
sanksi tertentu, seperti misalnya pembeli yang bersangkutan tidak diperkenankan
lagi melakukan pembelian, kecuali secara tunai (cash and carry), dan sebagainya.

Apabila syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan tersebut cukup


menarik bagi para calon pembeli (terutama besarnya persentase potongan yang
ditawarkan), maka di samping akan menjadi daya tarik dalam persaingan, juga akan
mendorong para pembeli untuk segera membayar. Akan tetapi apabila syarat
pembayaran yang ditawarkan tersebut kurang menarik, maka akan mendorong para
pembeli untuk menunda pembayarannya. Mereka akan memanfaatkan terlebih
dahulu uang mereka untuk keperluan usaha mereka yang lain, yang dianggap lebih
banyak mendatangkan keuntungan.

2.7 Bentuk Budget Potongan Penjualan


Sebagaimana halnya dengan Budget Penjualan, tidak ada suatu bentuk standar
yang harus dipergunakan oleh perusahaan jika akan menyusun Budget Potongan
Penjualan. Ini berarti bahwa tiap-tiap perusahaan mempunyai kebebasan untuk
menentukan bentuk serta formatnya, disesuaikan dengan keadaan perusahaan
masing-masing.

37
Sebagai ilustrasi, berikut ini diberikan sebuah contoh Budget Potongan
Penjualan, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih jelas:
Dimisalkan dari Budget Penjualan Perseroan Terbatas "Charisma" sebagaimana
diutarakan di muka, perusahaan menetapkan bahwa syarat pembayaran (term of
payment) yang ditawarkan kepada para calon pembeli tahun 2008 yang akan datang
adalah sebesar 4/10. n/30 untuk Produk "Titan", dan sebesar 5/10,n/30 untuk Produk
“Adiva"
Dari pengalaman, dengan syarat pembayaran tersebut diharapkan para calon
pembeli yang akan memanfaatkan tawaran potongan penjualan tersebut sebanyak
60% untuk Produk "Titan", yang terdiri dari 40% pembeli yang langsung membayar
tunai dan 20% pembeli yang membayar sebelum berakhimya batas waktu 10
(sepuluh) hari; serta sebanyak 70% untuk produk "Adiva", yang terdiri dari 50%
pembeli yang langsung membayar tunai dan 20% pembeli yang membayar sebelum
berakhirnya batas waktu 10 (sepuluh) hari.
Dengan demikian, dari rencana penjualan (Budget Penjualan) Produk "Titan"
bulan Januari 2008 di daerah pemasaran Jawa Barat sebesar Rp 140.000.000,00 akan
diberikan potongan penjualan sebesar = 4% x 60% x Rp140.000.000,00
=Rp3.360.000,00. Sedangkan dari rencana penjualan produk “Adiva” bulan Januari
2008 di daerah pemasaran Jawa Barat sebesar Rp62.400.000,00 akan diberikan
potong an penjualan sebesar = 5% x 70% xRp62.400.000,00 = Rp2.184.000,00.
Dengan cara perhitungan yang sama, maka dapatlah disusun Budget Potongan
Penjualan secara lengkap, sebagai berikut:

Perseroan Terbatas "Charisma"


Budget Potongan Penjualan
Januari 2008 - Juni 2008

"Titan" "Adiva" Jumlah


Keterangan
(Rupiah) (Rupiah) (Rp 000)
Januari      
Jawa Barat 3.360.000 2.184.000 5.544.000
Jawa Tengah 5.366.400 3.549.000 8.915.400
Jawa timur 2.822.400 1.417.500 4.239.900
Jumlah 11.548.800 7.150.500 18.699.300
       

38
Februari      
Jawa Barat 3.888.000 2.772.000 6.660.000
Jawa Tengah 6.192.000 4.049.500 10.241.500
Jawa timur 3.225.600 2.173.500 5.399.100
Jumlah 13.305.600 8.995.000 22.300.600
       
Maret      
Jawa Barat 4.320.000 3.360.000 7.680.000
Jawa Tengah 6.811.200 4.641.000 11.452.200
Jawa timur 3.628.800 2.929.500 6.558.300
Jumlah 14.760.000 10.930.500 25.690.500

Perseroan Terbatas "Charisma"


