Anda di halaman 1dari 16

BAB.

II

JENIS-JENIS ANGGARAN PERUSAHAAN.

A. Anggaran Penjualan.

Anggaran penjualan adalah: anggaran yang menerangkan secara terperinci tentang

penjualan perusahaan di masa datang di mana di dalamnya ada rencana tentang

jenis barang, jumlah, harga, waktu serta tempat penjualan barang.

Tujuan utama dari anggaran penjualan adalah:

a. Mengurangi ketidakpastian dimasa depan.

b. .Memasukkan pertimbangan /keputusan manajemen dalam proses perencanaan.

c. .Memberikan informasi dalam profit planing control.

d. Untuk mempermudah pengendalian penjualan.

Suatu anggaran penjualan yang lengkap sebaiknya menunjukkan gambaran sebagai


berikut :

a. Penjualan dirinci menurut bulan, kwartalan, semester dan tahunan.

b. Penjualan dirinci menurut jenis-jenis produk.

c. Penjualan dilakukan menurut daerah pemasaran.

B. Anggaran Produksi

Anggaran produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya mengenai


orang-orang, bahan-bahan, mesin-mesin, dan peralatan lain serta modal yang
diperlukan untuk memproduksi barang pada suatu priode tertentu dimasa depan sesuai
dengan apa yang dibutuhkan atau diramalkan.

Adapun tujuan dari perencanaan produksi adalah sebagai berikut :

a. Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, misalnya berapa hasil yang diproduksi
supaya dapat dicapai tingkat keuntungan dengan persentase tertentu dari
keuntungan setahun terhadap penjualan yang diinginkan.

b.Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil perusahaan ini tetap mempunyai
market share tertentu.

c. Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini bekerja pada tingkat efisien
tertentu.

d. Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan kesempatan


kerja yang sudah ada dapat sernakin berkembang.

3. Anggaran Bahan Baku

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan budget biaya


bahanmentah antara lain:

a. Budget unit kebutuhan bahan mentah.

b. Budget pembelian bahan mentah.

c. Metode Akuntansi (pembukuan bahan mentah) yang dipakai oleh perusahaan,


khususnya yang berhubungan dengan masalah penilaian bahan mentah yang diolah
dalam proses produksi

4. Anggaran Tenaga Kerja

Secara struktural, anggaran tenaga kerja harus sesuai dengan struktur rencana
tahunan, oleh karena itu anggaran ini harus menunjukkan biaya dan jam kerja langsung
menurut tanggung jawab, menurut waktu, dan menurut produk. Banyak perusahaan
mengembangkan standar-standar kerja yang realistis untuk banyak aktivitas. Standar
ini dibandingkan dengan hasil sebenarnya dan dilaporkan setiap hari. Laporan ini pada
dasarnya menunjukkan:

a. Jam yang dikerjakan sebenarnya.

b. Jam standar untuk produksi sebenarnya.

c. Selisih waktu

Di samping biaya kerja langsung sehari-hari, kadang laporan juga dibuat bulanan. Di
dalam laporan ini harus menyajikan informasi yang sebenarnya. Laporan ini
dimaksudkan manajemen untuk menilai status pengendalian. Laporan ini menggugah
manajemen untuk melakukan efisiensi operasi yang lebih tinggi. Laporan pelaksanaan
kerja langsung dapat berupa:

a. Laporan-laporan tersendiri.

b. Dimasukkan dalam laporan departemen

5. Anggaran Biaya Overhead.

Anggaran biaya overhead yaitu anggaran biaya yang berisikan biaya-biaya selain dari
biaya bahan baku dan tenaga kerja, yang ada pada proses produksi di
perusahaan.Karena kerumitan, maka pihak manajemen harus dengan bijaksana dan
hati-hati membuat keputusan yang menyangkut masalah biaya overhead ini, agar tidak
terjadi suatu anggaran yang menyimpang terlalu besa.

6.Anggaran Persediaan

Pada dasarnya unsur-unsur biaya yang terdapat dengan adanya persediaan terdiri
dari:a. Biaya pemesanan (Ordering Cost)
Yaitu: biaya yang timbul berkenan dengan adanya pemesanan barang dari
perusahaan kepada supplier. Contohnya biaya administrasi pembelian, biaya
pengangkutan, biaya bongkar, biaya penerimaan dan pemeriksaan. Biaya ini
relatif konstan untuk tiap kali pemesanan.

b.Biaya yang terjadi dari adanya persediaan (Inventory Carrying Cost).

