II
A. Anggaran Penjualan.
B. Anggaran Produksi
a. Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, misalnya berapa hasil yang diproduksi
supaya dapat dicapai tingkat keuntungan dengan persentase tertentu dari
keuntungan setahun terhadap penjualan yang diinginkan.
b.Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil perusahaan ini tetap mempunyai
market share tertentu.
c. Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini bekerja pada tingkat efisien
tertentu.
Secara struktural, anggaran tenaga kerja harus sesuai dengan struktur rencana
tahunan, oleh karena itu anggaran ini harus menunjukkan biaya dan jam kerja langsung
menurut tanggung jawab, menurut waktu, dan menurut produk. Banyak perusahaan
mengembangkan standar-standar kerja yang realistis untuk banyak aktivitas. Standar
ini dibandingkan dengan hasil sebenarnya dan dilaporkan setiap hari. Laporan ini pada
dasarnya menunjukkan:
c. Selisih waktu
Di samping biaya kerja langsung sehari-hari, kadang laporan juga dibuat bulanan. Di
dalam laporan ini harus menyajikan informasi yang sebenarnya. Laporan ini
dimaksudkan manajemen untuk menilai status pengendalian. Laporan ini menggugah
manajemen untuk melakukan efisiensi operasi yang lebih tinggi. Laporan pelaksanaan
kerja langsung dapat berupa:
a. Laporan-laporan tersendiri.
Anggaran biaya overhead yaitu anggaran biaya yang berisikan biaya-biaya selain dari
biaya bahan baku dan tenaga kerja, yang ada pada proses produksi di
perusahaan.Karena kerumitan, maka pihak manajemen harus dengan bijaksana dan
hati-hati membuat keputusan yang menyangkut masalah biaya overhead ini, agar tidak
terjadi suatu anggaran yang menyimpang terlalu besa.
6.Anggaran Persediaan
Pada dasarnya unsur-unsur biaya yang terdapat dengan adanya persediaan terdiri
dari:a. Biaya pemesanan (Ordering Cost)
Yaitu: biaya yang timbul berkenan dengan adanya pemesanan barang dari
perusahaan kepada supplier. Contohnya biaya administrasi pembelian, biaya
pengangkutan, biaya bongkar, biaya penerimaan dan pemeriksaan. Biaya ini
relatif konstan untuk tiap kali pemesanan.
Yaitu biaya yang timbul akibat terlalu kecilnya persediaan dari yang seharusnya.
Sehingga perusahaan terpaksa mencari tambahan persediaan baru. Jadi,
perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan bila ingin memenuhi keinginan
langganan atau biaya-biaya yang timbul dari pengiriman kembali pesanan bila
pesanan ditolak.
Merupakan biaya yang timbul berkenaan dengan terlalu besar atau kecilnya
kapasitas yang digunakan pada periode tertentu. Contohnya adalah upah
lembur, biaya latihan, biaya pemberhentian kerja dan biaya lain sebagai akibat
tidak digunakannya kapasitas.
8. Anggaran Kas
Penyusunan anggaran ini mencakup dua sektor yaitu :
a. Sektor Penerimaan kas berasal dari:
– Penjualan tunai barang jadi yang diproduksi
– Penagihan Piutang
– Penjualan Aktiva tetap
– Penerimaan lain-lain (Non Operating), seperti misalnya penghasilan bunga,
- penghasilan sewa, penghasilan dividend, dan sebagainya.
b. Sektor pengeluaran kas berupa pengeluaran untuk biaya-biaya, baik biaya-biaya
utama (operating), maupun biaya-biaya bukan utama (non Operating), seperti :
– Pembelian tunai bahan mentah
– Pembayaran utang
– Pembayaran upah tenaga kerja langsung
– Pembayaran biaya pabrik tidak langsung
– Pembayaran biaya administrasi
– Pembayaran biaya penjualan
– Pembelian aktiva tetap
-Pembayaran lain-lain (non Opearting), seperti misalnya pembayaran biaya bunga,
pembayaran biaya sewa, dan sebagainya.
BAB III
ANGGARAN PENJUALAN
Penjualan merupakan ujung tombak dalam mencapai tujuan perusahaan mencari laba
secara maksimal. Kesalahan dalam penyusunan anggaran penjualan mengakibatkan
kesalahan pada anggaran yang lain.
Dari pengetian tersebut, jelaslah bahwa budget penjualan hanyalah merupakan salah
satu bagian saja dari seluruh rencana perusahaan di bidang pemasaran (sales
planning). Beberapa rencana perusahaan di bidang pemasaran yang lain misalnya:
1. Rencana tentang sasaran atau tujuan pemasaran selama periode yang akan datang,
seperti misalnya mencapai laba maksimal, penetrasi pasar ( market penetration ),
pengembangan pasar (market develovment), mempertahankan market share,
memperkenalkan produk baru, dan sebagainya.