Budget Potongan Penjualan
Januari 2008 - Juni 2008

"Titan" "Adiva" Jumlah


Keterangan
(Rupiah) (Rupiah) (Rp 000)
April      
Jawa Barat 4.819.200 3.948.000 8.767.200
Jawa Tengah 7.740.000 5.187.000 12.927.000
Jawa timur 4.032.000 3.591.000 7.623.000
Jumlah 16.591.200 12.726.000 29.317.200
       
Mei      
Jawa Barat 4.723.200 3.937.500 8.660.700
Jawa Tengah 7.708.800 5.103.000 12.811.800
Jawa timur 3.921.600 3.402.000 7.323.600
Jumlah 16.353.600 12.442.500 28.796.100
       
Juni      
Jawa Barat 4.526.400 3.762.500 8.288.900
Jawa Tengah 7.392.000 4.819.500 12.211.500
Jawa timur 3.715.200 3.118.500 6.833.700
Jumlah 15.633.600 11.700.500 27.334.100
       
Juli      
Jawa Barat 4.329.600 3.535.000 7.864.600
Jawa Tengah 7.075.200 4.536.000 11.611.200
Jawa timur 3.508.800 2.835.000 6.343.800
Jumlah 14.913.600 10.906.000 25.819.600

39
       
Agustus    
Jawa Barat 4.624.800 3.867.500 8.492.300
Jawa Tengah 7.286.400 4.725.000 12.011.400
Jawa timur 3.612.000 2.929.500 6.541.500
Jumlah 15.523.200 11.522.000 27.045.200
       
September      
Jawa Barat 5.191.200 4.231.500 9.422.700
Jawa Tengah 7.603.200 4.914.000 12.517.200
Jawa timur 3.907.200 3.136.000 7.043.200
Jumlah 16.701.600 12.281.500 28.983.100

Perseroan Terbatas "Charisma"


Budget Potongan Penjualan
Januari 2008 - Juni 2008

"Titan" "Adiva" Jumlah


Keterangan
(Rupiah) (Rupiah) (Rp 000)
Oktober      
Jawa Barat 5.443.200 4.459.000 9.902.200
Jawa Tengah 7.814.400 5.197.500 13.011.900
Jawa timur 4.118.400 3.332.000 7.450.400
Jumlah 17.376.000 12.988.500 30.364.500
       
November      
Jawa Barat 5.594.400 4.732.000 10.326.400
Jawa Tengah 7.920.000 5.386.500 13.306.500
Jawa timur 4.329.600 3.234.000 7.563.600
Jumlah 17.844.000 13.352.500 31.196.500
       
Desember      
Jawa Barat 5.342.400 4.550.000 9.892.400
Jawa Tengah 7.708.800 5.292.000 13.000.800
Jawa timur 5.068.800 3.038.000 8.106.800
Jumlah 18.120.000 12.880.000 31.000.000

40
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Anggaran penjualan adalah rencana kerja perusahaan dimasa


mendatang pada suatu kurun waktu tertentu dibidang penjualan produk
perusahaan. Didalam anggaran penualan ini terkait beberapa variabel terkait,
seperti volue penjualan (dalam arti unit, meter, lembar, kilogram, ton, buah,
liter, barel, dan sebagainnya) dan harga jual per unitnya.
            Anggaran penjualan merupakan dasar dari penyusunnan  anggaran
lainnya dan umumnya disusun terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran
yang lainnya. Oleh sebab itu anggaran penjualan bisa disebut sebagai
anggaran kunci.  Anggaran penjualan juga bisa disefinisikan sebagai budget
yang direncanakan secara lebih terperinci penjualan perusahaan selama
periode yang akan datang yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis
(kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas) harga barang, waktu
penjualan, seta temapat/daerah penjualannya.
Kesimpulannya yang dimaksudkan dengan anggaran penjualan adalah
dasar penyusunan anggaran lainnya dan umumnya disusun terlebih dahulu
sebelum menyusun anggaran lainnya. Oleh karena itu, anggaran penjualan
sering disebut dengan anggaran kunci. Berhasil tidaknya sebuah perusahaan
bergantung pada keberhasilan bagian penjualan dalam meningkatkan
penjualannya. Penjualan merupakan ujung tombak dalam mencapai tujuan
perusahaan mencari laba secara maksimal. Kesalahan dalam penyusunan
anggaran penjualan mengakibatkan kesalahan pada anggaran yang lain.

41
DAFTAR PUSTAKA

M, Munandar. 2013. Budgeting perencanaan kerja pengkoordinasian kerja


pengawasan kerja. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA

Anda mungkin juga menyukai