Merupakan biaya yang timbul sebagai konsekuensi pengadaan sejumlah tertentu


persediaan di perusahaan. Contohnya yaitu biaya sewa gudang, gaji pengawas
dan pelaksana gudang, biaya peralatan, asuransi dan lain-lain. Biaya ini tidak
ada seandainya perusahaan tidak mengadakan persediaan.

c. Biaya kekurangan persediaan (Out of Stock Cost)

Yaitu biaya yang timbul akibat terlalu kecilnya persediaan dari yang seharusnya.
Sehingga perusahaan terpaksa mencari tambahan persediaan baru. Jadi,
perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan bila ingin memenuhi keinginan
langganan atau biaya-biaya yang timbul dari pengiriman kembali pesanan bila
pesanan ditolak.

d. Biaya yang berhubungan dengan kapasitas (Capacity AssciatedCost)

Merupakan biaya yang timbul berkenaan dengan terlalu besar atau kecilnya
kapasitas yang digunakan pada periode tertentu. Contohnya adalah upah
lembur, biaya latihan, biaya pemberhentian kerja dan biaya lain sebagai akibat
tidak digunakannya kapasitas.

7. Anggaran Barang Modal

Komponen kegiatan proses budget tahunan untuk perencanaan pengendalian


pengeluaran barang modal:

a. Menemukan dan membuat proyek penambahan barang modal dan kebutuhan


lain.
b. Membuat dan memperbaiki usulan penambahan barang modal, pengumpulan
data yang relevan tentang setiapusulan, termasuk setiap alternatif yang relevan

c. Menganalisis dan mengevaluasi semua penambahan barang modal, usulan dan


alternatif.

d. Membuat keputusan pengeluaran untuk barang modal untuk menyetujui altematif


yang terbaik dan memberikan keputusan proyek untuk alternatif yang dipilih.

e. Membuat budget pengeluaran untuk barang modal.

8. Anggaran Kas
Penyusunan anggaran ini mencakup dua sektor yaitu :
a. Sektor Penerimaan kas berasal dari:
– Penjualan tunai barang jadi yang diproduksi
– Penagihan Piutang
– Penjualan Aktiva tetap
– Penerimaan lain-lain (Non Operating), seperti misalnya penghasilan bunga,
- penghasilan sewa, penghasilan dividend, dan sebagainya.
b. Sektor pengeluaran kas berupa pengeluaran untuk biaya-biaya, baik biaya-biaya
utama (operating), maupun biaya-biaya bukan utama (non Operating), seperti :
– Pembelian tunai bahan mentah
– Pembayaran utang
– Pembayaran upah tenaga kerja langsung
– Pembayaran biaya pabrik tidak langsung
– Pembayaran biaya administrasi
– Pembayaran biaya penjualan
– Pembelian aktiva tetap
-Pembayaran lain-lain (non Opearting), seperti misalnya pembayaran biaya bunga,
pembayaran biaya sewa, dan sebagainya.
BAB III

ANGGARAN PENJUALAN

Berhasil tidaknya sebuah perusahaan bergantung pada keberhasilan bagian penjualan


dalam meningkatkan penjualannya.

Penjualan merupakan ujung tombak dalam mencapai tujuan perusahaan mencari laba
secara maksimal. Kesalahan dalam penyusunan anggaran penjualan mengakibatkan
kesalahan pada anggaran yang lain.

Dari pengetian tersebut, jelaslah bahwa budget penjualan hanyalah merupakan salah
satu bagian saja dari seluruh rencana perusahaan di bidang pemasaran (sales
planning). Beberapa rencana perusahaan di bidang pemasaran yang lain misalnya:

1. Rencana tentang sasaran atau tujuan pemasaran selama periode yang akan datang,
seperti misalnya mencapai laba maksimal, penetrasi pasar ( market penetration ),
pengembangan pasar (market develovment), mempertahankan market share,
memperkenalkan produk baru, dan sebagainya.
2. Rencana tentang organisasi penjualan yang akan dipergunakan selama periode yang
akan datang.
3. Rencana tentang saluran disrtibusi yang akan dipergunakan selama periode yang akan
datang.
4. Rencana tentang biaya distribusi selama periode yang akan datang.
5. Rencana tentang media-media promosi yang akan dipergunakan selama periode yang
akan datang.
6. Rencana tentang biaya promosi selama periode yang akan datang.
7. Rencana tentang pengembangan produk selama periode yang akan datang, dan
sebagainya.