2. Rencana tentang organisasi penjualan yang akan dipergunakan selama periode yang
akan datang.
3. Rencana tentang saluran disrtibusi yang akan dipergunakan selama periode yang akan
datang.
4. Rencana tentang biaya distribusi selama periode yang akan datang.
5. Rencana tentang media-media promosi yang akan dipergunakan selama periode yang
akan datang.
6. Rencana tentang biaya promosi selama periode yang akan datang.
7. Rencana tentang pengembangan produk selama periode yang akan datang, dan
sebagainya.
1. Faktor Pemasaran
2. Faktor Keuangan
Yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain mengenai kemampuan modal kerja
mendukung pencapaian target penjualanyang dianggarkan, seperti untuk membeli
bahan baku, membayar upah, biaya promosi produk dan lain-lain.
3. Faktor Ekonomis
Yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain dengan meningkatnya penjualan berarti
meningkatkan laba (rentabilitas) atau sebaliknya.
Yaitu seperti kebijakan membuat produk dengan kualitas nomor satu sehingga
kesempatan untuk menjual produk nomor dua dan nomor tiga menjadi tertutup
7. Faktor Teknis
Apakah kapasitas seperti mesin dan alat mampu memenuhi target penjualan yang
dianggarkan apakah bahan baku dan tenaga kerja mudah dan murah.
8. Faktor Lainnya
Sedangkan ada dua faktor lagi yang akan disebutkan dan harus dipertimbangkan dalam
penyusunan anggaran penjualan menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu (2007:45)
yaitu:
1. Faktor Intern
Yang termasuk dalam faktor intern adalah data, informasi, dan pengalaman yang
terdapat didalam perusahaan sendiri. Faktor- faktor tersebut yaitu:
a. Penjualan tahun-tahun yang lalu meliputi baik kualitas, kuantitas, harga, waktu
maupun tempat penjualannya.
b. Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan,
seperti tentang pemilihan saluran distribusi, pemilihan media-media promosi,
cara penetapan harga jual dan sebagainya.
c. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan serta kemungkinan perluasannya
diwaktu yang akan datang.
d. Tenaga kerja tersedia, baik jumlahnya maupun keterampilan dan keahliannya,
kemungkinan pengembangannya diwaktu yang akan datang.
e. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan perluasannya
diwaktu yang akan datang.
2. Faktor Ekstern
Yang termasuk dalam faktor ekstern adalah data, informasi, dan pengalaman yang
terdapat di luar perusahaan, tetapi di sana mempunyai pengaruh terhadap budget
penjualan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa:
a. Keadaan persaingan dipasar.
b. Posisi perusahaan dalam persaingan.
c. Tingkat pertumbuhan penduduk.
d. Tingkat penghasilan masyarakat.
e. Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan perusahaan, yang
terutama akan mempengaruhi dalam merencanakan harga jual dalam budget
penjualan yang akan disusun.
f. Agama, adat- istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
g. Berbagai kebijakan pemerintah baik dibidang politik, ekonomi, sosial, budaya,
maupun keamanan.
h. Keadaan perekonomian nasional maupun internasional.
i. Kemajuan teknologi, barang-barang substitusi, selera konsumen dan kemungkinan
perubahannya, dan sebagainya.
Anggaran penjualan yang waktunya sesuai dengan corporate plan, anggaran penjualan
jangka panjang biasanya dalam jumlah tahunan dan menyangkut analisis mendalam
mengenai potensi pasar di masa mendatang yang dapat diakibatkan oleh perubahan
populasi, keadaan perekonomian dan lain-lain.
Anggaran penjualan yang periodenya biasanya hanya mencangkup satu tahun atau
dua belas bulan, lalu dirinci lagi dalam triwulan atau bulanan. Anggaran penjualan
jangka pendek harus disusun berdasarkan daerah pertanggung jawaban untuk
memudahkan perencanaan dan pengendaliannya.
3. Membuat taksiran (ramalan penjualan) tiap jenis produk yang akan dijual dan
penentuan produk yang akan dijual pada daerah tertentu.
c. Diskriminasi harga
Didalam penentuan harga jual produk, terdapat beberapa perusahaan yang
menetapkan harga yang sama bagi penjualan produknya untuk seluruh daerah
pemasaran yang ada. Namun demikian tidak disangkal pula bahwa terdapat
beberapa perusahaan yang menerapkan kebijakan diskriminasi harga untuk daerah
yang berbeda. Untuk perusahaan-perusahaan semacam ini harga yang dapat
ditentukan untuk masing-masing daerah pemasaran tersebut harus jelas sehingga
dapat diketahui dan diawasi pelakksanaannya dengan mudah. Jika harga untuk
masing-masing daerah pemasaran ini tidak dijelaskan maka penjualan produk
perusahaan tersebut akan mengalami beberapa kesulitan didalam pemantauannya,
karena terdapat beberapa harga yang berbeda antara satu daerah dengan daerah
pemasaran yang lainnya.