Mengapa Anggaran Penjualan Diperlukan

Anggaran penjualan sangatlah diperlukan dalam memulai suatu usaha dalam


perusahaan. Karena perusahaan dapat mengetahui berapa target penjualan dan
berapa harga yang akan dijual untuk setiap produknya pada periode yang akan datang.
Dengan begitu perusahaan dapat menargetkan penjualan pada periode yang akan
datang sesuai apa yang diharapkan oleh perusahaan. 

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Penjualan

Menurut M. Nafarin (2007 : 169), bahwa anggaran penjualan dipengaruhi oleh


beberapa faktor diantaranya:

1. Faktor Pemasaran

Luas pasar, apakah bersifat lokal, regional, nasional,atau internasional; keadaan


persaingan, apakah bersifat monopoli, oligopoli, atau bebas; keadaan konsumen,
bagaimana selera konsumen apakah konsumen akhir atau konsumen industri.

2. Faktor Keuangan

Yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain mengenai kemampuan modal kerja
mendukung pencapaian target penjualanyang dianggarkan, seperti untuk membeli
bahan baku, membayar upah, biaya promosi produk dan lain-lain.

3. Faktor Ekonomis

Yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain dengan meningkatnya penjualan berarti
meningkatkan laba (rentabilitas) atau sebaliknya.

4. Faktor Kebijakan Perusahaan

Yaitu seperti kebijakan membuat produk dengan kualitas nomor satu sehingga
kesempatan untuk menjual produk nomor dua dan nomor tiga menjadi tertutup

5. Faktor Perkembangan Penduduk

Faktor perkembangan penduduk juga mempengaruhi anggaran, misalnya peningkatan


kelahiran dapat meningkatkan konsumsi susu, pakaian, mainan dan lain-lain.

6. Faktor Kondisi Politik, Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan

7. Faktor Teknis
Apakah kapasitas seperti mesin dan alat mampu memenuhi target penjualan yang
dianggarkan apakah bahan baku dan tenaga kerja mudah dan murah.

8. Faktor Lainnya

Apakah pada musim tertentu anggaran penjualan ditambah, apakah kebijaksanaan


pemerintah tidak berubah sampai lama anggaran yang disusun harus dapat
dipertahankan.

Sedangkan ada dua faktor lagi yang akan disebutkan dan harus dipertimbangkan dalam
penyusunan anggaran penjualan menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu (2007:45)
yaitu:

1. Faktor Intern
Yang termasuk dalam faktor intern adalah data, informasi, dan pengalaman yang
terdapat didalam perusahaan sendiri. Faktor- faktor tersebut yaitu:

a. Penjualan tahun-tahun yang lalu meliputi baik kualitas, kuantitas, harga, waktu
maupun tempat penjualannya.
b. Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan,
seperti tentang pemilihan saluran distribusi, pemilihan media-media promosi,
cara penetapan harga jual dan sebagainya.
c. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan serta kemungkinan perluasannya
diwaktu yang akan datang.
d. Tenaga kerja tersedia, baik jumlahnya maupun keterampilan dan keahliannya,
kemungkinan pengembangannya diwaktu yang akan datang.
e. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan perluasannya
diwaktu yang akan datang.

2. Faktor Ekstern
Yang termasuk dalam faktor ekstern adalah data, informasi, dan pengalaman yang
terdapat di luar perusahaan, tetapi di sana mempunyai pengaruh terhadap budget
penjualan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa:
a. Keadaan persaingan dipasar.
b. Posisi perusahaan dalam persaingan.
c. Tingkat pertumbuhan penduduk.
d. Tingkat penghasilan masyarakat.
e. Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan perusahaan, yang
terutama akan mempengaruhi dalam merencanakan harga jual dalam budget
penjualan yang akan disusun.
f. Agama, adat- istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
g. Berbagai kebijakan pemerintah baik dibidang politik, ekonomi, sosial, budaya,
maupun keamanan.
h. Keadaan perekonomian nasional maupun internasional.
i. Kemajuan teknologi, barang-barang substitusi, selera konsumen dan kemungkinan
perubahannya, dan sebagainya.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memprediksi penjualan yang


akan datang adalah :
1. Pengalaman masa lalu (volume penjualan)
2. Prospektif kebijaksanaan harga jual
3. Jumlah pesanan penjualan yang belum terpenuhi
4. Studi penelitian pasar
5. Kondisi ekonomi secara umum
6. Promosi
7. Persaingan dalam industri

Periode Anggaran Penjualan

periode anggaran penjualan:

1. Anggaran Penjualan Jangka Panjang (Strategi Sales Plan)

Anggaran penjualan yang waktunya sesuai dengan corporate plan, anggaran penjualan
jangka panjang biasanya dalam jumlah tahunan dan menyangkut analisis mendalam
mengenai potensi pasar di masa mendatang yang dapat diakibatkan oleh perubahan
populasi, keadaan perekonomian dan lain-lain.

2. Anggaran Penjualan Jangka Pendek (Tactical Sales Plan)

Anggaran penjualan yang periodenya biasanya hanya mencangkup satu tahun atau
dua belas bulan, lalu dirinci lagi dalam triwulan atau bulanan. Anggaran penjualan
jangka pendek harus disusun berdasarkan daerah pertanggung jawaban untuk
memudahkan perencanaan dan pengendaliannya. 

Langkah Dalam Menyusun Anggaran Penjualan.


Dalam menyusun anggaran penjualan, langkah yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan.

2. Menetapkan harga jual untuk produk tertentu dan daerah tertentu.

3. Membuat taksiran (ramalan penjualan) tiap jenis produk yang akan dijual dan
penentuan produk yang akan dijual pada daerah tertentu.

4. Memperhitungkan anggaran penjualan.

5. Menyusun anggaran penjualan

Bentuk Anggaran Penjualan


Tidak ada suatu bentuk standar yang harus dipergunakan oleh perusahaan jika
akan menyusun budget penjualan. Ini berarti tiap-tiap perusahaan mempunyai
kebebasan untuk menentukan bentuk serta formatnya. Namun harus mencakup
rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang
yang akan dijual, harga barang yang akan dijual, waktu penjualan serta tempat (daerah)
penjualan.
Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyusunan Anggaran Penjualan

a. Rincian jumlah dan jenis produk perusahaan.Anggaran penjualan hendaknya


menyebutkan dengan jelas jenis produk yang akan dijual serta jumlah unit dari
masing-masing produk tersebut. Walaupun nantinya seluruh penjualan akan
dijumlahkan, namun untuk keperluan pengawasan perlu masing-masing jenis
peroduk yang dijual tersebut diketahui jumlahnya.

b. Rincian daerah pemasaran.


Dewasa ini merupakan hal yang umum apabila suatu perusahaan mempunyai
daerah pemasaran yang cukup luas. Bagi perusahaan-perusahaan seperti ini di
dalam penyusunan anggaran penjualannya perlu untuk memperlihatkan kemana saja
produk perusahaan tersebut akan dijual. Hal ini sangat membantu para pelaksana
penjualan serta memudahkan pengawasan penjualan. Pada umumnya daerah
pemasaran yang luas ini akan dibagi menjadi beberapa daerah pemasaran dengan
dasar-dasar tertentu yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Dasar yang paling
umum digunakan adalah letak geografis dan tidak jarang pula yang mempergunakan
pembagian atas dasar kota tujuan atau kelompok kota tujuan pemasaran.

c. Diskriminasi harga
Didalam penentuan harga jual produk, terdapat beberapa perusahaan yang
menetapkan harga yang sama bagi penjualan produknya untuk seluruh daerah
pemasaran yang ada. Namun demikian tidak disangkal pula bahwa terdapat
beberapa perusahaan yang menerapkan kebijakan diskriminasi harga untuk daerah
yang berbeda. Untuk perusahaan-perusahaan semacam ini harga yang dapat
ditentukan untuk masing-masing daerah pemasaran tersebut harus jelas sehingga
dapat diketahui dan diawasi pelakksanaannya dengan mudah. Jika harga untuk
masing-masing daerah pemasaran ini tidak dijelaskan maka penjualan produk
perusahaan tersebut akan mengalami beberapa kesulitan didalam pemantauannya,
karena terdapat beberapa harga yang berbeda antara satu daerah dengan daerah
pemasaran yang lainnya.
 