d. Potongan harga
Didalam pelaksanaan penjualan produk perusahaan sangat sering dijumpai adanya
potongan harga. Bagi pembeli atau distributor yang membeli dalam jumlah tertentu,
atau pembayarannya dengan jangka waktu tertentu seringkali mendapatkan
perlakuan harga yang berbeda. Untuk memudahkan pengawasan penjualan produk
perusahaan ini, maka didalam anggaran yang disusun seharusnya disebutkan
seberapa banyak potongan yang akan diberikan oleh perusahaan sehubungan
dengan pembelian dengan persyaratan-persyaratan khusus tersebut. Pengawasan
pemberian potongan pembelian ini akan lebih mudah apabila perusahaan telah
mempersiapkan didalam anggaran yang ddisusun tersebut. Bagi perusahaan-
perusahaan dimana potongan pembelian ini merupakan hal yang rutin, misalnya
dihubungkan dengan waktu pembayaran, maka lebih baik bila anggaran penjualan
yang disusun tersebut dilengkapi dengan anggaran potongan pembelian.
Pelaksanaan penyusunan anggaran ini dapat disusun sendiri atau berdiri sendiri,
namun tidak jarang pula yang langsung digabungkan dengan anggaran penjualan
yang ada.
e. Pada umumnya anggaran penjualan ini disusun untuk satu periode atau satu tahun.
Namun untuk keperluan perencanaan, koordinasi dan pengawasan dalam
perusahaan tersebut selayaknya anggaran penjualan yang disusun ini juga
dilengkapi dengan rincian penjualan bulanan. Bahkan beberapa perusahaan yang
mendasarkan penyusunan anggaran penjualan dari pada pengecer, agen dan
distributor, tidak jarang disusun perencanaan penjualan produk perusahaan perbulan
dahulu baru kemudian dijadikan perencanaan tahunan dengan jalan menjumlahkan
seluruh penjualan bulanan yang ada. Namun bagi perusahaan yang menyusun
peramalan penjualan tahunan, pada umumnya pemecahan perencanaan penjualan
bulanan ini akan dilaksanakan atas dasar pola penjualan bulanan yang telah ada dari
beberapa periode yang telah lalu. Atas dasar pola ini ditentukan berapa besarnya
jumlah penjualan perbulan pada periode yang bersangkutan.
Semakin jelas anggaran penjualan dalam perusahaan tersebut disajikan, semakin
mudah pula manajemen perusahaan yang bersangkutan melaksanakan koordinasi dan
pengawasan kegiatan penjualan perusahaan ini.
Contoh : PT. Usaha Maju yang berdiri pada tahun 2014 adalah perusahaan yang
memproduksi berbagai macam jenis boneka. Dalam menyusun anggaran
penjualan PT. Usaha Maju mengumpulkan data penjualan tahun lalu.
Caranya :
1. dengan menambahkan persentase kenaikan penjualan pada periode yang lalu.
Pada bulan Desember 2016, PT. Usaha Maju menjual produknya sebesar 16.000 unit
dan penjualan industri pada saat itu 50.000 unit. Pada bulan Januari, Februari dam
Maret tahun 2017 mengalami kenaikan penjualan industri sebesar 5%, 10%, dan 5%.
Pangsa pasar untuk ketiga bulan tersebut sama seperti tahun sebelumnya.
Caranya :
3. Untuk memberikan informasi penting berisi pembentukan elemen lain dari rencana
laba yang menyeluruh.
Menurut Tendi Haruman & Sri Rahayu (2007:45) tujuan penyusunan anggaran
penjualan adalah :
“ Untuk merencanakan setepat mungkin tingkat penjualan pada periode yang akan
datang dengan memperhatikan data yang merupakan pencerminan kejadian yang
dialami perusahaan di masa lalu, khususnya di bidang penjualan “.
“ Sebagai pedoman kerja, alat koordinasi dan pengawasan kerja serta sebagai dasar
bagi penyusunan budget-budget lainnya “.
Fungsi dari anggaran penjualan dalam suatu perusahaan dapat disimpulkan yaitu:
1. Anggaran penjualan adalah dasar perencanaan atas kegiatan perusahaan pada
umumnya.
2. Anggaran penjualan sebagai alat koordinasi dan mengarahkan setiap pelaksanaan
divisi pemasaran.
3. Anggaran penjualan sebagai alat pengorganisasian.
4. Anggaran penjualan sebagai alat pengawasan bagi manajemen.