d. Potongan harga
Didalam pelaksanaan penjualan produk perusahaan sangat sering dijumpai adanya
potongan harga. Bagi pembeli atau distributor yang membeli dalam jumlah tertentu,
atau pembayarannya dengan jangka waktu tertentu seringkali mendapatkan
perlakuan harga yang berbeda. Untuk memudahkan pengawasan penjualan produk
perusahaan ini, maka didalam anggaran yang disusun seharusnya disebutkan
seberapa banyak potongan yang akan diberikan oleh perusahaan sehubungan
dengan pembelian dengan persyaratan-persyaratan khusus tersebut. Pengawasan
pemberian potongan pembelian ini akan lebih mudah apabila perusahaan telah
mempersiapkan didalam anggaran yang ddisusun tersebut. Bagi perusahaan-
perusahaan dimana potongan pembelian ini merupakan hal yang rutin, misalnya
dihubungkan dengan waktu pembayaran, maka lebih baik bila anggaran penjualan
yang disusun tersebut dilengkapi dengan anggaran potongan pembelian.
Pelaksanaan penyusunan anggaran ini dapat disusun sendiri atau berdiri sendiri,
namun tidak jarang pula yang langsung digabungkan dengan anggaran penjualan
yang ada.

e. Pada umumnya anggaran penjualan ini disusun untuk satu periode atau satu tahun.
Namun untuk keperluan perencanaan, koordinasi dan pengawasan dalam
perusahaan tersebut selayaknya anggaran penjualan yang disusun ini juga
dilengkapi dengan rincian penjualan bulanan. Bahkan beberapa perusahaan yang
mendasarkan penyusunan anggaran penjualan dari pada pengecer, agen dan
distributor, tidak jarang disusun perencanaan penjualan produk perusahaan perbulan
dahulu baru kemudian dijadikan perencanaan tahunan dengan jalan menjumlahkan
seluruh penjualan bulanan yang ada. Namun bagi perusahaan yang menyusun
peramalan penjualan tahunan, pada umumnya pemecahan perencanaan penjualan
bulanan ini akan dilaksanakan atas dasar pola penjualan bulanan yang telah ada dari
beberapa periode yang telah lalu. Atas dasar pola ini ditentukan berapa besarnya
jumlah penjualan perbulan pada periode yang bersangkutan.
Semakin jelas anggaran penjualan dalam perusahaan tersebut disajikan, semakin
mudah pula manajemen perusahaan yang bersangkutan melaksanakan koordinasi dan
pengawasan kegiatan penjualan perusahaan ini.

Teknis Penyususan Anggaran Penjualan dan Ilustrasi


Ketika ingin menyusun anggaran penjualan, terlebih dahulu harus melihat data
penjualan pada periode yang lalu.

Contoh : PT. Usaha Maju yang berdiri pada tahun 2014 adalah perusahaan yang
memproduksi berbagai macam jenis boneka. Dalam menyusun anggaran
penjualan PT. Usaha Maju mengumpulkan data penjualan tahun lalu. 

Table 1, Data Penjualan untuk bulan berakhir Desember 2016

Keterangan Ukuran Besar Ukuran sedang Ukuran Kecil


Penjualan (unit) 3000 5000 8000
Harga Jual (unit) Rp100.000 Rp55.000 Rp.20.000
Rp300.000.000 Rp275.000.000 Rp160.000.000
Untuk bulan Januari 2017, manajemen PT.Usaha Maju menargetkan penjualan masing-
masing sebanyak 5%. 

PT. Usaha Maju


Anggaran Penjualan untuk Bulan Berakhir pada Januari 2017

Keterangan Ukuran Besar Ukuran sedang Ukuran Kecil


Penjualan (unit) 3150 5250 8400
Harga Jual (unit) Rp100.000 Rp55.000 Rp20.000

Rp315.000.000 Rp288.750.000 Rp168.000.000

Caranya :
1. dengan menambahkan persentase kenaikan penjualan pada periode yang lalu.

Penjualan bulan Januari = penjualan bulan Desember x(1+ Pertumbuhan Bulan


Januari).

Jadi penjualan (unit) untuk boneka di bulan Januari 2017 ialah

· Ukuran Besar 3000x(1+5%) = 3150 unit

· Ukuran Sedang 5000x(1+5%) = 5250 unit

· Ukuran Kecil 8000x(1+5%) = 8400 unit

2. menghitung harga penjualan


Penjualan (Rp) = Penjualan (unit) x harga jual perunit

· Ukuran Besar 3150 x Rp 100.000 = Rp 315.000.000

· Ukuran Sedang 5250 x Rp 55.000 = Rp 288.750.000

· Ukuran Kecil 8400 x Rp 20.000 = Rp 168.000.000

Dalam memperkirakan penjualan ada 4 metode yang dapat di pakai yaitu :

1. Metode Rata-rata Bergerak

2. Metode Trend Moment

3. Metode Perkiraan Asosiatif; Regresi dan Analisis Kolerasi

4. Metode Analisis Industri

Berikut contoh anggaran penjualan berdasarkan metode analisis industri

Pada bulan Desember 2016, PT. Usaha Maju menjual produknya sebesar 16.000 unit
dan penjualan industri pada saat itu 50.000 unit. Pada bulan Januari, Februari dam
Maret tahun 2017 mengalami kenaikan penjualan industri sebesar 5%, 10%, dan 5%.
Pangsa pasar untuk ketiga bulan tersebut sama seperti tahun sebelumnya.

Caranya :

1. Hitunglah pangsa pasar untuk perusaah PT. Usaha Maju


· Pangsa pasar bulan Desember 2017 = penjualan perusahaan / penjualan indutri

· Pangsa pasar bulan Desember 2017 = 16.000/50.000 = 32%

2. setelah mendapatkan pangsa pasar perusahaan, kemudian menghitung kenaikan


penjualan industri dan penjualan perusahaan.

Bulan Januari 2017

· Penjualan industri 2017 = 50.000 x(1+5%) = 52.500 unit

· Penjualan perusahaan 2017 = 52.500 x 32% = 16.800 unit

Bulan Februari 2017

· Penjualan industri = 52.500 x (1+10%) = 57.750 unit

· Penjualan perusahaan = 57.750 x 32% = 18.840 unit

Bulan Maret 2017

· Penjualan industri = 57.750 x (1+5%) = 60.638 unit

· Penjualan perusahaan = 60.638 x 32% = 19.405 unit

PT. Usaha Maju

Anggaran Penjualan untuk Triwulan yang berakkhir 31 Maret 2017

Keterangan Ukuran Besar Ukuran Sedang Ukuran kecil Total


Januari 4000 5000 6800 16800
Februari 4840 6000 8000 18840
Maret 4905 6500 8500 19405

Tujuan, Manfaat, Dan Fungsi Anggaran Penjualan


manfaat anggaran penjualan:

1. Untuk mengurangi ketidakpastian tentang pendapatan dimasa datang.


2. Untuk memasukkan kebijakan dan keputusan manajemen ke dalam proses
perencanaan (contoh dalam rencana pemasaran).

3. Untuk memberikan informasi penting berisi pembentukan elemen lain dari rencana
laba yang menyeluruh.

4. Untuk memudahkan pengendalian manajemen atas kegiatan penjualan yang


dilakukan.

Menurut Tendi Haruman & Sri Rahayu (2007:45) tujuan penyusunan anggaran
penjualan adalah :

“ Untuk merencanakan setepat mungkin tingkat penjualan pada periode yang akan
datang dengan memperhatikan data yang merupakan pencerminan kejadian yang
dialami perusahaan di masa lalu, khususnya di bidang penjualan “.

Sedangkan kegunaan dari anggaran penjualan ialah :

“ Sebagai pedoman kerja, alat koordinasi dan pengawasan kerja serta sebagai dasar
bagi penyusunan budget-budget lainnya “.

Fungsi dari anggaran penjualan dalam suatu perusahaan dapat disimpulkan yaitu:
1. Anggaran penjualan adalah dasar perencanaan atas kegiatan perusahaan pada
umumnya.
2. Anggaran penjualan sebagai alat koordinasi dan mengarahkan setiap pelaksanaan
divisi pemasaran.
3. Anggaran penjualan sebagai alat pengorganisasian.
4. Anggaran penjualan sebagai alat pengawasan bagi manajemen.

Anda mungkin juga menyukai